Anda di halaman 1dari 16

WAWANCARA MEMOTIVASI

(MOTIVATIONAL INTERVIEWING)
PENDAHULUAN
Merubah perilaku adalah suatu hal yang sangat sulit, banayak factor yang
membuat seseorang merubah perilaku negatifnyamenjadiu suatu perilaku yang positif.
Banyak orang yang sudah mencoba berulang kali dan dalam juangka waktu yan panjang
untuk merubah perilakunya namun sebagian besar akan mengalami kegagalan disebabkan
berbagai alasan. Salah satu yang sering menjadi kendala dalam perubahan perilaku adalah
motivasi seseorang. Motivasi sendiri sangat dinamis dan berubah seirama dengan pikiran,
perasaan dan harapan individu.
Pada seorang yang mengalami gangguan penggunaan NAPZA perubahan perilaku
sangat tergantung dari dirinya sendiri. Masalah lain yang menjad penyulit merubah
perilaku pasien dengan gangguan penggunaan NAPZA adalah karena adanya gangguan
pada kamar-kamar di bagian otak akibat penggunaan NAPZA jangka panjang dan efek
setiap jenis zat terhadap tubuh.
Beberapa contoh yang dapat kita lihat adalah kenyataan yang terjadi di lapangan
seperti ; apakah bila seseorang sudah dinyatakan menderita penyakit jantung dengan
segera akan mengubah pola hidupnya? Apakah seorang wanita hamil yang merokok akan
berhenti merokok untuk kesehatan bayinya? Dan masih banyak lagi kenyataan-kenyataan
di lapangan yang seringkali membuat kita meyakini bahwa merubah perilaku seseorang
sangat sulit dan yang bisa menjadi pendorong utama adalah motivasi mereka untuk
berubah.
MOTIVASI
Motinasi secara alamiah merupakan suatu yang sangat dinamis dan tergantung
faktor-faktor yang ada pada individu maupun lingkungannya, secara rinci motivasi
sebagai berikut :
Motivasi merupakan kunci dari perubahan
Motivasi merupakan suatu yang multidimensional
Motivasi dipengaruhi oleh interaksi sosial
Motinasi dapat dimodifikasi
Motivasi dipengaruhi oleh gaya terapis
Terapis bertugas untuk menimbulkan dan meningkatkan motivasi
a. Motivasi merupakan kunci perubahan
Penelitian tentang motivasi terkait dengan perubahan perilaku tak dapat
dielakkan, konsep ini juga sudah diteliti dengan cermat oleh psikolog modern dan
para ahli yang mempunyai fokus pada pengobatan gangguan penggunaan
NAPZA. Perubahan alamiah dan penyebabnya seperti motivasi, merupakan suatu
gagasan yang sangat kompleks dengan definisi yang berkembang saecara
perlahan. Pola kerja untuk menghubungkan pandangan baru tentang motivasi
individu dengan perubahan perilaku disebut fenomenologi, tulisan yang paling
terkenal tentang teori ini ditulis oleh Carl Rogers. Dalam buku itu disebutkan
bahwa tinjauan yang paling penting dalam elemen perubahan manusia adalah
1

pengalaman individu yang akan menjadi inti dari inner self , dan ini dapat menjadi
dasar untuk actualisasi diri individu dalam mendorong perkembangan dan
perubahan itu sendiri (Davidson, 1994). Dalam konteks ini motivasi didefinisikan
kembali sebagai suatu yang mempunyai tujuan, disengaja dan memberi dampak
positif terhadap perubahan itu sendiri.
b. Motivasi merupakan sesuatu yang multidimensial
Motivasi mempunyai suatu pengertian yang baru dan mempunyai banyak
komponen yang kompleks, meliputi dorongan, keinginan kuat klien, tekanan dari
luar dan tujuan yang mempengaruhi klien, persepsi tentang keuntungan dan
kerugian dari perubahan tersebut serta penafsiran kognitif dari situasi.
c. Motivasi adalah dinamik dan fluktuatif
Penelitian dan pengalaman memberikan gambaran bahwa motivasi itu dinamis
dan berfluktuasi dari waktu ke waktu terkait dengan situasi yang berbeda daripada
atribut individu yang statis.
Motivasi dapat menjadi suatu keraguan diantara konflik-konflik tujuan perubahan.
Motivasi juga bervariasi dalam kedalaman, goyangan-goyangan dalam merespon
keraguan dan meningkatkan penyelesaian dan tujuan secara lebih jelas dalam
meramalkan masa depan. Dalam pengertian ini, motivasi dapat menjadi
ambivalen, keadaan yang menanyakan kembali siap atau tidak siap untuk
berubah.
d. Motivasi dipengaruhi oleh interaksi sosial
Motivasi merupakan milik sesorang, bisa dipahami ini merupakan hasil interaksi
antara individu dan orang lain atau faktor lingkungan (Miller, 1995). Meskipun
faktor internal merupakan dasar untuk perubahan, faktor eksternal merupakan
suatu kondisi yang berubah. Motivasi seseorang untuk berubah dapat dipengaruhi
secara kuat oleh keluarga, teman, emosi dan dukungan masyarakat. Kurangnya
dukungan dari masyarakat, seperti hambatan dalam layanan kesehatan,
pekerjaaan, dan persepsi masyarakat tentang pasien gangguan penggunaan
NAPZA dapat juga mempengaruhi motivasi seseorang.
e. Motivasi dapat dimodifikasi
Motivasi menyebar dalam setiap aktivitas, bekerja dalam konteks yang multipel
dan dalam setiap waktu. Konsekuensinya, motivasi mempunyai aksesibikitas dan
dapat dimodifikasi atau ditingkatkan pada beberapa point dalam proses
perubahan. Klien tidak harus mengalami penderitaan yang amat sangat (hit the
bottom) untuk memulai perubahan atau pengalaman yang menakutkan,
konsekuensi yang tidak dapat diperbaiki dari perilaku mereka yang disadari perlu
dirubah. Terapis dan orang sekitarnya dapat memberikan akses dan meningkatkan
motivasi sebelum kerusakan terhadap kesehatan klien, relationship atau self
image klien semakin meluas (Miller et al, 1995).
Meskipun ada perbedaan subtansi dalam faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi seseorang untuk berubah, ada beberapa peristiwa dramatik dapat
meningkatkan atau menurunkan motivasi individu untuk berubah antara lain :

