Anda di halaman 1dari 76

BAB.

1 PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum


Mengobservasi dan mengakses 1 rekaman pembelajaran mikro
1.2 Tujuan Praktikum
Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa mampu memenuhi standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indicator yang telah ditentukan sebagai berikut.
A. Standar Kompetensi
Praktikum 1 ini dimaksudkan agar sesorang menguasai Standar Komptensi :
mengobservasi dan menilai keterampilan generik memberikan pembelajaran
pada penampilan pembelajaran mikro
B. Komptensi Dasar
Setelah menyelesaikan tugas praktikum 1 ini anda diharapkan menguasai
kompetensi:
mengobservasi secara objektif rekaman presentasi pembelajaran mikro,
memberikan

penilaian

berdasarkan

argumen

untuk

setiap

indikator

keterampilan dasar memberikan pembelajaran, serta memberikan penilaian


secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
C. Indikator
Penguasaan kompetensi dasar di atas ditandai dengan penguasaan indikatorindikator sebagai berikut:
1.

mengobservasi 9 ketrampilan dasar memberikan pembelajaran

2.

menilai praktik 9 keterampilan dasar memberikan pembelajaran

3. memberikan argumen untuk setiap penilaian berdasarkan amatan/observasi


dan alasan teoritik. Menghitung nilai penampilan presentasi pembelajaran
dan

menyatakan

secara

kualitatif

nilai

presentasi

pembelajaran

sebagaimana panduan instrumen observasi dan asesmen


4. keterampilan dasar memberi pembelajaran
5. membuat

profil

keterampilan

generik

memberikan

pembelajaran

berdasarkan data dari keseluruhan intrument observasi dan asesmen


keterampilan dasar memberikan pembelajaran.
1.3 Alat dan Bahan Praktikum
Alat dan bahan yang yang digunakan dalam percobaan ini adalAh sebagai
berikut:
A. Peralatan Praktikum
1. Panduan praktikum Micro Teaching.
2. Komputer yang dilengkapi dengan CD/DVD ROM atau VCD/DVD player
dan TV.
3. Cakram VCD berisi rekaman 1 orang penampil pembelajaran mikro.
B. Bahan Praktikum
Kesebelas Instrumen observasi dan asesmen ketrampilan dasar memberikan
pembelajaran, yaitu:
(1) Nomor kode: 01-1
(2) Nomor kode: 01-2
(3) Nomor kode: 02
(4) Nomor kode: 03
(5) Nomor kode: 04
(6) Nomor kode: 05-1
(7) Nomor kode: 05-2
(8) Nomor kode: 06
(9) Nomor kode: 07
(10) Nomor kode: 08

(11) Nomor kode: 09


Kesebelas instrumen tersebut sebagai satu set instrumen unuk mengobservasi
dan menganalisis satu orang praktikan presenter. Set instrumen ini dapat
dicopy dari lampiran 1 dalam buku Petunjuk Praktikum Pembelajaran Mikro
ini.
1.4 Landasan Teori
Keterampilan generik dan cara menguasainya.
Keterampilan dasar memberikan pembelajaran secra tatap muka, tidak secara
seketika dapat terbentuk dengan baik. Untuk pembentukan tersebut diperlukan
pelatihan-pelatihan untuk terampil menguasai komponenkomponen dasar
memberikan pembelajaran secara tatap muka. Pada praktiknya keseluruhan
komponen memberikan pembelajaran harus dikuasi secara umum, atau dapat
dikatakan

keterampilan

memberikan

pembelajaran

bersifat

generik.

Pembelajaran adalah perbuatan kompleks yang merupakan pengintegrasian


secara utuh berbagai komponen kemampuan dasar memberikan pembelajaran.
Komponen kemampuan tersebut berupa pengetahuan, keterampilan, serta
sikap dan nilai. Agar anda sebagai calon guru dapat membentuk pengetahuan,
sikap dan nilai (belum terampil) berlatih untuk dapat dimulai dengan
mengamati/mengobservasi, membandingkan antara pernyataan teori dengan
praktik, menilai dengan berdasar argumen, serta memberi saran. Kemampuan
generik memberikan pembelajaran merupakan pengintegrasian 9 ketrampilan
dasar memberikan pembelajaran, meliputi keterampilan:
1. bertanya
2. memberi penguatan,
3. mengadakan variasi,
4. menjelaskan,
5. membuka dan menutup pembelajaran,
6. membimbing diskusi kelompok kecil,
7. mengelola kelas, serta
8. membelajarkan kelompok kecil dan individual.

9. menggunakan TKI (teknologi komunikasi dan informasi)


Keterampilan dasar 1 sampai 8 adalah keterampilan dasar yang selama ini
biasa digunakan untuk membentuk kemampuan generik calon guru atau
memperbaiki kinerja pembelajaran seorang guru. Kemampuan generik ke 9
oleh Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc biasa disebut dengan penggunaan TKI
dalam pembelajaran, merupakan keterampilan yang tidak dapat dihindari lagi
untuk digunakan, guna mengantisipasi muatan pembelajaran yang semakin
banyak, isi maupun sumbernya untuk dipelajari. TKI juga dimaksudkan untuk
menjadikan komunikasi pembelajaran tatap muka semakin efektif, efisien, dan
menarik.
Keterampilan dasar 1: Bertanya.
Keterampilan bertanya sangat perlu dikuasai oleh guru karena pada setiap
kegiatan pembelajaran guru mengajukan pertanyaan. Kualitas pertanyaan guru
menentukan kualitas jawaban siswa. Pertanyaan guru dapat mengaktifkan
siswa sehingga terlibat optimal dalam pembelajaran, di samping dapat
mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dibahas.
Keterlibatan ini akan mampu meningkatkan motivasi siswa untuk belajar
karena ia merasa ikut berperan dalam pembelajaran. Perlu ditekankan, bahwa
dalam konteks ini, yang dimaksud dengan pertanyaan adalah semua
pernyataan guru (tidak terbatas pada kalimat tanya) yang meminta
respon dan siswa. Dengan demikian, kalimat perintah dan kalimat tanya,
dalam konteks ini, termasuk ke dalam jenis pertanyaan. Keterampilan bertanya
dapat dibagi menjadi dua kelompok: Keterampilan bertanya tingkat dasar dan
keterampilan bertanya tingkat lanjut. Untuk menerapkan bertanya tingkat
dasar dalam praktik, maka dilakukan dengan:
1) Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, sehingga mudah
dipahami oleh siswa.
2) Pemberian acuan, yaitu informasi yang diberikan sebelum mengajukan
pertanyaan. Informasi inii diperlukan untuk menjawab pertanyaan.
3) Pemusatan perhatian. Kadang-kadang guru perlu memulai pertanyaan
dengan

cakupan yang luas, kemudian memusatkan perhatian siswa pada satu tugas
yang lebih sempit.
4) Penyebaran pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan guru, hendaknya
ditujukan ke seluruh kelas, bukan kepada siswa tertentu. Setelah
memberikan waktu benpikir sejenak, barulah guru menunjuk secara acak
siswa lain untuk menanggapi jawaban temannya.
5) Pemindahan giliran. Satu pertanyaan yang kompleks dapat dijawab oleh
beberapa siswa, sehingga semua aktif memikirkan pertanyaan yang
diberikan.
6) Pembenian waktu berpikir. Setelah mengajukan pertanyaan, guru
hendaknya
membenikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, sebelum meminta
jawaban.
7) Pemberian tuntunan. Jika pertanyaan guru tidak dapat dijawab oleh siswa,
guru
hendaknya memberi tuntunan. Tuntunan dapat diberikan dengan cara:
a) mengungkapkan pertanyaan dengan cara lain;
b) menyederhanakan pertanyaan; dan
c) mengulangi penjelasan (acuan) sebelumnya.
Untuk

mempraktikkan

Keterampilan

bertanya

lanjut,

maka

perlu

menampilkan komponen-komponen berikut:


1) Mengubah tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, yaitu
dan tingkatan yang paling rendah (mengingat) ke tingkat yang lebih
tinggi seperli memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan
mengevaluasi.
2) Pengaturan urutan pertanyaan, yaitu mulai dan pertanyaan yang paling
sederhana diikuti dengan yang agak kompleks, sampai kepada
pertanyaan yang paling kompleks.
3) Penggunaan pertanyaan pelacak dengan berbagai teknik seperti:
a) klarifikasi, yaitu meminta penjelasan lebih lanjut atas jawaban siswa,
b) meminta siswa memberi alasan atas jawabannya,

c) meminta kesepakatan pandangan dan siswa


d) meminta ketepatan jawaban,
e) meminta jawaban yang Iebih relevan,
f) meminta contoh,
g) meminta jawaban yang lebih kompleks.
4) Peningkatan terjadinya interaksi, dengan cara meminta siswa lain
memberi jawaban atas pertanyaan yang sama.
Dalam menerapkan keterampilan bertanya, guru perlu menghindari
kebiasaan berikut:
1) Mengulangi pertanyaan sendiri atau mengulangi jawaban siswa.
2) Menjawab pertanyaan sendiri.
3) Menunjuk dulu sebelum bertanya.
4) Mengajukan pertanyaan yang mengundang jawaban serempak.
5) Mengajukan pertanyaan ganda.
Jika seluruh keterampilan di atas dikuasai guru, maka ia akan mampu
bertanya secara efektif, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan siswa
dalam pembelajaran, yang sekaligus berarti meningkatkan keefektifan
pembelajaran.
Keterampilan dasar 2: Memberi Penguatan
Penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Seorang guru perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karena
penguatan merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan
penampilannya, serta dapat meningkatkan perhatian.
Untuk mempraktikan keterampilan dasar memberikan penguatan dalam
praktik presentasi pembelajaran mikro dilakukan dengan:
1) Verbal, yaitu berupa kata-kata/kalimat pujian, seperti bagus, tepat sekali,
atau

saya puas akan pekerjaanmu.

2) Nonverbal, yaitu berupa:


a. gerak mendekati,

b. mimik dan gerakan badan,


c. sentuhan,
d. kegiatan yang menyenangkan, serta
e. token (simbol atau benda kecil lain).
Dalam memberikan penguatan, guru perlu memperhatikan hal-hal berikut.
1) Penguatan harus diberikan dengan hangat dan antusias sehingga peserta
dapat merasakan kehangatan tersebut.
2) Penguatan yang diberikan harus bermakna, yaitu sesuai dengan perilaku
yang diberi penguatan.
3) Hindarkan respon negatif terhadap jawaban peserta.
4) Peserta yang diberikan penguatan harus jelas (sebutkan namanya, atau
tujukan pandangan kepadanya).
5) Penguatan dapat juga diberikan kepada kelompok peserta tertentu.
6) Agar menjadi lebih efktif, penguatan harus segera diberikan setelah
perilaku yang baik ditunjukkan
7) Jenis penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi.
Keterampilan 3: Mengadakan Variasi.
Variasi dalam kegiatan pembvelajaran adalah perubahan dalam proses
kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para
siswa, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.
Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian.
1. Variasi dalam gaya mengajar, yang dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti:variasi suara:
a. rendah, tinggi, besar, kecil,
b. memusatkan perhatian
c. membuat kesenyapan sejenak,
d. mengadakan kontak pandang,
e. variasi gerakan badan dan mimik, dan
f.

mengubah posisi, misalnya dan depan kelas ke tengah atau ke belakang kelas.

2. Variasi dalam penggunaan media dan bahan pembelajaran, yang meliputi:

a. variasi alat dan bahan yang dapat diihat


b. variasi alat dan bahan yang dapat didengar, serta variasi gaya mengajar

c. variasi alat dan bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi.


3) Variasi dalam Pola Interaksi dan Kegiatan.
Pola interaksi dapat berbentuk: kiasikal, kelompok, dan perorangan sesuai
dengan keperluan, sedangkan variasi kegiatan dapat berupa mendengarkan
informasi,menelaah materi, diskusi, latihan, atau demonstrasi. Variasi yang
dilakukan guru hendaknya sesuai dengan kondisi kelas, lancar, dan logis,
sehingga tidak mengganggu alur pembelajaran yang sedang berlangsung.
Tegasnya, setiap variasi harus mempunyai tujuan/sasaran yang jelas dan bukan
dilakukan hanya untuk tujuan variasi.
Keterampilan dasar 4: Memberikan Penjelasan.
Dalam kaitan dengan kegiatan belajar-mengajar, atau pelatihan, menjelaskan
berarti mengorganisasikan materi pembelajaran dalam tata urutan yang
terencana secara sistematis, sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh
siswa. Dan definisi ini dapat dipahami bahwa keterampilan menjelaskan
mutlak perlu dimiliki oleh para guru.
Kegiatan menjelaskan bertujuan untuk:
1. Membimbing siswa memahami berbagai konsep, hukum, prinsip, atau prosedur,
2. membimbing siswa menjawab pertanyaan mengapa secara bernalar,
3. melibatkan siswa untuk berfikir,
4.

mendapatkan balikan mengenai pemahaman siswa, serta

5. menolong siswa menghayati berbagai proses penalaran.

Untuk mempraktikkan keterampilan dasar memberikan penjelsan, penting


mengasai secara teoritik dahulu tentang: komponen merencanakan penjelasan,
komponen menyajikan penjelasan, dan prinsip keterasmpilan menyajikan
penjelasan.
Keterampilan menjelaskan terdiri dari berbagai komponen sebagai berikut.
1) Komponen merencanakan penjelasan, mencakup:
a. isi pesan (pokok-pokok materi) yang diplih dan disusun secara sistematis
disertai dengan contoh-contoh, dan
b. hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik penerima pesan (siswa)
Ketika

merencanakan isi pesan (pokok-pokok materi), karakteristik siswa


haruslah dipertimbangkan, sehingga materi mudah dicerna. Misalnya,
penggunaan istilah/bahasa dan tingkat kesukaran materi haruslah
disesuaikan dengan karakteristik siswa.
2) Komponen menyajikan penjelasan, yang mencakup hal-hal betikut:
a) Kejelasan, yang dapat dicapai dengan berbagai cara, seperti:
(1)bahasa yang jelas,
(2)berbicara yang lancar,
(3)mendefinisikan istilah-istilah teknis, dan
(4)berhenti sejenak untuk melihat respon siswa terhadap penjelasan guru.
b) Penggunaan contoh dan ilustrasi, yang dapat mengikuti pola induktif atau
pola deduktif.
c) Pemberian tekanan pada bagian-bagian yang penting dengan cara:
penekanan suara, membuat ikhtisar, atau mengemukakan tujuan.
d) Balikan tentang penjelasan yang disajikan dengan melihat mimik siswa
atau mengajukan pertanyaan.
Prinsip Penggunaan keterampilan menjelaskan dalam menerapkan
keterampilan menjelaskan, perlu diperhatikan hal-hal sebagal berikut:
1) Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pembelajaran
sesuai dengan keperluan.
2) Penjelasan harus relevan dengan tujuan.
3) Materi yang dijelaskan harus bermakna.
4) Penjelasan yang diberikan sesuai dengan kemampuan dan latar belakang
siswa.
Keterampilan dasar 5: Membuka dan Menutup Pembelajaran
Membuka dan menutup pelajaran yang dimaksud bukan saja membuka dan
menutup pelajaran di awal dan di akhir pertemuan tatap muka. Tetapi meliputi
pula membuka dan menutup pelajaran di setiap penggalan pembelajaran atau
sewaktu akan memasuki dan mengaakhiri pembelajaran suatu kompetensi di

dalam suatu pertemuan tatap muka. Pengertian dan tujuan penguasaan


keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Membuka pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
menciptakan
suasana siap mental dan penuh perhatian pada diri siswa. Sedangkan menutup
pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan
inti
pembelajaran.
Tujuan kegiatan membuka dan menutup pembelajaran adalah:
1) membangkitkan motivasi dan perhatian,
2) membuat siswa memahami batas tugasnya,
3) membantu siswa memahami hubungan berbagai materi yang disajikan,
4) membantu siswa mengetahui tingkat keberhasilannya.
Untuk mempraktikan keterampilan membuka dan menutup pembelajaran,
penting
mengetahui komponen-komponen keterampilan membuka dan menutup
pembelajaran sebagai berikut:
1) Membuka pembelajaran, mencakup hal-hal berikut
a) Menarik perhatian siswa dengan berbagai cara, seperti menyampaikan
satu

kejadian yang menarik.

b) Menimbulkan motivasi dengan:


(1) kehangatan dan keantusiasan,
(2) menimbulkan rasa ingin tahu,
(3) mengemukakan ide yang bertentangan, dan
(4) memperhatikan minat siswa.
c) Memberikan acuan dengan cara:
(1) mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas,
(2) menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan,
(3) mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, dan
(4) mengajukan pertanyaan.
d) Membuat kaitan, dengan cara:
(1) mengajukan pertanyaan appersepsi, atau

10

(2) mengkaji ulang pembelajaran yang lalu.


