Anda di halaman 1dari 20

CERITA RAKYAT BENGKULU SELATAN

KISAH SYECH MUHAMMAD AMIN

DISUSUN OLEH NAMA NIS : PUJA DWI HANDINI : 9953243976

JURUSAN: IPS

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BENGKULU SELATAN SMA NEGERI 1 BENGKULU SELATAN TAHUN 2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya serta memberikan kesempatan dan waktu kepada saya untuk menyelesaikan Makalah Bahasa Indonesia yang berjudul Cerita Rakyat Bengkulu Selatan Kisah Syech Muhammad Amin Makalah ini berisi tentang sejarah singkat dan kisah hidup Syech Muhammad Amin dalam menyebarkan agama islam di Bengkulu Selatan. Makalah ini dibuat dengan menggunakan metode observasi lapangan (Wawancara) dan metode studi pustaka (Buku dan Makalah). Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita mengenai Syech Muhammad Amin, terutama bagi kita Para Generasi Muda agar kita mengenal sosok beliau, Sang Penyebar Agama Islam di Bengkulu selatan. Saya menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan.

Manna, Februari 2012

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Juduli Kata Pengantar......ii Daftar Isiiii Selayang Pandang Bumi Bengkulu...........1-4 Sejarah Singkat Syech Muhammad Amin.5-10 Kisah-Kisah Tentang Syech Muhammad Amin.11-16 Daftar Pustaka17 Biografi Narasumber ..17

Selayang Pandang BUMI BENGKULU


Sebelum menceritakan kisah tentang Syech Muhammad Amin, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu Bumi Bengkulu.

Propinsi Bengkulu secara geografis terletak di pantai barat Pulau Sumatra, membujur sejajar pegunungan Bukit Barisan dan menempati wilayah seluas 19.789,.780 km persegi. Berbatasan dengan propinsi Sumatra Barat dibagian utara, propinsi Lampung dibagian selatan, Propinsi Sumatra Selatan dan Jambi dibagian Timur dan Samudra Hindia dibagian Barat.

Bengkulu berdiri dan menjadi Propinsi ke 26 dari Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tangal 16 November 1968 melalui UndangUndang No. 9 tahun 1967 Jo Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1068.Sebelumnya Bengkulu merupakan salah satu Karesiden yang ada di Sumatra bagian Selatan Pada awal berdirinya Propinsi Bengkulu terdiri dari satu Kotamaya dan tiga Kabupaten, saat ini dengan adanya pemekaran Propinsi Bengkulu memiliki-9-Kabupaten/Kota. Jumlah penduduk saat ini mencapai kurang lebih 1,6 juta jiwa yang tersebar pada 9 Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Muko-Muko, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Kaur, Kabupaten Seluma, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Lebong dan Kota Bengkulu. Suku-suku besar yang mendiami dan dan menjadi cikal bakal penduduk Propinsi Bengkulu adalah Suku Serawai, Suku Rejang, Suku Melayu, Suku Lemak, Suku Muku-muko, Suku Pekal, Suku Enggano. Topografi Profinsi Bengkulu terdiri dari datataran tinggi dan dataran rendah Bagian timur daerah ini merupakan datataran tinggi dan pegunungan dengan udaranya yang sejuk nserta memeiliki berbagai fenomena alam yang unik dan menarik seperti Kawah Vulkanik yang dapat didekati, Air panas alam yang sangat baik untuk kesehatan, Air Terjun, Danau, Telaga Tujuh Warna, Selain fenomena alam wilayah ini juga menjadi pusat sayuran dan buah-buahan serta Perkebunan teh yang terhampar seperti pemadani hijau yang menyejukan. Pada bagian barat daerah ini merupakan dataran rendah dengan Vegetasi Cemara Laut disepanjang pantai berpasir putih dengan panjang garis pantai lebih dari 525 KM. daerah perairan laut Bengkulu dengan

pulau-pulau kecil didalamnya seperti, P. Tikus, Pulau Mego, Pulau Dua dan P. Enggano yang merupakan pulau terluar dari batas wilayah Indonesia. Sebagian besar daerah Bengkulu masih diselimuti oleh Hutan Hujan Tropis dengan jenis Flora dan Fauna langka didalamnya seperti, Anggrek, Bunga Kibut ( tinggi mencapai antara 1-1.5 m ) , Bunga Rafflesia ( Bunga terbesar di dunia dengan diameter sampai Mencapai 1,5 m ). Harimau Sumatra, Gajah Sumatra, Badak Sumatra, Beruang Madu, Gajah Sumatra telah berhasil ditangkar dan menjadi salah satui atraksi wisata dalam Pusat latihan Gajah di Seblat.

