Anda di halaman 1dari 29

Sistematika, Morfologi, dan Reproduksi

Protozoa dan Rotifera

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi syarat salah satu tugas mata kuliah Planktonologi
Kelompok 9/Perikanan C
Maulana Ranantika Habibie
Fadhillah
Saepudin
Nabilla Luthfi R
Resi Prasetyo Harianja
Muhammad Heffiqri Riady
Hana Dimas Khoironnisa

230110150160
230110150170
230110150177
230110150186
230110150198
230110150201
230110150207

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2016

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan mata kuliah Planktonologi yang dibina oleh Dr.
Isni Nurruhwati, S.Pi., M.Si, Dr. Ir. Zahidah Hasan, MS, dan bapak Asep Syahidin.
Makalah

ini kami susun dengan maksimal dan kami pun mendapatkan

pembahasan dari beberapa referensi sehingga dapat memperlancar pembuatan


makalah ini hingga akhir.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan, baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini maupun
makalah selanjutnya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah yang telah kami susun ini dapat
memberikan manfaat dan pengetahuan yang bertambah kepada pembaca.

Jatinangor, April 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................5
1.2 Tujuan...........................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Protozoa
2.1.1 Definisi Protozoa........................................................................................7
2.1.2 Ciri-Ciri Morfologi Protozoa.....................................................................7
2.1.2.1 Ukuran dan Bentuk Tubuh Protozoa..............................................7
2.1.2.2 Struktur dan Fungsi Tubuh Protozoa.............................................7
2.1.3 Klasifikasi Protozoa...................................................................................8
2.1.3.1 Contoh Spesies Protozoa................................................................8
2.1.4 Fisiologi Protozoa....................................................................................11
A. Pencernaan..........................................................................................11
B. Alat Ekskresi........................................................................................11
C. Cara Hidup..........................................................................................12
2.1.5 Alat Gerak Protozoa.................................................................................12
2.1.6 Reproduksi Protozoa................................................................................12
2.1.6.1 Reproduksi Aseksual....................................................................12
2.1.6.2 Reproduksi Seksual......................................................................12
2.1.6.3 Siklus Hidup.................................................................................12
2.1.7 Habitat Protozoa.......................................................................................14
2.1.8 Peranan Protozoa......................................................................................14
2.1.8.1 Peranan Menguntungkan..............................................................14
2.2 Rotifera
2.2.1 Definisi Rotifera.......................................................................................15
2.2.2 Ciri-Ciri Morfologi Rotifera....................................................................15
2.2.2.1 Ukuran dan Bentuk Tubuh Rotifera.............................................15
2.2.2.2 Struktur dan Fungsi Tubuh Rotifera.............................................15
2.2.3 Klasifikasi Rotifera..................................................................................17
2.2.3.1 Contoh Spesies Rotifera...............................................................17
2.2.4 Fisiologi Rotifera.....................................................................................18
A. Pencernaan..........................................................................................18
B. Alat Ekskresi........................................................................................19
C. Susunan Saraf......................................................................................19
D. Cara Hidup..........................................................................................20
2.2.5 Alat Gerak Rotifera..................................................................................20
3

2.2.6 Reproduksi Rotifera.................................................................................20


2.2.6.1 Reproduksi Aseksual....................................................................21
2.2.6.2 Reproduksi Seksual......................................................................21
2.2.6.3 Sikhlus Hidup...............................................................................21
2.2.7 Habitat Rotifera........................................................................................21
2.2.8 Peranan Rotifera.......................................................................................21
2.2.8.1 Peranan Menguntungkan..............................................................21
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
3.2

