Anda di halaman 1dari 7

8.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN METODE MENGAJAR


(PEMBELAJARAN)
Melaksanakan suatu pembelajaran harus diawali dengan kegiatan perencanaan
pembelajaran. Perencanaan memiliki fungsi penting agar pembelajaran menjadi lebih terarah.
Dalam membuat perencanaan pembelajaran, banyak aspek yang harus dipertimbangkan oleh
guru. Oleh karenanya agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan dapat
meraih tujuan yang diharapkan, maka dalam menyusun learning design perlu memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran. Berikut ini merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran, antara lain:
A. Faktor Tujuan
Setiap pelaksanaan pembelajaran tentu memiliki tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai. Penyelenggaraan pembelajaran bertujuan agar pesera didik sebagai warga belajar
akan memperoleh pengalaman belajar dan menunjukkan perubahan perilaku, dimana
perubahan tersebut bersifat positif dan bertahan lama. Kalimat tersebut dapat dimaknai bahwa
pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang tidak hanya akan menambah
pengetahuan peserta didik tetapi juga berpengaruh terhadap sikap dan cara pandang peserta
didik terhadap realitas kehidupan.
Kaitan metode dengan tujuan pembelajaran yaitu didasarkan atas kondisi bahwa
metode sebagai cara untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga metode apa yang akan
kita gunakan banyak dipengaruhi oleh kondisi tujuan pembelajaran itu sendiri. Tujuan
pembelajaran disini menyangkut kemampuan yang harus dimilki warga belajar setelah selesai
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Menurut Bloom (1956) diungkapkan bahwa kemampuan yang terdapat pada tujuan
pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan
psikomotor. Untuk setiap ranah terdapat tingkatan-tingkatan kemampuan yang berkisar dari
kualitas yang rendah sampai pada kualitas kemampuan yang tinggi.
Tahapan untuk ranah kognitif yaitu jenis perilaku yang menyangkut kemampuan
mengingat dan berpikir yang terdiri dari : pengetahuan (ingatan terhadap materi yang telah
dipelajari baik menyakut fakta maupun teori), pemahaman (langkah awal untuk dapat
menjelaskan atau menguraikan sebuah konsep atau pengertian), aplikasi (kemampuan
penggunaan bahan yang telah dipelajari dalam situasi baru/kehidupan nyata), analisis
(kemampuan dalam menguraikan bahan-bahan menjadi struktur bagian-bagian yang mudah
dipahami),

sintetis

(kemampuan

mengkombinasikan

bahan-bahan

baru

menjadi

keseluruhanbaru
memformulasikan

yang
pola

menitikberatkan
dan

stuktur

pada

tingkah

baru)

dan

laku

evaluasi

kreatif

dengan

(kemampuan

cara
dalam

mempertimbangkan nilai untuk maksud tertentu berdasarkan kriteria internal aupun


eksternal).
Tahapan untuk ranah afektif yaitu menyangkut

jenis perilaku yang berkaitan dg

nilai, norma, sikap, perasaan, kemauan yang terdiri dari penerimaan (adanya kesadaran dan
perhatian terhadap stimulant yang datang), memberikan respon (memberikan tanggapan
secara verbal ataupun tindakan), penilaian (penyesuaian diri sesuai dengan penilaian yang
telah dilakukannya), organisasi (menghubungkan antar nilai menjadi suatu sistem nilai) dan
pemeranan (menjadikan sistem nilai sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam
kehidupannya).
Tahapan untuk ranah psikomotor yaitu menekankan pada gerakan fisik dan control
jasmaniah yang terdiri dari persepsi (kemampuan mengenal obyek motorik dengan panca
indera), kesiapan (kemampuan mempersiapkan diri untuk melakukan suatu gerakan), gerakan
terbimbing (kemampuan melakukan gerakan dengan mengikuti contoh), gerakan kompleks
(kemampuan melakukan serangkaian gerakan secara tepat, lancar, luwes), gerakan terbiasa
(kemampuan melakukan gerakan

tanpa melihat contoh), penyesuaian pola gerakan

(kemampuan menyesuaikan gerakan dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya) dan
penciptaan pola gerakan (kemampuan membuat pola gerakan baru).
Pencapaian kemampuan-kemampuan untuk setiap tingkatan pada setiap ranah
mempunyai implikasi terhadap penetapan jenis metode pembelajaran. Ketepatan pemilihan
metode akan menghasilkan kualitas hasil belajar yang tinggi, bahkan dapat mencapai tingkat
efisiensi yang tinggi pula. Untuk mencapai kemampuan yang bersifat menyatakan tidak usah
menggunakan variasi metode yang terlalu rumit, tetapi misalnya cukup menggunakan metode
yang hanya untuk menyampiakan informasi. Tetapi sebaliknya apbila kemampuan belajar
yang diharapkan itu menyangkut psikomotor yang tinggi maka harus menggunakan variasi
metode yang sekiranya warga belajar dapat menampilkan/mempraktekan kemampuan
tertentu.

