Anda di halaman 1dari 24

GANGGUAN HEMODINAMIK : EDEMA,

TRANSUDAT DAN EKSUDAT

Menyempurnakan tugas MA. PATOLOGI

Oleh kelompok II :

Anika Kartika (0906619176)


Asti Fauhida (0906619150)
Burhandiah (0906619195)
Sri Marga Putri (0906619996)
Tatang Sutisna (0906619636)
Titi A Lutlutur (0606031761)
Toto Dinar W (0906619655)
Yunita Panjaitan (0906619680)

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS INDONESIA, Depok

2010

0
27/4/2010
Kata Pengantar

Makalah ini dibuat untuk menyempurnakan tugas kuliah MA. PATOLOGI, dengan dosen
kami Ibu Hening Pujasari.
Penting perawat mengenal dan memahami tentang hemodinamik normal serta gangguannya:
edema, transudat, eksudat. Dapat ditemui dan dapat menemukan gambaran dasar masalah dari
dari hemodinamik yang mana dapat kita temui keseharian perawatan.
Komposisi cairan dalam tubuh: Tubuh mengandung  + 60 % cairan. Komposisinya terdiri
atas  40 % intra seluler dan  20 % ekstra seluler. Dari yang 20 % tersebut  terdapat di
Interstitial 15 % dan  Plasma 5 %. Agar fungsi jaringan normal, syarat : Sirkulasi darah baik,
keseimbangan cairan tubuh intra-ekstra seluler, konsentrasi zat / elektrolit dalam cairan yg
tetap.
Salah satu gangguan hemodinamik adalah terjadinya edema, transudat, eksudat

1
27/4/2010
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………….. 1
DAFTAR ISI…………………………………………………………. 2
BAB I : PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG…………………………………..3
2. TUJUAN…………………………………………………3
3. METODE PENULISAN………………………………..4
4. SISTEMATIKA PENULISAN………………………...4
BAB II: TINJAUAN TEORITIS
1. EDEMA………………………………………………….5
2. TRANSUDAT…………………………………………13
3. EKSUDAT……………………………………………..14
BAB III: PENUTUP
KESIMPULAN……………………………………………..18
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………....17

2
27/4/2010
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG.
Edema (oedema) atau sembab adalah meningkatnya volume cairan ekstraseluler dan
ekstravaskuler (cairan interstitium) yang disertai dengan penimbunan cairan abnormal
dalam sela-sela jaringan dan rongga serosa (jaringan ikat longgar dan rongga-rongga
badan). Edema dapat bersifat setempat (lokal) dan umum (general).
Edema terjadi karena peningkatan gaya / tekanan (hidrostatik & osmotik) sehingga
terjadi perpindahan cairan dari ruang intravaskular ke interstisial / interselular.
Tekanan hidrostatis intravaskular dan tekanan osmosis koloid interstitial cenderung
untuk memindahkan cairan ke luar melalui dinding pembuluh darah, sedang tekanan
cairan interstitial dan tekanan osmosis koloid intravaskular cenderung memindahkan
cairan ke dalam. Karena kedua macam tekanan interstitial relatif kecil, maka tekanan
hidrostatik dan tekanan osmosis koloid intravaskular(plasma) merupakan faktor
terpenting untuk menimbulkan edema. Jadi, cairan keluar dari ujung arteriolar
pembuluh darah kapilar dan kembali masuk ke ujung venular. Cairan dalam celah
interstitial yang tidak bisa kembali ke venula dialirkan ke pembuluh limfe.
Fungsi dari transudat dan eksudat adalah sebagai respon tubuh terhadap adanya
gangguan sirkulasi dengan kongesti pasif dan oedema (transudat), serta adanya
inflamasi akibat infeksi bakteri (eksudat).
Transudat terjadi sebagai akibat proses bukan radang oleh gangguan kesetimbangan
cairan badan (tekanan osmosis koloid, stasis dalam kapiler atau tekanan hidrostatik,
kerusakan endotel, dsb), sedangkan eksudat bertalian dengan salah satu proses
peradangan.

2. TUJUAN
a. Tujuan umum.
Mahasiswa mampu memahami hemodinamik pada radang: edema, transudat dan
eksudat.
b. Tujuan khusus.
1. Mahasiswa memahami pengertian edema.
2. Mahasiswa memahami pemgertian transudat.

3
27/4/2010
3. Mahasiswa memahami tentang eksudat.

3. METODE PENULISAN
Metode penulisan makalah ini menggunakan referensi yang didapat dari perpustakaan.
Modul kuliah keperawatan dan media internet.

4. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
BAB III: PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

4
27/4/2010
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.EDEMA
1. Pengertian.
Komposisi cairan dalam tubuh: Tubuh mengandung  + 60 % cairan. Komposisinya terdiri
atas  40 % intra seluler dan  20 % ekstra seluler. Dari yang 20 % tersebut  terdapat di
Interstitial 15 % dan  Plasma 5 %
Agar fungsi jaringan normal, syarat :
1. Sirkulasi darah baik
2. Keseimbangan cairan tubuh intra-ekstra seluler
3. Konsentrasi zat / elektrolit dalam cairan yg tetap

Salah satu gangguan hemodinamik adalah terjadinya edema


Edema merupakan pengumpulan cairan berlebihan pada sela-sela jaringan atau rongga
tubuh. Cairan pada edema dapat dikelompokan menjadi edema karena peradangan
(eksudat) dan edema non radang ( transudat). Eksudat timbul selama proses peradangan
dan mempunyai berat jenis besar ( lebih dari 1,20), dan cairan ini mempunyai protein kadar
tinggi, sedangkan transudat (edema nonradang) mempunyai berat jenis rendah (kurang dari
1.15) dan mengandung sedikit protein.
Edema dapat bersipat setempat atau umum. Edema yang bersifat umum dinamakan
anasarka, yang menimbulkan pembengkakan berat jaringan bawaaaah kulit. Edema yang
terjadi pada serosa tubuh diberi nama sesuai dengan tempat bersangkutan misalnya
hidrothorak, hidroperikardium, dan hidroperitonium (ascites).
Edema  = penimbunan abnormal cairan dalam ruang jaringan intersel atau ruangan tubuh.
Terjadi apabila :
1. Tekanan hidrostatik vaskuler meningkat
2. Tekanan osmotik koloid plasma menurun
3. Gangguan aliran limfe

Gambaran klinis :
3 tempat tersering ( makroskopis ) :
1. Jaringan subkutan ditandai  tanda :  pitting edema
2. Paru-paru ditandai sembab ( sesak )

5
27/4/2010
3. Otak

Penyebab primer edema : Tekanan hidrostatik meningkat, tekanan osmotic menurun,


sunbatan limfe dan retensi natrium.

Edema terbagi dua :


1. Edema Inflamasi : Protein tinggi; massa jenis > 1,012;eksudat
Akibat adanya jejas sehingga endotel pembuluh darah retraksi dan rusak
mengakibatkan celah – celah dinding PD membesar → permeabilitas kapiler ↑

2. Edema Non-inflamasi : Protein rendah; massa jenis <1,012; transudat


Terjadi Akibat :
-Tekanan hidrotatik intravaskuler ↑; misalnya pada orang hamil
-Tekanan osmotik koloid plasma ↓misalnya akibat malnutrisi protein
-Gangguan aliran limfatik; misal pada elephantiasis akibat cacing filaria
-Retensi garam (Na+) dan air; misalnya pada penyakit ginjal

2. Penyebab terjadinya edema


Edema timbul sebagai akibat peningkatan daya dorong cairan dari pembuluh darah menuju
jaringan antar sel. Dalam keadaan normalpertukaran cairan dikendalikan oleh tekanan
hidrostatik dan osmotik didalam dan diluar pembuluh darah.
Kategori etiologi(penyebab) edema
a. Kenaikan tekanan hidrosatik
i) Gangguan venous return
1. Gagal jantung kongestif, mempengaruhi fungsi ventrikel kanan.
2. Constructive pericarditis: otot jantung yang selaputnya meradang sehingga
terbatas dilatasinya
3. Sirosis hepatis (asites)
4. Sumbatan/penyempitan vena, karena:
a) Thrombosis
b) Eksternal pressure: ada tekanan pada pembuluh darah yang berasal dari luar yg
dapat menyebabkan tekanan hidrostatik naik pada kaki yang kurang digerakkan,
misalnya saat kita dalam perjalanan dan hanya duduk di bus saja.
c).Inactivitas tungkai bawah dalam waktu lama.

6
27/4/2010
ii) Dilatasi alveolar, karena:
1. Pemanasan: pada kedaan demam, suhu tubuh tinggi, arteri dilatasi sehingga
menampung banyak darah, so tekanan hidrostatik naik.
2. Kekurangan/kelebihan neurohumoral : misalnya, pada saraf simpatis yang
merangsang produksi adrenalin sehingga arteri dilatasi
b. Berkurangnya tekanan osmotik plasma (hypoproteinemia)
c. Obstruksi limfatik
Gangguan aliran limfa dan terjadinya limfadema yg disebabkan oleh:
1. Radang
2. Neoplasma
3. Postsurgical ( aktivitas tubuh untuk memperbaiki pembuluh limfe yang rusak )
4. Postradiasi: misalnya pada kemoterapi dengan radiasi, pembuluh dan kelenjar limfe bisa
mengalami kerusakan yg menyebabkan edema yg terjadi selamanya.
d. Retensi sodium
1. Intake garam berlebihan dengan penurunan fungsi ginjal
Ex: pada post streptococcal glumerulonsprithis dan gagal ginjal
2. Peningkatan reabsorpsi sodium oleh tubulus:
a) Penurunan perfusi ginjal
b) Peningkatan sekresi renin-angiotensin-aldosteron
e. Inflamasi (radang)
Celah antar endotel melebar. Radang meliputi:
1. Radang akut
2. Radang kronis
3. Angiogenesis: pembentukan pembuluh darah baru sehingga aliran cairan tidak teratur.

7
27/4/2010
(GAMBAR 1 & 2 EDEMA CEREBRI)

(GAMBAR diatas contoh edema paru)

(GAMBAR diatas contoh pitting edema)

8
27/4/2010
(GAMBAR ilustrasi edema)
Diunduh dari: http://www.google.com/images?
hl=id&source=imghp&q=edema&gbv=2&aq=f&aqi=g2&aql=&oq=&gs_rfai=

3. Patogenesis
Edema terjadi karena peningkatan gaya / tekanan (hidrostatik & osmotik) sehingga terjadi
perpindahan cairan dari ruang intravaskular ke interstisial / interselular
tekanan hidrostatis intravaskular dan tekanan osmosis koloid interstitial cenderung untuk
memindahkan cairan ke luar melalui dinding pembuluh darah, sedang tekanan cairan
interstitial dan tekanan osmosis koloid intravaskular cenderung memindahkan cairan ke
dalam. Karena kedua macam tekanan interstitial relatif kecil, maka tekanan hidrostatik dan
tekanan osmosis koloid intravaskular(plasma) merupakan faktor terpenting untuk
menimbulkan edema. Jadi, cairan keluar dari ujung arteriolar pembuluh darah kapilar dan
kembali masuk ke ujung venular. Cairan dalam celah interstitial yang tidak bisa kembali ke
venula dialirkan ke pembuluh limfe.

4. Jenis edema
1.Edema anasarka: edema umum di seluruh jaringan sub-kutan

http://webzoom.freewebs.com/lazyriver/Kellies%20swollen%20head%20-%20leg-
%20tummy%20with%20edema.jpg

9
27/4/2010
2.Hidrotoraks: edema di rongga dada

http://www.ispub.com/ispub/ija/volume_16_number_1_1/unrecognized_massive_hydrotho
rax_during_supracostal_approach_for_percutaneous_nephrostolithotomy/hydrothorax-
fig2.jpg

3.Hidroperikardium: edema pada rongga pericardium

http://www.epiwebb.se/01_afrikansk_hastpest/images/004_01_AHS.jpg

4.Hidroperitoneum: edema pada ruang perut(asites)

http://www.cfsph.iastate.edu/DiseaseInfo/ImageDB/AHS/AHS_003.jpg

Contoh gambar edema:


Diunduh dari:

10
27/4/2010
http://veteriner.selcuk.edu.tr/veteriner/Patoloji/genelpatoloji/dolasimbozukluklari/dolboz.htm
1. pembuluh darah dan jaringan interstisial pertukaran cairan antara yang normal (gambar)
http://veteriner.selcuk.edu.tr/veteriner/Patoloji/genelpatoloji/dolasimbozukluklari/54.jpg

