Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PERBANDINGAN HUKUM PERDATA IV

PERBANDINGAN SISTEM HUKUM


AMERIKA DAN INDONESIA TENTANG
BERAKHIRNYA KONTRAK
DISUSUN OLEH :

NAMA
NIM

: SHEREN MURNI UTAMI


: 130200453

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akademik Mata Kuliah


PERBANDINGAN HUKUM PERDATA Tahun Ajaran 2013-2014
Kelas A

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS HUKUM
MEDAN
1

2016
KATA PENGANTAR
Pertama tama saya panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan karuniaNya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Dan saya juga
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Syamsul Rizal selaku dosen yang mengasuh mata
kuliah ini. Dan kepada teman teman yang turut yang membantu dalam membuat makalah
ini. Melalui tugas makalah ini saya menjadi lebih memahami mengenai Perbandingan Sistem
Hukum Amerika dan Indonesia Tentang Kontrak untuk melihat apa yang menjadi persamaan
dan perberdaan antara kedua sistem hukum tersebut. Apabila terdapat kesalahan kata kata
dalam makalah ini, saya mohon untuk dimaklumi. Atas perhatiannya, saya ucapkan
terimakasih.

Medan, 31 Mei 2016

(SHEREN MURNI UTAMI SAGALA)


NIM : 130200453

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....2
DAFTAR ISI..............3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....4
1.2 Permasalahan....4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kontrak Menurut Sistem Hukum Amerika 5
2.2 Kontrak Menurut Sistem Hukum Indonesia7
2.3 Persamaan dan Perbedaan Berakhirnya Kontrak Menurut Sistem Hukum Amerika
dengan Indonesia ..9
DAFTAR PUSTAKA.......10

BAB I
PENDAHULUAN
3

1.1 LATAR BELAKANG


Hukum kontrak merupakan bagian dari hukum perikatan karena setiap orang yang
membuat kontrak terikat untuk memenuhi kontrak tersebut. Era reformasi adalah era
perubahan. Perubahan disegala bidang kehidupan demi tercapainya kehidupan yang lebih
baik. Salah satunya adalah dibidang hukum. Dalam bidang hukum, diarahkan pada
pembentukan peraturan perundang-undangan yang memfasilitasi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Seperti kita ketahui bahwa banyak peraturan perundang-undangan kita yang masih
berasal dari masa pemerintahan Hindia Belanda.
Hukum kontrak kita masih mengacu pada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata atau
Burgerlijk Wetboek Bab III tentang Perikatan (selanjutnya disebut buku III) yang masuk dan
diakui oleh Pemerintahan Hindia Belanda melalui asas Konkordansi yaitu asas yang
menyatakan bahwa peraturan yang berlaku di negeri Belanda berlaku pula pada pemerintahan
Hindia Belanda (Indonesia), hal tersebut untuk memudahkan para pelaku bisnis eropa/
Belanda agar lebih mudah dalam mengerti hukum.
Dan seiring berjalannya waktu maka pelaku bisnis lokal pun harus pula mengerti isi
peraturan dari KUHPerdata terutama Buku III yang masih merupakan acuan umum bagi
pembuatan kontrak di Indonesia.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Yang menjadi pokok permasalahan dan pembahasan didalam makalah ini yaitu :
1. BAGAIMANAKAH KONTRAK MENURUT SISTEM HUKUM AMERIKA ?
2. BAGAIMANAKAH KONTRAK MENURUT SISTEM HUKUM INDONESIA ?
3. APAKAH YANG MENJADI PERSAMAAN DAN PERBEDAAN TERHADAP
BERAKHIRNYA KONTRAK MENURUT SISTEM HUKUM AMERIKA DAN
INDONESIA ?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONTRAK MENURUT SISTEM HUKUM AMERIKA
Dalam sistem hukum Amerika, kontrak mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kerangka mengatur hubungan kontraktual antara para pihak. Bahkan, pengadilan pun
tidak boleh melakukan intervensi terhadap mereka. Secara teoretis, pengertian kontrak
tercantum dalam Pasal 1 Restatement (Second) of Contracts Amerika Serikat 1932. Dalam
konstruksi ini, kontrak dipahami sebagai sebuah kesepakatan atau janji atau seperangkat janji.
Janji (promise) dikonsepkan sebagai perwujudan niat untuk melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu dengan cara yang ditentukan, sehingga para pihak membenarkan apa yang
telah dilakukan. Ada dua pihak yang terikat dalam kontrak, yaitu :
1. Promisor, dan
2. Promisee
Promisor, yaitu orang yang melaksanakan atau menyampaikan atau menawarkan
kehendak atau niatnya, sedangkan promisee, yaitu orang yang ditujukan terhadap kehendak
atau niat tersebut. Sementara itu, bentuk kontrak yang dibuat oleh para pihak dapat dibedakan
menjadi :
1. Lisan;
2. Tertulis;
3. Perilaku para pihak
Sumber hukum atau disebut juga dengan source of law merupakan tempat ditemukan
atau diperolehnya hukum. Ada dua kategori sumber hukum kontrak dalam hukum Amerika,
yang meliputi :
1. Sumber hukum primer, dan
2. Sumber hukum sekunder.
Sumber hukum primer merupakan sumber hukum yang utama. Para pengacara dan
hakim menganggap bahwa sumber primer dianggap sebagai hukum itu sendiri. Sumber
5

