Anda di halaman 1dari 4

IKAN TERI

Klasifikasi Ikan teri (Stolephorus sp) berdasarkan ikan yang


termasuk bertulang rawan (cartilaginous) atau bertulang keras (bony), menurut
Young (1962) dan De Bruin et al (1994) adalah sebagai berikut :

Filum

: Chordata

Sub-Filum

: Vertebrae

Class

: Actinopterygii

Ordo

: Clupeiformess

Famili

: Engraulididae

Genus

: Stolephorus

Species

: Stolephorus sp

Gambar 1. Ikan Teri (Stolephorus sp)


Ciri-ciri morfologi ikan teri memiliki tanda khas yang membedakannya
dari

anggota keluarga Engraulididae yang lain, yaitu sirip caudal bercagak dan tidak
bergabung dengan sirip anal serta duri abdominal hanya terdapat sirip pektoral
dan ventral yang berjumlah tidak lebih dari 7 buah, umumnya tidak berwarna atau
agak kemerah-merahan. Bentuk tubuhnya bulat memanjang (fusiform) atau agak
menekan kesamping (compressed), pada sisi samping tubuhnya terdapat garis
putih keperakan memanjang dari kepala sampai ekor. Sisiknya kecil dan tipis
sehingga sangat mudah lepas, tulang rahang atas memanjang mencapai celah
insang dan giginya terdapat pada rahang. Ikan teri umumnya berukuran kecil
sekitar 6 9 cm (Hutomo et.al, 1987)
Ikan teri (Stolephorus sp) yang termasuk dalam famili Engraulididae ini
mempunyai banyak spesies. Spesies umum yang teridetifikasi adalah Stolephorus
heterobolus, Stolephorus devisii, Stolephorus buccanerri, Stolephorus indicus,
Stolephorus commersonii (De Bruin et al, 1994)
2.3.2

Habitat dan Penyebaran Ikan Teri (Stolephorus sp) Asin


Ikan teri bersifat pelagis dan hidup pada perairan pesisir dan estuaria,

tetapi beberapa jenis dapat hidup pada salinitas rendah antara 10 15%.
Berdasarkan sifatnya, ikan teri hidup bergerombol, sering melakukan migrasi,
sehingga ikan teri memiliki daerah penyebaran yang dipengaruhi oleh perubahan
musim pada daerah tertentu. Pola musim ikan teri itu sendiri terjadi secara
periodik setiap tahunnya (Hutomo et al, 1987).
Ikan teri mempunyai daerah penyebaran yang luas di laut Pasifik bahkan
sampai ke daerah Tahiti dan Madagaskar. Penyebaran ikan teri di Indonesia di

wilayah antara 95BT 140BT dan 10LU 10LS, dengan kata lain mencakup
hampir di seluruh wilayah Indonesia (Lumonggi, )
2.3.3

Komposisi Kimia Ikan Teri (Stolephorus sp) Asin


Ikan teri (Stolephorus sp) merupakan sumber nutrisi yang penting bagi

masyarakat Indonesia. Menurut Opstvedt (1988), pada umumnya ikan teri


mengandung protein sekitar 16%, namun proses penggaraman pada pengolahan
ikan secara tadisional mengakibatkan hilangnya protein ikan mencapai 5%,
tergantung pada kadar garam dan lama penggaraman. Adanya variasi dalam
komposisi kimia disebabkan karena faktor bologis dan alami. Faktor biologisnya
adalah jenis ikan, umur dan jenis kelamin. Faktor alami yaitu faktor yang tidak
berasal dari ikan yang dapat mempengaruhi komposisi daging ikan yang terdiri
atas kondisi lingkungan habitatnya, musim jenis makanan yang tersedia.
Nilai gizi ikan teri cukup tinggi teutama sebagai sumber protein dan
mineral, sedangkan kandungan lemak dan vitaminnya rendah (Borgstorm dan
Paris, 1965). Menurut Corden dan Thomas (1971), ikan teri mengandung protein
dan mineral yang cukup tinggi sedangkan vitamin dan lemaknya rendah jika
dibandingkan dengan ikan laut lainnya.

Secara ringkas komposisi nutrisi pada ikan teri (Stolephorus sp) asin
kering dapat dilihatpada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Nilai Gizi Ikan Teri (Stolephorus sp) (per 100 gram bahan)
Kandungan Gizi
Nilai
Satuan
Energi
70,2
Kal
Protein
10,3
g
Lemak
1,4
g
Kalsium
972,0
mg
Fosfor
253,0
mg
Besi
3,9
mg
Karotin Total
28,0
mg
Vit. A
42,0
SI
Vit B
0,24
mg
Air
80,0
g
Sumber : Direktorat Bina Gizi Masyarakat dan Pusat Penelitian
dan
Pengembangan
Gizi Departeman Kesehatan,Tahun 1990
Menurut Winarno (1997), zat besi pada ikan mudah diserap
dibandingkan zat besi pada serelia dan kacang-kacangan. Selain
itu, ikan teri kaya akan fosfor yang berfungsi untuk pembentukan
tulang dan gigi. Kalsium berperan untuk masa pertumbuhan dan
mencegah proses osteoporosis pada orang dewasa (Afrianto dan
Liviawaty, 1991).

Anda mungkin juga menyukai