2. akut edema paru, aujeszky, anjing (makroskopik)


http://veteriner.selcuk.edu.tr/veteriner/Patoloji/genelpatoloji/dolasimbozukluklari/55.jpg

3. pasif kongesti dan edema di paru-paru, babi (makroskopik)


http://veteriner.selcuk.edu.tr/veteriner/Patoloji/genelpatoloji/dolasimbozukluklari/56.jpg

4. subserosal edema, mezenterium, babi (makroskopik)


http://veteriner.selcuk.edu.tr/veteriner/Patoloji/genelpatoloji/dolasimbozukluklari/57.jpg

11
27/4/2010
5. Edema subkutan di anjing (makroskopik)
http://veteriner.selcuk.edu.tr/veteriner/Patoloji/genelpatoloji/dolasimbozukluklari/58.jpg

6. edema, dinding kandung empedu, HCC, anjing (makroskopik)


http://veteriner.selcuk.edu.tr/veteriner/Patoloji/genelpatoloji/dolasimbozukluklari/59.jpg

7. Edema, lambung mukosa dan submukosa, anjing (makroskopik)


http://veteriner.selcuk.edu.tr/veteriner/Patoloji/genelpatoloji/dolasimbozukluklari/60.jpg

12
27/4/2010
8. Hidroperikardium, kucing (makroskopik)
http://veteriner.selcuk.edu.tr/veteriner/Patoloji/genelpatoloji/dolasimbozukluklari/61.jpg

B. Transudat dan eksudat

Rongga-rongga serosa dalam badan normal mengandung sejumlah kecil cairan. Cairan itu
terdapat umpama dalam rongga perikardium, rongga pleura, rongga perut dan berfungsi
sebagai pelumas agar membran-membran yang dilapisi mesotel dapat bergerak tanpa
geseran. Jumlah cairan itu dalam keadaan normal hampir tidak dapat diukur karena sangat
sedikit. Jumlah itu mungkin bertambah pada beberapa keadaan dan akan berupa transudat
atau eksudat.
Fungsi dari transudat dan eksudat adalah sebagai respon tubuh terhadap adanya
gangguan sirkulasi dengan kongesti pasif dan oedema (transudat), serta adanya inflamasi
akibat infeksi bakteri (eksudat).
Transudat terjadi sebagai akibat proses bukan radang oleh gangguan kesetimbangan cairan
badan (tekanan osmosis koloid, stasis dalam kapiler atau tekanan hidrostatik, kerusakan
endotel, dsb), sedangkan eksudat bertalian dengan salah satu proses peradangan.

13
27/4/2010
Bila radang terjadi pada pleura, maka cairan radang juga dapat mengisi jaringan sehingga
terjadi gelembung, hal ini misalnya terjadi pada kebakaran. Cairan yang terjadi akibat
radang mengandung banyak protein sehingga berat jenisnya lebih tinggi daripada plasma
normal. Begitu pula cairan radang ini dapat membeku karena mengandung fibrinogen.
Cairan yang terjadi akibat radang ini disebut eksudat. Jadi sifat-sifat eksudat ialah
mengandung lebih banyak protein daripada cairan jaringan normal, berat jenisnya lebih
tinggi dan dapat membeku. Cairan jaringan yang terjadi karena hal lain daripada radang,
misalnya karena gangguan sirkulasi, mengandung sedikit protein, berat jenisnya rendah
dan tidak membeku, cairan ini disebut transudat. Transudat misalnya terjadi pada
penderita penyakit jantung. Pada penderita payah jantung , tekanan dalam pembuluh dapat
meninggi sehingga cairan keluar dari pembuluh dan masuk ke dalam jaringan.
Pemeriksaan cairan badan yang tersangka transudat atau eksudat bermaksud untuk
menetukan jenisnya dan sedapat-dapatnya untuk mendapat keterangan tentang causanya.