2) Menutup pembelajaran, mencakup hal-hal berikut:
a) Meninjau kembali, dengan cara merangkum .atau membuat ringkasan,
b) Mengadakan evaluasi penguasaan siswa, dengan meminta mereka:
(1) mendemonstrasikan keterampilan,
(2) menerapkan ide baru pada situasi lain,
(3) mengekspresikan pendapat sendiri, dan
(4) memberikan soal-soal tertulis.
c) Memberikan tindak lanjut, yang dapat berupa pekerjaan rumah,
merancang

sesuatu, atau berkunjung ke suatu tempat.

Keterampilan membuka pembelajaran akan merupakan awal keberhasilan


seorang guru karena kiat membuka pembelajaran sangat menentukan
termotivasi tidaknya siswa dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan
keterampilan menutup pembelajaran menentukan tingkat kemantapan
pembelajaran yang dilaksanakan. Tidak semua keterampilan yang disebutkan
di atas harus ditampilkan pada setiap membuka dan menutup pembelajaran.
Guru dapat memlih cara/keterampilan yang paling sesuai dengan tujuan,
materi, siswa, serta kondisi kelas. Perlu ditekankan bahwa kegiatan membuka
dan menutup pembelajaran tidak saja dilakukan pada awal dan akhir kegiatan,
tetapi juga pada awal dan akhir setiap penggal kegiatan, dengan catatan
bahwa: kegiatan ini harus bermakna dan berkesinambungan.
Keterampilan dasar 6: Membimbing Diskusi Kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil merupakan salah satu bentuk kegiatan pembelajaran
yang penggunaannya cukup sering diperlukan.
Ciri-ciri diskusi kelompok kecil adalah:
1) melibatkan 3 orang peserta (untuk kelas mikro, untuk kelas biasa bisa
sampai 9 orang)
2) berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal, artinya setiap
anggota dapat berkomunikasi langsung dengan anggota lainnya,
3) mempunyai tujuan yang dicapai dengan kerjasama antar anggota lainnya,

11

4) berlangsung menurut proses yang sistematis.


Belajar dengan diskusi kelompok kecil, memungkinkan siswa:
1) berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah,
2) meningkatkan pemahaman atas masalah penting,
3) meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan,
4) mengembangkan kemampuan berfikir dan berkomunikasi, serta
5) membina kerja sama yang sehat kelompok yang kohesif, dan bertanggung
jawab.
Dalam praktikum yang akan melatihkan keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil kelas mikro diseting dalam kelompok belajar yang terdiri
maksimal 3 orang (boleh satu kelompok 2 orang).
Komponen keterampilan yang perlu dimiliki oleh pemimpin diskusi kelompok
kecil adalah sebagai berikut:
1) Memusatkan perhatian, yang dapat dilakukan dengan cara:
a. merumuskan tujuan diskusi secara jelas,
b. merumuskan kembali masalah, jika terjadi penyimpangan,
c. menandai hal-hal yang tidak relevan jika terjadi penyimpangan, serta
d. merangkum hasil pembicaraan pada saat-saat tertentu.
2) Memperjelas masalah atau urunan pendapat, dengan cara:
a. menguraikan kembali atau merangkum umnan pendapat peserta,
b. mengajukan pertanyaan pada anggota kelompok tentang pendapat
anggota lain, atau
c. menguraikan gagasan anggota kelompok dengan tambahan informasi.
3) Menganalisis pandangan siswa, dengan cara:
a. meneliti apakah alasan yang dikemukakan punya dasar yang kuat, dan
b. memperjelas hal-hal yang disepakati dan yang lidak disepakati.
4) Meningkatkan urunan siswa, dengan cara:
a. mengajukan pertanyaan kunci yang menantang mereka untuk berpikir,
b. memberi contoh pada saat yang tepat,
c. menghangatkan suasana dengan mengajukan pertanyaan yang
mengundang

12

perbedaan pendapat
d. memberikan waktu untuk berpikir, dan
e. mendengarkan dengan penuh perhatian.
5) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dengan cara:
a. memancing pendapat peserta yang enggan berpartisipasi,
b. memberikan kesempatan pertama pada peserta yang enggan
berpartisipasi,
c. mencegah secara bijaksana peserta yang suka memonopoli pembicaraan,
d. mendorong siswa untuk mengomentari pendapat temannya, serta
e. meminta pendapat siswa jika terjadi jalan buntu.
6) Menutup diskusi dapat dilakukan dengan cara:
a. Merangkum hasil diskusi
b. Memberikan gambaran tindak lanjaut, atau
c. Mengajak para siswa menilai proses diskusi yang telah berlangsung.
Dalam pelaksanaan diskusi, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1) Diskusi hendaknya berlangsung dalam iklim terbuka
2) Diskusi yang efektif selalu didahului oleh perencanaan yang matang, yang
mencakup:
a. Topik yang sesuai
b. Persiapan pemberian informasi pendahuluan
c. Menyiapkan diri sebagai pemimpin diskusi
d. pembentukan kelompok diskusi, serta
e. pengaturan tempat duduk yang memungkinkan semua anggota
kelompok bertatap muka
Keterampilan dasar 7: Mengelola Kelas
Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan untuk menciptakan dan
memepertahankan kondisi kelas yang optimal guna terjadinya proses
pembelajaran yang serasi dan efektif.
Guru perlu menguasai keterampilan ini agar dapat:

13

(1) mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu maupun


kelasikal dalam berperilaku yang sesuai dengan tata tertip serta aktivitas
yang sedang berlangsung.
(2) Menyadari kebutuhan siswa, serta
(3) Memberikan respon yang efektif terhadap perilaku siswa.
Komponen Keterampilan mengelola kelas
1) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal. Penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar
yang optimal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Menunjukkan sikap tanggap dengan cara memandang secara seksama,
mendekati, memberikan pernyataan atau memberi reaksi terhadap
gangguan di dalam kelas.
b. Membagi perhatian secara visual dan verbal.
c. Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan siswa dan
menuntut tanggung jawab siswa
d. Memberi petunjuk-pelunjuk yang jelas.
e. Menegur secara bijaksana, yaitu secara jalas dan tegas, bukan berupa
peringatan atau ocehan, serta membuat aturan.
f. Memberikan penguatan bila perlu.
2) Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang
optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap respon
negatif siswa yang berkelanjutan. Untuk mengatasi hal ini guru dapat
menggunakan 3 jenis strategi yaitu: modifikasi tingkah laku, pengelolaan
(proses) kelompok, serta menemukan dan mengatasi perilaku yang
menimbulkan masalah.
a) Modifikasi Tingkah Laku.
Dalam strategi ini terdapat 3 hal komponen yang harus dikuasai guru
yaitu:
(a) mengajarkan tingkah laku baru yang diinginkan dengan cara
memberi contoh dan bimbingan,
(b) meningkakan munculnya tingkah laku siswa yang baik dengan
memberikan

14

penguatan, dan
(c) mengurangi munculnya tingkah laku yang kurang baik dengan
memberi hukuman.
Ketiga hal tersebut harus dilakukan guru dengan catatan bahwa:
(1) pelaksanaan dilakukan segera setelah perilaku terjadi, serta
(2) hukuman harus diberikan secara pribadi dan tersendiri, hanya blia
diperlukan.
b) Pengelolaan/Proses Kelompok
Dalam strategi ini, kelompok dimanfaatkan dalam memecahkan masalahmasalah pengelolaan kelas yang muncul, terutama melalui diskusi. Dua hal
yang perlu dilakukan guru adalah:
1. memperlancar tugas-tugas dengan cara mengusahakan terjadinya kerjasama dan
memantapkan standar serta prosedur kerja; serta
2. memelihara kegiatan kelompok, dengan cara memelihara dan memulihkan
semangat, menangani konflik yang timbul, serta memperkecil masalah yang
timbul.
3. Menemukan dan mengatasi tingkah laku yang menimbulkan masalah.

Dalam strategi ini perlu ditekankan bahwa setiap tingkah laku yang keliru
merupakan gejala dan suatu sebab. Untuk mengatasinya, ada berbagai teknik
yang dapat diterapkan sesuai dengan hakikat tersebut, yaitu sebagai berikut:
(a) pengabaian yang direncanakan,
(b) campur tangan dengan isyarat,
(c) mengawasi dari dekat,
(d) mengakui perasaan negatif siswa,
(e) mendorong kesadaran siswa untuk mengungkapkan perasaannya,
(f) menjauhkan benda-benda yang bersifat mengganggu,
(g) menyusun kembali program belajar,
(h) menghilangkan ketegangan dengan humor,
(i) menghilangka penyebab gangguan
(j) pengekangan secra fisik, dan
(k) pengasingan.

15

Untuk praktik menerapkan keterampilan mengelola kelas, perlu diingat 6


prinsip berikut:
1) Tampilkan kehangatan dan keantusiasan dalam mengajar, agar dapat
menciptakan iklim kelas yang menyenangkan.
2) Gunakan kata-kata atau tindakan yang dapat menantang siswa untuk berpikir
3) Gunakan berbagai variasi yang dapat menghilangkan kebosanan.
4)

Keluwesan guru dalam pelaksanaan tugas.

5)

Penekanan pada hal-hal yang bersifat positif.

6)

Penanaman disiplin diri sendiri.

Selanjutnya dalam mengelola kelas, guru hendaknya menghindari hal-hal


berikut:
1) Campur tangan yang berlebihan
2) Kesenyapan/penghentian suatu pembicaraan/kegiatan karena ketidak
siapan guru.
3) Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri pelajaran.
4) Penyimpangan, terutama yang berkaiatan dengan dengan disiplin diri.
5) Bertele-tele.
6) Pengulangan penjelasan yang tidak diperlukan.
Keterampilan dasar 8: Memebelajarkan kelompok kecil dan individual
Mengajar kelompok kecil dan individual, tejadi dalam konteks pengajaran
klasikal. Di dalamkelas, seorang guru mungkin menghadapi banyak kelompok
kecil serta banyak siswa yang masing-masing diberi kesempatan belajar secara
kelompok atau secara individual. Penguasaan keterampilan mengajar
kelompok kecil dan individual memungkinkan guru mengelola kegiatan jenis
ini secara efektif dan efisien serta memainkan perannya sebagai:
1) organisator kegiatan belajar-mengajar,
2) sumber informasi bagi siswa,
3) pendorong bagi siswa untuk belajar,
4) penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa,
5) pendiagnosa dan pemberi bantuan kepada siswa sesuai dengari
kebutuhannya, serta
6) peserta kegiatan yang punya hak dan kewajiban seperti peserta lainnya.

16

Pengajaran kelompok kecil dan individual masing-masing memerlukan


keterampilan yang berkaitan dengan penanganan siswa dan penanganan tugas.
Ada 4 kelompok keterampilan yang perlu dikuasai oleh guru dalam kaitan ini,
yaitu sebagai berikut.
1) Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, yang dapat ditunjukkan
dengan cara:
a. kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa
b. mendengarkan secara simpatik gagasan yang dikemukakan siswa,
c. memberikan respon positif terhadap gagasan siswa,
d. membangun hubungan saling mempercayai,
e. menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa, tanpa kecenderungan
mendominasi,
f.

menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan, serta

g. mengendalikan situasi agar siswa merasa aman.


2) Keterampilan mengorganisasikan, yang ditampilkan dengan cara:
a. memberi orientasi umum,
b. memvariasikan kegiatan
c. membentuk kelompok yang tepat
d. mengkoordinasikan kegiatan,
e. membagi-bagi perhatian dalam berbagai tugas, serta
f.

mengakhiri kegiatan dengan kulminasi berupa laporan atau kesepakatan

3) Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, yang dapat ditampilkan


dalam bentuk:
a. memberi penguatan yang sesuai,
b. mengembangkan supervisi proses awal yang mencakup sikap tanggap
terhadap keadaan siswa pada awal kegiatan,
c. mengadakan supervisi proses lanjut, yang berupa bantuan yang diberikan
secara selektif, berupa:

(a) pembelajaran tambahan, bila perlu,


(b) melibatkan diri sebagai peserta diskusi,
(c) memimpin diskusi, jika perlu, dan
(d) bertindak sebagai katalisator
d. mengadakan

supervisi

pemaduan,

dengan

cara

mendekati

setiap

kelompok/perorangan agar mereka siap untuk mengikuti kegiatan akhir.

17

4) Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar,


yang meliputi hal-hal berikut
a. Menetapkan tujuan pembelajaran.
b. Merencanakan kegiatan belajar.
c. Berperan sebagai penasehat.
d. Membantu siswa menilai kemajuan sendiri.
Prinsip penggunaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan
individual:
1) Variasi pengorganisasian kelas besar, kelompok, individual disesuaikan
dengan

tujuan yang. hendak dicapai, kemampuan mahasiswa,

ketersediaan fasilitas, waktu, serta kemampuan guru.


2) Tidak semua topik dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil
dan individual. Informasi umum sebaiknya disampaikan secara kiasikal.
3) Pengajaran kelompok kecil yang efektif selalu diakhiri dengan suatu
kulminasi berupa rangkuman, pemantapan, kesepakatan, laporan, dan
sebagainya. Guru sebagai fasilitator terjadinya belajar
4) Guru perlu mengenal siswa secara individual agar dapat mengatur kondisi
belajar dengan tepat.
5) Dalam kegiatan belajar individual, siswa dapat bekerja secara bebas
dengan bahan yang disiapkan.
Keterampilan dasar 9: Menggunakan teknologi komunikasi dan
informasi
Teknologi Komunikasi dan informasi (TKI) sebagai suatu produk dan proses
telah
berkembang sedemikian rupa sehingga mempengaruhi segenap kehidupan
kita. Untuk keperluan pembelajaran tatap muka juga diperlukan baik oleh
fasilitator (guru, dosen, widyaiswara/ WI, instruktur) maupun peserta belajar.
Ciri khas adanya TKI dalam pembelajaran di kelas atau tatap muka ditandai
dengan adanya interaksi komunikasi yang melibatkan media berbasis TKI.