B. Faktor Bahan/Materi
Pengaruh bahan belajar terhadap penetapan metode pada hakekatnya merupakan
kelanjutan dari pengaruh tujuan pembelajaran. Gagne (1976) mengungkapkan bahwa bahan

belajar terdiri dari konsep, prinsip, prosedur dan fakta atau kenyataan yang ada. Dari setiap
jenisbahan belajar tersebut memilki tingkatan kesulitan yang terdiri dari bahan belajar dasar,
kelanjutan dan tinggi. Berdasarkan keragaman bahan belajar tersebut maka dituntut adanya
penggunaan variasi metode dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan jenis bahan belajar
itu sendiri. Metode-metode tertentu ada yang dapat digunakan untuk membahas seluruh
bahan belajar, tetapi ada metode-metode tertentu yang hanya tepat digunakan untuk bahanbahan tertentu pula.
Dilihat hakekatnya, materi pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Karakteristik materi pembelajaran membawa implikasi terhadap metode dalam kegiatan
belajar mengajar. Atas dasar inilah maka setiap bidang studi atau mata mata pelajaran
memiliki strategi yang berbeda dengan mata pelajaran lain, sehingga muncul metodik khusus
mata pelajaran. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan metode pembelajaran berkaitan
dengan faktor bahan atau materi pembelajaran adalah apa materinya (what), seberapa banyak
(how much), dan bagaimana tingkat kesulitan (how hard) materi yang hendak dipelajari.
Berikut penjelasan masing-masing:
a.

What, apa materi yang hendak dipelajari.


Setiap mata pelajaran memiliki karakternya sendiri-sendiri, salah satunya bisa

ditelusur dari materi yang tercakup dalam mata pelajaran tersebut. Secara umum, materi
(dalam hal ini menunjuk pada content and substancy) antara mata pelajaran bidang ilmu alam
dan bidang ilmu sosial terdapat perbedaan-perbedaan yang jelas. Pemilihan metode
pembelajaran yang tepat salah satunya harus berbasis pada content dan substancy materi
pembelajaran.
Misalnya dalam bidang ilmu alam, untuk mempelajari reaksi kimia dipilih
pendekatan inquiry. Agar menemukan jawaban sendiri, inquiry dilakukan dengan metode
eksperimen dengan melakukan percobaan di laboratorium untuk mengetahui suatu reaksi
kimia tertentu. Secara sederhana diilustrasilan dalam alur berikut ini: Mata pelajaran
KIMIA Materi:Reaksi Kimia Pendekatan: INQUIRY Metode: EKSPERIMEN Uji coba
di laboratorium.

b.

How much, seberapa banyak materi yang hendak dipelajari.

Jumlah materi yang akan dipelajari menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam
menentukan metode pembelajaran yang akan dipakai. Metode pembelajaran yang dipilih
harus efektif, efisien, praktis dalam aplikasinya sehingga cakupan materi yang hendak

dipelajari dapat dengan tuntas diselesaikan. Dalam satu kali pertemuan, tidak jarang cakupan
materi yang dipelajari jumlahnya kecil maupun besar. Penggunaan metode pembelajaran
yang tepat akan memudahkan guru dan peserta didik untuk menyelesaikan jumlah materi
yang harus ditempuh.

c.

How hard, seberapa sulit materi yang hendak dipelajari.

Materi pelajaran memiliki tingkat kedalaman, keluasan, kerumitan yang berbeda-beda. Materi
pembelajaran dengan tingkat kesulitan yang tinggi biasanya menuntut langkah-langkah
analisis dalam tataran yang beragam. Analisis bisa hanya pada tataran dangkal, sedang,
maupun analisis secara mendalam. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat mampu
memberikan arahan praktis untuk mengatasi tingkat kesulitan suatu materi pembelajaran.

C. Faktor Siswa
Siswa dalam kegiatan pembelajaran sebagai masukan mentah yang akan dirubah
melalui proses pembelajaran. Kondisi siswa memiliki karakteristik pribadi yang dimilikinya
yaitu menyangkut : jenis kelamin, usia, latar belakang sosial ekonomi, pengalaman dan
keadaan psikisnya. Keragaman kondisi siswa mengakibatkan perlu adanya pemilihan dan
penentuan metode pembelajaran yang akan digunakan.
Bagi siswa yang memiliki pengalaman yang sederhana dan terbatas akan lain cara
belajarnya apabila dibandingkan dengan mereka yang sudah banyak memiliki pengalaman
walaupun mempelajari bahan kajian yang sama. Untuk mengatasi keanekaragaman
karakteristik siswa tersebut maka guru perlu menganalisinya terlebih dahulu dalam penetapan
suatu metode, sehingga dalam penerapannya tidak akan mengalami ketimpangan cara berfikir
antara siswa yang sudah banyak pengalaman dan siswa yang masih kurang memiliki
pengalaman dalam bidang bidang tertentu. Apabila guru sudah dapat mengantisipasi tentang
karakteristik warga belajar sejak awal, maka iklim belajar dalam kegiatan pembelajaran akan
tercipta secara kondusif.
Selain itu, dalam satu kelas tidak menutup kemungkinan terdapat rentang yang
terlalu lebar terkait gaya belajar dan daya serap peserta didik. Rentang yang terlalu lebar
tersebut akan menimbulkan suatu gap dalam pelaksanaan pembelajaran. Sebagian siswa
mungkin terlalu cepat menangkap informasi namun sebagian yang lain justru sulit dan
lamban dalam menangkap informasi. Oleh karenanya, pemilihan metode belajar yang mampu
mengatasi gap dan menyatukan perbedaan dengan bentangan yang luas menjadi suatu
keharusan bagi guru, dalam menentukan metode pembelajaran yang efektif dan efisien.

Faktor siswa ini sangat penting, karena akan sangat bijaksana apabila dalam
pemilihan metode tidak memperhatikan keadaan siswa itu sendiri yang akan diajarkan karena
inti dari kegian belajar-mengajar itu adalah untuk dapat mengubah perilaku siswa itu sendiri.

D. Faktor Sarana/Fasilitas
Sarana dalam pembelajaran diartikan segala macam fasilitas yang dapat menunjang
dan melengkapi terselenggaranya kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sarana tersebut dapat berfungsi sebagai : fasilitas atau alat belajar dan sumber
belajar. Sebagai fasilitas atau alat belajar diantaranya seperti alat tulis, ruangan kelas, tempat
duduk, buku bacaan, dan alat-alat lainnya yang dibutuhkan untuk terselenggaranya kegiatan
belajar. Sedangkan sarana sebagai sumber belajar yaitu sarana tersebut merupakan alat atau
orang yang digunakan untuk mempelajari bahan kajian tertentu.
Secara konsep bahwa sarana dapat mempengaruhi terhadap tingkat kualitas
pemahaman peserta. Hal ini terjadi misalnya apabila dalam proses pembelajaran memerlukan
alat tertentu, akan tetapi apabila alat yang diperlukan tidak ada maka akibatnya proses
pembelajaran tersebut hanya bersifat verbalisme.
Kelengkapan sarana dalam kegiatan pembelajaran mempunyai implikasi terhadap
penetapan metode yang digunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran. Akibat hal
ini maka sumber belajar harus mampu menyesuaikan antara penggunaan metode dengan
kelengkapan dan jenis sarana yang tersedia. Sehingga fasilitas dapat mempengaruhi
pemilihan dan penentuan metode pembelajaran. Ketiadaan fasilitas akan sangat mengganggu
pemilihan metode yang tepat, misal tidak ada alat laboratorium untuk praktek kurang
mendukung dengan metode eksperimen dan demonstrasi. Oleh karena itu, guru tidak akan
memilih metode mengajar yang memungkinkan menggunakan fasilitas atau alat belajar yang
beragam jika di sekolahnya tidak memiliki fasilitas dan alai belajar yang lengkap.

E. Faktor Waktu
Faktor waktu adalah menyangkut jumlah dalam kegiatan pembelajaran, serta
menyangkut kondisi waktu kegiatan pembelajaran. Penggunaan metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu disesuaikan dengan waktu. Walaupun Sumber Belajar dapat menetapkan
metoda yang dianggap paling tepat berdasarkan kecenderungan program pembelajaran
tertentu, namun apabila metoda tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama sedangkan
waktu yang tersedia sangat terbatas, maka metoda tersebut kurang tepat untuk digunakan.

