Anda di halaman 1dari 19

TUGAS SEJARAH

Kelompok 1

Abyan Jadidan
Afifan Hadi
Al Ambon Reynaldo
Ammar Shidqi R
Anggitta Realiza A
Aulia Nurul Izzati
Bintang Azhari

Kerajaan
Samudera
Pasai

Letak Geografis

Kesultanan Pasai, juga dikenal dengan


Samudera Darussalam, atau Samudera
Pasai, adalah kerajaan islam yang terletak
di pesisir pantai utara Sumatera, kurang
lebih di sekitar Kota Lhokseumawe dan
Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia.

Masa Berdirinya

Masa Berdirinya
Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Khair. Ia bergelarMaharaja
Mahmud Syah(1042-1078 ). Pengganti Meurah Khair
adalahMaharaja Mansyur Syahyang berkuasa dari tahun 10781133 M. Pengganti Maharaja Mansyur Syah yang berkuasa
adalahMaharaja Giyasuddin Syah. ia berkuasa dari tahun 11331155 M. Raja kerajaan Samudra Pasai berikutnya adalahMeurah
Noe yang bergelar Maharaja Nuruddin. Ia berkuasa dari tahun
1155-1210. Raja ini dikenal juga dengan sebutan tengku Samudra
atauSultan Nazimuddin al Kamil. Sultan ini sebenarnya berasal
dari Mesir yang ditugaskan sebagai laksamana untuk merebut
pelabuhan di Gujarat

Masa Berdirinya
Berdasarkan Hikayat Raja-raja Pasai, menceritakan tentang
pendirian Pasai oleh Marah Silu, setelah sebelumnya ia
menggantikan seorang raja yang bernama Sultan Malik al-Nasser.
Marah Silu ini sebelumnya berada pada satu kawasan yang
disebut dengan Semerlanga kemudian setelah naik tahta bergelar
Sultan Malik as-Saleh, ia wafat pada tahun 696 H atau 1297
M.Dalam Hikayat Raja-raja Pasai maupun Sulalatus Salatin nama
Pasai dan Samudera telah dipisahkan merujuk pada dua kawasan
yang berbeda, namun dalam catatan Tiongkok nama-nama
tersebut tidak dibedakan sama sekali. Sementara Marco Polo
dalam lawatannya mencatat beberapa daftar kerajaan yang ada di
pantai timur Pulau Sumatera waktu itu, dari selatan ke utara
terdapat nama Ferlec (Perlak), Basma dan Samara (Samudera).

Ket : Marcopolo, seorang


pedagang dan penjelajah dari
Italia

Raja-Raja
yang Memerintah

A. Sultan Malik As-Saleh


Tahun 1267 - 1297Kerajaan Samudra Pasaidipimpin oleh
Sultan Malik as-Saleh atau nama lainnya adalah Marah Silu.
Sultan Malik as-Saleh merupakan sultan pertama yang
memimpin kerajaan Samudra Pasai. Marah Silu menikah
dengan Ganggang Sari,putri dari Raja Perlak. Kemudian,
Kerajaan Samudra Pasai diperluas olehnya. Makam Malik
Al-Saleh terletak di Desa Beuringin, Kecamatan Samudera,
sekitar 17 km sebelah timur Lhokseumawe. Nisan makam
sang sultan ditulisi huruf Arab.

Sultan Malik As-Saleh

Makam sang sultan

B.

Sultan Muhammad
Malik Az-Zahir

Tahun 1297 - 1326 Kerajaan Samudra pasai dibawah


pimpinan Sultan Muhammad Malik az-Zahir, yang
merupakan anak dari sultan Sultan Malik as-Saleh.
Padasaat Sultan Muhammad Malik Az-Zahir, pemerintah
Samudra Pasai sudah memiliki uang emas yang dinamakan
dengan "Dirham".Mata uang tersebut
dalam koleksi
Depan:Muhammad
Jenderal GEC Van Daalen.
Malik az-Zahir

Belakang:as-Sultan aladil
Diameter:10 mm
Berat:0,58 gram
Mutu:18 karat
Referensi:J.HulshoffP
ol

Kemudian pada saat Sultan Muhammad Malik


az-Zahir mangkat, ia digantikan oleh putranya.

C.

Sultan Mahmud Malik


Az-Zahir
Sultan Mahmud Malik az-Zahir & memerintah dari
tahun 1326 sampai tahun 1345. Ia merupakan
putra dari Sultan Muhammad Malik Az-Zahir. Pada
masa pemerintahannya, ia dikunjungi oleh Ibn
Batuthah, kemudian menceritakan bahwa sultan
di negeri Samatrah [Samudera] menyambutnya
dengan penuh keramahan, & penduduknya
menganut Mazhab Syafii.

D.

