Anda di halaman 1dari 8

PSIKOLOGI DAKWAH OKTOBER 2010

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Psikologi Dakwah merupakan ilmu yang mengkaji

tentang gejala-gejala yang berhubungan dengan Interaksi sosial

kemasyarakatan antara da’i dan mad’u oleh karena itu dalam diri

manusia selalu terdapat beberapa elemen yang layak untuk kita

ketahui bersama, guna mempermudah Kita sebagai makhluk sosial

dalam bermasyarakat, Oleh karena penting sekali mengkaji

tentang unsur-unsur yang ada dalam diri manusia.

Dalam pembahasan kali ini akan dikupas masalah

peranan motif sebagai pendekatan sosial masyarakat mengingat

posisi motif dalam Interaksi sosial berada di garda depan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dan teori-teori motivasi?

2. Bagaimana klasifikasi Motif?

3. Bagaimana peranan motivasi sebagai pendekatan sosial?

5
PSIKOLOGI DAKWAH OKTOBER 2010

BAB II

PEMBAHASAN

A. MOTIVASI DAN TEORI-TEORINYA

Secara etimologi motif ata motive berasal dari kata

motion yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak.

Sedangkan secara terminologi banyak dari beberap ahli psikologi

yang mendefinisikannya. Sherif menyebut motif sebagai suatu

istilah generik yang meliputi sema faktor internal yang mengarah

pada berbagai jenis perilaku yangbertuan pada pengaruh internal.

Sedangkan Giddens mendefinisikan motif sebagai dorongan yang

memberikan energi pada manusia sepanjang lintasan perilaku ke

arah pemuasan kebutuahan. Dari sini penulis dapat menyimpulkan

bahwa dalam perspektif psikologi motif merupakan rangsangan

atau dorongan yang dapat membangkitkan tenaga manusia atas

terjadinya perilaku.

Istilah motif mengacu pada sebab atau mengapa

seseorang berperilaku. Dari kata motif ini terbentuk kata

motifasi. Menurut Sartain dalam Psychology understanding of

human behaviour seperti yang dikutip oleh Ngalim Purwanto

menjelaskan bahwa makna Motivasi adalah suatu pernyataan yang

5
PSIKOLOGI DAKWAH OKTOBER 2010

komplek di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku

ke suatu tujuan atau perangsang.1

Para ahli psikologi menempatkan motivasi pada posisi

penentu bagi kegiatan hidup individu dalam usahanya mencapai

tujuan. Motif adalah impulse atau dorongan yang memberi energi

pada tindakan manusia sepanjang lintasan kognitif atau perilaku

ke arah pemuasan kebutuhan. Motif bukan hanya merupakan suatu

keadaan perasaan. Motif bukan hanya merupakan suatu dorongan

fisik, tetapi juga merupakan orientai kognitif, elementer yang

diarahkan pada pemuasan kebutuhan.2 Oleh karena itu motifasi

dipandang sangat penting dalam kehidupan manusia. Adapun para

psikolog memberikan pengertian dan teori-teori sebagai berikut:

1. Sigmund Freud berpendapat bahwa dasar dari motivasi

tingkah laku manusia adalah insting (naluri).

2. Abraham Maslaw berpendapat bahwa manusia dimotivasi

oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk

seluruh spesies, tidak berubah dan bersal dari sumber

genesis atau naluriah.

3. K. S.Lashlay berpendapat bahwa motivasi dikendalikan

oleh respon-respon susunan syaraf sentral ke arah

rangsangan dari dalam dan dari luar yang fariasinya sangat

kompleks, termasuk perubahan kompoisi kimiawi dan aliran

darah.

4. Fillmore H.Sanford berpendapat bahwa motivasi itu

motion yang berarti gerakan. Oleh karena itu Ia

1
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, hlm. 60.
2
Faizah dan H. Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, hlm.107

5
PSIKOLOGI DAKWAH OKTOBER 2010

mengartikan motivasi sebagai suatu kondisi yang

menggerakkan suatu organisme dan mengarahkannya

kepada suatu tujuan.

5. Floyd L. Ruch berpendapat bahwa motivasi manusia

sangat kompleks dan dapat mempengaruhi manusia dalam

tiga cara:

a. Motif memungkinkan pola rangsang dari luar diri

manusia mengalahkan rangsangan lain yang

menyainginya

b. Motif dapat membuat seseorang terikat dalam satu

kegiatan tertentu ehingga ia dapat menemukan

objek atau situasi khusus diluar dirinya.

c. Motif dapat menimbulkan kekuatan untuk

melaksanakan pekerjaan yang lebih berat.3

B. KLASIFIKASI MOTIF

Penggolongan motif dalam diri manusia menurut Ahli Psikologi :

1. Sartain, membagi motif menjadi 2 golongan:

a. Physiological Drive : Dorongan yang bersifat

fisiologis. Jika kebutuhan dorongan terpenuhi maka

seseorang menjadi tenang. Contoh; rasa lapar, haus, lelah

dll.

b. Social Motives : Dorongan-dorongan yang ada

hubungannya dengan manusia lain dalam masyarakat seperti

dorongan estetis, dorongan ingin selalu berbuat baik (etika)4

3
H. Muhammad Arifin, Psikologi dan beberapa Aspek kehidupan rohaniah manusia, hlm.51
4
Ibid. hlm. 62

5
PSIKOLOGI DAKWAH OKTOBER 2010

2. Woodworth, membagi motif menjadi 2 golongan:

a. Unlearned Motives : Motif yang timbul

disebabkan oleh kekurangan-kekurangan atau kebutuhan-

kebutuhan dalam tubuh.

b. Learned Motives: merupakan aspek-aspek yang

disadari meliputi motif-motif untuk mendekatkan diri dan

menjauhkan diri dari sesuatu.

