(04011181421030)
Archita W. Saraswati(04011281419132)
Disa Novellin
(04011281419134)
(04011281419096)
(04011181421014)
(04011181421016)
Muhammad Arma
(04011181421056)
(04011281419138)
(04011181421058)
(04011181421028)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya
laporan tugas tutorial 1 skenario A ini dapat terselesaikan dengan baik.Salawat
beriring salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad
SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir
zaman.
Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas tutorial yang merupakan
bagian dari sistem pembelajaran PBL di Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya.
Dan tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada Sri Nita, Ssi,
Msi, selaku tutor serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
laporan tugas tutorial ini.
Kami menyadari laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari pembaca akan sangat kami harapkan guna
perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
diberikan kepada semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan
tutorial ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga
kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................................ii
SKENARIO A : Toksoplasma........................................................................................................................................1
I.
Klarifikasi Istilah....................................................................................................................................................2
II.
Identifikasi Masalah..............................................................................................................................................3
Kerangka Konsep..................................................................................................................................................23
SKENARIO A
Blok 4
Ny. Tuti, 29 tahun tinggal di rumah sederhana dan sejak remaja memelihara
beberapa kucing serta gemar memeluk dan menggendong kucing bahkan terkadang
tidur di tempat tidurnya. Kucing tersebut selain BAB di halaman luar juga sesekali BAB
di dalam rumah, yang kurang terjaga kebersihannya. Selain itu Ny. Tuti mempunyai
kebiasaan mengkonsumsi sate daging yang tidak sempurna matangnya dan dibeli di
penjual sate. 2 minggu yang lalu Ny. Tuti melahirkan anak pertamanya, bayi lahir
prematur (35 minggu), lahir normal, spontan, dengan ukuran kepala sedikit lebih besar,
berat badan lahir: 2300 gram, panjang badan lahir: 43 cm dan ditolong oleh bidan desa.
Hari ini Nyonya Tuti datang ke Puskesmas membawa bayinya karena kepala
bayi tersebut dirasakan bertambah besar dan ada bercak keputihan pada matanya.
Pemeriksaan fisik didapatkan: Lingkar kepala berukuran 1,5 kali ukuran bayi
normal, bagian hitam mata berwarna putih, bola mata terlihat lebih kecil.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dokter Puskesmas menduga Ny.
Tuti mengalami infeksi Toksoplasma dan dokter Puskesmas memutuskan untuk merujuk
Ny. Tuti dan bayinya ke Rumah Sakit.
KLARIFIKASI ISTILAH
No.
1.
Tidak
Istilah
Definisi
sempurna Airnya belum berkurang, belum empuk dan siap diangkat
2.
3.
4.
matangnya
Lahir Prematur
Lahir Spontan
Bidan desa
5.
6.
melahirkan
Bercak keputihan
Burik/ bintik berwarna putih
Ukuran
lingkar Ukuran lingkar kepala bayi yang lahir cukup umur yang
7.
8.
9.
10.
Lahir Normal
Panjang bayi normal
Berat badan normal
(>2500 gram)
IDENTIFIKASI MASALAH
No
Kenyataan
1. Ny. Tuti gemar kontak fisik dengan
Kesesuaian
Tidak sesuai harapan
2.
kucing
Kucing sesekali BAB di dalam rumah,
VV
3.
VV
mengkonsumsi
daging
sate
Konsen
VV
yang
sate
2 minggu
Tuti
5.
6.
VVV
Sesuai harapan
yang
lalu
Ny.
dan
PRIORITAS MASALAH
dan
terjangkit
toksoplasma,
besar
kemungkinan
bayi
dari ibu ke janin. Toksoplasma akan masuk ke janin dan menginfeksi, sehingga
menyebabkan kelainan congenital saat bayi lahir.
d. Bagaimana daur hidup toksoplasma, inkubasi dan juga fase-fasenya ?
stadium istirahat yaitu kista. Bila kucing makan tikus yang mengandung kista
maka terbentuk kembali stadium seksual di dalam usus halos kucing
tersebut.Sebagian besar T. Gondii berada dalam tiga bentuk utama, yaitu :
ookista, tachyzoit dan bradizoit. Ookista hanya terbentuk dalam usus inang
definitif, yaitu bangsa kucing. Ookista dikeluarkan melalui feces. Bila tertelan
oleh manusia atau hewan lain, berkembang menjadi tachyzoit (tropozoit).
Bentuk ini merupakan bentuk yang dapat memperbanyak diri dengan cepat.
a.
o
o
b.
o
c.
o
Ookista
Bentuk resisten yang berada di lingkungan luar.
Contoh : dari sayuran, tanah dan sebagainya.
Trofozoit
Bentuk vegetatif dan poliferatif dalam darah dan sel organ.
Kista
Bentuk resisten yang berada di dalam tubuh manusia dan hewan (pada
daging mentah).
e. Dimana habitat hidup parasit tersebut ?
Habitat Toxoplasma dapat berada
dalam
sel
endotel,Leokosit
plasenta,
dan
dapat
menyebabkan
hidrocefalus
atau
10
beberapa minggu setelah peningkatan IgM tetapi dalam titer rendah dapat
menetap beberapa tahun.
Secara optimal, antibodi IgG terhadap toksoplasmosis dapat diperiksa
sebelum konsepsi, dimana adanya IgG yang spesifik untuk toksoplasma
memberikan petunjuk adanya perlindungan terhadap infeksi yang lampau. Pada
wanita hamil yang belum diketahui status serologinya, adanya titer IgG
toksoplasma yang tinggi sebaiknya diperiksa titer IgM spesifik toksoplasma.
Adanya IgM menunjukkan adanya infeksi yang baru saja terjadi, terutama dalam
keadaan titer yang tinggi. Tetapi harus diingat bahwa IgM dapat terdeteksi
selama lebih dari 4 bulan bila menggunakan fluorescent antibody test , dan dapat
lebih dari 8 bulan bila menggunakan ELISA.