Kesimpulan..............................................................................................23
Saran.........................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Zooplankton adalah plankton hewani. Dia mempunyai kemampuan bergerak
dengan cara berenang (migrasi vertikal). Pada siang hari zooplankton bermigrasi ke
bawah menuju dasar perairan. Migrasi dapat juga terjadi karena faktor pemangsaan
(grazing) yaitu mendekati fitoplankton sebagai mangsa (Sumich, 1999). Sama halnya
menurut Nybakken (1992), gerakan tersebut dimaksudkan untuk mencari makanan
yaitu fitoplankton. Gerakan pada malam hari lebih banyak dilakukan karena adanya
variasi makanan yaitu fitoplankton lebih banyak, selain itu dimungkinkan karena
zooplankton menghindari sinar matahari langsung (Nontji, 1993).
Protozoa dibagi dalam 4 kelas yaitu : Rhizopoda, Ciliata, Flagellata dan
Sporozoa. Kelas Sporozoa tidak ada yang hidup sebagai plankton karena semuanya
merupakan plankton seperti Plasmodium dan Nyzobulus yang hidup dalam tubuh
manusia dan ikan. Mengenai Flagellata, dalam hal ini Zooflagellata yang hidup
sebagai plankton (freeliving) sebetulnya semuanya merupakan tipe holozoik dari alga
yang berflagel seperti Pyrrophyta (Sachlan, 1982).
Rotifera (Brachionus plicatilis) adalah sejenis organisme plankton yang dapat
dijadikan sebagai makanan larva/ benih ikan. Rotifera atau disebut juga hewan
beroda, pada tahun 1696 yang waktu itu dikenal dengan nama bdelloid rotifer yaitu
hewan mirip cacing. Rotifera adalah hewan mikroskopis dengan struktur tubuh yang
relatif sederhana. Brachionus plicatilis merupakan jenis plankton hewani yang hidup
di perairan litoral dan termasuk pakan larva ikan laut yang penting. Dalam percobaan
pembenihan ikan laut, rotifera diberikan sebagai pakan larva selama kurang lebih satu
bulan.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui sistematika protozoa dan rotifera
Untuk mengetahui ciri-ciri morfologi protozoa dan rotifera
Untuk mengetahui reproduksi protozoa dan rotifera
Untuk mengetahui peranan protozoa dan rotifera

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Protozoa
2.1.1

Definisi Protozoa
Protozoa adalah golongan Protista mirip hewan. Protozoa merupakan salah

satu bagian kelompok dari Protista, apa sebabnya? Mereka memiliki ciri-ciri yang
sama dengan Protista, yaitu tubuhnya terdiri atas satu sel dan eukariotik. Untuk itulah
semua aktivitasnya dilakukan oleh sel itu sendiri seperti bergerak, bereproduksi, dan
lain-lain.
2.1.2

Ciri-Ciri Morfologi Protozoa


2.1.2.1 Ukuran dan Bentuk Tubuh
Ukuran tubuhnya berkisar antara 5-100 milimikron, jadi sangat mikroskopis.

Bentuk Protozoa sangat beragam, ada yang berbentuk lonjong, menyerupai bola,
memanjang, ada yang seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu dan
polimorfik (memiliki berbagai bentuk morfologi), ukuran tubuhnya berdiameter 1
milimikron. Lebih dari 64.000 species protozoa telah dikenal, diperkirakan 32.000
berupa fosil dan 22.000 merupakan bentuk-bentuk yang bebas dan sisanya masih di
identifikasi.Biasanya berkisar 10-50 m, tetapi dapat tumbuh sampai 1 mm, dan
mudah dilihat di bawah mikroskop. Mereka bergerak di sekitar dengan cambuk
seperti ekor disebut flagela. Mereka sebelumnya jatuh di bawah keluarga Protista.
Lebih dari 30.000 jenis telah ditemukan. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri
dari satu sel tunggal (unisel). Namun, Protozoa merupakan system yang serba bisa.
Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang
tindih. Ukuaran tubuhnya antaran 3-1000 mikron.
2.1.2.2 Struktur dan Fungsi Tubuh
Sel Protozoa terbungkus membran sitoplasma dan setiap selnya mempunyai
satu atau beberapa nukleus. Pada umumnya Protozoa dapat membentuk sista atau
seludang yang dibuat secara vegetatif/trofozoit sehingga dapat melindungi dirinya
terhadap bahaya dari alam sekitarnya, misalnya kekeringan dan kehabisan makanan
7

