PENDEKATAN-PENDEKATAN PERISTIWA
DAN PERILAKU DALAM AKUNTANSI
1.
PENDEKATAN PERISTIWA
1. 1
setelah adanya suatu perbedaan pendapat yang terjadi diantara anggota dari
Committee of american Accounting Assotiation yang mengeluarkan sebuah statement
of basic accounting teory. Mayoritas komite mendukung pendekatan nilai untuk
akuntansi sedangkan hanya satu anggota yaitu George Sorter yang mendukung
pendekatan peristiwa.
Kelompok Nilai
Kelompok nilai yang juga disebut sebagai kelompok kebutuhan dari para
pengguna telah cukup diketahui untuk memungkinkan dilakukannya pengambilan
suatu teori akuntansi yang memberikan input optimal bagi model-model keputusan
tertentu. Model akuntansi konvensional yang didasarkan atas pendekatan nilai
memiliki kelemahan-kelemahan, antara lain:
a. Dimensinya terbatas. Kebanyakan pengukuran-pengukuran akuntansi dinyatakan
dalam suatu moneter-suatu praktik yang menghalangi pemeliharaan dan penggunaan
produktivitas, kinerja, keandalan, dan data mulitidimensional lainnya.
b. Rencana-rencana klasifikasinya tidaklah selalu tepat. Daftar akun untuk sebuah
perusahaan tertentu mencerminkan seluruh kategori dimana informasi yang berkaitan
dengan transaksi-transaksi ekonomi dapat dicatat. Hal ini sering kali mengakibatkan
tertinggalnya data, atau dirahasiakan dengan suatu cara yang menyembunyikan sifat
transaksinya dari para nonakuntansi.
c. Tingkat agregasiinformasinya terlalu tinggi. Data akuntansi digunakan oleh para
pengambil keputusan yang sangat bervariasi, masing-masing membutuhkan tingkat
disimpan
dalam
bentuk
sesederhana
mungkin
untuk
kemudian
peristiwa juga mengasumsikan bahwa tingkat pengumpulan dan evaluasi dari data
akuntansi akan ditentukan oleh pengguna, mengingat fungsi kerugian dari para
pengguna. Jika pengguna mengumpulkan dan mengevaluasi data berdasarkan
peristiwa pasa saat ini, maka kesalahan-kesalahan pengukuran, bias dan kerugian
informasi yang dihasilkan oleh usaha-usaha yang dilakukan akuntan untuk menyamai,
membagikan beban, menciptakan nilai-nilai dan informasi agregat ke dalam laporan
keuangan dapat dihindari.
1.2
keuangan perusahaan pada satu titik tertentu di satu waktu. Dalam pendekatan
peristiwa, neraca dianggap sebagai suatu komunikasi tidak langsung dari seluruh
peristiwa-peristiwa akuntansi yang relevan bagi perusahaan sejak ia dibentuk. Sorter
mengusulkan definisi operasional berikut ini dalam pembuatan suatu neraca ketika
pendekatan peristiwa dipergunakan: Suatu neraca hendaknya dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat memaksimalkan kemungkinan penyusunan kembali peristiwaperistiwa yang akan dikumpulkan. Definisi Sorter memiliki arti bahwa seluruh
angka-angka agregat di dalam neraca dapat dipilah-pilah untuk menunjukkan seluruh
peristiwa yang telah terjadi sejak pendirian perusahaan.
Dalam pendekatan nilai, laporan laba rugi dianggap sebagai suatu indikator
bagi kinerja keuangan dari sebuah perusahaan pada satu periode tertentu. Dalam
pendekatan peristiwa, laporan laba rugi dianggap sebagai komunikasi langsung
mengenai peristiwa-peristiwa operasional yang terjadi selama periode tersebut. Sorter
mengusulkan aturan operasional berikut ini ketika diterapkan pendekatan peristiwa:
Tiap peristiwa hendaknya diuraikan dalam sebuah acar yang memfasilitasi
peramalan dari peristiwa yang sama di periode waktu yang akan datang mengingat
adanya perubahan-perubahan eksogenus.
