Remediasi
Remediasi
DISUSUN OLEH:
NAMA : RAISSA ROSADI
NIM
: H1E113206
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
taufik dan hidayah-Nya maka usaha usaha dalam menyelesaikan tugas
Pengelolaan Limbah B3 tentang Remediasi
Banjarbaru,
Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Remediasi......................................................................... 4
2.2 Pengertian Bioremediasi..................................................................... 4
A. Tujuan Bioremediasi...................................................................... 5
B. Jenis-jenis Mikroorganisme yang berperan dalam bioremediasi... 5
C. Proses Bioremediasi....................................................................... 11
D. Jenis-jenis Bioremediasi................................................................ 12
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi Bioremediasi.. 13
F. Kelebihan dan Kekurangan Bioremediasi..................................... 16
2.3 Pengertian Fitoremediasi.................................................................... 17
A. Proses Fitoremediasi... 17
B. Aplikasi di Lapangan..................................................................... 18
BAB VI PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................... 20
3.2 Saran................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Lingkungan kita sedang terancam. Secara mengejutkan udara yang kita
hirup, air yang kita minum dan tanah yang kita andalkan untuk menanam bahan
makanan telah terkontaminasi secara langsung oleh hasil aktivitas manusia. Polusi
dari sampah industri seperti tumpahan bahan kimia, produk rumah tangga dan
peptisida telah menyebabkan kontaminasi pada lingkungan. Bertambahnya jumlah
bahan kimia beracun menyebabkan ancaman bagi kesehatan lingkungan dan
organisme hidup yang ada di dalamnya.
Perkembangan pembangunan di Indonesia khususnya bidang industri,
senantiasa meningkatkan kemakmuran dan dapat menambah lapangan pekerjaan
bagi masyarakat kita. Namun di lain pihak, perkembangan industri memiliki
dampak terhadap meningkatnya kuantitas dan kualitas limbah yang dihasilkan
termasuk di dalamnya adalah limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Bila
tidak ditangani dengan baik dan benar, limbah B3 akan menimbulkan pencemaran
terhadap lingkungan.
Pencemaran atau polusi bukanlah merupakan hal baru, bahkan tidak
sedikit dari kita yang sudah memahami pengaruh yang ditimbulkan oleh
pencemaran atau polusi lingkungan terhadap kelangsungan dan keseimbangan
ekosistem. Polusi dapat didefinisikan sebagai kontaminasi lingkungan oleh bahanbahan yang dapat mengganggu kesehatan manusia, kualitas kehidupan, dan juga
fungsi alami dari ekosistem. Walaupun pencemaran lingkungan dapat disebabkan
oleh proses alami, aktivitas manusia yang notabene-nya sebagai pengguna
lingkungan adalah sangat dominan sebagai penyebabnya, baik yang dilakukan
secara sengaja ataupun tidak.
Berdasarkan
kemampuan
terdegradasinya
di
lingkungan,
polutan
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penyusun
Tujuan
Adapun tujuan dan maksud penulisan ini, diantaranya :
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ
Pengertian Bioremediasi
Bioremediasi berasal dari dua kata yaitu bio dan remediasi yang dapat
pengembangan
dari
bidang
bioteknologi
untuk
menghilangkan
atau
mendetoksi
polutan
(biasanya
kontaminan tanah, air dan sedimen) yang mencemari lingkungan dan mengancam
kesehatan masyarakat.
Jadi bioremediasi adalah salah satu teknologi alternatif untuk mengatasi
masalah
lingkungan
dengan
memanfaatkan
bantuan
mikroorganisme.
A.
Tujuan Bioremediasi
dua
macam
komponen
yang
dibagi
berdasarkan
kemampuan
ii.
Pseudomonas
aeruginosa,
Acinetobacter
calcoaceticus,
atau
meremediasi,
menjadi:
mikroorganisme
dikelompokkan
1. Aerobik
mikroorganisme
yang
membutuhkan
oksigen
untuk
biasanya
digunakan
untuk
mendegradasi
cara
detoksifikasi,
biohidrometakurgi,
bioleaching,
dan
bioakumulasi.