C. PERANAN MOTIVASI SEBAGAI PENDEKATAN SOSIOLOGI

Motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu

menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia.

Tujuan motivasi secara umum adalah untuk menggerakkan atau

menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk

melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau

mencapai tujuan tertentu.

Tujuan motivasi bagi seorang da’i adalah menggerakkan

atau memacu objek dakwah (mad’u) agar timbul kesadaran yang

membawa perubahan tingkah laku sehingga tujuan dakwah dapat

tercapai. Dalam proses dakwah di harapkan seorang da’i mamppu

menggerakkan atau menimbulkan kekuatan dalam diri mad’u dan

memimpin mad’u untuk bertindak sesuai denan ajaran-ajaran

agama yang disampaikan. Selanjutnya seorang da’i dituntut untuk

mengarahkan tingkah laku mad’u dengan menciptakan lingkungan

yang dapat menguatkan dorongan-dorongan tersebut. Sehingga

motivasi mempunyai peranan penting sebagai pendekatan sosiologi.

Sigmund Freud membagi insting manusia menjadi dua,

yaitu: insting untuk hidup dan insting untuk mati, maka dalam

5
PSIKOLOGI DAKWAH OKTOBER 2010

Islam dikenal juga potensi positif dan negatif yang dimiliki

manusia yang teraktualiasi dalam perilaku manusia sehari-hari.

Freud memandang agresi (perilaku merusak atau melukai) sebagai

insting dasar. Insting untuk mati (energi naluri kematian)

terbentuk dalam diri manusia sampai suatu saat dilepas keluar

dalam bentuk nyata atau ke dalam bentuk perilaku merusak diri.

Bilamana seseorang tidak dapat berbuat berdasarkan atas

dorongan insting yang bersifat merusak, maka hal itu disebabkan

oleh norma-norma masyarakat yang tidak mengizinkan. Oleh

karena itu dorongan-dorongan naluriah manusia itu harus dikontrol

dengan kekuatan-kekuatan lain diluar diri manusia

sepertikekuatan sosial ataupun agama dalammasyarakat dimana

kekuatannya dapat mengarahkan tingkah laku manusia sebagian

anggota masyarakat. Melalui kegiatan dakwah sesorang Da’i dapat

menekan naluri destruktif mad’u dengan terus memberikan

motifasi-motifasi agar mad’u dapat mengembangkan nalri

konstruktif yang Ia miliki.

Berdasarkan teori kebutuhan Abraham Maslaw,

manusia memiliki kebutuhan yang menjadi dasar dari motifasi

tingkah lakunya. Kebutuhan yang paling mendesakakan

mendominasi tingkah laku seseorang untuk mencapainya dan

perhatiannya kepada kebutuhan yang lain akan terabaikan. Karena

itu dalam proses kegiatan dakwah pemenuhan akan kebutuhan-

kebutuhan manusia mutlak diperhatikan, karena tanpa

menghampiri motif-motif pokok manusia, pesan-pesan dakwah

mustahil dapat mempengaruhi perilaku objek dakwah (Mad’u)

sebagaimana yang diharapkan.

5
PSIKOLOGI DAKWAH OKTOBER 2010

Penting bagi seorang da’i mengetahui motif-motif

mendesak dari sasaran dakwahnya agar seorang Da’i mampu

menyesuaikan materi dakwah, metode dakwah atau strategi

dakwah yang tepat agar tujuan dakwah dapat tercapai.

BAB III

PENUTUP
A. SIMPULAN

Tujuan motivasi bagi seorang da’i adalah menggerakkan

atau memacu objek dakwah (mad’u) agar timbul kesadaran yang

membawa perubahan tingkah laku sehingga tujuan dakwah dapat

tercapai. Dalam proses dakwah di harapkan seorang da’i mamppu

menggerakkan atau menimbulkan kekuatan dalam diri mad’u dan

memimpin mad’u untuk bertindak sesuai denan ajaran-ajaran

agama yang disampaikan. Selanjutnya seorang da’i dituntut untuk

mengarahkan tingkah laku mad’u dengan menciptakan lingkungan

yang dapat menguatkan dorongan-dorongan tersebut. Sehingga

motivasi mempunyai peranan penting sebagai pendekatan sosiologi.

5
PSIKOLOGI DAKWAH OKTOBER 2010

Penting bagi seorang da’i mengetahui motif-motif

mendesak dari sasaran dakwahnya agar seorang Da’i mampu

menyesuaikan materi dakwah, metode dakwah atau strategi

dakwah yang tepat agar tujuan dakwah dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Faizah dan Lalu Mukhsin Effendi.2006. Psikologi Dakwah. Jakarta:


Kencana.

Ahmad Mubarok.2002. Psikologi Dakwah. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Arifin, M.2000. Psikologi Dakwah(Suatu Pengantar Study). Jakarta:


Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai