Ujian Kasus Skizofrenia Hebefrenik F 20 1
Ujian Kasus Skizofrenia Hebefrenik F 20 1
Oleh:
Pembimbing:
SMF. PSIKIATRI
RSUD. DR. SOEBANDI JEMBER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011
I.
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Ny. NH
Umur
: 21 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Tidak Bekerja
Pendidikan
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Alamat
Status
: Menikah
Tanggal Pemeriksaan
: N H
: (diam)
: anu mbak pengen punya temen baru gitu lho, pengen terbuka
: (diam)
Pemeriksa: Mbak boleh menceritakan masalah mbak disini, apa yang ingin mbak
ceriatakan?
Pasien
: (diam)
Pemeriksa: Mbak N?
Pasien
: (diam)
: (diam)
Pasien sering diam saat ditanya sambil sesekali melihat kearah kakak lakilaki yang ada disampingnya.
Heteroanamnesis (Poli RSD. Dr. Soebandi Jember)
Heteroanamnesis dilakukan pada Pak I, kakak pertama pasien saat di poli
jiwa RSD dr. Soebandi. Menurut kakak pasien, pasien sering tidak bisa tidur dan
sering berbicara ngelantur. Pasien merupakan anak yag pendiam dan kurang
terbuka. Lulus dari SMP pasien mengajar TPA (Taman Pelajaran Alquran) selama
tiga tahun di lingkungan sekitar tempat tinggalnya di Banyuwangi, kemudian
pasien merasa bosan lalu pergi ke Bali, disana pasien bekerja di depot selama
kurang dari satu bulan, pasien pun kembali ke rumah, sejak saat itu pasien sering
berbicara ngelantur (enam bulan yang lalu). Keluarga pasien berpikir pasien akan
membaik jika dinikahkan, sehingga pasien di perkenalkan dengan seorang lakilaki dan akhirnya dinikahkan. Tiga bulan setelah menikah, kondisi pasien semakin
memburuk, semakin suka ngelantur, sehingga menyebabkan suaminya tidak tahan
dan meminta cerai.
Di rumah kakak pertamanya, pasien di berikan pekerjaan untuk menjaga
toko, namun tanggung jawab yang diberikan padanya tidak dilakukan dengan
baik, pasien sering mengabaikan tugasnya dan sibuk dengan apa yang dia pikirkan
serta berbicara ngelantur. Nafsu makan pasien pun menurun. Kakak pasien
menjelaskan bahwa adiknnya tersebut memang sering ditinggal sendiri oleh
keluarganya.
Pernah pasien bilang pada kakaknya tersebut, kalau ada yang sedang
mengetuk kamar nya, namun kakaknya tidak mendengar dan saat diperiksapun,
tidak ada orang yang mengetuk. Sesekali, pasien memotong pembicaraan
kakaknya yang sedang bercerita, dan mengatakan hal yang sama berulang-ulang
yaitu ingin punya teman baru, ingin terbuka, ingin punya masa depan dan sering
sekali kata-kata tersebut di ulang, dan setiap ditanya lebih lanjut pasien selalu
diam. Menurut kakaknya, memang seringkali mengatakan hal yang sama di
rumah, dan terus berulang.
Pasien tidak pernah melihat bayangan maupun berbicara sendiri seolah-olah
ada lawan bicara, hanya saja pasien sering berbicara ngelantur dan mengatakan
hal yang sama. Pasien juga tidak marah-marah maupun mengamuk. Sebelumnya
pasien tidak pernah mengalami kecelakaan maupun cedera kepala.
7 April 2011
Autoanamnesis (Poli RSD. Dr. Soebandi Jember)
Pasien datang bersama kakaknya ke poli jiwa RSD dr. Soebandi Jember
pada tanggal 7 April 2011 pukul 10.00 WIB. Pasien terlihat sesuai umurnya,
berpakaian rapi namun tampak kurang terawat. Lingkaran hitam di matanya masih
tampak jelas seperti saat pertama kali datang. Pasien juga masih tampak
kebingungan dan sering mengulang-ulang perkataan yang sama. Berikut ini hasil
wawancara pemeriksa dengan pasien.