atau keasaman perut di dalam inangnya. Tubuh Protozoa umumnya tidak mempunyai
dinding sel yang kuat dan di dalamnya terdapat nukleus, vakuola, mitokondria, dan
ribosom.
........Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan
sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur
tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies.
Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat
yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat
membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada keadaan
yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Protozoa
tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada
jamur dan algae.
2.1.3

Klasifikasi Protozoa
Alat gerak dari zooplankton berdasarkan filum protozoa yaitu ada yang

berupa silia (cilliata) contohnya Paramecium, Parafavella, Favella, Eutintinnus, dan


Mesodinium condonella. Ada juga yang menggunakan kaki semu (Rhizopoda) contoh
spesiesnya yaitu Aulosphaera, Globorotalia, Globegirena, dan Acanthometron. Selain
itu ada juga yang menggunakan flagel (Mastigophora) contoh spesiesnya yaitu
Diaphanoeca, Monosiga, dan Stephanoeca.
A.

Cilliata
Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase

hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Silia memiliki
ukuran lebih pendek dari flagel (bulu cambuk). Cilia tersebut ada yang terdapat di
seluruh bagian tubuhnya ada pula yang hanya di bagian tertentu. Memiliki kantung
kitin sebagai pelindung (lorica) sebagai identifikasi Tintinnidae, mempunyai 2 inti
makronukleus dan mikronukleus. Cilliata memiliki dua ordo yaitu Holotricha
contoh spesies Mesodinium dan Spirotrica contoh spesies Condonella, Favella,
Parafavella, dan Tintinnus. Ciliata atau Infusoria merupakan kelompok terbesar di

Phylum Protozoa, di mana anggotanya sekitar 8.000 species. Cilia tersebut ada yang
terdapat di seluruh tubuh, ada pula yang hanya di bagian tertentu.

Bersifat heterotrof, pembelahan biner, umumnya berukuran mikroskopis.


Terdapat pada seluruh bagian sel atau pada bagian tertentu. membantu pergerakan
makanan ke sistoma, bentuk tubuh oval dan tidak berubah-ubah atau tetap, memiliki
dua inti sel yaitu makronukleus dan mikronukleus. Makronukleus sebagai fungsi
vegetatif, dan mikronukleus sebagai fungsi reproduksi yaitu konjugasi, hidup bebas
pada lingkungan berair baik itu air laut maupun air tawar yang banyak mengandung
zat organik.
1) Holotricha
Klasifikasi
Filum