Tingkat distress, dapat mempunyai peran dalam meningkatkan


motivasi dan strtegi perubahan. Sebagai contoh, banyak individu
segera atau terdorong berubah dan mencari pertolongan setelah
mengalami suatu episode kecemasan atau depresi yang berat.
Peristiwa kehidupan yang kritis, seringkali men stimulasi
motivasi untuk berubah. Peristiwa penting tersebut yang
mendorong perubahan melalui pengalaman spiritual atau
perpindahan agama melalui suatu kecelakaan yang traumatik atau
penyakit berat yang mematikan pada orang yang dicintai, dipecat
dari pekerjaaan, kehamilan atau mau menikah
Evaluasi atau penilaian kognitif, dalam hal ini evalausi individu
berdampak terhadap substansi kehidupan dan menuntun terjadinya
perubahan. Hal ini menjadi pertimbangan dalam menilai pros dan
cons dari substansi yang akan dirubah, penelitian menyebutkan
bahwa 30 sampai 60% perubahan dilaporkan berkait dengan
substansi ini.
Mengenali konsekuensi negatif, dan dampak buruk yang
dirasakan dapat memotivasi seseorang untuk berubah. Membantu
klien untuk melihat hubungan antara penggunaan NAPZA dengan
konsekuensi buruk yang akibat hal tersebut atau hal lainnya
merupakan strategi motivasional yang penting
Dorongan positif dan negatif dari luar,juga dapat mempengaruhi
motivasi. Teman yang mendukung dan empatik, hadiah/reward,
atau pemaksaan dalam berbagai variasi dapat menstimulasi
perubahan.

f. Motivasi dapat dipengaruhi oleh gaya terapis


Bagaimana caramu, seorang terapis dalam berinteraksi dengan klien merupakan
saat krusial yang memberi dampak bagaimana respon klien dan keberhasilan dari
terapi. Peneliti meneukan perbedaan yang dramatik dalam laju klien yang drop
out atau menyelesaikan program konseling dengan menggunakan teknik yang
sama.
Gaya konselor merupakan salah satu hal yang sangat penting dan yang seringkali
diabaikan , variabel untuk meramalkan respon. Dari tinjauan kepustakaan tentang
karakteristik konselor sehubungan dengan pengobatan yang efektif pada
gangguan penggunaan NAPZA, para peneliti menemukan membangun hubungan
antara konselor dengan klien dan ketrampilan personala yang baru lebih penting
dibanding dengan pelatihan profesional atau pengalaman konslor itu
sendiri(Najavits and Weiss, 1994). Perbandingan langsung diantara gaya konselor
menunjukkan bahwa konfrontasi dan pendekatan yang langsung lebih cepat
menjadi pencetus terjadinya resistensi yang pada akhirnya prosess terapi menjadi
kurang berhasil dibanding bila menggunakan cara client centered yang lebih
mendukung, gaya empatik yang menggunakan cara mendengar reflektif dan
bujukan yang lembut.
g. Tugas terapis adalah menimbulkan dan meningkatkan motivasi
3

Walaupun berubah adalah tanggung jawab klien dan banyak orang yang
menggunakan NAPZA dapat berubah lebih dari semestinya tanpa intervensi
terapeutik, terapis dapat meningkatkan motivasi klien yang berguna untuk klien
melewati setiap tahapan perubahan. Tugas terapis bukan sekedar mengajarkan
secara sederhana, memberi instruksi atau memberikan nasehat tetapi lebih kepada
membantu klien untuk memahami masalah perilaku yang dihadapi oleh klien,
dalam rangka perubahan positif yang menjadi perhatian utama klien. Terapis juga
bertugas untuk membuat klien merasa mampu untuk berubah dan merencanakan
perubahan tersebut dengan menggunakan berbagai strategi.
MENGAPA MOTIVASI PERLU DITINGKATKAN ?
Para peneliti menyatakan bahwa pendekatan dengan meningkatkan motivasi berhubungan
erat dengan partisipasi yang besar dari klien dalam terapi dan memberikan hasil terapi
yang baik. Hasil terapis termasuk ; pengurangan konsumsi penggunaan NAPZA,
meningkatkan jangka waktu bebas NAPZA, adaptasi sosial, dan berhasil dirujuk ke
fasilitas perawatan (Landry, 1996 ; Miller et al, 1995). Sikap positif untuk melakukan
perubahan dan komitmen untuk berubah juga berhubungan dengan perubahan perilaku
(Miller and Tongan 1996, Prochaska and DiClemente, 1992).
Manfaat dari penerapan teknik peningkatan motivasi adalah sebagai berikut :
Menginspirasi motivasi untuk berubah
Menyiapkan klien untuk masuk ke dalam layanan terapi
Memasukan dan mempertahankan klien dalam terapi
Meningkatkan partisipasi dan keterlibatan klien
Mengembangkan hasil terapi
Mendorong kembali ke dalam program terapi bila ada gejala-gejala berulang
TRANSTEORITIKAL MODEL TAHAPAN PERUBAHAN
A. Perubahan alamiah
Perubahan pola pikir tentang motivasi termasuk tanggapan bahwa perubahan itu lebih
pada proses daripada hasil. Perubahan secara alamiah ada pada lingkungan, masyarakat,
terkait dengan berbagai perilaku dan tanpa inervensi dari profesional. Hal ini juga terjadi
pada pengguna NAPZA, mereka berubah tanpa mengikuti intervensi terapeutik atau self
help group seperti pada perokok, pengguna alkohol dan zat lainnya. Salah satu penelitian
longitudinal yang terdokumentasi dengan baik adalah pada kejadian perang Vietnam,
pada saat itu banyak prajurit yang ketergantungan heroin dan hanya 5% yang tetap
kecanduan heroin setelah kembali ke rumah mereka. Sebesar 12% mulai menggunakan
lagi setelah 3 tahun kemudian dan kebanyakan menggunakan dalam waktu yang pendek.
Setiap orang harus mengambil keputusan dalam hidupnya seperti ; menikah, membeli
rumah, bercerai atau kejadian penting lainnya membutuhkan perubahan dari individu
untuk menghadapinya. Setiap individu secara alamiah mampu berubah untuk menghadapi
kondisi tersebut.
Perubahan alamiah juga bisa terjadi pada pengguna NAPZA untuk menentukan apakah
meningkatkan, menurunkan atau berhenti menggunakan NAPZA. Keputusan tersebut
seringkali merupakan respon atas peristiwa kritis dalam kehidupan atau cerminan dari
tekanan lingkungan dan hal lainnya yang dapat terlihat dari penialain individu.
4

Catatan penting tentang perubahan secara alamiah pada pengguna NAPZA dapat terjadi
melalui berbagai cara. Misalnya dalam merespon perceraian seseorang akan menjadi
minum alkohol lebih banyak tapi orang yang lainnya akan mengurangi atau berhenti
minum alkohol dalam menghadapi perceraian. Orang yang menggunakan zat psikoaktif
akan melakukan banyak pilihan dalam pola penggunaan zatnya tanpa intervensi
profesional

B.Tahapan perubahan
Banyak teori yang telah mengembangkan berbagai model bagaimana proses perubahan
perilaku terjadi. Pada salah satu perspektif, konsekuensi dan keterbatasan dari luar
merupakan hal yang sangat dipercaya dapat merubah perilaku pengguna NAPZA. Teori
lain mengatakan, motivasi dari dalam diri klien dapat dipercaya untuk merubah perilaku
pengguna NAPZA berhenti menggunakan NAPZA. Beberapa peneliti percaya bahwa
motivasi merupakan kontinuum dari kesiapan berubah dan tidak terpisah dari tahapan
perubahan.
Proses perubahan sudah dikonsep sebagai suatu rangkaian tahapan melalui perubahan
pikiran orang, inisiasi, dan mempertahankan perilaku yang baru. Model ini timbul dari 18
teori psikologi dan perilaku tentang bagaimana perubahan terlihat, termasuk komponen
yang terdiri dari pola kerja biopsikososial untuk memhami adiksi. Pada pemahaman ini
teori ini disebut sebagai transteoritikal.
Model ini juga mencerminkan bagaimana perubahan itu timbul di luar lingkungan yang
terapeutik. Peneliti menerapkan teori ini pada individu yang berhenti dari merokok,
minuman alkohol, makan, olah raga, menjadi orang tua, dan komunikasi dalam
perkawinan mereka tanpa intervensi profesional. Bilamana perubahan alamiah
dibandingkan dengan intervensi terapeutik banyak kesamaan yang dapat dicatat, dari
penelitian ini dapat digambarkan bagaimana tahapan ketika individu akan merubah
perilakunya.

Gambaran perubahan perilaku individu tanpa intervensi profesional dapat digambarkan


sebagai berikut pindah dari ketidaksadaran atau ketidak mauan untuk melakukan suatu
apapun tentang masalahnya untuk mempertimbangkan kemungkinan untuk berubah,
kemudian menentukan dan mempersiapkan untuk membuat perubahan, dan pada
akhirnya melakukan aksi untuk mencapai atau mempertahankan perubahan tersebut dari
waktu ke waktu.
Untuk kebanyakan klien gangguan penggunaan NAPZA kemajuan setiap tahapan dapat
digambarkan seperti spiral atau sirkuler tidak berupa garis lurus. Dalam model ini
kekambuhan merupakan suatu kejadian yang normal karena banyak klien memasuki
tahapan perubahan dalam beberapa kali sebelum menjadi stabil. Lima tahapan perubahan
akan dijelaskan dibawah ini :
1. Precompletation
Pada tahapan ini seorang pengguna NAPZA tidak mempertimbangkan untuk
berubah dan tidak mempunyai keingunan untuk merubah perilakuyang dapat
diramalkan di masa yang akan datang. Mereka tidak menyadari bahwa ada
masalah pada dirinya yang harus mereka rubah dan membutuhkan pertolongan
orang lain untuk usaha ini. Alternatif lain, mereka tidak ingin atau sangat tidak
mendorong untuk nmerubah perilaku mereka. Individu pada tahapan ini biasanya
tidak mempunyai pengalaman konsekuensi buruk dari perilaku menggunakan
NAPZA dan seringkali menyatakan bahwa pola penggunaan NAPZA tidak
bermasalah atau berisiko.
2. Contemplation
Pada tahap ini individu sudah menyadari ada masalah pada dirinya, mulai
menerima bahwa ada alasan yang membuat dia harus mulai fokus untuk
melakukan suatu perubahan. Tipikal pada tahap ini adalah adanya sikap
ambivalen yang terlihat secara simultan, melihat alasan untuk berubah dan untuk
tidak berubah. Individu pada tahap ini masih tetap menggunakan NAPZA, tetapi
mereka mempertimbangkan kemungkinan untuk berhenti atau memotong kembali
dalam waktu dekat. Pada saat mereka akan mencari informasi, mengevaluasi
kembali penggunaan NAPZAnya, atau mencari dukugan yang bisa membantu
merubah perilakunya. Mereka akan menimbang aspek positif maupun negatif
dalam membuat perubahan. Tidak jarang mereka akan berada pada tahap ini
dalam jangka panjang sebelum masuk ke dalam tahap berikutnya, seringkali
beberapa tahun, ragu ragu antara berubah dan tidak merubah perilakunya.
3. Preparation
Apabila individu menerima keuntungan dari perubahan dirinya dan konsekuensi
dari dampak penggunaan NAPZA terlihat menjadi lebih buruk di masa yang akan
datang bila tetap menggunakan NAPZA, maka individu akan memikirkan untuk
merubah perilakunya dan pada tahapini penggunaan NAPZA menjadi status quo,
keseimbangan untuk pengambilan keputusan mengarah untuk berubah. Bila ada
satu hasutan untuk berubah maka individual akan masuk ke dalam tahap
preparasi/persiapan, dimana komitmen untuk berubah menjadi lebih kuat. Tahap
prepasi membutuhkan perencanaan yang lebih spesific untuk berubah, seperti
membuat pilihan pengobatan apa yang diperlukan. Tahap ini juga membutuhkan
pengujian terhadap kemampuan diri untuk berubah. Individu pada tahap ini masih
menggunakan NAPZA, tetapi mereka sangat ingin berhenti dalam waktu dekat.

Mereka sudah siap untuk mencoba mengurangi atau menghentikan penggunaan


NAPZAnya dengan berbagai cara untuk bisa berhenti dari NAPZA. Mereka mulai
menyiapkan tujuan dan komitmen untuk berhenti menggunakan NAPZA.
4. Action
Individu pada tahap ini memilih strtegi yang akan digunakan untuk memulai
merubah perilakunya. Pada tahap ini klien secxara aktif memodifikasi
kebiasaannya dan lingkungannya. Mereka membuat perubahan drastis gaya hidup
mereka dan akan menhadapi banyak tantangan khususnya situasi dan efek
psikologis akibat sindroma putus zat. Klien mungkin melakukan evaluasi ulang
kondisi dirinya dan berpindah dari menggukan secar berlebihan atau buruk
menjadi tidak menggunakan atau menggunakan NAPZA dengan aman. Untuk
banyak orang, pada tahap ini akan berjalan antara 3 sampai 6 bulan diikuti dengan
pengakhiran atau mengurangi penggunaan NAPZA. Untuk beberapa orang, ini
merupakan periode bulan madu sebelum menghadapi situasi yang menakutkan
dan tatangan ke depan yang lebih panjang.
5. Maintenance
Selama tahap maintenans, klien berupaya untuk mempertahankan tujuan dan
pencapaian pada yang sudah dicapai pada tahap action. Maintenans merupakan
tahap dimana individu berusaha untuk tetap sober dan mncegah untuk tidak
kambuh lagi. Sangat hati-hati diperlukan untuk mempertahankan rasa nyaman
dari masalah-masalah perilakunya terdahulu. Individu belajar untuk bagaimana
mendeteksi dan melindungi diri dari situasi yang membahayakan dan pencetus
lainnya yang menyebabkan mereka menggunakan NAPZA kembali. Pada
banayak kasus, individu mencoba merubah perilaku dalam jangka panjang dan
kemudian mennggunkan NAPZA kembali ke tahap awal. Gejala-gejala
kekambuhan dapat dilihat sebagai suatu proses belajar. Pemahaman tentang tandatanda atau situasi yang membahayakan merupakan suatu informasi yang
mempunyai kontribusi penting di untuk perubahan dimasa yang akan datang.
Maintenans membutuhkan waktu yang panjang dalam perubahan perilaku dengan
tetap berada pada bebas dari NAPZA sedikitnya dalam waktu enam bulan sampai
tahun-tahun berikutnya tergantung dari target perubahan perilaku.
6. Pengulanagan
Tidak banyak orang dapat mempertahankan perubahan perilaku yang baru secara
berkelanjutan dan mencoba untuk tetap pada perilaku tersebut. Menggunakan
kembali NAPZA sesudah periode bebas NAPZA adalah suatu aturan dibanding
pengecualian. Pengalaman ini memberikan kontribusi berupa informasi bahwa
kemajuan perubahan perilaku akan melalui tahapan perubahan. Pengulangan
panggunaan NAPZA seringkali akan menuju kepada kekambuhan, apabila
pencetus kejadian ini terjadi pada tahap awal individu dapat kembali menjalani
tahapan berikutnya sesuai siklus. Individu mungkin dapat mempelajari bahwa
tujuan atau alasan untuk berubah tidak realistik, strategi yang sudah ditentukan
tidak efektif, atau lingkungan yang ada tidak kondusif untuk suksesnya
perubahan. Banyak pengguna NAPZA akan membutuhkan beberapa resolusi
melalui tahapan perubahan agar mensapai perubahan yang sukses. Setelah
menggunakan NAPZA kembali, biasanya klien akan kembali ke tahap awal tidak

