Laporan Lengkap Permanganometri
Laporan Lengkap Permanganometri
PENDAHULUAN
bermacam-macam
titrasi
redoks
yaitu
salah
satunya
kadar
FeSO4
dengan
menggunakan
metode
permanganometri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
permanganometri,
titran
yang
digunakan
adalah
kalium
volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi. (Day & underwood :290)
Reaksi yang paling umum ditentukan dalam suatu laboratorium adalah
reaksi yang terjadi dalam larutan. Larutan yang bersifat asam 0,1 N atau yang
lebih besar
-
MnO4 + 8 H
2+
+ 5 e Mn + 4 H2 O
MnO4- + 4 H+ +3 e MnO2 + 2H 2 O
didasarkan atas
reaksi oksidasi
ion
( Susanti :135)
Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari
titrasi cukup untuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2.
Bagaimanapun juga mengingat reaksinya berjalan lambat, MnO2 tidak
diendapkan secara normal pada titik akhir dari titrasi - titrasi permanganat
(Underwood :290)
Prinsip permanganometri berdasarkan reaksi redoks (reduksi-oksidasi).
Dimana oksidasi adalah senyawa yang mengalami pelepasan elektron dan
kenaikan bilangan oksidasi sedangkan reduksi adalah senyawa yang
mengalami penurunan bilangan oksidasi dan penerimaan elektron. (Khophar
2007:48)
Kelemahan dari kalium permananganat adalah dalam medium HCl Cl dapat teroksidasi, demikian juga larutannya,mempunyai kestabilan yang
terbatas, biasanya digunakan pada medium asam 0,1 N .
MnO4- + 8 H+ +5 e Mn 2+ + 4 H2 O
E0 = 1,51 v
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
panas
: dalam wadah tertutup rapat
: sebagai pemberi suasana asam
Nama resmi
Nama lain
Rumus molekul
Berat molekul
Pemerian
Kelarutan
:
:
:
:
:
:
FEROSSI SULFAT
Besi (II) sulfat
Fe2SO4
151,90
serbuk putihkeabuan,rasa logam
perlahan-lahan hampir sempurna dalam air bebas CO2
Penyimpanan
Kegunaan
pekat
: dalam wadah tertutup baik
: sebagai sampel
Penyimpanan
Kegunaan
100 ml air suling kemudian tambahkan asam sulfatdan panaskan pada suhu
700C. Titrasi denganlarutan KMnO4 0,1 N hingga timbul warna merah
muda yang stabil selama 15 menit. Suhu titrasi tidak boleh lebih redah dari
600C. Hitung normalitasnya.
C. Penentuan kadar FeSO4
Tambahkan seksama 500 mg FeSO4.7H2O, masukkan ke dalam
erlenmeyer. Tambahkan 25 ml asam sulfat encer dan 25 ml air suling.
Titrasi dengan larutan Kalium permanganat 0,1 N sampai warna merah
muda tetap. Ulangi perlakuan 2 kali lagi, hitung kadar FeSO4.
Tiap ml KMnO4 setara dengan 15,19 mg KMnO4 atau 27,80 mg
FeSO4.7H2O
BAB III
METODE KERJA
III.1
Batang pengaduk
Botol semprot
Buret 50 ml
Erlenmeyer 250 ml
Gelas kimia 250 ml
Gelas ukur 25 ml
Gelas ukur 10 ml
g. Neraca analitik
h. Pipet tetes
i. Statif dan klem
2 buah
1 buah
1 buah
3 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
III.2
Aquadest 25 ml
FeSO4.7H2O 500 mg
H2SO4 25 ml
Kertas perkamen
KMnO4 0,1406 N
Tissue
Cara Kerja
-
erlenmeyer
Ditambahkan 25 ml H2SO4
Ditambahkan 25 ml aquadest
Dititrasi dengan KMnO4 0,1406 N sampai warna merah muda tetap
Diulangi perlakuan 2 kali lagi
Dihitung kadar FeSO4
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
IV.1
Tabel pengamatan
Massa sampel
507,7 mg
Volume sampel
15,4 ml
Perubahan warna
Bening pink
504 mg
14,8 ml
Bening pink
501,2 mg
IV.2
Perhitungan
% kadar1 =
% kadar2 =
V x N x BE
x 100%
mg
V x N x BE
x 100
mg
% kadar3 =
V x N x BE
x 100%
mg
% kadar rata-rata =
IV.3
Bening pink
15,4 ml
Reaksi
MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O
Fe2+ Fe3+ + e-
X1
X5
10
BAB V
PEMBAHASAN
11
Metode
permanganometri
didasarkan
pada
reaksi
oksidasi
ion
permanganat, oksidasi ini dapat dijalankan dalam suasana asam, netral maupaun
alkalis, jika dititrasi dalam suasana asam maka reaksi yang akan terjadi adalah
MnO4- + 8 H+ +5 e Mn 2+ + 4 H2 O
Pada percobaan ini tidak digunakan HCl. Alasannya dapat dilihat dari
reaksi di atas bahwa disini MnO4- habis bereaksi dengan HCl membentuk Cl2. Dan
bila penambahan dilakukan maka tidak ada yang bereaksi dengan sampel dan titik
akhir titrasi tidak didapatkan.
Reaksi reaksi MnO4- bila direaksikan dalam suasana asam,basa, netral.
1. Basa
MnO4- + e MnO42MnO42- + H2O MnO2 + OH2. Netral
MnO4- + H2O MnO2 + O2 + 2OH3. Asam
MnO4- + 4H+ + 5e Mn2+ + 4OHSalah satu alasan pula mengapa menggunakan larutan yang bersifat asam
karena dilihat dari reaksi di atas dimana pada reaksi basa dan netral menghasilkan
MnO2. MnO2 ini bila teroksidasi oleh cahaya akan berubah warnanya menjadi
coklat atau membentuk endapan. Dan bila terjadi seperti itu maka tidak dapat
ditentukan titik akhir titrasinya.
Titrasi kali ini tidak menggunakan indicator lain seperti PP, metal merah,
jingga metal, dan sebagainya karena KMnO4 yang bertindak sebagai titran juga
dapat bertindak sebagai indikator apabila dipakai dalam titrasi atau bersifat
autoindikator. Hal ini menyebabkan kelebihan sedikit saja dari kalium permangant
dapat menyebabkan perubahan warna. Disamping itu KMnO4 yang digunakan
pekat karena apabila digunakan yang encer sulit menentukan titik akhir titrasinya
disebabkan karena larutan titran yang digunakan akan langsung berwarna coklat.
13
X1
X5
14
15
BAB VI
PENUTUP
VI.1
Kesimpulan
% kadar1 FeSO4 adalah 64,78%,% kadar2 FeSO4 adalah 62,71%,
dan % kadar1 FeSO4 adalah 65,62%. Jadi, % kadar rata rata FeSO4
adalah 64,37%, hasil ini tidak sesuai dengan literatur pada Farmakope
Indonesia edisi III bahwa % kadar FeSO4 tidak kurang dari 80% dan tidak
lebih dari 90% FeSO4.7H20
VI.2
Saran
-
Untuk laboratorium
sebaiknya alat
Untuk asisten
dipertahankan
keramahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Kuantitatif.
Makassar: UNHAS
Underwood, A.L. Analisis Kimia Kuantitatif edisi ke VI. Jakarta: Erlangga
17
SKEMA KERJA
18
19
TmlP a ai mr a n u s b
TSp
u ai n t r ud i
a
h
auta k nsk a k kg
a
pnk
ag
n
k
e
, 3
g
n3da
n
a
n
ea
dK
ll ai u m
a
ds
ie aao m l lnt a a o p
gb
l
mam
sad
a mna a r n i n
Pla1 a eq5 b r u um
sbg
e ea
l nr a i
a1am
nd0 e ge0
a
ae
st ai b k
ee 2
t
n0sn
a
t
t ai tm r
hs
i l
21