hukum primer dalam hukum kontrak Amerika, yaitu ; Keputusan Pengadilan (judicial
opinion), Statute, dan Peraturan lainnya. Sumber hukum sekunder merupakan sumber hukum
yang kedua dan mempunyai pengaruh dalam pengadilan karena pengadilan dapat mengacu
pada sumber hukum sekunder tersebut. Sumber hukum sekunder ini, terdiri dari ;
Restatement dan Legal commentary. Berdasarkan sumber tersebut, maka sumber hukum
kontrak yang berlaku di Amerika Serikat dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
1. Judicial opinion
2. Statutory law
3. The restatement
4. Legal commentary
Syarat sahnya kontrak diatur dalam Restatement (Second) of America. Di dalam
Restatement (Second) of America ditemukan empat syarat sahnya kontrak, yaitu :
1.
2.
3.
4.

Offer and acceptance (Penawaran dan Penerimaan);


Metting of minds (Persesuaian Kehendak) ;
Consideration (Konsiderasi) ;
Competent parties and legal subject matter ( Kemampuan dan keabsahan tentang
subjek )
Di dalam Restatement (Second) American ada dua istilah yang digunakan untuk

menyebut berakhirnya kontark, yang meliputi :


1. Termination of contract
2. Discharge of contract
Termination of contract diartikan sebagai berakhirnya atau berhentinya proses
penawaran yang disampaikan oleh penawar (offeror) kepada penerima tawaran (offeree).
Termination of offer dibagi menjadi empat cara, yang meliputi :
1. Rejection or counter-offer by the offeree ( penolakan atau penolakan balik dari
penerima tawaran terhadap tawaran yang disampaikan oleh si penerima tawaran);
2. Lapse of time ( cara berakhirnya penawaran yang disampaikan oleh penawar kepada
penerima tawaran karena jangka waktu yang telah ditentukan pada sat penawaraan
telah berakhir);
3. Revocation by the offeror ( cara berakhirnya penawaran kepada penerima tawaran);
4. Death or incapacity of the offeror or offeree ( berakhirnya tawaran yang disebabkan
meninggalnya atau tidak mempunyai kewenangan hukum dari penawar (offeror) atau
penerima tawaran (offeree).

Discharge of contract merupakan berakhirnya kontrak pada saat telah terjadinta


kesepakatan dan pelaksanaan kewajiban kontraktualnya. Ada empat belas cara berakhirna
kontrak pada saat pelaksanaan kontrak, yang meliputi:
1. Complete performance;
2. Rescission of the contract;
3. Substitute contract;
4. Accord and satisfaction;
5. Novation;
6. An account stated;
7. Avoidance of duties in a voidable contract;
8. Illegality;
9. Bankruptcy;
10. Rejection of proper tender;
11. Occurrence of a condition subsequent;
12. Breach by the other party;
13. Impracticability and frustration of purpose;
14. Failure of consideration.

2.2 KONTRAK MENURUT SISTEM HUKUM INDONESIA


Di dalam Kitab Undang Undang Hukum Perdata, istilah yang lazim digunakan
untuk menyebut kontrak, yaitu perjanjian . Pengertian perjanjian tercantum Pasal 1313 KUH
Perdata. Perjanjian adalah :
Suatu perbuatan dengan mana satu pihak atau lebih mengikatkan dirinta terhadap
satu orang atau lebih.
Definisi perjanjian dalam Pasal 1313 ini dianggap tidak jelas disebabkan didalam
rumusan tersebut hanya disebutkan perbuatan saja. Sehingga yang bukan perbuatan hukum
pun disebut dengan perjanjian. Untuk memperjelas pengertian perjanjian itu maka harus
dicari dalam doktrin. Van Dunne menyajikan pengertian perjanjian. Ia mengemukakan
perjanjian adalah : Suatu hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata
sepakat untuk menimbulkan akibat hukum.
Sumber hukum mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menyajikan
perbandingan hukum perdata karena dengan adanya sumber hukum itu, dapat diketahui dari
mana hukum itu ditemukan atau dirumuskan. Pada dasarnya sumber hukum dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu :

1. Sumber hukum materiil ialah tempat dari mana materi hukum itu diambil.
2. Sumber hukum formil ialah tempat memperoleh kekuatan hukum.
Syarat sahnya kontrak diatur di dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Pasal 1320 KUH
Perdata menentukan empat syarat sahnya perjanjian, yaitu (1) adanya kesepakatan kedua
belah pihak, (2) kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum, (3) adanya objek, dan (4)
adanya causa yang halal.
Berakhirnya kontrak merupakan selesainya atau hapusnya sebuah kontrak yang dibuat
antara para pihak, yaitu pihak kreditur dan debitur tentang sesuatu hal. Pihak kreditur adalah
pihak atau orang yang berhak atas suatu prestasi, sedangkan debitur adalah pihak yang
berkewajiban untuk memenuhi prestasi. Sesuatu hal di sini bisa berate segala perbuatan
hukum yang dilakukan oleh kedua pihak, bisa jual beli, utang piutang, sewa menyewa,
dan lain lain.
Di dalam KUH Perdata telah ditentukan cara berakhirnya perikatan. Berakhirnya
perikatan dibagi menjadi sepuluh cara, yang meliputi :
1. Pembayaran
2. Konsignasi
3. Novasi (pembaruan utang)
4. Kompensasi
5. Konfusio (pencampuran utang)
6. Pembebasan utang
7. Musnahnya barang terutang
8. Kebatalan atau pembatalan
9. Berlaku syarat batal
10. Daluarsa.

2.3 PERSAMAAN DAN PERBEDAAN

BERAKHIRNYA KONTRAK MENURUT

SISTEM HUKUM AMERIKA DENGAN INDONESIA


PERSAMAAN
Ada dua cara berakhirnya kontrak yang sama antara hukum Indonesia dengan
Amerika, yaitu :
a) Novasi atau novation adalah suatu perjanjian di mana pihak yang baru menggantikan
salah satu pihak asli dalam perjanjian, menghentikan kewajiban kewajiban para
pihak dalam perjanjian lama dan menggantikannya dengan suatu perjanjian baru
antara pihak asli yang tersisa dan pihak baru.
b) Kebatalan atau pembatalan perjanjian (Rescission of the contract) merupakan
pembatan perjanjian yang dibuat oleh para pihak.

PERBEDAAN
Berakhirnya kontrak yang berbeda antara hukum Amerika dengan Indonesia cukup
banyak, hal ini dapat dilihat pada kajian berikut ini. Berakhirnya kontrak yang berbeda dalam
hukum Amerika, meliputi : (1) Complete performance;(2) Rescission of the contract; (3)
Substitute contract; (4) Accord and satisfaction; (5) Novation; (6) An account stated; (7)
Avoidance of duties in a voidable contract; (8) Illegality; (9) Bankruptcy; (10) Rejection of
proper tender; (11) Occurrence of a condition subsequent; (12) Breach by the other party;
(13) Impracticability and frustration of purpose; (14) Failure of consideration.
Sementara itu, cara berakhirnya kontrak yang berbeda dalam hukum Indonesia,
meliputi :
1. Pembayaran
2. Konsignasi
3. Novasi (pembaruan utang)
4. Kompensasi
5. Konfusio (pencampuran utang)
6. Pembebasan utang
7. Musnahnya barang terutang
8. Kebatalan atau pembatalan
9. Berlaku syarat batal
10. Daluarsa.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU
David J.Mack, Basics of U.S. Contract Law, Oktober, 2011
Dr. H. Salim HS., S.H.. M.S. dan Erlies Septiana Nurbani, S.H., LLM,PERBANDINGAN
HUKUM PERDATA COMPARATIVE CIVIL LAW,Jakarta : PT RajaGrafindo Persada,
2014.
Salim HS, Hukum Perdata Tertulis (BW), Jakarta: Sinar Grafika, 2002.

INTERNET
https://id.wikipedia.org/wiki/Kontrak_Hukum
9

10

Anda mungkin juga menyukai