Makalah Kerapu Macan
Makalah Kerapu Macan
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia sebagai negara maritim mempunyai potensi hasil perikanan
laut
semaksimal
mungkin
kebutuhan
gizi
masyarakat
Indonesia
pemasukan
devisa
pelestarian
potensi
negara.
Salah
sumberdaya
sehingga
dan
dapat
dapat
memenuhi
mempertinggi
satu
strategi
pemanfaatan
dan
laut
adalah
pembenihan
dan
demikian dapat
memberi
peluang
yang
amat
besar
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui biologi dan fisiologi dari ikan kerapu macan yang meliputi
sistem reproduksi, sistem pencernaan, dan sistem ekskresi.
2) Menambah wawasan dan pengetahuan tentang ikan kerapu macan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Taksonomi
Ikan kerapu memiliki 15 genera yang terdiri atas 159 spesis. Satu
diantaranya
adalah Cromileoptes
altivelis yang
selain
sebagai
ikan
konsumsi juga juvenilnya juga sebagai ikan hias. Ikan kerapu termasuk
famili Serranidae, Subfamili Epinephelinea, yang umumnya di kenal
dengan nama groupers, rockcods, hinds, dan seabasses. Ikan kerapu
ditemukan diperairan pantai Indo-Pasifik sebanyak 110 spesies dan
diperairan Filipina dan Indonesia sebanyak 46 spesies yang tercakup ke
dalam 7 genera Aethaloperca, Anyperodon, Cephalopholis, Cromileptes,
Epinephelus, Plectropomus, dan Variola (Marsambuana dan Utojo, 2001).
Ikan Kerapu diklasifikasikan sebagai berikut:
Klas : Pisces
Sub kla : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Sub ordo : Percoidea
Devisi : Perciformis
Famili : Serranidea
Sub famili : Epinephelinea
Genus : Epinephelus
Spesies : Epinephelus fuscoguttatus
3,1 kali dari panjng kepala, rahang pada ikan dewasa dilengkapi
dengan
bonggol,
sirip
ekor
berbentuk
bundar.
Ikan
kerapu
dan
Beaufort
(1931),
perairan
Di
Indonesia
yang
hari,
larva
kerapu
biasanya
tidak
muncul
kepermukaan
2.4 Reproduksi
Kerapu nacan bersifat hermaprodit protagini, yakni pada tahap
perkembangan mencapai dewasa (matang gonad) berjenis kelamin betina
kemudian berubah menkadi jantan setelah tunbuh besar atau ketika
umurnya bertambah tua. Menentukan jenis kelamin kerapu jantan atau
betina dapat dengan dua cara, yaiti dengan menggunakan selang mikro
(kanulasi) yang mampu mengisap telur atau sperma dan dengan
menggunakan metode pengurutan. Kerapu betina akan mengeluarkan
telur jika diurut dan kerapu betina mengeluarkan sperma.
Bobot kerapu macan betina 3,0 4,5 ka dan bobot kerapu macan
jantan 5,0 6,0 kg keatas atau ketika kerapu macan sudah mampu
menghasilkan sperma untuk membuahi telur kerapu betina. Di habitat
aslinya kerapu melakukan pemijahan pada malam hari, yakni antara pukul
8 malam hingga pukul 3 pagi. Biasanya kerapu jantan akan berenang
berputar-putar
mengikuti
kerapu
betina.
Setelah
kerapu
betina
di
belakang
(posterior)
sehingga
posisi
embrio
larvanya
Gerakan
pertama
embrioterjadi
kira-kira
16
jam
setelah
pada larva kerapu berumur 30 hari, dimana pada saat itu larva cenderung
berkumpul di suatu tempat dengan kepadatan tinggi. Berdasarkan
perilaku makannya, ikan kerapu dewasa memangsa ikan-ikan kecil,
crustasea dan chephalopoda yang menempati struktur tropik teratas
dalam piramida rantai makanan.
Ditjenkanbud (2004), menyatakan perkembangan larva kerapu sampai
tahap metamorfosis penuh membutuhkan waktu 35-40 hari pada suhu
27-29 0C. Setelah menetas sampai dengan hari ke tiga larva mendapatkan
pakan secara endogenus yaitu dengan mengabsorbsi kuning telur yang
dibawanya. Kemudian mulai mendapatkan pakan secara eksogenus pada
hari ketiga seiring dengan mulai terbukanya mulut. Sesuai dengan bukaan
mulut, larva kerapu memangsa rotifera sebagai pakan pertama. Peralihan
antara mendapatkan pakan secara endogenus ke eksogenus merupakan
fase rawan pertama dalam perkembangan larva sehingga sering terjadi
kematian massal antara 50-90%.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran