Mineral Kalsium
Mineral Kalsium
KALSIUM
Disusun oleh:
Arif Novan
(KA 2012/12030234001)
Aulia Cita S.
(KA 2012/12030234222)
di
tulang
dan
gigi
dalam
bentuk
kristal
hidroksiapatit
2. Macam-macam Kalsium
Kalsium Urin
Kalsium urin adalah kalsium yang berada di dalam urine yang berasal
dari pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal atau
kandung kemih yang berbentuk kristal yang tidak dapat larut. Eksresi
kalsium dalam urin berbeda-beda menurut konsentrasi kalsium dalam serum
dan isi kalsium dalam seluruh tubuh. Apabila kalsium dalam makanan
ditingkatkan, eksresi juga meningkat. Namun mengurangi kalsium tidak
banyak berpengaruh terhadap banyaknya kalsium dalam urin.
Kalsium darah
Kalsium darah merupakan kalsium yang berada dalam darah dan
jaringan lunak. Kadar kalsium dalam darah dan cairan sekitar sel (cairan
ekstraseluler) harus dikontrol dalam batas kadar yang sempit untuk
mendapatkan fungsi fisiologinya yang normal. Fungsi fisiologi dari kalsium
begitu penting dalam mempertahankan hidup sehingga tubuh akan
melakukan proses demineralisasi tulang untuk memelihara kadar kalsium
dalam darah, jika konsumsi kalsium tidak mencukupi.
Kadar kalsium dalam sirkulasi darah kira-kira konstan sekitar 10
mg/100mL dan kalaupun bervariasi tidak sampai 10%. Kurang dari 50%
kalsium darah dan cairan lainnya berada dalam bentuk ion bebas. Sekitar
dalam jumlah yang sangat sedikit merupakan ikatan komplek dengan asam
organik seperti sitrat atau asam anorganik seperti sulfat dan phospat.
3. Homeostasis Kalsium
Homeostasis kalsium yang efektif penting dalam banyak proses biologis,
termasuk metabolisme tulang, poliferasi sel, koagulasi darah, hormonal
signalig transduction dan fungsi neuromuscular. Keseimbangan kalsium
dipertahankan oleh tiga organ utama yaitu sistem gastrointestinal, tulang, dan
ginjal. Sistem gastrointestinal menjaga homeostasis kalsium dengan mengatur
absorpsi kalsium melalui sel-sel gastrointestinal.
Sistem umpan balik negatif yang melibatkan dua hormon yaitu kalsitonin
dan hormon paratiroid atau PTH. Kedua hormon tersebut mempertahankan
konsentrasi kalsium dalam darah di dalam kisaran yang sangat sempit, yaitu
sekitar 10 mg/100 mL. Keempat kelenjar paratiroid yang menempel pada
permukaan tiroid, berfungsi dalam homeostasis ion kalsium.
Keempat kelenjar itu mensekresi hormon paratiroid (parathyroid hormone,
PTH), yang menaikkan kadar kalsium dalam darah, dan dengan demikian
mempunyai pengaruh yang berlawanan dengan hormon kalsitonin yang
dihasilkan oleh kelenjar tiroid.
tersebut
akan
menyeimbangkan
pengaruh
masing-masing,
sehingga
Absorpsi kalsium di usus halus dapat melalui 2 mekanisme, yaitu aktif dan
pasif. Transpor kalsium aktif terjadi terutama di duodenum dan proximal
jejunum, sementara transpor pasif terjadi pada seluruh usus halus. Transpor
aktif terjadi saat asupan kalsium rendah. Transpor aktif diatur melalui 1,25dihidroksi vitamin D dan reseptor usus. Duodenum adalah tempat absorpsi
kalsium yang paling efisien karena dapat mengambil kalsium bahkan pada
keadaan diet sangat rendah kalsium melalui mekanisme aktif, juga memiliki
seluruh komponen bagi transpor kalsium melalui jalur transcellular dan
paracellular.
Jumlah absorpsi tergantung dari asupan, usia manusia, hormon vitamin D,
kebutuhan tubuh akan kalsium, diet tinggi protein dan karbohidrat serta derajat
keasaman yang tinggi. Asupan kalsium tidak boleh melebihi 2500 mg/hari.
Manusia dewasa mengkonsumsi kalsium sekitar 500-1200 mg sehari. Absorpsi
kalsium bervariasi, antara 10-60% dan pada manusia kurang lebih 175 mg/hari.
Jumlah ini menurun seiring dengan peningkatan usia dan meningkat ketika
kebutuhan akan kalsium meningkat sementara asupan sedikit. Usus hanya
mampu menyerap 500-600 mg kalsium sehingga pemberian kalsium harus
dibagi dengan jarak 5-6 jam. Kalsium membutuhkan pH 6 agar dapat berada
dalam keadaan terlarut. Absorpsi terjadi dalam usus halus melalui mekanisme
yang
terutama
dikontrol
oleh
calcitropic
hormones
(1,25-
mempertahankan
keseimbangan
kalsium,
ginjal
harus
namun
juga
menyediakan
sistem
pertukaran
kalsium
untuk
karena
itu
tidak
disaring
oleh
kapiler
glomerulus.
