Pembimbing:
dr. Neilan Amroisa, Sp.S, M.kes
Disusun oleh:
Galih Suharno, S.Ked(11310140)
Hafidhotussadiah, S.Ked (11310150)
Disusun oleh:
Galih Suharno, S.Ked(11310140)
Hafidhotussadiah, S.Ked (11310150)
Telah diterima dan disetujui oleh dr.Neilan Amroisa, Sp.S , M.Kes selaku dokter penguji dan
pembimbing departemen neurologi RS. Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Inayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah presentasi kasus yang berjudul StrokeNon
Hemoragik ini.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan klinik bagian
Neurologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Bandar Lampung.
Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pengajar di SMF
Neurologi, khususnya dr.Neilan Amroisa,Sp.S, M.Kes atas bimbingannya selama
berlangsungnya pendidikan di bagian Neurologi ini sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas ini dengan maksimal kemampuan saya.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah ini dan untuk
melatih kemampuan menulis makalahuntuk berikutnya.
Demikian yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca, khususnya bagi kami yang sedang menempuh pendidikan.
DAFTAR ISI
JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI ... 3
BAB I PENDAHULUAN ... 3
BAB II STATUS PASIEN
A. Identitas 5
B. Riwayat Penyakit ..6
C. Pemeriksaan Fisik .6
D. Pemeriksaan Neurologis8
E. Resume..12
F.Diagnosis ......12
G. Diagnosa dan Diagnosa Banding .....12
H. Penatalaksanaan....12
I. Pemeriksaan Penunjang13
J. Prognosis ..13
BAB III PEMBAHASAN KASUS .. 14
BAB IV TINJAUAN PUSTAKA
VASKULARISASI SARAF PUSAT
A. Anatomi 17
B. Fisiologi 19
STROKE NON HEMORAGIK
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Definisi.19
Etiologi.20
Faktor Resiko ...21
Klasifikasi .22
Patofosiologi .23
Diagnosis..25
Penatalaksanaan 30
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
STATUS PASIEN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG
SMF RADIOLOGI
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG
Nama Mahasiswa
: Hafidhotussadiah
NIM
: 11310150
Dokter Pembimbing
A. IDENTITAS
Nama
: Tn. S
Status perkawinan
: Menikah
Umur
: 50 tahun
Suku
: Jawa
Alamat
: Kp.Baru
Tanggal masuk
: 14
Februari
2016
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Wiraswasta
Ruang
: RPD
B. ANAMNESA
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis terhadap pasien pada tanggal 15
Februari 2016 di ruang rawat inap RS Pertamina Bintang amin Bandar Lampung.
Keluhan Utama : Lengan dan Tungkai kiri terasa lemas dan Kebas sejak satu bulan yang
lalu
Keluhan Tambahan : Nyeri Kepala Menjalar Ke tengkuk (+), mual (-), muntah (-), berbicara
pelo (-), lidah mencong (-)
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat RSPBA dengan keluhan lengan dan
tungkai sebelah kiri lemas. Hal ini sebenarnya sudah dirasakan oleh pasien sejak satu bulan
yang lalu. Pada awalnya lengan dan tungkai kiri terasa lemas dan kebas, dan masih dapat
digerakkan. Namun lama kelamaan kelemahan dirasakan bertambah, lengan dan tungkai
dirasakan memberat. Keluhan gangguan buang air kecil, gangguan buang air besar, dan
trauma disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien baru pertama kali mengalami hal yang seperti ini. 1 bulan yang lalu Os
pernah berobat jalan ke puskesmas karena memiliki riwayat darah tinggi. Riwayat penyakit
jantung dan kencing manis disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengaku tidak ada keluarga yang mengalami hal yang serupa dengan pasien.
Riwayat darah tinggi, kencing manis, dan sakit jantung pada keluarga disangkal oleh
pasien.
Riwayat Pengobatan
Setelah timbul keluhan pasien belum pernah berobat sebelumnya, hanya
mengkonsumsi obat darah tinggi.
