Anda di halaman 1dari 6

Penelitian ini melibatkan asisten dalam pengumpulan data yaitu dua mahasiswa.

Untuk
menguji tingkat kesepahaman dalam menggunakan ABI dan Skor DNE antara peneliti
dengan asisten peneliti diperlukan uji kesepahaman. Uji kesepahaman akan dilakukan di
ruang diskusi Puskesmas Sibela dengan 5 responden. Menurut Widhiarso (2012), analisis
uji kesepahaman menggunakan uji Kappa Cohen.
Adapun rumus uji Kappa Cohen adalah sebagai berikut :

Keterangan :
Nilai Kappa didapatkan melalui transformasi tabel ke persamaan tabel berikut :
A

p1

q1

p2

q2

Ie = P (AB) = P(A) . P(B)


Kriteria uji kesepahaman pada peneliti ini adalah jika hasil Kappa <0,40 maka
uji kesepahaman termasuk buruk (bad), jika hasil Kappa 0,40 0,60 maka uji
kesepahaman termasuk cukup (fair), jika hasil Kappa 0,61 0,75 maka uji
kesepahaman termasuk memuaskan (good), dan jika Kappa > 0,75 maka uji
kesepahaman termasuk istimewa (excellent) (Widhiarso, 2012). Uji kesepahaman
pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan computer menggunakan program SPSS
18 dengan bantuan kepercayaan 95%. Jika value < 0,05 berarti uji Kappa signifikan.

Penelitian ini menggunakan uji Kappa Cohen untuk menguji tingkat


kesepahaman antara peneliti dengan asisten peneliti.
Kriteria suatu data dikatakan signifikan atau ada kesepahaman apabila p value
< 0,05. Adapun data observasi ABI dan Skor DNE dalam tabel berikut :
Tabel 3.3 Data Observasi ABI dan Skor DNE
No Pasien
1
2
3
4
5

Peneliti
1
2
0
1
1

Numerator 1
2
2
0
2
1

Numerator 2
1
2
0
1
1

Anallisis uji kesepahaman menggunakan program SPSS 18


Tabel 3.4 Menggunakan Uji Kappa Cohen Dengan Bantuan SPSS 18
Uji

Kriteria

Nilai koefisien
kappa
1,000

P value

Hasil

Kappa
P < 0,05
0,002
Sepaham
Cohen
signifikan
Sumber : data primer (Diolah SPSS for Windows versi 18, 2014)
Hasil uji Kappa Cohen didapatkan nilai koefisien kappa sebesar 1,000 dengan p
value sebesar 0,002 maka dapat dikatakan p < 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada kesepahaman antara peneliti dengan numerator.
A. Jalannya Penelitian
Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam mendapatkan data penelitian.
Pengumpulan data penelitian ini akan dilakukan dengan tahapan sebagai beikut :
Pada tahap persiapan penelitian, peneliti mengajukan judul penelitian pada bulan
Desember 2015. Kemudian pada bulan Januari 2015 peneliti melakukan studi
pendahuluan di Puskesmas Sibela. Kemudian bulan Januari 2015 sampai Februari 2015
peneliti mengajukan proposal dan disahkan oleh pembimbing dan penguji. Dan bulan
Februari 2015 peneliti mengajukan perijinan ke Puskesmas Sibela 2015.

Penelitian ini diawali dengan menyamakan persepsi antara teman sejawat. Penelitian
ini akan melibatkan asisten dalam pengumpulan data yaitu 2 mahasiswa. Untuk menguji
tingkat kesepahaman dalam menentukan nilai ankle brachial index dan skor diabetic
neuropathy examination yang dilakukan senam kaki antara peneliti dengan asisten
peneliti diperlukan uji kesepahaman dengan rumus Cohen Kappa. Hasil uji Kappa
Cohen didapatkan nilai koefisien kappa sebesar 1,000 dengan p value sebesar 0,002
maka dapat dikatakan p < 0,05 sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa ada
kesepahaman antara peneliti dengan numerator.
Penjelasan ini bertujuan menyamakan persepsi observer dalam pengisian lembar
observasi sehingga diperoleh data yang valid dan sesuai dengan kondisi klinis pasien
saat itu. Sebelum peneliti dan asisten melakukan observasi, peneliti dan asisten
menjelaskan kepada pasien tentang penelitian yang akan dilakukan, kemudian peneliti
dan asisten memberikan lembar persetujuan menjadi responden kepada responden.
Peneliti memberikan informed consent untuk mendapatkan persetujuan dari pasien.
Dalam pengambilan data tidak ada responden yang menolak untuk dilakukan penelitian,
sehingga dalam pengambilan data tidak ada kesulitan.
Pengambilan data di mulai setelah pasien sebelum dan sesudah melakukan senam
kaki, setelah itu pasien dilakukan pemeriksaan ABI dan skor DNE. Penelitian ini
dilakukan selama kurun waktu satu bulan.
Setelah penelitian dimulai, data penelitian terkumpul dan langkah selanjutnya
pengolahan data dan analisa data. Data dianalisa menggunakan uji Chi Square atau X 2.
Uji Chi Square atau X2 dapat digunakan untuk mengestimasi atau mengevaluasi
frekuensi yang diselidiki atau menganalisis hasil observasi untuk mengetahui, apakah

