Kompetensi Penting Bagi Seorang CIO Serta Pengaruhnya Terhadap Organisasi
Abdurrasyid(1112200642), Kelvinnicky(1112200402) , Sudiana(1112200390), Oke Umar
(1112200522)
Latar Belakang Sadar tidak sadar teknologi informasi (TI) telah menjadi bagian penting dalam membangun suatu organisasi atau perusahaan kearah yang lebih baik, seperti yang dikatakan pada penelitian penelitian sebelumnya yang mengatakan TI dapat meningkatkan kualitas produksi (Thatcher & Pingry, 2004), meningkatkan kinerja perusahaan (Buhler & Vidal, 2005), menigkatkan fleksibilitas perusahaan dalam merespon kebutuhan pelanggan (Gunasekaran & Ngai, 2004), serta meningkatkan komunikasi antara perusahaan dengan para pelanggan dan supliernya (Fiala, 2005). Namun manfaat TI pada perusahaan tidak serta merta dapat dirasakan perusahaan tanpa adanya proses yang membangun itu semua, dari penemuan ide dan inovasi hingga implementasinya, hal-hal tersebut tidak lepas dari pengaruh CIO atau manajer TI dalam memenej sumberdaya TI yang ada pada perusahaan, secara baik. CIO memiliki peran penting dalam perjalanan perusahaan, dalam penelitian lain mengatakan pimpinan TI senior memiliki peran penting dalam merencanakan segala infrastruktur dan sistem informasi strategis perusahaan (Byrd, Lewis, & Bradley, 2006). CIO merupakan motor utama penggerak dan penggagas inovasi berkaitan dengan TI yang diselaraskan dengan bisnis perusahaan, karna itulah dalam kapasitas sebagai seorang CIO, tidak bisa hanya mengandalkan pada soft skill namun dibutuhkan kemampuan kemampuan lain yang mampu mendukung kinerjanya dalam membangun perusahaan. Tidak semua CIO sukses dalam karirnya, tidak sedikit pula yang gagal dan tidak mampu membawa TI sebagai pendukung dari bisnis perusahaan, maka perlu diketahui hal hal yang menjadi hambatan serta aspek aspek penting yang harus diperhatikan, selain itu kemampuan kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang CIO dan bagaimana menilai kinerja berhasil tidaknya CIO dalam membangun bisnis perusahaan yang didukung oleh teknologi informasi
Tinjauan Pustaka
Kompetensi Dalam porsi sebagai seorang CIO maka dia harus mampu untuk mengintegrasikan berbagai hal dan domain domain yang ada pada perusahaan, diperlukan kompetensi kompetensi untuk memenej semuanya, kompetensi merupakan konseptualisasi yang merupakan gabungan antara pengetahuan dan pengalaman (Bassellier, Benbasat, & Reich, 2003). Pengetahuan (knowledge) merupakan bagian dari kompetensi namun kompetensi tidak hanya sekedar itu, kompetensi didasarkan pada kebiasaan sehari hari (pengalaman) (Orlikowski, 2002). Dalam penelitian lain mengatakan kompetensi lebih dari sekedar pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang, namun bagaimana pengetahuan tersebut diaplikasikan dalam kebisaan sehari hari (Brown & Duguid, 1998). Kompetensi merupakan proses dari mencari dan pembelajaran, mencakup berbagai tipe pengetahuan dan aktifitas, yang akan memberikan dampak kepada kinerja (Karnoe, 1995).
