PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belimbing adalah tumbuhan penghasil buah berbentuk khas yang berasal
dariIndonesia, India, dan Sri Langka. Saat ini, belimbing telah tersebar ke
penjuru Asia Tenggara, Republik Dominika, Brasil, Peru, Ghana, Guyana, Tonga,
dan Polinesia. Usaha penanaman secara komersial dilakukan di Amerika Serikat,
yaitu di Florida Selatan dan Hawaii. Di Indonesia, buah ini menjadi ikon kota
Depok, Jawa Barat, sejak tahun 2007.
Pohon ini memiliki daun majemuk yang panjangnya dapat mencapai 50
cm, bungaberwarna merah muda yang umumnya muncul di ujung dahan. Pohon
ini bercabang banyak dan dapat tumbuh hingga mencapai 5 m. Tidak
seperi tanaman tropis lainnya, pohon belimbing tidak memerlukan banyak sinar
matahari. Penyebaran pohon belimbing sangat luas, karena benihnya disebarkan
oleh lebah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa tanaman belimbing itu?
2. Apakah syarat tumbuh tanaman belimbing?
3. Bagaimana morfologi dan spesifikasi tanaman belimbing?
4. Bagaimana cara budidaya tanaman belimbing?
C. Tujuan
1. Mengenal dan mengetahui tanaman belimbing
2. Mengetahui syarat tumbuh tanaman belimbing
II. ISI
3. Akar
Jenis akar pada tanaman belimbing digolongkan dalam akar tunggang
bercabang, berbentuk seperti kerucut lurus ke bawah. Terdapat cabang akar,
serabut akar, bulu akar dan tudung akar. Pada masing-masing bagian akar
mempunyai fungsi tersendiri.
4. Daun
Daun pada tanaman belimbing termasuk dalam kategori daun tidak
lengkap dan kebanyakan berjumlah sembilan daun. Daun paling panjang 8,5 cm
dan lebar sekitar 4 cm. pangkal daun berbentuk bulat sedangkan ujung daun
berbentuk meruncing. Pada permukaan daun terlihat mengkilap.
5. Bunga
Bunga pada tanaman belimbing akan berwarna merah muda pada awalnya,
dan tumbuh di ujung dahan. Belimbing termasuk tanaman yang mempunyai
bunga lebat dan keluar di ketiak daun. Dalam bunga terdapat kelopak bunga,
mahkota bunga dan tangkai bunga.
6. Biji
Biji buah berwarna coklat dengan diselimuti daging buah dan berbentuk
pipih. Biji terdiri dari dua lapisan, lapisan berwarna coklat tua sedangkan lapisan
dalam berwarna coklat tua. Terdapat kandungan antioksidan dalam biji belimbing
yang berguna untuk mencegah radikal bebas.
7. Buah
Buah belimbing berbentuk bintang dengan lima buah rusuk. Saat masih
kecil buah berwarna hijau kemudian berubah menjadi kuning keemasan ketika
sudah tua. Tekstur buah sangat renyah dan manis dengan sedikit rasa asam.
C. Manfaat Tanaman Belimbing
Manfaat utama tanaman ini sebagai makan buah segar maupun makanan
buah olahan ataupun obat tadisional. Manfaat lainnya sebagai stabilisator &
pemeliharaan lingkungan, antara lain dpt menyerap gas-gas beracun buangan
kendaraan bermotor, dll, menyaring debu, meredam getaran suara, & memelihara
lingkungan dari pencemaran karena berbagai kegiatan manusia. Sebagai wahana
pendidikan, penanaman belimbing di halaman rumah tidak terpisahkan dari
program pemerintah dlm usaha gerakan menanam sejuta pohon.
D. Syarat Tumbuh Tanaman Belimbing
1. Iklim
- Untuk pertumbuhan dibutuhkan keadaan angin yg tidak terlalu kencang, karena
dpt menyebabkan gugurnya bunga atau buah.
- Curah hujan sedang, di daerah yg curah hujannya tinggi seringkali menyebabkan
gugurnya bunga & buah, sehingga produksinya akan rendah.
- Tempat tanamnya terbuka & mendapat sinar matahari secara memadai dgn
intensitas penyinaran 4550 %, namun juga toleran terhadap naungan (tempat
terlindung).
- Suhu & kelembaban ataupun iklimnya termasuk tipe A (amat basah), B (agak
basah), C (basah), dgn 612 bulan basah & 06 bulan keing, namun paling baik di
daerah yg mempunyai 7,5 bulan basah & 4,5 bulan kering.
2.Media Tanam
- Hampir semua jenis tanah yg digunakan untuk pertanian cocok pula untuk
tanaman belimbing. Tanahnya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik,
aerasi & drainasenya baik.
- Derajat keasaman tanah untuk tanaman belimbing yaitu memiliki pH 5,57,5.
- Kandungan air dlm tanah atau kedalaman air tanah antara 50200 cm dibawah
permukaan tanah.
