No.18 , 1980
Dunia Kedokteran
International Standard Serial Number : 0125 — 913X
Majalah triwulan
diterbitkan oleh :
Pusat Penelitian dan Pengembangan P.T. Kalbe Farma
dipersembahkan secara cuma-cuma
Daftar isi
4 ENGLISH SUMMARY
5 KALENDER KEGIATAN ILMIAH
6 EDITORIAL
ARTIKEL
7 ANEMIA GIZI SERTA TINJAUAN PERSPEKTIF TEHNOLOGI INTER-
VENSINYA
13 PARASIT DAN PENGARUHNYA TERHADAP DARAH
16 TRANSFUSI DARAH PADA HDN & AIHA : MASALAH YANG PER -
LU DIPERHATIKAN
18 MENGENAL PENYAKIT DARAH DARI PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN
DAN HAPUSAN DARAH TEPI
23 KELAINAN PEMBEKUAN DARAH PADA CIRRHOSIS HEPATIS
25 BEBERAPA MASALAH PENYAKIT DARAH DI INDONESIA
30 LIMFOMA MALIGNUM : KANKER ATAU REAKSI IMUNOLOGIK YANG
ABNORMAL?
Foto : Bagian Patologi FK UNTAR
33 JILATAN SETAN
35 SPASMOFILIA YANG DISERTAI GEJALA MUDAH TERKEJUT PADA
KEADAAN KESADARAN MENURUN
Alamat redaksi : 37 TINJAUAN FARMAKOLOGIK BEBERAPA OBAT YANG MENGINDUKSI
Majalah CERMINKEDOTRAN DUNIA KEDOKTERAN OVULASI
P.O. Box 3105 Telp. 482808 - Jakarta.
Penanggung jawab : dr. Oen L.H. 42 KOMBINASI AMOKSISILIN — DIKLOKSASILIN : APAKAH TEPAT &
Redaksi pelaksana : dr. Edi Nugroho, RASIONAL ?
dr. Lukas Tjandra Leksana.
Dewan redaksi : dr. Oen L.H.,
dr. Lukas Tjandra L. dr. B. Suharto, 48 PENGALAMAN PRAKTEK
dr. S. Pringgoutomo
51 KORESPONDENSI
Pembantu khusus :
dr. SL Purwanto, dr. B Setiawan Ph. D. 53 RESENSI BUKU
drs. J. Setiiono, drs. Oka Wangsaputra,
dra. Nina Gunawan. 54 TANYA JAWAB
No. ljin : 151/SK/DitJen PPG/STT/1976. 55 HUMOR ILMU KEDOKTERAN
tgl. 3 Juli 1976.
56 UNIVERSITARIA
English Summary
Nutritional Anemia and a Perspective View of its lnter- Blood Clotting Disorder in Liver Cirrhosis.
vention Technology. dr. Karmel L. Tambunan.
dr. Muhilal* & Dr. Darwin Karyadi" Sub division of Hematology, Department of lnternal Medicine,
**Division of Biochemistry of Nutrition, **Head of Research and Faculty of Medicine, University of lndonesia, Jakarta.
Development of Nutrition, Department of Health, lndonesia. Massive hemorrhage in one of the most dangerous compli-
Nutritional anemia is one of the four most important cation in cirrhotic patients. ln cirrhosis of the liver, body
problems on nutrition in lndonesia. ln this article the authors hemostatic mechanism is disturbed in 3 ways : deficiency of
discussed the possibility of intervention by means of supplement- clotting factors, hepatic clearance deficiency, and thrombocy-
ation with proper nutrients and by fortification of foods with topenia. Those mechanisms were discussed and a guide to therapy
various iron compounds. A new prospect, i.e. the correction of was presented by the author. (CDK No.18, 1980, p . 23 )
nutritional anemia by giving vitamin A to pre-school children
was presented. (CDK No.18, 1980, p.7)
KEPUSTAKAAN
1: S MARTOATMODJO, DJUMADIAS ABUNAIN, MUHILAL, 7: World Health Organization. Technical Report Series No: 580.
M: ENOCH, HUSAINI dan S: SASTROAMIDJOJO: Masalah Control of Nutritional Anaemia with Special Reference to Iron
anemia gizi pada wanita hamil dalam hubungannya dengan pola deficiency: WHO, Geneva, 1975.
konsumsi makanan: Penelitian Gizi dan Makanan: 3, 33, 1973: 8: MAJIA, LA , R:E: HODGES, G: ARROGAVE, F. VlTERI
2: DARWIN KARYADI: Hubungan ketahanan fisik dengan keada- and B: TORUN: Vitamin A deficiency and anaemia in Central
an gizi dan anemia gizi besi. Thesis: Universitas Indonesia, 1974: American Children. Am J Clin Nutr 30 : 876, 1977.
3: World Health Organization: Technical Report Series No: 405: 9: HODGES, R:E:, H:E: SAUBERLICH, J:E: COUHAN, D:L.
Nutritional Anaemia, Report of WHO Scientific Group. Geneva WALLACE, R:B. RUCKER, L.A: MAJIA and M: MOHANRAM:
1968: Hemapoitic studies in vitamin A deficiency. Am J Clin Nutr,
4: TARWOTJO, MUHILAL, DJUMADIAS, D: KARYADI dan 31 : 876, 1977:
SUKIRMAN: Masalah gizi di Indonesia: Kertas kerja utama: 10: MUHILAL and DARWIN KARYADI: Relationship between
Widya Karya Pangan dan Gizi: LIPI: Bogor, 10 — 14, Juli 1978. serum vitamin A and hemoglobin status. Presented at INACG
5: MARTINEZ, G: and LARYSSE, M. Iron absorption from real Meeting: Rio De Janeiro, 1978:
muscle: Am J Clin Nutr 24 : 531, 1971. 11: World Health Organization: Technical Report Series No: 452:
6: INACG: Guidelines for the eradication of iron deficiency ane- Requirement of Ascorbic Acid, Vitamin D, Vitamin B12, Folate
mia: A report of the INACG meeting, Goteborg, Sweeden 1 -4 and Iron. WHO Geneva 1970:
June 1977:
PENDAHULUAN kan untuk gejala infiltrasi paru-paru dan eosinofilia dalam da-
rah yang dihubungkan dengan penyakit-penyakit lain.
Di negara-negara yang beriklim panas yang sedang giat
membangun, masih banyak penduduk yang dihinggapi parasit. Patogenesis yang pasti masih belum jelas. Sindrom ini me-
Faktor-faktor yang menguntungkan untuk berkembangnya rupakan suatu fenomen hipersensitivitas yang dapat disebab-
parasit adalah :(I) kurang pengetahuan tentang kebersihan; kan oleh migrasi larva Ascaris dalam paru-paru atau migrasi
(2) keadaan sosiaI ekonomi rendah. larva dari kulit ke paru-paru dan kemudian mati dan tidak
Parasit yang mengambil makanannya dari manusia secara berhasil mencapai usus. Sering tidak ditemukan telur dalam
langsung maupun tidak langsung dapat mengakibatkan kelain- tinja, tetapi kadang-kadang terdapat larva dalam sputum pen-
an pada tubuh manusia sebagai hospes, termasuk kelainan derita. Walaupun larva cacing tetap berada dalam kulit ataupun
dalam paru-paru, reaksinya tetap sama. Infiltrat dalam paru-
pada darah. Berat ringannya kelainan darah ini tergantung pa-
paru dan eosinofilia dalam darah merupakan suatu reaksi
da : (1) species parasit; (2) jumlah parasit yang masuk dalam
tubuh; (3) lamanya infeksi, dan (4) respons daripada hospes. alergik terhadap larva; ini sesuai dengan meningginya kadar
IgE dalam serum. Bercak-bercak tidak teratur dengan diameter
Gangguan darah antara lain dapat dilihat pada leukosit beberapa milimeter sampai 5 cm tersebar di seluruh paru-paru,
dan pada eritrosit. terdiri dari jaringan kolagen yang di antara sel-selnya terdapat
PENGARUH PADA LEUKOSIT sel eosinofil, sel plasma, limfosit dan sel raksasa.
Infeksi cacing kadang-kadang menyebabkan leukositosis • Gejalanya pada umumnya ringan, akan tetapi pada banyak
ringan. Sering-sering leukositosis ini tidak bersifat absolut. kasus dilaporkan adanya asma bronkial.
Peninggian jumlah leukosit pada infeksi cacing disebabkan • Diagnosis sindrom Loeffler sulit ditegakkan dengan pasti.
oleh meningkatnya salah satu komponen daripada sel darah Gambaran klasik menunjukkan gambaran Rontgen dengan ba-
putih yaitu sel eosinofil. Parasit cacing, terutama yang terdapat yangan infiltrat dalam paru-paru yang cepat meluas untuk
dalam jaringan tubuh, antara lain Trichinella spiralis, kemudian menghilang dalam waktu kurang lebih tiga minggu.
Strongyloides stercoralis, Toxocara (yang menyebabkan vis- Jumlah sel eosinofil dalam darah meninggi, dalam sputum di-
ceral larva migrans), Ancylostoma braziliense (yang menyebab- temukan sel eosinofiI dan kadang-kadang ditemukan larva
kan cutaneous larva migrans), Filaria, Schistosoma, mempu- cacing, bila penyebabnya adalah cacing. Disamping itu reaksi
nyai kutikula dan ekskreta yang bersifat antigenik dan mem- serologi dapat menunjang diagnosis ini.
bentuk zat anti dari golongan IgE. Zat anti ini dapat dihubung-
Penyakit ini biasanya sembuh dengan sendirinya dalam
kan dengan meningkatnya jumlah sel eosinofil dalam darah.
waktu kurang lebih tiga minggu.
Kelainan inilah yang disebut eosinofilia atau hipereosinofilia
seperti yang terdapat pada sindrom Loeffler dan eosinofilia
Eosinofilia tropis
tropis.
Eosinofilia tropis adalah suatu sindrom yang menyerupai
Sindrom Loeffler sindrom Loeffler, tetapi gejalanya lebih berat dan berlangsung
Sindrom ini adalah sekumpulan gejala yang terdiri dari lebih lama. Sindrom ini juga bersifat alergik, ditandai dengan
infiltrasi sel eosinofil dalam paru-paru yang bersifat sementara, hipereosinofilia antara 20 — 90% (4000 per mm 3 atau lebih),
batuk, sesak napas menyerupai asma dan jumlah sel eosinofil batuk keras dan serangan asma. Pada 50% kasus terdapat
dalam darah dan sputum meningkat. splenomegali (Fine, 1979).
Etiologi. — Dalam tahun 1932 Loeffler menghubungkan Eosinofilia tropis merupakan suatu respons alergik terhadap
sindrom ini dengan infeksi cacing Ascaris. Kemudian penyakit berbagai parasit cacing yang berhubungan erat dengan jaringan
infeksi parasit lain, poliarteritis nodosa, eosinofilia tropis, hospes. Telah dibuktikan bahwa satu macam eosinofilia tropis
reaksi alergi terhadap penisilin, sulfonamida, PAS, preparat disebabkan oleh cacing filaria manusia atau binatang yang
arsen organik, infeksi jamur, dan lain-lain telah dilaporkan se- tersembunyi dalam tubuh hospes. Keadaan ini disebut fila-
bagai penyebab sindrom ini (Knowles, 1970). Istilah "PIE riasis occult, karena mikrofilarianya tidak dapat ditemukan
syndrome" (Pulmonary Infiltration with Eosinophilia) diguna- dalam darah tepi (Lie dan Sandosham, 1969).
Sejak ditemukan adanya golongan darah ABO oleh Karl eritrosit janin. IgG anti-A atau IgG anti-B memang sudah ada
Landsteiner pada tahun 1901 dan faktor Rhesus (Rh) oleh secara alamiah pada setiap orang yang tidak memiliki antigen
Levine pada tahun 1939, semua transfusi darah diambil dari A atau antigen B. IgG anti-A dan IgG anti-B paling banyak
donor yang telah diketahui golongan ABO dan faktor Rh terdapat pada golongan 0. Maka HDN biasanya terjadi pada se-
nya. Dengan demikian hasil crossmatching umumnya sesuai orang ibu bergolongan O yang melahirkan bayi bergolongan A
(kompatibel), dapat ditransfusikan kepada pasien dengan atau B, karena IgG anti-A/anti-B bereaksi dengan sel eritrosit
selamat dan sukses. Tetapi ada kekecualian pada kasus yang janin yang akhirnya menyebabkan hemolisis dan menimbulkan
istimewa, misalnya terdapatnya antibodi Lewis a atau Lewis anemia dan ikterus. Bila bayi mengalami anemia berat dan bi-
b pada pasien yang golongannya Lewis a dan Lewis b negatif. lirubin dalam serum meninggi sehingga diperlukan transfusi -
Bila pasien ini menerima darah donor Lewis a atau Lewis b exchange, sudah pasti yang diminta adalah darah segar; tetapi
positif, walaupun sudah kompatibel pada sistem ABO dan golongan darah apa yang kompatibel yang dapat menolong ba -
faktor Rh nya, tetap terjadi aglutinasi (inkompatibilitas) pa- yi ini dari ambang pintu kematian ? Sayang sekali kadang-
da crossmatching in vitro. Ada dua contoh yang lain lagi. kadang masih terjadi golongan yang sama dengan bayi yang di-
Misalnya pasien bergolongan subgroup A yang mempunyai pilih untuk transfusi exchange. Betul transfusi darah
anti-A1 dalam serumnya. dapat bereaksi dengan darah golong- prinsipnya harus memakai darah yang segolongan dan kom-
an A. Seorang pasien yang bergolongan O, Bombay blood, patibel. Namun karena gugup atau terburu-buru, mungkin
inkompatibel dengan semua donor golongan O karena ada anti- hanya diingat golongannya tapi lupa kompatibilitasnya. Bila
H yang kuat dalam serum pasien yang bisa bereaksi keras dilakukan crossmatching dengan lengkap menggunakan
dengan H yang terdapat pada semua sel, yang justru paling test Coombs, pasti terlihat aglutinasi karena serum si bayi
banyak pada sel golongan O(Contoh tersebut di atas pernah yang mengandung IgG anti-A yang datang dari ibu bereaksi
saya tulis pada Cermin Dunia Kedokteran tahun 1978 No. 11 dengan sel donor A. Dengan test Coombs reaksi ini jelas me-
dan 12) nunjukkan hasil inkompatibel. Bila darah donor golongan
Dalam kesempatan ini saya ajukan lagi dua macam penya- A yang dimasukkan ke badan bayi, maka darah donor A ini
kit anemia hemolitik yang juga sering mengalami kesulitan/ segera diselubungi oleh IgG anti-A yang sudah ada dalam se-
kekeliruan dalam transfusi; yang pertama adalah Penyakit rum bayi. Darah donor yang baru saja masuk dengan cepat
Hemolitik pada Bayi-Baru-Lahir (Hemolytic Disease of the menjadi rusak dan hancur. Maka anemianya bukan hanya tidak
Newborn = HDN), yang kedua adalah Anemia Hemolitik dapat diperbaiki, malah bilirubinnya lebih meninggi dan ke-
Auto-Imun (Auto-immune Hemolytic Anemia = AIHA). adaan bayi menjadi bertambah payah. Melihat reaksi di atas,
maka dar ah yang tidak memiliki antigen A menjadi pilihan
PENYAKIT HEMOLITIK PADA BAYI-BARU-LAHIR untuk trarlsfusi exchange. Umumnya kita ambil donor go-
(HDN) longan O, lebih baik lagi O packed cell yang dipakai.
