GEOLISTRIK
oleh:
HANA DWI SUSSENA
125090701111003
GEOFISIKA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
1
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
2
Kata Pengantar.1
Daftar Isi
Daftar Gambar..3
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang6
1.2 Tujuan.6
1.3 Manfaat...6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA....7
BAB III : METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan..15
3.2 Peralatan...15
3.3 Tata Laksana Percobaan...17
3.3.1 Akuisis Data.17
3.3.2 Prosessing.18
BAB IV : PEMBAHASAN..................................................................................38
BAB V : PENUTUP
4.1 Kesimpulan...46
4.2 Saran.46
DAFTAR PUSTAKA...47
LAMPIRAN..........................................................................................................48
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tabel resistivity pada beberapa tipe air murni ..8
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
6
Geofisika merupakan salah satu dari cabang ilmu bumi yang mempelajari tentang
sifat-sifat fisis bumi, seperti bentuk bumi, reaksi terhadap gaya, sertamedan potensial bumi
(medan magnet dan gravitasi). Geofisika juga menyelidiki interior bumi seperti inti, mantel
bumi, dan kulit bumi serta kandungan-kandungan alaminya. Geofisika bisa juga diartikan
sebagai suatu metoda dimana disini akan dipelajari tentang bumi dan batuan menggunakan
pendekatan-pendekatan Fisika dan Matematika dan merupakan gabungan dari konsep-konsep
Ilmu Geologi dan Fisika.
Dalam ilmu Geofisika terdapat metode-metode yang biasa digunakan oleh para
peneliti yaitu metode gravity, metode magnetic, seismik refaction, seismik reflection, resistivity,
spontaneous potensial, induced polarization, elektromagnetic, ground penetrating radar dan
metode magneto telluric.
Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang serimg digunakan.
Meteode geolistrik adalah salah satu metode geofisika yang mempelajari bumi berdasarkan
sifat fisik berupa kelistrikan batuan (resistivitas, konduktifitas, dan chargeabilitas).
B. Tujuan
Setelah dilakukannya praktikum geolistrik ini diharapkan praktikan dapat
memahami prinsip hukum Ohm pada konfigurasi wenner, schlumberger dan dipole-dipole,
memahami konsep resistivitas konfigurasi wenner, schlumberger dan dipole-dipole, serta
memahami cara pengambilan data, pengolahan dan interpretasi pada konfigurasi wenner
schlumberger.
C. Manfaat
Agar mengetahui bagaimana prinsip hokum Ohm pada konfigurasi
wenner, schlumberger dan dipole-dipole. Dan mengetahu cara akuisisi,
pengolahan dan interpretasi data.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam metode resistivity, arus listrik diperkenalkan kedalam tanah dengan duan
elektroda arus dan beda potensial listrik diantara keduanya diukur. Itu lebih baik
menghitung penurunan potensial atau melihat resistansi secara langsung pada
ohms cukup kedua arus dan tegangan (Bell, ).
Resistivity pada batuan biasanya bergantung jumlah airtanah dan jumlah
garam yang terlarut di dalamnya, tetapi juga dikurangi oleh adanya banyak
mineral lain dan oleh tingginya temperature. Oleh karena itu sebagian besar
menggunakan survey resistivity untuk pemetaan adanya porositas yang berbeda
pada batuan, terutama pada hubungan dengan hidrologi untuk mendeteksi akuifer
dan kontaminasi dan untuk pencarian mineral, tetapi penggunaan lain termasuk
menyelidiki larutan garam dan polusi jenis lain, survey arkeolog dan mendeteksi
hot rocks. Pengukuran resistivity tanah meneliti bawah permukaan tanah dengan
melewatkan arus listrik dengan menancapkan elektroda ke dalam tanah.
Umumnya, salah satu teknik tersebut merancang untuk menentukan struktur
vertical pada bagian perlapisan bumi, dengan pendugaan listrik vertical, VES, atau
variasi lateral, dengan penampang listrik; bagaimanapun lebih baik metode
penggambaran listrik semakin digunakan ketika variasi lateral dan vertical (Khan
dan Alan, 2000).