Teknologi Manajemen Pengembangan Sistem Aplikasi Akses Kedalam Pengetahuan Pengalaman Dalam Proyek Pengalaman dalam Manajemen TI Pengetahuan TI Pengalaman TI Kompetensi
Gambar 1 . Hubungan pengetahuan dan pengalaman dalam kompetensi (Bassellier, Benbasat, & Reich, 2003)
Kompetensi SI Banyak referensi yang memaparkan kompetensi kompetensi yang harus dimiliki oleh perusahaan yang menerapkan SI. 1. Model kompetensi yang dikeluarkan oleh Peppard dan Wards (2004), yang membagi kompetensi kedalam enam domain dan dari keenam domain kompetensi terdapat 26 kompetensi SI yang harus dimiliki oleh seorang CIO, detailnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Competency Domain Kompetensi SI 1. Memformulasikan strategi 1. Strategi bisnis 2. Inovasi teknologi 3. Kriteria investasi 4. Information governance 2. Mendefinisikan kontribusi SI 1. Prioritisasi 2. Keselarasan strategi SI 3. Desain proses bisnis 4. Peningkatan performa bisnis 5. Inovasi sistem dan proses 3. Mendefinisikan kapabilitas TI 1. Pengembangan infrastruktur 2. Analisa teknologi 3. Strategi sourcing 4. Ekploitasi 1. Keuntungan perencanaan 2. Benefit delivery 3. Memenej perubahan 5. Pemberian solusi 1. Pengembangan aplikasi 2. Menajemen servis 3. Manajemen aset informasi 4. Manajemen implementasi 5. Penerapan teknologi 6. Kelangsungan bisnis dan keamanan 6. Suplai 1. Hubungan suplier 2. Standar teknologi 3. Akuisisi teknologi 4. Manajemen aset dan biaya 5. Pengembangan staf TI / SI Tabel 1. Model kompetensi SI (Peppard & Ward, 2004)
Keenam domain diatas telah digunakan sebagai acuan dalam penelitian penelitian yang dilakukan salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Cragg, Caldeira, & Ward (2006) dimana mereka meneliti bagaimana keterkaitan antara kompetensi yang dikeluarkan oleh Peppard pada perusahaan skala kecil, dari hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2002, ternyata perusahaan kecil setidaknya memiliki setengahnya dari total kompetensi yang harus dimiliki perusahaan yang menerapkan TI, seperti gambar dua dan tiga yang terlihat dibawah.
Gambar 2. Faktor kunci manajerial dan keterkaitan dengan kompetensi SI
Studi ini menemukan bahwa kemampuan teknis adalah faktor yang signifikan yang membedakan pemimpin TI dari satu dan lainnya. Ini mengakui pentingnya kemampuan teknis dalam perusahaan kecil. Aspek penting dari kemampuan teknis adalah: sistem kustomisasi, spesialis keterampilan TI, dan keahlian pengembangan sistem (gambar 3). Cragg (2002) juga memberikan indikasi tentang bagaimana perusahaan kecil mengembangkan kemampuan teknis mereka. Perusahaan-perusahaan menunjukkan preferensi yang mengandalkan keahlian TI internal bukan ahli eksternal. Beberapa perusahaan kecil mampu melakukannya dengan baik tanpa melibatkan konsultan TI. Sebaliknya, mereka lebih suka untuk mengelola proyek TI sendiri, termasuk semua kontak dengan vendor. Kesuksesan mereka adalah sebagian karena mereka
mendapatkan pengetahuan IT selama bertahun-tahun, misalnya, dari pengalaman upgrade sistem utama, dari diskusi informal dengan teman sebaya, dan dari membaca berbagai majalah manajemen
Gambar 3 . faktor kunci teknis dan kaitannya dengan kompetensi SI
2. Model kompetensi yang dikeluarkan oleh ravarini (2001), dimana menurutnya kompetensi seorang CIO dapat dilihat dari tiga dimensi dimensi utama yakni. a. Know How to Be : pada dimensi ini berkaitan dengan mental, fisik, sikap, dan segala hal yang berkaitan dengan identitas personal. Interpersonal skills :kemampuan untuk membangun dan merawat hubungan dan komunikasi yang baik dalam perusahaan, dan dengan konsultan eksternal (Lee, Trauth and Farwell 1995; DeLisi, Danielson and Posner, 1998; Feeny and Wilcocks, 1998;) Holistic vision : kemampuan untuk melihat suatu organisasi secara menyeluruh, semua mengejar tujuan yang sama, walaupun dari divisi divisi yang berbeda (Heene and Sanchez, 1997; DeLisi et al., 1998; McCartney, 1999). Long term vision : kemampuan untuk mengevaluasi