Ibukota Propinsi Bengkulu merupakan kota Pantai tua yang memilki peningalan Sejarah Ingris antara lain Benteng Marlborough, Monumen Thomas Parr, Tugu Hamillton, Kuburan Eropa. Disamping peningalan Sejarah Ingris kota Bengkulu mempunyai arti penting dalam rangkaian sejarah perjuangan bangsa yaitu sebagai tempat pembuangan Panglima Diponogoro, Sentot Alibasya, Sukarno yang kemudian menjadi Presiden I RI, dan Fatmawati Sebagai Ibu negara dan pahlawan

nasional. Sebagai mata rantai warisan dan kekayaan Budaya Bangsa Indonesia. Perjalanan sejarah Propinsi Bengkulu mempunyai daya tarik bagi Bangsa-bangsa lain yang dapat mendorong kegiatan Pariwisata. Profinsi Bengkulu merupakan Propinsi di Indonesia yang menjadi bagian dari pemerintahaan Ingris pada abad ke 18. pada saat dipimpin oleh Gurbernur Jendral Raffles ditemukan bunga terbesar diDunuia dengan diameter kurang lebih 1 meter. Bunga tersebut kemudian diberi nama Rafflesia Arnoldy berdasarkan nama penemunya yaitu Raffles dan Dr. Arnoldi seorang ahli botani. Sebagai salah satu Propinsi di Indonesia , Bengkulu terus berbenah diri dan menjadikan wilayah perairan dan pantainya sebagai kawasan wisata dengan daya tarik utama pantai berpasir putih dan kerindangan Cemara laut, yang didukung oleh sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang pariwisata lainya.

Sejarah Singkat Syech Muhammad Amin


Syech Muhammad Amin adalah seorang tokoh agama islam di Bengkulu Selatan. Beliau merupakan keturunan dari daerah Sibolga dan berasal dari Mandailing Natal, Medan. Beliau pernah mempelajari ilmu tasawuf di Mekah. Tidak diketahui secara pasti tahun berapa beliau datang ke Bengkulu Selatan namun diperkirakan hidup pada abad ke-19 semasa penjajahan Belanda.

Di Bengkulu Selatan nama syech Muhammad Amin sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, karena tokoh ini semasa hidupnya menyebarluaskan ajaran agama islam dan memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan islam di Bengkulu Selatan. Perjalanannya dalam menyebarkan agama islam tidak hanya di satu daerah saja namun ia menyebarkan agama islam dengan cara berpindah-pindah, mulai dari daerah Padang, Palembang, Bengkulu hingga daerah Manna, Bengkulu Selatan. Syech Muhammad Amin mempunyai tujuh istri selama dia menyebarkan agama islam di berbagai tempat itu. Dari setiap istri, dia memperoleh keturunan. Namun ratarata keturunan dari istri-istrinya itu sudah tidak diketahui keberadaannya lagi. Di Manna sendiri, ia menikah dan mempunyai seorang anak bernama H.Abdullah.

Sama seperti daerah lainnya, biasanya daerah pesisir lebih maju dan berkembang bila dibandingkan dengan daerah pedalaman. Dari beberapa informasi yag didapatkan bahwa daerah pantai yang disebut dengan pantai pasar bawah sekarang adalah daerah yang mula-mula dimasuki para saudagar melalui jalur laut,yang tentunya bagi sebagian ulam adalah tempat penyebaran agama islam. Begitu juga dengan Syech Muhammad Amin , pertama beliau menginjakan kakinya di Bengkulu Selatan adalah di daerah pantai pasar bawah.