18

Interaksi yang terjadi berupa interaksi timbal balik antara guru-media, muridmedia, maupun guru-media-murid.
Gambar 1. Model Interaksi dalam pembelajaran tatap muka dengan
menggunakan TKI
Termanfaatkannya TKI dalam pelaksanaan suatu pembelajaran di kelas atau
tatap muka, memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Sarat dengan ragam informasi yang relevan dari berbagai sumber yang
mudah di akses, dipilih, dan dipelajari sebagai bahan pembelajaran dan
bahan belajar.
2) Kemasan informasi bahan pembelajaran dan bahan belajar dalam media
berukuran ringkas (misalnya: Laptop Wi-fi/internet nirkabel, CD/DVD
ROM RW, CD/DVD Pembelajaran, flashDisk),
3) Fakta, konsep, prinsip/hukum, dan prosedur sebagai konstruk pengetahuan
yang dipelajari, ditampilkan lebih faktual dan lebih hidup (lebih dari
sekedar seperti menceritakan/membaca/menjelaskan isi buku teks)
4) Fasilitator (guru, dosen, widyaiswara/WI, instruktur) maupun warga
belajar berkemudahan menggunakan produk TKI dalam proses
pembelajaran. Hal ini akan mungkin hanya jika infrastrukturnya tersedia
dan SDM-nya berkemampuan.
Prinsip penggunaan keterampilan dasar menggunakan TKI dalam
pembelajaran mikro adalah adanya media berbasis TKI untuk pembelajaran,
agar:
1) Meningkatkan daya muat isi pesan pembelajaran, sehingga lebih sarat,
lebih lengkap, mudah diakses, mudah dipilih, serta menarik.
2) Isi pesan pembelajaran (teks, gambar, foto, ilustrasi, flowchart, bagan, efek
suara, suara narasi, video klip) lebih faktual dan terkini (up to date).
3) Terjadi interaksi guru - media - murid dalam mendiskusikan isi pesan
pembelajaran secara lebih mudah dan menyenangkan untuk murid belajar
menguasi kompetensi.
4) Mudah melakukan pengulangan belajar (memenuhi prinsip pelatihan)
5) Mudah memberikan asesmen dan umpan balik.

19

Media berbasis TKI tidak selalu media canggih, dan tidak selalu tampil dalam
bentuk tunggal:
Contoh 1: Radio dengan siaran pendidikan (langsung), modul/handout/lembar
kerja
Contoh 2: Siaran radio terekam (kaset suara), Tape recorder, modul /handout/
lembar kerja
Contoh 3: TV edukasi, modul/handout/lembar kerja
Contoh 4: VCD/DVD rekman TV edukasi, VCD/DVD player, TV,
modul/handout/lembar kerja
Contoh 5: VCD/DVD (memuat video pembelajaran), VCD/DVD player, TV,
modul/handout/lembar kerja
Contoh 6: CD/DVD (memuat audio pembelajaran), VCD/DVD
modul/handout/lembar kerja
Contoh 7: Komputer, Program Pembelajaran dengan Ms PowerPoint, ,
modul/handout/lembar kerja.
Contoh 8: Komputer, Program Pembelajaran dengan Ms PowerPoint, LCD
Proyektor, modul/handout/lembar kerja.
Contoh 9: Komputer, Sofware Pembelajaran, TV 29 Inchi,
modul/handout/lembar kerja.
Contoh 10: Komputer, Sofware Pembelajaran, LCD Proyektor,
modul/handout/lembar kerja.
Contoh 11: Komputer, internet, Sofware Pembelajaran, modul/handout/lembar
kerja.
Selain contoh-contoh di atas media komunikasi lain dapat juga disertakan
dalam proses pembelajaran misalnya charta, poster, surat kabar, majalah,
tabloit, pamflet, liflet, brosur, manual/buku petunjuk
(Eko Suyanto,2009. hal 2-16)

KETERAMPILAN GENERIK SAINS


Menurut Prof. Dr. Beny Suprapto (dalam Darliana, 2008) bahwa pada
dasarnya cara berpikir dan berbuat dalam mempelajari berbagai konsep sains

20

dan menyelesaikan masalah, serta belajar secara teoritis di kelas maupun


dalam praktik adalah sama (mengikuti Prinsip Segitiga Pengkajian Alam),
karena itu ada kompetensi generik. Kompetensi generik adalah kompetensi
yang digunakan secara umum dalam berbagai kerja ilmiah. Kompetensi
generik diturunkan dari keterampilan proses dengan cara memadukan
keterampilan itu dengan komponen-komponen alam yang dipelajari dalam
sains yang terdapat pada Struktur Konsep atau Prinsip Segitiga Pengkajian
Alam. Karena itu, kompetensi generik lebih mudah dipahami dan
dilaksanakan daripada keterampilan proses, serta penilaiannya pun lebih
mudah. Kompetensi generik kurang berlaku umum dibandingkan dengan
keterampilan proses, tetapi lebih berlaku umum dibandingkan dengan
kompetensi dasar.
Jika memperhatikan kompetensi dasar dalam standar kompetensi dari BSNP
(Badan Standar Nasional Pendidikan) tampak bahwa yang dimaksudkan
dengan kompetensi dasar adalah kompetensi khusus yang berkaitan dengan
sesuatu konsep. Kompetensi generik adalah kompetensi yang lebih luas
daripada kompetensi dasar. Kompetensi generik merupakan kompetensi yang
dapat digunakan untuk mempelajari berbagai konsep dan menyelesaikan
berbagai masalah sains. Dalam satu kegiatan ilmiah, misalnya kegiatan
memahami konsep, terdiri dari beberapa kompetensi generik. Kegiatankegiatan ilmiah yang berbeda dapat mengandung kompetensi-kompetensi
generik yang sama.
Sedangkan Menurut Brotosiswoyo (2001) kemampuan generik sains dalam
pembelajaran IPA dapat dikategorikan menjadi 9 indikator yaitu: (1)
pengamatan langsung; (2) pengamatan tak langsung; (3) kesadaran tentang
skala besaran; (4) bahasa simbolik; (5) kerangka logika taat-asas; (6) inferensi
logika; (7) hukum sebab akibat; (8) pemodelan matematika; (9) membangun
konsep.
Makna dari setiap keterampilan generik sains tersebut adalah (Liliasari dkk,
2007)
1. Pengamatan langsung

21

Sains merupakan ilmu tentang fenomena dan perilaku alam sepanjang masih
dapat diamati oleh manusia. Hal ini menuntut adanya kemampuan adanya
kemampuan manusia untuk melakukan pengamatan langsung dan mencari
keterkaitan-keterkaitan sebab akibat dari pengamatan tersebut.
2. Pengamatan tak langsung
Dalam pengamatan tak langsung, alat indera yang digunakan manusia
memiliki keterbatasan. Untuk mengamati keterbatasan tersebut manusia
melengkapi diri dengan berbagai peralatan. Beberapa gejala alam lain juga
terlalu berbahaya jika kontak langsung dengan tubuh manusia seperti arus
listrik, zat-zat kimia beracun, untuk mengenalnya diperlukan alat bantu
seperti ampermeter, indikator, dan lain-lain. Cara ini dikenal dengan
pengamatan tak langsung.
3. Kesadaran akan skala besaran
Dari hasil pengamatan yang dilakukan maka seseorang yang belajar sains
akan memiliki kesadaran akan skala besaran dari berbagai obyek yang
dipelajarinya. Dengan demikian ia dapat membayangkan bahwa yang
dipelajarinya itu tentang dari ukuran yang sangat besar seperti jagad raya
sampai yang sangat kecil seperti keberadaan pasangan elektron. Ukuran
jumlah juga sangat mencengangkan, misalnya penduduk dunia lebih dari 5
milyar, maka jumlah molekul dalam 1 mol zat mencapai 6.02 x 10

23

buah.

4. Bahasa simbolik
Untuk memperjelas gejala alam yang dipelajari oleh setiap rumpun ilmu
diperlukan bahasa simbolik, agar terjadi komunikasi dalam bidang ilmu
tersebut. Dalam sains misalnya bidang kimia mengenal adanya lambang
unsur, persamaan reaksi, simbol-simbol untuk reaksi searah, reaksi
kesetimbangan, resonansi dan banyak lagi bahasa simbolik yang telah
disepakati dalam bidang ilmu tersebut.
5. Kerangka logika taat asas
Pada pengamatan panjang tentang gejala alam yang dijelaskan melalui
banyak hukum-hukum, orang akan menyadari keganjilan dari sifat taat
asasnya secara logika. Untuk membuat hubungan hukum-hukum itu agar
taat asas, maka perlu ditemukan teori baru yang menunjukkan kerangka

22

logika taat asas. Misalnya keganjilan antara hukum mekanika Newton dan
elektrodinamika Maxwell, yang akhirnya dibuat taat asas dengan lahirnya
teori relativitas Enstein.
6. Inferensi logika
Logika sangat berperan dalam melahirkan hukum-hukum sains. Banyak
fakta yang tak dapat diamati langsung dapat ditemukan melalui inferensia
logika dari konsekuensi-konsekuensi logis hasil pemikiran dalam belajar
sains. Misalnya titik nol derajat Kelvin sampai saat ini belum dapat
direalisasikan keberadaannya, tetapi orang yakin bahwa itu benar.
7. Hukum sebab akibat
Rangkaian hubungan antara berbagai faktor dari gejala yang diamati
diyakini sains selalu membentuk hubungan yang dikenal sebagai hukum
sebab akibat.
8. Pemodelan matematik
Untuk menjelaskan hubungan-hubungan yang diamati diperlukan bantuan
pemodelan matematik agar dapat diprediksikan dengan tepat bagaimana
kecendrungan hubungan atau perubahan suatu fenomena alam.
9. Membangun konsep
Tidak semua fenomena alam dapat dipahami dengan bahasa sehari-hari,
karena itu diperlukan bahasa khusus ini yang dapat disebut konsep. Jadi
belajar sains memerlukan kemampuan untuk membangun konsep , agar bisa
ditelaah lebih lanjut untuk memerlukan pemahaman yang lebih lanjut,
konsep-konsep inilah diuji keterapannya.
Di Hongkong, Curriculum Development Council mengidentifikasikan 9
jenis keterampilan generik, meliputi
1) Keterampilan kolaboratif
2) Keterampilan komunikasi
3) Kreativitas
4) Keterampilan pemecahan masalah
5) Keterampilan berpikir kritis
6) Keterampilan numerasi
7) Keterampilan teknologi informasi

23

8) Keterampilan manajemen-diri
9) Keterampilan belajar (CDC Hongkong, dalam Yeung, 2007).
(http://blog.unila.ac.id/sunyono/files/2009/06/keterampilan-generik.pdf)
Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan Mengajar yang Bersifat Generik
Menurut hasil penelitian (Turney, 1973), ada 8 keterampilan dasar mengajar
yang bersifat generik yang sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar
mengajar, yaitu:
1. bertanya,
2. memberi penguatan,
3. mengadakan variasi,
4. menjelaskan,
5. membuka dan menutup pelajaran,
6. membimbing diskusi kelompok kecil,
7. mengelola kelas, serta
8. mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Penguasaan terhadap setiap keterampilan tidak berarti penguasaan dalam
mengintegrasikannya secara utuh. Dengan demikian, latihan mengintegrasikan
keterampilan itu secara utuh perlu dilakukan.
Cara Menguasai Keterampilan Dasar Mengajar
Untuk menguasai keterampilan dasar mengajar para guru/dosen pemula perlu
mengikuti langkah-langkah berikut.
1. Memahami hakikat, prinsip, dan komponen keterampilan yang dapat
dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
a. membaca dan mendiskusikan setiap jenis keterampilan,
b. mengenal komponen-komponen keterampilan melalui skrip mengajar
yang tersedia dan pengamatan episode mengajar, baik dalam situasi
yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan, dan dapat secara
langsung, ataupun melalui video.
2. Menerapkan keterampilan dalam bentuk pengajaran mikro.

24

Pengajaran Mikro adalah pengajaran biasa yang ukurannya diperkecil,


sehingga memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut:
Tujuan pengajaran

: terbatas (1 2 tujuan)

Tujuan latihan

: penguasaan satu keterampilan

Materi pelajaran

: terbatas (yang dapat disajikan dalam waktu 10- 15


menit

Jumlah siswa : 5 10 orang


Waktu

: 10 15 menit

Pengajaran Mikro dapat dilakukan dalam:

bentuk sebenarnya: menggunakan siswa yang sebenarnya sebagai


murid,

bentuk simulasi: dengan menggunakan teman sendiri sebagai murid


(peer-teaching).
3. Menerapkan keterampilan dalam praktik mengajar.
Seyogyanya dalam hal ini guru/dosen pemula dibimbing oleh guru/dosen
senior, sehingga setiap akhir latihan dapat diadakan diskusi balikan.
Guru/dosen pemula dapat juga dibantu oleh guru/dosen pemula lain yang
bertindak sebagai pengamat.
Uraian Singkat Delapan Keterampilan Dasar Mengajar
Setiap keterampilan dasar mengajar mempunyai komponen dan prinsip
penggunaan tersendiri. Berikut ini diuraikan secara singkat komponen dan
prinsip penggunaan setiap keterampilan, yang disarikan dari Seri Panduan
Pengajaran Mikro No. 1 s.d. 8 yang diterbitkan oleh Proyek Pengembangan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Jakarta, 1984, dengan editor T.
Raka Joni.
Keterampilan Bertanya
Kualitas pertanyaan guru/dosen menentukan kualitas jawaban murid.
Keterampilan bertanya dapat dibagi 2:
a.

Keterampilan bertanya dasar, dengan komponen-komponen:

1)

pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat

2)

pemberian acuan

25

3)

pemusatan perhatian

4)

penyebaran pertanyaan:
a) ke seluruh kelas,
b) ke siswa tertentu,
c) meminta siswa lain menanggapi jawaban temannya.

5)

pemindahan giliran

6)

pemberian waktu berfikir, dan

7)

pemberian tuntunan dengan cara:


a) mengungkapkan pertanyaan dengan cara lain,
b) menyederhanakan pertanyaan,
c) mengulangi penjelasan sebelumnya.
b.

Keterampilan bertanya lanjut, dengan komponen-komponen:

1) Mengubah tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan:


dari tingkatan yang paling rendah (mengingat) ke tingkat yang lebih
tinggi seperti memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis,
dan mengevaluasi.
2) Mengatur urutan pertanyaan: mulai dari pertanyaan yang paling
sederhana diikuti dengan yang agak kompleks, sampai kepada
pertanyaan yang paling kompleks.
3)

Menggunakan pertanyaan pelacak dengan berbagai teknik

seperti:
a)

klarifikasi, yaitu meminta penjelasan lebih lanjut atas

jawaban siswa,
b)

meminta siswa memberi alasan atas jawabannya,

c)

meminta kesepakatan pandangan dari siswa lain,

d)

meminta ketepatan jawaban,

e)

meminta jawaban yang lebih relevan,

f)meminta contoh,
g)

meminta jawaban yang lebih kompleks.

4) Meningkatkan terjadinya interaksi, dengan cara meminta siswa lain


memberi jawaban atas pertanyaan yang sama.
c.

Keterampilan Memberi Penguatan

26

Penguatan adalah respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat


meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Penguatan dapat diberikan dalam bentuk:
a.Verbal, yaitu berupa kata-kata/kalimat pujian, seperti:
bagus,
tepat sekali, atau
saya puas akan pekerjaanmu
b.

Nonverbal, yaitu berupa:

1)

gerak mendekati,

2)

mimik dan gerakan badan,

3)

sentuhan,

4)

kegiatan yang menyenangkan, serta

5)

token (simbol atau benda kecil lain).