kpnsekuensi dari keputusan jangka panjang dan kesempatan strategis yang dapat dimungkinkan oleh inovasi teknologi (Brown and Weitzel, 1988; Bradley, Hausman and Nolan, 1993; Earl, 1993; Feeny and Wilcocks, 1998) Effective leadership : kemampuan untuk mendefinisikan tujuan yang harus dipenuhi serta mampu membuat seisi perusahaan mengejar satu tujuan yang sama (Feeny, Edwards and Simpson, 1992; King, 1997; DeLisi et al., 1998; Feeny and Wilcocks, 1998; McCartney, 1999) Propensity to innovation : memiliki kecenderungan untuk selalu meningkatkan kemampuan diri sendiri agar siap ketika dihadapkan dengan keputusan untuk menerapkan teknologi baru yang diimplementasikan terhadap bisnis perusahaan (Feeny, Edwards, & Simpson.,1992). b. Know What : domain ini berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman akan hal - hal, baik berupa, tugas tugas, metode, peran, yang ada pada perusahaan. Managerial Knowledge (DeLisi et al., 1998; Feeny and Wilcocks, 1998; McCartney, 1999). Internal Business knowledge (Benbasat et al., 1980; Feeny et al., 1992; Earl and Feeny, 1994; Lee et al., 1995; DeLisi et al., 1998; Feeny and Wilcocks, 1998), External Business knowledge (DeLisi et al., 1998) Theoretical Knowledge (Feeny et al., 1992; Earl and Feeny, 1994; Lee et al., 1995; King, 1997; Feeny and Wilcocks, 1998); c. Know How : memiliki pengetahuan dalam praktek praktek dan solusi yang dibutuhkan dalam aktifitas manajemen SI. Technical Expertise (Feeny et al., 1992; Earl and Feeny, 1994; Lee et al., 1995; King, 1997; Feeny and Wilcocks, 1998). Planning capabilities (Feeny et al., 1992; King, 1997). Organizational impacts assessment capability (DeLisi et al., 1998; Feeny and Wilcocks, 1998; McCartney, 1999). 3. Kompetensi SI model Gartners dimana model ini memiliki total 25 kompetensi yang dibagi dalam tiga domain, seperti pada tabel dibawah ini.
Teknikal Bisnis Behavioral 1. Memahami sistem dan teknologi yang ada 1. Memahami pendekatan dan praktek bisnis 1. Berjiwa pemimpin, penginspirasi, dan membangun kepercayaan 2. Mendesain dan melakukan pengembangan aplikasi 2. Memahami organisasi bisnis, politik dan budaya 2. Berfikir kreatif dan inovatif 3. Menerapkan prosedur, metode dan alat 3. Memiliki sifat komersil 3. Berfokus pada hasil 4. Mengintegrasikan sistem 4. Memahami dan menganalisa situasi komtetitif 4. Berfikir secara strategis 5. Mendesain arsitektur teknis 5. Memenej proyek 5. Coaching, pendelegasi, dan pengembang 6. Memahami pentingnya teknologi 6. Memenej perubahan pada bisnis akibat aplikasi TI 6. Membangun hubungan dan teamwork 7. Merencanakan, prioritas, dan mengadministrasikan pekerjaan 7. Berpengaruh dan mampu mengajak 8. Berkomunikasi / mendengarkan dan mengumpulkan informasi 8. Pandai bernegosiasi 9. Fokus pada pelanggan 9. Mampu menyelesaikan konflik dan masalah 10. Mudah beradaptasi Tabel 1. Model kompetensi SI (Broadbent & Kitzis, 2005)
Pembahasan Dari ketiga model kompetensi SI yang dipaparkan diatas dapat dirangkum beberapa hal yang paling penting yang harus dimiliki oleh seorang CIO, kompetensi kompetensi itu adalah sebagai berikut: 1. Seorang CIO harus memiliki kemampuan teknis yang baik, sehingga ketika seorang CIO dihadapkan pada masalah, dia mampu untuk memberikan solusi yang baik dengan mengusung teknologi tepat yang dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan, dan solusi yang diberikan selaras dengan tujuan visi dan misi organisasi dimana dia berada. Untuk itu seorang CIO harus terus mengembangkan kemampuan diri tidak hanya dalam kemampuan bisnis tapi kemampuan teknis pun harus dimiliki oleh seorang CIO, memahami teknologi teknologi terbaru, karna bagaimanapun teknologi selalu berkembang, ini yang menuntuk seorang pemimpin TI untuk terus mengembangkan dari sisi teknis. 