Diagnosis prenatal dari toksoplasmosis kongenital dapat juga dilakukan
dengan kordosintesis dan amniosintesis dengan tes serologi untuk IgG dan IgM
pada darah fetus. Adanya IgM menunjukkan adanya infeksi karena IgM tidak
dapat melewati barier plasenta sedangkan IgG dapat berasal dari ibu. Meskipun
demikian antibodi IgM spesifik mungkin tidak dapat ditemukan karena
kemungkinan terbentuknya antibodi dapat terlambat pada janin dan bayi.Akhirakhir ini dikembangkan pemeriksaan IgG avidity untuk melihat kronisitas
infeksi, dimana semakin tinggi kadar afinitas semakin lama infeksi telah terjadi.
Beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam menilai hasil serologi :
1. Infeksi primer akut dapat dicurigai bila
Terdapat serokonversi IgG atau peningkatan IgG 2-4 kali lipat dengan interval
2-3 minggu.
Terdapatnya IgA dan IgM positif menunjukkan infeksi 1-3 minggu yang lalu.
IgG avidity yang rendah
Hasil Sabin-Feldman / IFA > 300 IU/ml atau 1 : 1000
IgM-IFA 1 : 80 atau IgM-ELISA 2.600 IU/ml
2. IgG yang rendah dan stabil tanpa disertai IgM diperkirakan merupakan infeksi
lampau.
Ada 5 % penderita dengan IgM persisten yang bertahun-tahun akan positif
Satu kali pemeriksaan dengan IgG dan IgM positif tidak dapat dipastikan
sebagai infeksi akut dan harus dilakukan pemeriksaan ulang atau pemeriksaan
lain.
i. Bagaimana pencegahan agar tidak terkena infeksi parasit ini ?
Hindari minum susu yang tidak dipasteurisasi (unpasteurized milk) dan
produk-produk yang menggunakan susu tersebut, seperti yang terdapat pada
beberapa jenis keju dan yogurt.
11
12
13
14
15
janin terpaksa dilahirkan sebelum cukup bulan karena ada komplikasi yang
membahayakan nyawa ibu atau janin. Penyebabnya antara lain infeksi pada jalan
lahir atau organ tubuh lain, seperti infeksi gigi atau saluran kemih atau kontraksi
berlebihan.
Bayi premature lahir ketika usia kandungan ibu kurang dari 37 minggu dengan
berat badan dibawah 2,5 kilogram. Hal ini menyebabkan organ-organ tubuh bayi
tidak berfungsi dengan baik dan beresiko tinggi mengalami masalah kesehatan.
Bayi yang beresiko paling tinggi adalah bayi yang lahir pada masa kehamilan
kurang dari 26 minggu.
Factor seperti infeksi dapat menyebabkan bayi lahir premature, tetapi factor
tersebut biasanya lebih rumit dibandingkan satu-satunya alasan pasti. Itulah
sebabnya kenapa riset/penelitian yang ekstensif itu masih sangat diperlukan sebab
tanpa kita mengetahui penyebab pastinya, akan sulit untuk menemukan
pengobatan/perawatannya.
16
b. Infeksi
Rahim, cairan amnion, dan lingkungan dimana bayi berkembang secara normal
steril tetapi terkadang mikroorganisme masih dapat tumbuh di lingkungan
tersebut. Biasnya ini adalah bakteri alami, yang secara normal tidak terlalu
membahayakan, tetapi dapat berpindah ke bagian tubuh lain. Penyebab paling
utama dari intraurine infection adalah melalui vagina dan leher rahim, tetapi juga
dapat menyebar melalui plasenta, tuba fallopi, ataupun secara invasive melalui
prosedur amniosintesis.
c. Pre-eclampsia
d. Diabetes Gestasional
e. Ketuban pecah terlalu dini
f. Masalah dengan plasenta
g. Masalah dengan serviks (leher rahim)
17
i. Multiple pregnancies
j. Masalah terhadap perkembangan bayi dan kelahiran premature
k. Antiphospolipid antibody syndrome
n. Merokok
Merokok selama kehamilan dapat meningkatkan resiko bayi lahir premature dua
kali lebih besar da nada hubungannya dengan ketuban pecah terlalu dini dan
intrauterine growth restriction. Semakin banyak merokok, maka resiko akan
semakin tinggi.
o. Usia ibu
Seseorang akan mendapat resiko tinggi terhadap kehamilannya jika memiliki
nutrisi yang kurang baik atau memiliki berat badan rendah (underweight).
Terutama jika body mass index (BMI) dibawah 19,8 sebelum kehamilan.
18
Jika kamu seorang obesitas (dengan BMI lebih dari 30), maka kamu juga akan
beresiko untuk kelahiran premature.
p. Pekerjaan
Seseorang yang memiliki pekerjaan berat (heavy physical work), misalnya seperti
berdiri untuk waktu yang cukup lama dan shift/night work akan memiliki resiko
yang lebih tinggi terhadap lahir premature.
q. Antenatal care
Wanita yang memiliki bayi premature jarang memperhatikan kehamilannya
kepada pelayanan kesehatan, karena seorang ibu biasanya kurang memahami halhal yang penting dari kelahiran premature ini. Artinya wanita yang beresiko
melahirkan bayi premature tetap memilih untuk lahir premature karena pelayan
kesehatan tidak dapat memberi tanda peringatan.
r. Psikologis Ibu
Jika kamu mendapat kan kesulitan atau dalam keadaan stress, cobalah untuk
meminta bantuan dan tidak menghadapinya sendiri. Karena wanita dengan tingkt
stress yang lebih tinggi lebih beresiko melahirkan bayi premature.
19
ini dapat menyebabkan gagal jantung pada neonatus. Keadaan lain yang
mungkin timbul adalah terjadinya hipotensi yang disebabkan oleh hipovolemia,
gangguan fungsi jantung dan terjadinya vasodilatasi akibat sepsis yang sering
kali terjadi pada bayi-bayi prematur. Selain itu dengan keadaan sistim
kardiovaskular yang belum matang akan memperberat penyakit lain yang
diderita neonatus prematur tersebut. Perubahan kardiovaskular pada bayi
pematur memiliki adaptasi sirkular yang lebih lambat dan kurang sempurna
dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Bayi prematur memiliki tonus arteriol
pulmonary yang tinggi, berkurang lebih lambat, dan labil. Tekanan darah
pulmonal tinggi dan bervariasi, berbeda dengan tekanan darah sistemik yang
relatif rendah. Duktus arteriosus tidak tertutup rapat dan kemungkinan terbuka
lagi, ketika terjadi pertemuan darah antara sirkulasi sistemik dan pulmonar.
Ketidakstabilan ini menyebabkan terjadinya variasai yang signifikan saturasi
oksigen pada sirkulasi perifer.
Masalah yang terjadi pada bayi prematur menurut Bobak, Lowdermilk,
& Jensen (2004), pada bayi prematur digaris batas memiliki masalah yang sering
muncul meliputi adanya ketidakstabilan tubuh, kesulitan menyusu, ikterik,
respiratory distress syndrome (RDS) mungkin muncul. Dan pada bayi prematur
sedang mengalami masalah adanya ketidakstabilan tubuh, pengaturan glukosa,
RDS, ikterik, anemia, infeksi, kesulitan menyusu. Serta hampir semua bayi
sangat prematur memiliki masalah komplikasi yang berat.
Menurut Priyono (2010), bayi prematur tidak memiliki perlindungan
yang cukup dalam menghadapi suhu luar yang lebih dingin dibanding suhu di
dalam rahim ibu. Selain itu pengontrolan suhu tubuh bayi prematur belum
mampu bekerja sempurna sehingga walaupun didalam ruangan yang bersuhu
normal, bayi sering mengalami kedinginan. Diperjelas menurut Farrer (1999),
masalah pada bayi prematur salah satunya adalah hipotermia. Suhu rektal bayi di
bawah 35 C diartikan sebagai keadaan hipotermia, tapi dalam prakteknya setiap
suhu yang lebih rendah dari 36 C sudah memerlukan perhatian khusus dan
pelaksanaan prosedur untuk mempertahankan panas tubuh. Bayi yang paling
berisiko untuk mengalami hipotermia salah satunya adalah bayi-bayi prematur.
20
Bayi yang menderita hipotermia tampak lemah dan letargik, tidak mau
menghisap susu dan terasa dingin ketika disentuh. Jika tidak diatasi, keadaan
hipotermia dapat menimbulkan neonatal cold injury di mana terjadi edema yang
padat (sklerema), marble baby, yaitu suatu keadaan serius yang seringkali
fatal.
Sedangkan menurut Hull, & Johnston (2008), masalah yang terjadi pada bayi
prematur adalah sebagai berikut :
1.) Kesulitan pernapasan
Akibat imaturitas, banyak bayi prematur mengalami kesulitan dalam
mengembangkan paru dan kerja pernapasan sangat meningkat karena sindrom
gawat napas idiopatik. Gerakan pernapasan juga bervariasi. Hal ini tampak pada
pola pernapasan periodik yang dapat menjadi masalah jika menjurus pada
serangan apneu yang lama.
2.) Perdarahan intraventricular haemorrhage (IVH)
Perdarahan kecil dalam lapisan germinal ventrikel leteral otak sering
dijumpai pada pemeriksaan ultrasonografi bayi prematur, terutama yang
mengalami asfiksia atau masalah pernapasan yang berat. Perdarahan ini meluas
ke dalam sistem ventricular dan sebagian bayi akan menderita hidrosefalus.
Tetapi, sebagian besar bayi hanya mengalami perdarahan kecil dan akan pulih
tanpa pengaruh jangka panjang yang serius.
3.) Imaturitas hati
Ikterus fisiologi sering menjadi lebih nyata dan lebih lama pada bayi
prematur. Namun, dengan perawatan yang cermat, pemberian minum sejak dini
serta penggunaan fototerapi, transfuse tukar jarang diperlukan. Diduga bahwa
otak bayi prematur mempunyai risiko kerusakan yang lebih besar akibat kadar
bilirubin yang tinggi.
4.) Infeksi
21
Akibat kulit yang tipis dan daya imunitas yang terbatas, bayi prematur
lebih rentan terhadap infeksi. Karena daya tahan yang lemah, mereka tidak
memperhatikan gejala dan tanda seperti yang terjadi pada bayi yang lebih tua.
Keadaan klinis mereka berubah dengan cepat dari bakteremia menjadi
septikemia dan akhirnya kematian. Meningitis yang menyertai dapat mudah
terlewatkan. Oleh karena itu, pada bayi yang dicurigai mengalam infeksi perlu
dilakukan skrining sepsis meliputi biakan darah, urin, cairan serebrospinal serta
memulai terapi antibiotik spektrum luas sebelum hasil skrining tiba.
5.) Leukomalasia periventrikular (LPV)
Iskemia parenkim otak dapat menjurus pada perubahan yang pada
mulanya dikenal sebagai flare pada pemeriksaan ultrasonografi kranial.
Kadang-kadang kelainan ini menghilang, tetapi pada bayi lain kerusakan otak ini
berubah bentuk menjadi kista. Leukomalasia perivertrikular kistik mempunyai
prognosis jauh lebih buruk dibanding perdarahan yang hanya terbatas pada
ventrikel, yaitu sekitas 9 dari 10 bayi akan menderita palsi serebral spastik.