Dalam pendekatan nilai, laporan arus kas dianggap sebagai suatu penyajian
mengenai perubahan kas. Dalam pendekatan peristiwa, laporan arus kas dianggap
sebagai suatu penyajian peristiwa-peristiwa keuangan dan investasi. Dengan kata lain,
relevasi peristiwa menentukan pelaporan dari suatu peristiwa di dalam laporan arus
kas dari pada autputnya pada arus kas.
1.3
Teori peristiwa normatif dari akuntansi secara tentatif dirangkum sebagai berikut:
Agar pihak-pihak yang memiliki kepentingan pemegang saham, karyawan,
manajer, pemasok, pelanggan, badan-badan pemerintahm dan yayasan dapat
meramalkan dengan lebih baik masa depan dari organisasi-organisasi sosial
(rumah tangga, bisnis, pemerintah, dan oara filantropi) atribut (karakteristik)
yang paling relevan dari peristiwa-peristiwa penting (internal lingkungan dan
transaksional) yang memengaruhi organisasi diagregatkan (secara sementara
dan per bagian) untuk penyajian berkala yang bebas dari bias dalam
pengambilan kesimpulan
Jadi, Tujuan dari teori peristiwa normatif dari akuntansi adalah untuk
maksimalkan keakuratan peramalan laporan-laporan akuntansi dengan berfokus pada
atribut-atribut yang paling relevan dari peristiwa-peristiwa yang sangat penting bagi
pengguna. Teori ini meminta adanya:
1. Suatu taksonomi yang eksplisit dari peristiwa-peristiwa nyata yang harus
dilaporkan oleh akuntan.
2. Perencanaan klasifikasi yang lebih efektif dengan referensi khusus pada labellabel yang memungkinkan untuk mengaitkan peristiwa tertentu dengan
peristiwa lain yang berhubungan.
3. Pembuatan struktur sistem informasi akuntansi berbasis peristiwa
1.4
memanipulasi data.
Model jaringan. Didasarkan atas konsep akuntansi multidimensional yang
disampaikan oleh Ijiri dan Charnes, Colantoni dan Cooper. Model ini
menggunakan sebagai input database yang pada awalnya belum terstruktur
dan kumpulan pertanyaan atau permintaan data untuk mengembangkan suatu
struktur data hierarkis yang akan meminimalisasi jumlah catatan yang harus
1.5
2.
PENDEKATAN PERILAKU
2.1
2.2
studi-studi penelitian diarea ini telah memeriksa model-model pelaporan dan praktik
pengungkapan untuk menilai pilihan yang tersedia dilihat dari segi relevansi dan
dampaknya pada perilaku. Akan tetapi, karena suatu kerangka kerja teoretis umum
masih belum ditentukan, mengklasifikasikan studi-studi ini merupakan suatu
pekerjaan
yang
sulit
untuk
dilakukan.
Beberapa
penulis
mencoba
untuk
Kesimpulan umum dari studi-studi ini adalah bahwa (1) terdapat beberapa
konsensus antara pengguna dan pembuat sehubungan dengan arti penting
secara relatif dari item-item informasi yang diungkapkan dalam laporan
keuangan, dan (2) pengguna tidak sepenuhnya mengandalkan laporan
keuangan dalam membuat keputusan-keputusan mereka.
menilai
faktor-faktor
utama
yang
menentukan
pengumpulan,
10
2.4
psikologis, fenomena ini telah digunakan dengan cara yang sedikit berbeda oleh para
penelit akuntansi.
Fiksasi fungsional diawali sebagai satu konsep dalam psikologi yang berasal
dari investigasi mengenai dampak dari pengalaman masa lalu pada perilaku manusia.