Mempertimbangkan penerusan aliran arus dalam medium homogen
isotropis (analisa ini juga akan digunakan untuk frekuensi cukup rendah pada
pemindahan arus yang signifikan). Jika A adalah elemen permukaan dan J
densitas arus dalam amper per m2 , maka arus yang lewat A adalah J- A.
Densitas arus J dan medan listrik E dalam hokum Ohm
9
J=E
(2.1)
Dimana E dalam satuan volt per meter dan adalah konduktivitas pada medium
siemen per meter (S/m).
Medan listrik pada gradient potensial scalar
(2.2)
Maka kita mempunyai
(2.3)
Dari penjumlahan
J=0, jadi
(2.4)
(2.5)
Jika seluruhnya konstan, istilah pertama hilang dan kita mempunyai persamaan
Laplace, itu merupaka potensial harmonic :
(2.6)
Ada 2 batas kondisi yang harus dipegang pada semua hubungan antara dua daerah
yang berbeda konduktivitasnya.
(2.7)
Dimana x dan y adalah tangensial dan normal, berturut-turut, untuk
menghubungkan Ex1 dalam bentuk komponen tangen dalam medium 1 dan
seterusnya. Dalam penjumlahan (Telford,1990):
(2.8)
Prinsip aliran listrik pada bumi terdapat tiga macam yaitu satu elektroda
arus dalam bumi, satu elektroda arus di permukaan bumi dan dua elektroda arus di
permukaan bumi (Telford, dkk, 1990):
10
1. Satu elektroda di dalam bumi, dimana jika titik arus berada di dalam
bumi akan mengalirkan arus kesegala arah dan membentuk suatu
permukaan bola dengan titik yang memiliki besar arus yang sama
disebut titik equipotensial.
11
permukaan
(2.13)
Sehingga
(2.16)
G
Gambar 2.6 konfigurasi
wenner
b. Konfigurasi Schlumberger
14
c. Konfigurasi dipole-dipole
15
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum geolistrik ini dilaksanakan pada pukul 8.30 WIB tanggal 17
November 2013 di depan lapangan rektorat Universitas Brawijaya. Pada S = 07
57' 09.96" E = 112 36' 50.97" dengan elevasi : 505 mdpl.
3.2 Peralatan
Dalam melakukan praktikum metode geolistrik dengan konfigurasi
wenner, schlumberger dan dipole-dipole diperlukan beberapa alat yaitu
3.2.1 Elektroda arus dan elektroda potensial
16
3.2.4 Palu,
17
3.2.6 Meteran
19
3. Klik save dengan format .txt dan klik save as dengan format .dat
4. Klik icon res2dinv
5. Akan muncul tampilan seperti berikut lalu klik ok
20
7. Pilih data yang tadi yang berformat .dat lalu klik open
21
9. Klik menu inversion dan pilih inversion methode and setting lalu
pilih choose logarithm of apparent resistivity
22
10. Akan muncul tampilan deperti ini pilih use apparent resistivity dan
klik ok
23
3.3.2.2 IP2Win
1. Klik icon IP2Win
2. Klik toolsbar make new VES point dan akan muncul tampilan
sebagai berikut
4. Setelah selesai, klik save txt, beri nama yang sesuai dan klik save
dan klik ok
25
5. Akan muncul tampilan seperti berikut kemudian pilih menu edit dan
klik edit curve, bawa garis hitam ke merah
26
27
28
29
13. Klik ok
30
31
32
3.3.2..3 Progress3
1. Klik icon Progress3, jika muncul tampilan seperti di bawah
klik saja layar
33
34
4. klik forward modeling dan Isi tabel depth (d) dan resistivity (rho
sebenarnya), kemudian klik tanda panah merah di samping forward
modelling
35
36
37
38
BAB IV
PEMBAHASAN
Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika untuk mengetahui
perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara
mengalirkan arus listrik DC (Direct Current) yang mempunyai tegangan tinggi
ke dalam tanah. Injeksi arus listrik ini menggunakan 2 buah Elektroda Arus C1
dan C2 yang ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak tertentu. Semakin panjang
jarak elektroda arus (biasa diumpakan dengan AB) akan menyebabkan aliran arus
listrik bisa menembus lapisan batuan lebih dalam.