Kasus ini sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Delapan belas
tahun yang lalu (1962) Dr. Hudono ST pernah mengemukakan ANEMIA HEMOLITIK AUTO IMUN ( AIHA )
beberapa kasus HDN yang disebabkan oleh antibodi A atau AIHA adalah anemia yang disebabkan adanya auto-antibodi
B di Jakazta. Sejak itu banyak yang tertarik dan menaruh per- yang langsung dapat melawan antigen pada sel sendiri. Biasa-
hatian besar pada penyakit ini. Sudah lianyak tulisan mengenai nya AIHA dibagi dalam dua tipe; antibodi tipe hangat (warm
HDN yang dimuat dalam Buletin Transfusi Darah LPTD/ type) yang aktif pada suhu 37°C (85%) dan tipe dingin (cold
PMI. Juga banyak kasus yang dilaporkan dalam Kongres Na- type) yang aktif pada suhu 4°C (15%). Tidak ada darah yang
sional Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah Indone- kompatibel untuk tipe hangat maupun tipe dingin. Lebih
sia dan Kongres Obstetri Ginekologi Indonesia. tepat boleh dikatakan transfusi darah sebenarnya merupakan
Penyebab HDN ialah proses hemolisis yang terjadi sebagai kontraindikasi. Tidak sedikit kasus anemia yang belum jelas
akibat adanya antibodi (anti-A/anti-B) jenis IgG dalam serum diagnosisnya terburu-buru diberikan transfusi darah sehingga
ibu yang dapat melintasi rintangan plasenta, sehingga be- keadaan umum dan anemianya malah bertambah buruk, apa-
reaksi dengan antigen yang bersangkutan (A/B) dalam lagi pada AIHA tipe hangat.
HADIAH INTERNASIONAL
" THE FRIESLAND AWARD " UNTUK DR. SUHARYONO
Hadiah internasional " Friesland" untuk tahun 1979 ini jatuh pada dr. Suhar-
yono, Kepala Subbagian Gastroenterologi, Bagian Kesehatan Anak FKUI/RSCM,
untuk hasil-hasil penyelidikannya di bidang makanan bayi.
Hadiah tersebut diberikan sekali tiap 3 tahun pada sarjana peneliti
dari setiap negara di dunia yang dalam tiga tahun terakhir menulis karya .
ilmiah yang bermutu tentang pentingnya susu & hasil-hasil susu (milk products)
dalam diet, terutama dalam kaitannya dengan negara berkembang. Tiga tahun
sebelumnya, yang memperoleh hadiah ini adalah Prof. Dr. S.K. Kon dari
Inggris.
Lebih dari 25 penelitian ilmiah telah dipublikasikan oleh dr. Suharyono,
baik sebagai pengarang maupun sebagai "coauthor" . Dia pula lah yang gi-
at mempropagandakan pentingnya bayi meminum air susu ibu sejak lahir
1 (tak perlu puasa 24 jam) sampai usia 2 tahun, karena berbagai hasil penelitian-
nya menunjukkan bahwa ASI lebih unggul daripada susu sapi dipandang dari
sudut apapun.
Salah satu penyulit pada pasien cirrhosis hepatis yang • Hepatic clearance defieiency
terbesar dan menyebabkan kematian yaitu perdarahan massif
yang tidak bisa diatasi. Harus diakui kelainan hemostasis Hati juga merupakan salah satu tempat sintesis plasminogen
pada cirrhosis hepatis sangat rumit dan kompleks. Untuk dan anti-plasmin. Dan sebaliknya berfungsi untuk member-
mengetahui kelainan hemostasis biasanya juga memerlukan sihkan aktivator plasminogen dan membuat tidak aktif bebe-
pemeriksaan biologik hemostasis yang rumit, sehingga kadang- rapa faktor pembekuan. Maka dapat dimengerti mengapa
kadang dalam laboratorium yang sederhana tak dapat dilaku- pada penyakit hati dapat terjadi intermittent fibrinogeno-
kan. lysis dan Disseminated Intravascular Coagulation (DIC).
Dalam keadaan sehari-hari perdarahan pada cirrhosis Inilah salah satu faktor penyokong yang penting mengapa
hepatis dapat terjadi oleh karena:(1) Suatu tindakan ringan, pada penyakit hati terjadi hipofibrinogenemia. Dan juga
misal suntikan intra muskuler, biopsi hati; (2) Ada suatu dapat dimengerti setiap pemberian faktor pembekuan dapat
lesi setempat yang ada/tidak ada hubungannya dengan pe- menginduksi terjadinya intravascular coagulation atau mem-
nyakit tersebut misalnya, varices oesophagus, ulcus pep - perberat intravascular coagulation yang sudah ada.
ticum, gastritis; (3) Operasi pada abdomen, terutama "Shunt- Dilaporkan bahwa katabolisme fibrinogen pada pe-
ing operation " . nyakit hati meningkat dan menjadi normal setelah pembe-
Perdarahan massif biasanya terlihat sebagai hemate- rian heparin.
mesis melena. Akibat fibrinogenolysis dan DIC maka, FDP (Fibrinogen
Menjadi masalah mengapa pada orang normal perdarahan Degradation Products)di dalam sirkulasi darah akan bertahan
yang sama dapat berhenti, sedang pada pasien cirrhosis he- dalam waktu yang lama akibat hepatic clearance deficiency
patis perdarahan ini dapat membawa maut, apabila tidak dan ini menyebabkan fungsi trombosit menjadi abnormal.
diatasi secara tepat. Jadi jelas pada penyakit hati akan dapat terjadi gangguan
Untuk menerangkan hal tersebut di atas perlu terlebih dahulu hemostasis yang sangat rumit dan memerlukan pemeriksaan
diketahui kelainan hemostasis pada cirrhosis hepatis. biologik hemostasis dan pengobatan serta pengawasan yang
Kelainan hemostasis ini dapat kita bagi sbb: ketat.
1. Produksi (sintesis) faktor pembekuan berkurang
2. Hepatic clearance deficiency • Trombositopenia
3. Trombositopenia.
Cirrhosis hepatis sering disertai dengan hipertensi portal
• Defisiency faktor pembekuan dengan splenomegali. akibatnya terjadi hipersplenisme dan
Sebagaimana diketahui faktor-faktor pembekuan darah umum- trombositopenia.
nya diproduksi oleh hati. Pada penyakit ini terjadi defisien- Tapi bukan hanya akibat trombositopenia saja, ternyata ada
si prothrombine, Faktor VII, IX dan X, akibat sel-sel hati hubungan antara besarnya limpa dengan kemungkinan pem-
kurang/tidak sanggup memproduksinya. Karena sintesis bekuan darah.