2. Seorang CIO harus memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, kepemimpinan CIO yang baik dapat ditunjukan dari bagaimana dia merancang visi dan misi TI terhadap perkembangan perusahaan, mampukan dia merangkul para stakeholder untuk dapat bersama sama mencapai strategi yang dirancangnya hingga dapat tercapai, seorang CIO harus mampu menggunakan emosional intelegensia dalam pekerjaannya, sehingga orang yang dihadapi tidak hanya faham akan misi apa yang dibawa, namun mau melakukannya dengan penuh tanggung jawab. 3. Seorang CIO harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, kemampuan komunikasi sangat diperlukan oleh seorang CIO karna seorang CIO harus menjalin komunikasi dengan banyak pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan, sebut saja CEO, dan CFO, serta konsultan eksternal, suplier dan termasuk juga customer, dengan membangun komunikasi yang baik, maka akan menciptakan hubungan yang baik sehingga dapat melancarkan strategi visi dan misi TI yang telah dibangun dan dapat mendukung perusahaan menjadi lebih profit. 4. Seorang CIO harus memiliki kemampuan bisnis yang baik, karna seorang CIO tidak hanya berfikir mengenai teknis, dan juga dia tidak hanya berkomunikasi dengan para profesional TI saja, maka kemampuan bisnis yang baik merupakan kompetensi penting yang harus dimiliki oleh seorang CIO, ketika seorang CIO berhadapan dengan CFO dia harus mampu memberikan wawasan akan keuntungan yang dapat diberikan suatu teknologi sesuai dengan investasi yang dikeluarkan dengan perhitungan perhitungan keuangan yang biasa digunakan oleh CFO, saat berhadapan dengan CEO dia harus mampu meyakinkan bahwa dia memiliki strategi yang dapat memberikan kemajuan bagi perusahaan, ketika berhadapan dengan stokeholder, dia harus mampu meyakinkan kepercayaan para penanam modal untuk terus menginvestasikan asetnya kepada perusahaan, ketika berhadapan dengan customer selama perusahaan memiliki produk yang berhubungan dengan TI dia harus dapat meyakinkan kepada pelanggannya untuk terus menggunakan produk yang ditawarkan perusahaan, untuk meyakinkan itu semua maka diperlukan kemampuan bisnis yang baik.
Keempat domain kompetensi diatas harus dimiliki oleh seorang CIO, karna dengan hanya memiliki sebagian saja, akan mengganggu kinerja seorang CIO menjadi tidak maksimal, visi dan misi perusahaan yang terbengkalai tanpa ada tindak lanjut, terjadinya resistensi bawahannya terhadap visi dan misi perusahaan, kehilangan investor, menurunnya tingkat pelanggan, menjadi beberapa contoh hal yang akan ditimbulkan jika seorang CIO hanya memiliki sebagian dari kompetensi diatas dan CIO harus bertanggung jawab akan hal tersebut, karna seorang CIO tidak hanya berfikir sebagai seorang manajer TI yang hanya mengurusi operasional TI dalam perusahaan, tetapi seorang CIO harus berfikir bagaimana meningkatkan finansial perusahaan yang dihasilkan dari sisi TI. Pengaruh CIO akan maksimal jika perusahaan percaya pada seorang CIO dan diletakan pada posisi dimana dia sebagai bagian dari strategis perusahaan, terkadang kompetensi diatas tidak akan berpengaruh jika manajemen meletakan CIO hanya sebagai bagian dari sisi operasional saja, jika itu terjadi kata CIO sama derajatnya dengan manajer TI, dan dia tidak bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian yang terjadi. Dalam menentukan seorang CIO yang tepat bagi perusahaan, manajemen harus ikut ambil peran dan terlibat dalam memikirkan akan butuh tidaknya perusahaan terhadap seorang CIO, beberapa pertanyaan yang harus dijawab sebelum menentukan CIO. 1. Apa saja kekuatan-kekuatan eksternal yang mampu dilakukan oleh perusahaan? Apakah seorang CIO dapat memenejnya? 2. Apakah perusahaan melihat lembaga CIO sebagai mitra strategis? Jika tidak, dimana posisi yang tepat bagi CIO agar menjadi aset dalam menangani kebutuhan perusahaan yang paling mendesak ? 3. Apakah perusahaan yakin dengan adanya CIO dapat memberikan kontribusi bagi keberhasilan perusahaan? Saat perusahaan sudah yakin memang seorang CIO yang dibutuhkan, maka perusahaan harus meyakinkan bahwa empat domain kompetensi diatas, dimiliki oleh seorang calon CIO perusahaan.