Dengan adanya aliran arus listrik tersebut maka akan menimbulkan
tegangan listrik di dalam tanah. Tegangan listrik yang terjadi di permukaan tanah
diukur dengan penggunakan resistivity meter yang terhubung melalui 2 buah
Elektroda Potensial P1 dan P2 yang jaraknya lebih pendek dari pada jarak
elektroda potensial (biasa diumpamakan MN). Bila posisi jarak elektroda arus
diubah menjadi lebih besar maka tegangan listrik yang terjadi pada elektroda
potensial ikut berubah sesuai dengan informasi jenis batuan yang ikut terinjeksi
arus listrik pada kedalaman yang lebih besar.
Dengan asumsi bahwa kedalaman lapisan batuan yang bisa ditembus oleh
arus listrik ini sama dengan separuh dari jarak AB yang biasa disebut AB/2 (bila
digunakan arus listrik DC murni), maka diperkirakan pengaruh dari injeksi aliran
arus listrik ini berbentuk setengah bola dengan jari-jari AB/2.
39
tetap. Spasi antara dua elektroda potensial tetap, karena dianggap sangat kecil dan
nilainya dapat disesuaikan. Pada dasarnya elektroda potensial dapat diubah jarak
spasinya dengan ketentuan MN <1/5 AB atau AB> 5 MN. Namun pada praktikum
kali ini syarat tersebut tidak digunakan yang digunakan adalah jarak spasi MN
tetap. Hal ini dikarenakan data yang dicari hanya data secara vertikal saja karena
untuk data secara horizontal sudah terwakilkan oleh data dari konfigurasi wenner.
Konfigurasi dipole-dipole merupakan konfigurasi dimana elektroda arus
dan elektroda potensial terpisah dengan jarak na. variasi n digunakan untuk
mendapatkan berbagai kedalaman tertentu, semakin besar nilai n maka kedalaman
yang diperoleh juga semakin besar. Tingkat sensitivitas jangkauan pada
konfigurasi dipole-dipole dipengaruhi oleh besarnya faktor geometri k dimana k=
an(1+n)(2+n). Konfigurasi ini akan menghasilkan data variasi resistivitas di
bawah prmukaan bumi secara vertikal maupun horizontal (mapping dan sounding)
Dari ketiga konfigurasi tersebut diperoleh data yang kemudian diolah
untuk diketahuinya nilai resistivitas di bawah permukaan bumi tepatnya di
lapangan Rektorat Universitas Brawijaya. Prossesing dapat dilakukan dengan
bantuan software IPI2Win, Res2dinv dan progress3. Akan tetatpi tidak semua
konfigurasi dapat diselesaikan dengan semua software karena terdapat batasanbatasan tertentu, misalnya saja data dari konfigurasi dipole-dipole tidak bisa
diproses dengan software IPI2Win dan progress, pengolahan data hanya dapat
dilakukan dengan program Res2dinv.
Dari hasil prosessing untuk konfigurasi wenner yang menggunakan
software Res2dinv dapat diketahui bagaimana gambaran resistivitas batuan yang
ada di bawah permukaan tanah di lapangan Rektorat Universitas Brawijaya.
41
Dari gambar tersebut dapat diketahui pada bawah permukaan tanah di lapangan
Rektorat Universitas Brawijaya jika dilakukan pengukuran geolistrik dengan
konfigurasi wenner memiliki resistivitas antara 8,56-26 m. Pada daerah
permukaan nilai resistivitasnya masih rendah yaitu 8.56 m pada kedalaman antar
0,750 m-2,32 m yang ditandai dengan warna biru tua.Semakin kedalam yaitu pada
kedalaman 2,32 m-4,06 m nilai resisvitasnya 10,7 m. Pada kedalaman 4,06 m5,96 m nilai resisvitasnya 13,4 m yang ditandai dengan warna biru mudah.
