Ekonomi Islam
Ekonomi Islam
Disusun Oleh:
Fendi Prasetyo
(201110160311396)
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014 H
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah Kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan taufik, inayah serta hidayah-Nya yang tiada ternilai kepada
hamba-hamba-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW serta para Sahabat yang telah membimbing
umatnya untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Adalah suatu hal yang tidak dipungkiri betapa besar nikmat yang
dicurahkan Allah SWT kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini dengan judul: Pajak dan Zakat. Materi yang terangkum tersusun
dari topik- topik utama yang merupakan berbagai pemahaman dasar teori dan
praktek dari beberapa sumber yang telah sesuai perkembangan perekonomian
Islam dunia maupun suatu Negara seperti sekarang ini.
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu, sebagai pemenuhan tugas
yang diberikan Bapak/Ibu Dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Islam.
Disamping itu penulis juga mencoba untuk menyumbangkan pikiran sebagai
pembelajaran dan pengkajian kepada yang membutuhkan untuk lebih memahami
sistematika konsep pajak dan zakat serta pengaruhnya terhadap kemaslahatan
umatkhususnya dalam suatu Negara.
Makalah ini tentunya masih terdapat kekurangan, sehingga kritik serta
saran yang konstruktif sangat penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.
Karena
penulis
menyadari,
bahwasannya
keterbatasan
ilmu
merupakan
Penulis
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kewajiban merealisasikan falah, merupakan tugas seluruh economic
agents, termasuk pemerintah dan masyarakat. Pada dasarnya pemerintah dan
masyarakat merupakan dua institusi yang memiliki fungsi dasar sama, yaitu
untuk merealisasikan segala kewajiban kolektif atau kewajiban publik.1
Dalam beberapa aspek, bentuk peran keduanya dapat saling menggantikan
dan saling melengkapi satu sama lain sesuai situasi dan kondisi. Peran
masyarakat akan menjadi sangat penting manakala pemerintah tidak dapat
menjalankan tugas fard al-kifayah ini dengan baik, misalnya dalam
pengelolaan dana ziswaf (zakat, infak, sedekah, dan waqf).
Sejak awal peradaban manusia, masyarakat baik secara individual
maupun kelompok, memiliki peranan penting dalam perekonomian.
Kesejahteraan ekonomi yang berhasil dicapai oleh masyarakat adalah
merupakan merupakan hasil kerja kolektif dari semua komponen dalam
masyarakat tersebut. Peran masyarakat merefleksikan kepedulian mereka
terhadap sesama, bukan hanya untuk kepentingan mereka sendiri. Salah satu
motivasi altruisme masyarakat adalah tentang kesadaran bahwa hidup akan
selalu membutuhkan orang lain.
Dalam kehidupan bernegara sekaligus sebagai masyarakat muslim,
untuk mencapai falah pasti memiliki banyak kendala, misalkan saja
kurangnya sumberdaya financial untuk pembangunan, dan ketidak merataan
distribusi pendapatan. Kurangnya finansial akan menghambat proses
pembangunan. Sedangakan distribusi pendapatan yang tidak merata antar
individu atau wilayah merupakan salah satu penyebab kelangkaan relatif yang
menciptaan kesenjangan sosial.
1 Dalam pengertian literal, falah adalah kemuliaan dan kemenangan, yaitu kemuliaan
dan kemenangan hidup. Kehidupan yang mulia ini merupakan kehidupan yang penuh
dengan kebahagiaan hakiki, baik dunia maupun akhirat. Setiap Muslim bertujuan untuk
meraih falah dalam hidupnya. Sedangkan pengertian sektor publik dalam pembahasan ini
adalah sektor pemerintah dan sektor masyarakat.
Pajak
tidak
wajib,
tetapi
bahkan
hukumnya
haram,
sebagaimana
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksut pajak dan zakat ?