: Ciliophora

Kelas

: Cilliata

Ordo

: Holotricha

Famili

: Mesodiniidae

Genus

: Mesodinium

Spesies : Mesodinium
9

10

2.) Peritricha
a). Klasifikasi
Filum

: Ciliophora

Kelas

: Cilliata

Ordo

: Spitotrica

Famili

: Condonelidae

Genus

: Condonella

Spesies

:Condonella
perforata

b). Klasifikasi
Filum

: Ciliophora

Kelas

: Cilliata

Ordo

: Spitotrica

Famili

: Xystonellidae

Genus

: Favella

Spesies

: F. ehrenbergii
11

c). Klasifikasi
Filum

: Ciliophora

Kelas

: Spirotrichea

Ordo

: Tintinnida

Famili

: Xystonellidae

Genus

: Parafavelloides

Spesies

:Parafavella
parumdentata

d). Klasifikasi
Filum

: Ciliophora

Kelas

: Ciliophora

Ordo

: Tintinnida

Famili

: Tintinnida

Genus

: Tintinnidae
12

Spesies

Tintinnus

apertus

2.1.4

Fisiologi Protozoa
A. Pencernaan

B. Alat Ekskresi
Protozoa adalah hewan yang bersel satu dimana batas antara lingkungan intern
sel dengan lingkungan ekstern hanya dengan membran tipis. Keadaan ini
menyebabkan sel protozoa tidak dapat menghindari peristiwa masuknya air secara
terus menerus dari lingkungannya yang lembab. Namun pada protozoa sebagai
contohnya amoeba dan Paramecium ternyata mempunyai vakuola kontraktil yang
berfungsi sebagai osmoregulator atau mengatur osmosis ke dalam sel tubuhnya
dengan mengekskresikan air keluar tubuh melalui membran. Berdasarkan
kenyataan ini, dapat dikatakan bahwa alat ekskresi pada protozoa berupa vakuola
kontraktil atau disebut vakuola denyut.

13

C. Cara Hidup
Protozoa hidup secara heterotrof dengan memangsa bakteri, protista lain, dan
sampah organisme. Sebagai pemangsa bakteri, protozoa berperan penting dalam
mengontrol jumlah bakteri di alam.
2.1.5

Alat Gerak Protozoa


Protozoa bergerak dan menangkap makanannya dengan kaki semu

(pseudopodia) yang merupakan penjuluran sitoplasma tubuhnya. Rhizopoda bergerak


dengan menjulurkan kaki semunya untuk berpindah tempat. Ada pula yang bergerak
dengan silia (bulu getar).
2.1.6

Reproduksi Protozoa
2.1.6.1 Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembelahan biner.
2.1.6.2 Reproduksi Seksual
Reproduksi seksual dilakukan dengan cara konjugasi.
2.1.6.3 Siklus Hidup
Sebagian protozoa melakukan reproduksinya secara seksual dengan
penyatuan sel generatif (gamet) atau dengan penyatuan inti sel vegetatif.
Reproduksi seksual dengan penyatuan inti vegetatif disebut konjugasi.
Dalam siklus hidupnya, beberapa protozoa menghasilkan sel tidak aktif yang
disebut kista. Kista diselubungi dengan kapsul polisakarida yang melindungi
Protozoa dari lingkungan yang tidak menguntungkan, misalnya kekeringan.

14

Jika kondisi lingkungan membaik, misalnya tersedia makanan dan air maka
dinding kista akan pecah dan Protozoa keluar untuk memulai hidupnya
kembali.

1. Dua Paramecium yang akan bereproduksi secara seksual dengan saling


menempel (singami).
2. Mikronukleus mengalami meiosis menjadi 4 mikronukleus haploid.
3. Dari hasil meiosis, 3 mikronukleus menghilang dan 1 mikronukleus mengalami
mitosis menjadi 2 mikronukleus haploid.
4. Kedua Paramecium saling bertukar mikronukleus/ materi genetik (konjugasi).
5. Mikronukleus kedua sel yang telah melakukan konjugasi masing-masing
mengalami fusi inti menjadi 1 mikronukleus diploid. Selanjutnya sel akan
bereproduksi secara aseksual masing-masing.
6. Mitosis tiga tingkat menghasilkan 8 mikronukleus.
7. Dari hasil mitosis, 4 mikronukleus berubah menjadi 4 makronukleus, dan
makronukleus milik sel itu sendiri menghilang.
8. Pembelahan biner dua tingkat menghasilkan 4 sel baru.
2.1.7

Habitat Protozoa

15

Hidup bebas di alam,sebagian besar protozoa hidup bebas di laut atau air
tawar, misalnya di kolam dan sungai. Beberapa jenis protozoa hidup dalam tubuh
hewan atau manusia dengan cara bersimbiosis.
2.1.8 Peranan Protozoa
2.1.8.1 Peran Menguntungkan

Sebagai zooplankton
Protozoa yang hidup di perairan baik air tawar maupun air laut sangat
berperan sebagai zooplankton yang merupakan salah satu sumber makanan bagi
hewan air, sepeti udang, kepiting dan ikan.