selalu pada tahapan maintenans atau aksi tetapi seringkali pada tahap
contemplation.
Kemungkinan mereka akan berada pada tahapan pre-contemplation kembali, dan
tidak mau atau tidak dapat mencoba berubah dengan segera. Gejala menggunkan
kembali seringkali bukan berarti klien meninggalkan komitmen untuk berubah.
PENCETUS UNTUK BERUBAH
Multidimensional alamiah dari motivasi adalah dipertahankan, menjadi bagian, dalam
perubahan individu yang sudah siap, berkemauan, dan mampu untuk berubah. Ketiga
elemen merupakan hal yang krusial dari motivasi, tetapi ketiga elemen tersebut juga bisa
menjadi suatu hambatan dari peningkatan motivasi individu. Kemampuan merujuk pada
tingkatan ketrampilan, sumber daya, dan kepercayaan/pendayagunaan individu untuk
melakukan perubahan. Satu dapat menjadi suatu perubahan tetapi bukan kemamuan.
Kemamuan merupakan komponen yang penting untuk mengetahui pada tahap mana
individu ingin berubah dan seberapa besar keinginannya untuk berubah. Bagaimanapun
kemauan dan kemampuan saja tidaklah selalu cukup. Mungkin anda dapat berpikir
individu yang mempunyai kemauan dan kemampuan untuk berubah tetapi tidak siap
untuk berubah. Komponen kesiapan berubah merupakan langkah terakhir individu untuk
memutuskan berubah perilaku tertentu. Mempunyai kemauan dan kemampuan tanpa
kesiapan untuk berubah seringkali dapat diterangkan oleh prioritas perubahan perilaku
dibanding prioritas lain dalam kehidupan individu. Untuk menanamkan motivasi agar
individu siap, mau dan mampu untuk berubah akan dijelaskan dalam uraian selanjutnya.

Kesiapan, Kemauan, Dan Kemampuan


Agar orang benar-benar mau mengubah perilakunya, mereka membutuhkan kesiapan,
kemauan serta kemampuan untuk berubah. Tahap-tahap model perubahan yang telah
didiskusikan diatas adalah suatu cara untuk memahami bagaimana kesiapan dan kemauan
pasien untuk mengubah perilaku penggunaan NAPZA.
Kesiapan dan kemauan untuk mengurangi atau berhenti menggunakan NAPZA dikaitkan
dengan seberapa penting membuat perubahan menurut pasien. Bagaimanapun juga,
berfikir untuk berubah adalah suatu hal yang penting tapi hal ini tidak selamanya cukup
bagi seseorang untuk masuk ke tahap mengubah perilaku atau bertindak. Kadangkala
sesorang ingin untuk berubah tapi mereka tidak memiliki keyakinan bahwa mereka
mampu melakukannya. Dua hal di atas (merasa penting dan keyakinan mampu berubah)
harus masuk dalam intervensi untuk mendorong pasien mengubah perilaku mereka.

Penting
Cara yang sederhana untuk mengetahui seberapa penting seseorang berpikir tentang
bagaimana mengurangi penggunaan NAPZA yaitu dengan menggunakan penggaris
kesiapan. Ini merupakan skala dengan tingkatan dari 0 sampai dengan 10, dimana 0
adalah bila pasien berpikir hal tersebut tidak penting dan 10 sangat penting. Anda dapat
bertanya pada pasien untuk menghitung bagaimana pentingnya mengubah penggunaan
NAPZA mereka.

Penggaris kesiapan
Seberapa penting artinya bagi anda bila mengurangi atau menghentikan penggunaan
NAPZA ? Ini dapat diukur dalam skala 0 sampai 10, dimana berarti tidak penting dan
10 sangat penting , bagaimana anda menilai diri sendiri ?