Ketepatan metoda dengan jumlah waktu yang tersedia akan menjurus kepada tercapainya
tujuan pembelajaran dengan baik.
Mengenai waktu tersebut disamping disesuaikan dengan jumlah waktu yang tersedia,
juga perlu disesuaikan dengan kondisi waktu itu sendiri. Kondisi waktu tersebut adalah
kondisi pagi hari, siang hari, sore hari atau malam hari. Dengan kondisi-kondisi tersebut
berdampak ke dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran, sehingga mempunyai
implikasi terhadap metoda yang akan digunakan oleh sumber belajar. Untuk supaya dapat
tercipta kondisi pembelajaran yang kondusif dalam kondisi kapanpun maka metoda yang
digunakan dalam proses pembelajaran harus disesuaikan, misalnya ketika pembelajaran
berlangsung pagi hari penggunaan metoda yang bersifat informasi akan lebih baik daripada
diterapkan siang hari dalam keadaan cuaca panas sekali. Untuk menanggulangi hal ini maka
apabila siang hari kegiatan pembelajaran dilangsungkan, maka metode yang digunakan harus
bervariasi sehingga warga belajar tidak merasa kepanasan atau merasa ngantuk, contoh
metode yang dapat digunakan misalnya diskusi , demonstrasi, forum musik.

F. Faktor Guru
Faktor guru juga merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan suatu metode. Kondisi guru menyangkut kondisi diri yang mempengaruhi baik
yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Kondisi internal yaitu menyangkut
pemahaman terhadap bahan kajian, pemahaman penggunaan metode dan kemampuan
mengelola kegiatan pembelajaran, sedangkan kondisi eksternal yaitu kondisi di luar diri
sumber belajar tersebut yang dapat mempengaruhi terhadap pengelolaan kegiatan
pembelajaran.
Guru memang dituntut untuk selalu menunjukkan performa yang selalu prima dalam
setiap pembelajaran yang diampunya. Namun demikian, guru tetaplah manusia dengan
berbagai kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Memilih suatu metode pembelajaran
pun harus menimbang kesanggupan guru. Akan tetapi, hal ini tidak menjadi dalih
pembenaran bagi guru untuk menunjukkan performa yang terlalu apa adanya, dan yang biasabiasa saja.
Tuntutan untuk senantiasa meningkatkan kapasitas dan kualitas harus selalu diupayakan
oleh setiap pendidik. Faktor kesanggupan guru bukanlah suatu pembatas bagi guru untuk
memunculkan ide, kreativitas, dan inovasi-inovasi segar yang dapat memunculkan ruh
dalam pembelajaran yang diselenggarakannya. Dalam paparan sederhana misalnya, guru

yang memiliki sense of humor banyak disukai muridnya, tetapi guru tidak perlu
memaksakan diri untuk menjadi orang lucu di depan muridnya agar ia disukai. Cukup
dengan penggunaan metode pembelajaran yang mampu memunculkan antusiasme belajar
siswa, maka guru akan menjadi orang yang diterima dan disukai peserta didiknya.
Alasan agar disukai murid, juga tidak boleh menjadikan guru terlena, karena hakikatnya
tujuan pembelajaran jauh lebih mulia jika dibandingkan alasan tersebut. Guru memiliki tugas
mulia menhantarkan peserta didiknya meraih cita-cita di masa depan. Menjadi disukai adalah
bonus atau kompensasi dari kineja guru yang dilaksanakan secara profesional dan mantap.
Bagi guru jangan terlalu memaksakan dalam penggunaan suatu metode yang hanya
didasarkan kepada pengalaman orang lain, sebab belum tentu efektif dan efisien penggunaan
suatu metode yang sudah digunakan oleh orang lain apabila diterapkan oleh diri kita dalam
proses pembelajaran yang kita kelola. Hal ini didasarkan bahawa kemampuan guru yang satu
dengan yang lainnya memiki perbedaan. Guru harus mempertimbangkan kondisi diri dalam
menggunakan metode tersebut baik yang menyangkut pemahaman terhadap bahan belajar,
pemahaman penggunaan metode dan kemampuan mengelola kegiatan pembelajaran
Faktor guru ini adalah salah satu faktor penentu, pertimbangan, karena semua factorfaktor diatas akan bergantung pada kreativitas guru. Dedikasi dan kemampuan gurulah yang
mempengaruhi pelaksanaan proses pembelajaran.

Referensi:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195404021980112001IHAT_HATIMAH/FAKTOR_PEMILIHAN_METODE_PEMBELAJARAN.pdf
http://zukizukazuku.blogspot.com/2013/03/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://surantoro.staff.fkip.uns.ac.id/
http://akhmuhammadarifin.blogspot.com/2013/05/faktor-faktor-yang-perlu.html

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196209061986011AHMAD_MULYADIPRANA/PDF/Komponen_Pembelajaran.pdf

Anda mungkin juga menyukai