faktor pembekuan tersebut juga tergantung dari vitamin K, Penulis telah menyelidiki dan melaporkan kelainan
maka perlu juga diingat setiap keadaan yang menyebabkan hemostasis pada 163 kasus cirrhosis hepatis dan pada 141
defisiensi vitamin K misalnya diet yang jelek, serta malab- di antaranya ditemukan kelainan sbb (5):
sorbsi disebabkan kurangnya garam empedu/produksi ek- 1. Defisiensi faktor pembekuan : 71 ( 50 % )
sokrin pankreas, dapat menyebabkan defisiensi faktor pem- 2. Primary fibrinolysis : 2 ( 1,4 % )
bekuan tersebut. Fibrinogen dan faktor V, walaupun ke- 3. Diseminated Intravascular Coagulation: 33 ( 23,3 % )
duanya diproduksi oleh hati, tapi jarang berkurang kecuali 4. Kombinasi dari duaatau lebih : 35 ( 24,8 % )
pada penyakit hati yang sudah berat. memang kadang-kadang sangat sukar membedakan antara
Penelitian mengenai bentuk morfologik sel tumor limfoma Sel-sel yang disebut terakhir ini setelah mengalami proses
malignum dan sel-sel limfosit kelenjar getah bening dalam pematangan akan mempunyai kemampuan untuk memben-
keadaan radang, menunjukkan banyaknya persamaan antara tuk antibodi dalam reaksi imunitas. Sel ini dinamakan sel
sel-sel kanker ini dengan komponen-komponen sel dalam limfosit B.
keadaan yang disebut terakhir. Sel lomfosit T dan limfosit B yang baru terbentuk akan
mengalir dalam pembuluh darah dan pembuluh limfe seper-
Kemajuan dalam bidang imunologi lebih memperkuat
ti terlihat dalam Gambar I.
dugaan di atas. Dengan menerapkan cara pemeriksaan imu-
nologik dalam penelitian tersebut di atas tampak bahwa
centrum germinativum dari folikel-folikel suatu kelenjar
getah bening dibentuk oleh limfosit B yang mempunyai
reseptor untuk komplemen. Penelitian pada limfoma ma-
lignum juga menunjukkan bahwa sebagian besar kanker
ini dibentuk oleh sel limfosit B yang juga mempunyai resep-
tor untuk komplemen. Persamaan imunologik dan morfologik
ini menimbulkan dugaan banyak penyelidik bahwa lim-
foma malignum sebenarnya adalah suatu reaksi imunologik
yang abnormal semata-mata.
Untuk dapat memahami hal di atas, perlu kiranya di-
jelaskan serba sedikit mengenai penelitian terakhir perihal
sistem imunologik tubuh kita umumnya dan limfosit serta
kelenjar getah bening khususnya.
Kelenjar getah bening merupakan suatu komponen Gb.I
(Diambil
: Gambar bagian sirkulasi limfosit dalam tubuh kita.
dari sistem retikulo-endotelial yang terdiri dari limpa, kelen- dari " The Medical Lmmunology ' Thaler, Klausner, dan Cohen):
jar -kelenjar getah bening dan berjuta-juta saluran getah
bening tempat cairan getah bening mengalir. Sistem reti- Sebagian besar dari sel limfosit (T dan B) akan masuk ke
kulo-endotelial ini merupakan bagian dari sistem imunologik dalam kelenjar getah bening dan "menetap " sementara di
tubuh kita. Sistem imunologik tubuh kita terdiri dari sum- dalamnya, sedang sebagian lain akan meninggalkan kelen-
sum tulang, thymus dan sistem retikulo-endotelial. jar getah bening dan masuk kembali dalam sirkulasi.
Semua sel darah (limfosit, granulosit,eritrosit dan me- Begitu masuk ke dalam kelenjar getah bening sel lim-
gakariosit) berasal dari sejenis sel (stem cell) dalam sumsum fosit ini akan langsung menempati tempat-tempat yang telah
tulang. Sebagian dari sel-sel limfosit yang baru terbentuk ditentukan untuk masing-masing sel T dan sel B(Gb.II ).
dari "stem cells" akan mengalir menuju kelenjar thymus. Limfosit B akan masuk ke dalam folikel sedang limfosit T
Dalam thymus sel-sel limfosit ini akan mengalami semacam menempati daerah para - cortex dan medula. Hingga saat
proses pematangan menjadi sel limfosit yang nantinya akan ini belum diketahui benar apa yang mengatur penempatan
berfungsi dalam reaksi imunitas seluler ( cellular immunity). sel-sel limfosit T dan B dalam tiap-tiap kelenjar getah bening.
Sel limfosit yang telah diproses dalam kelenjar thymus ini Di tengah tiap folikel terdapat suatu daerah yang sel-sel
dinamakan sel limfosit T. li mfositnya mempunyai ukuran lebih besar. Daerah ini di-
Sel limfosit yang tidak mengalami proses pematangan sebut "Centrum germinativum".
dalam kelenjar thymus, mengalami proses pematangan dalam Para penyelidik telah membuktikan bahwa bila kita
sumsum tulang dan mungklin dalam kelenjar getah bening. mencampur limfosit dengan antigen-antigen tertentu dalam
dr. Zubairi D.
Subbagian Hematologi, Bagian Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSCM, Jakarta
Sering kita mendengar keluhan dari pasien, bahwa di kaki- perdarahan selanjutnya. Bila ada salah satu atau lebih dari
nya ada bercak biru, dijilat setan. Istilah ini sering dipakai ketiga proses tersebut terganggu, maka akan terjadi perdarah-
orang awam untuk kelainan berupa bercak (—bercak) biru an yang lebih lama dan lebih hebat.
yang biasanya ditemukan pada tungkai dan lebih sering pada FASE KONTRAKSI
wanita. Bercak tersebut sebenarnya adalah ecchymoses yang
Bila ada pembuluh darah yang terluka, otot pada dinding
letaknya superfisial, biasanya hilang sendiri tanpa diobati,
pembuluh darah tersebut segera berkontraksi. Besarnya
walaupun dapat timbul lagi dan kadang-kadang datangnya
efek tersebut terhadap dinding pembuluh darah tergantung
bersamaan dengan menstruasi. Istilah kedokteran untuk
dari jumlah otot yang. ada dan dari jenis luka. Otot
penyakit ini adalah purpura simplex , sedangkan orang
artei-ol erkontraksi jauh lebih kuat daripada otot venule. Mung-
b
awam di negeri seberang menyebutnya devil 's pinches. Kadang-
kin sekali trombosit ikut mempengaruhi vasokonstriksi .
kadang pada penderita tersebut juga ditemukan rheumatoid
Beberapa penyelidik sudah membuktikan bahwa trombosit
arthritis atau rheumatic fever.
mengandung vasokonstriktor dalam jumlah yang cukup
Kelainan ini walaupun hilang timbul, sebenarnya sama
besar, yaitu 5- hydroxytryptamin; selain itu trombosit juga
sekali tidak berbahaya; beberapa penderita datang karena
mengandung sedikit adrenalin.
takut menderita lekemia. Walaupun demikian, sebaiknya
kita periksa sendiri dengan teliti bercak biru tersebut, karena FASE TROMBOSIT
istilah dijilat setan kadang-kadang juga dipakai untuk pete- Persentuhan dengan luka pada pembuluh darah menyebab-
cchiae dan hematoma yang memerlukan penanganan menda- kan perubahan pada trombosit, sehingga ia melekat pada
lam. tempat tersebut dan menyebabkan trombosit lain ikut mele-
Untuk mengetahui penyakit-penyakit yang dapat me- kat. Jadi terbentuknya hemostatic plug mula-mula berupa
nyebabkan pendarahan di bawah kulit, sebaiknya dipahami adesi trombosit pada jaringan lain, kemudian diikuti agregasi
dulu mekanisme hemostasis yang normal. Mengenai hal ini antara trombosit yang satu dengan trombosit yang lain.
dapat dibaca di kepustakaan, karena terlalu luas untuk di- Pada percobaan dengan memberikan EDTA, yaitu suatu
bahas disini. Secara singkat akan di bahas beberapa hal. Ada chelating agent yang menghambat agregasi trombosit, ter-
faktor-faktor yang diperlukan untuk mempertahankan su- nyata adesi trombosit hanya terbentuk satu lapis saja pada
paya darah tetap berbentuk cairan dalam sirkulasi dan agar pembuluh darah yang luka, dan tidak terjadi agregasi trom-
tidak terjadi perdarahan yang berlebihan sesudah trauma. bosit. Sedangkan pada binatang percobaan yang diinfus
Faktor-faktor tersebut adalah : respons pembuluh darah yang dengan ADP ( Adenosine Diphosphate ), yaitu zat yang
baik, jumlah dan fungsi trombosit yang adekwat, dan me- merangsang agregasi trombosit, timbul agregasi trombosit
kanisme pembekuan serta fibrinolitik yang normal. pada peredaran darah tanpa terjadi adesi pada permukaan
Jadi yang diperlukan adalah sbb. : pembuluh darah.