Tidak penting

10

Sangat penting

Penggaris kesiapan dapat digunakan pada saat permulaan intervensi singkat untuk
membantu menentukan target intervensi pada tahap yang tepat dari perubahan atau dapat
digunakan selama intervensi sebagai cara untuk mendorong pasien membicarakan alasan
mereka mau berubah.
Keyakinan Diri
Skala yang sama dapat juga digunakan untuk menilai bagaimana keyakinan diri pasien
bahwa mereka mampu untuk mengurangi atau berhenti menggunakan NAPZA.
Penggaris keyakinan diri ini dapat digunakan dengan pasien-pasien yang diindikasikan
bahwa ini sangat penting bagi mereka untuk membuat suatu perubahan atau dapat
digunakan sebagai pertanyaan hipotetis untuk mendorong pasien mau berbicara tentang
bagaimana mereka dapat membuat suatu perubahan
Penggaris keyakinan diri
Seberapa yakin anda dapat mengurangi atau berhenti menggunakan NAPZA jika anda
memutuskan untuk melakukannya? Dalam skala 0 sampai 10, dimana 0 berarti tidak
yakin dan 10 sangat yakin, bagaimana anda menilai diri sendiri ?
0

10

Tidak yakin

Sangat yakin

Sesungguhnya, ini bukan merupakan suatu kebutuhan untuk benar-benar menunjukkan


kepada pasien sebuah penggaris, tetapi mungkin dapat membantu khususnya untuk
pasien yang kurang memahami huruf dan angka. Untuk beberapa pasien ini mungkin
cukup menggambarkan skala dengan menggunakan kata-kata seperti contoh diatas.
Prinsip wawancara motivasional
Mengekpresikan Empati
Dalam situasi klinis keterlibatan empati memberikan gambaran bahwa konselor atau
petugas kesehatan menerima pasien apa adanya, tidak menghakimi dan dapat memahami
pasien serta menghindari memberikan label, misalnya menyebut pasien sebagai
alkoholik atau pecandu. Hal ini sangat penting untuk menghindari adanya
konfrontasi dan menyalahkan atau mengkritik pasien. Keterampilan mendengarkan dan
merefleksikan merupakan bagian penting dari ekpresi empati. Empati yang dilakukan
oleh Tenaga Kesehatan merupakan faktor penting untuk mengetahui bagaimana respon
pasien terhadap intervensi yang diberikan.
Ketidakcocokan ( perbedaan )
Orang lebih mungkin dimotivasi untuk mengubah perilaku penggunaan NAPZA bila
mereka melihat ada perbedaan antara penggunaan NAPZA dan masalah yang
berhubungan dengan perilaku mereka saat ini serta arah yang mereka inginkan dalam
kehidupan mereka.
Semakin besar perbedaan antara tujuan, nilai dan perilaku mereka saat ini, kemungkinkan
besar pasien dapat berubah. Wawancara motivasional bertujuan untuk menciptakan dan
menjelaskan perbedaan antara perilaku saat ini dan tujuan yang lebih besar dan menilai
cara pandang pasien terhadap hal tersebut. Hal ini penting bagi pasien untuk
mengidentifikasi tujuan dan nilai dan untuk mengekspresikan alasan-alasan mereka untuk
berubah.
Menghindari argumentasi
Prinsip utama dari wawancara motivasional adalah dapat menerima bahwa adanya
ambivalensi dan resistensi untuk berubah adalah suatu hal yang normal dan untuk
mengajak pasien untuk mempertimbangkan antara informasi yang didapat dan pandangan
terhadap penggunaan NAPZA mereka. Pada saat pasien memperlihatkan resistensinya,
tenaga kesehatan harus dapat menggambarkan kembali atau merefleksikannya. Ini
biasanya penting untuk menghindari argumentasi dan perdebatan.

Dukungan keyakinan diri (kepercayaan)

10

Seperti yang telah didiskusikan diatas pasien yakin bahwa mengurangi atau
menghentikan perilaku penggunaan NAPZA adalah penting dan mereka mampu
melakukannya. Melakukan negosiasi dan membangun kepercayaan untuk membujuk
pasien bahwa sesuatu yang dapat mereka lakukan adalah bagian penting dari wawancara
motivasional. Kepercayaan terapis pada kemampuan pasien untuk mengubah perilaku
mereka juga penting dan dapat menjadi sugesti diri sendiri.
Keterampilan-keterampilan khusus
Wawancara motivasional dilaksanakan dengan menggunakan lima keterampilan khusus.
Keterampilan ini bertujuan untuk mendorong pasien mau berbicara, menggali
ambivalensi mereka terhdapa penggunaan NAPZA dan menjelaskan alasan mereka untuk
mengurangi atau berhenti menggunakan NAPZA.
Empat keterampilan pertama tersebut sering dikenal dengan singkatan OARS:-Open
ended questions (Pertanyaan terbuka), Affirmation (Penegasan), Reflective listening
(mendengarkan dengan cara merefleksika), Summarising (menyimpulkan).
Keterampilan kelima adalah berbicara mengenai perubahan OARS dapat membantu
pasien menyampaikan argumentasi untuk mengubah perilaku pengguna NAPZA mereka.

