DEFINISI
Merupakan
EPIDEMIOLOGI
Bells
ETIOLOGI
adalah
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
Gejala kelumpuhan N. VII perifer ini tergantung dari lokasi
kerusakan
kelumpuhan otot-otot wajah pada sebelah lesi
gangguan pengecapan 2/3 depan lidah dan gangguan salivasi
Hiperakusis
gangguan sekresi kelenjar hidung dan lakrimasi
DIAGNOSIS
Diagnosis Bells palsy dapat ditegakkan dengan melakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan nervus kranialis didapatkan adanya parese
dari nervus fasialis yang menyebabkan bibir mencong, tidak
dapat memejamkan mata dan adanya rasa nyeri pada telinga.
Hiperakusis dan augesia juga dapat ditemukan.
DIAGNOSIS
BANDING
Tumor
Infeksi herpes zoster pada ganglion genikulatum (Ramsay Hunt
Syndrome)
Penyakit Lyme
AIDS
Infeksi Tuberkulosa pada mastoid ataupun telinga tengah
Guillen Barre Syndrome
PENATALAKSANAAN
Obat tetes mata metilselulosa
Pemberian kortikosteroid (prednison 40 60 mg/hari per
oral atau 1 mg/kgBB/hari selama 3 hari, diturunkan
perlahan-lahan selama 7 hari kemudian), dimana
pemberiannya dimulai pada hari kelima setelah onset
penyakit,
gunanya
untuk
meningkatkan
peluang
kesembuhan pasien
Acyclovir (400 mg selama 10 hari) dapat digunakan
dikombinasikan dengan prednison/ dosis tunggal
Komplikasi
Regenerasi
prognosis
Pada umumnya prognosis Bells palsy baik: sekitar 80
90%.
Faktor resiko yang memperburuk prognosis Bells palsy
adalah :
Usia di atas 60 tahun
Paralisis komplit
Menurunnya fungsi pengecapan atau aliran saliva pada
sisi yang lumpuh
Nyeri pada bagian belakang telinga, dan
Berkurangnya air mata