1. Kontraksi pembuluh darah yang luka Pada luka percobaan, trombosit terutama melekat pada
2. Adesi dan agresi trombosit untuk menyumbat pembu- jaringan kolagen. Peristiwa ini terjadi melalui reaksi bioki-.
luh darah yang luka mia antara lysine heterosa charida ( dari jaringan kolagen )
3. Pembekuan dari plasma sekitar sumbatan tersebut dan glycosil transferase (dari membran trombosit). Selain
Efek hemostatik dari masing-masing proses bervariasi, ter- jaringan kolagen, membrana basalis dari sel endotel juga
gantung besarnya pembuluh darah dan kondisi fisiologi. merupakan tempat adesi trombosit. Untuk pembuluh darah
Hasil akhir dari kerja sama ketiga proses tersebut adalah besar yang tidak mempunyai membrana basalis, trombosit
penutupan luka pada pembuluh darah dan pencegahan untuk melekat pada mikrovilli dari serat-serat elastik.
Spasmofilia ialah keadaan patologik yang disertai iritabi- Pada hari ke 4 mulai diberi pengobatan per os karbamazepin
litas saraf dan otot yang meninggi, yang disebabkan gangguan (Tegretol) 1 X 100 mg, fenitoin (Dilantin) 1 X 100 mg, diazepam
(Valium) 1 X 10 mg seharinya.
keseimbangan elektrolit-elektrolit. Gejala-gejala yang dapat
Daya tangkap dan daya ingat untuk hal-hal yang baru pulih
timbul pada keadaan ini ialah lesu, lekas lelah, mudah meng- kembali pada hari ke 5. Gejalagejala berkurang dalam frekuensi mau-
alami kejang otot, kesemutan, nyeri kepala, otot pegal linu, pun beratnya. Pada hari ke 7 pasien diperiksa lagi oleh ahli neurologi
sukar tidur, gelisah, emosi labil, depresif, mudah terkejut. dengan hasil sbb: Refleks Chvostek ++/++, refleks tendon meninggi,
Gejala mudah terkejut yang disertai gerakan seperti refleks refleks patologik tak ada. EEG: normal. Hasil pemeriksaan darah: Hb
15,2 gr %, eosinofil 333/mm 3 (normal 50–300/mm 3 ). Kalsium total:
Moro pada bayi, pada keadaan mengantuk atau waktu tidur 4,2 meq/l (normal 4,5 - 5,3 meq/1). Pengobatan diubah dengan kar-
belum pernah dilaporkan. bamazepin 100 mg, diazepam 10 mg di malam hari, Calcium Sandoz
Dalam uraian berikut ini akan diutarakan kasus demikian Forte 2 X 1 tablet/hari.
yang timbul setelah penderita mengalami renjatan (shock) Pada hari ke 23 pasien kembali lagi karena gejala-gejala belum
penisilin. hilang. Pemeriksaan neurologik hanya menunjukkan refleks Chvostek
++/++ dan refleks-refleks tendo yang meninggi. EEG yang diulang
dengan premedikasi Largactil 25 mg im. dalam keadaan mengantuk
KASUS – tetap tak menunjukkan kelainan-kelainan. Tetapi pada keadaan mengan
Seorang wanita berumur 33 tahun, sebulan setelah melahirkan tuk ini jelas tampak penderita menjadi mudah terkejut. Rangsangan
mendapat suntikan penisilin prokain 300.000 U intra muskulus karena sentuhan ringan pada kulit, rangsang bunyi menimbulkan reaksi terke-
radang tenggorok. Pasien langsung merasa pusing. Nadi teraba filiform jut yang disertai gerakan-gerakan lengan dan tungkai seperti dijumpai
dan cepat dan oleh dokter segera disuntik adrenalin 0,3 ml, difenhidra- pada refleks Moro. Pengobatan diubah lagi. Diberikan per os Ca Sandoz
min (Decadryl) 1 ampul, dan kortison 1 ml. Beberapa detik kemudian Forte 2 X 1 tablet, Aspar 3 X 1 tablet, Encephabol 3 X 1 tablet,
Bioneuron 3 X 1 tablet.
penglihatannya tiba-tiba gelap diikuti oleh gerakan berputar lengan kiri
yang tidak terkendalikan dan terdengar bunyi monoton yang sangat Satu setengah bulan setelah pingsan gejala-gejala sudah tidak ada
keras ditelinga kiri. Setelah itu pasien pingsan kurang lebih T menit. lagi. Hasil pemeriksaan elektrolit darah pada waktu itu ialah: kalium
Setelah sadar hampir pada tiap pembicaraan kata-kata selalu diucapkan 5,0 meq/1 (3,8 – 5,0), natrium 152 meq/l (136 – 142), klorida
berulang-ulang dengan cepat. Demikian pula tiap gerakan diulang ber- 93,6 meq/l (95 – 103), kalsium 9 mg % (8,5 – 10,5). Setelah itu peng-
kali-kali. Pertanyaan yang diajukan kepadanya dijawab tanpa dipikir- obatan dihentikan selama 1 bulan.
kan dan sering ia memberi jawaban yang salah yang tidak dapat diko- Kemudian pasien mengalami radang tenggorok selama seminggu.
reksinya, walaupun ia tahu jawabannya tidak tepat. Daya ingat untuk Setelah itu seluruh badan terasa kesemutan ringan, serangan terkejut
hal-hal baru dirasakan kurang baik. Selama 4 jam berikutnya perna- timbul sekali. Pasien menelan lagi Calcium Sandoz Forte 1 tablet sehari.
pasan bertipe Cheyne Stokes. Selama itu terdapat pula gejala-gejala lain Dua minggu setelah kejadian ini, pasien bekerja fisik berat.
yang hilang timbul, ialah tak dapat bicara, penglihatan gelap, lengan Pada malam harinya penyakitnya kambuh lebih hebat dari 2 bulan
kiri berputar-putar, sekali-kali menangis tanpa rasa sedih dan tertawa sebelumnya. Keesokan harinya pasien berolah raga selama 1½ jam.
terhadap hal-hal yang kurang beralasan. Kemudian pernapasan menjadi Malam harinya serangan-serangan terkejut menjadi lebih hebat lagi.