6.) Enterokolitis nekrotikans (EKN)
Enterokolitis nekrotikans merupakan keadaan serius yang mempengaruhi
usus dalam 3 minggu pertama. Hal ini lebih sering terjadi pada bayi prematur
yang paling kecil. Penyebabnya belum diketahui, tapi cedera hipoksia pada
dinding usus mungkin berhubungan dengan keteterisasi vena umbilikalis,
serangan apneu,septokemia, dan kolonisasi usus oleh organisme tertentu
mungkin merupakan faktor presipitasi.
7.) Retinopathy of prematurity (ROP)
Bayi prematur yang menghirup gas campuran dengan konsentrasi
oksigen yang tinggi, mempunyai risiko terjadinya vaskularisasi abnormal
dibelakang mata. Walaupun telah dilakukan pengendalian kadar oksigen secara
ketat, beberapa bayi yang sangat imatur mengalami retinopathy of prematurity
dan sebagian akan menjadi buta parsial ataupun buta komplet.
8.) Defisiensi nutrisi
22
24
toksoplasmosis
kongenital.
Baik
toksoplasmosis
dapatan
maupun
25
Gejala susunan syaraf pusat sering meninggalkan gejala sisa, misalnya retardasi
mental dan motorik. Kadang-kadang hanya ditemukan sikatriks pada retina yang
dapat kambuh pada masa anak-anak, remaja atau dewasa.
Korioretinitis karena toksoplasmosis pada remaja dan dewasa biasanya
akibat infeksi kongenital. Akibat kerusakan pada berbagai organ, maka kelainan
yang sering terjadi bermacam-macam jenisnya.
Kelainan pada bayi dan anak-anak akibat infeksi pada ibu selama
kehamilan trimester pertama, dapat berupa kerusakan yang sangat berat sehingga
terjadi abortus atau lahir mati, atau bayi dilahirkan dengan kelainan seperti
ensefalomielitis, hidrosefalus, kalsifikasi serebral dan korioretinitis. Pada anak
yang lahir prematur, gejala klinis lebih berat dari anak yang lahir cukup bulan,
dapat disertai hepatosplenomegali, ikterus, limfadenopati, kelainan susunan
syaraf pusat dan lesi mata.
5. Ukuran kepala bayi waktu lahir sedikit lebih besar dari normalnya.
a. Berapa ukuran normal bayi waktu lahir?
Ukuran rata-rata bayi baru lahir:
1. Berat lahir
: 3,5 kg
2. Panjang lahir
: 50 cm
3. Lingkar kepala
: 35 cm
4. Hb
: 18gr/dl
5. Volume darah
: 300ml
b. Apa penyebab kepala bayi lebih besar dari normal saat lahir?
Proses petumbuhan dan perkembangan susunan saraf pusat dipengaruhi
oleh faktor genetik, nutrisi dan juga lingkungan yang berupa stimulasi atau
rangsangan. Ketidaknormalan ubun-ubun pertumbuhan ukuran lingkar kepala
anak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor yang paling sering adalah
keturunan. Ukuran lingkar kepala anak tidak jauh berbeda dengan ukuran
lingkar kepala dengan salah satu orang tuanya bila mereka dewasa kelak. Faktor
lain yang berpengaruh adalah gangguan saat dalam kandungan bisa karena
infeksi kehamilan, kelainan kromosom atau kelainan genetik.
26
dapat
disebabkan
infeksi,
antara
lain
6. Ny. Tuti datang ke puskesmas membawa bayi karena kepala bayi bertambah
besar dan terdapat bercak keputihan pada mata bayi.
a. Apa nama spesifik penyakit kepala bertambah besar dan bercak putih pada
mata tersebut?
Nama spesifik penyakit kepala membesar yang diakibatkan oleh infeksi
toksoplasma ini yaitu Hidrosefalus, sedangkan untuk bercak keputihan pada
mata dikarenakan oleh Korioretinitis.
b. Bagaimana mekanisme pembesaran kepala tersebut?
Terdapat tiga kemungkinan mekanisme Hidrosefalus:
1. Cairan otak mengalami kelebihan produksi
27
daerah
antara
makula
papilomuskular/bundle.
28
dan
N.
optikus
yang
disebut
2. Biasa tidak ditemukan rasa sakit, kecuali bila sudah timbul gejala lain yang
menyertai yaitu iridosiklitis atau uveitis anterior yang juga disertai rasa silau.
Pada keadaan ini ,mata menjadi merah.
3. Floaters atau melihat bayangan-bayangan yang bergerak-gerak oleh adanya
sel-sel dalam korpus vitreus.
4. Fotopsia, melihat kilatan-kilatan cahaya yang menunjukkan adanya tarikantarikan terhadap retina oleh vitreus.
29
f. Anatomi mata?
30
31
b. Corpus Vitreum
Corpus Vitreum adalah cairan yang mengisi bola mata di belakang lensa.
Fungsinya untuk menambah sedikit daya pembesaran mata.
c. Lensa
Lensa adalah struktur bikonveks yang transparan, dibungkus oleh capsula
transparan.
Capsula elastis
membungkus struktur
Epithelium cuboideum
Fibrae lentis
32
V.
KERANGKA KONSEP
Kebiasaan
Ny. Tuti
mengkonsumsi
daging yang
kurang matang
(tidak bersih)
Bayi Lahir
Prematur
Toksoplasmosis
Bercak putih
pada mata
Kepala
Membesar
33
Sanitasi
Toksoplasma
Embriologi normal
Embriologi kongenital
Anatomi mata
Imunobiologi
VII. SINTESIS
1.
SANITASI
a. Definisi Sanitasi
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia. Sedangkan sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang
diperlukan untuk menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat
kesehatan yang menitikberatkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan
yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. (Azwar, 1995).
Upaya sanitasi dasar meliputi penyediaan air bersih, pembuangan kotoran
manusia (jamban), pengelolaan sampah (tempat sampah) dan pembuangan air
limbah (SPAL).
Vektor adalah organisme hidup yang dapat menularkan agent penyakit dari satu
hewan ke hewan lain atau ke manusia. Penularan penyakit pada manusia melalui
vektor berupa serangga dikenal sebagai vectorborne disease (Chandra, 2007).
Penularan penyakit yang disebabkan oleh vektor kepada manusia dapat
dibedakan atas dua cara, yakni (Azwar, 1995):
1. Penyebaran secara biologi, yang disebut pula penyebaran aktif. Disini bibit
penyakit hidup serta berkembang biak di dalam tubuh vektor dan jika vektor
tersebut menggigit manusia, maka bibit penyakit masuk ke dalam tubuh
sehingga timbul penyakit. Contoh : nyamuk.
2. Penyebaran secara mekanik, disebut juga penyebaran pasif, yakni pindahnya
bibit penyakit yang dibawa vektor kepada bahan-bahan yang digunakan
manusia (umumnya makanan), dan jika makanan tersebut dimakan oleh
34
2. TOKSOPLASMA
a. Definisi
Toxoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii yang
menyebabkan dampak merugikan terhadap hewan dan manusia diseluruh dunia
(Dubey et al., 2004). Toxoplasma gondii adalah parasit intraseluler dari golongan
protozoa dan bersifat parasit obligat dengan hospes definitif adalah kucing dan
famili felidae lainnya, sedangkan hospes intermediernya adalah semua hewan
berdarah panas seperti ayam, sapi, kambing, babi, domba (Dubey, 1999) dan
belakangan ini diketahui dapat juga menginfeksi burung, rodensia, ikan paus
(Carruthers, 2002) dan juga bisa menginfeksi manusia. Ayam merupakan indikator
yang baik untuk mengetahui pencemaran lingkungan oleh ookista Toxoplasma
gondii, karena kebiasaan ayam yang mencari makanan dengan menggaruk tanah,
mengais sampah atau kotoran, sehingga memudahkan ookista termakan oleh ayam
(Dubey et al., 1997).
b. Morfologi dan Klasifikasi
Toxoplasma gondii merupakan protozoa obligat intraseluler, terdapat dalam tiga
bentuk yaitu takizoit (bentuk proliferatif), kista (berisi bradizoit) dan ookista
(berisi sporozoit) (WHO, 79, Frenkel,1989, Sardjono dkk., 1989).
Bentuk takizoit menyerupai bulan sabit dengan ujung yang runcing dan ujung lain
agak membulat. Ukuran panjang 4-8 mikron, lebar 2-4 mikron dan mempunyai
selaput sel, satu inti yang terletak di tengah bulan sabit dan beberapa organel lain
seperti mitokondria dan badan golgi (Levine, 1990). Tidak mempunyai kinetoplas
dan sentrosom serta tidak berpigmen. Bentuk ini terdapat di dalam tubuh hospes
perantara seperti burung dan mamalia termasuk manusia dan kucing sebagal
hospes definitif. Takizoit ditemukan pada infeksi akut dalam berbagai jaringan
tubuh. Takizoit dapat memasuki tiap sel yang berinti
Kista dibentuk di dalam sel hospes bila takizoit yang membelah telah membentuk
dinding. Ukuran kista berbeda-beda, ada yang berukuran kecil hanya berisi
beberapa bradizoit dan ada yang berukuran 200 mikron berisi kira-kira 3000
35
bradizoit. Kista dalam tubuh hospes dapat ditemukan seumur hidup terutama di
otak, otot jantung, dan otot bergaris (Krahenbuhl dan Remington, 1982).
Di otak bentuk kista lonjong atau bulat, tetapi di dalam otot bentuk kista
mengikuti bentuk sel otot. Kista ini merupakan stadium istirahat dari T. gondii.
Menurut Levine (1990), pada infeksi kronis kista dapat ditemukan dalam jaringan
organ tubuh dan terutama di otak. Ookista berbentuk lonjong, berukuran 11-14 x
9-11 mikron. Ookista mempunyai dinding, berisi satu sporoblas yang membelah
menjadi dua sporoblas. Pada perkembangan selanjutnya ke dua sporoblas
membentuk dinding dan menjadi sporokista. Masing-masing sporokista tersebut
berisi 4 sporozoit yang berukuran 8 x 2 mikron dan sebuah benda residu (Frenkel,
1989 ; Levine, 1990). Toxoplasma gondii dalam klasifikasi termasuk kelas
Sporozoasida, karena berkembang biak secara seksual dan aseksual yang terjadi
secara bergantian (Levine, 1990). Menurut Levine (1990) klasifikasi parasit
sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Sub kingdom
: Protozoa
Filum
: Apicomplexa
Kelas
: Sporozoasida
Sub Kelas
: coccidiasina
Bangsa
: Eucoccidiorida
Sub Bangsa
: Eimeriorina
Suku
: Sarcocystidae
Marga
: Toxoplasma
J e n is
: Toxoplasma gondii.
36
Menyentuh
tangan-tangan
anda
pada
mulut
anda
setelah
berkebun,
membersihkan tempat kucing buang air besar, atau apa saja yang bersentuhan
dengan feces kucing
Memakan daging mentah atau yang kurang masak, terutama daging babi, daging
kambing, atau daging rusa
37
Menyentuh tangan-tangan anda pada mulut anda setelah kontak dengan daging
mentah atau setengah matang
Hindari kontaminasi silang antara bahan mentah dengan bahan makanan yang
telah matang.
38
Membuang feses kucing dari kandang kucing setiap hari untuk mencegah
ookista sporulasi.
g.