Sisanya
dikombinasikan dengan anion seperti fosfat (9%) atau terionisasi (50%) dan
disaring melalui glomerulike dalam tubulus ginjal.
Tubulus ginjal menyerap kembali 99% dari kalsium yang telah
disaring oleh glomeruli, dan sekitar 100 mg/hari diekskresikan dalam urin.
Sekitar 90% dari kalsium dalam filtrat glomerular diserap kembali di tubulus
proksimal, lengkung Henle, dan tubulus distal awal. Kemudian pada akhir
tubulus distal dan duktus pengumpul awal, reabsorbsi sisanya 10% sangat
selektif, tergantung pada konsentrasi ion kalsium dalam darah.
5. Faktor-faktor yang Meningkatkan Absorpsi Kalsium
Banyak faktor mempengaruhi absorpsi kalsium. Kalsium hanya bisa
diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut-air dan tidak mengendap karena
unsur makanan lain, seperti oksalat. Peningkatan kebutuhan terjadi pada
pertumbuhan, kehamilan, menyusui, defesiensi kalsium dan tingkat aktivitas
fisik yang meningkatkan densitas tulang. Jumlah kalsium yang dikonsumsi
mempengaruhi absorpsi kalsium.
Vitamin D dalam bentuk aktif 1,25(OH)D3 merangsang absorpsi kalsium
melalui langkah-langkah kompleks. Vitamin D meningkatkan absorpsi pada
mukosa usus dengan cara merangsang produksi protein pengikat kalsium.
Absorpsi kalsium paling baik terjadi dalam keadaan asam. Asam klorida yang
dikeluarkan lambung membantu absorpsi kalsium dengan cara menurunkn pH
di bagian atas duodenum. Asam amino tertentu meningkatkan pH saluran
cerna, dengan demikian membantu absorpsi.
Aktivitas
fisik
berpengaruh
terhadap
absorpsi
kalsium.
Laktosa
lain
yang
dapat
menghambat
absorpsi
kalsium
adalah
asam
oksalat.
Kelenjar
paratiroid
menghasilkan
hormon
parathormon (PTH) untuk mengatur dan mengontrol kadar kalsium dan fosfat
dalam darah.
7.
8.
Kebutuhan kalsium
300-400 mg/hari
500 mg/hari
600-700 mg/hari
500-800 mg/hari
400 mg/hari
1200-1500 mg/hari
bergantung umur dan kondisi badan. Tingkat kecukupan kalsium dapat pula
dikategorikan berdasarkan tingkat konsumsi zat gizi makro dan mikro. Zat
gizi makro terdiri dari karbohidrat, protein, lemak dan air. Sedangkan
kelompok zat gizi mikro terdiri atas vitamin dan mineral.
9. Fungsi Kalsium
Fungsi fisiologi dari kalsium begitu penting dalam mempertahankan hidup
sehingga tubuh akan melakukan proses demineralisasi tulang untuk
memelihara kadar kalsium dalam darah, jika konsumsi tidak mencukupi.
Kalsium memiliki beragam fungsi dalam tubuh diantaranya sebagai berikut:
osteoblast
dalam
pembentukan
tulang,
osteocyte
dalam
dan
menyebabkan
trombosit
pecah.
Trombosit
akan
3. Trombin yang
firbrinogen menjadi
saji. Produk ikan kaleng yang menyertakan tulangnya (salmon atau sarden)
juga mengandung banyak kalsium, tetapi irisan ikan segar tanpa tulang bukan
sumber kalsium tinggi.
Mengkonsumsi makanan yang tinggi akan kandungan vitamin D juga baik
untuk membantu penyerapan kalsium. Vitamin D dapat diperoleh dari sinar
matahari, multi vitamin, sayuran, dan formulasi vitamin D khusus. Vitamin ini
juga ditemukan dalam jumlah kecil pada telur, susu, ikan, kacang-kacangan,
sayuran berdaun hijau gelap. Sinar matahari pagi merupakan sumber vitamin
D, dimana vitamin ini diproduksi oleh sinar ultraviolet pada bentuk tidak aktif
di kulit. Vitamin ini diubah dan disimpan dan diubah lagi menjadi bentuk aktif
di dalam hati dan ginjal.
Gambar 7 Osteomalasia
Osteoporosis
Kekurangan
kalsium
saat
remaja
merupakan
penyebab
Gambar 8 Osteoporosis
DAFTAR PUSTAKA
Aslamyah, Siti. 2008. Pembelajaran berbasis SCL pada mata kuliah biokimia
nutrisi. Makassar: Universitas Hassanudin.
Auliana, Risqie. 2013. Gizi dan Mineral. http://staff.uny.ac.id/sites/default
/files/pendidikan/Rizqie%20Auliana,Dra.%20%20M.Kes./ILMU%20GIZIMINERAL.pdf. Diakses tanggal 18 Oktober pukul 08.33 WIB.
Campbell dan Reece. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Guyton, Arthur C dan Hall, John E. 2006. Textbook Of Medical Physiology
Eleventh Edition. Philadelphia: Elsevier Saunders.
Safii, Imron. 2012. Mineral Kalsium. Semarang: Universitas Muhammadiyah
Semarang.
William dan Wilkins. 1996. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendekatan
Klinis. Jakarta: EGC.