Dunker memperkenalkan konsep fiksasi fungsional ini untuk menggambarkan peran
negatif dari pengalaman masa lalu. Ia menginvestigasikan hipotesis bahwa
penggunaan sebelumnya suatu objek oleh individu dalam fungsi yang berbeda dengan
yang diminta oleh masalah saat ini akan mengarah pada penemuan suatu penggunaan
yang tepat dan baru dari objek tersebut. Hasil ini mendukung hipotesis fiksasi
fungsional bagi beberapa benda-benda umum, seperti misalnya kontak, tang,
timbangan, dan klip kertas.
Terdapat bermacam-macam konsep untuk hasil-hasil dari fiskal fungsional dalam
akuntansi, yaitu:
12
keterlibatan ego dengan teknik akuntansi yang baru saja dipelajari, subjek
akan memberikan arti penting kepada apa yang dianggap sebagai sesuatu yang
relevan, signifikan, atau bermakna. Hal ini akan menjelaskan beberapa temuan
fiksasi data di mana subjek telah kembali pada penggunaan baik itu metode
yang pertama kali dipelajari (primacy) ataupun metode kedua yang ia pelajari
(recency) sebagai metode yang lebih jelas atau mendasar bagi keterlibatan ego
mereka.
2.5
Perilaku seorang individu dipengaruhi oleh informasi dalam dua cara, yaitu:
1. Melalui penggunaan informasi ketika bertindak sebagai seorang penerima
2. Melalui induksi informasi ketika bertindak sebagai seorang pengirim
Meskipun dampak dari penggunaan informasi umumnya telah diketahui dan
diterima sebagai bagian dari paradigma stimulus respons, fenomena yang lebih baru
mengenai induksi informasi atau induksi sederhana, yang diperkenalkan dalam
akuntansi oleh Prakash dan Rappaport, adalah dimaksudkan untuk mengacu kepada
proses yang kompleks dimana perilaku seorang individu akan dipengaruhi oleh
informasi yang diharuskan untuk ia komunikasikan. Induksi informasi berasal dari
kecenderungan pengirimnya dalam mengantisipasi kemungkinan penggunaan dari
informasi, konsekuensi dari penggunaan tadi, reaksi individu terhadap konsekuensi.
Seperti yang dinyatakan Prakash dan Rappaport:
Antisipasi seorang individu atas konsekuensi dari komunikasi yang ia lakukan
dapat mengarahkannya-sebelum informasi apa pun dikomunikasi dan,
karenanya, bahkan sebelum konsekuensi apa pun timbul-untuk memilih guna
mengubah informasi, atau perilakunya, atau bahkan tujuannya sendiri. Hal ini
adalah proses dari induksi informasi.
Faktor waktu juga dapat mengatur induksi sebagai berikut:
a. Komunikasi
dari
informasi
yang
pada
kenyataannya
merupakan
pengirimnya, atau dianggap seperti itu oleh pengirim informasi, atau berkaitan
dengan suatu hal yang pengirim informasi memiliki ketakutan akan terjadi dan
bahwa penerima informasi pun akan menganggapnya demikian, akan menjadi
sangat kondusif bagi induksi informasi. Kedua, konsekuensi-konsekuensi yang
mencerminkan kemungkinan efek-efek timbal balik pada pengirim informasi
akan sangat kondusif bagi induksi informasi.
b. Konsekuensi-konsekuensi yang mencerminkan kemungkinan efek-efek timbal
balikpada pengirim informasi akan sangat kondusif bagi induksi informasi
Kita melanjutkan dengan mengklasifikasikan secara luas dampak-dampak
timbal balik bagi pengirim informasi yang muncul dari:
3.
2.
dibuat
dengan
basis
isyarat-
isyaratakuntansi.
3. dampak dari karakteristik pekerjaan terhadap pencapaian dan pembelajaran
Penelitian pencatatan kebijakan berfokus pada isu-isu yang berkaitan dengan
konsensus antar pembuat pertimbangan, arti penting secara relatif dari isyarat,
bentuk fungsional dari aturan-aturan keputusan dan wawasan diri pembuat
pertimbangan. Masalah-masalah keputusan yang dilihat dalam penelitian
pencacatan kebijakan termasuk pertimbangan materialitas, evaluasi pengendalian
internal,
kewajaran
peramalan,
pengungkapan
mengenai
ketidakpastian,
Heuristis-heuristis
ini
meliputi
kerepresentatifan,
17
mereka membuat estimasi dengan diawali oleh suatu nilai awal (penyadaran) dan
kemudian menyesuiakan nilai tersebut untuk memberikan jawaban akhirnya.