Riwayat Sosial Ekonomi
Os tinggal bersama istrinya dengan keadaan ekonomi yang cukup
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
Keadaan Umum
: Tampak sakit ringan
Kesadaran
: compos mentis
GCS
: E4V5M6
Tanda vital
: Tekanan darah
Nadi
Pernapasan
Suhu
Status Generalis
: 180/120 mmHg
: 80 x/menit
: 24 x/menit
: 36,7oC
a. Kepala
Rambut
Tidak
KGB
b) Pembesaran Tiroid :
terdapat
Tidak
pembesaran
terdapat
pembesarankelenjartiroid
c) JVP : Normal
c. Pemeriksaan Toraks
Jantung
a) Inspeksi :Bentuk dada simetris, gerak tertinggal (-), tidak ada luka (-), iktus
cordis (-)
b) Palpasi : Vocal fremitus normal (kanan=kiri), krepitasi (-/-), nyeri tekan (-/-),
tidak teraba iktus cordis
c) Perkusi :
Batas atas kiri : ICS II linea parasternal sinistra
Batas atas kanan : ICS II linea parasternal dextra
Batas kiri bawah: ICS V, I-2 cm kearah medial linea midclavicula sinistra
d). Auskultasi
Jantung
:
: Bunyi jantung I dan II regular
: Compos mentis
: E4 V5 M6
: Tidak ada
a. Rangsangan Meningeal
1. Kaku kuduk
: - (tidak ditemukan tahanan pada tengkuk)
2. Brudzinski I
: -/- (tidak ditemukan fleksi pada tungkai)
3. Brudzinski II
: -/- (tidak ditemukan fleksi pada tungkai)
4. Kernig
: -/- (tidak terdapat tahanan sblm mencapai 135/tidak terdapat
tahanan sblm mencapai 135)
5. Laseque
: -/-(tidak timbul tahanan sebelum mencapai 70o/tidak timbul
tahanan sebelum mencapai 70o)
b. Nervus Kranialis
1. N-I (Olfaktorius)
: Tidak ada gangguan penciuman
2. N-II (Optikus)
a. Visus
: Tidak dilakukan pemeriksaan
b. Warna
: Tidak ada kelainan
c. Funduskopi
: Tidak dilakukan pemeriksaan
d. Lapang pandang
: Normal (+/+)
3. N-III, IV, VI (Okulomotorius, Trochlearis, Abducens)
Kelopak Mata
Ptosis
:-
Endoftalmus
:-
Exopthalmus
:-
Reflek Pupil
Refleks cahaya direk
: +/+
: +/+
(+/+), atas lateral (+/+), atas medial (+/+), bawah lateral (+/+), bawah medial (+/
+)
4. N-V (Trigeminus)
a. Sensorik
N-V1 (ophtalmicus)
N-V2 (maksilaris)
N-V3 (mandibularis)
b. Motorik
M. maseter
M. temporalis
M.pterigoideus
:
:+
:+
:+
c. Refleks
Refleks Kornea (Sensoris N.V, Motoris N.VII)
Refleks Bersin
4. N-VII (Fasialis)
Inspeksi wajah sewaktu
Diam
Tertawa
Meringis
Bersiul
Menutup Mata
: +/+
:+
: simetris
: simetris
: simetris
: simetris
: simetris
: +/+
: Kanan (baik), kiri (baik)
Sensoris
Pengecapan 2/3 depan lidah : tidak dilakukan
6. N. VIII (Vestibulocochlearis)
a. Keseimbangan
Nistagmus
Tes Romberg
b. Pendengaran
:
:
(-)
Tidak Dilakukan Pemeriksaan
: tidak ditemukan
: kesan ditengah
:+
:+
: Normal
: tidak ditemukan
: tidak ditemukan
8. N-XI (Akesorius)
a. Kekuatan M. Sternokleidomastoideus
b. Kekuatan M. Trapezius
9. N-XII (Hipoglosus)
a. Atrofi lidah
b. Deviasi
c. fasikulasi
a. Sistem Motorik
Kekuatan Otot
Tonus
Klonus
Atrophi
Refleks Fisiologis
Biceps
Triceps
Achiles
Patella
