Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN HEMOROID


DI RUANG DAHLIA RSUD BANYUMAS
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Oleh:
Rizka Rahmaharyanti, S.Kep
G4D014001

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO

2014ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. TS DENGAN


HEMOROID DI RUANG DAHLIA RSUD BANYUMAS
Pengkajian dilakukan pada : Hari Selasa, tanggal 28 Oktober 2014, pukul 10.00 wib.
Di Ruang Dahlia RSUD Banyumas.
I.

PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien
Nama

: Ny. TS

Umur

: 54 th

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

:-

Alamat

: Blater Rt. 01 Rw. 05, Kalimanah, Purbalingga

Suku Bangsa

: Jawa / Indonesia

Diagnosa Medis

: Hemoroid Interna Grade III dan fistula perianal

Nomor RM

: 719533

Masuk RS

: 26/10/2014

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan nyeri pada bagian anusnya, terutama pada saat BAB,
karena terdapat benjolan pada anusnya yang keluar dan 3 benjolan lain pada
perianal. Nyeri dirasakan pada saat BAB dan duduk atau bersandar terlalu lama,
skala nyeri 7 (pada saat BAB) dan 4-5 saat duduk/bersandar (skala 0-10).
2.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien pertama kali merasakan ada benjolan muncul keluar dari anusnya pada
hari rabu (22 Oktober 2014). Terasa sangat sakit pada saat BAB, skala nyeri 7.
Benjolan dirasakan mengganggu oleh pasien sehingga memutuskan untuk
memeriksakan diri ke dokter dan didiagnosa hemoroid grade III. Pasien
diberikan pilihan untuk mengobati hemoroidnya terlebih dahulu hingga kempes
atau ingin dibuang dengan tindakan operasi (hemoroidektomi). Pasien
memutuskan untuk melakukan operasi dan dibawa ke RSUD Banyumas pada

tanggal 27 Oktober 2014. Saat ini pasien sudah siap dilakukan operasi setelah
puasa dari pukul 00.00 tanggal 28 Oktober, dan terpasang infus RL.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami sakit yang sama sebelumnya. tidak
memiliki riwayat penyakit berat lainnya seperti hipertensi, maag, dll.
4. Riwayat Keluarga
Di dalam keluarga pasien, tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
yang sama dengan pasien atau penyakit keturunan seperti hipertensi, maag, dll.
5.

Diagnosa medik pada saat MRS yaitu hemoroid interna grade III .

C. Pengkajian Pola Fungsional


1. Pemeliharaan kesehatan
Keluarga pasien mengatakan mengetahui penyakit pasien. Pada saat pasien
mengeluh terdapat benjolan yang keluar dari anusnya dan nyeri pada saat BAB,
pasien langsung diperiksakan ke dokter oleh anaknya hingga memutuskan
untuk melakukan operasi..
2. Nutrisi pola metabolik
Sebelum sakit

: Makan: Nasi, lauk, sayur, suka makan makanan pedas,


konsumsi gorengan minimal2x/minggu. Biasa
makan 3x/hari, porsi sedang.
Minum: Air putih 3L/hari, teh 1-2 gelas/hari, 240 cc/gelas
= 240-480 cc/hari.

Selama sakit

Jumlah konsumsi minum/hari = 3240-3480 cc


: Makan: Rumah : Pasien mengatakan nafsu makan
menurun, makan lebih sedikit dari biasanya,
namun tetap 3x/hari.
RS : Pasien makan dengan diet Nasi TKTP (tinggi
protein tinggi protein), 3x/hari, habis porsi.
Minum: Air putih 2L/hari, teh 1 gelas/hari, 240 cc/gelas =
240 cc/hari.
Jumlah konsumsi minum/hari = 2240 cc

3. Pola eliminasi

a. Pola defekasi
Sebelum sakit
Selama sakit

BAB 2x/hari konsistensi lunak, warna kuning dan bau

khas.
Pada saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan
dari kemarin (27 Oktober) hingga saat ini (28
Oktober) pukul 10.00 baru 1 x BAB, konsistensi
lunak, warna kuning dan bau khas, disertai kentut
yang terus-menerus.

b. Pola eliminasi urin


Sebelum sakit
Selama sakit

BAK 8-10x/hari (Sekali BAK 200 cc, 1600-2000

cc/hari), warna kuning jernih dan bau khas.


BAK 8-10x/hari (Sekali BAK 200 cc, 1600-2000
cc/hari), warna kuning jernih dan bau khas.

4. Aktifitas-pola latihan
Sebelum sakit

: Kemampuan perawatan diri Pasien baik, dilakukan secara


mandiri baik dalam makan/minum, toileting, berpakaian

Selama sakit

dan mobilitas fisik.


: Kemampuan perawatan diri Pasien terbatas, dijelaskan
pada tabel (pre op) :
Kemampuan dlm perawatan diri
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi/ROM

Keterangan :
0 : mandiri, 1: dengan alat, 2 : dibantu orang lain, 3 : di bantu orang lain dan
alat, 4 : tergantung total.
5. Pola kognitif dan sensori
Kognitif:
a. Penglihatan
Pasien masih bisa melihat jelas pada jarak lebih dari 5 meter dan fokus saat
diajak berkomunikasi.
b. Pendengaran
Pasien masih bisa mendengar pada jarak lebih dari 5 meter.
c. Pengecap