1. Detoksifikasi (biosorpsi) pada prinsipnya mengubah ion logam berat yang
bersifat toksik menjadi senyawa yang bersifat tidak toksik. Proses ini
umumnya berlangsung dalam kondisi anaerob dan memanfaatkan senyawa
kimia sebagai akseptor elektron.
2. Biohidrometalurgi pada prinsipnya mengubah ion logam yang terikat pada
suatu senyawa yang tidak dapat larut dalam air menjadi senyawa yang
dapat larut dalam air.
3. Bioleaching merupakan aktivitas mikroba untuk melarutkan logam berat
dari senyawa yang mengikatnya dalam bentuk ion bebas. Biasanya
mikroba menghasilkan asam dan senyawa pelarut untuk membebaskan ion
logam dari senyawa pengikatnya. Proses ini biasanya langsung diikuti
dengan akumulasi ion logam.
4. Bioakumulasi merupakan interaksi mikroba dan ion-ion logam yang
berhubungan dengan lintasan metabolisme.
Interaksi mikroba dengan logam di alam adalah imobilisasi logam dari
fase larut menjadi tidak atau sedikit larut sehingga mudah dipisahkan. Adapun
contoh mikroba pendegradasi logam yaitu :
1. Enterobacter cloacae dan Pseudomonas fluorescens mampu mengubah Cr
(VI)
menjadi
Cr
(III)
dengan
bantuan
senyawa-senyawa
hasil
Proses Bioremediasi
Proses utama pada bioremediasi adalah biodegradasi, biotransformasi dan
Jenis-jenis Bioremediasi
Bioremediasi yang melibatkan mikroba terdapat 3 macam yaitu :
a. Biostimulasi
Biostimulasi adalah memperbanyak dan mempercepat pertumbuhan
mikroba yang sudah ada di daerah tercemar dengan cara memberikan lingkungan
11
Bioaugmentasi
Bioaugmentasi merupakan penambahan produk mikroba komersial ke
dalam limbah cair untuk meningkatkan efisiensi dalam pengolahan limbah secara
biologi. Cara ini paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di
suatu tempat. Hambatan mekanisme ini yaitu sulit untuk mengontrol kondisi situs
yang tercemar agar mikroba dapat berkembang dengan optimal. Selain itu
mikroba perlu beradaptasi dengan lingkungan tersebut (Uwityangyoyo, 2011).
Menurut Munir (2006), dalam beberapa hal, teknik bioaugmentasi juga diikuti
dengan penambahan nutrien tertentu.
Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait
dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dilepaskan ke lingkungan yang
asing kemungkinan sulit untuk beradaptasi.
c.
Bioremediasi Intrinsik
Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang
tercemar.
Bioremediasi berdasarkan lokasi terdapat 2 macam yaitu:
a. In situ, yaitu dapat dilakukan langsung di lokasi tanah tercemar ( proses
bioremediasi yang digunakan berada pada tempat lokasi limbah
tersebut). Proses bioremadiasi in situ pada lapisan surface juga ditentukan
oleh faktor bio-kimiawi dan hidrogeologi.
b. Ex situ, yaitu bioremediasi yang dilakukan dengan mengambil limbah
tersebut lalu ditreatment ditempat lain, setelah itu baru dikembalikan ke
12
yang
rendah,
viskositas
minyak
akan
meningkat
13
c) Oksigen
Langkah awal katabolisme senyawa hidrokaron oleh bakteri maupun
kapang adalah oksidasi substrat dengan katalis enzim oksidase, dengan
demikian tersedianya oksigen merupakan syarat keberhasilan degradasi
hidrokarbon minyak. Ketersediaan oksigen di tanah tergantung pada (a)
kecepatan konsumsi oleh mikroorganisme tanah, (b) tipe tanah dan (c)
kehadiran substrat lain yang juga bereaksi dengan oksigen. Terbatasnya
oksigen, merupakan salah satu faktor pembatas dalam biodegradasi
hidrokarbon minyak
d) pH.