OARS

Pertanyaan terbuka (Open ended questions)


Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban panjang dan
membuka pintu kepada seseorang agar mereka mau berbicara. Contoh pertanyaan terbuka
antara lain::
" Apa manfaat yang anda rasakan dengan menggunakan NAPZA ?
Ceritakan kepada saya, hal apa yang anda rasakan kurang baik tentang
penggunaan....( NAPZA)
Anda kelihatan khawatir

dengan penggunaan NAPZA yang

anda lakukan

selama ini?" bisa disampaikan pada saya tentang hal tersebut lebih lanjut?
Seberapa khawatirnya anda pada hal tersebut
" Bagaimana perasaan anda tentang.?"
Apa yang akan anda lakukan berkaitan dengan hal tersebut?
" Apa yang anda ketahui tentang .?"
Penegasan (Affirmation)
Termasuk pernyataan apresiasi serta pengertian membantu menciptakan lingkungan yang
mendukung, serta membangun relasi dengan pasien. Memberikan penegasan terhadap
kekuatan pasien dan usaha untuk berubah dapat membantu membangun keyakinan,

11

sementara penegasan pernyataan motivasi diri (atau berbicara tentang perubahan)


mendorong kesiapan untuk berubah.
Contoh penegasan termasuk:
Terima kasih untuk kedatangannya pada hari ini
Saya menghargai kemauan saudara untuk berbicara pada saya tentang
penggunaan NAPZA
Anda adalah orang yang tepat untuk mengatasi kesulitan ini
Saya dapat melihat bahwa anda merupakan orang yang tangguh
Itu adalah ide yang bagus
Hal ini sulit untuk dibicarakan mengenai.. saya sangat
menghargai jika anda tetap seperti ini .
Mendengarkan dengan cara merefleksikan (Reflective listening)
Mendengarkan dengan cara merefleksikan adalah suatu pernyataan yang dapat menebak
apa yang dimaksud pasien. Hal ini penting untuk merefleksikan kembali perkataan dan
perasaan pasien yang telah di ucapkan. Mendengarkan dengan cara merefleksikan adalah
sama halnya seperti menggunakan cermin untuk seseorang sehingga mereka dapat
mendengar apa yang dikatakan terapis seperti apa yang telah mereka sampaikan.
Mendengarkan dengan cara merefleksikan menunjukkan pada pasien bahwa terapis
mengerti apa yang telah dikatakan atau dapat digunakan untuk mengklarifikasi apa yang
dimaksud oleh pasien. Mendengarkan dengan cara merefleksi yang efektif dapat
mendorong pasien untuk tetap berbicara, untuk itu terapis harus memberikan cukup
waktu agar hal ini dapat dilakukan
Dalam wawancara motivasional, mendengarkan dengan cara merefleksikan digunakan
secara aktif untuk menyoroti ambivalensi pasien tentang penggunaan NAPZA ,
mengarahkan pasien untuk mengenali dan peduli dengan masalahnya serta memperkuat
pernyataan yang mengindikasikan bahwa pasien berfikir tentang perubahan. Contoh :

Anda terkejut bahwa skor anda memperlihatkan bahwa anda mempunyai


masalah yang berisiko

Hal ini sangat penting untuk mempertahankan hubungan anda dengan


istri

Anda merasa tidak nyaman membicarakan hal ini

Anda marah karena istri sering mengomeli bila anda banyak merokok

Maukah anda mengurangi penggunaan alkohol pada saat pesta


12

Anda sangat menikmati ekstasi dan tidak mau menghentikannya tapi


secara bersamaan anda juga melihat bahwa hal ini dapat menyebabkan
beberapa masalah yang berkaitan dengan finansial dan hukum.

Membuat kesimpulan (Summarising)


Membuat kesimpulan atau merangkum adalah hal yang penting untuk menyamakan
persepsi terhadap apa yang telah dikatakan pasien serta mempersiapkan pasien untuk
berubah.
Pertama pasien dapat mendengarkan apa yang ia katakan kemudian ia mendengar
terapisnya merefleksikan apa yang telah diucapkan dan kemudian ia mendengarkan
kembali dalam kesimpulan atau rangkuman. Terapis memilih apa yang akan dimasukkan
dalam rangkuman dan petunjuk apa yang dapat digunakan untuk berubah. Hal ini
penting untuk membuat suatu rangkuman.
Sebagai contoh suatu rangkuman:
" Jadi kelihatannya anda benar-benar menikmati ekstasi dan shabu pada saat pesta dan
anda tidak memikirkan bahwa anda menggunakannya lebih banyak dari teman anda .
Pada sisi lain anda lebih banyak menghabiskan uang untuk membeli zat dibandingkan
penghasilan anda dan ini sangat menghawatirkan anda. Anda juga menemui kesulitan
untuk membayar tagihan dan kartu kredit anda ditolak. Pasangan anda sangat marah
dan sangat membenci perilaku anda. Anda juga mempunyai masalah tidur dan kesulitan
mengingat sesuatu."
Berbicara mengenai perubahan (Eliciting change talk)
Keterampilan kelima adalah Berbicara mengenai perubahan adalah suatu strategi
untuk membantu pasien mengatasi ambivalensi dan bertujuan agar pasien dapat
menyampaikan pendapatnya untuk mau berubah.
Ada empat kategori penting untuk membicarakan perubahan :

Mengenali kerugian bila tetap menggunakan NAPZA

Mengenali manfaat bila tidak menggunakan NAPZA

Menyampaikan optimisme tentang perubahan

Menyampaikan tujuan untuk berubah

Terdapat beberapa cara yang dapat menggambarkan berbicara mengenai perubahan dari
pasien.

13

Mengajukan pertanyaan langsung dan terbuka, contoh :


Apa yang menyebabkan anda khawatirkan dengan penggunaan NAPZA
?
Apa yang anda pikir akan terjadi jika anda tidak berubah?
Manfaat apa yang akan didapatkan jika anda mengurangi penggunaan
NAPZA ?
Apa yang anda inginkan dalam kehidupan anda lima tahun
mendatang?
Apa yang akan anda kerjakan apabila anda memutuskan untuk
berubah?
Seberapa yakinkah anda bahwa anda dapat berubah?
Seberapa penting bagi anda untuk mengurangi penggunaan NAPZA ?
Apa yang anda fikirkan saat ini tentang penggunaan NAPZA anda ?