Refleks Patologis
Babinski
Oppenheim
Chaddock
Gordon
Scaeffer
Hoffman-Trommer
Gonda
:
:
:: deviasi ke kiri
:-
: 4/5/4/5
:+
:::
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
-/-/-/-/-/-/-/-
b. Sensibilitas
Eksteroseptif/ rasa permukaan (Superior/Inferior)
Rasa Raba
: tidak ada kelainan
Rasa Nyeri
: tidak ada kelainan
Rasa Sikap
: tidak diperiksa
Rasa Getar
: tidak diperiksa
Rasa Nyeri Dalam
: tidak diperiksa
Koordinasi
Tes Tunjuk Hidung
: tidak diperiksa
Tes Pronasi Supinasi : tidak diperiksa
Susunan saraf otonom
Miksi
: tidak ada kelainan
Defekasi
: tidak ada kelainan
Fungsi Luhur
Fungsi Bahasa :
Fungsi Orientasi: tidak ada kelainan
Fungsi Memori : tidak ada kelainan
Fungsi Emosi : tidak ada kelainan
Algoritma Gajah Mada
Penurunan Kesadaran : Nyeri Kepala
: Refleks Babinsky
:Resume
Pasien wanita 72 tahun datang ke Instalasi Gawat Darurat RSPBA dengan
keluhan lengan dan tungkai sebelah kanan lemas dan sulit digerakkan.Hal ini sudah
dirasakan oleh pasien sejak tiga hari SMRS.Pada awalnya lengan dan tungkai kanan
terasa lemas, kesemutan, dan masih dapat digerakkan. Namun lama kelamaan
kelemahan dirasakan bertambah, lengan dan tungkai dirasakan memberat dan susah
digerakan. keluarga pasien mengeluh os bicara kurang jelas, dan os mengeluh sakit
kepala sampai ke bagian belakang. Keluhan lainnya seperti muntah, dan pingsan
sebelum timbul kelemahan disangkal oleh pasien.Keluhan gangguan buang air kecil,
gangguan buang air besar, dan trauma disangkal oleh pasien.
Dari pemeriksaan fisik status generalis tidak ditemukan kelainan yang berarti
selain hipertensi.Dari pemeriksaan status neurologis ditemukan adanya parese N.XII
ke arah sinistra.
Keadaan Umum
Kesadaran
GCS
Tanda vital
Diagnosis
: 180/110 mmHg
: 76 x/menit
: 22 x/menit
: 36,7oC
Klinis
Topis
Etiologi
Diagnosa Banding
Stroke Hemoragik
Penatalaksanaan
Bed rest
IVFD RL 20 tpm
Inj. Citicolin 2x1
Amlodipin 1x5 mg
Ranitidin Amp/12 jam
Inj. Ranitidine 2x1 amp
Mecobalamin 1x5 mg
Pronalgesic Supp extra
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium darah tanggal 27 Desember 2015
Darah Lengkap
Leukosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
: 6500/uL
: 3,5 juta/uL
: 10,4 g/dL
: 30%
: 81 fL
: 30 pg
: 37g/dL
: 245.000/uL
Kimia Klinik
GDS
: 207 mg/dL
Ureum
: 60 mg/dL (H)
Kreatinin
: 1,9 mg/dL (H)
Kolesterol total
: 192 mg/dL
Trigliserida
: 119 mg/dL
CT-Scan kepala
Prognosa
Quo ad Vitam
: Ad bonam
Quo ad Fungsionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam
BAB II
PEMBAHASAN KASUS
penunjang
dapat
disimpulkan
pasien
menderita
stroke
non
hemoragik/iskemik.
A. ANAMNESIS
Dari anamnesis data yang menunjang adalah defisit neurologis berupa
hemiplegi dekstra, bicara pelo.
Dari anamnesis juga ditemukan faktor resiko stroke seperti hipertensi yang
tidak terkontrol.
B. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik yang menunjang ke arah diagnosis kerja adalah bukti
hipertensi pada pemeriksaan tanda vital.Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko
penyebab tersering serangan stroke iskemik.Namun demikian tidak menutup
kemungkinan stroke yang menyerang pasien merupakan stroke hemoragik,
dikarenakan tekanan darah yang begitu tinggi sampai 200/110 mmHg dapat
menyebabkan pecahnya pembuluh darah cerebri.
Pemeriksaan rangsang meningeal dan kaku kuduk yang negatif dapat
membantu menyingkirkan kemungkinan ICH terutama bila ICH sampai mengisi
ventrikel.Dari pemeriksaan nervus kranialis didapatkan kesan lesi pada N.XII
sinistra.Hal ini membantu memperkirakan letak lesi iskemik.Dari pemeriksaan
motorik didapatkan kekuatan otot penuh pada keempat ekstremitas.Hal ini
menunjukkan sudah terjadinya perbaikan pada kondisi pasien.
Siriraj skor
Skor Stroke Siriraj
Rumus :
(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x nyeri kepala) + (2 x muntah) +
(0,1 x tekanan diastolik) (3 x penanda ateroma) 12
Keterangan :
Derajat
0 = kompos mentis; 1 = somnolen;
kesadaran
2 = sopor/koma
Muntah
Nyeri kepala
Ateroma
Hasil :
Skor >-1
Perdarahan supratentorial
Skor <-1
Infark serebri
Skor pasien:
(2,5 x 0) + (2 x 1) + (2 x 0) + (0,1 x 110) - (3 x 0) 12 = -1
infark cerebri
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dari pemeriksaan penunjang yang mendukung diagnosis ke arah strok iskemik
tidak banyak, diantaranya adalah penurunan hematokrit.Penurunan hematokrit
menandakan kondisi viskositas darah, dimana viskositas darah mempengaruhi aliran
darah ke otak.Aliran darah ke otak yang tidak lancar menyebabkan hipoksia otak yang
dapat berakhir terjadinya iskemik.Pemeriksaan laboratorium darah lainnya seperti
anemia, kesan renal insufisiensi, dan hipoproteinemia tidak mendukung ke arah stroke
iskemik, namun bisa merupakan komplikasi dari keadaan hipertensi yang tidak
terkontrol pada pasien.
Pemeriksaan CT-scan menjadikan diagnosa stroke iskemik menjadi lebih
tegak dengan ditemukannya lesi hipodens pada hemisfer cerebri sinistra.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
B. Fisiologi
Sistem
karotis
terutama
melayani
kedua
hemisfer
otak,
dan
sistem
vertebrabasilaris terutama memberi darah bagi batang otak, serebelum dan bagian
posterior hemisfer.Aliran darah di otak (ADO) dipengaruhi terutama 3 faktor.Dua faktor
yang paling penting adalah tekanan untuk memompa darah dari sistem arteri-kapiler ke
sistem vena, dan tahanan (perifer) pembuluh darah otak.Faktor ketiga, adalah faktor darah
sendiri yaitu viskositas darah dan koagulobilitasnya (kemampuan untuk membeku). 1 Dari
faktor pertama, yang terpenting adalah tekanan darah sistemik (faktor jantung, darah,
pembuluh darah, dll), dan faktor kemampuan khusus pembuluh darah otak (arteriol)
untuk menguncup bila tekanan darah sistemik naik dan berdilatasi bila tekanan darah
sistemik menurun. Daya akomodasi sistem arteriol otak ini disebut daya otoregulasi
pembuluh darah otak (yang berfungsi normal bila tekanan sistolik antara 50-150 mmHg).1
Faktor darah, selain viskositas darah dan daya membekunya, juga di antaranya
seperti
kadar/tekanan
parsial
CO2
dan
O2
berpengaruh
terhadap
diameter
arteriol.Kadar/tekanan parsial CO2 yang naik, PO2 yang turun, serta suasana jaringan yang
asam (pH rendah), menyebabkan vasodilatasi, sebaliknya bila tekanan darah parsial CO 2
turun,
PO2
naik,
atau
suasana
pH
tinggi,
maka
terjadi
B. Etiologi
Pada tingkatan makroskopik, stroke non hemoragik paling sering disebabkan oleh