Pasien masih dapat membedakan rasa antara manis, pahit, asam dan asin
dengan baik.
d. Sensasi
Pasien masih dapat membedakan panas, dingin, sakit maupun nyeri.
Sensori:
Pasien berbicara dengan lancar, mengerti perkataan lawan bicara dan merespon
dengan baik.
6. Pola istirahat-tidur
Pasien sebelum dirawat tidur 6-7 jam/hari. Selama dirawat pasien tidur 4-5
jam/hari karena terpengaruh kondisi lingkungan.
7. Pola konsep diri
a. Gambaran diri/body image
Pasien mengatakan bahwa Pasien merasa bersyukur dengan anugrah yang
Tuhan telah berikan kepadanya. Pasien merasa beruntung karena tidak
menderita penyakit serius dan sekarang dalam kondisi yang baik.
b. Identitas diri
Pasien adalah seorang perempuan dan pasien merasa cukup puas dengan
keadaannya. Setelah dilakukan pemeriksaan dan beberapa edukasi, pasien
berjanji akan lebih menjaga kesehatannya.
c. Peran
Pasien berperan sebagai seorang istri bagi suaminya dan ibu dari seorang
anaknya.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan bahwa walaupun Pasien sudah cukup tua, tetapi Pasien
harus tetap bersemangat sehingga dapat tetap bermanfaat dan melakukan
aktivitas secara mandiri.
e. Harga diri
Pasien tidak mempunyai harga diri rendah. Pasien tidak merasa malu karena
penyakitnya, melainkan ingin cepat sembuh.
8. Pola peran dan hubungan

Selama di rumah sakit, pasien ditunggu oleh suami dan anaknya. Pasien
memiliki 2 orang anak laki-laki, namun anak pertamanya sudah meninggal
sehingga sekarang hanya memiliki seorang anak laki-laki. Anaknya belum
menikah dan masih tinggal serumah dengan ia dan suaminya. Pasien sangat
dekat dengan suami dan anaknya. Setiap ada masalah, pasien selalu
menceritakan kepada mereka.
9. Pola reproduksi dan seksual
Pasien berjenis kelamin perempuan, masih melakukan hubungan seksual
dengan suaminya, namun karena sudah tua, intensitasnya jarang.
10. Pola pertahanan diri/koping
Pasien dan keluarga pasien mengatakan jika pasien ada masalah selalu bercerita
kepada keluarganya.
11. Pola keyakinan dan nilai
Pasien beragama Islam, sebelum sakit pasien rajin beribadah. Sesudah sakit,
pasien juga rajin beribadah dengan kemampuannya.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : CM dengan GCS = E4M6V5
2. Tanda vital
a. Pernafasan: 18 x/menit
b. Nadi

: 84 x/menit

c. Suhu

: 36,4 0 C

d. Tekanan darah: 120/80 mmHg


3. Head to toe
a. Kepala :
1) Mata

Mata simetris, konjungtiva merah muda,

sklera putih, lensa jernih, tidak terdapat sekret.


2)Mulut

Membran mukosa lembab, bibir berwarna

merah muda, tidak terdapat stomatitis


b. Thorax : bentuk simetris, tidak ada retraksi dinding dada
1) Paru-paru : Suara nafas vesikuler
2) Jantung : Suara jantung reguler,
c. Abdomen : Abdomen : cembung, supel, tympani.

1) Hepar : tidak teraba


2) Lien : tidak teraba
d.

Genitalia : Perempuan, bersih, berwarna merah muda, tidak


terdapat keputihan.

e. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas : 2) Reflek dan kekuatan motorik :
Tangan kanan
(5)

Tangan kiri
(5)

Kaki kanan
(5)

Kaki kiri
(5)

4. Kulit : Warna sawo matang, turgor kulit baik, lembab.


E. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium

Jenis Pemeriksaan

Nilai Normal

Hasil
27-10-2014

Interpretasi

Darah Lengkap :
- WBC

3,70-10,1 103/uL

8,45 103/uL

Normal

- NEU

39,3-73,7 %

72,3 %

Normal

- LYM

18,0-48,3 %

20,5 %

Normal

- MONO

4,40-12,7 %

5,54 %

Normal

- EOS

0,600-7,30 %

0,957 %

Normal

- BASO

0,00-1,70 %

0,711 %

Normal

- RBC

4,06-4,69 106/uL

4,41 106/uL

Normal

- HGB

12,9-14,2 gr/dl

12,8 gr/dl

Rendah

- HCT

37,7-53,7 %

38,3 %

Normal

- MCV

81,1-96,0 fL

86,9 fL

Normal

- MCH

27,0-31,2 pg

29,2 pg

Normal

- MCHC

31,8-35,4 gr/dL

33,5 gr/dL

Normal

- RDW

11,5-14,5 %

10,9 %

Rendah

155-366 103/uL

152 103/uL

Rendah

6,90-10,6 fL

5,11 fL

Rendah

PLT

- MPV

Kimia Darah

F.

- Glukosa

75-115 mg/dl

171 mg/dl

Tinggi

- UREA UV

10-50 mg/dl

28,3 mg/dl

Normal

- Kreatinin

0,8-1,4 mg/dl

0,61 mg/dl

Rendah

- Natrium

135-155 mmol/l 142 mmol/l

Normal

- Kalium

3,5-5,5 mmol/l

3,6 mmol/l

Normal

- Clorida

94-111 mmol/l

104 mmol/l

Normal

- HBs Ag
PPT/APTT

NEGATIP

NEGATIP

Normal

PPT

11,3-14,7 detik

13,7 detik

Normal

APTT

27,4-39,3 detik

26,4 detik

Normal

Program Terapi
-

II.

ANALISA DATA

Data Fokus
Pre Operasi (28 Oktober 2014, 10.00)
DS :
Pasien mengatakan nyeri pada pantatnya akibat
adanya benjolan, terutama saat BAB
DO :
Pasien tampak tidak nyaman berlama-lama
dalam satu posisi (duduk/terlentang)
Pengkajian Nyeri :
P: Benjolan pada anus dan daerah di atas
anus
Q: Terasa nyut-nyutan
R: Hanya pada bagian yang terdapat benjolan
S: Skala nyeri 7 (saat BAB), 4-5 (saat biasa)
(skala 0-10)
T: Nyeri dirasakan hilang timbul,
Bertambah pada saat BAB dan berada
pada
satu
posisi
teralu
lama
(duduk/terlentang)

Tanda-tanda vital :
TD
120/80 mmHg
Nadi
84 kali/menit
Suhu
36,4 oC
RR
18x/menit
DS :
Pasien mengatakan cemas karena tahu akan
dioperasi
Pasien mengatakan susah tidur semalam
Pasien mengatakan sering berkemih
DO :
Pasien dijadwalkan operasi pada hari ini, 28
Oktober 2014
Pasien terlihat gelisah dan gugup, terutama
menjelang waktu operasi.
Post Operasi (28 Oktober 2014, 19.00)
DS :
Pasien mengatakan nyeri pada pantatnya akibat
luka operasi
DO :
Pasien tampak meringis kesakitan
Pengkajian Nyeri :
P: Luka operasi
Q: Terasa nyut-nyutan, perih
R: Anus dan perianal
S: Skala nyeri 7 (skala 0-10)
T: Nyeri dirasakan hilang timbul,
Bertambah pada saat berada pada satu
posisi teralu lama (terlentang)

Tanda-tanda vital :
TD
150/100 mmHg
Nadi
90 kali/menit
Suhu
37 oC
RR
20x/menit
DS :
Pasien mengatakan belum bisa BAB sejak
operasi, padahal memiliki keinginan untuk
BAB, mulas.

Etiologi

Masalah

Agen injuri biologis Nyeri akut


(hemoroid interna
grade III dan fistula
perianal)

Perubahan
dalam Ansietas
status
kesehatan
(rencana
pembedahan)

Agen injuri fisik


(luka insisi pasca
pembedahan)

Nyeri Akut

Obstruksi pasca
bedah

Resiko
konstipasi

III.

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


Pre Operasi
1.

Nyeri akut b.d agen injuri biologis (hemoroid interna


grade III dan fistula perianal)

2.

Ansietas b.d Resiko infeksi b.d perubahan dalam


status kesehatan (rencana pembedahan)

Post Operasi
1.

Nyeri akut b.d agen injuri fisik


(luka insisi pasca pembedahan)

2.

Konstipasi b.d obstruksi pasca


pembedahan

IV.
No
.
1

RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
keperawatan
Pre Operasi
Nyeri akut b.d
agen injuri
biologis
(hemoroid interna
grade III dan
fistula perianal)

Tujuan dan kriteria hasil

Intervensi

Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam


diharapkan nyeri yang dirasakan pasien berkurang
dengan kriteria hasil:
Pain Level
No

Indikator

1. Melaporkan nyeri
2. Ekspresi kesakitan
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

Awal
3
3

Pain control
No

Indikator

1. Mampu mengenali nyeri


(skala,
intensitas,
frekuensi dan tanda nyeri)
2. Mampu mengontrol nyeri
(tahu penyebab nyeri,
mampu
menggunakan
teknik
nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)

Awal
4

Rasional

Pain Management
- Lakukan pengkajian nyeri- Memberikan
informasi
secara
komprehensif
untuk membantu dalam
termasuk
lokasi,
menentukan
karakteristik,
durasi,
pilihan/keefektifan
frekuensi, kualitas dan
intervensi.
Tujuan
faktor presipitasi
1 2 3 4 5
- Observasi reaksi nonverbal- Bahasa
tubuh/petunjuk
v
dari
ketidaknyamanan
non-verbal
dapat secara
v
psikologis dan fisiologik
dan dapat digunakan
pada hubungan petunjuk
verbal untuk mengidentifikasi luas / beratnya
masalah
- Evaluasi pengalaman nyeri- Menunjukkan
batas
masa lampau
ambang nyeri yang biasa
dirasakan,
sebagai
Tujuan
informasi
untuk
menen1 2 3 4 5
tukan intervensi
v
- Kurangi faktor presipitasi- Dapat membantu meminyeri
nimalkan nyeri yang
dirasakan pasien
v - Ajarkan tentang teknik non- Penanganan
nonfarmakologi
farmakologi yang dapat
diaplikasikan pada skala
nyeri 1-5 (skala 0-10)
dan dilengkapi atau
terapi ialah nafas dalam,

3. Melaporkan bahwa nyeri


berkurang
dengan
menggunakan
manajemen nyeri
Keterangan :
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
2

Ansietas b.d
Resiko infeksi b.d
perubahan dalam
status kesehatan
(rencana
pembedahan)

v
-

Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam


diharapkan kecemasan yang dirasakan pasien berkurang dengan kriteria hasil:
Anxiety control
No
1.

Indikator

Mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan


gejala cemas
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan
teknik
untuk
mengontrol cemas
3. Postur tubuh, ekspresi
wajah, bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya
kecemasan

Awal
4

Tujuan
1 2 3 4 5
v

kompres hangat/kompres
dingin.
Evaluasi keefektifan kontrol- Dievaluasi
dengan
nyeri
pengkajian
nyeri
(PQRST) kembali pada
pasien setelah diberikan
terapi baik farmakologi
maupun nonfarmakologi
Tingkatkan istirahat
- Membantu mengurangin
intensitas dan kualitas
nyeri pasien
Anxiety Reduction
Gunakan pendekatan yangMeningkatkan
menenangkan
keperca-yaan
pasien
pada
pera-wat
dan
bersedia men-ceritakan
Evaluasi tingkat ansietas,
kecemasannya
Ketakutan dapat
catat respon verbal dan nonverbal
pasien.
dorong
terjadi karena nyeri
ekspresi bebas akan emosi
hebat,
me-ningkatkan
perasaan sakit. Rasa
ketakutan yang terusmenerus
akan
mengakibatkan
stres
yang berlebihan, resiko
potensial dari pembaliJelaskan semua prosedur
kan reaksi terhadap prosedur/zat-zat anastesi.
dan apa yang dirasakan
Mengetahui
apa
selama prosedur
Validasi sumber rasa takut
yang diharapkan dapat
menu-runkan ansietas
Mengidentifikasi

Keterangan :
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan

Beritahu
pasien
akan
dilakukan anastesi lumbal
(regional) dimana rasapusing atau mengantuk
mugkin saja terjadi, serta
tubuh bagian bawah yang
kemungkinan sulit digerakkan beberapa saat setelah
operasi.
Dorong
pasien
untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi

Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi

rasa takut yang spesifik


akan membantu pasien
untuk
menghadapinya
secara realitas.
Mengurangi
ansietas atau rasa takut
bahwa pasien mungkin
me-lihat prosedur.

Membantu pasien
mengurangi kecemasannya karena telah mengungkapkan dan berbagi
dengan
orang
lain
tentang kecemasannya
tersebut.
Dapat dilakukan
dengan teknik nafas
dalam,
yakni
mengurangi kete-gangan
akibat
cemas
yang
berleihan.

1.

Post Operasi
Nyeri b.d agen
injuri fisik (luka
insisi pasca
pembedahan)

Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam


diharapkan nyeri yang dirasakan pasien berkurang
dengan kriteria hasil:
Pain Level
No

Indikator

1.
2.
3.

Melaporkan nyeri
Ekspresi kesakitan
Tanda
vital
dalam
rentang normal
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

Awal

Tujuan
1 2 3 4

3
3
4

Pain control
No

Indikator

1. Mampu mengenali nyeri


(skala,
intensitas,
frekuensi dan tanda nyeri)
2. Mampu mengontrol nyeri
(tahu penyebab nyeri,
mampu
menggunakan
teknik
nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)

Awal
4

Tujuan
1 2 3 4

Pain Management
- Lakukan pengkajian nyeri- Memberikan
informasi
secara
komprehensif
untuk membantu dalam
termasuk
lokasi,
menentukan
karakteristik,
durasi,
pilihan/keefektifan
frekuensi, kualitas dan
intervensi.
faktor presipitasi
5
tubuh/petunjuk
v - Observasi reaksi nonverbal- Bahasa
dari ketidaknyamanan
non-verbal dapat secara
v
psikologis dan fisiologik
v
dan dapat digunakan
pada hubungan petunjuk
verbal untuk mengidentifikasi luas / beratnya
masalah
- Kurangi faktor presipitasi- Dapat membantu meminyeri
nimalkan nyeri yang
dirasakan pasien
- Pilih
dan
lakukan- Penanganan
nonpenanganan
nyeri
farmakologi yang dapat
(farmakologi,
non
diaplikasikan pada skala
farmakologi dan inter
nyeri 1-5 (skala 0-10)
5
personal)
dan dilengkapi atau
v
- Ajarkan tentang teknik non
terapi ialah nafas dalam,
farmakologi
kompres hangat/kompres
- Berikan analgetik untuk
dingin. Terapi farmav
mengurangi nyeri
kologi dengan pemberian
analgesik (ketorolac, dll)
- Evaluasi keefektifan kontrol- Dievaluasi
dengan
nyeri
pengkajian
nyeri
(PQRST) kembali pada
pasien setelah diberikan

3. Melaporkan bahwa nyeri


berkurang
dengan
menggunakan
manajemen nyeri
Keterangan :
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan

v
- Tingkatkan istirahat

terapi baik farmakologi


maupun nonfarmakologi
- Membantu mengurangin
intersitas dan kualitas
nyeri pasien

Analgesic Administration
- Tentukan
lokasi,- Memberikan
informasi
karakteristik, kualitas, dan
untuk membantu dalam
derajat nyeri sebelum
menentukan
pemberian obat
pilihan/keefektifan
intervensi.
- Cek instruksi dokter tentang- Memastikan
5
benar
jenis obat, dosis, dan
pemberian obat (benar
frekuensi
pasien, obat, dosis, rute,
waktu)
- Cek riwayat alergi
- Dapat diketahui dengan
melakukan skin test
(injeksi) atau menanyakan riwayat alergi obat
pada
pasien
untuk
menghindari
resiko
terjadinya alergi, ketika
obat sudah diberikan.
- Tentukan pilihan analgesik- Kolaborasikan
dengan
tergantung
tipe
dan
dokter analgesik yang
beratnya nyeri
sesuai dengan pasien
setelah pengkajian nyeri
- Monitor vital sign sebelum- Nyeri
mempengaruhi
dan sesudah pemberian
perubahan vital sign,
analgesik pertama kali
yaitu
peningkatan
tekanan darah dan RR,
kadang jika menyebab-

kan meningkatnya suhu


tubuh (apabila nyeri
dikarenakan
oleh
inflamasi)
- Evaluasi
efektivitas- Mengetahui hasil pembeanalgesik, tanda dan gejala
rian obat berupa penu(efek samping)
runan skala nyeri, berkurangnya laporan nyeri &
tidak ada reaksi alergi.
2.

Resiko konstipasi Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam


b.d
obstruksi diharapkan konstipasi tidak terjadi dengan kriteria hasil:
pasca
pembedahan
Bowel elimination
Tujuan
No
Indikator
Awal
1 2 3 4 5
1. Mempertahankan bentuk
3
v
feses lunak setiap 1-3
hari
2. Bebas dari ketidaknya3
v
manan dan konstipasi
3. Mengidentifikasi indi3
v kator untuk mencegah
konstipasi

Constipation/ Impaction
Management
Monitor tanda dan gejala- Distensi dan hilangnya
konstipasi
bising usus (peristaltik
Monior bising usus
usus) merupakan tandan
bahwa fungsi defekasi
hilang yang kemungkinan berhubungan dengan
kehilangan
persarafan
parasimpatik usus besar
dengan tiba-tiba.
Monitor feses: frekuensi,- Frekuensi yang berkurang
menandakan fungsi elikonsistensi dan volume
minasinya masih belum
Identifikasi faktor penyebab
membaik pasca pembedan kontribusi konstipasi
dahan. Volume yang
- Dukung intake cairan
sedikit dan konsistensi
yang
keras
dapat
menggambarkan
penyebab
lain
lain
konstipasi, yakni kurangnya konsumsi serat dan

- Konsultasi dengan dokter


air putih.
tentang penurunan bising- Mengidentifikasi
usus
kemungkinan efek dari
penggunaan
anastesi
yang berlebihan atau
hilangnya
fungsi
peristaltik usus akibat
- Anjurkan untuk melakukan
gangguan pada saraf.
pergerakan/mobilisasi dini- Pergerakan/mobilisasi
sesuai kemampuan
dapat merangsang munculnya peristaltik usus.
Pada lumbal (regional)
anastesi, mobilisasi dini
dianjurkan setelah 24
- Anjurkan konsumsi makanan
jam pertama.
tinggi serat setelah pasien- Melunakkan feses dan
bisa
makan
(setelah
melancarkan BAB
flatus/24
jam
setelah
operasi)
- Kolaborasikan
pemberian
- Apabila pasien masih
laksatif
tidak bisa BAB setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan,
dapat
diberikan laksatif untuk
merangsang BAB.

V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Hari/tgl
1 Selasa/
28-10-14

Jam
10.00

Dx
1,2 -

Implementasi
Mencuci tangan sebelum tindakan keperawatan Memonitor keadaan pasien
2 - Menggunakan pendekatan yang menenangkan
1,2 - Mengkaji keluhan pasien
1 - Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi

- Mengobservasi
reaksi
ketidaknyamanan

nonverbal

dari

Respon
Tangan

Paraf
terbebas

dari

kuman
Keadaan pasien sedang,
kesadaran compos mentis
Pasien menyambut baik
kedatangan perawat dan merasa nyaman
Pasien mengatakan nyeri
pada pantatnya akibat adanya benjolan,
terutama saat BAB
Pengkajian Nyeri :
P: Benjolan pada anus dan daerah di atas
anus
Q: Terasa nyut-nyutan
R: Hanya pada bagian yang terdapat
benjolan
S: Skala nyeri 7 (saat BAB), 4-5 (saat
biasa) (skala 0-10)
T: Nyeri dirasakan hilang timbul,
Bertambah pada saat BAB dan berada
pada
satu
posisi
teralu
lama
(duduk/terlentang)

- Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau


-

2 1,2 1 2 -

Pasien terlihat meringis


dan mengganti posisi setiap merasa
Memonitor tanda vital
kesakitan
Pasien mengatakan tidak
mudah mengeluh sakit.
TD
120/80 mmHg
Nadi
84 kali/menit
Mengurangi faktor presipitasi nyeri dengan Suhu
36,4 oC
menganjurkan pasien untuk mengganti posisi RR
18x/menit
setiap kali mulai merasakan nyeri jika sudah
lama berada dalam satu posisi
- Pasien mengerti dan mencoba melakukan
pergantian posisi (miring kanan/kiri) pada
Mengevaluasi tingkat ansietas, catat respon saat berbaring dan berdiri dari duduk
apabila sudah mulai merasa tidak nyaman
verbal dan non verbal pasien
Mendorong pasien untuk mengungkapkan atau nyeri pada pantatnya.
- Pasien terlihat cemas, gelisah, terlihat
perasaan, ketakutan, persepsi
dengan pasien yang banyak berbicara untuk
mengurangi
kecemasannya.
Pasien
Memvalidasi sumber rasa takut
mengatakan semalam sulit tidur dan sering
Mengajarkan dan menginstruksikan pasien untuk bolak-balik ke kamar mandi untuk pipis.
- Pasien mengatakan gugup karena hari ini
melakukan teknik relaksasi (nafas dalam)
akan dioperasi.
- Pasien mengerti dan mempraktekkan teknik
Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri
nafas setiap merasa gugup atau nyeri.
- Pasien mengatakan nyeri dan gugup
Menjelaskan semua prosedur (pre, intra dan post berkurang setelah melakukan nafas dalam
secara perlahan.
operasi)
Memberitahu pasien akan dilakukan anastesi Pasien mengerti tentang prosedur yang
lumbal (regional) dimana rasa pusing atau akan dilakukan (operasi) mulai dari
yang
telah
dilakukan
mengantuk mugkin saja terjadi, serta tubuh persiapan
bagian bawah yang kemungkinan sulit digerak- (persetujuan tindakan operasi, puasa, cukur,
insersi intravena, rontgen, konsul anastesi),
kan beberapa saat setelah operasi.