Pada tanah umumnya merupakan lingkungan asam, alkali sangat jarang
namun ada yang melaporkan pada pH 11. Penyesuaian pH dari 4,5
menjadi 7,4 dengan penambahan kapur meningkatkan penguraian minyak
menjadi
dua
kali.
Penyesuaian
pH
dapat
merubah
kelarutan,
Fenomena
lain
yang
juga
perlu
mendapatkan
perhatian
dalam
F.
15
2.3
Pengertian Fitoremediasi
Fito asal kata Yunani/ greek phyton yang berarti tumbuhan / tanaman
proses secara serial yang dilakukan tumbuhan terhadap zat kontaminan/ pencemar
yang berada disekitarnya.
1. Phytoacumulation (phytoextraction) yaitu proses tumbuhan menarik zat
kontaminan dari media sehingga berakumulasi disekitar akar tumbuhan.
Proses ini disebut juga Hyperacumulation
2. Rhizofiltration (rhizo = akar) adalah proses adsorpsi atau pengendapan zat
kontaminan oleh akar untuk menempel pada akar. Percobaan untuk proses
ini dilakukan dengan menanan bunga matahari pada kolam mengandung
radio aktif untuk suatu test di Chernobyl, Ukraina.
3. Phytostabilization yaitu penempelan zat-zat contaminan tertentu pada akar
yang tidak mungkin terserap kedalam batang tumbuhan. Zat zat tersebut
menempel erat (stabil) pada akar sehingga tidak akan terbawa oleh aliran
air dalam media.
4. Rhyzodegradetion disebut juga enhenced rhezosphere biodegradation, or
plented-assisted bioremidiation degradation, yaitu penguraian zat-zat
kontaminan oleh aktivitas microba yang berada disekitar akar tumbuhan.
Misalnya ragi, fungi dan bacteri.
5. Phytodegradation (phyto transformation) yaitu proses yang dilakukan
tumbuhan untuk menguraikan zat kontaminan yang mempunyai rantai
molekul yang kompleks menjadi bahan yang tidak berbahaya dengan
dengan susunan molekul yang lebih sederhan yang dapat berguna bagi
16
Aplikasi di Lapangan
Beberapa penerapan lapangan dengan konsepsi phytoremediasi ini yang
17
18
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Fitoremediasi cukup efektif dan murah untuk menangani pencemaran
terhadap lingkungan oleh logam berat dan B 3 sehingga dapat digunakan untuk
remediasi TPA dengan menanam tumbuhan pada lapisan penutup terakhir TPA
dan menggunakan sistim wet land bagi kolam leachit.
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun
atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Jenis-jenis bioremediasi meliputi :
A. Bioremediasi yang melibatkan mikroba terdapat 3 macam yaitu:
1. Biostimulasi, yaitu memperbanyak dan mempercepat pertumbuhan mikroba
yang sudah ada di daerah tercemar dengan cara memberikan lingkungan
pertumbuhan yang diperlukan, yaitu penambahan nutrien dan oksigen.
2. Bioaugmentasi, yaitu penambahan produk mikroba komersial ke dalam
limbah cair untuk meningkatkan efisiensi dalam pengolahan limbah secara
biologi.
3. Bioremediasi Intrinsik, terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang
tercemar.
B. Bioremediasi berdasarkan lokasi, meliputi :
1. In situ, yaitu dapat dilakukan langsung di lokasi tanah tercemar ( proses
bioremediasi yang digunakan berada pada tempat lokasi limbah tersebut).
2. Ex situ, yaitu bioremediasi yang dilakukan dengan mengambil limbah
tersebut lalu ditreatment ditempat lain, setelah itu baru dikembalikan ke
tempat asal.
3.2
Saran
Penyusun menyarankan agar makalah ini dapat digunakan sebaik-baiknya
serta kita harus bisa menjaga lingkungan dengan baik dengan cara membuang
19
20
DAFTAR PUSTAKA