Sultan Ahmad Malik AzZahir


Pada
masa pemerintahanSultan Ahmad Malik az
Zahir(1345 1383)
putra Sultan Mahmud Malik az-Zahir, datang serangan
dariMajapahitantara tahun 1345 dan 1350, dan
menyebabkan Sultan Pasai terpaksa melarikan diri dari
ibukota kerajaan.

Sultan Zain al-Abidin


Malik
az-Zahir
Kerajaan / Kesultanan Samudra Pasaiakhirnya kembali bangkit
E.

kembali ketika kerajaan Samudra Pasai dipimpin oleh Sultan Zain


al-Abidin Malik az-Zahir pada tahun 1383 1405 Dijelaskan oleh
para ahli sejarah bahwa Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir tewas
oleh Raja Nakur. Sultan ini dalam berita Tiongkok disebut Tsai-nuli-a-pi-ting-ki. Pada masa pemerintahannya, kekuasaan kerajaan
meliputi daerah Kedah di Semenanjung Malaya. Sultan Zainal
Abidin sangat aktif menyebarkan pengaruh Islam kepulau Jawa
dan Sulawesi dengan mengirimkan ahli-ahli dakwah, seperti

F.

Sultanah Nahrasiyah

Dengan wafatnya Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir,


maka Pemerintahan Kerajaan Samudra Pasai
diteruskan oleh istri Sultan Zain al-Abidin Malik azZahir yaitu Sultanah Nahrasiyah, yang memimpin
beberapa waktu dari tahun 1405 1412. Beliau
mangkat pada hari Senin 17 Dzulhijjah
831H.Makamnya terbuat dari batu pualam dan
merupakan makam yang terindah pahatannya di
pulau Sumatera.

G.

Ket: Sultanah
Nahrasiyah

Sultan Abu Zaid Malik


az-Zahir

Tahun 1412 - 1455 Kerjaaan dipimpin oleh


Sultan Abu Zaid Malik az-Zahir, yang
mengirim utusan ke Cina.

G.

Sultan Mahmud Malik


az-Zahir II

Kesultanan dipimpin oleh


Sultan Mahmud Malik azZahir II dari tahun 1455 1477

Sultan Zainal Abidin


ibn Mahmud Malik azZahir
II
Tahun 1477 - 1500 Kesultanan Samudra

H.

pasai dipimpin oleh Sultan Zainal Abidin


ibn Mahmud Malik az-Zahir II, yang
merupakan anak dari sultan / pemimpin
sebelumnya.

I.

Sultan Abdullah Malik


az-Zahir

Tahun 1501 - 1513 Kesultanan


dipimpin oleh Sultan Abdullah
Malik az-Zahir

J.

Sultan Zainal Abidin III

Tahun 1513 - 1521 Kesultanan dipimpin


oleh Sultan Zainal Abidin III, pada masa
pemerintahan Sultan Zainal Abidin III ini
kerajaan / kesultanan Samudra Pasai
ditaklukan oleh Portugal.
Ket: Sultan Abidin III

MASA KEJAYAAN
KERAJAAN
SAMUDERA PASAI

Kerajaan Samudera
Pasai mencapai puncak
kejayaan pada masa
pemerintahan Sultan
Malikul Thahir
Sistem

Pemerintahan

Sistem pemerintahan
Samudera Pasai sudah teratur
baik, Samudera Pasai menjadi
pusat perdagangan
internasional. Pedagangpedagang dari Asia, Afrika,
China, dan Eropa berdatangan
ke Samudera Pasai. Hubungan
dagang dengan pedagangpedagang Pulau Jawa juga
terjalin erat. Produksi beras
dari Jawa ditukar dengan lada.

Kerajaan Samudera
Pasai mencapai puncak
kejayaan pada masa
pemerintahan Sultan
Malikul Thahir
Samudera Pasai adalah sebagai pintu
Penyebaran Agama

gerbang penyebaran agama Islam ke


hampir seluruh wilayah Nusantara dan
sebagian Asia Tenggara. Saat itu
hampir semua mubalig yang
menyebarkan Islam di Jawa dan
daerah lain berasal dari Pasai. Para
mubalig dari berbagai wilayah
Nusantara juga menjadikan Samudera
Pasai sebagai tempat belajar agama
Islam sebelum mereka kemudian
belajar di Mekkah.

Kerajaan Samudera
Pasai mencapai puncak
kejayaan pada masa
pemerintahan Sultan
Malikul Thahir
Keadaan

Masyarakat

Kehidupan Kerajaan Samudera Pasai


pada masa itu sangat makmur.
Karena Samudra Pasai dapat
menerbitkan mata uang emas
sendiri, hal ini menandakan bahwa
kerajaan itu cukup makmur (menurut
ukuran masa itu). Mata uang emas
Kerajaan Samudera Pasai ini telah
diperkenalkan pula oleh orang-orang
kerajaan itu ke beberapa bandar
perdagangan di Nusantara,
diantaranya ke bandar Malaka.

Anda mungkin juga menyukai