Pengontrol jumlah bakteri di air


Adanya protozoa yang memiliki salah satu makanan pokok bakteri, maka
jumlah bakteri yang ada di air secara langsung akan dikontrol oleh protozoa.

Indikator minya bumi


Foraminifera, kerangkanya yang telah kosong akan jatuh kedasar laut dan
mengendap sehingga membentuk fosil sebagai petunjuk adanya minyak bumi
sebagai sumber minyak bumi, mineral dan gas.

Bahan penggosok
Radiolaria yang mengendap didasar perairan laut, radiolaria dapat
bermanfaan sebagai bahan penggosok.

2.2 Rotifera
2.2.1

Definisi Rotifera
Rotifera (Brachionus plicatilis) adalah sejenis organisme plankton yang

dapat dijadikan sebagai makanan larva/ benih ikan. Rotifera atau disebut juga hewan
beroda, pada tahun 1696 yang waktu itu dikenal dengan nama bdelloid rotifer yaitu
hewan mirip cacing. Rotifera adalah hewan mikroskopis dengan struktur tubuh yang
relatif sederhana. Brachionus plicatilis merupakan jenis plankton hewani yang hidup

16

di perairan litoral dan termasuk pakan larva ikan laut yang penting. Dalam percobaan
pembenihan ikan laut, rotifera diberikan sebagai pakan larva selama kurang lebih satu
bulan.
2.2.2

Ciri-Ciri Morfologi Rotifera


2.2.2.1 Ukuran dan Bentuk Tubuh Rotifera
Sebagian rotifera panjangnya sekitar 0,1-0,5 mm (meskipun ukuran mereka

dapat berkisar dari 50 m sampai 2 mm lebih). Bentuk badan bulat atau silindris.
Pada bagian badan (trunk) terdapat 3 buah tonjolan kecil yaitu sebuah atau sepasang
antena dorsal dan 2 buah antena lateral. Pada ujung antena biasanya terdapat bulubulu sebagai alat indra.
2.2.2.2 Struktur dan Fungsi Tubuh Rotifera
Corona terdiri atas daerah sekitar mulut yang besilia, dan cilia ini melebar di
sepuar tepi anterior hingga seperti bentuk mahkota. Gerakan cilia pada trochal disk
tampak seperti roda berputar, asal nama rotifera (rota = roda dan fera = membawa).
Mastaxnya terletak antara mulut dan pharynx. Mastax ialah pharynx yang berotot
bulat atau lonjong dan bagian dalamnya terdapat trophi, semacam rahang berkhitin.
Trophi terdiri atas 7 buah gigi yang saling berhubungan. Mastax berfungsi untuk
menangkap dan menggiling makanan, bentuknya beraneka ragam sesuai dengan tipe
kebiasaan makan rotifera.

Sebuah kaki yang langsing terletak di ujung posterior. Kutikula pada kaki
acapkali berkerut-kerut sehingga tampak seperti beruas-ruas, yang dapat memendek
dan dimasukkan ke dalam badan. Pada ujung kaki biasanya terdapat satu sampai
empat buah jari, di dalam kaki terdapat kelenjar kaki (pedal gland) yang
menghasilkan bahan perekat untuk menempel pada substrat. Selain empat buah jari,
jenis bdelloidea mempunyai sepasang taji (spur). Pada jenis yang sessile seperti