Dalam memberikan penguatan, dosen/guru perlu memperhatikan hal-hal


berikut:
a. Penguatan harus diberikan dengan hangat dan antusias sehingga
peserta dapat merasakan kehangatan tersebut.
b. Penguatan yang diberikan harus bermakna, yaitu sesuai dengan
perilaku yang diberi penguatan.
c.Hindarkan respons negatif terhadap jawaban peserta
d. Peserta yang diberikan penguatan harus jelas (sebutkan namanya, atau
arahkan pandangan kepadanya).
e.Penguatan dapat juga diberikan kepada kelompok peserta tertentu.
f. Agar menjadi lebih efektif, penguatan harus diberikan segera setelah
perilaku yang baik ditunjukkan.
g.
d.

Jenis penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi.


Keterampilan Mengadakan Variasi

Variasi dalam kegiatan belajar-mengajar adalah perubahan dalam proses


kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para
siswa/mahasiswa, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.

27

Variasi dalam kegiatan belajar-mengajar dapat dikelompokkan menjadi 3


bagian.
a. Variasi dalam gaya mengajar, yang dapat dilakukan dengan berbagai
cara seperti:
1)

variasi suara: rendah, tinggi, besar, kecil,

2)

memusatkan perhatian,

3)

membuat kesenyapan sejenak,

4)

mengadakan kontak pandang,

5)

variasi gerakan badan dan mimik, dan

6) mengubah posisi, misalnya dari depan kelas ke tengah atau ke


belakang kelas.
b. Variasi dalam penggunaan media dan bahan pelajaran, yang meliputi:
1)

variasi alat dan bahan yang dapat dilihat,

2)

variasi alat dan bahan yang dapat didengar, serta

3)

variasi alat dan bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi.

c. Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan


Pola interaksi dapat berbentuk: klasikal, kelompok, dan perorangan
sesuai dengan keperluan.
Variasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi, menelaah
materi, diskusi, latihan, atau demonstrasi.
e. Keterampilan Menjelaskan
Dalam kegiatan belajar-mengajar, menjelaskan berarti mengorganisasikan
materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana secara sistematis,
sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh siswa/mahasiswa.
Kegiatan menjelaskan bertujuan untuk:
a. membimbing siswa/mahasiswa memahami berbagai konsep, hukum,
prinsip, atau prosedur,
b. membimbing siswa/mahasiswa menjawab pertanyaan mengapa
secara bernalar,
c.melibatkan siswa/mahasiswa untuk berpikir,

28

d.

mendapatkan balikan mengenai pemahaman

siswa/mahasiswa, serta
e.menolong siswa/mahasiswa menghayati berbagai proses penalaran.
Keterampilan menjelaskan terdiri dari berbagai komponen:
a.Komponen merencanakan penjelasan, mencakup:
1) isi pesan (pokok-pokok materi) yang dipilih dan disusun secara
sistematis disertai dengan contoh-contoh, dan
2) hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik penerima pesan
(siswa/mahasiswa).
b.

Komponen menyajikan penjelasan, yang mencakup:

1)

Kejelasan yang dapat dicapai dengan berhagai cara seperti:

a)

bahasa yang jelas,

b)

berbicara yang lancar,

c)

mendefinisikan istilah-istilah teknis, dan


d) berhenti sejenak untuk melihat respon siswa/mahasiswa atau
penjelasan siswa.

2) Penggunaan contoh dan ilustrasi, yang dapat mengikuti pola


induktif atau pola deduktif.
3) Pemberian tekanan pada bagian-bagian yang penting dengan cara:
penekanan suara, membuat ikhtisar, atau mengemukakan tujuan.
4) Balikan tentang penjelasan yang disajikan dengan melihat mimik
siswa atau mengajukan pertanyaan.
Dalam menerapkan keterampilan menjelaskan, perlu diperhatikan halhal berikut:
1) Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir
pelajaran sesuai dengan keperluan.
2)

Penjelasan harus relevan dengan tujuan.

3)

Materi yang dijelaskan harus bermakna.

4) Penjelasan yang diberikan sesuai dengan kemampuan dan latar


belakang siswa/mahasiswa.
f.

Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

29

Membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru/dosen untuk


menciptakan suasana siap mental dan penuh perhatian pada diri
siswa/mahasiswa. Sedangkan menutup pelajaran adalah kegiatan yang
dilakukan guru/dosen untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran.
Tujuan kegiatan membuka dan menutup pelajaran adalah:
a.membangkitkan motivasi dan perhatian,
b.membuat siswa/mahasiswa memahami batas tugasnya,
c. membantu siswa/mahasiswa memahami hubungan berbagai materi
yang disajikan, dan
d.

membantu siswa/mahasiswa mengetahui tingkat

keberhasilannya.
Komponen-komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran:
a.Membuka pelajaran, mencakup:
1)

Menarik perhatian siswa/mahasiswa dengan berbagai cara,

2)

Menimbulkan motivasi dengan:

a)

kehangatan dan keantusiasan,

b)

menimbulkan rasa ingin tahu,

c)

mengemukakan ide yang bertentangan, dan

d)

memperhatikan minat siswa/mahasiswa.

3)

Memberikan acuan dengan cara:

a)

mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas,

b)

menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan,

c)

mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, dan

d)

mengajukan pertanyaan.

4)

g.

Membuat kaitan, dengan cara:

a)

mengajukan pertanyaan appersepsi atau

b)

merangkum pelajaran yang lalu.

Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Ciri-ciri diskusi kelompok kecil adalah:


1)

melibatkan 3 9 orang peserta,


2) berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal, artinya setiap

30

anggota dapat berkomunikasi langsung dengan anggota lainnya,


3) mempunyai tujuan yang dicapai dengan kerja sama antar-anggota
lainnya,
4)

berlangsung menurut proses yang sistematis.

Diskusi kelompok kecil dimaksudkan agar siswa/mahasiswa dapat:


1)

berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah,

2)

meningkatkan pemahaman atas masalah penting,


3) meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan
keputusan,

4)

mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi, serta


5)

membina kerja sama yang sehat, kelompok yang kohesif, dan


bertanggung jawab.

Komponen Keterampilan
Komponen keterampilan yang perlu dimiliki oleh pemimpin diskusi
kelompok kecil adalah:
1)

Memusatkan perhatian, yang dapat dilakukan dengan cara:


a) merumuskan tujuan diskusi secara jelas,
b) merumuskan kembali masalah, jika terjadi penyimpangan,
c) menandai hal-hal yang tidak relevan jika terjadi penyimpangan,
serta
d) merangkum hasil pembicaraan pada saat-saat tertentu.

2)

Memperjelas masalah atau urunan pendapat, dengan cara:


a) menguraikan kembali atau merangkum urunan pendapat peserta,
b) mengajukan pertanyaan pada anggota kelompok tentang pendapat
anggota lain, atau
c) menguraikan gagasan anggota kelompok dengan tambahan
informasi.

3)

Menganalisis pandangan siswa/mahasiswa, dengan cara:


a) meneliti apakah alasan yang dikemukakan punya dasar yang kuat,
b) memperjelas hal-hal yang disepakati dan yang tidak disepakati.

4)

Meningkatkan urunan siswa/mahasiswa, dengan cara:


a) mengajukan pertanyaan kunci yang menantang mereka untuk

31

berpikir,
b) memberi contoh pada saat yang tepat,
c) menghangatkan suasana dengan mengajukan pertanyaan yang
mengundang perbedaan pendapat,
d) memberikan waktu untuk berpikir, dan
e) mendengarkan dengan penuh perhatian.
5)

Menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dengan cara:

a)

memancing pendapat peserta yang enggan berpartisipasi,


b) memberikan kesempatan pertama pada peserta yang enggan
berpartisipasi,
c) mencegah secara bijaksana peserta yang suka memonopoli
pembicaraan,
d) mendorong mahasiswa untuk mengomentari pendapat temannya,
serta
e)

meminta pendapat siswa jika terjadi jalan buntu.

6)

Menutup diskusi yang dapat dilakukan dengan cara:

a)

merangkum hasil diskusi,

b)

memberikan gambaran tindak lanjut, atau

c) mengajak para siswa menilai proses diskusi yang telah


berlangsung.
Dalam pelaksanaan diskusi, perlu diperhatikan hal-hal berikut.
1)

Diskusi hendaknya berlangsung dalam iklim terbuka,

2) Diskusi yang efektif selalu didahului oleh perencanaan yang matang, yang
mencakup:
a) topik yang sesuai,
b) persiapan/pemberian informasi pendahuluan,
c) menyiapkan diri sebagai pemimpm diskusi,
d) pembentukan kelompok diskusi, serta
e) pengaturan tempat duduk yang memungkinkan semua anggota
kelompok bertatap muka.
h. Keterampilan Mengelola Kelas

32

Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan dalam menciptakan


dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal guna terjadinya proses
belajar-mengajar yang efektif.
Guru/dosen perlu menguasai keterampilan ini agar dapat:
1) mendorong siswa/mahasiswa mengembangkan tanggung jawab
individu maupun klasikal dalam berperilaku yang sesuai dengan tata
tertib serta aktivitas yang sedang berlangsung,
2)

menyadari kebutuhan siswa/mahasiswa serta

3)

memberikan respons yang efektif terhadap perilaku

siswa/mahasiswa
Komponen Keteramplian
1)

Menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal.

a) Menunjukkan sikap tanggap dengan cara: memandang secara


seksama, mendekati, memberikan pernyataan atau memberi reaksi
terhadap gangguan dalam kelas.
b)

Membagi perhatian secara visual dan verbal.

c) Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan


siswa/mahasiswa dan menuntut tanggung jawab siswa/mahasiswa.
d)

Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas.

e) Menegur secara bijaksana, yaitu secara jelas dan tegas, bukan


berupa peringatan atau ocehan, serta membuat aturan.
f)Memberikan penguatan bila perlu.
2)

Mengendalikan kondisi belajar yang optimal.

Keterampilan ini berkaitan dengan respons guru/dosen terhadap


respons negatif siswa/mahasiswa yang berkelanjutan. Untuk
mengatasi hal ini guru/dosen dapat menggunakan 3 jenis strategi
yaitu: modifikasi tingkah laku, pengelolaan (proses) kelompok,
serta menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan
masalah.
Prinsip Penggunaan

33

Dalam menerapkan keterampilan mengelola kelas, perlu diingat 6 prinsip


berikut.
1. Kehangatan dan keantusiasan dalam mengajar, yang dapat
menciptakan iklim kelas yang menyenangkan.
2. Menggunakan kata-kata atau tindakan yang dapat menantang siswa
untuk berpikir.
3. Menggunakan berbagai variasi yang dapat menghilangkan kebosanan.
4. Keluwesan guru/dosen dalam pelaksanaan tugas.
5. Penekanan pada hal-hal yang bersifat positif.
6. Penanaman disiplin diri sendiri.
Selanjutnya, dalam mengelola kelas, guru hendaknya menghindari hal-hal
berikut:
1. Campur tangan yang berlebihan.
2. Kelenyapan/penghentian suatu pembicaraan/kegiatan karena
ketidaksiapan guru.
3. Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri pelajaran.
4. Penyimpangan, terutama yang berkaitan dengan disiplin diri
5. Bertele-tele.
6. Pengulangan penjelasan yang tak diperlukan.
i. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Mengajar kelompok kecil dan perorangan terjadi dalam konteks pengajaran
klasikal. Di dalam kelas, seorang guru/dosen mungkin menghadapi banyak
kelompok kecil serta banyak siswa/mahasiswa yang masing-masing diberi
kesempatan belajar secara kelompok maupun perorangan.
Penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
memungkinkan guru/dosen mengelola kegiatan jenis ini secara efektif dan
efisien serta memainkan perannya sebagai:
1. organisator kegiatan belajar-mengajar,
2. sumber informasi bagi siswa/mahasiswa,

34

3. pendorong bagi siswa/mahasiswa untuk belajar,


4. penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa,
5. pendiagnosa dan pemberi bantuan kepada siswas esuai dengan
kebutuhannya, serta
6. peserta kegiatan yang punya hak dan kewajiban seperti peserta
lainnya.
(http://blog.unila.ac.id/sunyono/files/2009/06/keterampilan_dasar_mengajar.pdf)

Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin
menjadi seorang guru yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai
sumbstansi bidang studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga adalah
merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan dia dalam proses belajar
mengajar.
Sari dari keterampilan dasar mengajar ini diambil dari berbagai sumber dimana
bahan ini digunakan untuk para mahasiswa yang melakukan praktek mengajar di
sekolah sebelum dia bekerja sepenuhnya sebagai seorang guru.
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola
tradisional dan mengabaikan keterampilan-keterampilan yang sangat mendasar
ini.
Keterampilan dasar mengajar ini adalah merupakan panduan pengajaran mikro
dengan menggunakan perangkat Sydney Micro Skills (1973).
Keterampilan Dasar Mengajar ini adalah :
1. Keterampilan Bertanya
2. Keterampilan Memberi Penguatan
3. Keterampilan Mengadakan variasi
4. Keterampilan Menjelaskan
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

35

6. Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil


7. Keterampilan Mengelola Kelas
8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Keterampilan Bertanya
Dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh seorang guru tidaklah
lepas dari guru memberikan pertanyaan dan murid memberikan jawaban yang
diajukan.
Pada kenyataannya di lapangan banyak para guru yang tidak menguasai teknikteknik dalam memberikan pertanyaan kepada siswa sehingga banyak pertanyaan
tersebut hanya bersifat knowledge saja artinya kebanyakan hanya mengandalkan
ingatan.
Pengertian dan Rasional keterampilan bertanya bertujuan untuk memperoleh
informasi untuk memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan
berfikir. Pertanyaan yang diberikan bisa bersifat suruhan maupun kalimat yang
menuntut respon siswa.
Tujuan-tujuan dalam memberikan pertanyaan tersebut adalah:
1. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan.
2. Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep.
3. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
4. Mengembangkan cara belajar siswa aktif.
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
6. Mendorong siswa mengemukakannya dalam bidang diskusi.
7. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
8. Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar.
Komponen-komponennya yaitu:
1) Pengungkapan pertanyaan secara jelas
2) Pemberian Acuan
3) Pemusatan
4) Pemindahan Giliran
5) Penyebaran

36

6) Pemberian waktu berfikir


7) Pemberian Tuntunan

Keterampilan Memberi Penguatan


Penguatan adalah suatu respon terhadap suatu tingkah laku dan penampilan siswa.
Penguatan adalah suatu respons terhadap suatu tingkah laku siswa yang dapat
menimbulkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Komponen-komponen dalam keterampilan memberi penguatan adalah:
1) Penguatan Verbal; penguatan ini dapat dinyatakan dalam 2 bentuk yaitu kata
atau kalimat.
2) Penguatan Non Verbal; bisa berupa mimik atau gerakan badan, mendekati,
memberi sentuhan atau memberi kegiatan yang menyenangkan, berupa symbol
atau benda maupun penguatan tak penuh sepert yah, jawabanmu sudah baik
tetapi masih perlu disempurnakan
Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksud sebagai proses perubahan
dalam pengajaran yang dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu; variasi dalam
gaya mengajar, variasi dalam menggunakan alat dan media pembelajaran dan
variasi dalam pola interaksi dalam kelas.
Komponennya adalah:
a. Variasi dalam Gaya Mengajar:
1) Penggunaan variasi suara
2) Pemusatan perhatian
3) Kesenyapan
4) Mengadakan kontak pandang
5) Gerakan badan dan mimic
6) Pergantian posisi guru dalam kelas
b. Penggunaan Media dan Bahan Pelajaran
1) Variasi alat/ bahan yang dapat dilihat

