Anda di halaman 1dari 3

Skenario

Seorang ibu, sebut saja Bunga, berusia 19 tahun, hamil usia 8 minggu, G1P0A0. Bunga
diantar oleh suaminya, Bento, ke rumah sakit dengan keluhan keluarnya banyak darah dari
vagina disertai kram perut setelah berhubungan suami istri dengan suaminya. Bunga
mengaku melakukan hubungan suami istri setiap hari belakangan ini.
Pemeriksaan fisik:
TB: 155 cm, BB: 50 kg, TD: 120/80 mmHg, Nadi: 80 x/m, Frek.pernapasan: 20 x/m.
Konjungtiva palpebral: normal
Breast: hiperpigmentasi
Abdomen: simetris, fundus uteri tidak dapat teraba, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan,
dan tidak ada tanda cairan bebas.
Pemeriksaan dalam:
Spekulum: portio livide, os eksternal membuka dengan darah yang keluar dari os eksternal,
terdapat erosi pada serviks, tidak ada polip.
Bimanual: serviks lembut, os eksternal membuka, cervix is soft, tidak ada nyeri goyang
serviks, ukuran uterus usia 8 minggu gestasi, adneksa dan parametrium dalam batas normal.
Hb 11 g/dL; WBC 12.000/mm3; ESR 15 mm/hour Gambaran darah tepi: dalam batas normal
Urine: pregnacy test (-HCG) positive

Breaking Bad News

1. Setting up (persiapan)
Salam, sapa, perkenalan diri, anamnesis
2. Perception
D : Ibu sedang hamil kan, Bu?
I : Iya dok
D : Ibu tau kenapa keluar darah dari kemaluannya?
I : Gatau dok
3. Invitation
I : Kira-kira kenapa ya dok? Ada pengaruhnya ke anak saya ga?
4. Knowledge
D : Kemungkinan penyebabnya banyak bu, dan bisa saja
membahayakan janin
I : Jadi maksudnya dok?
D : Begini bu Bunga, saya sebenarnya berat untuk menyampaikan
berita ini. Setelah saya periksa tadi, ibu Bunga mengalami keguguran.
5. Emotional
Istri syok lalu menangis
I : Tapi kenapaaa dok??
D : Kemungkinan penyebabnya karena bapak dan ibu terlalu sering
melakukan hubungan suami istri, yang menyebabkan luka pada mulut
rahim dan kontraksi pada perut ibu.
S : Jadi anak saya ga bisa diselamatin lagi dok?
D : Mohon maaf pak, kami sudah berusaha mempertahankan janinnya,
namun tetap saja Tuhan yang menentukan.
I : (masih menangis) Dok, saya ga percaya, periksa lagi dok (agak
histeris)
D : Ibu..sabar yaa bu.. Mungkin Tuhan lebih sayang dengan anak ibu
dan bapak.
S : Sabar bu, sabar.. (menenangkan istri yang ). Dok, tapi kami masih
bisa punya anak kan?
D : Insya Allah, bisa pak. Tapi melihat kondisi ibu saat ini, saya
sarankan ibu istirahat dulu. Setelah keadaan ibu pulih, kedepannya
bisa direncanakan untuk program kehamilan.
6. Strategy and Summary
D : Jadi bu, untuk membersihkan rahim ibu kami harus melakukan
kuret.
I : Kuret itu diapain dok?
D : Kuret itu semacam tindakan pembersihan rahim ibu dari sisa-sisa
darah yang masih tertinggal dalam rahim ibu. Gimana ibu, mau? Ini
demi kehamilan ibu yang akan datang.
I : (dengan dramatis bertanya kepada suaminya) Gimana pak?

S : (suami mengangguk tanda setuju)


I : Yaudah gimana baiknya aja dok (pasrah). Kapan dok kuretnya
dilakukan?
D : Lebih cepat lebih baik bu.
I : (menoleh ke suami, suami mengangguk) Yaudah sekarang aja dok.
D : Baiklah bu, kalo begitu nanti saya siapkan.
Ada yang ingin ibu dan bapak tanyakan lagi?
I : Ga ada dok
S : Cukup dok
D : Kalo begitu, ibu dan bapak silahkan mengisi surat persetujuan ini

Anda mungkin juga menyukai