terdapat pengaruh yang signifikan pada penelitian. Pada uji Chi Square jika X 2 hitung
X2 tabel maka Ho ditolak artinya signifikan. jika X2 hitung X2 tabel maka Ho diterima
artinya tidak signifikan.

Analisa data dilakukan dengan uji statistik yaitu dengan uji univariat dan uji
bivariat.
a. Uji Univariat
Uji univariat adalah mendefinisikan setiap variabel secara terpisah dengan
cara membuat tabel frekuensi dari masing masing frekuensi. Pengolahan data
dengan statistik deskriptif. Dalam penelitian ini uji univariat terdiri dari usia,
jenis kelamin dan diagnosa medis.
b. Uji Bivariat
Analisa bivariat untuk melihat hubungan antara dua variabel yang dalam hal
ini adalah penurunan resiko neuropathy perifer dengan latihan senam kaki pada
pasien diabetes melitus tipe 2. Untuk memperjelas dan memperkuat pembahasan
serta mengetahui keeratan hubungan antara variabel dependent dan variabel
independent dilakukan uji Chi Square atau X2. Uji Chi Square atau X2 dapat
digunakan untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal
lainnya (C = Coefisien of contingency). Cara penggunaan uji ini menurut Hidayat
(2010) sebagai berikut :
1) Mencari frekuensi harapan (fe) pada tiap sel dengan rumus :

Keterangan :
fe = frekuensi yang diharapkan
fk

= jumlah frekuensi pada kolom

fb

= jumlah frekuensi pada baris

= jumlah keseluruhan baris dan kolom

2) Mencari nilai Chi Kuadrat hitung dengan rumus :

1) Mencari nilai X2 tabel dengan rumus :


dk = (k 1) (b 1 )
keterangan :
k = banyaknya kolom
b = banyaknya baris
2) Membandingkan X2 hitung dengan X2 tabel
Jika X2 hitung X2 tabel maka Ho ditolak artinya signifikan. Jika X2 hitung
X2 tabel maka Ho diterima artinya tidak signifikan.

Pada SOP penilaian ABI sebagai berikut :


a. Tahap Prainteraksi
1) Baca catatan perawatan
2) Mencuci tangan
b. Tahap Orientasi
1) Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
3) Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum diperiksa

c. Tahap Kerja
1) Pasang manset spygnomanometer pada pergelangan kaki dengan tepat
2) Cek arteri dorsalis pedis/ arteri tibialis posterior menggunkan 3 jari, lakukan iklusi
pada jari paling distal pemeriksa kemudian rasakan kekuatan denyut nadi pasien
3) Auskultasi menggunakan stetoskop
4) Pompa spygnomanometer sampai suara menghilang
5) Tambahkan tekanan 20 mmHg
6) Turunkan pelan pelan tekanan spygnomanometer sambil dengarkan bunyi denyutan
sebagai tekanan sistolik ankle
7) Lakukan pemeriksaan arteri brachialis
8) Hitung ABI
9) Rapikan alat
d. Tahap Terminasi
1) Mengevaluasi hasil tindakan
2) Berpamitan dengan pasien
3) Mencuci tangan
4) Mencatat dalam lembar observasi
Pengukuran ABI diatas sudah dikalibrasi oleh team Balai Pengamanan Fasilitas
Kesehatan (BPFK) Surabaya tahun 2010 dengan sejumlah 50 pasien. Pemeriksaan ABI
untuk mengukur tekanan darah menggunakan spygnomanometer, kemudian auskultasi
tekanan dari arteri akan dideteksi menggunakan stetoskop. Perbandingan penggunaan
stetoskop selisih 5 mmHg dari penggunaan doppler vaskuler.

Anda mungkin juga menyukai