Pada awal kedatangannya di Bengkulu Selatan beliau mendirikan pondok sebagai tempat menginap di sekitar Pasar Bawah Bengkulu Selatan. Pondok sebagai tempat tinggal sekaligus tempat ia menyebarkan siar islam, tempat anak muridnya diajari salat, mengaji dan diberikan pemahaman mengenai ilmu agama yang telah ia pelajari di Mekah. Namun perjalanan dalam menyebarkan agama islam juga mendapatkan tentangan dari berbagai pihak. Sempat terjadi pertentangan antara kaum muda (Muhammadiyah) dan kaum tua. Kaum muda mendirikan sebuah masjid yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Rukis. Dan kaum tua mendirikan masjid yaitu Masjid Jamik.

Perkembagan selanjutnya beliau mendirikan dan membangun masjid yang diberi nama Al-Manar.

Di Masjid Al-Manar Syech Muhammad Amin masyarakat sekitar pasar bawah melaksanakan aktifitas beribadah. Setelah beliau wafat ia dimakamkan di komplek masjid Al-Manar. Tanah tempat beliau dimakamkan merupakan tanah wakaf dari mastari dan maskana. Makam tersebut diberi batasan berupa ruangan yang didirikan sejak tahun 1323 H dan sekarang sudah mengalami perbaikan yang lebih baik dari sebelumnya. Saat wafatnya, terjadi pertentangan antara kaum muda dan kaum tua dalam menentukan tempat Syech M.Amin akan dimakamkan. Kaum tua menginginkan Syech M.Amin dimakamkan di pekarangan Masjid Al-Manar, sedangkan kaum muda tidak setuju. Akhirnya oleh pihak pemerintah Belanda diadakanlah pemungutan suara dan hasilnya kaum tua memperoleh suara terbanyak.

Saat ini makam tersebut sudah banyak dikunjungi oleh para peziarah, baik dari masyarakat Bengkulu Selatan maupun daerah lain. Tujuan para peziarah adalah untuk mengenang jasa dan pengabdian Syech Muhammad Amin dalam menuntun masyarakat Bengkulu Selatan kepada jalan yang benar. Selain itu menurut cerita yang bersumber dari mulut ke mulut Syech Muhammad Amin dikabarkan mempunyai kelebihan-kelebihan , seperti indra keenam dan doanya yang selalu mustajab (selalu terjadi, terkabul/ dikabulkan oleh Allah) karena kedekatannya dengan Allah. Banyak sekali cerita-cerita tentang kelebihan Syech Muhammad Amin yang telah tersebar dikalangan masyarakat Bengkulu Selatan, walaupun belum pasti benar tidaknya ,namun masyarakat Bengkulu Selatan tetap mempercayai cerita-cerita tersebut. Beberapa dari cerita tersebut berisi tentang Syech Muhammad Amin yang selalu berbuat baik menolong masyarakat dengan melalui Doa yang mustajab.

Kisah-Kisah Tentang SYECH MUHAMMAD AMIN


Berikut ini ada beberapa kisah tentang Syech Muhammad Amin yang sudah tersebar dan sering dibicarakan oleh masyarakat Bengkulu Selatan yang saya tulis dalam bentuk cerpen(cerita pendek).

BUKA PUASA
Hembusan angin sepoy-sepoy, suara gemuruh ombak dan kicauan burung melengkapi keindahan alam sore itu di Pasar Bawah. Langit begitu indah berwarna Orange kekuning-kuningan karena akan tenggelamnya matahari. Para penduduk sibuk dengan aktivitasnya masing-masing sambil menunggu waktu berbuka puasa, ini adalah puasa hari ke-5 dalam bulan Ramadhan. Beberapa penduduk terlihat baru pulang dari menangkap ikan di laut, ada yang baru pulang dari sawah, ada yang sedang menyapu halaman rumah dan ada pula yang hanya dudukduduk santai. Di antara rumah-rumah penduduk terdapat sebuah surau (masjid kecil) yang didirikan oleh seorang pendatang dan penyabar agama islam yaitu Muhammad Amin, para penduduk memanggilnya Tuan Syech. Tuan Syech adalah seorang yang sangat baik, penyayang anak-anak, dan sering membantu sesama, karena kebaikannya itulah dia begitu dihormati dan dicintai oleh penduduk . Seperti biasanya setiap sore, anak-anak di daerah Pasar Bawah berkumpul di surau untuk belajar