Untuk kedalaman 5,96 m-8,06 m yang ditandai dengan warna hijau mudah nilai
resisvitasnya 16,7 m. Pada kedalaman 7 m nilai resisvitasnya adalah 20,8 m
yang ditandai dengan wilayah berwarna hijau tua. Sedangkan pada kedalaman
8,06 m nilai resistivitasnya 26,0 m. Dari data yang diperoleh berdasarkan
akuisisi data yang telah dilakukan nilai kesalahan relatifnya adalah sebesar 3,3 %
ini menunjukan keakuratan data yang cukup tinggi. Nilai resistivitas ditiap lapisan
permukaan berbeda karena pada setiap lapisan mengandung komposisi batuan
yang berbeda dimana tiap batuan memiliki nilai resistivitas yang berbeda.
Untuk data dipole-dipole juga diolah dengan sofware Re2dinv yang
diperoleh gambaran sebagai berikut.
42
Dari gambar tersebut dapat diketahui pada bawah permukaan tanah di lapangan
Rektorat Universitas Brawijaya jika dilakukan pengukuran geolistrik dengan
konfigurasi dipole-dipole memiliki resistivitas antara 5,57-2153 m. Pada
kedalaman 0,854 m-2,65 m resistivitasnya sebesar 5,57 m yang ditandai dengan
warna biru tua. Pada kedalaman 2,65 m-4,62 m yang ditandai dengan warna biru
mudah memiliki resitivitas 13,02 m. Dan semakin kedalam yaitu antara 24,62
m-6,79 m nilai resistivitanya sebesar antara 175m-168 m. Untuk kedalaman
6,79 m- 9,18m nilai resivitasya sangat tinggi yakni 2153m. Data ini setelah
dilakukan pengolahan memiliki nilai kesalahan relatif sebesar 29,7%, nilai ini
cukup tinggi utuk nilai kesalahan sebuah data. Hal ini terjadi mungkin ada
kesalahan pada prosedur
konfigurasi
schlumberger
prossesing
dilakukan
dengan
43
44
Dari gambar tersebut dapat diketahui pada bawah permukaan tanah di lapangan
Rektorat Universitas Brawijaya jika dilakukan pengukuran geolistrik dengan
konfigurasi schlumberger yang diolah dengan software IP2win, Ipi_res3 dan
Progress3 memiliki gambaran resistivitas yang bervariasi yang dapat diamati.
Pada hasil dari software IPI2win (lihat gambar 4.5)
46
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika untuk mengetahui
perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara
mengalirkan arus listrik DC (Direct Current) yang mempunyai tegangan
tinggi ke dalam tanah. Ada 3 macam konfigurasi yang sering digunakan yaitu
konfigurasi wenner yang menghasilkan profil secara horizontal, konfigurasi
schlumberger merupakan konfigurasi yang menghasilkan profil vertical dan
konfigurasi dipole-dipole merupakan konfigurasi yang menghasilkan profil
secara vertical dan horizontal. Untuk mengolah data dari proses akuisisi data
dapat dilakukan dengan bantuan software IPI2win, IPI_es3, Progress3 dan
Res2dinv dimana pada setiap software memilki karakteristik dan ketentuan
tertentu dalam mengolah data dari tiap konfigurasi.
B. Saran
Diharapkan ketika proses akuisisi data dilakukan dengan benar, cekatan
dan teliti agar data yang diperoleh memiliki nilai keakuratan yang tinggi. Dalam
proses pengolahan data juga harus teliti ketika memasukkan data ke suatu
software yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Bell, F. G. 2007. Engineering Geology.
Fang, Hsai Yang. 1991. Foundation Engineering Handbook. United States of
Amerika: Library of Congress Cataloging in Publication.
Khan, M. Aftab dan Alan E. Musset. 2000. Looking Into The Earth An
Introduction to Geological Geophysics. United States of Amerika:
Cambridge University Press.
47
LAMPIRAN
48
49
50
51
53