Penelitian mengenai ditinggalkannya perilaku pengambilan keputusan secara
normatif berfokus pada heuritis dan bias-bias yang pada dasarnya adalah
kepresentatifan dalam pengauditan, penyandaran dalam pengauditan, penyandara
dalam pengendalian manajemen, dan penyandaran dalam analisis keuangan dan
pada kemampuan dari pengambilan keputusan untuk melaksanakan perannya
sebagai evaluator informasi.
3.3 Perilaku Prakeputusan
Perilaku prakeputusan umumnya diuji dengan menggunakan metode
pelacakan proses. Metode ini telah mengalami evolusi dari teori tentang pemecahan
masalah yang dikembangkan oleh Newell dan Simon, yang berpendapat bahwa
manusia memiliki ingatan jangka pendek dengan kapasitas yang terbatas dan ingatan
jangka panjang yang sepertinya tidak terbatas.
Pelacak-pelacak proses cenderung mengandalkan empat metoda dibawah ini :
Pergerakan mata
membuat
mereka
mudah
terpengaruh
oleh
pro[aganda
antidekmokratis. Dua perilaku yang memiliki korelasi pada otoriterianismekelakuan dan ketidaktoleran pada ambiguitas-adalah pencerminan dari gaya
2.
perhatian yang kuat tentang struktur ilmu pengetahuan mengenai ingatan pada
umumnya, dan bagaimana seseorang belajar pada khususnya. Paradigma penelitian ini
juga memengaruhi akuntansi dan audit. Karena perbedaan antara ilme pengetahuna
deklaratif dan ilmu pengetahuan prosedural adalah ekuivalen dengan perbedaan
anatara isi ilmu pengetahuan dan penggunaan tersebut atau antara mengetahui
tentang apa dan mengetahui tentang bagaimana. W.S Waller dan W.L. Felix
menggunakan konsep-konsep ini untuk mengusulkan suatu model tentang bagaimana
seseorang bisa belajar dari pengalamannya.
Tesisnya adalah bahwa belajar dari pengalaman melibatkan pembentukkan dan
pengembangan struktur yang tergeneralisasikan dan mengorganisasikan
pengetahuan deklaratif dan prosendural yang didasarkan atas pengalaman
dalam ingatan jangka panjang. Pengetahun deklaratif diorganisasikan menurut
kategori-kategorinya, yang tergantung pada hubugan-hubungan spasial dan
atau temporal. Pengetahuan prosendural diorganisasikan ke dalam sistemsistem produksi, yaitu hierarki pasangan kondisi-tindakan.
Yang dimaksud oleh model tersebut adalah bahwa skemata dikembangkan
melalui suatu proses bertahap pengabstraksian ilmu pengetahuan dengan wilayah
tertentu berdasarkan atas pengalaman. Oleh karena itu, perbedaan di antara struktur
20
pengetahuan seorang pakar dan seorang yang awam adalah hasil dari perbedaan yang
terjadi dalam pengalaman. Apa yang tampak dari penelitian terhadap para pakar dan
orang awam adalah bahwa para pakar mengambil dan menyimpan potongan informasi
yang lebih lama dari orang awam pada titik waktu mana pun dan untuk suatu
pekerjaan tertentu. Bagian-bagian informasi dikelompokkan dengan lebih baik ke
dalam kategori-kategori yang bermakna dalam suatu potongan oleh para pakar dan
pengingatannya didasarkan pada hubungan-hubungan fungsional.