37

2) Variasi alat yang dapat didengar


3) Variasi alat yang dapat diraba dan dimanipulasi
c. Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa
Keterampilan Menjelaskan
Menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara
sistematik yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan, antara sebab akibat,
yang diketahui dan yang belum diketahui.
Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan
a. Merencanakan:
1) Isi pesan (materi)
2) Penerima pesan (siswa)
b. Menyajikan suatu penjelasan
1) Kejelasan
2) Penggunaan contoh dan ilustrasi
3) Pemberian tekanan
4) Balikan
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Yang dimaksud dengan keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang
dilakukan oleh guru untuk menciptakan situasi siap mental dan menimbulkan
siswa agar terpusat perhatian pada apa yang dipelajari.
Yang dimaksud dengan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh
guru untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari
siswa.
a. Komponen Membuka
1) Menarik perhatian siswa
2) Menimbulkan motivasi
3) Memberikan acuan
4) Membuat kaitan
b. Komponen Menutup
1) Meninjau kembali
2) Mengevaluasi

38

Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil


Diskusi kelompok adalah merupakah salah satu strategi yang memungkinkan
siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui suatu
proses yang memberi kesempatan berfikir, berinteraksi sosial serta berlatih
bersikap positif.
Komponen Keterampilan:
1) Memusatkan perhatian
2) Memperjelas masalah atau urunan pendapat
3) Menganalisa pandangan siswa
4) Meningkatkan urunan siswa
5) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6) Menutup diskusi
Keterampilan Mengelola Kelas
Mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan keterampilan untuk mengembalikan pada
kondisi belajar yang optimal.
a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal Meliputi:
1) Menunjukkan sikap tanggap
2) Membagi perhatian
3) Memusatkan perhatian kelompok
4) Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas
5) Menegur
6) Memberi penguatan
b. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang
optimal meliputi:
1) Modifikasi tingkah laku
2) Pengelolaan kelompok
3) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

39

Terjadinya hubungan interpersonal yang sehat dan akrab dapat terjadi antara gurusiswa, maupun antara siswa dan siswa, baik dalam kelompok kecil maupun
perorangan.
Komponen Keterampilan:
1) Keterampilan untuk mengadakan pendekatan secara pribadi
2) Keterampilan Mengorganisasikan
3) Keterampilan Membimbing dan memudahkan belajar siswa
4) Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar
mengajar
miftachr.blog.uns.ac.id/2009/11/.../keterampilan-dasar-mengajar/
1.5 Prosedur Pelaksanaan Praktik
Langkah-langkah kerja dalam paraktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Saksikanlah rekaman 1 penampil pembelajaran mikro dapat menggunakan


VCD/DVD player atau komputer dengan VCD/DVD ROM secara berulangulang sesuai dengan kebutuhan dan kecermatan anda masing-masing.
2. Observasilah ke-9 keterampilan dasar memberikan pembelajaran dari masingmasing penampil, menggunakan ke-11 instrumen yang disediakan. Catatlah
hal-hal penting berkaiatan dengan indikator dari setiap keterampilan dasar
yang muncul/teramati. Catat hal-hal tersebut pada kolom keterangan sebagai
argumen/alasan dasar untuk memberikan penilaian.
3. Lakukanlah asesmen sebagaimana panduan dari masing-masing instrumen.
4. Berdasarkan data hasil asesmen membuat profil Keterampilan Generik
memberikan pembelajaran untuk ketiga penampil pembelajaran mikro yang ada
dalam VCD.
5. Menyusun seluruh Instrumen yang telah berisi data hasil observasi dan asesmen
secara berurut ditambah dengan ketiga profil Keterampilan Generik, kemudian
menjilid menggunakan format yang telah ditentukan dikumpulkan sebagai
laporan praktikum. Instrumen yang telah diisi ditambah 3 profil keterampilan
generik memberikan pembelajaran. Laporan praktikum ini sebagai laporan
individual 1.

40

BAB II. DATA HASIL OBSERVASI DAN ASESMEN SERTA PROFIL


2.1 Data Hasil Observasi dan Asesmen
2.1.1 Data hasil observasi dan asesmen keterampilan bertanya tingkat dasar
Nama Praktikan Observer

: Wahyu Cahya Kumala

NPM

: 0913022071

Jurusan

: P. MIPA

Program Studi

: Pendidikan Fisika

Nama Praktikan Presenter

: Roslina

NPM

: 0313022034

Jurusan

: P. MIPA

Program Studi

: Pendidikan Fisika

Nilai praktikum praktikan presenter,

SKOR

SKORMAKS

16
4 1,77
36

Penguasaan Keterampilan Bertanya Tingkat Dasar praktikan presenter dengan


kualitas: Cukup Baik
Rekaman Data Hasil Observasi dan Asesmen:
Item Pertanyaan/
Kualitas
Pernyataan

berdasarkan

SKOR

Observasi (fokus

Hasil

04

observasi)
Observasi
1
2
1. Bagimanakah guru dalam Sangat jelas
mengungkapkan
Jelas

3
3

Keterangan

4
Pertanyaan sudah
cukup jelas dan

41

pertanyaan (kejelasan
dan singkatnya) kepada
siswa?

Cukup jelas
Kurang jelas
Tidak
ditampilkan
2. Ketepatan acuan yang
Sangat tepat
diberikan oleh guru
Tepat
sebelum memberikan
Cukup tepat
pertanyaan
Kurang tepat
Tidak
ditampilkan
3. Bagaimana upaya guru
Sangat baik
dalam penyampaian
Baik
pertanyaan sehingga
Cukup baik
memusatkan perhatian
Kurang baik
siswa?
Tidak
ditampilkan
4. Penyebaran pertanyaan
Sangat rata
yang diberikan di seluruh Rata
kelas
Cukup rata
Kurang rata
Tidak
ditampilkan
5. Apakah setiap siswa aktif Sangat aktif
memikirkan pertanyaan
Aktif
yang diberikan dalam
Cukup aktif
satu pembelajaran
Kurang aktif
Tidak
ditampilkan
6. Bagaimana kecukupan
Sangat
waktu yang diberikan
memadai
kepada siswa untuk
Memadai
merespon pertanyaan
Cukup
yang diberikan?
memadai
Kurang
memadai
Tidak
ditampilkan
7. Bagaimana guru
Sangat baik
mengungkapkan
Baik
pertanyaan yang sudah
Cukup baik
pernah disampaikan
Kurang baik
(sebelumnya)?
Tidak
ditampilkan
8. Apakah guru mampu
menyederhanakan
pertanyaan dari yang

Sangat
mampu
Mampu

singkat

Sebelum
memberikan
pertanyaan, guru
telah memberikan
acuan/pedoman yang
cukup mendukung
Ketika guru
menyampaikan
pertanyaan ada
siswa yang tidak
memperhatikan/tida
k focus.
Penyebaran
pertanyaan sudah
untuk semua, namun
guru seperti
memusatkan kepada
beberapa siswa saja
Hanya beberapa
siswa saja yang
memikirkan dan
aktif untuk
menjawab
Waktu yang
dibutuhkan terlalu
singkat jika
diterapkan pada
siswa sesungguhnya

Guru memberikan
pertanyaan namun
kurang tepat hingga
siswa bingung untuk
menjawab
pertanyaan.
Pertanyaan yang
diajukan
menimbulkan kesan

42

sebelumnya?

Cukup
mampu
Kurang
mampu
Tidak
ditampilkan
9. Bagaimana kemampuan
Sangat
guru dalam mengulangi
mampu
kejelasan pertanyaan
Mampu
sebelumnya?
Cukup
mampu
Kurang
mampu
Tidak
ditampilkan
SKOR =
SKORMAKS = 9 X 4 =

berbelit-belit
menyebabkan siswa
bingung

Guru hanya
mengulangi
pertanyaan yang
sama sehingga tidak
membuat siswa lebih
jelas dari maksud
pertanyaan tersebut

16
36
9
100% 100%
Persentasi kemunculan dari ke-9 fokus observasi 9
Fokus observasi yang tidak ditampilkan (tidak muncul), yaitu nomor: Kesan umum yang dapat di catat dari penampilan praktikan presenter: Secara
umum guru belum begitu baik memberikan penguatan dengan jelas, tepat sasaran,
dan waktunya.

2.1.2

Data hasil observasi dan asesmen keterampilan bertanya tingkat


lanjut

Nama Praktikan Observer


NPM
Jurusan
Program Studi

:
:
:
:

Wahyu Cahya Kumala


0913022071
P. MIPA
Pendidikan Fisika

Nama Praktikan Presenter


NPM
Jurusan
Program Studi

:
:
:
:

Roslina
0313022034
P. MIPA
Pendidikan Fisika

Nilai Praktikum Praktikan presenter,

SKOR

SKORMAKS

6
4 1,5
16

Pengusaan keterampilan bertanya tingkat lanjut praktikan presenter dengan


kualitas: Cukup Baik
Rekaman data hasil observer dan asesmen

43

Item
Pertanyaan/Pernyataan
Observer(focus
observer)
1
1. Kemampuan guru
dalam membuat
pertanyaan yang
mengubah tuntutan
dalam tingkat jawaban
2. Kemampuan guru
untuk mengatur
pertanyaan dimulai
dengan yang paling
sederhana sampai
kepada pertanyaan
kompleks
3. Kemampuan guru
dalam menggunakan
pertanyaan pelacak,
seperti: klarifikasi,
meminta alasan,
meminta kesepakatan,
meminta ketepatan
jawaban yang relevan,
meminta contoh,
meminta jawaban yang
lebih kompleks
4. Keterampilan guru
untuk meminta siswa
memberi jawaban atas
pertanyaan yang sama
yang diajukan agar
terjadi peningkatan
interaksi antara siswa
dalam belajar

Kualitas
berdasarkan hasil
Observasi

Sekor
0-4

Keterangan

2
Sangat mampu
Mampu
Cukup mampu
Kurang mampu
Tidak/belum
ditampilkan
Sangat mampu
Mampu
Cukup mampu
Kurang mampu
Tidak/belum
ditampilkan

3
1

4
Guru kurang mampu
membuat pertanyaan
sehingga siswa salah
mengapersepsikan
jawaban.

Pertanyaan yang
diajukan sama dan
hanya sebagai
pengetahuan umum
saja

Sangat mampu
Mampu
Cukup mampu
Kurang mampu
Tidak/belum
ditampilkan

Ketika guru
memberikan
penjelasan, guru
meminta kesepakatan
jawaban dari siswa

Sangat terampil
Terampil
Cukup terampil
Kurang terampil
Tidak
ditampilkan

SKOR=
MAKS= SKOR 4 x 4 =

Ketika guru
mengajukan
pertanyaan, guru
meminta jawaban
pada beberapa siswa

6
16

Persentasi kemunculan dari ke-4 fokus observasi =


Focus observasi yang tidak ditampilkan (tidak muncul), yaitu nomer: tidak ada
Kesan umum yang dapat di catat dari penampilan praktikan presenter:

44

Guru sudah cukup menguasai materi, siswa juga sudah cukup aktif dalam proses
belajar walaupun guru lebih banyak berceramah saat memberi materi.
2.1.3

Data berdasarkan hasil observasi terfokus keterampilan memberi


penguatan

Nama Praktikan Observer


NPM
Jurusan
Program Studi

: Wahyu Cahya Kumala


: 0913022071
: P. MIPA
: Pendidikan Fisika

Nama Praktikan Presenter


NPM
Jurusan
Program Studi

: Roslina
: 0313022034
: P. MIPA
: Pendidikan Fisika

SKOR

15
4 1,66
SKORMAKS
36
Nilai praktikum praktikan presenter,
Penguasaan Keterampilan memberi penguatan praktikan presenter dengan
kualitas: Cukup Baik
N

Rekaman Data Hasil Observasi dan Asesmen:


Kualitas
Item Pertanyaan/ Pernyataan
berdasarkan
Observasi (fokus observasi)
Hasil Observasi
1
2
1. Bagimanakah kemampuan
Sangat baik
guru dalam memberikan
Baik
penguatan secara verbal
Cukup baik
berupa
Kurang baik
kalimat pujian seperti: bagus, Tidak/belum
tepat sekali, atau saya puas
menampilkan
dengan pekerjaanmu.

2. Bagaimanakah kemampuan
guru memberikan penguatan
secara non verbal dengan
cara, misalnya Gerak

Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik

SKOR
04
3

Keterangan
4
Guru tidak
sepenuhnya
memberikan
kalimat
pujian kepada
siswa untuk
semua
pertanyaan
yang dapat
dijawab oleh
siswa. (hanya
beberapa
pertanyaan
saja)
Guru lebih
dominan di
depan kelas

45

mendekati, mimic dan gerak


badan, sentuhan, kegiatan
yang menyenangkan, token
(simbol atau benda kecil lain)
3. Bagaimanakah ketepatan
frekuensi memberi penguatan
secara verbal

4. Apakah penguatan yang


diberikan memiliki makna
yang sesuai dengan perilaku
yang diberi penguatan.

5. Apakah maksud memberikan


penguatan justru
menimbulkan
respon negative?

6. Apakah penguatan yang


diberikan jelas sasarannya
kepada murid yang mana?

Tidak/belum
menampilkan
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak/hanya
sekali
menampilkan
Sangat sesuai
Sesuai
Cukup sesuai
Kurang sesuai
Tidak/belum
menampilkan

Tidak
menimbulkan
respon
negatip.
Kurang
menimbulkan
respon
negative
Cukup
menimbulkan
respon
negative
Menimbulkan
respon
negative
Sangat
menimbulkan
respon negatip
Sangat Jelas
Jelas
Cukup jelas
Kurang jelas
Tidak/Belum
menampilkan

Guru cukup
sering
memberikan
penguatan

Penguatan
yang
diberikan
oleh guru
sudah cukup
sesuai dengan
perilakunya
walaupun
guru masih
jarang
memberikan
penguatan
Penguatan
yang
diberikan
tidak
menimbulkan
respon negatif
karena berupa
kalimat
pembenaran
jawaban

Guru kurang
begitu jelas
memberikan
penguatan
tersebut
kepada siswa
yang mana

46

7. Bagaimanakah kesegeraan
penguatan diberikan setelah
perilaku yang baik
ditunjukkan?

8. Bagaimana ketepatan
pemberian penguatan kepada
kelompok jika seharusnya
diperlukan?

Sangat tepat
Tepat
Cukup tepat
Kurang tepat
Tidak tepat

9. Bagamana variasi jenis


penguatan yang diberikan?

