melekat pada
4. Perajangan
Beberapa jenis bahna simplisia tertentu ada yang memerlukan proses perajangan. Perajangan
bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan dan
penggilingan.
5. Pengeringan
Tujuan pengeringan adalah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga
dapat disimpan dalam waktu lama
6. Sortasi kering
Tujuan sortasi untuk memisahkan benda-benda asing dan pengotor-pengotor lain yang masih
ada dan tertinggal pada simplisia kering.
7. Pengepakan dan penyimpanan
Simplisia dapat rusak, mundur atau berubah mutunya karena faktor luar dan dalam, antara
lain cahaya, oksigen, reaksi kimia intern, dehidrasi, penyerapan air, pengotoran, serangga dan
kapang
Klasifikasi tanaman
Klasifikasi
Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Bangsa
: Zingiberales
Suku
: Zingiberaceae
Marga
: Curcuma
Jenis
Makroskopik. Keping tipis, bentuk bundar atau jorong, ringan, keras, rapuh, garis tengah
sampai 6 cm, tebal 2 mm sampai 5 mm; permukaan luar berkerut, warna coklat kuning
sampai coklat; bidang irisan berwarna coklat kuning buram, melengkung tidak beraturan,
tidak rata, sering dengan tonjolan melingkar pada batas antara silinder pusat dengan korteks;
korteks sempit, tebal 3 mm sampai 4 mm. Bekas patahan berdebu, warna kuning jingga
sampai coklat jingga terang
Parameter standar simplisia
Standarisasi simplisia mempunyai pengertian bahwa simplisia yang akan digunakan untuk
obat atau sebagai bahan baku harus memenuhi standar mutu. Sebagai parameter standar yang
digunakan adalah persyaratan yang tercantum dalma monografi resmi terbitan Departemen
Kesehatan RI seperti Materia Medika Indonesia.
Penetapan kadar air
Prinsip metode uji ini adalah pengukuran kandungan air yang berada di dalam bahan,
dilakukan dengan cara yang tepat diantara cara titrasi, destilasi, atau gravimetri.
Susut Pengeringan
Susut pengeringan adalah pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada temperatur105oC
selama 30 menit atau sampai berat konstan, yang dinyatakan sebagai nilai prosen. Dalam hal
khusus (jika bahan tidak mengandung minyak menguap dan sisa pelarut organik menguap)
identik dengan kadar air, yaitu kandungan air karena berada di atmosfer atau lingkungan
udara terbuka.
Tujuan mengetahui susut pengeringan adalah memberikan batasan maksimal (rentang)
tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan
Penetapan kadar Minyak atsiri
Penetapan kadar minyak atsiri ini dengan cara destilasi Stahl. Pada metode ini, simplisia
yang akan disuling kontak langsung dengan air mendidh. Bahan tersebut mengapung diatas
air atau terendam secara sempurna tergantung dari bobot jenis dan jumlah bahan yang
disuling. Air dipanaskan dengan metode panas langsung, mantel uap, pipa uap melingkar
tertutup, atau dengan memakai pipa uap melingkar terbuka atau berlubang. Ciri khas dari
metode ini adlah kontak langsung antara bahan dengan air mendidih (Ketaren, 1987).
Penyulingan ini dilakukan pada tanaman yang dikeringkan dan tidak dirusak oleh pendidihan
( Claus dan Tyler, 1970).
Rimpang temulawak mengandung minyak atsiri (7-30%) yang terdiri dari xanthorrhizol, antlatone, borneol, iso-borneol, bisacumol, bisacurol, bisacurone, bisacurone epoxide,
camphene, camphor, d-camphore, cineol, 1,8-cineol, curzurene, curzerenone,-curcume, arcurcumene, curlone, cymene, -elemene, -elemene, turmerone, ar-turmerone, -turmerone,
-turmerone, isofurano-germacrene, phellandrene, cycloisoprene, isoprenemyrcene, myrcene,
p-toluyl-methyl-carbinol, (R)-()xanthorrizhol, -pinen, linalool,-terpineol, limonene, farnesene, germacrone, -sesquiphellandrne, bisacurone A,B, 1-cyclo-isaoprenemyrcene,
sinamaldehid ( anonim, 1979; Wagner dkk, 1984)
I.
Pembuatan Simplisia
Bahan : Rimpang temulawak sebanyak 2 kg, didapat
Alat : Pisau, Telenan, Pengiris mekanik, Bak Cuci, Alas pengering, Kain Hitam, Alat
penumbuk
Susut Pengeringan
Bahan : Serbuk temulawak 10 gram
Alat
(tara)
: Cawan petri, kertas saring, timbangan, batu kapur tohor, tempat eksikator, Pemanas
: Destilasi toluen
Tanggal
28 September 2006
4
49
56
2 Oktober 2006
16 November 2006
23 November 2006
70
7 desember 2006
Jenis kegiatan
Sortasi basah , pencucian, pengubahan bentuk,
pengeringan
Sortasi keirng, pengepakan, penyimpanan
Penggerusan simplisai temualwak
Penetapan kadar air, susut pengeringan, maserasi
serbuk
Penetapan kadar minyak atsiri, susut pengeringan,
penetapan kadar zat aktif (KLT-densitometri)
Pembuatan Simplisia
Penimbangan Curcuma xanthorriza rhizome
Sortasi basah
Pencucian Simplisia
Simplisia dibolak-balik, hingga kering merata
Sortasi Kering
Penulisan Etiket
Susut Pengeringan
Panaskan cawan petri kosong
Ditambah etanol ad 5 ml
Ditotolkan di KLT 3 l
Orientasi Kuva Baku Kurkumin
Randemen ekstrak menurut MMI = 3,5 %
Kadar Kurkumin ekstrak etanolik tanpa terpurifikasi = 1,55%
Jadi dalam 1 gram temulawak terdapat
3,5% x 1000mg = 35 mg sari ekatrak
Dalam 1 gram temulawak terdapat
1,55% x 35 mg = 0,54 mg kurkumin
ekstrak etanolik diaddkan sampai 1 ml => kadar kurkumin 0,54mg/ml = 0,54 g/l
Jadi dengan pengambilan 1l kadar kurkumin = 0,54 g/l
Stok kadar kurkumin standar adalah 1 g/l
Jadi rentang kadar kurva baku adalah 0,5 g/l 1 g/l 2g/l 4 g/l
8. Susut Pengeringan
Susut Pengeringan I
Berat sampel temulawak = 10 gram
Bobot petri kosong = 85,32 gram
Pemansan oven = 105 o C