emboli ektrakranial atau trombosis intrakranial.Selain itu, stroke non hemoragik juga
dapat diakibatkan oleh penurunan aliran serebral. Pada tingkatan seluler, setiap proses
yang mengganggu aliran darah menuju otak menyebabkan timbulnya kaskade iskemik
yang berujung pada terjadinya kematian neuron dan infark serebri.2
1. Emboli
Sumber embolisasi dapat terletak di arteria karotis atau vertebralis akan
tetapi dapat juga di jantung dan sistem vaskuler sistemik.3
a) Embolisasi kardiogenik dapat terjadi pada:
Penyakit jantung dengan shunt yang menghubungkan bagian
kanan dengan bagian kiri atrium atau ventrikel;
Penyakit jantung rheumatoid akut atau
menahun
yang
adalah titik percabangan arteri serebral utamanya pada daerah distribusi dari arteri
karotis interna. Adanya stenosis arteri dapat menyebabkan terjadinya turbulensi
aliran
darah
(sehingga
meningkatkan
resiko
pembentukan
trombus
atrium kiri)
5. Hiperkolesterolemia
6. Riwayat mengalami penyakit serebrovaskuler
Resiko stroke juga meningkat pada kondisi di mana terjadi peningkatan viskositas
darah dan penggunaan kontrasepsi oral pada pasien dengan resiko tinggi mengalami
stroke non hemoragik.2
D. Klasifikasi
Stroke iskemik dapat dijumpai dalam 4 bentuk klinis: 1
1. Serangan Iskemia Sepintas/Transient Ischemic Attack (TIA)
Pada bentuk ini gejalah neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah
di otak akan menghilang dalam waktu 24 jam.
2. Defisit Neurologik Iskemia Sepintas/Reversible Ischemic Neurological Deficit
(RIND).
Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih dari 24 jam,
tapi tidak lebih dari seminggu.
Pembuluh darah
Oklusi
Hipoksia
Metabolisme anaerob
Asam laktat
Infark
Na & K influk
Retensi cairan
Oedem serebral
F. Diagnosis
1.
Gambaran Klinis
a) Anamnesis
Stroke harus dipertimbangkan pada setiap pasien yang mengalami defisit
neurologi
akut
(baik
fokal
maupun
global)
atau
penurunan
tingkat
pertolongan.
Penderita atau penolong tidak mengetahui gejala-gejala stroke.
Terdapat beberapa kelainan yang gejalanya menyerupai stroke seperti kejang,
infeksi sistemik, tumor serebral, subdural hematom, ensefalitis, dan
hiponatremia.2
b) Pemeriksaan Fisik
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk mendeteksi penyebab stroke
ekstrakranial, memisahkan stroke dengan kelainan lain yang menyerupai stroke,
dan menentukan beratnya defisit neurologi yang dialami. Pemeriksaan fisik harus
mencakup pemeriksaaan kepala dan leher untuk mencari tanda trauma, infeksi,
dan iritasi menings. Pemeriksaan juga dilakukan untuk mencari faktor resiko
stroke seperti obesitas, hipertensi, kelainan jantung, dan lain-lain.2
c) Pemeriksaan Neurologi
Tujuan pemeriksaan neurologi adalah untuk mengidentifikasi gejala
stroke, memisahkan stroke dengan kelainan lain yang memiliki gejala seperti
stroke, dan menyediakan informasi neurologi untukmengetahui keberhasilan
terapi. Komponen penting dalam pemeriksaan neurologi mencakup pemeriksaan
status mental dan tingkat kesadaran, pemeriksaan nervus kranial, fungsi motorik
dan sensorik, fungsi serebral, gait, dan refleks tendon profunda. Tengkorak dan
tulang belakang pun harus diperiksa dan tanda-tanda meningimus pun harus
dicari. Adanya kelemahan otot wajah pada stroke harus dibedakan dengan Bells
palsy di mana pada Bells palsy biasanya ditemukan pasien yang tidak mampu
mengangkat alis atau mengerutkan dahinya.2,5
Gejala-gejala neurologi yang timbul biasanya bergantung pada arteri yang
tersumbat:6
Sirkulasi terganggu
Sindrom Sirkulasi Anterior
A.Serebri media (total)
Sensomotorik
Hemiplegia kontralateral
tungkai) hemihipestesia
kontralateral.