Pengobatan Toksoplasma
Pengobatan dini yang tepat saat awal kehamilan akan menurunkan secara
signifikan kemungkinan janin terinfeksi toksoplasma. Obat-obat yang sering
diberikan pada toxoplasmosis antara lain adalah:
1. Kombinasi Sulfadiazine dengan Pyrimethamine.
Kedua obat dapat menembus sawar otak. Pyrimethamine dan sulfadiazine dapat
menghambat sintesa asam folat yang diperlukan untuk replikasi parasit.
Kombinasi kedua obat dapat secara efektif membunuh parasit dan dapat
menyembuhkan sampai 80% penderita. Kelemahan dari kedua obat tersebut
adalah kemungkinan terjadinya efek teratogenik (berbahaya bagi janin) sehingga
tidak diberikan pada wanita hamil
2. Spiramisin
Merupakan antibiotika golongan makrolid yang aman diberikan pada wanita
hamil sehingga obat ini dapat direkomendasikan untuk diberikan pada wanita
hamil
dengan
toxoplasmosis.Obat-obat
lain
yang
dapat
dipakai
pada
39
3. Obat-obat imunostimulan
Tujuan pemberian obat-obat imunostimulan adalah untuk menstimulasi komponen
sistim imun yang telah diketahui bersifat protektif terhadap organisme patogen
yang menginfeksi.
3. EMBRIOLOGI NORMAL
a. Definisi Embriologi
Embriologi adalah ilmu yang tentang perkembangan embrio dari pembuahan sel
telur ke tahap janin. Janin atau embryo adalah makhluk yang sedang dalam tingkat
tumbuh dalam kandungan. Kandungan itu berada dalam tubuh induk atau diluar
tubuh induk (dalam telur). Tumbuh adalah perubahan dari bentuk sederhana dan
muda sampai bentuk yang komplek atau dewasa.
b. Proses Pembentukan Janin
1. Fertilisasi
Fertilisasi merupakan proses penyatuan gamet pria dan wanita, yang terjadi di
daerah ampulla tuba falopii. Penyatuan tersebut terjadi setelah pergerakan
spermatozoa masuk kedalam saluran telur yang disebabkan oleh kontraksi otototot uterus dan tuba falopii. Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit, mereka
harus mengalami proses kapasitasi dan reaksi akrosom.
Kapasitasi merupakan masa penyesuaian spermatozoa dalam saluran reproduksi
manusia, pada manusia proses ini berlangsung kira-kira selama 7 jam. Selama
waktu ini, suatu selubung dari glikoprotein dari protein-protein plasma segmen
dibuang
dari
selaput
plasma,
yang
membungkus
daerah
akrosom
40
41
mass.Sel-sel
embrio
berkembang
dari
inner
mass
cell
menjadi
(a)
sitotrofoblast
,(b)
sinsitiotrofoblast.
Trofoblast
mempunyai
42
43
Notokord akan menentukan Sumbu tengah dari embrio yang akan menentukan
situasi ke depan mengenai dasar tulang belakang dan dapat menyebabkan
diferensiasi dari ektoblast untuk membetuk neural plate. Karena itu, pada akhir
minggu ke-3, terbentuklah 3 lapisan mudigahyang terdiri dari ectoderm,
mesoderm, dan endoderm,dan berdiferensiasi menjadi jaringan dan organorgan.
5. Masa embrionik
Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8, suatu massa yang
dikenal sebagai massa embrionik atau masa organogenesis, masing-masing
lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ
yang spesifik. Menjelang masa akhir embrionik ini, sistem-sistem organ telah
terbentuk.Karena pembentukan organ ini, bentuk mudigah banyak berubah dan
ciri-ciri utama bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan
kedua.
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga
kedelapan dan merupakan masa terbentuk jaringan dan system organ dari masingmasing lapisan mudigah.Sebagai akibat pembentukan organ, ciri-ciri utama
bentuk tubuh mulai jelas.
Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang
memelihara hubungan dengan dunia luar: (a) susunan saraf pusat; (b) sistem saraf
tepi; (c) epitel sensorik telinga, hidunng dan mata; (d) kulit, termasuk rambut dan
kuku; dan (e) kelenjar hipofisis, kelenjar mammae, dan kelenjar keringat serta
email gigi.
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm
para aksial, intermediat, dan lempeng lateral.Mesoderm para aksial membentuk
somitomer; yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somitsomit di segmen oksipital dan kaudal.Somit membentuk miotom (jaringan otot),
skeletom (tulang rawan dan sejati), dan dermatom (jaringan subkutan kulit), yang
semuanya merupakan jaringan penunjang tubuh.Mesoderm juga membentuk
sistem pembuluh, yaitu jantung, pembuluh nadi, pembuluh getah bening, dan
semua sel darah dan sel getah bening. Di samping itu, ia membentuk sistem
kemih-kelamin; ginjal, gonad, dan saluran-salurannya (tetapi tidak termasuk
44
kandung kemih). Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan
dari mesoderm.
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan,
saluran pernafasan, dan kandung kemih.Lapisan ini juga membentuk parenkim
tiroid, paratiroid, hati dan kelenjar pankreas.Akhirnya, lapisan epitel kavum
timpani dan tuba eustachius juga berasal dari endoderm.
Sebagai akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistemsistem organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat, cakram mudigah
yang mula-mula datar melipat kearah sefalokaudal, sehingga terbentuklah lipatan
kepala dan ekor. Cakram ini juga melipat dengan arahlintang, sehingga terdapat
bentuk tubuh yang bulat. Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta
dipertahankan masing-masing melalui duktus vitellinus dan tali pusat.
4. KELAINAN KONGENITAL
a. Definisi
Kelainan kongenital adalah kelainan yang sudah ada sejak lahir yang dapat
disebabkan oleh factor genetic maupun non genetic.Ilmu yang mempelajari
kelainan ini disebut dismorfologi.
b. Patogenesis
Berdasarkan sebabnya, kelainan kongenital dibedakan menjadi:
1. Malformasi
Malformasi adalah proses kelainan yang disebakan oleh kegagalan atau
ketidaksempurnaan dari satu atau lebih proses embryogenesis. Perkembangan
awal dari suatu jaringan atau organ tersebut berhenti, melambat atau
menyimpang sehingga menyebabkan terjadinya suatu kelainan struktur yang
menetap.Kelainan ini mungkin terbatas hanya pada satu daerah anatomi,
mengenai seluruh organ, atau mengenai berbagai sistem tubuh yang berbeda.
2. Deformasi
Deformasi terbentuk akibat adanya tekanan mekanik yang abnormal sehingga
mengubah bentuk, ukuran atau posisi sebagian dari tubuh yang semula
berkembang normal, misalnya kaki bengkok atau mikrognatia (mandibula yang
kecil).Tekanan ini dapat disebabkan oleh keterbatasan ruang dalam uterus
ataupun faktor ibu seperti primigravida, panggul sempit, abnormalitas uterus
seperti uterus bikornus, kehamilan kembar.
3. Disrupsi
45
Defek struktur juga dapat disebabkan oleh destruksi pada jaringan yang semula
berkembang normal.Berbeda dengan deformasi yang hanya disebabkan oleh
tekanan mekanik, disrupsi dapat disebabkan oleh iskemia, perdarahan
atauperlekatan.Kelainan akibat disrupsi biasanya mengenai beberapa jaringan
yang berbeda.Perlu ditekankan bahwa bahwa baik deformasi maupun disrupsi
biasanya mengenai struktur yang semula berkembang normal dan tidak
menyebabkan kelainan intrinsik pada jaringan yang terkena.
4. Displasia
Patogenesis lain yang penting dalam terjadinya kelainan kongenital adalah
displasia. Istilah displasia dimaksudkan dengan kerusakan (kelainan struktur)
akibat fungsi atau organisasi sel abnormal, mengenai satu macam jaringan di
seluruh tubuh.Sebagian kecil dari kelainan ini terdapat penyimpangan biokimia
di dalam sel, biasanya mengenai kelainan produksi enzim atau sintesis
protein.Sebagian besar disebabkan oleh mutasi gen. Karena jaringan itu sendiri
abnormal secara intrinsik, efek klinisnya menetap atau semakin buruk.Ini
berbeda dengan ketiga patogenesis terdahulu.Malformasi, deformasi, dan
disrupsi menyebabkan efek dalam kurun waktu yang jelas, meskipun kelainan
yang ditimbulkannya mungkin berlangsung lama, tetapi penyebabnya relatif
berlangsung singkat.Displasia dapat terus menerus menimbulkan perubahan
kelainan seumur hidup.
5. ANATOMI MATA
Mata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan
berkas-berkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan serabut-serabut
nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak,
untuk ditafsirkan. Bagian-bagian mata yaitu
1. Lapisan Bola Mata
a. Tunica Fibrosa
Sclera
Sclera terdiri atas jaringan fibrosa padat dan berwarna putih.
Cornea
Cornea berfungsi untuk memantulkan cahaya yang masuk ke mata.
b. Tunica Vasculosa Pigmentosa
46
Choroidea
Choroidea terdiri atas lapisan luar berpigmen dan lapisan dalam yang sangat
vaskular.
Corpus Ciliare
Corpus Ciliare ke arah posterior dilanjutkan oleh choroidea, dan ke arah
anterior terletak di belakang batas perifer iris.
Corona ciliaris
Corona ciliaris adalah bagian posterior corpus ciliare yang permukaannya
memiliki alur- alur dangkal disebut striae ciliares.
Processus ciliaris
Processus ciliaris adalah lipatan-lipatan yang tersusun secara radial, dan pada
permukaan posteriornya melekat ligamentum suspensorium iridis.
M. Ciliaris
Terdiri atas serabut-serabut otot polos meridianal dan sirkular.
Iris dan pupil
Iris adalah diaphragma yang tipis dan kontraktil dengan lubang di tengahnya,
yaitu pupil.
c. Tunica Nervosa: Retina
terdapat fovea centralis (bintik kuning) yaitu daerah dengan daya lihat paling
jelas dan discus nervi (bintik buta), yaitu daerah yang apabila bayangan jatuh
di tempat ini, seseorang tidak dapat melihat.
2. Isi Bola Mata
a. Humor Aquosus
Humor Aquosus adalah cairan bening yang mengisi camera anterior dan
camera posterior bulbi. Fungsinya untuk menyokong dinding bola mata
dengan memberikan tekanan dari dalam, sehingga menjaga bentuk bola
matanya.
b. Corpus Vitreum
Corpus Vitreum adalah cairan yang mengisi bola mata di belakang lensa.
Fungsinya untuk menambah sedikit daya pembesaran mata.
c. Lensa
47
membungkus struktur
Epithelium cuboideum
Fibrae lentis
6. IMUNOLOGI
a. Definisi Imunologi
Imunologi adalah cabang ilmu biomedis yang berkaitan dengan respons
organism terhadap penolakan antigenic, pengenalan diri sendiri dan bukan dirinya,
serta semua efek biologis, serologis dan kimia fisika fenomena imun. Lingkungan
di sekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur pathogen misalnya: bakteri,
virus, jamur, protozoa dan parasit yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.
Infeksi yang terjadi pada manusia normal umumnya singkat dan jarang
meninggalkan kerusakan permanen. Hal ini disebabkan tubuh manusia memiliki
suatu sistem yaitu sistem imun yang melindungi tubuh terhadap unsur-unsur
patogen.
