kesinambungan
(discontinuitas)
pada
sambungan
las
tersebut.
a) Porositas ( porosity )
b) Pemasukan terak ( slag inclusion )
c) Kurang pengisian ( insufficient throat, underfill )
d) Kurang penetrasi ( inadequate joint penetration )
e) Kurang penembusan ( incomplete fusion )
f) Lipatan ( overlap )
g) Takik las ( undercut )
h) Laminasi ( lamination )
i) Retak ( crack )
Sebagai contoh gas CO2, apabila proses pendinginan cepat sedangkan gas CO 2
akan menguap sehingga akan mengakibatkan gas tersebut terperangkap di dalam
logam lasan dan terbentuk porositas. Selain itu terdapat juga proses Blow Hole,
untuk membedakan antara Blow Hole dengan Porositi adalah melalui diameter
yang terjadi. Jika lebih dari 1,6 mm maka disebut Blow Hole, namun jika kurang dari
1,6 mm maka disebut porosity. Dalam hal ini, pengaruh cacat las tersebut tidak
terlalu berpengaruh pada hasil las, karena pada porosity mempunyai bentuk bulat
dan tidak menjalar seperti cacat las crack. Porosity dapat dibagi menjadi 2 jenis
antara lain yaitu surface porosity / visual inspection dan internal porosity.
b.
Elongated
hydrogen.
Panjang busur dan atau besar ampere las yang tidak tepat.
Kurang lunaknya slag yang timbul pada proses metalurgi.
Kadar phosphor dan sulfur pada logam induk terlalu tinggi
Adanya hidrogen, oksigen, dan nitrogen yang berlebihan.
3.1 UNDERCUT
3.1.1 Definisi Undercut
Suatu cacat las yang terjadi apabila ada alur yang mencair kedalam logam induk
yang berdekatan dengan takik logam lasan, atau termakannya dinding samping
alur las. Hilangnya groove/alur ini akan membentuk suatu lekukan yang tajam
pada dinding samping dimana lapisan atau bead berikutnya akan meleleh.
DAFTAR PUSTAKA
4. www.energyworkforce.netwww.energyworkforce.net
(diakses
pada
tanggal