3. Ketinggian
- Ketinggian tempat yg cocok untuk tanaman belimbing yaitu di dataran rendah
sampai ketinggian 500 m dpl
E. Cara Budidaya Tanaman Belimbing
1. Pembibitan Belimbing
Persyaratan Benih & Bibit Belimbing
Teknologi produksi bibit unggul belimbing harus selalu menggunakan pohon
induk unggul atau pembiakan secara vegetatif (cangkok, okulasi, enten, &
susuan). Pembiakan secara generatif dgn biji tidak dianjurkan, karena hampir
selalu memberikan keturunan berbeda dgn induknya (segregasi genetis). Oleh
karena itu, pembiakan generatif (biji) hanya dimaksudkan untuk menghasilkan
bibit batang bawah (onderstam) yg kelak digunakan pada perbanyakan vegetatif.
- Tambahkan pupuk kandang yg matang & halus sebanyak 2 kg/m2 luas bedengan
sambil dicampurkan dgn tanah atas secara merata, kemudian rapikan bedengan
dgn alat bantu papan kayu atau bambu ataupun cangkul.
- Tancapkan tiang-tiang bambu di sisi Timur bedengan setinggi 100-150 cm & di
sisi Barat 75-100 cm, kemudian pasang pula palang-palang dari bilah bambu
sambil diikat.
- Pasang atap persemaian dari dedaunan (jerami) atau lembar plastik bening
(transparan), sehingga bedengan persemaian lengkap dgn atapnya siap disemai
biji belimbing.
Tatalaksana menyemai biji belimbing adalah sebagai berikut:
- Rendam biji belimbing dlm air dingin atau hangat kuku (55-60 derajat C) selama
30 menit atau lebih.
- Kecambahkan biji belimbing dgn cara disimpan dlm gulungan kain basah di
tempat yg lembab selama beberapa waktu.
- Semai biji belimbing yg telah berkecambah pada lahan pesemaian. Caranya
adalah biji disebar di sepanjang garitan atau alur-alur dangkal pada jarak antar
alur sekitar 10-15 cm, kemudian tutup dgn tanah tipis.
- Biarkan kecambah tumbuh & berkembang menjadi bibit muda.
4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian Belimbing
Pemeliharaan bibit selama di pesemaian dilakukan dgn tahapan sebagai berikut :
- Penyiraman (pengairan) secara kontinyu 1-2 kali sehari atau tergantung keadaan
cuaca.
- Pemupukan dgn pupuk Nitrogen (Urea, ZA) ataupun NPK yg dilarutkan dlm air
dgn dosis 10 gram/10 liter untuk disiramkan pada media pesemaian setiap 3 bulan
sekali.
5) Pemindahan Bibit Belimbing
Penyapihan (pendederan bibit pada umur 68 bulan dari pesemaian ke dlm
polibag atau keranjang atau lahan yg telah diisi media campuran tanah dgn pupuk
kandang.
6. Pengolahan Media Tanam Belimbing
- Persiapan
Luasan minimum yg diperlukan untuk operasional pembibitan adalah
2.000 m 2 , yg dpt menampung bibit sebanyak 5.000-10.000 bibit. Sedangkan
lahan untuk pohon induk dpt disediakan tersendiri atau ditanam dlm lahan
operasional. Syarat utama dlm pemilihan lahan adalah tersedianya air bagi
tanaman, sebagai indikator alami ada atau tidaknya sumber air dpt digunakan
pohon enau, karena umumnya pohon enau hidup di daerah yg banyak
mengandung air. Ciri lain lahan yg mengandung air adalah daerah tersebut berada
di suatu lembah bukit atau pegunungan. Lahan untuk tanaman belimbing di
dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl, dgn kedalaman air tanah antara 50
200 cm dibawah pemukaan tanah & memiliki pH 5,57,5. Tanah lahannya subur,
gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi & drainasenya baik, serta
waktu penanaman yg paling baik di daerah yg mempunyai iklim antara 7,5 bulan
basah & 4,5 bulan kering.
7. Pembukaan Lahan
Sebelum bibit ditanam, terlebih dulu dibuat lubang tanam. Lubang tanam
berukuran 50 x 50 x 50 cm. Lubang digali sedalam 50 cm, separuh tanah galian
bagian atas dipisahkan, lubang diangin-anginkan selama 2-4 minggu. Setelah
cukup dianginkan, tanah dibagian atas dicampur dgn pupuk kandang ayam dgn
perbandingan 1:1. Selain itu juga diberi pupuk NPK 20-10-10 sebanyak 1
genggam per lubang tanam. Kemudian campuran tanah & pupuk itu dimasukkan
kembali ke dlm lubang.
10. Cara Penanaman Belimbing
Lubang yg sudah dipersiapkan untuk ditanami seperti diatas, setelah diberi
pupuk tidak langsung ditanami, tetapi dibiarkan selama 1 minggu setelah itu baru
ditanami. Bila yg ditanam bibit okulasi klon B17, maka pada waktu ditanam di
lapang harus dikombinasikan/diseling dgn bibit klon B2. Caranya,diantara 8
tanaman B17 ditengah-tengahnya ditanami B2. Kombinasi ini dimaksudkan untuk
membantu penyerbukan, karena menurut seorang ahli, diduga belimbing klon B17
ini bersifat male sterile, sehingga perlu bantuan serbuk sari klon B2 dlm
penyerbukannya.
11. Pemeliharaan Tanaman Belimbing
- Penjarangan & Penyulaman Tanaman Belimbing
Penjarangan & penyulaman dimaksudkan agar buah lebih leluasa
berkembang & distribusi makanan hanya untuk buah yg dipelihara. dlm
penjarangan ini diusahakan tidak ada buah yg bergerombol atau berdempetan.
Satu pohon diperkirakan hanya ada 100 buah belimbing yg dipelihara sampai
besar. Penjarangan dilakukan saat buah sebesar 2,55 cm, atau 510 hari setelah
bunga bermekaran.
- Penyiangan, Pembubunan & Perempalan
Penyiangan, pembubunan & perempalan dilakukan agar tanaman
belimbing menghasilkan buah secara produktif, & mendapatkan hasil yg
maksimal. Penyiangan dilakukan dgn melakukan pemangkasan untuk membentuk
tajuk tanaman agar tanaman tidak saling berhimpitan. Hal ini untuk mendorong
produksi buah & memudahkan pemanenan.
- Pemupukan Belimbing
Pemupukan untuk 3 bulan setelah tanam adalah 25 kg pupuk kandang
ayam dgn 50 gram NPK/pohon. Umur setahun 25 kg pupuk kandang dgn 150
gram NPK/pohon. Umur 2 tahun diberikan 50 kg pupuk kandang & 500 gram
NPK/pohon, & umur 3 tahun keatas diberikan 75 kg pupuk kandang dgn 1 kg
NPK/pohon. Untuk media tanam berupa pot atau tanaman buah dlm pot
(tabulampot) pemupukan diberikan pada waktu umur tanaman 1 bulan diberi
pupuk dasar berupa campuran urea, TSP atau SP & KCL (2:1:1) sebanyak 20 gr
atau 2 sendok makan per pohon (pot). Pupuk tersebut dibenamkan dlm pot. Setiap
sebulan sekali dipupuk dgn pupuk nitrogen ZA sebanyak 10 gr dilarutkan dlm 10
liter air, larutan ini disiramkan pada tanaman belimbing dlm pot hingga tampak
cukup basah. Pada tanaman belimbing yg sudah mulai berbunga & berbuah diberi
pupuk NPK sebanyak 2550 gram/pohon (pot)/tahun. Waku pemberian pupuk
sebaiknya sebelum tanaman berbunga, setelah berbuah, & seusai panen, sehingga
tiap tahun minimal dilakukan pemupukan 3 kali masing-masing 1/3 dosis.
menjadi larva. Larva inilah yg kemudian merusak daging buah belimbing hingga
menyebabkan bususk & berguguran. Pengendalian: dilakukan dgn cara
pembungkusan buah pada stadium pentil (umur 1 bulan dari bunga mekar),
mengumpulkan & membakar sisa-sisa tanaman yg berserakan di bawah pohon,
memasang sex pheromone seperti Methyl eugenol dlm botol aqua bekas.
2) Hama lain: kutu daun, semut ngangrang (Oecophylla smaragdina) & kelelawar.
Pengendalian: kutu daun & semut dpt disemprot dgn insektisida yg mangkus
seperti Matador 25 EC dll, sedangkan kelelawar harus dgn cara dihalau.
Penyakit Tanaman Belimbing
1) Bercak daun
Penyebab: cendawan Cercospora averrhoae Fres. Gejala: terjadi bercakbecak klorotik berbentuk bulat & kecil-kecil pada anak daun. Daun yg terserang
berat menjadi kuning & rontok, bahkan sampai gundul pada tanaman muda atau
stadium bibit. Pengendalian: dgn cara memotong (amputasi) bagian tanaman yg
sakit & disemprot fungisida yg berbahan aktif Kaptafol, seperti Difolatan, dll.
2) Penyakit kapang jelaga
Penyakit ini hidup sebagai saprofit pada madu yg dihasilkan oleh kutukutu putih. Gejala: permukaan daun tertutup oleh warna hitam, sehingga dpt
mengganggu proses fotosintesis. Pengendalian: disemprot dgn fungisida yg
mangkus, misalnya Dithane M45 pada konsentrasi yg dianjurkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=2&doc=2a4
TUGAS TERSTRUKTUR
DASAR DASAR AGRONOMI
BUDIDAYA TANAMAN BELIMBING
Disusun Oleh :
Indra Pangestu
A1D115013
Agroteknologi