Reaksi imunologis merupakan mekanisme yang berkaitan dengan pertahanan host
terhadap suatu antigen seluler
ataupun non seluler. Respon imun seseorang terhadap unsur-unsur patogen sangat
bergantung pada kemampuan sistem imun untuk mengenal molekul-molekul asing
atau antigen yang terdapat pada permukaan unsur patogen dan kemampuan untuk
melakukan reaksi yang tepat untuk menyingkirkan antigen. Test imunologis secara
in vitro dapat digunakan sebagai test diagnostik yang membantu diagnose suatu
penyakit dan imunoprofilaksis secara luas.
b. Pembagian Sistem Imun
Terdapat 2 sistem imun yaitu sistem imun nonspesifik dan spesifik yang
mempunyai kerja sama yang erat dan yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang
lain, sistem imun ini semuanya terdiri dari bermacam-macam sel leukosit ( sel
darah putih ).
a. Sistem imun nonspesifik, disebut demikian karena telah ada dan berfungsi
sejak lahir dan merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi
serangan berbagai mikroorganisme, serta dapat memberikan respon langsung
48
terhadap antigen. Sel-selnya terdiri dari sel makrofag, sel NK ( Natural Killer )
dan sel mediator.
b. Sistem imun spesifik, membutuhkan waktu untuk mengenal antigen terlebih
dahulu sebelum dapat memberikan responnya atau dengan kata lain sistem ini
dapat menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi tubuh yang sudah dikenal
sebelumnya ( spesifik ). Sel-selnya terdiri dari sel-sel limfosit T dan B.
Sistem imun spesifik terdiri dari sel limfosit , merupakan kunci pengontrol sistem
imun. Sebetulnya sistem ini dapat bekerja sendiri tanpa bantuan sistem imun
nonspesifik. Terdapat 2 macam yaitu: sistem imun spesifik humoral ( sel B ),
menghasilkan antibodi yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi
ekstraseluler virus dan bakteri, sedangkan sistem imun spesifik seluler ( sel T )
untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit
dan keganasan.
c. Imunologi pada Toksoplasmosis
Terdapat lima imunoglobulin yakni IgG, IgA, IgM, IgD, dan IgE. Dalam kasus
Toxoplasmosis ini imunoglobulin yang terkait adalah IgM dan IgG. IgG adalah
jumlah imunoglobulin dengan jumlah terbanyak, berkadar normal (pada usia
dewasa) 1200mg/100ml serum (berkisar antara 500-1500mg/100ml). IgG tersebut
diproduksi oleh sel plasma dengan adanya rangsangan oleh bakteri, virus, dan
toksin, banyaknya merupakan 75% dari jumlah total immunoglobulin. Molekul
IgG terdiri atas dua rantai polipeptida. Fungsinya adalah sebagai aktivasi
komplemen, menembus plasenta dan antibodi heterotropik. Sedangkan IgM
berbentuk pentamer besarnya 5 kali IgG, terdiri atas 10 ikatan polipeptida,
jumlahnya 10% jumlah imunoglobulin. Konsentrasi normal berkisar antara 48414mg/100ml dengan rata-rata 100mg/100ml. IgM merupakan antibodi yang
pertama kali muncul bila terjadi pajanan dengan antigen ataupun pada proses
imunitas. IgM tidak dapat menembus plasenta, namun dapat mengadakan fiksasi
dengan komplemen yang merupakan fungsinya sebagai antibodi sekretonik.
Kebanyakan antibodi terhadap sel darah, aglutinin dingin, dan faktor reumatik
termasuk dalam golongan IgM.
Tidak semua ibu hamil yang terinfeksi Toxoplasma akan menularkan
Toxoplasma bawaan pada bayinya. Bilamana dalam pemeriksaan ibu sebelum
hamil menunjukan IgG positif terhadap Toxoplasma, berarti ibu tersebut
terinfeksi sudah lama, tetapi bukan berarti bahwa 100% bayinya akan bebas dari
49
b.
c.
50
KESIMPULAN
Kebiasaan Ny. Tuti kontak fisik dengan kucing dan memakan daging yang belum
sempurna matangnya membuat Ny. Tuti terinfeksi Toksoplasma sehingga anak yang
dilahirkannya mengalami kelainan kongenital dan dirujuk ke rumah sakit.
51
SOLUSI
Solusi untuk skenario tersebut adalah:
sempurna matangnya.
Jaga kebersihan hewan peliharaan seperti kucing. Beri makanan yang higenis
dan bersihkan feses hewan peliharaan jangan sampai kering teroksidasi di udara
Perawatan prenatal dan postnatal minimal 1 tahun untuk meningkatkan kualitas
hidup bayi
Hindari minum susu yang tidak dipasteurisasi
Hindari minum air yang telah terkontaminasi.
52
DAFTAR PUSTAKA
Dini.
2011.
Efek
Lahir
Prematur
Terasa
Saat
Dewasa.
http://internasional.kompas.com/read/2011/07/02/17150055/Efek.Lahi
r.Prematur.Terasa.SSaa.Dewasa . Diakses pada 7/10/2014 pukul 19.52
WIB
Dr.
Ferdy
Limawal,
Sp.A.
2010.
Bayi
Prematur
dan
Permasalahannya.http://www.omnihospitals.com/omni_alamsutera/blo
g_detail.php?id_post=24 . Diakses pada 7/10/2014 pukul 19.54 WIB
Sativa, Rahma Lillahi. 2012. Bayi yang Lahir 37 Minggu Harusnya
Masuk
Prematur.
http://health.detik.com/read/2012/07/05/170001/1958639/764/bayiyang-lahir-37-minggu-harusnya-masuk-prematur
Diakses
pada
dr.
2014.
Cegah
Toxoplasma
Anda
Sebelum
Dan
Dia
Bayi
Anda!.http://www.tanyadok.com/kesehatan/cegah-toxoplasmasebelum-dia-menyerang-anda-dan-bayi-anda
Diakses
pada
Bayi.
http://growupclinic.com/2013/08/20/perkembangan-
53
54