Hemiplegia kontralateral
dominan), Hemi-negelect
tungkai) hemihipestesia
(hemisfer non-dominan),
kontralateral.
Tidak ada gangguan
hemianopsia, disfagia
Afasia sensorik (hemisfer
A.Serebri anterior
Hemiparese kontralateral,
apraksia
Afasia sensoris transkortikal
Hemiplegia kontralateral
(hemisfer non-dominan)
Afasia transkortikal (hemisfer
lengan) hemiestesia
kontralateral (umumnya
ringan)
alvi
Kuadriplegia, sensoris
umumnya normal
A.Serebri posterior
Hemiplegia sementara,
2.
Gambaran Laboratorium
Pemeriksaan darah rutin diperlukan sebagai dasar pembelajaran dan mungkin
pula
menunjukkan
faktor
resiko
stroke
seperti
polisitemia,
trombositosis,
penyakit
yang
diderita
pasien
saat
ini
(diabetes,
gangguan
Adanya perubahan hasil CT scan pada infark serebri akut harus dipahami.
Setelah 6-12 jam setelah stroke terbentuk daerah hipodense regional yang
menandakan terjadinya edema di otak. Jika setelah 3 jam terdapat daerah
hipodense yang luas di otak maka diperlukan pertimbangan ulang mengenai waktu
terjadinya stroke. Tanda lain terjadinya stroke non hemoragik adalah adanya
insular ribbon sign, hiperdense MCA (oklusi MCA), asimetris sulkus, dan
hilangnya perberdaan gray-white matter.3
CT perfusion merupakan modalitas
mengidentifikasi
daerah
awal
terjadinya
baru
iskemik.
yang
berguna
Dengan
untuk
melanjutkan
pemeriksaan scan setelah kontras, perfusi dari region otak dapat diukur. Adanya
hipoatenuasi menunjukkan terjadinya iskemik di daerah tersebut.3
Respirasi
Jantung
Tekanan darah
kronis
Balans cairan
psikoterapi.1
Terapi preventif
Tujuannya untuk mencegah terulangnya atau timbulnya serangan baru sroke,
dengan jalan antara lain mengobati dan menghindari faktor-faktor resiko
stroke seperti:
Pengobatan hipertensi
Mengobati diabetes mellitus
Menghindari rokok, obesitas, stress, dll
Berolahraga teratur1
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
KA.
Stroke,
Ischemic.
[Online].
Available
from:
http://emedicine.medscape.com/article/793904-overview
3. Feigin, Valery. Stroke Panduan Bergambar Tentang Pencegahan dan
Pemulihan Stroke. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer. 2006.
4. Anonim. Mekanisme gangguan vaskular susunan saraf. Dalam: eds.
Mardjono M, Sidharta P. Neurologi klinis dasar. Jakarta: Penerbit Dian
Rakyat; 2004. h. 274-8.
5. D. Adams. Victors. Cerebrovasculer diseases in Principles of Neurology 8
th Edition. McGraw-Hill Proffesional. 2005. Hal: 660-67
6. Bronstein SC, Popovich JM, Stewart-Amidei C. Promoting Stroke Recovery. A
Research-Based Approach for Nurses. St.Louis, Mosby-Year Book, Inc.,
1991:13-24.
7. Majalah Kedokteran Atma Jaya Vol. 1 No. 2 September 2002. Hal: 158-67.
8. Wibowo, Samekto. Gofir, Abdul. Farmakoterapi stroke prevensi primer dan
prevensi
sekunder
dalam
Farmakoterapi
dalam
Neurologi.
Penerbit