Transudat eksudat
Etiology (sebab) Increased hydrostatic pressure Inflammation
Specific gravity (g/mL) <1.015 >1.015
Total protein (g/dL) ♥ .0 >3.0
Fluid/serum protein ratio <0.5 >0.5
Fluid/serum LDH ratio <0.6 >0.6
Fluid/serum glucose ratio >1.0 <1.0
Cells (leukocytes) No Yes

1. Transudate: edema karena peningkatan tekanan hidrostatik dan penurunan tekanan


osmotik koloid (ke-2 tekanan berbeda), ketidakseimbangan itu menyebabkan massa air
lebih banyak, proteinnya sedikit sehingga selnya hampir tidak ada
Transudat adalah cairan dalam ruang interstitial yang terjadi hanya sebagai akibat
tekanan hidrostatik atau turunnya protein plasma intravascular yang meningkat (tidak
disebabkan proses peradangan/inflamasi).Berat jenis transudat pada umumnya kurang
dari 1.012 yang mencerminkan kandungan protein yang rendah. Contoh transudat
terdapat pada wanita hamil dimana terjadi penekanan dalam cairan tubuh.
Transudat :
1. Kejernihan : Jernih, serous, kuning.

14
27/4/2010
2. Berat jenis : <1.018>1.018
3. Bekuan : Ada, spontan
4. Protein : >2,5 gr %
5. Tes Rivalta : Positif
6. Sel : Polimorfonukleat pada infeksi akut, limposit kecil pada infeksi akut,
sering terdapat eritrosit
7. Bakteri : Ada

(gambar Transudat di alveoli paru)


Secara umum transudat/edema nonradang terjadi pada keadaan :
1. Peningkatan tekanan hidrostatik
Tekanan darah berfungsi mendorong cairan dari pembuluh darah ke arah rongga
interstisial.Pada edemayangterjadi melalui mekanisme semacam ini tekanan vena sentral
yang meningkat,menghalangi darah balik vena dari perifer menuju ventrikel kanan
.peningkatan tekanan vena menyebabkan stasis darah pada venula dan kapiler dan
selanjutnya peningkatan tekan interstisial. Edema jenis ini khususnya terjadi pada
ekstremitas bawah pasien dengan gagal jantung kongestif. Edema pulmoner terjadi pada

15
27/4/2010
gagal jantung kiri , yang menyebabkan peningkatan tekanan vena paru dan mengalirkan
cairan yang berasal dari kapiler-kapiler paru tersebut ke dalam alveol.
2. Penurunan tekanan osmotik plasma
Tekanan osmotik koloid plasma berfungsi untuk mempertaan kan cairan agar tidak
mengalir ke dalam ronggga interstisial. Hal ini terutama merupakan fungsi albumin.
Albumin dihasilkan oleh hati dan apabila terdapat kerusakan pada hati, maka dapat terjadi
keadaan hipoalbuminemia. Pada sindrom nefrotik, pewnyakit ginjal yang ditan dai oleh
proteinuria akibat peningkatan permeabilitas membran basalis glomerolus,
hipoalbuminemia terjadi karena kehilangan berlebihan albumin dalam urine. Pada kedua
kasus tersebut , hipoalbuminemia mengakibatkan penurunan tekanan osmotik plasma,
yang menungkinkan cairan tersebut merembes ke dalam rongga interstisial. Pada mal
nutrisi terjadi penurunan masukan osmotik (intaske ) Turunnya tekanan osmotik akibat
dari turunnya sintesis albumin (mempertahankan tekanan osmotik tetap di pembuluh
darah) yang disebabkan:
1. Gumerulopatie disertai dengan hilangnya protein (sindrom nefrotik): glomerulus
meradang sehingga albumin tidak dapat disaring / hilang
2. Sirosis hati (ascites): hati rusak, protein dalam plasma berkurang
3. Malnutrisi: asupan/intake asam amino tidak ada, protein berkurang, biasa terjadi pada
busung lapar.
4. Gastroenteropati disertai hilangnya protein: makanan tidak bisa diabsorbsi dengan
bagus (krna diare kronis) sehingga protein hilang bersama feses.
albuimin, yang mengakibatkan pernurunan tekana osmotik plasma, selanjutnya timbul
edema.
3. Obstruksi saluran limpe
Cairan limpe merupakan sebagian cairan hasil metabolisma yang masuk kedalam
pembuluh limpe. Saluran limpe ini berfungsi sebagai jalan utama aliran cairan intestisial.
Apabila terjadi obstruksi maka dapat terjadi oedema pada bagian distal daerah
obstruksi.contohnya kanker payudara, fibrosis pasca radiasi, filariasis. Tumor ganas atau
fibrisis saluran limpe akinbat radiasi tumor ganas payudara yang menyumbat aliran limpe
ke daerah aksila dapat menimbulkan edema lengan. Demikian juga apada elefantiasis,
obstruksi limpatik pada di daerah inguinal oleh parasit filaria menyebabkan edema berat
daerah tungkai dan skortum.

4. Ganggguan pertukaran natrium/keseimbangan elektrolit

16
27/4/2010
edema yang terjadi pada gangguan pertukaran natrium atau keseimbangan elektrolit
didahului oleh keadeaan hipertoni, selanjutnya hipertoni ini akan menahan air yang berada
di dalam pembuluh atau diruang interstisial.
Gangguan ini merupakan faktor yang turut berperan dalam edema akibat payah jantung,
sirosis hepatis dan penyakit ginjal. Dalam keadaan penurunan fungsi ginjal akut, mretensi
natrium merupakan penyebbab primer edema. Peningkatan jumlah hormon aldosteron
pada penyakit payah jantung, sirosis hepatis dan sindrom nefrotik akan menambah retensi
natrium dan eksresi kalium.
Pada pitting edema yang tampak jelas pada daerah yang jaringan dibawahnya keras
seperti pada tungakai bawah, tindakan penekanan dengan jari akan diikuti dengan
perpindahan cairan ke daerah sekitarnya. Untuk sementara waktu, bekas penekanan akan
tetap merupakan daerah yang cekung.

2. Eksudat
Eksudat adalah cairan radang ekstravaskular dengan berat jenis tinggi (diatas 1.020) dan
seringkali mengandung protein 2-4 mg % serta sel-sel darah putih yang melakukan
emigrasi.Cairan ini tertimbun sebagai akibat permeabilitas vascular (yang memungkinkan
protein plasma dengan molekul besar dapat terlepas), bertambahnya tekanan hidrostatik
intravascular sebagai akibat aliran lokal yang meningkat pula dan serentetan peristiwa
rumit leukosit yang menyebabkan emigrasinya.
Edema radang (eksudat merupakan edema yang diakibatkan oleh peningkatan
permeabilitas kapilerdan akibat gangguan pertukaran natrium/ keseimbangan elektrolit.

1. Peningkatan permeabilitas pembuluh darah


Pada keadaan normal perrmeabilitas pembuluh darah berfungsi untuk menjaga agar
protein plasma tetap berada dalam opembuluh kapiler. Pada proses peradangan, terjadi
sekresi sitokin dalam jumlah besar oleh sel-sel radang dan menghasilkan derivat asam
arakidonat. Selain itu, endotoksin diproduksi oleh bakteri. Akibat peradangan ini
adalah peningkatan permeabilitas pembuluh darah. Pada shok anapilaktik terjadi
reaksi anti gen dengan IgE yang melekat pada sel mast sehingga histamin dilepaskan .
Reaksi hipersensitifitas tife I selain mengakibatkan peningkatan permeabilitas
pembluh darah, juga menyebabkan pembuluh darah melebar (vaso dilatasi). Sebagai

17
27/4/2010
akibat permeabilitas kapiler protein plasma akan keluar ke jaringan interstisial, yang
mengakibatkan tahana osmotik koloid di jaringan interstisial menjadi tinggi.
2. Ganggguan pertukaran natrium/keseimbangan elektrolit
edema yang terjadi pada gangguan pertukaran natrium atau keseimbangan elektrolit
didahului oleh keadeaan hipertoni, selanjutnya hipertoni ini akan menahan air yang
berada di dalam pembuluh atau diruang interstisial.
Gangguan ini merupakan faktor yang turut berperan dalam edema akibat payah
jantung, sirosis hepatis dan penyakit ginjal. Dalam keadaan penurunan fungsi ginjal
akut, mretensi natrium merupakan penyebbab primer edema. Peningkatan jumlah
hormon aldosteron pada penyakit payah jantung, sirosis hepatis dan sindrom nefrotik
akan menambah retensi natrium dan eksresi kalium.
Pada pitting edema yang tampak jelas pada daerah yang jaringan dibawahnya keras
seperti pada tungakai bawah, tindakan penekanan dengan jari akan diikuti dengan
perpindahan cairan ke daerah sekitarnya. Untuk sementara waktu, bekas penekanan
akan tetap merupakan daerah yang cekung.