Gunakan penggaris keyakinan diri: ( lihat gambar 3 dan gambar 4 ). Miller and
Rollnick menganjurkan penggunaan penggaris untuk mendapatkan penilaian
pasien dan kemudian tanyakanlah dua pertanyaan berikut :

Mengapa anda berada pada (misalnya nilai 3) dan tidak pada nilai 0 ? Ini
membuat pasien membenarkan secara verbal atau bertahan, hal

ini akan

memotivasi pasien untuk berubah.


Apa yang dapat membuat anda beranjak dari (misalnya nilai 3) kepada
(misalnya nilai 6) atau (nilai lebih tinggi ). Hal ini menyebabkan pasien
memiliki kemungkinan strategi untuk berubah dan membuat mereka mulai
berfikir untuk berubah

Periksa neraca keseimbangan pengambilan keputusan (lihat gambar 2) dengan


mendorong pasien untuk berbicara tentang manfaat dari perubahan dan harga
yang harus dibayar bila mereka tetap pada pola perilaku yang sama

Minta pasien untuk menjelaskan atau menguraikan pernyataan mereka, sebagai


contoh, seseorang yang melaporkan bahwa satu hal yang kurang baik dari
penggunaan kokain adalah serangan panik, dapat ditanyakan :
Jelaskan kapan hal ini terakhir kali terjadi
Apa ada lagi yang lainnya
Berikan saya satu contoh
14

Katakan pada saya lebih lanjut tentang hal tersebut

Minta pasien untuk menjelaskan apa dampak buruk yang terjadi jika mereka tidak
berubah atau manfaat yang didapat bila mereka berubah

Periksa apakah tujuan dan nilai pasien untuk mengidentifikasi perbedaan antara
nilai nilai yang dianut dan penggunaan NAPZA mereka saat ini. Contoh nya,
tanyakan : Apa yang anda rasakan paling berharga didalam kehidupan
anda

PENERAPAN DAN PENDEKATAN WAWANCARA MEMOTIVASI PADA


BERBAGAI SITUASI
Tidak ada satu metode yang superior dalam pendekatan terapi pada klien gangguan
penggunaan NAPZA. Beberapa kesempatan sebelumnya memperlihatkan manfaat
pendekatan ini kepada klien, akan tetapi pendekatan ini harus tetap diterapkan dengan
berbagai kreativitas dari terapis. Alasan mengapa wawancara memotivasi digunakan pada
beberapa layanan antara lain :

Merupakan cara yang cepat untuk mendorong pasien masuk atau merujuk ke
dalam fasilitas layanan

Merupakan sesi pertama yang meningkatkan kemungkinan pasien mendapatkan


layanan yang sesuai dan mencegah terjadinya penggunaan kembali NAPZAnya

Mempergunakan konseling singkat untuk klien yang masih dalam daftar tunggu
daripada hanya memberikan informasi untuk menunggu layanan yang dibutuhkan
klien

Meningkatkan persiapan klien untuk berpartisipasi dan bertahan dalam


pengobatan

Memaksa klien masuk dalam layanan pengobatan untuk menghilangkan rasa


marah dan kekesalan

Mencari jalan keluar untuk klien yang mengalami defensif dan resisten

Menjadi intervensi yang berdiri sendiri apabila hanya ada pendekatan kontrak
singkat

Melalui gaya konseling dapat digunakan untuk klien masuk ke dalam proses
perubahan

Seringkali hanya ada sedikit waktu terapis untuk melakukan intervensi yang
memberikan dampak. Pendekatan ini dapat digunakan pada situasi yang mempunyai
15

waktu terbatas seperti pada program Employee Assistance Program (EAP) di


perusahaan., atau situasi layanan yang hanya mempunyai satu meja layanan seperti di
ruang emerjensi. Bisa juga diterapkan pada layanan rehabilitasi NAPZA dengan program
yang singkat. Bila kita melakukan pendekatan yang tidak memberikan dampak pada
pertemuan pertama, maka kemungkinan pendekatan selanjutanya tidak akan efektif. Jadi,
sangat bijaksana apabila menggunakan cara yang terbaik pada saat kontak pertama kali
dengan klien.
Akan tetapi pendekatan ini akan menjadi suatu yang sulit apabila dalam layanan,
masalah yang penting adalah pendataan dan pencatatn terhadap klien, ruang tunggu akan
penuh dengan klien, atau perencanaan terapi harus dilengkapi setelah empat kali
pertemuan. Akan tetapi, seringkali merupakan suatu kesalahan apabila pertemuan awal
dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan dari berbagai formulir. Sediakan waktu beberapa
lama pada saat awal pertemuan hanya untuk mendengarkan klien, untuk mengerti
mereka, dan meningkatkan motivasi mereka untuk berubah. Jika pertemuan pertama kita
harus memperoleh semua data yang ada di formulir, maka ini akan sangat tidak
menolong. Penelitian menunjukkan bahwa dengan hanya dengan satu pertemuan
wawancara memotivasi memberikan hasil yang berbeda.

16

Anda mungkin juga menyukai