Manajemen Lab
Manajemen Lab
Kelompok 4
1.
2.
3.
4.
5.
Sanitasi laboratorium adalah suatu usaha kegiatan yang dilakukan untuk menjaga
kebersihan dan kesehatan di dalam laboratorium, agar suatu laboratorium layak digunakan untuk
kegiatan pemeriksaan, penelitian atau kegiatan lainnya sehingga tidak mempengaruhi aktifitas
tenaga kerja maupun hasil penelitian yang dilakukan di dalamnya.
1.2 Cara Pembersihan Peralatan Laboratorium
Kebersihan peralatan laboratorium, baik yang berupa peralatan gelas atau non gelas
seperti bejana polyethylene, polypropylene dan teflon, merupakan bagian yang sangat mendasar
dalam kegiatan laboratorium dan merupakan elemen penting dalam program jaminan mutu.
Perhatian kepada kebersihan barang-barang tersebut harus ditingkatkan dan harus proporsional
dengan tingkat kepentingan pengujian, akurasi pengukuran yang diperlukan dan menurunnya
konsentrasi analit yang akan ditentukan.
Setiap laboratorium harus menetapkan prosedur yang memadai untuk membersihkan peralatan
gelas dan non gelas yang digunakan dalam berbagai macam pengujian. Apabila metodologi
pengujian tertentu mensyaratkan prosedur membersihkan secara spesifik, maka prosedur tersebut
harus diikuti.
Proses membersihkan harus dilakukan segera setelah peralatan digunakan. Membuang bahan
berbahaya dan pembersihan bahan korosif sebelum peralatan tersebut dibersihkan. Peralatan cuci
manual atau otomatis harus menggunakan deterjen yang sesuai dengan kegunaannya.
Residu organik memerlukan perlakuan dengan larutan pembersih asam kromat. Peralatan harus
dikeringkan dan disimpan dalam kondisi yang tidak memungkinkan terjadinya kontaminasi oleh
debu atau bahan lain.
1.2.1 Cara Merawat Mikroskop
Mikroskop merupakan peralatan biologi atau yang perlu dirawat dengan baik. Pemeliharaan alat
laboratorium sangat diperlukan dalam rangka kesinambungan kegiatan laboratorium, termasuk
dalam hal ini pemeliharaan mikroskop. Beberapa ketentuan dalam hal pemeliharaan mikroskop
adalah sebagai berkut :
a. Mikroskop harus disimpan di tempat sejuk, kering, bebas debu dan bebas dari uap asam dan
basa.Tempat penyesuaian yang sesuai ialah kotak mikroskop yang dilengkapi dengan silica gel,
yang bersifat higroskopis, sehingga lingkungan sekitar mikroskop tidak lembab. Selain itu dapat
pula diletakkan dalam lemari yang diberi lampu untuk mencegah tumbuhnya jamur, atau seperti
gambar ini .
b. Bagian mikroskop non optik, terbuat dari logam atau plastik, dapat dibersihkan dengan
menggunakan kain fanel. Untuk membersihkan debu yang terselip di bagian mikroskop tersebut
dapat digunakan kuas kecil atau kuas lensa kamera.
c. Lensa-lensa mikroskop (okuler, objektif, dan kondensor) dibersihkan dengan menggunakan
tisue lensa yang diberi alkohol 70%. Jangan sekali-kali membersihkan lensa menggunakan sapu
tangan atau lap kain.
d. Sisa minyak imersi pada lens objektif dapat dibersihkan dengan xilol (xylene). Pada penggunaan
xilol haruslah hati-hati, jangan sampai cairan xilol menempel pada bagian mikroskop non optik,
karena akan merusak cat atau merusak bahan plastik, dan juga jangan menggunakan larutan ini
kebagian lensa yang lain kecuali produsennya menyatakan bahwa tindakan tersebut aman.
e. Sebelum menyimpan mikroskop, bersihkan selalu mikroskop tersebut, terutama hapus semua
minyak imersi di permukaan lensa, sehingga partikel yang halus tidak menempel dan
menggumpal serta mengering. Minyak dan partikel halus pada lensa dapat mengaburkannya dan
menyebabkan goresan. Hal ini menurunkan kemampuan lensa. Preparat yang tertinggal di atas
meja mikroskop merupakan pertanda jelas suatukelalaian/kecerobohan.
f. Sebelum menyimpan mikroskop, meja mikroskop diatur lagi dan lensa objektif dijauhkan dari
meja preparat dengan memutar alat penggeraknya ke posisi semula, kondensor diturunkan
kembali, lampu dikecilkan intensitasnya lalu dimatikan (kalau mikroskop listrik).
g. Dengan mematuhi petunjuk penggunaan dan pemeliharaan mikroskop, diharapkan mikroskop
dapat bertahan lebih lama untuk dipergunakan pada semua kegiatan laboratorium yang lainnya.
1.2.2
harus dibersihkan dengan menggunakan sikat, kain halus atau kertas (tissue) dan membersihkan
timbangan secara keseluruhan timbangan harus 392 dimatikan, kemudian piringan (pan)
timbangan dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan
pembersih seperti deterjen yang lunak, campurkan air dan etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan
timbangan dihidupkan dan setelah dipanaskan, cek kembali dengan menggunakan anak
timbangan.
1.2.3
Perawatan secara reguler oleh Jasa Layanan pelanggan tidak diperlukan. Pembersihan
yang dibutuhkan pada perawatan (seperti membersihkan sudu-sudu / baling-baling roda yang
berputar) dilakukan oleh Operator laboratorium sesuai dengan petunjuk pabrik.
1.2.4
dibasahi larutan asam lalui digosokkan ke gelas setelah bersih lalu dibilas air.
b. Tabung Reaksi
Mengantisipasi air kapur dan kerak yang melekat pada tabung, pengaduk kaca dibalut
kapas dibasahi larutan asam lalu dikorokkan ke tabung, setelah bersih baru dibilas air.
c. Gelas Kimia
Penanggulangan sisa sisa bahan kimia dan bekas pembakaran yang melekat pada
gelas, pengaduk kaca dibalut kapas dibasahi larutan asam lalu digosokkan ke bagian gelas yang
mengerak.Digunakan juga sabun sebagai surfaktan untuk menurunkan tegangan permukaan,
sehingga noda yang tersisa di dalam alat alat gelas hilang, setelah itu d bersihkan menggunakan
air kran lalu di bilas dengan air aquades, sehingga alat alat gelas tersebut dapat di gunakan untuk
melakukan praktek d laboratorium.
Bahan gelas banyak dipakai dalam laboratorium kimia dan biologi. Ada beberapa keunggulan
maupun kelemahan peralatan yang terbuat dari bahan baku gelas, yaitu Keunggulannya :
1.
2.
3.
4.
Kelemahannya :
1.
2.
Bahan baku gelas mudah tumbuh jamur sehingga mengganggu daya tembus cahaya.
3.
akan tetapi menuntut ketekunan laboran. Dengan memperhatikan keunggulan dan kelemahan
dari bahan baku gelas, maka untuk perawatan peralatan berbahan baku gelas harus
memperhatikan :
1.
Ruang penyimpanan peralatan harus bertemperatur antara 270 C 370 C dan diberi
3.
Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya ditempatkan di atas kawat kasa. Boleh
menggunakan pemanasan secara langsung asalkan bahan gelas terbuat dari pyrex.
4.
Gelas yang akan direbus hendaknya tidak dimasukkan langsung ke dalam air yang sedang
mendidih melainkan gelas direndam dengan air bersih dan dingin kemudian tambahkan
detergent, larutan kalium dichromat 10 gr, asam belerang 25 ml dan aquadest 75 ml. Penggunaan
detergent dapat menghilangkan lemak dan tidak membawa efek perubahan fisik. Kadang-kadang
memerlukan waktu perendaman sampai beberapa jam, kemudian dibilas dengan air bersih.
Keringkan dengan udara panas lalu simpan di tempat yang kering.
5.
Debu, keringat, minyak dari telapak tangan mudah menempel pada peralatan berbahan
baku gelas. Oleh karena itu setelah digunakan luangkan waktu sejenak untuk membersihkan
permukaan peralatan dengan kain lembut atau dengan kertas tissue khusus. Gunakan alcohol,
acetone, kapas, sikat halus dan pompa angina untuk membersihkan lensa jangan sampai merusak
lapisan lensa. Saat ini terdapat cairan pembersih khusus kaca/lensa yang dapat diperoleh di optic
untuk membersihkan kaca/lensa dengan lebih sempurna. Hindarkan membersihkan kaca/lensa
dalam keadaan kering apalagi dengan menggunakan kain yang berserat kasar karena hal itu
dapat menimbulkan goresan pada kaca/lensa.
6.
Letakkan peralatan berbahan baku gelas di tempat ketika tidak digunakan. Meletakkan
peralatan tidak di tempatnya beresiko merusak kondisi alat karena mungkin saja peralatan
tersebut tertindih atau tertekan yang mengakibatkan terjadinya perubahan fisik permanen.
1.2.6 Perawatan peralatan yang terbuat dari bahan baku karet/plastik.
Peralatan berbahan baku karet bersifat elastis dan tidak tahan terhadap panas karena
dapat menggangu elastisitas karet.
Sarung tangan dari karet mudah sekali meleleh atau lengket apabila disimpan terlalu
lama. Untuk menghindari kerusakan pada peralatan berbahan baku karet/plastik, hendaknya
peralatan dibersihkan dari berbagai kotoran dengan menggunakan detergent kemudian
dikeringkan (sangat baik jika menggunakan hembusan udara panas). Setelah itu ditaburi talk
(bedak) pada seluruh permukaan karet dan disimpan dengan menggunakan tablet formalin
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah dijelaskan di atas tadi maka kami dapat menyimpulkan bahwa
sanitasi peralatan laboratorium adalah suatu usaha kegiatan yang dilakukan untuk menjaga
kebersihan dan kesehatan di dalam laboratorium. Dan disebutkan juga beberapa cara untuk
membersihkan alat-alat laboratorium. Di dalam paper ini kami juga memaparkan tentang tata
cara pembedaan cara merawat antara bahan-bahan yang berbeda misalkan pembedaan cara
merawat antara peralatan laboratorium yang terbuat dari bahan gelas dandari bahan plastik
DAFTAR PUSTAKA
Agus.2012.AlatLaboratorium.http://agusetia28.blogspot.com/2012/05/alatlaboratorium.ht
ml(diakses pada tanggal 14 September 2013).
Rahayu,
Suparni
Setyowati,.2009.Membersihkan
peralatan
laboratorium