2. Apa perbedaan serta persamaan pajak dan zakat ?
3. Bagaimana konsep serta peranan pajak dan zakat terhadap perekonomian
yang berorientasi pada kemaslahatan masyarakat dalam suatu negara ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORI DAN KONSEP PAJAK
1. Pengertian Pajak
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undangundang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.3
Menurut P.J.A. Adriani, Pajak merupakan iuran kepada negara (yang
dapat dipaksakan) yang terhutang menurut peraturan perundang-undangan
tanpa mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk yang
digunakan untuk membiayai pengeluaran umum sehubungan dengan tugas
negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Dari pengertian pajak diatas, dapat ditarik kesimpulan mengenai
karakteristik pajak (Agoes dan Trisnawati, 2008: 4), yaitu:
a.
b.
Dalam
pembayaran
pajak
tidak
dapat
ditunjukkan
adanya
d.
e.
Pajak dapat pula membiayai tujuan yang tidak budgeter, yaitu fungsi
mengatur (reguler).
Pengertian pajak berdasarkan UUP No. 28, thn. 2007 tentang Sistem dan Tata Cara
Perpajakan.
3
b.
c.
Withholding System
Withholding System adalah suatu sistem pemungutan pajak
yang memberi wewenang pada pihak ketiga untuk memotong atau
memungut besarnya pajak yang terutang. Pihak ketiga yang telah
ditentukan tersebut selanjutnya menyetor dan melaporkan kepada
fiskus. Pada sistem ini fiskus dan wajib pajak tidak aktif. Fiskus
hanya bertugas mengawasi saja pelaksanaan pemotongan atau
pemungutan yang dilakukan oleh pihak ketiga.
Dari keempat sistem pemungutan pajak diatas, yang diterapkan di
bebas
yang
menyelenggarakan
pembukuan atau bekerja pada satu atau lebih pemberi kerja. Wajib
pajak ini wajib menyampaikan SPT 1770 pada tiap tahun pajak.
Self assessment system merupakan yang memberikan kepercayaan kepada
masyarakat khususnya wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan,
membayar atau menyetor, dan melapor ke Kantor Palayanan Pajak sendiri sesuai
dengan UUP, thn. 2007.
5 Erly Suandy, Perpajakan thn. 2006.
4
Keterangan lebih bisa dilihat pada buku diktat perpajakan FEB, UMM, thn 2014, hlm. 27.
bruto
setahun
tidak
lebih
dari
Rp
48.000.000
b.
Wajib Pajak Badan, subjek pajaknya adalah badan yang didirikan atau
bertempat kedudukan di Indonesia, ataupun badan yang tidak
didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha
tetap di Indonesia atau menerima penghasilan dari Indonesia bukan
dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT di
Indonesia.
4. Jenis Penghasilan
Dari bahasan sebelumnya, dijelaskan bahwa seorang subjek pajak
statusnya akan berubah menjadi wajib pajak bila telah memenuhi
persyaratan subjektif dan objektif. Dimana kewajiban objektif muncul bila
subjek pajak memperoleh tambahan kemampuan ekonomis berupa
penghasilan yang dikenakan sebagai objek pajak dalam pajak penghasilan.
Penghasilan dikategorikan menjadi tiga macam, yakni:
a.
b.
c.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Diktat perpajakan FEB, UMM thn 2014, hlm. 36 (telah disesuaikan dengan UUP thn 2007).
Amortisasi dalam bahasan ini adalah barang yang meiliki sifat dapat mengalami
penyusutan nilai.
7
8
dan sifat kikir. Di sisi lain, zakat melatih diri untuk selalu bersyukur atas
permberian Allah.
Zakat juga merupakan sarana ibadah amaliyah yang mempunyai
dimensi serta fungsi sosial ekonomi atas pemerataan karunia Allah SWT dan
juga merupakan perwujudan solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusiaan
dan keadilan, pembuktian persaudaraan Islam, pengikat persatuan umat dan
bangsa, sebagai pengikat bathin antara golongan kaya dengan yang miskin dan
sebagai penimbun jurang yang menjadi pemisah antara golongan kuat dengan
yang lemah.