normal kembali dan semua gejala-gejalahilang,kecuali perasaan lelah, Pada saat ini penderita mengeluh cepat lelah, kesemutan diseluruh tu-
kemudian penderita tertidur. Satu jam setelah pasien pingsan tekanan buh. Stres emosional disangkal. Pemeriksaan pada saat ini menghasil-
darah 150/100 dan nadi 100/menit. kan: refleks Chvostek ++/++, refleks Trousseau +, EMG menunjukkan
Kira-kira 10 jam setelah pingsan, kurang lebih 1 jam setelah adanya tanda-tanda spasmofilia 3 +, kalium darah 4,8 meq/1 (3,8 –
bangun tidur timbul lagi gerakan-gerakan spontan dan kata-kata yang 5,0), natrium 150 meq/1 (136 – 142), kalsium 9,4 mq %(8,5 – 10,5),
berulang-ulang. Serangan-serangan demikian berlangsung kira-kira 15 magnesium 1,T mg % (1 – 2,5 mg %). Pengobatan: Calcium Sandoz
menit, tiap 2–5 jam. Semua ini terjadi dalam keadaan sadar. Kemudian Forte 2 X 1 tablet,Bioneuron 3 X 1 tablet.
pasien dibawa ke rumah sakit. Dokter di Bagian Saraf yang memerik- Sebelum mengalami renjatan dengan komplikasinya ini penderi-
ta pada umumnya sehat dan tak pernah mengalami gangguan saraf.
sanya tidak menemukan adanya kelainan-kelainan neurologik.
La sering mendapat suntikan penisilin prokain bila menderita pharingi-
Sejak hari ke 3 gejala-gejalanya lebih ringan, yaitu berupa gerak- tis. Sehari sebelum suntikan terakhir ia telah mendapat suntikan ampi- .
an-gerakan lengan terangkat ke atas dalam sikap fleksi di sendi siku,
kadang-kadang disertai gerakan tungkai yang terangkat pula. Jari- silin 1 flakon. Sewaktu melahirkan ia juga telah mendapat suntikan
jari tangan tidak menguncup, lengan-lengan tidak kaku. Serangan ini ampisilin 4 X 500 mg i.m. selama 2 hari dan dilanjutkan per oral dengan
indikasi ketubuh pecah dini.
hanya terjadi pada saat penderita mulai tidur atau pada waktu tidur
dan biasanya didahului oleh rangsangan bunyi dari luar. Frekuensi DISKUSI
serangan 5–15 kali semalam dan berlangsung beberapa detik. Pasien
terbangun karena gerakan-gerakan ini. Kasus yang diutarakan ini jelas merupakan kasus renjat-
Gb.2. Perbandingan konsentrasi Amoksisilin - Dikloksasi- Gb.4. Perbandingan konsentrasi Amoksisilin - Diklok-
lin dalam gabungan terhadap E.coli (biakan no.003) dengan me- sasilht dalam gabungan terhadap S.aureus (biakan no.044). Zona
toua strip kertas. Perbandingan terbaik adalah Amoksisilin 4 mcg hthibisi cakram gabungan (C) lebih besar dari cakram A, tetapi lebih
dan Dikloksasilin 2 mcg. Didaerah siku, pertumbuhan membulat kecil dari cakram D. Ini disebabkan karena Dikloksasilin sendiri
karena disini Amoksisilin bercampur dengan Dikloksasilin sudah efektip terhadap S.aureus.
biakan E. coli dari 22 biakan, atau 36.4%; dan 3 biakan kuman-kuman itu mempunyai resistensi intrinsik terhadap
S. aureus dari 25 biakan, atau 12%. Semua biakan ini penghasil penisilin. Resistensi intrinsik disebabkan karena adanya pe-
penesilinase. Jadi memang ada hubungan antara sinergisme nahan permeabilitas (permeability barrier) pada dinding sel
yang ditimbulkan dengan penisilinase yang dihasilkan kuman. (42).
Oleh peneliti-peneliti dikatakan bahwa ada hambatan ber- Sebaliknya biakan S. aureus no. 045 menghasilkan penisi-
saing antara amoksisilin dan dikloksasilin terhadap enzim (18, linase relatif banyak, tetapi KHM antibiotikanya rendah.
19, 20, 37), atau penginaktifan penisilinase oleh dikloksasilin Mungkin karena biakan ini adalah sensitip intrinsik (43).
(37, 40, 41). Terlihat dalam Tabel 2, bahwa resistensi S. aureus adalah
Tetapi tidak pada semua kuman penghasil penisilinase, karena adanya penisilinase. Ini sesuai dengan pendapat Sabath
kombinasi amoksisilin - dikloksasilin memperlihatkan siner- et al (20).
gisme. Pada kultur-kultur E. coli yang menghasilkan banyak Efek sinergik yang ditimbulkan oleh kombinasi amoksisi-
penisilinase (biakan no. 009, 010, 011, 012, 014, 019 , 021, lin - dildoksasilin terhadap S. aureus (Gram-positip) tidak
024, 025, 026) hanya nampak efek indiferen atau aditif serta sejelas seperti pada E. coli (Gram-negatip). Terlihat pada
KHM antibiotika yang tinggi (> 2500 mcg/ml). (Percobaan Gb. 4, bahwa zona inhibisi dikloksasilin sendiri besar, bahkan
tidak diteruskan dengan konsentrasi antibiotika yang lebih lebih besar dari pada zona inhibisi kombinasi amoksisilin
tinggi). dikloksasilin, walaupun menurut perhitungan RKHM, kom-
KHM antibiotika yang tinggi tak selalu berarti, bahwa pe- binasi amoksisilin dikloksasilin memberikan efek sinergik pada
nisilinase yang dihasilkan oleh kuman yang bersangkutan ba- biakan S. aureus no. 044 tersebut (Tabel 2 ). Hal ini juga ter-
nyak, karena tampak terhadap biakanbiakan E. coli no. 004, lihat pada percobaan-percobaan dengan strip kertas terhadap
013, 020 dan 023, bahwa KHM antibiotikanya tinggi, tapi S. aureus no. 044 dan 045. Pada strip amoksisilin terlihat ada
penisilinase yang dihasilkan relatif sedikit. Ini mungkin karena pelebaran zona menuju ke daerah siku, tetapi pembulatan zona
didaerah siku tidak jelas. Hal ini mungkin disebabkan karena antibiotika (20). Juga affinitas komponen penghambat terha-
dikloksasilin sendiri memang sudah efektif terhadap kuman dap pusat-pusat aktip enzim harus lebih besar dari pada kom-
Gram-positip, seperti S. aureus (16), serta juga tahan penisi- ponen yang lain.
linase, sehingga penambahan amoksisilin, yang spektrum ke- Kenyataan yang terlihat pada Gb. 4, yakni bahwa zona in-
aktifannya meliputi kuman-kuman Gram-positip dan Gram- hibisi pada cakram dikloksasilina lebih besar dari pada zona
negatip (11, 39), hanya bersifat aditip, setelah penisilinase cakram kombinasi (C), mungkin disebabkan karena hasil-
yang dihasilkan oleh kuman diinaktifkan oleh dikloksasilin. hasil pemecahan amoksisilin oleh enzim penisilinase yang
Sebaliknya dikloksasilin tidak efektif terhadap kuman- dihasilkan bakteri dalam percobaan itu, mengganggu diffusi
kuman Gram-negatip (9). Jadi fungsi dikloksasilin dalam kom- dikloksasilin dalam agar. Atau karena larutan dalam cakram
binasi amoksisilin -- dikloksasilin terhadap Gram-negatip kombinasi lebih pekat (amoksisilin + dikloksasilin yang dilarut-
hanyalah menghambat penisilinase, supaya amoksisilin dapat kan dalam 0,02 ml) daripada cakram dikloksasilin (dikloksa-
bekerja. silin saja dalam jumlah mcg. yang sama, dilarutkan dalam
0,02 ml), sehingga diffusi lebih lambat.