(Gambar eksudat ditangan dan gonore di penis)

Jenis-Jenis Eksudat

1. Eksudat non seluler


Eksudat serosa
Pada beberapa keadaan radang, eksudat hampir terdiri dari cairan dan zat-zat yang terlarut
dengan sangat sedikit leukosit. Jenis eksudat nonseluler yang paling sederhana adalah eksudat
serosa,yang pada dasamya terdiri dari protein yang bocor dari pembuluh-pembuluh darah
yang permiable dalam daerah radang bersama-sama dengan cairan yang menyertainya.
Contoh eksudat serosa yang paling dikenal adalah cairan luka melepuh. 

18
27/4/2010
Eksudat fibrinosa
Jenis eksudat nonseluler yang kedua adalah eksudat fibrinosa yang terbentuk jika protein yang
dikeluarkan dari pembuluh dan terkumpul pada daerah peradangan yang mengandung banyak
fibrinogen. Fibrinogen ini diubah menjadi fibrin, yang berupa jala jala lengket dan elastic
(barangkali lebih dikenal sebagai tulang belakang bekuan darah). Eksudat fibrinosa sering
dijumpai diatas permukaan serosa yang meradang seperti pleura dan pericardium dimana
fibrin diendapkan dipadatkan menjadi lapisan kasar diatas membran yang terserang. Jika
lapisan fibrin sudah berkumpul di permukaan serosa,sering akan timbul rasa sakit jika terjadi
pergeseran atas permukaan yang satu dengan yang lain. Contoh pada penderita pleuritis akan
merasa sakit sewaktu bernafas, karena terjadi pergesekan sewaktu mengambil nafas.

Eksudat musinosa (Eksudat kataral)


Jenis eksudat ini hanya dapat terbentuk diatas membran mukosa, dimana terdapat sel-sel yang
dapat mengsekresi musin. Jenis eksudat ini berbeda dengan eksudat lain karena eksudat ini
merupakan sekresi set bukan dari bahan yang keluar dari aliran darah. Sekresi musin
merupakan sifat normal membran mukosa dan eksudat musin merupakan percepatan proses
dasar fisiologis.Contoh eksudat musin yang paling dikenal dan sederhana adalah pilek yang
menyertai berbagai infeksi pemafasan bagian atas. 

2. Eksudat Seluler
Eksudat netrofilik
Eksudat yang mungkin paling sering dijumpai adalah eksudat yang terutama terdiri dari
neutrofil polimorfonuklear dalam jumlah yang begitu banyak sehingga bagian cairan dan
protein kurang mendapat perhatian. Eksudat neutrofil semacam ini disebut purulen. Eksudat
purulen sangat sering terbentuk akibat infeksi bakteri.lnfeksi bakteri sering menyebabkan
konsentrasi neutrofil yang luar biasa tingginya di dalam jaringan dan banyak dari sel-sel ini
mati dan membebaskan enzim-enzim hidrolisis yang kuat disekitarnya. Dalam keadaan ini
enzim-enzim hidrolisis neutrofil secara haraf ah mencernakan jaringan dibawahnya dan
mencairkannya. Kombinasi agregasi netrofil dan pencairan jaringan-jaringan di bawahnya ini
disebut suppuratif,atau lebih sering disebut pus/nanah. 
Jadi pus terdiri dari :
- neutrofil pmn. yang hidup dan yang mati neutrofil pmn. yang hancur
- hasil pencairan jaringan dasar (merupakan hasil pencernaan) 

19
27/4/2010
- eksudat cair dari proses radang
- bakteri-bakteri penyebab
- nekrosis liquefactiva.

3. Eksudat Campuran
Sering terjadi campuran eksudat seluler dan nonseluler dan campuran ini dinamakan sesuai
dengan campurannya.Jika terdapat eksudat fibrinopurulen yang terdiri dari fibrin dan neutrofil
polimorfonuklear,eksudat mukopurulen, yang terdiri dari musin dan neutrofil, eksudat
serofibrinosa dan sebagainya. 