17

colotheca dan floscularia, kelenjar kaki menghasilkan bahan pembentuk selubung


seperti vas bunga. Kaki pada jenis plankton adakalanya mengecil, lenyap atau di
bagian ventral.
Tubuh tertutup epidermis yang merupakan lapisan tipis dan sintisial, dengan
jumlah nuklei yang selalu tetap. Epidermis menghasilkan kutikula, tipis sampai tebal,
tergantung

jenisnya, bahkan ada yang mengeras seperti cangkang yang disebut

lorica. Lorica adakalanya dihiasi galur-galur, duri yang pendek, atau panjang dan
gampang digerakkan, misalnya pada filinia.
Di bawah epidermis terdapat susunan otot melingkar dan membujur, namun
tidak terorganisir senaik platyhelminthes. Antara dinding tubuh dan organ dalam
terdapat pseudocoelom yang berisi cairan dan sel-sel ameboid bercabang-cabang
yang tersusun seperti jala sintial.
2.2.3

Klasifikasi Rotifera
Ada tiga kelas rotifera yaitu Seisionidea, Bdelloidea dan Monogononta.

Terdapat 4 famili yaitu Branchiode, ploimida, vlosculariceae dan collotechida.


Contoh spesiesnya ada Branchionus sp. , Seisori sp., Trichotria sp. dan lainnya.
Filum
: Rotifera
Kelas
:

Monogononta
Ordo

: Ploima

Famili

: Branchionidae

18

Genus

: Branchionus

Spesies

Filum

: Branchionus sp.

: Rotifera
Kelas

Seisonidea
Ordo

Famili

Genus

: Seison

Spesies

Seisonida
Seisonidae

: Seison sp.

Filum
: Rotifera
Kelas
:

Eurotatoria
Ordo
: Ploima
19

Famili

: Trichotriidae

Genus

: Trichotria

Spesies

2.2.4

: Trichotria sp.

Fisiologi Rotifera
A. Pencernaan

Mulut rotifera terletak di bagian ventral dan biasanya dikeliling oleh


sebagian corona. Daerahm sekitar mulut (buccal field) pada beberapa jenis
Colothecacea mengalami modifikasi, melebar sedemikian rupa hingga menyerupai
corong, dan mulut terletak di dasar corong. Jenis filter feeder memakan partikel
organic yang lembut dengan bantuan aliran airnyang dihasilkan cilia pada corona.
Makanan dari mulut dialirkan ke mastaz. Pharinx dihubungkan dengan perut oleh
esofagus. Perut berbentuk tabung dan kantong, berhubungan dengan usus yang
pendek dan berakhir pada anus. Jenis karnivora memakan protozoa, rotifera yang
20

kecil dan metazoan lain. Mangsa ditangkan dengan cara dicengkram atau dijebak.
Mangsa dicengkap dengan menggunakan trophy yang berbentuk seperti penjepit, atau
mangsa yang terjebak di dalam corong yang bersetae akan melipat ke dalam dan
berkerut, hingga mangsa masuk ke mulut.

21

B. Alat Eksresi

Pada tiap sisi lateral terdapat sebuah protonephridium dengan 2-8 flame bul.
Kedua protonephrida tersebut bersatu pada kantung kemih (bladder), yang bermuara
pada bagian ventral kloaka. Isi bladder dikosongkan melalui anus dengan jalan
kontraksi, dengan kecepatan satu sampai empat kali per menit. Pembuangan yang
demikian cepat membuktikan bahwa fungsi protonephrida adalah sebagai
osmoregulator, osmoregulator yaitu membuang kelebihan air didalam tubuh. Dalam
beberapa menit dikeluarkan sejumlah cairan yang setara dengan berat tubuh rotifera
tersebut.
C. Susunan Saraf

Rotifera mempunyai otak yang terdiri atas massa ganglion dorsal, dan
terletak di atas mastax. Dari otak keluar sejumlah pasang saraf yang menuju ke
berbagai alat inra, antara lain ke mata dan ke antena. Beberapa jenis rotifera, terutama
22

yang sessile tidak mempunyai mata. Mata yang berupa ocellus sederhana, dan
berjumlah tiga hingga lima buah.
D. Cara Hidup
Cara hidup rotifera biasanya berenang bebas dan organisme planktonik
benar-benar, tapi jari-jari kaki atau ekstensi kaki dapat mengeluarkan bahan lengket
membentuk pegangan erat untuk membantu mereka mematuhi permukaan.
2.2.6