Selain itu, zakat adalah media untuk menumbuhkan kesadaran di dalam
diri manusia bahwa harta benda yang mereka miliki bukanlah hak penuh
mereka. Tetapi merupakan amanah Allah yang dititipkan kepada manusia
untuk mengelolanya, untuk mengambil manfaatnya dan dipergunakan sesuai
dengan ketentuan Allah pemilik yang sebenarnya. Sebab itu perlu pemahaman
lebih dalam pada diri seorang muslim mengenai zakat.
1. Pengertian Zakat
Kata zakat merupakan kata dasar dari zaka yang berarti berkah,
tumbuh dan baik. Menurut lisan al Arab kata zaka mengandung arti suci,
tumbuh, berkah, dan terpuji. Zakat menurut al Qardawi (1999) dalam
istilah fiqh adalah Sejumlah harta tertentu yang harus diserahkan kepada
orang-orang yang berhak menurut syariat Allah SWT. Arti tumbuh dan
suci disini tidak hanya dipakai untuk kekayaan saja, tetapi juga untuk jiwa
orang yang berzakat, sesuai firman Allah dalam Surat At-Taubah Ayat 103
yang artinya, Pungutlah zakat dari kekayaan mereka, engkau bersihkan
dan sucikan mereka dengannya. Terdapat delapan golongan orang-orang
yang berhak menerima zakat, yaitu: orang-orang fakir, orang-orang
miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (muallaf), hamba sahaya
(riqab), orang yang berhutang (gharimin), orang yang berperang dijalan
Allah (sabilillah), dan orang yang sedang dalam perjalanan (ibnu sabil).
Zakat menurut etimologi berarti, berkat, bersih, berkembang dan
baik. Dinamakan zakat karena dapat mengembangkan dan menjauhkan
harta yang telah diambil zakatnya dari bahaya. Zakat menurut terminologi
10
berarti, sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk
diberikan kepada para mustahik yang disebutkan dalam Al Quran. Atau
bisa juga berarti sejumlah tertentu dari harta tertentu yang diberikan untuk
orang tertentu. Lafal zakat dapat juga berarti sejumlah harta yang diambil
dari harta orang yang berzakat. Zakat dalam Al Quran dan Hadis kadangkadang disebut dengan sedekah ( shadaqah).
b.
11
mereka
yang
menghamburhamburkan
berkelas
harta
untuk
ekonomi
sesuatu
yang
tinggi
tidak
tersebut
dikembangkan,
berkembang
seperti
12
atau
melalui
berpotensi
kegiatan
usaha
untuk
atau
zakat
tertentu
seperti
perdagangan,
13
Dari ayat dan hadits tersebut, masih banyak pendapat dari para ulama mengenai objek
zakat tanaman yang wajib dizakati, diantaranya adalah: Al Hasan al Bashri, al-Tsauri dan asSyabi, Abu Hanifah, Abu Yusuf dan Muhammad, Imam Malik, Imam Syafii, Imam Ahmad bin
Hambali, Mahmud Syaltut.
9
14
sebab zakat adalah bagian dari barang tersebut atau bagian dari
jenisnya tanpa melihat kepemilikan tanahnya.
(b)
c.
Zakat Peternakan
Dalam berbagai hadist dikemukakan bahwa hewan ternak yang
wajib dikeluarkan zakatnya setelah memenuhi persyaratan tertentu
ada tiga jenis hewan ternak yaitu unta, sapi dan domba. Sedangkan
di luar ketiga jenis tersebut, para ulama berbeda pendapat. Abu
Hanifah berpendapat bahwa pada binatang kuda dikenakan
kewajiban zakat, sedangkan Imam Maliki dan Imam Syafii tidak
mewajibkannya, kecuali bila kuda itu diperjualbelikan.