Pemikiran mengenai skema (struktur atau pola ilmu pengetahuan) telah
digunakan oleh Gibbins dalam membuat dalil-dalil umum, akibat, dan hipotesis
tentang operasi-operasi psikologis dari pertimbagan profesional dalam lingkungan
alami sehari-hari yang dirasakan oleh para akuntan publik. Pertimbangan
profesional dalam akuntan publik digambarkan sebagai proses yang memiliki lima
komponen.
1. Skema atau struktur ilmu pengetahuan yang terakumulasi melalui
2.
3.
4.
5.
diusulkan sebagai suatu latihan dalam persepsi dan kesadaran sosial, yang
membutuhkan baik pertimbangan formal maupun implisit. Input utama dari
proses ini adalah suatu masalah akuntansi atau fenomena yang harus
dipecahkan dan membutuhkan pertimbangan yang mendahului suatu
preferensi atau suatu keputusan. Model tersebut, seperti yang dapat diterapkan
pada akuntansi, terdiri atas langkah-langkah berikut ini:
1.
2.
3.
4.
5.
pertimbangan
6. Mempertimbangkan kembali dan mengintegrasikan informasi yang
diambil dengan informasi baru
7. Proses pertimbangan
21
8. Respons keputusan/tindakan
3.6
dipandang sebagai suatu mekanisme pengaturan adaptif yang menyatukan individuindividu dengan struktur sosial. Mengaplikasikan definisi ini ke dalam penelitian
akuntansi, maka prepsepsi akuntansi di setiap kebudayaan memiliki arti sebagai suatu
instrumen adaptif yang proses pertukaran dengan lingkungan dan analisis dari suatu
kebudayaan akuntansi
c)
sistem kognisi yang diakui bersama. Pikiran manusia oleh karenanya membuat
kebudanyaan-kebudanyaan melalui cara-cara dengan sejumlah aturan dalam jumlah
yang terbatas.
d)
suatu sistem simbol-simbol dan arti diketahui bersama. Menerapkan definisi ini ke
dalam penelitian akuntansi, maka akuntansi dapat dipandang sebagai suatu pola
percakapan atau bahasa simbolis dan analisis dari akuntansi sebagai suatu bahasa.
e)
suatu proyeksi dari infranstruktur universal dari pikiran yang tidak disadari.
Menerapkan definisi ini pada akuntansi, maka akuntansi dapat dipandang di masing22
masing kebudayaan sebagai suatu manifestasi dari proses-proses yang tidak disadari
dan analisis dari proses-proses yang tidak disadari dalam akuntansi.
Diterapkan pada akuntansi, kebudayaan dapat dipandang sebagai medium
akuntansi. Kebudayaan pada intinya menentukan proses pertimbangan/keputusan
dalam akuntansi. Model mengendalikan kebudayaan melalui komponen-komponen,
elemen-elemen dan dimensi-dimensi, menentukan struktur organisasional yang
dipergunakan, perilaku mikro-organisasional, dan fungsi kognitif dari individu
sedemikian
rupa
sehingga
pada
akhirnya
memengaruhi
proses
versus
kolektivism
adalah
suatu
dimensi
yang
sedangkan
di
masyarakat
yang
lemah
penghindaran
23
berbeda
yang
memiliki
potensi
untuk
menentukan
perilaku
4.
24
5. KESIMPULAN
Bab ini telah menguraikan dengan panjang lebar arti dan temuan-temuan
penting dari peristiwa, perilaku, dan pemrosesan informasi manusia ke
perumusan suatu teori akuntansi. Masing-masing pendekatan ini bergantung
pada asumsi-asumsi yang berbeda dan pada metodologi-metodologi baru dan
cara-cara yang unik dalam memandang masalah-masalah akuntansi dan
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Setiap pendekatan mulai menggunakan
atribut-artribut dari paragdima khusus, karenanya menyebabkan akuntansi
menjadi suatu ilmu pengetahuan peradigma yang saling bersaing berusaha
untuk mendapat dominasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed Riahi, dan Belkaoui (Thomson) Teori Akuntasi Jilid 2
Edisi 5 (2007), halaman 81-108
25