Reproduksi Rotifera
Siklus hidup rotifera mengandung kedua fase aseksual dan seksual. Produk

reproduksi seksual adalah embrio aktif encysted disebut kista. Pada rotifera
dioecious, reproduksi selalu seksual. Individu jantan selalu lebih kecil dari pada
betina, biasanya mengalami degenerasi yaitu tidak mempunyai alat pencernaan,
hanya memiliki alat reproduksi saja. Partenogenesis merupakan peristiwa yang umum
terjadi. Perkawinan pada rotifera biasanya dengan jalan hipodermic impregnation,
dimana sperma masuk melalui dinding tubuh. Tiap nukleus pada ovari menjadi
sebuah telur. Kebanyakan spesies mempunyai ovari dengan sepuluh sampai dua
puluh nuklei, maka telur yang dihasilkan selama hidupnya tidak lebih dari jumlah
tersebut.
Rotifera jantan siap melakukan perkawinan satu jam setelah menetas;
kemudian akan mati. Bila tidak menemukan rotifera betina maka rotifera jantan akan
mati pada umur 2-7 hari, tergantung pada jenisnya. Pada bdelloidea, dimana tidak
pernah ada jantannya, reproduksi selalu dengan cara partenogenesis, yaitu betina
menghasilkan telur yang selalu menetas menjadi betina.
Pada kelas monogononta, yang dalam keadaan tertentu ada jantannya, terdapat
tiga macam telur:

Tipe pertama adalah telur amictic, hasil dari partenogenesis, bercangkang


tipis, diploid, tidak dapat dibuahi dengan menetas menjadi betina amictic.

23

Tipe kedua ialah mictic, bercangkang tipis, tetapi haploid, bila tidak dibuahi
secara partenogenetik aka menetas menjadi jantan yang haploid.

Tipe ketiga ialah dorman. Dorman ialah bila telur mictic dibuahi oleh sperma
dari janan yang haploid, bercangkang tebal dan keras, resisten terhadap
kekeringan dan lingkungan buruk, dan memerlukan istrahat beberapa bulan
sebelum dapat menetas. Dalam lingkungan yang baik, telur dorman menetas
menjadi betina amictic dan diploid.
2.2.6.1 Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembelahan biner.
2.2.6.2 Reproduksi Seksual
Reproduksi seksual dilakukan dengan cara konjugasi.
2.2.6.3 Siklus Hidup

24

2.2.7

Habitat Rotifera
Hidup di air tawar, beberapa di laut dan air payau; 1700 spesies.

2.2.8

Peranan Rotifera
2.2.8.1 Peran Menguntungkan
Rotifera memegang peranan penting dalam rantai makanan pada ekosistem

perairan tawar. Di satu pihak memakan serpihan-serpihan organik dan ganggang


bersel satu, dilain pihak rotifera merupakan makanan bagi hewan yang lebih besar
seperti cacing dan crustacea.

25

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

26

1. Morfologi protozoa

: Ukuran tubuhnya berkisar antara 5-100 milimikron,

jadi sangat mikroskopis. Bentuk Protozoa sangat beragam, ukuran tubuhnya


berdiameter 1 milimikron. Mereka bergerak di sekitar dengan cambuk seperti
ekor disebut flagela.
Morfologi rotifera
: Panjangnya sekitar 0,1-0,5 mm (meskipun ukuran
mereka dapat berkisar dari 50 m sampai 2 mm lebih). Bentuk badan bulat
atau silindris. Pada bagian badan (trunk) terdapat 3 buah tonjolan kecil yaitu
sebuah atau sepasang antena dorsal dan 2 buah antena lateral. Pada ujung
antena biasanya terdapat bulu-bulu sebagai alat indra.
2. Reproduksi protozoa dan rotifera adalah reproduksi secara aseksual dengan
cara pembilahan biner dan reproduksi secara seksual dengan cara konjugasi.
3. Protozoa memiliki peranan menguntungkan protozoa adalah berperan sebagai
zooplankton dalam perairan, pengontrol jumlah bakteri di air, indikator
minyak

bumi,

dan

bahan

penggosok.

Rotifera

memiliki

peranan

menguntungkan berperan penting dalam rantai makanan pada ekosistem


perairan tawar dan menjadi makanan hewan besar seperti crustacea.
3.2 Saran

Perlu adanya kegiatan praktikum mengenai materi zooplankton yang lebih


spesifik pada protozoa dan rotifera agar mahasiswa dapat mengetahui dengan

jelas bentuk dan wujud dari protozoa dan rotifera itu sendiri.
Diharapkan agar pada mahasiswa untuk meningkatkan rasa ingin tahu yang lebih
dalam mengenai spesies apa saja yang termasuk dalam protozoa dan rotifera agar
dalam praktik nyata tidak salah dalam membedakan dan menentukan manakah
protozoa dan rotifera yang termasuk zooplankton dan mana yang bukan.
Daftar Pustaka

27

https://id.wikipedia.org/wiki/Rotifera (Diakses Sabtu, 16 April 2016, pukul 12:01)


https://www.academia.edu/9369560/Makalah_Rotifera (Diakses Sabtu, 16 April
2016, pukul 11:20)
https://en.wikipedia.org/wiki/Zooplankton (Diakses Sabtu, 16 April 2016, pukul
12:14)
http://www.alamikan.com/2014/05/kandungan-gizi-rotifera-sebagai-pakan.html
(Diakses Sabtu, 16 April 2016, pukul 12:24)
http://kartaj09.student.ipb.ac.id/2010/09/28/filum-rotifera/ (Diakses Sabtu 16 April
2016, pukul 12:30)
http://www.slideshare.net/ichfar16/rotifera-di-perairan-payau-dan-laut (Diakses
Sabtu, 16 April 2016, pukul 12:37)
http://tatangsma.com/2015/02/ciri-ciri-morfologi-dan-habitat-rotifera.html (Diakses
Sabtu 16 April 2016 pukul 13:05)
http://dokumen.tips/documents/filum-rotifera.html (Diakses Sabtu 16 April 2016
pukul 14:01)
https://id.wikipedia.org/wiki/Protozoa (Diakses Sabtu 16 April 2016 pukul 14:24)
http://eprints.uny.ac.id/9402/3/bab%202%20-%2005308144026.pdf (Diakses Sabtu
16 April 2016 pukul 14:46)
http://www.artikelsains.com/2015/05/karakteristik-dan-klasifikasi-protista.html
(Diakses Sabtu 16 April pukul 14:54)
http://www.kehidupankita.com/2015/12/protozoa-ciri-ciri-protozoa-filum.html
(Diakses Rabu, 20 April 2016 pukul 1:29)
http://www.artikelsiana.com/2015/05/ciliata-pengertian-ciri-ciri-klasifikasi-perananreproduksi.html (Diakses Rabu, 20 April 2016 pukul 16:39)
http://www.zonabiokita.web.id/2013/06/klasifikasi-protozoa.html (Diakses Rabu, 20
April 2016 pukul 17:26)

28

http://idkf.bogor.net/yuesbi/eDU.KU/edukasi.net/SMA/Biologi/Protozoa/materi4.html (Diakses Rabu, 20 April


2016 pukul 18:56)
http://jokowarino.id/peranan-protozoa-dalam-kehidupan/ (Diakses Rabu, 20 April
2016 pukul 19:24)
https://en.wikipedia.org/wiki/Amoeba_proteus (Diakses Senin, 25 April 2016 pukul
2:18)
http://www.sridianti.com/ciri-ciri-protozoa.html (Diakses Senin, 25 April 2016 pukul
2:40)

29

Anda mungkin juga menyukai