Karena itu, apabila diperhatikan dali-dalil dalam Al Quran
dan Hadis serta pendapat para ulama dapatlah disimpulkan bahwa,
hewan ternak selain tiga jenis tersebut di atas yang kini dalam
perekonomian modern berkembang pesat, seperti peternakan unggas,
tidaklah termasuk pada kategori zakat hewan ternak. Melainkan pada
zakat perdagangan, karena memang sejak awal jenis peternakan ini
sudah diniatkan sebagai komoditas perdagangan.
Nisab dan kadar zakat hewan ternak berbeda-beda untuk setiap
jenis dan jumlah ternak. Untuk unta, nisabnya mulai dari 5 ekor unta
dengan kadar zakatnya untuk jumlah 5 sampai 9 ekor unta adalah 1
ekor kambing yang berumur 2 tahun, sedangkan jika jumlahnya
melebihi 121 ekor maka kadar zakatnya 3 ekor anak unta betina
berumur 2 tahun atau lebih. Sedangkan sapi atau kerbau, nisabnya
mulai 30 sampai 39 ekor yang kadar zakatnya 1 ekor sapi atau
kerbau berumur 1 tahun. Untuk kambing, nisabnya mulai 40 ekor,
dan kadar zakatnya untuk jumlah 40 sampai 120 ekor adalah 1 ekor
15
Zakat Perdagangan
diperjualbelikan
dan
bisa
mendatangkan
keuntungan.
Sedangkan
syarat
praktisnya
adalah
adanya
niat
2)
b.
17
18
a.
b.
c.
d.
2)
kepadamu,
apa
yang
mereka
nafkahkan.
19
penghasilan
sehingga
hidupnya
sehari-hari
sangat
kekurangan..
2) Miskin merupakan kondisi dimana seseorang mempunyai sumber
penghasilan akan tetapi penghasilan yang diperoleh masih sangat kecil
sehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
3) Amil, yaitu individu, lembaga atau institusi pengelola zakat. Mereka
berhak menerima zakat karena untuk operasional dan biaya hidup
mereka.
4) Muallaf yaitu individu yang baru saja masuk ke dalam Islam.
5) Riqab atau budak adalah kondisi dimana manusia diperlakukan tidak
layak yang dianggap sebagai benda.
6) Gharimin adalah individu yang terlilit hutang, dimana hutang tersebut
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan bukan untuk
keperluan maksiat seperti judi.
7) Sabilillah
merupakan
kondisi
individu
yang
berjuang
untuk
10
oleh-ditjen-pajak/ ia
a a
20
2014 8:14:41
2.
3.
21
2)
Mengenai Hakikatnya
Zakat itu ibadah yang diwajibkan kepada orang Islam,
22
dapat
dikenakan
atas
muslim
dan
non-muslim
dan
4)
zaman
dan
perubahan
kebutuhan
sehingga
Mengenai Pengeluarannya
Zakat mempunyai sasaran khusus yang telah ditetapkan
dalam Al Quran. Sasarannya adalah kemanusiaan dan ke-Islaman.
23
Sedangkan pajak dikeluarkan untuk membiayai pengeluaranpengeluaran umum negara sesuai dengan ketetapan penguasa.
6)
Tujuan Spiritual
Zakat memiliki tujuan spiritual dan moral yang lebih tinggi
dari pajak. Tujuan yang luhur itu tersirat pada kata zakat yang
terkandung didalamnya.
Tabel 2.4
Perbedaan Zakat dan Pajak
Perbedaan
Definisi
Zakat
Pajak
untuk
dan
kelompok
dalam
waktu
tertentu.
Dasar
Hukum
Objek
Harta produktif.
a. Penghasilan.
b. Juga dikenakan atas konsumsi
(PPN).
c. Harta tidak produktif (PBB
dan PKB).
Subjek
Hishab dan
Ditentukan
oleh
Allah
Tarif
24
Sanksi
Sanksi
dari
Allah,
berdasarkan
undang
yang undang.
negara-negara
pemerintahannya menggunakan
dasar Hukum Islam.
Motivasi
Keimanan
dan
budak,
publik,
sehingga
Dapat
jasa
menggunakan
akuntan
atau
bantuan
konsultan
pajak.