Pemeriksa: Apa yang mbak rasakan saat ini?
Pasien
: (diam)
Pasien
: (diam)
: (diam)
: Yang sopan, baik dan bisa bimbing aku gitu lho mbak.
: ya sopan.
: ya bisalah
seperti egois?
Pemeriksa: Permasalahan mbak apa?
Pasien
: (diam)
dirumah.
Pemeriksa: Mbak biasanya kalau sedang marah atau kesel cerita ke siapa?
Pasien
: saya khan anak ragil mbak jadi pengen punya masa depan
Pasien masih sering mengucapkan kata-kata yang sama. Pasien masih sering tidak
nyambung saat diajak berbicara. Nafsu makan juga masih kurang. Pasien adalah
anak ke enam, kakak perempuan pasien (anak ke lima) juga ada yang seperti
pasien, terlihat depresi, sampai sekarang, namun baru pasien yang dibawa berobat.
Pasien mau meminum obatnya teratur dibawah pengawasan pak I, namun pasien
masih Nampak seerti orang bingung dan sering berbicara ngelantur.
8 April 2011
Heteroanamnesis (Melalui telepon)
Heteroanamnesis dilakukan terhadap pak T, kakak pasien yang
merupakan anak ke empat yang sedang berada dibanyuwangi. Pasien sebelumnya
tinggal dibanyuwangi sebelum dibawa berobat oleh kakak pertamanya. Awalnya
pasien adalah anak yang pendiam dan tertutup. Setelah dari Bali pasien sering
berbicara ngelantur (enam bulan yang lalu). Keluarga pasien berpikir pasien akan
membaik jika dinikahkan, sehingga pasien di perkenalkan dengan seorang lakilaki dan akhirnya dinikahkan. Tiga bulan setelah menikah, kondisi pasien semakin
memburuk, semakin suka ngelantur, sehingga menyebabkan suaminya tidak tahan
dan meminta cerai. Pasien tidak pernah melihat bayangan maupun berbicara
sendiri seolah-olah ada lawan bicara, hanya saja pasien sering berbicara ngelantur
dan mengatakan hal yang sama. Pasien juga tidak marah-marah maupun
mengamuk. Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami kecelakaan maupun
cedera kepala.
RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien belum pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya. Pasien tidak
pernah menggunakan alkohol atau obat-obatan.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Kakak perempuan pasien pernah mengalami hal serupa dengan pasien.
RIWAYAT SOSIAL
Pendidikan
Menikah
: Menikah
Faktor Premorbid
Faktor Pencetus
Faktor Organik
:-
Faktor Psikososial
:Hubungan
dengan
keluarga,
saudara,
dan
tetangganya baik.
Pekerjaan
I.
1.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Interna (4 April 2011, Poli Psikiatri RSD dr. Soebandi)
Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tensi
: 110/80 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
Pernapasan
: 20 x/ menit
Suhu
: 36,5C
Pemeriksaan Fisik
Kepala-Leher
Thorax
Abdomen
Ekstremitas
tidak
terdapat
cacat
kebingungan.
Kontak
Kesadaran
: Kualitatif
Kuantitatif
: Psikotik
: GCS 4-5-6
fisik.
Pasien
terlihat
Afek Emosi
: datar
Proses Berpikir:
o Bentuk : Outistik
o Arus
: blocking, preseverasi
o Isi
: preokupasi
Persepsi
Kemauan
: menurun
Psikomotor
: menurun
Intelegensi
: menurun
Axis II
: -
Axis V
III. TERAPI
1.
Farmakoterapi
2.
Clozapine 2 x 25 mg
Psikoterapi
3.
Sosioterapi
VI. PROGNOSIS
Dubia ad malam, karena:
1.
2.
3.
4.