Sangat segera
Segera
Cukup segera
Kurang segera
Terlambat

Sangat variatif
Variatif
Cukup variatif
Kurang
variatif
Tidak variatif/
Monoton

SKOR =
SKORMAKS = 9 X 4 =

15
36

Beberapa
pertanyaan
yang dapat
dijawab oleh
siswa, guru
sudah segera
memberikan
penguatan.
Karena
selama proses
pembelajaran
guru
tidak/belum
memberikan
penguatan
kepada
kelompok
Penguatan
yang
diberikan
selama proses
pembelajaran
kurang
variatif
karena hanya
berupa
kalimat ya
-

8
100% 88,89%
Persentasi kemunculan dari ke-9 fokus observasi 9

Fokus observasi yang tidak ditampilkan (tidak muncul), yaitu nomor: 8


Kesan umum yang dapat di catat dari penampilan praktikan presenter:
Secara umum, guru belum begitu baik memberikan penguatan kepada siswa
dalam proses pembelajaran terutama saat siswa dapat menjawab pertanyaan yang
diberikan guru.
2.1.4

Data hasil observasi dan asesmen keterampilan mengadakan variasi

Nama Praktikan Observer


NPM
Jurusan
Program Studi

:
:
:
:

Wahyu Cahya Kumala


0913022071
P. MIPA
Pendidikan Fisika

Nama Praktikan Presenter

: Roslina

47

NPM
Jurusan
Program Studi

: 0313022034
: P. MIPA
: Pendidikan Fisika

Nila Praktikum Praktikan presenter,

SKOR

SKORMAKS

12
42
24

Pengusaan keterampilan mengadakan variasi praktikan presenter dengan kualitas:


Cukup Baik
Rekaman data hasil observer dan asesmen
Item
Kualitas
Pertanyaan/Pernyataan
Sekor
berdasarkan hasil
Keterangan
Observer (focus
0-4
Observasi
observer)
1
2
3
4
1. Bagaimana
Guru
sudah
cukup
Sangat mampu
kemampuan guru
mampu mengadakan
Mampu
dalam memvariasikan
variasi suara saat
suaranya.
kegiatan pembelajaran
Cukup mampu
2
dengan memberikan
intonasi yang lantang
Kurang mampu
ketika ada bagian
Tidak
penting
ditampilkan
2. Bagaiamana variasi
Sangat variatif
cara guru memusatkan Variatif
perhatian siswa.
Cukup variatif
Kurang variatif
Tidak
ditampilkan
3. Bagaimanakah
Sangat tepat
ketepatan guru
Tepat
membuat kesenyapan Cukup tepat
dalam mengajar.
Kurang tepat
Tidak
ditampilkan
4. Bagaiaman guru
Sangat baik
melakukan variasi
Baik
gerakan badan dan
Cukup baik
mimik serta mengubah Kurang baik
posisi pada siswa
Tidak
untuk memusatkan
ditampilkan
perhatian.

Guru kurang variatif


dalam memusatkan
perhatian siswa
sehingga ada siswa
yang kurang antusias

Siswa sudah kondusif


saat melaksanakan
pembelajaran

Guru sudah
melakukan variasi
dengan baik seperti
mengubah posisi
duduk siswa saat
melakukan kerja
kelompok

48

5. Bagaimanakah variasi
yang digunakan oleh
guru dalam
penggunaan media dan
bahan yang dapat
dilihat, dapat didengar,
serta dapt diraba dan
dimanipulasi.
6. Bagaimanakah
kecakapan guru dalam
memvariasikan pola
interaksi dalam kelas.

Sangat variatif
Variatif
Cukup variatif

Kurang variatif
Tidak
ditampilkan

Sangat cakap
Cakap
Cukup cakap
Kurang cakap
Tidak
ditampilkan
SKOR=
MAKS= SKOR 6 x
4=

Guru membawa
sendok untuk
mempermudah
pemahaman siswa

Sudah terjadi interaksi


yang hidup di kelas

12
24

Persentasi kemunculan dari ke-4 fokus observasi =


Focus observasi yang tidak ditampilkan (tidak muncul), yaitu nomer: tidak ada
Kesan umum yang dapat di catat dari penampilan praktikan presenter: Guru
(praktikan presenter) secara umum sudah cukup mampu membuat variasi dalam
pembelajaran meskipun ada beberapa siswa yang tidak konsentrasi dalam
mengikuti pembelajaran

2.1.5 Data hasil observasi dan asesmen keterampilan memberikan penjelasan


Nama Praktikan Observer
NPM
Jurusan
Program Studi

:
:
:
:

Wahyu Cahya Kumala


0913022071
Pendidikan MIPA
Pendidikan Fisika

Nama Praktikan Presenter


NPM
Jurusan
Program Studi

:
:
:
:

Roslina
0313022034
Pendidikan MIPA
Pendidikan Fisika

Nila Praktikum Praktikan presenter,


N

7
x4 1
28

49

Pengusaan keterampilan memberikan penjelasan praktikan presenter dengan


kualitas: Kurang Baik
Rekaman data hasil observer dan asesmen
Item
Kualitas
Sekor
Pertanyaan/Pernyataan
berdasarkan hasil
Keterangan
0-4
Observer(focus observer)
Observasi
1
2
3
4
1. Bagaimana
2
Tahapan tahapan
Sangat sistematis
kesistematisan dalam
dalam menjelaskan
Sistematis
memberikan penjelasan. Cukup sistematis
cukup sistematis
dengan memberikan
Kurang sistematis
penjelasan terhadap
Tidak/belum
persamaan yang ada
ditampilkan
2. Bagaimanakah kejelasan Sangat baik
2
Bahasa yang digunakan
dan kelancaran guru
cukup baik dan cukup
Baik
berbahasa selama
lancar
Cukup baik
memberikan penjelasan? Kurang baik
Tidak/belum
ditampilkan
3. kemampuan guru dalam Sangat baik
1
Definisi seperti
mendefinisikan istilah- Baik
lambang f, O, P tidak
istilah teknis sebagai
dijelaskan.
Cukup baik
komponen penjelasan.
Kurang baik
Tidak/belum
ditampilkan
4. Bagaimana perhatian
0
Guru tidak memberikan
Sangat baik
dan kepedulian guru
kepedulian kepada
Baik
dalam melihat respon
siswa mungkin dengan
Cukup baik
siswa tehadap
bertanya sudah jelas
Kurang baik
penjelasan yang
atau belum
Tidak/belum
diberikan?
ditampilkan
5. Kemampuan guru dalam Sangat mampu
0
Guru tidak memberikan
membuat contoh-contoh Mampu
contoh yang berkaitan
dan ilustrasi disetiap
dengan materi.
Cukup mampu
pembelajaran.
Kurang mampu
Tidak/belum
ditampilkan
6. Ketepatan memberikan Sangat tepat
1
Dalam menyampaikan
tekanan pada bagianmateri kurang adanya
Tepat
bagian yang penting
penekanan pada kata Cukup tepat
seperti dengan cara :
kata tertentu
Kurang tepat
penekanan suara,
Tidak/belum
membuat ikhtisar, atau
ditampilkan
mengemukakan tujuan.

50

7. Bagaimana respon guru


dalam melihat aksi
peserta belajar ketika
memberikan penjelasan?

Sangat responsif
Responsive
Cukup responsive
Kurang responsif
Tidak ditampilkan
SKOR=
MAKS= SKOR 7 x 4 =

Ketika diawal, siswa


kesulitan dalam
menjawab namun guru
juga malah seperti
bingung

7
28

5
100% 71,4%
Persentasi kemunculan dari ke-7 fokus observasi = 7

Focus observasi yang tidak ditampilkan (tidak muncul), yaitu nomor: 4 dan 5
Kesan umum yang dapat di catat dari penampilan praktikan presenter: Di dalam
memberikan penjelasan sudah cukup baik, namun kepedulian guru tehadap siswa
kurang dan guru tidak memberikan contoh sehinggga siswa mudah
membayangkan sesuai dengan materi
2.1.6 Data hasil observasi dan asesmen keterampilan membuka pelajaran
Nama Praktikan Observer
NPM
Jurusan
Program Studi

:
:
:
:

Wahyu Cahya Kumala


0913022071
Pendidikan MIPA
Pendidikan Fisika

Nama Praktikan Presenter


NPM
Jurusan
Program Studi

:
:
:
:

Roslina
0313022034
Pendidikan MIPA
Pendidikan Fisika

Nila Praktikum Praktikan presenter,


15
x 4 1,5
40
Pengusaan keterampilan membuka pelajaran praktikan presenter dengan kualitas:
Cukup Baik
Rekaman data hasil observer dan asesmen
Item
Kualitas
Pertanyaan/Pernyataan
Sekor
berdasarkan hasil
Keterangan
Observer(focus
0-4
Observasi
observer)
1
2
3
4
1. Bagaimana
1
Siswa terlihat kurang
Sangat menarik
kemenarikan sewaktu Menarik
tertarik/semangat
membuka
untuk belajar karena
Cukup menarik
pembelajaran.
terlihat ada siswa yang
N

51

Kurang menarik

tidak memperhatikan

Tidak

2. Keadaan motifasi
siswa akibat
kehangatan dan
keantusiasan seorang
guru sewaktu
membuka
pembelajaran.

3. Rasa ingin tahu siswa,


sewaktu guru
menyampaikan isi
pembelajaran yang
akan dipelajari
sewaktu membuka
pembelajaran.

4. Bagaimana keadaan
motifasi siswa,
sewaktu memulai suatu
penggalan
pembelajaran dengan
menggunakan ide yang
bertentangan?

5. Bagaimana guru
menumbuhkan minat
siswa untuk memulai
belajar?

6. Bagaimana guru
mengemukakan tujuan
dan batas-batas tugas
untuk memberi acuan
pada siswa.

7. Bagaimana cara guru


menyarankan langkahlangkah yang akan
dilakukan guna
memberi acuan yang

ditampilkan
Sangat
termotivasi
Termotivasi
Cukup
termotivasi
Kurang
termovasi
Tidak
ditampilkan
Sangat ingin tahu
Ingin tahu
Cukup ingin tahu
Kurang
ingin tahu
Tidak
ditampilkan
Sangat
termotivasi
Termotivasi
Cukup motifasi
Kurang
termotvasi
Tidak/ belum
menampilkan
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak
ditampilkan
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak/ belum
menampilkan
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik

Kurang adanya
motivasi kepada siswa
sehingga hanya
beberapa siswa yang
semangat

Kurang karena tidak


ada yang bertanya
pada awal membuka
pelajaran

Belum memunculkan
ide yang bertentangan

Dengan mengajukan
beberapa pertanyaan
tentang materi
sebelumnya dan siswa
menjawab pertanyaan
tersebut

Diawal menjelaskan
melukiskan bayangan
namun kenyataannya
malah melebihi
sehingga kurang tepat
penyampaian diawal.

Guru sudah
memberikan contoh
namun sebaiknya guru
tidak mendominasi
dalam memberikan

52

Tidak / belum
ditampilkan
8. Bagaimana guru
Sangat baik
mengingatkan masalah Baik
pokok yang akan
Cukup baik
dibahas sebelum
Kurang baik
memberi
Tidak
pembelajaran.
ditampilkan
jelas bagi siswa.

materi
2

Diawal pelajaran guru


sudah menyampaikan
bahwa materi yang
akan dipelajari adalah
melukiskan bayangan
pada cermin cembung

9. Bagaimana guru
mengkaitkan
kehidupan sehari-hari
dalam mengajukan
pertanyaan yang
bersifat persepsi

Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak/belum
ditampilkan

Tidak menampilkan

10 Bagaiman guru
mengkaji ulang
pembelajaran yang
lalu untuk
mengaitkan dengan
pembelajaran baru?

Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak/belum
ditampilkan

Mebahas kembali
materi yang telah
disampaikan

SKOR=
MAKS= SKOR 10 x 4 =

15
40

8
x1005 80%
Persentasi kemunculan dari ke-4 fokus observasi 10
Fokus observasi yang tidak ditampilkan (tidak muncul), yaitu nomer: 4,9
2

x100% 20%
atau sebanyak 10
Kesan umum yang dapat di catat dari penampilan praktikan presenter:
Dapat memahami ketrampilan membuka pembelajaran namun hendaknya
diberikan motivasi dan apersepsi sehingga dapat menggali kemampuan awal siswa

2.1.7 Data hasil observasi dan asesmen keterampilan menutup pembelajaran


Nama Praktikan Observer
NPM
Jurusan
Program Studi

:
:
:
:

Wahyu Cahya Kumala


0913022071
Pendidikan MIPA
Pendidikan Fisika

Nama Praktikan Presenter


NPM
Jurusan

: Roslina
: 0313022034
: Pendidikan MIPA

53

Program Studi

: Pendidikan Fisika

Nila Praktikum Praktikan presenter,

8
x 4 2,00
16

Pengusaan keterampilan menutup pembelajaran praktikan presenter dengan


kualitas: Cukup baik
Rekaman data hasil observer dan asesmen
Item
Kualitas
Pertanyaan/Pernyataan
Sekor
berdasarkan hasil
Keterangan
Observer(focus
0-4
Observasi
observer)
1
2
3
4
1. Kemampuan guru
2
Guru
cukup
mampu
Sangat baik
menyampaikan
menyampaikan
Baik
ringkasan untuk
ringkasan materi,
Cukup baik
meninjau kembali
beberapa siswa cukup
Kurang baik
materi yang telah
mengerti
Tidak/belum
disampaikan.
ditampilkan
2. Kemapuan guru
2
Siswa tidak diminta
Sangat baik
mengadakan evaluasi Baik
mengekspresikan
terhadap penguasaan Cukup baik
pendapatnya namun
hasil pembelajaran,
tidak secara individu
Kurang baik
misalnya dengan :
melainkan bersama Tidak/belum
mendemonstrasikan
sama sehingga tidak
ditampilkan
keterampilan atau
dapat mengukur
menerapkan ide baru
pada situasi lain atau
siwa diminta
mengekspresikan
pendapat sendiri, atau
siswa diminta
menyelesaikan soalsoal.
3. Bagaimanakah
kecukupan jumlah
evaluasi penguasaan
hasil pembelajaran.

4. Bagaimana
kemampuan guru
dalam memberikan

kemampuan tiap
individu.

Sangat tepat
Tepat
Cukup tepat
Kurang tepat
Tidak/belum
ditampilkan
Sangat mampu
Mampu
Cukup mampu

Evaluasi penugasan
beberapa soal
pertanyaan

Guru memberikan
tugas rumah

54

Kurang mampu
Tidak/belum
ditampilkan

tindak lanjut selama


menutup pelajaran

SKOR=
MAKS= SKOR 4 x 4 =

8
16

Persentasi kemunculan dari ke-4 fokus observasi =


Fokus observasi yang tidak ditampilkan (tidak muncul), yaitu nomer tidak ada
Kesan umum yang dapat di catat dari penampilan praktikan presenter: cukup
menguasai
2.1.8 Data hasil observasi dan asesmen keterampilan membimbing diskusi
kelompok kelompok kecil
Nama Praktikan Observer
: Wahyu Cahya Kumala
NPM
: 0913022071
Jurusan
: Pendidikan MIPA
Program Studi
: Pendidikan Fisika
Nama Praktikan Presenter
NPM
Jurusan
Program Studi

:
:
:
:

Roslina
0313022034
Pendidikan MIPA
Pendidikan Fisika

Nila Praktikum Praktikan presenter,


20
x 4 0,9
88
Pengusaan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil praktikan presenter
dengan kualitas: Kurang Baik
Rekaman data hasil observer dan asesmen
Item
Kualitas
Pertanyaan/Pernyataan
Sekor
berdasarkan hasil
Keterangan
Observer(focus
0-4
Observasi
observer)
1
2
3
4
1. Apakah tujuan diskusi Sangat jelas
1
Guru memberikan LKS
dirumuskan secara
setelah menjelaskan
Jelas
jelas?
materi tanpa
Cukup jelas
merumuskan tujuan
Kurang jelas
diskusi dengan jelas
Tidak/belum
ditampilkan
2. Cara guru merumuskan Sangat baik
0
Tidak menampilkan
N

55

Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak/belum
ditampilkan
Bagaimana guru
Sangat baik
menandai hal-hal yang Baik
tidak relevan jika terjadi Cukup baik
penyimpangan?
Kurang baik
Tidak/belum
ditampilkan
Bagaimana guru
Sangat baik
merangkum hasil
Baik
pembicaraan pada saat- Cukup baik
saat tertentu.
Kurang baik
Tidak/ belum
menampilkan
Bagaimana guru
Sangat jelas
menguraikan kembali Baik
atau merangkum urutan Cukup baik
pendapat peserta.
Kurang baik

Tidak/belum
ditampilkan
Bagaimana cara guru
Sangat baik
mengajukan pertanyaan Baik
yang pada anggota
Cukup baik
kelompok tentang
Kurang baik
pendapat anggota lain.