sholat dan mengaji. Dari luar surau terdengar suara Tuan Syech yang lantang namun begitu merdu dan menenangkan, dia membacakan beberapa ayat surat pendek yang kemudian diikuti oleh anak-anak itu. Tak berapa lama anak-anak tersebut pulang ke rumah karena akan tiba waktu berbuka puasa , begitu pula Tuan Syech, dia keluar dari surau namun bukan untuk pulang kerumahnya, dia berjalan melangkahkan kakinya menuju sebuah rumah panggung tua yang tak terlalu jauh dari surau. Tuan Syech menaiki 7 anak tangga rumah tersebut perlahanlahan dan kemudian mengetok pintunya. Assalamualaikum kata Tuan Syech sambil mengetok pintu. Wallaikumsalam sahut seorang nenek tua dari dalam rumah itu. Ia membuka pintu, wajah nenek tua itu sedikit terkejut tapi dia senang atas kedatangan Tuan Syech. Silakan duduk Tuan, ada hal apa Tuan datang kerumah saya yang kecil dan reot ini? Tanya nenek itu langsung. Tuan Syech pun tersenyum Tidak ada hal yang penting, saya hanya ingin bersilaturahmi Saya senang Tuan datang kerumah saya Nenek tua itu membalas senyum Tuan Syech. Sebentar lagi adzan magrib akan tiba, bolehkah saya berbuka puasa disini? Tanya Tuan Syech. Tentu boleh Tuan, tapi saya benar-benar tidak punya makanan, hanya ada air putih dan sedikit nasi. Saya rasa makanan yang ada dirumah Tuan jauh lebih enak dari yang saya punya jelas nenek tua itu. Tuan Syech tau persis keadaan nenek itu yang tidak punya apa-apa dan hanya tinggal sendiri. Apakah nenek yakin tidak punya makanan? Saya sangat ingin berbuka puasa disini Tanya Tuan Syech lagi.

Iya Tuan, saya benar-benar tidak punya makanan Nenek mencoba meyakinkan jika Tuan sangat ingin berbuka puasa dirumah saya ini, akan mengambilakan air dan nasi, hanya itulah yang saya punya Tuan Syech mengangguk. Kemudian nenek tua itu menuju kedapur untuk mengambilkan air dan nasi, namun dia sangat terkejut melihat banyak sekali makanan yang ada diatas meja makan, ada kurma,apel dan buahbuahan lainnya, ada lauk-pauk seperti gulai Ayam, Ikan serta ada pula makanan roti-rotian, semuanya terlihat begitu lezat. Melihat itu semua Nenek tua itu bingung dan dia berfikir sesaat, siapa yang meletakkan makanan-makanan tersebut, tidak ada yang masuk kedalam dapur pikirnya, begitu juga Tuan Syech dia hanya duduk diruang tamu. Nenek pun langsung kembali keluar menemui Tuan Syech. Tuan Tuan, makanan yang ada didalam itu apakah Tuan yang memberikan? Namun jika Tuan yang memberikan bagaimana bisa, sejak tadi Tuan hanya duduk disini Bukan saya, Allahlah yang memberikan semua makanan itu untuk nenek. Jika nenek tidak punya makanan, mintalah kepada Allah sesungguhnya Allah maha pengasih dan penyayang. Atau nenek bisa datang menemui saya, insyaallah saya akan membantu. Jawab Tuan Syech. Iya Tuan akan selalu saya ingat pesan Tuan. Terima kasih banyak Baiklah nek, saya harus pulang dan kembali ke surau. Assalamualaikum Tuan Syech pun pulang. Wassalamualaikum nenek menjawab salam dengan senyuman yang lebar.

Semenjak hari itu nenek tua tersebut menyadari bahwa Allah selalu bersama hambaNya yang beriman dan soleh dan Dia sangat yakin bahwa Tuan Syech adalah seorang hamba Allah yang termasuk dalam golongan itu.

