Anda di halaman 1dari 23

REFERAT

Fatin Fatira Farhah (1102010098)


Pembimbing
:
dr.Johnson Manurung,Sp.PD

Pertama kali muncul di Afrika pada


tahun 1976
1850 kasus dengan angka kematian
lebih dari 1200 kasus
Di Indonesia, belum ada yang
dilaporkan terinfeksi ebola

Taksonomi ebola

Kelompok: virus
Ordo: Mononegavirales
Famili: filoviridae
Genus: Ebola
Subtype:
Zaire Ebolavirus, Sudan Ebolavirus, Tai forest
Ebolavirus, Bundibugyo Ebolavirus manusia
- Reston Ebolavirus hewan primata
Virus ini mengambil namanya dari lembah Ebola di
Republik Demokrasi Kongo (Zaire)

Morfologi Virus Ebola

Virionnya berbentuk tabung dan bervariasi


Biasanya tampak seperti U, 6, gulungan/ bercabang
Virion virus berukuran diameter 80 nm
Di tengah virion terdapat nukleokapsid yang dibentuk
oleh kompleks genom RNA dengan protein NP, VP35,
VP30, dan L
Suatu glikoprotein sepanjang 10nm yang sebagian
berada diluar sarung viral dari virion
Diantara sarung viral dan nukleokapsid terdapat matriks
berisi protein VP40 dan VP24

Zaire Ebolavirus
(EBOV)

Pertama kali tanggal 26 agustus 1976 di


Yambuku
Kasus pertama pada Mabalo lokela,44th
Transmisi awal

Sudan Ebolavirus
(SUDV)

Muncul bersamaan dengan Zaire


Ebolavirus
Pertama kali pada pekerja pabrik kapas di
Nzara, Sudan

Reston Ebolavirus
(RESTV)

Pertama kali, menginfeksi hewan primata


(babi dan monyet macaca fascicularis)
dari Filipina
Tidak menyebabkan penyakit pada
manusia

Tai Forest Ebolavirus


(TAFV)

Pertama kali, menginfeksi simpanse di


hutan Tai di Afrika pada tahun 1994
Peneliti yang membedah simpanse jadi
terinfeksi ebola

Bundibugyo Ebolavirus
(BDBV)

Wabah ebola pada tanggal 24 november


2007 di Uganda
Akhir epidemi tanggal 20 Februari 2008
Total kasus 149 kasus dengan 37
kematian.

Replikasi virus

virus menggunakan metabolisme sel


inang untuk menghasilkan beberapa
salinan dari diri mereka sendiri dan
mereka berkumpul di dalam sel.
virus berikatan dengan reseptor inang
dengan permukaan GP (glikoprotein)
peplomer dan berendositosis kedalam
vesikel sel inang.
Penyatuan membran virus dengan
membran vesikel terjadi.
Nukleokapsid terlepas ke dalam
sitoplasma.
Rantai gen sense negatif ssRNA
digunakan untuk sintesis (3-5)
poliadenilase monocistronic mRNAs.

Replikasi virus

Translasi mRNA menjadi protein viral


terjadi di sel inang.
Posttranslasi dari mRNA, Prekursor
glikoprotein (GP0) berikatan erat dengan
GP1 dan GP2.
Kedua glikoprotein ini, pertama
berpasangan sebagai heterodimer
kemudian menjadi trimer.
Bila protein viral jumlahnya makin
meningkat maka terjadilah replikasi.
Terbentuknya nukleokapsid baru dan
selimut protein yang berasosiasi dengan
plasma membran sel inang

Transmisi Ebola

Transmisi Ebola

Patogenesis

Laboratical finding

DIAGNOSIS

Limfosit menurun
Trombositopenia (<50.000 ul) DIC
Progressive elevated ALT and AST
Laboratical finding
Elevated amilase serum
Leucopenia
Usually proteinuria
Trombocytopenia (<50.000 ul) DIC
Progressive
elevated
ALT and AST
Decreassed kidney
function
shock
Elevated amilase serum
Usually proteinuria
Decreassed kidney function shock

DIAGNOSIS

PENATALAKSANAAN

Tidak ada
pengobatan khusus
Terapi pendukung
seperti cairan
elektrolit yang
berfungsi untuk
mempertahankan
kadar oksigen dan
tekanan darah
pasien

PENCEGAHAN

PENCEGAHAN

DAFTAR PUSTAKA
Peters CJ, LeDuc JW. An Introduction to Ebola:the virus and the disease. J Infect Dis
1999;179(suppl):Ix-xvl.
Anonim, http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs103/en/, diakses 28 oktober 2014.
Anonim, http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2014/11/141103_fakta_ebola, diakses 28 oktober
2014.
CDC and World Health Organization. Infection control for viral hemorrhagic fevers in the african
health care setting. Atlanta. Georgia:US Department of Health and Human Services, CDC, 1998.
Anonim, http://www.cdc.gov/vhf/ebola/about.html , diakses 28 oktober 2014
Anthony S Fauci, 2008. Harrisons Internal Medicine, 16 th Edition, USA, Mcgraw-Hill, page 11741175.
Feldmann H, Geisbert TW, Jahrling PB, et al. Filoviridae. In: Fauquet C, Mayo MA, Maniloff J,
Desselberger U, Ball LA, eds. Virus taxonomy: VIIIth report of the International Committee on
Taxonomy of Viruses. London: Elsevier/Academic Press, 2004:64553.
Guimard Y, Bwaka MA, Colebunders R, et al. Organization of patient care during the Ebola
hemorrhagic fever epidemic in Kikwit, Democratic Republic of the Congo, 1995. J Infect Dis
1999;179(suppl 1):S26874.
Halim, M. Suplement Vol 26 No.3 Juli-September 2005. http://www.harianterbit.com, diakses 28
oktober 2014.

Anda mungkin juga menyukai