Tidak/belum
ditampilkan
Bagaimana guru
Sangat baik
menguraikan gagasan Baik
kelompok dengan
Cukup baik
memberi tambahan
Kurang baik
informasi.
Tidak/belum
ditampilkan
Bagaimana guru
Sangat baik
meneliti alasan yang
Baik
dikemukakan peserta
Cukup baik
diskusi sehingga dia
Kurang baik
kini punya dasar yang
Tidak/belum
kuat.
ditampilkan
Bagaimana guru
Sangat baik
memperjelas hal-hal
Baik
yang disepakati dan
kembali masalah, jika
terjadi penyimpangan.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Belum menampilkan

Guru tidak memberikan


kesempatan kepada
masing-masing
kelompok untuk
menyimpulkan

Tidak Menampilkan

Tidak Menampilkan

Belum menampilkan

Belum menampilkan

Mengajak siswa untuk


berpartisipasi

56

Cukup baik
Kurang baik
Tidak/belum
ditampilkan
10. Bagaiman guru
Sangat baik
mengajukan
Baik
pertanyaan kunci
Cukup baik
untuk menentang
Kurang baik
siswa berpikir?
Tidak/belum
ditampilkan
11. Bagaimana ketepatan Sangat tepat
guru memberikan
Tepat
contoh pada saat
Cukup tepat
diperlukan?
Kurang tepat
Tidak/belum
ditampilkan
12. Bagaimana pertanyaan Sangat baik
yang diajukan guru
Baik
untuk menghangatkan Cukup baik
suasana.
Kurang baik
Tidak/belum
ditampilkan
13. Waktu yang diberikan Sangat sesuai
guru untuk
Sesuai
memberikan
Cukup sesuai
kesempatan berpikir. Kurang sesuai
Tidak/belum
ditampilkan
14. Cara guru
Sangat baik
mendengarkan dan
Baik
memperhatikan ketika Cukup baik
siswa mengeluarkan Kurang baik
pendapat.
Tidak/belum
ditampilkan
15. Cara memancing
Sangat baik
pendapat peserta yang Baik
enggan berpartisipasi. Cukup baik
Kurang baik
Tidak/belum
ditampilkan
16. Cara guru memberikan Sangat baik
kesempatan pertama Baik
pada peserta yang
Cukup baik
enggan berpartisipasi.
yang tidak disepakati.

Belum memunculkan

Tepat antara contoh yang


dibawa dengan materi
yang diberikan.

Guru memberikan lks


untuk melukiskan
bayangan pada cermin
cembung di beberapa
ruang

Cukup sesuai waktu yang


diberikan

Guru mendengarkan
siswa berpendapat
dengan cukup baik secara
bersama-sama

Tidak menampilkan

Tidak menampilkan

57

Kurang baik
Tidak/belum
ditampilkan
17. Bagaimana guru
Sangat bijaksana
membatasi siswa yang Bijaksana
memonopoli
Cukup bijaksana
pembicaraan.
Kurang bijaksana
Tidak ditampilkan
18. Cara guru mendorong Sangat baik
siswa untuk
Baik
mengomentari
Cukup baik
pendapat temannya.
Kurang baik
Tidak/belum
ditampilkan
19. Cara guru meminta
Sangat baik
pendapat siswa jika
Baik
terjadi jalan buntu.
Cukup baik
Kurang baik
Tidak/belum
ditampilkan
20. Bagaimana guru
Sangat baik
merangkum hasil
Baik
diskusi.
Cukup baik
Kurang baik
Tidak/belum
ditampilkan
21. Kejelasan gambaran Sangat baik
tindak lanjut yang
Baik
diberikan guru.
Cukup baik
Kurang baik
Tidak ditampilkan
22. Cara guru melibatkan Sangat baik
siswa untuk menilai
Baik
jalannya diskusi yang Cukup baik
telah berlangsung.
Kurang baik
Tidak/ belum
menampilkan
SKOR=
MAKS= SKOR 22 x 4 =

Belum menampilkan

Belum menampilkan

Belum menampilkan

Seharusnya guru
menanyakan bukan
memberikan arahan apa
yang harus disimpulkan

Dengan memberikan
rumus yang mudah
diingat, siswa dapat
menentukan letak
bayangan

Cukup baik dalam


melibatkan siswa dalam
diskusi

20
88

10
100% 45%
Persentasi kemunculan dari ke-22 fokus observasi = 22

58

Focus observasi yang tidak ditampilkan (tidak muncul), yaitu nomer:


2,3,5,6,7,8,10,15,16,17,18 dan 19
12

x100 55%
atau sebanyak 22
Kesan umum yang dapat di catat dari penampilan praktikan presenter:
Guru kurang memperhatikan siswa saat diskusi dan siswa dibiarkan untuk
mengejakan sendiri tanpa bimbingan selain itu guru sibuk sendiri didepan kelas.
2.1.9 Data berdasarkan diskusi umpan balik keterampilan mengelola kelas
Nama Praktikan Observer
NPM
Jurusan
Program Studi

: Wahyu Cahya Kumala


: 0913022071
: P. MIPA
: Pendidikan Fisika

Nama Praktikan Presenter


NPM
Jurusan
Program Studi

: Roslina
: 0313022034
: P. MIPA
: Pendidikan Fisika
SKOR 4 15 4 1,15
N
SKORMAKS
52
Nilai praktikum praktikan presenter,

Penguasaan Keterampilan Mengelola Kelas praktikan presenter dengan kualitas :


Kurang Baik
Rekaman Data Hasil Observasi dan Asesmen:
Kualitas
Item Pertanyaan/ Pernyataan
berdasarkan
Observasi (fokus observasi)
Hasil Observasi
1
2
1. Bagai mana penunjukkan
Sangat baik
sikap tanggap guru,
Baik
misalnya: cara memandang
Cukup baik
secara seksama, mendekati,
Kurang baik
memberikan pernyataan atau Tidak/belum
memberi reaksi terhadap
menampilkan
gangguan di dalam kelas?
2. Bagaimana Guru membagi
Sangat baik
perhatian baik secara visual Baik
maupun verbal?
Cukup baik
Kurang baik
Tidak/belum
menampilkan
3. Bagiamana guru memusatkan Sangat baik
perhatian kelompok.?
Baik

SKOR
04

Keterangan

Guru
mendekati
siswa ketika
diawal dan
selanjutnya
guru
menjelaskan
Guru
memandang
siswa secara
menyeluruh
Kelompok
seperti sibuk

59

4.

5.

6.

7.

Cukup baik
Kurang baik
Tidak/belum
Menampilkan
Bagaimana kejelasan guru
Sangat baik
memberi petunjuk untuk
Baik
ketertiban kelas?
Cukup baik
Kurang baik
Tidak/belum
menampilkan
Kebijaksanaan guru waktu
Sangat baik
memberikan teguran untuk
Baik
mengkondisikan kelas
Cukup baik
Kurang baik
Tidak/belum
menampilkan
Cara guru memberikan
Sangat baik
penguatan di saat yang
Baik
diperlukan dalam
Cukup baik
pemeliharaan kondisi belajar Kurang baik
Tidak/belum
menampilkan
Kemampuan guru
Sangat baik
mengajarkan tingkah laku
Baik
baru yang diinginkan dengan Cukup baik
cara memberi contoh dan
Kurang baik
bimbingan,
Tidak/belum
menampilkan

8. Kemampuan guru
meningkat-kan munculnya
tingkah laku siswa yang baik
dengan memberikan
penguatan
9. Kemampuan guru
mengurangi munculnya
tingkah laku yang kurang
baik dengan memberi
hukuman.
10. Bagaimana guru
memanfaatkan kelompok
untuk mendiskusikan
masalah pengelolaan kelas

Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak/belum
menampilkan
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak/belum
menampilkan
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik

sendiri dan
guru pun
tidak
memandu
Siswa sudah
tertib dengan
sendirinya.

Siswa telah
tertib dengan
sendiri

Guru kurang
memberi
penguatan
dari hasil
analisa siswa

Guru tetap
tenang
meskipun
diawal
sempat
seperti
kebingungan
Siswa sudah
dalam
kondisi yang
baik

Siswa sudah
tertib/tidak
ada masalah
pada siswa

Guru
memberikan
tiap-tiap
kelompok

60

yang muncul?

Tidak/belum
menampilkan

11. Memperlancar tugas-tugas


dengan cara mengusahakan
terjadinya kerjasama dan
memantapkan standar serta
prosedur kerja
12. Bagaimana guru
memelihara kegiatan
kelompok, dengan cara
memelihara dan
memulihkan semangat,
menangani konflik yang
timbul, serta memperkecil
masalah yang timbul.
13. Bagaimana cara guru
menemukan dan mengatasi
tingkah laku yang
menimbulkan masalah

Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak/belum
menampilkan
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak/belum
menampilkan

Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak/belum
menampilkan
SKOR =
SKOR MAKS = 13 X 4 =

22
52

tugas yang
dikerjakan
masingmasing
anggota tiap
kelompok
Guru
meminta
siswa untuk
berdiskusi
dalam
kelompok
Guru sibuk
sendiri saat
siswa
melakukan
diskusi

Tidak ada
tingkah laku
siswa yang
bermasalah
-

8
x100% 61,5%
Persentasi kemunculan dari ke-13fokus observasi 13
Fokus observasi yang tidak ditampilkan (tidak muncul), yaitu nomor: 4,5,8,9 dan
13
Kesan umum yang dapat di catat dari penampilan praktikan presenter:
Guru belum/tidak memunculkan sikap ketika ada siswa yang ribut karena siswa
sudah kondusif.

2.1.10 Data berdasarkan diskusi umpan balik keterampilan membelajarkan


kelompok kecil dan individual
Nama Praktikan Observer
NPM
Jurusan
Program Studi

: Wahyu Cahya Kumala


: 0913022071
: P. MIPA
: Pendidikan Fisika

Nama Praktikan Presenter

: Roslina

61

NPM
Jurusan
Program Studi

: 0313022034
: P. MIPA
: Pendidikan Fisika

Nilai praktikum praktikan presenter,

SKOR

SKORMAKS

27
4 1,28
84

Penguasaan Keterampilan Membelajarkan Kelompok Kecil dan Individual


praktikan presenter dengan kualitas: Kurang Baik
Rekaman Data Hasil Observasi dan Asesmen:
Item Pertanyaan/
Kualitas
SKOR
Pernyataan
berdasarkan
Keterangan
04
Observasi (fokus observasi)
Hasil Observasi
1
2
3
4
1. Bagaimana suasana
Ada siswa yang
Sangat Hangat
kehangatan yang
kurang
Hangat
diciptakan guru dalam
memperhatikan
Cukup Hangat
2
menyampaikan materi
dengan
Kurang Hangat
seksama
Tidak/belum
menampilkan
2. Seberapa baik guru
Guru
Sangat baik
mampu mendengarkan
mendengakan
Baik
gagasan yang
gagasan namun
Cukup baik
2
dikemukakan oleh siswa
responnya
Kurang baik
hanya ya
Tidak/belum
menampilkan
3. Seberapa baik respon
Guru kurang
Sangat baik
positif yang diberikan
antusias
Baik
guru terhadap gagasan
terhadap siswa,
Cukup baik
2
yang dikemukakan siswa
seperti pasrah
Kurang baik
dengan
Tidak/belum
jawaban siswa
Menampilkan
4. Bagaimana kemampuan
Guru
Sangat Mampu
guru dalam menumbuhkan Mampu
memberikan
rasa saling mempercayai
materi dan
Cukup Mampu
3
antara guru dan siswa
menjelaskanny
Kurang Mampu
a
Tidak/belum
menampilkan
5. Bagaimana kesiapan guru Sangat Siap
1
Diawal guru
dalam menyampaikan
tampak
Siap
materi tanpa mendominasi Cukup Siap
bingung dan
pelajaran
guru
Kurang Siap
mendominasi
Tidak/belum
pelajaran

62

menampilkan
6. Bagaimana kemampuan
guru dalam memahami
situasi yang sedang
dialami siswa serta dapat
mengendalikannya
7. Bagaimana Kualitas guru
dalam mengorientasi
siswanya secara umum

8. Bagaimana kemampuan
guru dalam
memvariasikan kegiatan
kepada siswa

9. Seberapa menarik variasi


kegiatan yang dibuat oleh
guru

Sangat Mampu
Mampu
Cukup Mampu
Kurang Mampu
Tidak/belum
menampilkan
Sangat Berkualitas
Berkualitas
Cukup Berkualitas
Kurang
Berkualitas
Tidak/belum
Menampilkan
Sangat Mampu
Mampu
Cukup Mampu
Kurang Mampu
Tidak/belum
Menampilkan
Sangat Menarik
Menarik
Cukup Menarik
Kurang Menarik
Tidak/belum
menampilkan

10. Bagaimana kemampuan


guru dalam
mengkombinasikan
anggota dalam tiap
kelompok

Sangat Mampu
Mampu
Cukup Mampu
Kurang Mampu
Tidak/belum
menampilkan

11. Kecakapan seorang guru


dalam
mengkoordinasikan
kegiatan

Sangat Cakap
Cakap
Cukup Cakap
Kurang Cakap
Tidak/belum
menampilkan

12. Kepedulian guru dalam

Sangat Peduli

dengan
menjelaskan
diawal.
Guru tidak
memberi
kesempatan
siswa untuk
bertanya
Guru hanya
mengorientasi
kepada siswa
tertentu saja
sehingga hanya
siswa itu saja
yang aktif
Guru
memberikan lks
untuk
memvariasikan
kegiatan belajar
Variasi yang
diberikan guru
cukup menarik
yaitu dengan
memberikan lks
untuk
melukiskan
bayangan
Terlihat bahwa
tiap kelompok
terdapat siswa
yang aktif dan
tidak
Guru hanya
menyuruh
untuk
mengerjakan
soal tanpa
memberikan
bimbingan
terlebih dahulu
Guru hanya

63

setiap tugas yang


diberikan kepada siswa

13. Bagaimana kemampuan


guru mengakhiri
kegiatan dalam bentuk
penyampain laporan dan
kesepakatan?