Ijab Qabul
Sifat
Meskipun
zakat
D.
PENGARUH
KORELASI
PAJAK
DAN
ZAKAT
TERHADAP
PEREKONOMIAN
Pengaruh pajak dan zakat terhadap perekonomian akan terlihat
signifikan ketika perlakuan zakat yang tercantum dalam UUP diubah
menjadi zakat sebagai pengurang pajak langsung atau kredit pajak. Ketika
hal ini diterapkan maka akan mempengaruhi perekonomian sebagai berikut:
1) Terciptanya Multipplier-Effect Terhadap Perekonomian
Yaitu meningkatnya permintaan dan penawaran terhadap barang dan
jasa dalam pasar.
25
yang
membuat
muzakki
cenderung
26
lebih
jujur
untuk
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pajak
merupakan
membiayai pengeluaran rutin dan surplus nya digunakan untuk publik saving yang
merupakan sumber utama dalam membiayai public investement. Peran pajak
sangat besar dalam pertumbuhan suatu Negara, termasuk Indonesia yang
merupakan Negara berkembang yang menggunakan pajak sebagai salah satu
pendapatan utama membiayai segala macam kebutuhan.
Zakat adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak
menerimanya, dengan beberapa syarat,semata-mata mencari ridha Allah SWT
.Peranan zakat tidak kalah pentingnya dalam pertumbuhan perekonomian
khususnya di Indonesia. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa Indonesia
merupakan Negara yang memiliki penduduk muslim terbesar didunia. Dengan
adanya unsur zakat yang merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk
menunaikanya bukan tidak mungkin tiada ada lagi kemiskinan di Indonesia. Jadi
bisa kita bayangkan apabila semua masyarakat Indonesia melaksanakan
kewajibannya untuk membayar pajak dan zakat kepada Negara dan agama yaitu
islam.
Dalam kehidupan bernegara sekaligus sebagai masyarakat islam pajak dan
zakat, keduanya tidak dapat dipisahkan melain suatu kesatuan untuk
pembangunan dan kkemaslahatan yang berorientasi pada keadilan bagi semua
umat manusia. Apabila pajak dan zakat dibayar oleh semua warga Negara
Indonesia dengan ketentuan yang ada maka tidak akan ada lagi masalah
kemiskinan,pengangguran, dan masalah lainnya.
27
DAFTAR PUSTAKA
Gusfahmi. 2010. Pajak Menurut Syariah (Jakarta, Rajawali Pers), cetakan kedua.
Sukrisno, Agoes dan Estralita Trisnawati. 2008. Akuntansi Perpajakan. Jakarta:
Salemba Empat.
Ibrahim, Teuku H. Muslim. 1992. Hubungan Antara Zakat dan Pajak Sebagai
Sumber Dana Kemasyarakatan. Jakarta: PT Bina Rena Pariwara.
Damanhur. 2006. Mewujudkan Sistem Perpajakan Perspektif Islam. Nanggroe
Aceh Darussalam: Prosiding Persidangan Antarabangsa Pembangunan
Aceh.
, 2014. Diktat Perpajakan. Malang: FEB UMM
Suharto, Ugi. 2004. Keuangan Publik Islam: Reinterprestasi Zakat dan Pajak.
Yogyakarta: Pusat Studi Zakat (PST), Islamic Busines School, Sekolah
Tinggi Ilmu Syariah.
Suandy, Erly. 2011. HukumPajak. Jakarta :Salemba Empat.
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, P3EI. 2008. Ekonomi Islam. Jakarta: PT
rajagrafindo Persada.
Wikipedia Bahasa Indonesia. Zakat. (http://wikipedia.com). Diakses tanggal 05
Desember 2014
Fimadani. 2011. Inilah 19 Lembaga Zakat yang Diakui oleh Ditjen Pajak.
(http://www.fimadani.com/inilah-19-lembaga-zakat-yang-diakui-olehditjen-pajak/ . diakses pada: 8 Desember 2 14, 8:14:41
28