MUSIM KEMARAU
Sudah beberapa bulan hujan tidak pernah turun, cuaca sangat panas setiap harinya, lahan sawah sudah tidak dapat digarap lagi karena padi tidak dapat tumbuh dengan keadaan tanah yang kering, begitu pula dengan sumur dirumah-rumah penduduk nyaris kering mengakibatkan persediaan air bersih semakin menipis dan memaksa para penduduk untuk menghemat penggunaan air, kegiatan seperti mandi, mencuci pakaian dan lainya dilakukan di Pantai sedangkan untuk memasak makanan dan air menggunakan air sumur . Siang itu sekitar jam 12, Tuan Syech menutup tempatnya berjualan dipasar. Selain sebagai penyiar agama islam, Tuan Syech juga merupakan seorang saudagar kaya penjual kain. Dia segera pulang menuju surau untuk melaksanakan sholat dzuhur. Sesampainya di surau saat akan mengambil air wudu Tuan Syech melihat seorang anak kecil ditempat pengambilan air wudu. Anak kecil itu bukan sedang megambil air wudu melainkan meminum air tersebut. Anak itu pun akhirnya sadar bahwa Tuan Syech dari tadi memperhatikannya.

Maaf maafkan saya Tuan, saya tidak bermaksud mencuri air dari surau, saya tau itu salah. Mohon maafkan saya Tuan Anak itu memohon. Tuan Syech yang dari awal hanya tersenyum pun akhirnya berbicara Kenapa kamu meminum air di surau ini? Tanya Tuan Syech smbil megelus pundak anak itu. Air minum dirumah kami habis Tuan, sumur kami sudah kering, ibu saya bilang kalau mau minum, mintalah air yang ada disurau kepada Tuan. Dari tadi saya menunggu Tuan namun Tuan tidak juga pulang, saya sangat haus, akhirnya saya meminum air ini tampa minta izin terlabih dahulu. Maafkan saya Tuan. Anak itu memohon sekali lagi. Tuan Syech kembali tersenyum Ayo ambilah air wudu, sholat akan segera dimulai Mereka pun sholat berjamaah bersama beberapa orang warga. Selesai sholat Tuan Syech kembali menghampiri anak tadi Pulanglah kamu kerumah, temui ibumu dan katakan kepadanya masaklah air minum sebanyak mungkin. Pesan Tuan Syech. Anak itu masih belum mengerti apa maksud perkataan Tuan Syech, segera pulang untuk menyampaikan pesan kepada Ibunya. Saat anak tersebut pulang, Tuan Syech bergegas pergi menuju pantai. Ketika berada dipinggir pantai Tuan Syech diam sejenak, matanya tertutup, mulutnya bergerak-gerak seperti sedang membaca doa. Kemudian dia terus berjalan dan akhirnya berhenti saat air pantai sudah setinggi pinggangnya. Orang-orang yang ada disekitar pantai memanggil Tuan Syech untuk segera menepi namun dia tidak peduli dan melanjutkan hal itu.

Tuan Syech mulai membasahi kepalanya, kemudian badannya sehingga tubuhnya basah semua dan dia berteriak Allahuakbar! Allahuakbar! Allahuakbar! sebanyak 3kali, kemudian dia menepi ke pinggir pantai. Semua orang melihat kearah Tuan Syech menanyakan apa yang dia lakukan. Dia hanya diam, terus berjalan meninggalkan orangorang itu dan kembali ke surau. Saat Tuan Syech masuk kedalam surau, tiba-tiba hturun dengan derasnya. Semua orang pun sadar apa tujuan Tuan Syech melakukan hal tersebut. Semua orang senang dan sangat berterima kasihkepada dia. Begitu pula dengan anak kecil yang ditemuinya siang tadi.

Daftar pustaka
Cahyo, Bima Gavian.,dkk. Sekilas Tentang Peninggalan Sejarah Di Bengkulu Selatan Manna,2011. Departemen kebudayaan dan pariwisata Padang Lawatan Sejarah Di Bengkulu Selatan 2011 http:/kabar-manna.blogspot.com/ http:/bengkuluselatankab.go.id/

NARASUMBER
NAMA UMUR : H. ZAINUL BUSTI ALBUHARI : 78 TAHUN

ALAMAT : JLN. SUDUT LUPIS

Anda mungkin juga menyukai