13.00

- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan


istirahat selama waktu yang tersisa sebelum
operasi
1,2 - Mengkaji keluhan pasien
1 - Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi

2 -

Mengantarkan pasien ke ruang operasi


Mengevaluasi tingkat ansietas, catat respon
verbal dan non verbal pasien

19.00
1,2 -

Post Operasi
Memonitor keadaan pasien

Mengkaji keluhan pasien

1 - Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif


termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,

prosedur operasi (anastesi lumbal/regional,


pembedahan hemoroid pada daerah anus
dan fistula pada perianal) dan post operasi
(pemasangan kateter urin/DC, pemberian
obat dan perawatan luka) yang akan
dilakukan.
Pasien mengerti dan berjanji akan
menggunakan waktu yang tersisa untk
beristirahat.
Pasien
mengatakan
nyeri
dan
kecemasannya berkurang. Pasien terlihat
lebih tenang dan ekspresinya terkontrol
(terlihat biasa)
P: Benjolan pada anus
dan daerah di atas anus
Q: Terasa nyut-nyutan
R: Hanya pada bagian yang terdapat
benjolan
S: Skala nyeri 3 (saat biasa) (skala 0-10)
T: Nyeri dirasakan hilang timbul
Pasien mengatakan cemas berkurang dan
mengatakan sudah siap lahir batin untuk
dioperasi. Pasien terlihat lebih tenang dan
sesekali menggunakan teknik nafas dalam
Keadaan pasien sedang,
kesadaran compos mentis
Pasien mengatakan nyeri
pada pantatnya akibat luka operasi.
P: Luka operasi
Q: Terasa nyut-nyutan, perih
R: Anus dan perianal

kualitas dan faktor presipitasi

- Mengobservasi
reaksi
ketidaknyamanan
- Memonitor tanda vital

nonverbal

dari-

- Menganjurkan pasien untuk melakukan nafasdalam


- Menganjurkan pasien untuk meningkatkanistirahat

- Mengecek instruksi dokter tentang jenis obat,dosis, dan frekuensi


- Mengecek riwayat alergi

- Memonitor tanda dan gejala konstipasi

- Memonitor bising usus

S: Skala nyeri 7 (skala 0-10)


T: Nyeri dirasakan hilang timbul,
Bertambah pada saat berada pada satu
posisi teralu lama (terlentang)
Pasien tampak meringis
kesakitan, berkeringat
TD
150/100 mmHg
Nadi
90 kali/menit
Suhu
37 oC
RR
20x/menit
Pasien melakukan nafas dalam, namun
masih tetap merasa nyeri dan gelisah
Pasien ingin tetap terjaga, namun setelah
dijelaskan harus istirahat dan masih
terpengaruh anastesi, pasien mengerti dan
mulai mau memejamkan mata tanpa
khawatir.
Dokter menginstruksikan untuk memberikan
analgesik injeksi :
Ketorolac (30mg) 3x1 (01.00, 09.00,
17.00)
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat
alergi terhadap analgesic
Pasien mengatakan ingin BAB, namun tidak
bisa mengejan. Setelah dijelaskan bahwa
itu hanya sensasinya saja, serta kondisi
anus pasien sekarang sedang ditampon
(post op) dan tidak mungkin bisa BAB
hingga 24 jam ke depan, pasien mengerti.
Bising usus : 2x/menit

Rabu/
22-10-14

01.00

05.00

08.00
09.00
11.00

1 - Mengkolaborasikan pemberian obat: Analgesik - Injeksi Ketorolac (30mg)


- Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri dan- Pasien mengatakan lebih tenang dan
analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
nyerinya berkurang. Tidak terlihat adanya
reaksi alergi (tidak terdapat gatal-gatal atau
kemerahan pada kulit)
1 - Memonitor tanda-tanda vital
- TD
: 150/100 mmHg
Nadi : 92 kali/menit
Suhu : 36,8 oC
RR
: 20x/menit
- Menganjurkan pasien untuk melakukan perge-- Pasien dan keluarga pasien mengerti dan
melakukan miring kanan dan kiri,
rakan / mobilisasi dini sesuai kemampuan
diusahakan tiap 2 jam.
2 - Melepas tampon dan perawatan luka
- Terdapat rembesan pada tampon yang
diambil, luka bersih dan ditutup dengan
kassa steril.
1 - Mengkolaborasikan pemberian obat: Analgesik - Injeksi Ketorolac (30mg)
- mengevaluasi efektivitas analgesik, tanda dan- Pasien mengatakan skala nyeri : 6 (1-10),
tidak terdapat reaksi alergi
gejala (efek samping)
1 - Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensifPengkajian Nyeri :
P: Luka bekas operasi
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Q: Nyut-nyutan berkurang
kualitas dan faktor presipitasi
R: Hanya pada bagian luka bekas operasi
(anus da perianal)
S: Skala nyeri 6(skala 0-10)
T: Nyeri dirasakan hilang timbul, berkurang apabila pasien dalam keadaan diam
(tidak bergerak)
- Mengobservasi
reaksi
nonverbal
dari- Pasien masih terlihat meringis setiap
menggeser badan atau miring kiri dan
ketidaknyamanan
kanan.
- Pasien mengatakan nyeri menjadi lebih
- Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri
ringan setelah melakukan nafas dalam.

2 - Memonitor tanda dan gejala konstipasi

Kamis/
23-10-14

17.00
01.00

1
1

06.00

09.00

11.00

- Pasien mengatakan masih tidak bisa BAB,


sudah bisa flatus, abdomen tidak distensi
namun teraba massa abdomen.
- Bising usus : 3x/menit
- Memonitor bising usus
- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan intake- Pasien mengerti dan menambah asupan
cairannya (minum air putih) ditambah
cairan
terapi cairan RL : Aminofluid, 1 : 1, 20
tpm, 4x500cc/hari
- Pasien mengerti dan memang suka
- Menganjurkan konsumsi makanan tinggi serat
mengkonsumsi sayuran dan buah.
- Mengkolaborasikan pemberian obat: Analgesik - Injeksi Ketorolac (30mg)
- Mengkolaborasikan pemberian obat: Analgesik - Injeksi Ketorolac (30mg)
- Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri dan- Pasien mengatakan lebih tenang dan
analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
nyerinya berkurang.
- Memonitor tanda-tanda vital
- TD
: 130/90 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
Suhu : 36,6 oC
RR
: 18x/menit
- Mengkolaborasikan pemberian obat: Analgesik - Injeksi Ketorolac (30mg)
- Mengevaluasi efektivitas analgesik, tanda dan- Pasien mengatakan skala nyeri : 5 (1-10),
gejala (efek samping)
tidak terdapat reaksi alergi
- Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensifPengkajian Nyeri :
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
P: Luka bekas operasi
kualitas dan faktor presipitasi
Q: Nyut-nyutan berkurang
R: Hanya pada bagian luka bekas operasi
(anus da perianal)
S: Skala nyeri 4(skala 0-10)
T: Nyeri dirasakan hilang timbul
- Mengobservasi
reaksi
nonverbal
dari- Pasien
sudah
bisa
tertawa
dan
ketidaknyamanan
berkomunikasi dengan santai, sudah tidak
terlihat meringis
- Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Pasien mengatakan nyeri menjadi lebih

2 - Memonitor tanda dan gejala konstipasi

- Memonitor bising usus


- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan intakecairan
- Menganjurkan konsumsi makanan tinggi serat
VI.

17.00
EVALUASI

No

Hari/tanggal

Selasa/
28-10-14

1 - Mengkolaborasikan pemberian obat: Analgesik


Jam

13.00

ringan setelah melakukan nafas dalam.


Pasien mengatakan masih tidak bisa BAB,
abdomen tidak distensi namun teraba
massa abdomen.
Bising usus : 7x/menit
Pasien
mengatakan
minum
3L/hari,
ditambah terapi cairan RL : Aminofluid, 1 :
1, 20 tpm, 4x500cc/hari
Pasien mengkonsumsi buah dan sayuran dari
rumah sakit, habis.
Injeksi Ketorolac (30mg)

Diagnosa
EVALUASI (SOAP)
Paraf
Keperawatan
Pre Operasi
S:
Nyeri akut b.d agenPasien mengatakan nyeri pada pantatnya berkurang saat
injuri biologis
melakukan nafas dalam, terutama saat BAB
(hemoroid
interna
grade III dan fistula O:
perianal)
Ekspresi pasien terkontrol (terlihat biasa)
Pengkajian Nyeri :
P: Benjolan pada anus dan daerah di atas anus
Q: Terasa nyut-nyutan
R: Hanya pada bagian yang terdapat benjolan
S: Skala nyeri 3 (saat biasa) (skala 0-10)
T: Nyeri dirasakan hilang timbul
Tanda-tanda vital :
TD
120/80 mmHg
Nadi
84 kali/menit
Suhu
36,4 oC
RR
18x/menit

A : Masalah nyeri teratasi


No
1.
2.
3.
4.

5.

Saat
ini
Melaporkan nyeri
4
Ekspresi kesakitan
4
Mampu mengenali nyeri (skala, 5
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Mampu mengontrol nyeri (tahu 5
penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang 4
dengan menggunakan manajemen
nyeri
Indikator

3
3
4

Tujuan
1 2 3 4 5
v
v
v

Awal

P : Intervensi dihentikan
S:
- Pasien mengatakan cemas berkurang dan mengatakan sudah siap lahir batin
untuk dioperasi
Ansietas b.d Resiko
O:
infeksi
b.d
- Pasien terlihat lebih tenang dan sesekali menggunakan teknik nafas dalam
perubahan
dalam
status
kesehatan
A : Masalah ansietas teratasi
(rencana
Saat
Tujuan
pembedahan)
No
Indikator
Awal
ini
1 2 3 4 5
1. Mampu
mengidentifikasi
dan
5
4
v
mengungkapkan gejala cemas
2. Mengidentifikasi,
mengungkapkan 5
4
v
dan menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas

3.

Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa


tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan

P : Intervensi dihentikan
S:
-

Pasien mengatakan nyeri pada pantatnya akibat luka


operasi

22.00

Post Operasi
O:
Nyeri b.d agen injuri Pasien tampak meringis kesakitan
fisik (luka insisi
Pasien tampak lemah, berkeringat
pasca pembedahan) Pengkajian Nyeri :
P: Luka operasi
Q: Terasa nyut-nyutan, perih
R: Anus dan perianal
S: Skala nyeri 7 (skala 0-10)
T: Nyeri dirasakan hilang timbul,
Bertambah pada saat berada pada satu posisi teralu lama (terlentang)
Tanda-tanda vital :
TD
150/100 mmHg
Nadi
90 kali/menit
Suhu
37 oC
RR
20x/menit
A : Masalah nyeri teratasi sebagian
No
1.
2.

Indikator
Melaporkan nyeri
Ekspresi kesakitan

Saat
ini
3
4

Awal
3
3

Tujuan
1 2 3 4 5
v
v

3. Mampu mengenali nyeri (skala,


intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4. Tanda-tanda vital dalam rentang
normal
5. Mampu mengontrol nyeri (tahu
penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri, mencari bantuan)
6. Melaporkan bahwa nyeri berkurang
dengan menggunakan manajemen
nyeri

P : Lanjutkan intervensi :
- Monitor tanda-tanda vital
- Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Kolaborasikan pemberian obat: Analgesik
S:
-

Pasien mengatakan belum bisa BAB sejak operasi,


padahal memiliki keinginan untuk BAB, mulas.

Resiko
konstipasi
b.d obstruksi pasca O:
pembedahan
-

Pasien belum BAB sejak operasi


Bising usus : 2x/menit
Pasien terlihat lemas

A : Masalah resiko konstipasi belum teratasi


No
Indikator

Awal

Tujuan

Saat
ini
1. Mempertahankan bentuk feses lunak
3
setiap 1-3 hari
2. Bebas dari ketidaknya-manan dan
3
konstipasi
3. Mengidentifikasi indi-kator untuk
3
mencegah konstipasi

1 2 3 4 5
3

P : Lanjutkan intervensi :
- Lepas tampon dan perawatan luka
- Monitor tanda dan gejala konstipasi
- Monitor bising usus
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake cairan
- Anjurkan konsumsi makanan tinggi serat
2.

Rabu/
29-10-14

17.00

Nyeri b.d agen injuri S :


fisik (luka insisi
Pasien mengatakan nyeri pada pantatnya akibat luka
pasca pembedahan)
operasi
- Pasien mengatakan lebih tenang dan nyerinya berkurang. Tidak terlihat
adanya reaksi alergi (tidak terdapat gatal-gatal atau kemerahan pada kulit)
O:
-

Pasien masih terlihat meringis setiap menggeser badan


atau miring kiri dan kanan
Pengkajian Nyeri :
P: Luka bekas operasi
Q: Nyut-nyutan berkurang
R: Hanya pada bagian luka bekas operasi (anus dan perianal)
S: Skala nyeri 6 (skala 0-10)
T: Nyeri dirasakan hilang timbul, berku-rang apabila pasien dalam
keadaan diam (tidak bergerak)

- TD
Nadi
Suhu
RR

:
:
:
:

Tanda-tanda vital :
150/100 mmHg
92 kali/menit
36,8 oC
20x/menit

A : Masalah nyeri teratasi sebagian


No
1.
2.
3.
4.
5.

6.

Saat
ini
Melaporkan nyeri
3
Ekspresi kesakitan
4
Mampu mengenali nyeri (skala, 5
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Tanda-tanda vital dalam rentang 3
normal
Mampu mengontrol nyeri (tahu 5
penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang 4
dengan menggunakan manajemen
nyeri
Indikator

3
3
4

Tujuan
1 2 3 4 5
v
v
v

Awal

P : Lanjutkan intervensi :
- Monitor tanda-tanda vital
- Anjurkan pasien untuk melakukan pergerakan/mobilisasi dini sesuai
kemampuan
- Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

Kolaborasikan pemberian obat: Analgesik

Resiko
konstipasi
b.d obstruksi pasca S :
pembedahan
bisa flatus

Pasien mengatakan masih tidak bisa BAB namun sudah

O:
Tampon post operasi telah dilepas
Pasien belum BAB sejak operasi
Abdomen tidak distensi namun teraba massa abdomen.
- Bising usus : 3x/menit
- Asupan cairannya (minum air putih) meningkat 2L/hari, ditambah terapi
cairan RL : Aminofluid, 1 : 1, 20 tpm, 4x500cc/hari
A : Masalah resiko konstipasi teratasi sebagian
Saat
No
Indikator
ini
1. Mempertahankan bentuk feses lunak
3
setiap 1-3 hari
2. Bebas dari ketidaknyamanan dan
3
konstipasi
3. Mengidentifikasi indikator untuk
5
mencegah konstipasi

Tujuan
1 2 3 4 5
v

Awal

P : Lanjutkan intervensi :
- Monitor tanda dan gejala konstipasi
- Monitor bising usus
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake cairan
- Anjurkan konsumsi makanan tinggi serat

3.

Kamis/
30-10-14

17.00

Nyeri b.d agen injuri S :


fisik (luka insisi
- Pasien mengatakan masih terasa nyeri sedikit pada luka bekas operasinya.
pasca pembedahan) - Pasien mengatakan nyeri menjadi lebih ringan setelah melakukan nafas
dalam.
O:
- Pasien sudah bisa tertawa dan berkomunikasi dengan santai, sudah tidak
terlihat meringis
Pengkajian Nyeri :
P: Luka bekas operasi
Q: Nyut-nyutan berkurang
R: Hanya pada bagian luka bekas operasi (anus da perianal)
S: Skala nyeri 4 (skala 0-10)
T: Nyeri dirasakan hilang timbul
- TD
: 130/90 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
Suhu : 36,6 oC
RR
: 18x/menit
A : Masalah nyeri teratasi sebagian
No
1.
2.
3.
4.
5.

Saat
ini
Melaporkan nyeri
4
Ekspresi kesakitan
5
Mampu mengenali nyeri (skala, 5
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Tanda-tanda vital dalam rentang 4
normal
Mampu mengontrol nyeri (tahu 5
penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Indikator

3
3
4

Tujuan
1 2 3 4 5
v
v
v

Awal

6. Melaporkan bahwa nyeri berkurang


dengan menggunakan manajemen
nyeri

P : Lanjutkan intervensi :
- Monitor tanda-tanda vital
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Kolaborasikan pemberian obat: Analgesik
Resiko
konstipasi S :
b.d obstruksi pasca- Pasien mengatakan masih tidak bisa BAB
pembedahan
- Pasien mengatakan minum 3L/hari dan mengkonsumsi buah serta sayuran
dari rumah sakit, habis.
O:
Pasien belum BAB sejak operasi
Abdomen tidak distensi namun teraba massa abdomen.
- Bising usus : 7x/menit
- Terapi cairan RL : Aminofluid, 1 : 1, 20 tpm, 4x500cc/hari
A : Masalah resiko konstipasi teratasi sebagian
Saat
No
Indikator
ini
1. Mempertahankan bentuk feses lunak
3
setiap 1-3 hari
2. Bebas dari ketidaknyamanan dan
3
konstipasi

Tujuan
1 2 3 4 5
v

Awal

3.

Mengidentifikasi indikator
mencegah konstipasi

untuk

P : Lanjutkan intervensi :
- Monitor tanda dan gejala konstipasi
- Monitor bising usus
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake cairan
- Anjurkan konsumsi makanan tinggi serat
- Kolaborasikan pemberian laksatif

Anda mungkin juga menyukai