20
27/4/2010
BAB III
PENUTUP
1.KESIMPULAN
Edema terjadi karena peningkatan gaya / tekanan (hidrostatik & osmotik) sehingga
terjadi perpindahan cairan dari ruang intravaskular ke interstisial / interselular.
Eksudat adalah cairan radang ekstravaskular dengan berat jenis tinggi (diatas 1.020)
dan seringkali mengandung protein 2-4 mg % serta sel-sel darah putih yang
melakukan emigrasi.Cairan ini tertimbun sebagai akibat permeabilitas vascular
(yang memungkinkan protein plasma dengan molekul besar dapat terlepas),
bertambahnya tekanan hidrostatik intravascular sebagai akibat aliran lokal yang
meningkat pula dan serentetan peristiwa rumit leukosit yang menyebabkan
emigrasinya. Eksudat terbentuk melalui membran kapiler yang permeabilitasnya
abnormal. Perubahan permeabilitas membran disebabkan adanya peradangan pada
pleura seperti infeksi atau keganasan.
Transudat adalah cairan dalam ruang interstitial yang terjadi hanya sebagai akibat
tekanan hidrostatik atau turunnya protein plasma intravascular yang meningkat
(tidak disebabkan proses peradangan/inflamasi).Berat jenis transudat pada umumnya
kurang dari 1.012 yang mencerminkan kandungan protein yang rendah. Contoh
transudat terdapat pada wanita hamil dimana terjadi penekanan dalam cairan
tubuh.Transudat terjadi apabila hubungan antara tekanan kapiler hidrostatik dan
koloid osmotik menjadi terganggu, sehingga terbentuknya cairan pada satu sisi,
contohnya pleura akan melebihi reabsorbsi oleh pleura lainnya.

21
27/4/2010
DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia Anderson, 1994, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses proses


Penyakit ;Alih Bahasa, Peter Anugrah ; editor Caroline Wijaya, Ed. 4, EGC,
Jakarta.
Robbine dan Kumar, 1992, Buku Ajar Patologi; Alih Bahasa, Staf Pengajar
Laboratorium Patologi
Diunduh dari http://www.google.com/images?
hl=id&source=imghp&q=eksudat&gbv=2&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=
Diunduh dari: http://www.google.com/images?
hl=id&source=imghp&q=edema&gbv=2&aq=f&aqi=g2&aql=&oq=&gs_rfai
=
Diunduh dari:
http://veteriner.selcuk.edu.tr/veteriner/Patoloji/genelpatoloji/dolasimbozukluk
lari/dolboz.htm
http://veteriner.selcuk.edu.tr/veteriner/Patoloji/genelpatoloji/dolasimbozukluk
lari/54.jpg
http://veteriner.selcuk.edu.tr/veteriner/Patoloji/genelpatoloji/dolasimbozukluk
lari/55.jpg
http://veteriner.selcuk.edu.tr/veteriner/Patoloji/genelpatoloji/dolasimbozukluk
lari/56.jpg
http://veteriner.selcuk.edu.tr/veteriner/Patoloji/genelpatoloji/dolasimbozukluk
lari/57.jpg
http://veteriner.selcuk.edu.tr/veteriner/Patoloji/genelpatoloji/dolasimbozukluk
lari/58.jpg
http://veteriner.selcuk.edu.tr/veteriner/Patoloji/genelpatoloji/dolasimbozukluk
lari/59.jpg
http://veteriner.selcuk.edu.tr/veteriner/Patoloji/genelpatoloji/dolasimbozukluk
lari/60.jpg
http://veteriner.selcuk.edu.tr/veteriner/Patoloji/genelpatoloji/dolasimbozukluk
lari/61.jpg

22
27/4/2010
Diunduh dari:
http://webzoom.freewebs.com/lazyriver/Kellies%20swollen%20head%20-
%20leg-%20tummy%20with%20edema.jpg
http://www.ispub.com/ispub/ija/volume_16_number_1_1/unrecognized_mas
sive_hydrothorax_during_supracostal_approach_for_percutaneous_nephrost
olithotomy/hydrothorax-fig2.jpg
http://www.epiwebb.se/01_afrikansk_hastpest/images/004_01_AHS.jpg
http://www.cfsph.iastate.edu/DiseaseInfo/ImageDB/AHS/AHS_003.jpg

23
27/4/2010

Anda mungkin juga menyukai