Kesimpulan Menjadi seorang CIO tidaklah mudah, karna seorang CIO tidak hanya berfikir bagaimana operasional TI berjalan dengan baik di perusahaan, tetapi juga berfikir bagaimana agar TI dapat meningkatkan financial perusahaan, dengan merumuskan strategi strategi yang tepat, sejalan dengan visi dan misi perusahaan serta berlandaskan pada pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan kemampuan perusahaan. Perusahaan harus mendukung CIO dan menjadikannya sebagai bagian dari mitra bisnis perusahaan. Untuk menjadi seorang CIO diperlukan empat domain kompetensi utama yang harus dimiliki 1. Seorang CIO harus memiliki kemampuan teknis yang baik 2. Seorang CIO harus memiliki jiwa kepemimpinan yang baik 3. Seorang CIO harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik 4. Seorang CIO harus memiliki kemampuan bisnis yang baik Keempat domain kompetensi ini dapat menggambarkan apakah seorang CIO dapat membawa perusahaan kearah perubahan yang lebih baik, adapun aktifitas yang harus dilakukan dapat mengacu kepada teori teori yang dipaparkan diatas sehingga menjadi kesatuan yang lebih komprehensif.
Daftar Pustaka Bassellier, V., Benbasat, I., & Reich, H. B. (2003). The Influence of Business Managers' IT Competence on Championing IT. Information System Research , 317 - 336. Broadbent, M., & Kitzis, E. (2005). The New CIO Leader SettingAgenda and Delivering Results. USA: Gartner, Inc. Brown, E., & Weitzel, J. (1988). The Chief Information Officer in Small Organizations. Information Management Review , 25-35. Brown, J., & Duguid, P. (1998). Organizing Knowledge. California Management , 90-111. Buhler, P., & Vidal, J. (2005). Towards adaptive workflow enactment using multiagent systems. Information Technology and Management , 61- 87. Byrd, T. A., Lewis, B. R., & Bradley, R. V. (2006). IS Infrastructure : The Influence of Senior IT Leadership and Strategic Information Systems Planning. The Journal of Computer Information Systems , 101-113. Cragg, P., Caldeira, M., & Ward, J. (2006). Information System Competencies in Small Manufacturing Firms. New Zeland: University of Canterbury. DeLisi, P., Danielson, R. L., & Posner, B. (1998). A CEO'S-Eye View of the IT Function. Business Horizons , 65-75. Earl, M., & Fenny, D. (1994). Is Your CIO Adding Value. Sloan Management Review . Fenny, D., & Willcocks, L. (1998). Core IS Capabilitiesfor Exploiting Information Technology. Sloan Management Review , 9-22. Fenny, D., Edwards, B., & Simpson, K. (1998). Understanding the CEO/CIO Relationship. MIS Quarterly , 9-22. Fiala, P. (2005). Information sharing in supply chains. Omega , Vol. 33 No. 5, 419-424. Gunasekaran, A., & Ngai, E. (2004). Information systems in supply chain integration and management. European Journal of Operational Research , Vol. 159 No. 2, 269-295. Heene, A., & Sanchez, R. (1997). Competence- Based Strategic Management. Chichester, UK: John Willey & Sons. Karnoe, P. (1995). Competence as process and the Social Embededeness of Competence Building. Proc. Acad. Management , 427-431. King, W. (1997). Strategic System Success. Information System Management , 57-60. Lee, D., & Trauth, E. (1995). Critical SKills and Knowledge Requirements of IS Proffesionals. Joint Academic Industry Investigation , 313-345. McCartney, L. (1999). Creative's CIO. Industry Week , 15-19. Orlikowski, W. (2002). Knowing in Practice : Enacting a Collective Capability in Distributed Organizing. Organ , 249-273. Peppard, J., & Ward, J. (2004). Beyond Strategic Information Systems : Towards an IS Capability. Journal of Strategic Information Systems , 13, 167-194. Ravarini, A., Moro, J., Tagliavini, M., & Guimaraes, T. (2001). Exploring the Impact of CIO Competencies on Company Performance. International Conference on Information Resources Management Association. Toronto. Thatcher, M., & Pingry, D. (2004). Understanding the business value of information technology investments: theoretical evidence from alternative market and cost structures. Journal of Management Information Systems , Vol. 21 No. 2, 61-85.