Memang persyaratan untuk suatu kombinasi obat yang Ada satu biakan S. aureus (no. 034) yang menunjukkan
baik, yang dapat menghasilkan sinergisme, adalah komponen antagonisme (KHM amoksisilin dalam kombinasi lebih besar
penghambat dalam kombinasi itu (dalam hal ini dikloksasilin) daripada KHM amoksisilin terpisah). Tetapi ini mungkin ke-
haruslah tahan (3-laktamase dan relatip tidak efektip sebagai salahan dalam percobaan.
PENGALAMAN PRAKTEK
Kebiasaan yang masih terdapat pada orang dewasa Dibawah ini akan dikisahkan suatu pengalaman yang
ini untuk mengunyah pil atau tablet mungkin sekali berasal belum lama terjadi dengan maksud agar teman-teman sejawat
dari pengalaman jaman dahulu dimana pada waktu itu memang menjadi lebih waspada sewaktu memberi pasien obat-obat
perlu mengunyah obatnya sebelum ditelan untuk menghindari yang tidak boleh dikunyah sebelum ditelan.
obat-obat tersebut meninggalkan tubuh dalam bentuk tidak Pada suatu hari seorang kawan lama yang berusia
berubah. Ini dapat difahami oleh karena tehnik pembuatan kurang lebih 55 tahun datang untuk keluhan : liang hidung
tablet atau pil sewaktu itu belum demikian maju, sehingga terasa tersumbat oleh lendir. Untuk keluhan itu saya berikan
bentuk obat-obat tersebut menjadi mudah terurai setelah Triaminic Bitabs dengan petunjuk cara makan : 1 tablet
ditelan. pada pagi dan satu lagi sebelum tidur.
Akan tetapi dewasa ini teknologi pembuatan obat sudah Dua hari kemudian kawan tersebut datang lagi dan
demikian maju, sehingga dapat dibuat tablet atau pil demikian menceritakan bahwa obat yang diterimanya memang betul
rupa sehingga dapat dikatakan obat tadi langsung terurad "
ces-pleng" pleh karena beberapa menit setelah obatnya
setelah melewati tenggorokan atau begitu sampai di lambung. dimakan langsung liang hidungnya terasa lapang dan terbuka.
Atau juga dapat dibuat demikian rupa sehingga tidak mudah Hanya ia menjadi ngantuk sekali sehingga di kantor hampir
terurai dan akan melepaskan zat-zat aktip yang terkandung terkulai di atas meja tulisnya.
di dalamnya secara perlahan-lahan selama waktu yang cukup Dengan rasa heran saya tanyakan : " Apakah tidak salah cara
lama (time-released tablet). memakan obatnya ?? "
Obat yang disebut terakhir itu memang dimaksudkan — "Tidak, satu tablet pagi hari dan satu lagi sebelum tidur "
untuk menghindari pengulangan makan obat dalam jangka jawabnya.
waktu yang dekat. Untuk mencapai maksud itu tentunya + " Ditelan bulat-bulat obatnya ??? "
kadar atau kandungan zat-zat aktip perlu diberpesar, misalnya — "Oh, tidak, saya selalu mengunyah obat-obat yang saya
sampai 2 — 3 kali dosis tablet biasa. dapat, kecuali kapsul. Ini sudah menjadi kebiasaan saya
Nah, apakah yang akan terjadi bila " repeat-tab" atau sewaktu saya masih kanak-kanak".
"
time-released tablet " itu dikunyah sebelum ditelan . Dapat Jelaslah sekarang mengapa kawan ini terkantuk-kantuk
dibayangkan bahwa kadar zat-zat aktip dalam darah akan di kantor setelah memakan obatnya.
menjadi kelewat tinggi dengan semua akibatnya. OLH
PERTANYAAN:
Ada pendapat dalam masyarakat bahwa mempelajari Kadang-kadang preokupasi dengan ajaran kebatinan
"
ilmu kebatinan " harus hati-hati. Orang yang "tidak kuat" dari aliran sedemikian besarnya sehingga sangat mempengaruhi
dapat menjadi gila. Bagaimana pendapat dan pengalaman seja- fikiran, perasaan dan perilaku individu, dan timbul kesulitan
wat? dalam menghadapi realitas hidup duniawi sehari-hari. Kadang-
kadang sampai timbul fikiran, perasaan dan perilaku yang se-
JAWABAN: cara sosial kurang wajar dan tidak harmonis. Kesulitan-kesu-
Menjawab pertanyaan tersebut di atas agak sulit karena litan tersebut di atas bisa timbul pada anggota-anggota aliran
kebatinan.
pengertian "Ilmu kebatinan " belum jelas. Kadang-kadang
Beberapa aliran menamakannya: "masa krisis". Dengan
diberi arti: okultisme (mendapatkan kekuatan magik), mistik
(usaha penyatuan diri dengan Tuhan-nya), Metafisika (mencari bimbingan dan bantuan yang tekun dari para pamong atau
asal hidup) (Djojodiguno dan Rosidi). Menurut Wongso- pembimbing mungkin individu bisa mengatasi masa krisis
negoro: kebatinan ialah pengalaman selama latihan meditasi tersebut, yang kadang-kadang berupa gangguan jiwa.
(samadi, sembahyang, sujud, menembah).
Kalau boleh merobah pertanyaannya menjadi: " Ada dr. Bonokamsi Dipojono (Ahli Ilmu Jiwa )
pendapat bahwa apabila seseorang memasuki, mengikuti Jakarta.
dan belajar kebatinan dalam aliran kebatinan, kadang-kadang
tidak kuat sehingga mengalami gangguan jiwa " ., maka jawab-
annya sbb :
Pada aliran kebatinan ada unsur-unsur: (1) Ajarannya
(Filsafah hidup dan kepercayaan keagamaan); (2) Latihan-
latihan meditasi; (3) Kehidupan sosial dalam kelompok aliran.
1. Ajaran aliran yaitu terutama filsafah hidup dan ke-
percayaan keagamaan bisa bertentangan dengan kepercayaan
individu sebelum memasuki aliran tersebut sehingga bisa me-
nimbulkan konflik terus menerus.
2. Latihan meditasi dengan berbagai pengalamannya,
bisa menimbulkan rasa tegang dan takut sehingga bisa meng-
ganggu kesehatan jiwa individu . Apabila terlalu tekun berme-
ditasi, maka keseimbangan antara hidup duniawi dan preo-
kupasi dalam kebatinan (latihan meditasi) bisa terganggu dan
timbul acuh tak acuh terhadap berbagai persoalan duniawi,
dan mudah terjadi konflik dalam keluarga.
3. Hubungan individu dengan alirannya kadang-kadang
sedemikian kuatnya, sehingga melebihi huburigan dengan kelu-
arganya. Apabila individu merupakan kepala keluarga pencari
nafkah bagi keluarganya, perlu sekali menjaga keseimbangan
hubungan individu—aliran dan individu—keluarganya. Apabila
keluarga diabaikan, bisa terjadi komplikasi sosial yang bisa
mengganggu seluruh keluarga.
