Laporan Ampibiku
Laporan Ampibiku
PRAKTIKUM II
AMPHIBIA
OLEH :
NAMA
STAMBUK
: F1D115018
KELOMPOK
: I ( SATU )
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bentuk kehidupan amphibia yang mula-mula di air tawar kemudian
dilanjutkan di darat. Fase atau siklus kehidupan di dalam air berlangsung
sebelum alat reproduksi masak, keadaan ini merupakan fase larva yang disebut
berudu. Fase berudu ini menunjukkan sifat antara pisces dan reptilia. Sifat ini
menunjukkan bahwa amphibia adalah kelompok chordata yang pertama kali
hidup di daratan.
Ciri-ciri umum pada beberapa jenis kodok, sisi tubuhnya terdapat
lipatan kulit berkelenjar mulai dari belakang mata sampai di atas pangkal paha
yang disebut lipatan dorsolateral. Kodok mempunyai mata berukuran besar,
dengan pupil mata horisontal dan vertikal serta pupil mata pada kodok
berbentuk berlian atau segi empat yang khas bagi masing-masing kelompok.
Umumnya, tubuh hewan terdiri dari berbagai organ tubuh di mana
organ-organ tersebut bekerja sama dalam melakukan fungsi yang lebih tinggi
untuk membentuk organ. Praktikum kali ini akan dilakukan pengamatan
susunan anatomi tubuh kodok. Pengamatan anatomi suatu hewan diperlukan
pembedahan untuk memudahkan mengamati bentuk, kedudukan dan
hubungannya dengan organ lain. Berdasarkan dari beberapa hal yang telah
dijelaskan semua maka pentingnya dilakukan praktikum ini adalah yaitu untuk
mengetahui struktur anatomi pada kelas amphibia.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana bentuk,
struktur, susunan, tipe dan letak dari sistem anatomi Bufo sp (kodok) secara
inspectio dan sectio.
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk dapat
mengamati berbagai bentuk, struktur, susunan, tipe dan letak dari sistem
anatomi Bufo sp (kodok) secara inspectio dan sectio.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat diperoleh pada praktikum ini adalah dapat
mengetahui bentuk, struktur, susunan, tipe dan letak dari sistem anatomi Bufo
sp (kodok) secara inspectio dan sectio.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah amphibia memiliki dua alam, yaitu di air dan daratan. Amphibia,
seperti pada ikan adalah hewan poikiloterm. Artinya, suhu tubuhnya dapat
beradaptasi dengan lingkungannya. Amphibia mempunyai ciri-ciri umum yaitu
hidup di darat dan air, mengalami metamorfose dan juga memiliki tubuh yang
ditutupi oleh kulit yang tipis, licin, dan berlendir yang banyak mengandung
pembuluh darah. Kelas amphibia terbagi menjadi 3 ordo yaitu ordo anura, ordo
gymnophiona dan ordo caudata (Astuti, 2007).
Amfibi adalah vertebrata pertama yang mampu hidup di darat dan juga
kelompok yang kemudian menunjang berkembangnya reptil, aves, dan mamalia,
oleh karena itu, amfibi merupakan salah satu kelompok yang penting untuk
dipelajari. Adaptasi dan perubahan struktur amfibi dari nenek moyangnya yang
hidup di air sampai menjadi penghuni daratan, meliputi perkembangan sirip yang
berdaging menjadi kaki primitif yang digunakan untuk bergerak dari suatu
perairan ke tempat lain, paru-paru sebagai alat untuk bernafas (Hartati dan
Palennari, 2008).
Kodok tergolong dalam ordo Anura, yaitu golongan amfibi tanpa ekor.
Pada ordo Anura terdapat lebih dari 250 genus yang terdiri dari 2600 spesies.
Terdapat 4 jenis kodok asli Indonesia yang di konsumsi oleh masyarakat kita
yaitu: Rana Macrodon (kodok hijau), yang berwarna hijau dan dihiasi totol-totol
coklat kehijauan dan tumbuh mencapai 15 cm. Rana Cancrivora (kodok sawah ),
hidup di sawah-sawah dan badannya dapat mencapai 10 cm, badan berbercak
coklat dibadannya. Rana Limnocharis (kodok rawa), mempunyai daging yang
mendekati
perairan.
Salah
satu
upaya
untuk
mempertahankan
Rhacophorus
reinwardtii
dan
Philautus
aurifasciatus.
Familia
Microhylidae terdiri atas dua jenis yaitu Kaloula baleata dan Micrphyla palmipes.
Familia Megophrydae terdiri atas satu jenis yaitu Megophrys montana dan
Leptobrachium hasseltii (Yudha dkk., 2013).
III.
METODE PRAKTIKUM
Kegunaan
3
Mensterilkan dan membersihkan
Membersihkan Alat
Bahan yang akan diamati
4.
5.
Kloroform
Air
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengambil seekor kodok batu (Bufo sp) , membius dengan menggunakan
kloroform, meletakkan diatas papan seksi/gabus, jepit dengan alat
penjepit agar tidak lepas.
2. Tahap pertama mengamati secara Inspection dari caput, cervix, truncus,
dan extremitas. Menggambar dan beri keterangan masing-masing.
3. Tahap kedua mengamati secara section, membuka kulit kodok batu (Bufo
sp) secara hati-hati dan teliti menggunakan cutter, gunting, menunjukkan
saccus lymhaticus subcutaneous. Menggambar dan member keterangan
masing-masing bagian`
4. Mengamati sistem muscular facies dorsalis dan facies ventralis .
Menggambar dan memberi keterangan masing-masing.
5. Mengamati sistem digestorium, menunjukkan bagian dari cavum oris,
tractus digestivus, dan glandula digestoria. Menggambar dan beri
keterangan.
6. Mengamati sistem cardiovascular . Menggambar dan beri keterangan
masing masing bagian.
7. Mengamati sistem respiratorium dan mekanisme pernapasan dengan
pulmo secara aspirasi dan mekanisme pernapasan dengan pulmo secara
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
a) Inspectio
1. Gambar Morfologi kodok (Bufo sp.)
No
Gambar Pengamatan
.
Keterangan
1.
2.c
2.a
1.c
1.b
Gambar Literatur
2.
b) Sectio
1. Kepala (Caput)
1.a Rongga mulut
(Cavum oris),
1.b Celah mulut
(Rima oris),
3
1.c Alat penglihat
(Organon visus)
2. Badan (truncus)
3. Anggota badan
(extreminas)
a. Extreminas
anterior :
2.a lengan atas
2.b 1.a 2.d 2.e 2.f
(brachium)
2.b lengan bawah
(antebrachium)
2.c Digiti
b. Extreminas
posterior :
2.d Paha (femur),
2.e tangkai bawah
(crus)
2.f Kaki (Pessive
pedes
1.
Keterangan
2. Lambung (Esofagus)
3. Usus (intestinum)
2
3
Gambar Literatur
2.
b. glandula digestoria
No
Gambar Pengamatan
.
1.
Keterangan
1. Hati (hepar)
2. Kantong empedu
3. Pankreas (pancreas)
Gambar Literatur
2.
Gambar Literatur
2.
1. paru-paru
1.
Gambar Literatur
2.
Gambar Literatur
2.
B. Pembahasan
Kodok adalah satu anggota dari classic Amphibia. Amphibia berasal
dari kata amphi artinya rangkap dan bios artinya kehidupan, karena Amphibia
ialah hewan yang hidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula di dalam
air tawar kemudian di darat. Kulit harus selalu basah apabila hewan berada di
luar air untuk memungkinkan terjadinya pernapasan melalui kulit. Kulit
dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang menghasilkan lendir untuk
mempertahankan keadaan agar selalu basah.
Setiap kelenjar berbentuk piala, terdapat tepat di bawah epidermis dan
salurannya melelui epidermis bermuara di permukaan kulit. Mekanisme
pernapasannya meliputi dua fase, yaiu inspirasi dan ekspirasi. Tubuh kodok
menunjukkan keadaan yang serupa dengan anggota-anggota lain dalam
ordonya, menjadi diperpendek oleh karena tidak ada cauda. Caput berujung
tumpul, tanpa moncong (rostrum) yang menonjol dan rima oris ialah
terminal.
Rima
pendek.
glottidis
(celah
suara),
Larynx,
Bronchus
sangat
kiri
(left
pulmo).
Sistem
urogenitale
kodok
terdiri
dari
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum ini adalah sistem anatomi dari kodok batu
(Bufo sp) , secara eksternal, yaitu antara lain rongga mulut (cavum oris), mata
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, L.S., 2007, Klasifikasi Hewan, PT Kawan Pustaka, Jakarta.
Putri,A.R.I., Kurniawan, Nia., dan Marhendra,A.P.W., 2013, Pengaruh Hormon
Hipofisa dan Ovaprim Terhadap Ovulasi Kodok Serta Perbedaan Pakn
Terhadap Pertumbuhan Berudu Kodok Fejevarya cancrivora,Jurnal
Biotropika, 1 (5) : 193