14. Kemampuan guru


memberikan penguatan
yang sesuai

didepan dan
tidak melihat
kerja siswa
dalam diskusi
kelompok

Peduli
Cukup Peduli

Kurang Peduli
Tidak/belum
menampilkan
Sangat Mampu
Mampu
Cukup Mampu
Kurang Mampu
Tidak/belum
menampilkan
Sangat Mampu
Mampu
Cukup Mampu
Kurang Mampu
Tidak/belum
Menampilkan

15. Kemampuan guru


Sangat Mampu
mengembangkan
Mampu
supervisi proses awal
Cukup Mampu
yang mencakup sikap
Kurang Mampu
tanggap terhadap
Tidak/belum
keadaan siswa pada awal
menampilkan
kegiatan,
16. Kemapuan
Sangat Mampu
mengembangkan
Mampu
supervisi proses lanjut
Cukup Mampu
yang berupa bantuan
Kurang Mampu
yang diberikan secara
Tidak/belum
selektif, misalnya
menampilkan
berupa: pembelajaran
tambahan, bila perlu,
melibatkan diri sebagai
peserta diskusi,
memimpin diskusi, jika
perlu, dan bertindak
sebagai katalisator,
17. Kemampuan guru
Sangat Mampu
mengadakan supervisi
Mampu
pemanduan dengan cara Cukup Mampu
mendekati setiap
Kurang Mampu
kelompok/perorangan
Tidak/belum
Menampilkan
18. Kesiapan guru dalam
Sangat Siap

Guru cukup
mampu
mengakhiri
kegiatan
dengan
bersama-sama
siswa membuat
kesimpulan
Guru kurang
mampu
membuat
penguatan,
penguatan
hanya berupa
kata Ya
Guru
menanyakan
kesiapan siswa
untuk memulai
pembelajaran
Tidak
menampilkan

Tidak
menampilkan
0

Tujuan

64

memulai materi dan


mengkomunikasikan
tujuan pembelajaran

19. Kualitas perencanaan


kegiatan belajar guru

Siap
Cukup Siap
Kurang Siap
Tidak/belum
menampilkan
Sangat Berkualitas
Berkualitas
Cukup Berkualitas
Kurang
Berkualitas
Tidak/belum
menampilkan

20. Kemampuan
mengkomunikasikan
pemecahan masalah
yang dihadapi siswa
dalam kegiatan belajar

Sangat Mampu
Mampu
Cukup Mampu
Kurang Mampu
Tidak/belum
menampilkan

21. Pemberian nilai yang


tepat kepada siswa
sesuai dengan
kemampuannya

Sangat tepat
tepat
Cukup tepat
Kurang tepat
Tidak/belum
menampilkan

pembelajaran
tidak di
ucapkan pada
awal

SKOR
=
SKORMAKS = 21X 4
=

Perencanaan
kegiatan guru
kurang
berkualitas,
hendaknya guru
tidak
mendominasi
pembelajaran
Karena tidak
adanya siswa
yang bertanya,
terlihat tidak
ada permasalah
yang dihadapi
siswa
Tidak ada
pemberian nilai
+ bagi siswa
yang mampu
menjawab/aktif

49

84

16
x100% 76,2%
Persentasi kemunculan dari ke-21 fokus observasi 21
Fokus observasi yang tidak ditampilkan (tidak muncul), yaitu nomor: 16, 17, 18,
20 dan 21
Kesan umum yang dapat di catat dari penampilan praktikan presenter:
Guru terlalu mendominasi saat kegiatan pembelajaran dan ketika diskusi guru
tidak melibatkan diri sebagai peserta diskusi, memimpin diskusi, jika perlu, dan
bertindak sebagai katalisator sehingga siswa malah dibiarkan sendiri.

2.1.11 Data berdasarkan diskusi umpan balik keterampilan memanfaatkan


TKI
Nama Praktikan Observer

: Wahyu Cahya Kumala

65

NPM
Jurusan
Program Studi

: 0913022071
: P. MIPA
: Pendidikan Fisika

Nama Praktikan Presenter


NPM
Jurusan
Program Studi

: Roslina
: 0313022034
: P. MIPA
: Pendidikan Fisika

Nilai praktikum praktikan presenter,


SKOR 4 0 4 0
N
SKORMAKS
36
Penguasaan Keterampilan Memanfaatkan TKI praktikan presenter dengan
kualitas: Tidak Menampilkan TKI
Rekaman Data Hasil Observasi dan Asesmen:
Kualitas
Item Pertanyaan/ Pernyataan
SKOR
berdasarkan
Keterangan
Observasi (fokus observasi)
04
Hasil Observasi
1
2
3
4
1. Menggunakan TKI sehingga Sangat kaya
Tidak
muatan isi pesan
menampilkan
Kaya
pembelajaran menjadi.......... Cukup Kaya
Kurang kaya
Tidak/belum
menggunakan TKI
untuk sumber bahan
pembelajaran
2. Kemudahan mengakses dan Sangat mudah
memilih bahan pembelajaran mudah
oleh siswa.
Cukup mudah
sulit
Tidak /belum
menggunakan
TKI untuk akses
bahan
pembelajaran
3. Kemenarikan TKI yang
Sangat menarik
digunakan.
menarik
Cukup menarik
Kurang menarik
Tidak/belum
menggunakan
TKI untuk
meningkatkan
kemenarikan

Tidak
menampilkan
TKI
0

Tidak
menggunakan
TKI

66

4. Kelengkapan teks, gambar,


foto, ilustrasi, flowchart,
bagan, efek suara, suara
narasi, video klip, yang
digunakan sebagai isi pesan
pembelajaran

5. Faktualitas teks, gambar,


foto, ilustrasi, flowchart,
bagan, efek suara, suara
narasi, video klip, yang
digunakan sebagai isi pesan
pembelajaran

6. Kekinian teks, gambar,foto,


ilustrasi, flowchart, bagan,
efek suara, suara narasi,
video klip, sebagai isi pesan
pembelajaran

7. Intensifitas interakasi gurumedia-murid dalam


penggunaan TKI

8. Kemudahan pengulangan
pembelajaran dengan
pemanfaatan TKI

pembelajaran
Sangat lengkap
lengkap
Cukup lengkap
Kurang lengkap
Tidak/belum
menggunakan
TKI untuk
pelengkapan isi
pesan
pembelajaran
Sangat faktual
faktual
Cukup faktual
Kurang faktual
Tidak/belum
menggunakan
TKI untuk lebih
memfaktualkan
isi pesan
pembelajaran
Sangat baru
baru
Cukup baru
Kurang baru/lama
Tidak/belum
menggunakan
TKI untuk mengupdateisi pesan
pembelajaran
Sangat Intensif
Intensif
Cukup intensif
Kurang intensif
Tidak/belum
menggunakan
TKI untuk
intensifikasi
keinteraktifan
pembelajaran
Sangat mudah
mudah
Cukup mudah
sulit
Tidak /belum

Tidak
menggunakan
TKI
0

Tidak
menggunakan
TKI
0

Tidak
menggunakan
TKI
0

Tidak
menggunakan
TKI
0

Tidak
menggunakan
TKI

67

menggunakan TKI
untuk pengulangan
pembelajaran
9. Kemudahan memberikan
Sangat mudah
asesmen dan umpan balik
mudah
dalam pembelajaran dengan Cukup mudah
pemanfaatan TKI
sulit
Tidak /belum
menggunakan
TKI untuk
pengulangan
pembelajaran
SKOR =
SKORMAKS = 9 X 4 =

Tidak
menggunakan
TKI
0

0
36

0
x100% 0%
Persentasi kemunculan dari ke-9 fokus observasi 9
Fokus observasi yang tidak ditampilkan (tidak muncul), yaitu nomor:
1,2,3,4,5,6,7,8 dan 9
Kesan umum yang dapat di catat dari penampilan praktikan presenter:
Guru tidak menampilkan TKI yang mungkin dapat mempermudah pemahaman
siswa

2.1.12

Data Profil Keterampilan Generik Presentasi Pembelajaran Mikro

Data praktikan penyaji pembelajaran mikro


Nama Praktikan

: Roslina

NPM

: 0313022034

Program Studi

: Pendidikan Fisika

Jurusan

: P.MIPA

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Isi Pesan Pembelajaran


Bidang Studi

: Fisika

Jenjang Sekolah

: SMA/MA

Standar Kompetensi : 3. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik


Kompetensi Dasar

: 3.1 Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan


kuantitatif

68

N0 Kode

Keterampilan Dasar

KD 1-1

KD 3

Bertanya Tingkat
Dasar
Bertanya Tingkat
Lanjut
Memberikan
Penguatan
Mengadakan Variasi

KD 4

Memberi penjelasan

KD 5-1

Membuka pelajaran

1,5

KD 5-2

Menutup
pembelajaran
Membimbing Diskusi
Kelompok Kecil
Mengelola Kelas

KD 1-2
KD 2

KD 6
KD 7
KD 8
KD 9

Membelajarkan
Kelompok kecil dan
individu
Memanfaatkan
Teknologi
komunikasi dan
Informasi (TKI)
dalam pendidikan
Keterampilan generik
memberikan
pembelajaran=rerata
nilai keterampilan
dasar

Nilai
Kuantitatif
Skala 0-4
1,77
1,5
1,6
2

2
0,9
1,15
1,28
0

1,33

Nilai Kualitatif
Cukup Baik/Cukup
Terampil
Cukup
Baik/Terampil
Cukup Baik/Cukup
Terampil
Cukup Baik/Cukup
Terampil
Kurang
Baik/Terampil
Cukup
Baik/Terampil
Cukup Baik/Cukup
Terampil
Kurang
Baik/Terampil
Kurang
Baik/Terampil
Kurang
Baik/Terampil
Tidak menampilkan

Kurang
Baik/Terampil

69

BAB III. PROFIL PENAMPILAN GENERIK MEMBERIKAN


PEMBELAJARAN MIKRO

3.1 Profil penampilan generik memberikan pembelajaran mikro presenter


(Roslina) oleh kelompok observer.

PROFIL PENAMPILAN PRESENTER ROSLINA


2.5
2
1.5
1
0.5
0

70

BAB IV. PEMBAHASAN DATA DAN PROFIL KETERAMPILAN


GENERIK MEMBERIKAN

PEMBELAJARAN MIKRO
4.1 Pembahasan data dan profil Roslina
Pembelajaran adalah perbuatan kompleks yang merupakan pengintegrasian secara
utuh berbagai komponen kemampuan dasar memberikan pembelajaran.
Komponen kemampuan tersebut berupa pengetahuan, keterampilan, serta sikap
dan nilai. Agar guru dapat membentuk pengetahuan, sikap dan nilai dapat dimulai
dengan mengamati dan mengobservasi, membandingkan antara pernyataan
dengan praktik, menilai berdasarkan argumen serta memberi saran.
Adapun kemampuan generik memberikan pembelajaran merupakan
pengintegrasian 9 keterampilan dasar memberikan pembelajaran, meliputi :
1. bertanya
2. memberi penguatan
3. mengadakan variasi
4. menjelaskan
5. membuka dan menutup pembelajaran
6. membimbing diskusi kelompok kecil
7. mengelola kelas
8. membelajarkan kelompok kecil
9. menggunakan TKI (teknologi komunikasi dan informasi)
Pada praktikum 1 ini, kami mengobservasi, menilai, memberikan argumen,
menghitung nilai dan membuat profil keterampilan generik (9 keterampilan dasar)
memberikan pembelajaran untuk tayangan rekaman video klip presentasi

71

pembelajaran mikro. Adapun praktikan yang menyajikan presentasi pembelajaran


mikro tersebut adalah Roslina. Pada tayangan tersebut, praktikan menyajikan
materi pokok Cahaya dengan sub materi pokok yaitu Cermin Cekung.
Setelah diadakan penilaian dengan memberikan argumen dan menghitung
nilainya, dapat disimpulkan bahwa praktikan kurang baik dalam melakukan
kegiatan pembelajaran, guru kurang peduli terhadap siswa dan guru mendominasi
kegiatan belajar mengajar sehingga siswa kurang aktif. Banyak kegiatan yang
harus di lakukan perbaikan yaitu pada kompetensi dasar memberikan penjelasan,
membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, membelajarkan kelompok
kecil dan menampilkan TKI. Presenter dalam hal ini sangat kecil nilainya. Guru
kurang variatif dalam kegiatan pembelajaran sehingga perlu diperhatikan dalam
membuat perencanaan pembelajaran agar kegiatan pembelajaran tidak monoton
dan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam berfikir.
Hal ini dapat dilihat dengan jelas pada data profil penampilan generik
memberikan pembelajaran pada bab Bab II dan profil (bagan) pada Bab III.
Namun ada beberapa hal yang masih kurang dan perlu adanya perbaikan yaitu
berkaitan dengan keterampilan:
Bertanya
Guru kadang masih kurang jelas menyampaikan pertanyaan kepada siswa.
memberi penguatan
dalam hal ini, praktikan/presenter masih sangat kurang memberikan
penguatan verbal
memberi penjelasan
dalam hal ini praktikan/presenter masih kurang mendefinisikan istilahistilah teknis yang belum dimengerti siswa sehingga siswa kurang
memahami apa yang disampaikan guru (praktikan) dan guru mendominasi
kegiatan pembelajaran
membimbing diskusi kelompok kecil
guru/presenter tidak membimbing siswa saat siswa melakukan diskusi
kelompok keil
mengelola kelas

72

guru/presenter tidak menampilkan teguran kepada siswa yang


menimbulkan masalah karena kondisi kelas sudah kondusif.
Secara keseluruhan praktikan (Roslina) kurang terampil dalam memberikan
pembelajaran karena semua keterampilan dasar dalam memberikan pembelajaran
masih banyak yang harus diperbaiki.

73

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan hasil observasi untuk presenter Roslina


Ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum kali ini adalah:
1. Dalam memberikan pembelajaran harus mencakup 9 keterampilan dasar,
yaitu :
a. Bertanya
b. memberi penguatan,
c. mengadakan variasi,
d. menjelaskan,
e. membuka dan menutup pembelajaran,
f. membimbing diskusi kelompok kecil,
g. mengelola kelas, serta
h. membelajarkan kelompok kecil dan individual.
i. menggunakan TKI (teknologi komunikasi dan informasi)
2. Guru harus memperhatikan langkah-langkah dalam membuat perencanaan
pembelajaran agar guru tidak mendominasi dalam kegiatan pembelajaran.
3. Guru harus menggunakan suara yang jelas dengan intonasi yang tepat dalam
menyampaikan pertanyaan kepada siswa.
4. Guru harus mampu memberikan pertanyaan hierarki (dari pertanyaan yang
sederhana bertingkat ke pertanyaan yang lebih kompleks) sehingga siswa akan
lebih aktif berpikir.
5. Kemerataan. penyampaian pertanyaan harus diperhatikan oleh guru dalam
pembelajaran
6. Kondisi kelas yang kondusif menentukan kenyamanan dalam kegiatan belajar
dan mengajar.
7. Variasi dalam pembelajaran sangat penting dilakukan untuk mengurangi
kebosanan siswa dalam belajar.

74

8. Guru seharusnya menggunakan media TKI agar siswa bisa lebih memahami
materi yang disampaikan.

5.2. Saran untuk meningkatkan keterampilan generik memberikan pelajaran


untuk Roslina sebagai presenter
Untuk presenter agar meningkatkan keterampilan generik memberikan
pembelajaran
1. Persiapkan materi yang akan disampaikan.
2. Baca dan pahami 9 keterampilan dasar beserta instrumen penilaiannya
sehingga dapat memberikan pembelajaran yang memenuhi keterampilan
generik dalam mengajar.
3. Bekerja sama dengan kelompok anda untuk menciptakan suasana kelas
yang kondusif dalam mengajar sehingga semua keterampilan dasar dapat
terpenuhi
5.3. Saran untuk perbaikan penyelenggaraan praktikum observasi
Adapun perbaikan penyelenggaraan praktikum observasi yaitu :
1.

Hendaknya praktikum observasi dilakukan pada lebih dari 1 presenter


sehingga observer dapat melakukan perbandingan antara presenter yang satu
dengan presenter yang lain.

75

DAFTAR PUSTAKA

Suyanto, Eko. 2009. Panduan Praktikum Micro Teaching. Bandar Lampung :


Universitas Lampung
http://blog.unila.ac.id/sunyono/files/2009/06/keterampilan-generik.pdf
http://blog.unila.ac.id/sunyono/files/2009/06/keterampilan_dasar_mengajar.pdf
miftachr.blog.uns.ac.id/2009/11/.../keterampilan-dasar-mengajar/

76

Anda mungkin juga menyukai