Hari-hari pertama menjadi pimpinan puskesmas, saya Suatu hari saya naik bis jurusan Klaten — Solo. Hari sudah
mengadakan ceramah keluarga Berencana di suatu desa yang agak sore dan di suatu tempat'naiklah sepasang suami-isteri.
cukup jauh dan terpencil. Sejak bis mulai berjalan sang istri sudah sibuk dengan meng-
Waktu memperkenalkan alat-alat kontrasepsi, saya juga gosok-gosok' badan, leher, dahi dan perutnya dengan segala
memberikan peragaan tentang penggunaan alat-alat tsb., macam obat gosok/minyak angin. Kebetulan dia mendapat
termasuk kondom. Seperti biasa, sesudah ceramah, pelayanan tempat duduk di samping saya, sedang sang suami mendu-
terhadap ekseptor baru pun dilaksanakan di tempat tsb. duki tempat di depannya. Urusan gosok menggosok ini terus
Beberapa bulan kemudian salah seorang akseptor bersa- berjalan dan hasilnya saya kira tidak memuaskan atau me-
ma suaminya datang kepada saya. Mereka sangat kecewa nyembuhkannya, terbukti dengan kepala sang istri ini yang
karena merasa sudah ikut KB (dengan kondom) tapi kenapa makin lama makin menyandar ke bahu saya. Akhirnya sang
hamil juga?? istri mencari-cari sesuatu dari dompetnya dan keluarlah uang
Setelah saya selidiki, ternyata kegagalannya bukan kare- logam Rp.25,— yang langsung diberikan kepadaku sambil
"
na kondomnya bocor atau "tertinggal " , tapi setiap kali ber- menyodorkan juga lehernya. Secara tidak sadar, entah karena
hubungan " dengan istrinya, akat tsb. dipakai pada jari telun- rasa kasihan atau hanya latah saja saya terus memakai uang
juk tangan kanannya, menirukan peragaan saya sewaktu mem- logam itu untuk "ngeroki " leher yang sedari tadi terjulur
beri ceramah dahulu ...... ! ke arah saya. Tiba-tiba saya sadar bahwa semua itu terjadi
di dalam bus umum. Langsung uang logam itu saya kembali-
dr. Budi Santoso kan sambil berkata bahwa saya sudah mau turun. Dan syukur
Puskesmas Gunung Batu Besar terminal bus Kartasura memang sudah di depan mata.
Kotabaru, Kal-Sel
dr. Sunarti
Sala
PEMAKAIAN IRRADIATOR Co—60 untuk q Dra. Nazly Hilmy (Puslit Tenaga Atom Ps. Jumat)
MENSUCIHAMAKAN ALAT—ALAT KEDOKTERAN, SE- mengatakan bahwa dosis radiasi tergantung dari :
DIAAN FARMASI DAN KOSMETIKA. — angka kuman awal
— tujuan radiasi : untuk mensuci hamakan (radiosterilisasi)
Pada tanggal 18—19 Pebruari 1980 di Pusat Penelitian atau untuk menurunkan angka kuman (radiopasteurisasi)
Tenaga Atom Pasar Jumat, Badan Tenaga Atom Nasional — jenis materi
Jakarta, telah diadakan diskusi panel pemakaian radiasi de-
ngan sinar y Co—60 untuk sterilisasi alat-alat kedokteran,
sediaan farmasi dan kosmetika, yang mengundang cukup ba- SIMPOSIUM NYERI KEPALA KRONIK
nyak peminat. Jakarta, 26 Januari 1980.
o Dr. Bermansyah (Ka. Unit Akut RSCM). Sekarang ba-
nyak dipakai alat-alat kedokteran sekali pakai (disposable) Tidak salah apa yang dikatakan Prof. Mahar Mardjono
yang telah diradiosterilisasi. Memang alat-alat ini lebih prak- bahwa nyeri kepala merupakan salah satu keluhan yang paling
tis dan harganya jauh lebih murah dari pada alat-alat yang sering dijumpai dalam praktek dokter. Masalah ini demikian
ulang pakai (nondisposable). Tetapi dalam perhitungan jangka menariknya bagi kalangan kedokteran sehingga jauh-jauh
panjang, alat-alat disposable jatuhnya lebih mahal. Karena itu hari sebelum tanggal pendaftaran ditutup, jumlah peserta
terlalu mahal untuk suatu rumah sakit, jika seluruh alat ke- telah melebihi target yang ditentukan, 300 orang.
dokteran diganti dengan alat-alat sekali pakai.
q Dr. Fauzi Sjuib (Lektor Kepala Dep. Fannasi ITB)me- • Prof. Dr. Mahar Mardjono, Sesepuh Bagian Neurologi
ngetengahkan bahwa cara-cara sterilisasi konvensional banyak RSCM, menekankan bahwa sebagai titik tolak hendaknya
mempunyai kelemahan. Misalnya, tiap jenis nyeri kepala dianggap mempunyai dasar organik,
— sterilisasi dengan pemanasan tidak dapat diterapkan pada meskipun pada sebagian terdapat juga faktor-faktor psikogen
semua materi, karena ada materi-materi yang tidak tahan sebagai etiologi. Sebagian besar kasus-kasus nyeri kepala me-
panas. mang tidak akan dapat ditentukan dengan pasti sebab-sebab-
— cara tanpa pemanasan, misalnya penyinaran dengan sinar nya, namun dengan anamnesa yang cukup mendalam dan pe-
ultra violet dapat menembus udara dan air, tetapi tidak meriksaan teliti pada sebagian dapat dibuat diagnosa dan
dapat menembus materi, sehingga hanya dapat digunakan ditemukan atau diduga etiologinya.
untuk mensucihamakan ruangan atau pennukaan yang rata. DaIam menyusun riwayat penyakit, perlu ditanyakan:
— juga mensucihama dengan proses kimia, misalnya dengan Iamanya menderita nyeri kepala. Nyeri kepala yang.sudah
etilen-dioksida (ETO) kurang baik, karena selain daya pene- diderita puluhan tahun biasanya tidak membahayakan. Seba-
trasi kurang, juga ada bahaya ledakan serta adanya sisa- liknya nyeri yang datang mendadak, lebih-lebih kalau disertai
sisa yang beracun. Sedangkan sterilisasi dengan cara radiasi penurunan kesadaran atau kelainan neurologik, mungkin
dengan sinar y yang dihasilkan oleh Co—60 memberikan merupakan gejala meningitis atau perdarahan subarakhnoid.
harapan yang lebih baik, karena antibiotika, vitamin, lemak Nyeri kepala yang baru beberapa hari, minggu, atau bulan,
dan zat-zat lain tidak rusak oleh penyinaran tersebut. sulit dievaluasi, mungkin berbahaya mungkin tidak.
q Dr. Pratiwi Sapto (Puslit Tenaga Atom Ps. Jumat), me-
ngemukakan segi kimia dari radiasi dengan sinar y, yakni a.I.
bahwa radiasi berenergi tinggi menyebabkan ionisasi dan ek-
sitasi serta pembentukan radikal-radikal. Dalam hal Materi
yang dilarutkan dalam air atau yang mengandung air, maka
air tersebut yang pertama-tama diradiolisa, sehingga terbentuk
radikal-radikal yang kemudian bersenyawa dengan materi.
Karena itu materi yang mengandung air tidak dapat di-
radiosterilisasi.
q Dr. Moh Ridwan (Direktur Puslit Tenaga Atom Ps.
Jumat) mengatakan, bahwa di banyak negara sudah dipakai
irradiator Co—60 untuk mensucihamakan alat-alat kedokteran,
karena dibanding dengan cara konvensionil, maka cara radiasi
pengion mudah dilaksanakan, mudah dikendalikan, tidak
memberi residu dan harga dapat bersaing. Selain itu, semua
bahan dan bentuk dapat disuci hamakan dengan sinar y '
Prof. Dr. Mahar Mardjono :Hendaknya tiap jenis
Co—60, dan akan memberikan hasil yang lebih meyakinkan
nyeri kepala dianggap mempunyai dasar organik. "
dari pada tehnik-tehnik konvensionil.