Contoh Portofolio VER Nesya
Contoh Portofolio VER Nesya
KASUS MEDIKOLEGAL
MULTIPLE VULNUS EXORIATUM
CARA MEMBUAT VISUM ET REPERTUM YANG TEPAT
Oleh:
Dr. Asri Indriyani Putri
Pendamping:
Dr. Fitri Isneni
Wahana:
RSUD SITI AISYAH LUBUKLINGGAU
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Manajemen
Masalah
Istimewa
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi : Laki-laki, 33 tahun, datang dibawa oleh polisi dengan
permintaan visum setelah mengalami kecelakaan ditabrak oleh sepeda
motor. Pasien datang dengan luka lecet di banyak tempat setelah kendaraan
roda dua yang dikendarainya ditabrak oleh kendaraan roda dua lainnya 1
jam yang lalu. Luka lecet ditemukan pada daerah dahi, siku tangan kanan,
Deskripsi :
siku tangan kiri, lutut kiri, dan mata kaki kiri dengan ukuran yang
bervariasi. Luka lecet pasien dibersihkan dengan NaCl 0,9% karena
lukanya tampak kotor oleh pasir, dan diberikan betadine sebagai antiseptik.
Tujuan :
Bahan
Bahasan :
Cara
Riset
Kasus
Audit
Diskusi
Presentasi dan Diskusi
E-mail
Pos
Membahas :
Data Pasien : Nama : Tn. B , 24 tahun
No. Registrasi : 0070876
Nama Klinik : RSUD Siti Aisyah
Telp : (0733) 451902
Terdaftar sejak :
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
Pasien datang dibawa oleh polisi dengan permintaan visum setelah mengalami kecelakaan
ditabrak oleh sepeda motor. Pasien datang dengan luka lecet di banyak tempat setelah
kendaraan roda dua yang dikendarainya ditabrak oleh kendaraan roda dua lainnya 1 jam
yang lalu. Luka lecet ditemukan pada daerah dahi, siku tangan kanan, siku tangan kiri, lutut
kiri, dan mata kaki kiri dengan ukuran yang bervariasi. Nyeri pada daerah dada disangkal
oleh pasien. Rasa sesak atau berat saat bernafas juga disangkal oleh pasien. Penglihatan
kabur disangkal. Adanya pingsan ataupun muntah setelah tabrakan juga disangkal oleh
pasien.
2
Status Lokalis
1.
Syamsuhidayat, R dan de Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit
6.
Guntur, P.J.L. Penerapan Visum et Repertum sebagai Alat Bukti dalam Peradilan Pidana.
HUT FK-UGM ke-54 RSUP Dr Sardjito ke-18, Yogyakarta. 2000.
7.
Soegandhi, R. Arti Dan Makna Bagian-Bagian Visum Et Repertum. Ed.2 Bagian Ilmu
Kedokteran Forensik FK-UGM, Yogyakarta. 2001.
8.
di RSUP Dr. Sardjito, Ed.2. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik FK-UGM, Yogyakarta. 2001.
Hasil Pembelajaran :
1. Membuat Visum et Repertum yang tepat
Subjektif :
Keluhan Utama: luka lecet di daerah ditemukan pada daerah dahi, siku tangan kanan,
siku tangan kiri, lutut kiri, dan mata kaki kiri
Pasien datang dibawa oleh polisi dengan permintaan visum setelah mengalami
kecelakaan ditabrak oleh sepeda motor. Pasien datang dengan luka lecet di banyak
tempat setelah kendaraan roda dua yang dikendarainya ditabrak oleh kendaraan roda
dua lainnya 1 jam yang lalu. Luka lecet ditemukan pada daerah dahi, siku tangan
kanan, siku tangan kiri, lutut kiri, dan mata kaki kiri dengan ukuran yang bervariasi.
Nyeri pada daerah dada disangkal oleh pasien. Rasa sesak atau berat saat bernafas
juga disangkal oleh pasien. Penglihatan kabur disangkal. Adanya pingsan ataupun
muntah setelah tabrakan juga disangkal oleh pasien.
1. Objektif :
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran
Nadi
: 86 x/menit
Suhu
: 37,2 0C
Status Internus
Kepala : Normocepali
Mata
Kulit
Thoraks
o Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi : suara napas vesikuler (+/+), rhonki -/-, wheezing -/o Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Batas atas ICS II, batas kanan linea sternalis dextra, batas
kiri linea midklavikularis sinistra
: Cembung
Palpasi
Perkusi
: Timpani
Vulnus atau luka adalah terjadinya gangguan kontinuitas suatu jaringan, sehingga
terjadi pemisahan jaringan yang semula normal2.
Kasus vulnus biasanya disebabkan oleh trauma benda tajam (paku, pisau, sisa pohon,
kawat pagar dan sebagainya) atau benda tumpul (batu, batang pohon, tali pelana dan
sebagainya). Vulnus dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya antara lain: saddle druck
(luka dipunggung akibat pemasangan pelana yang tidak sempurna), strackle (luka di bagian
medial kaki), vulnus punctio (luka akibat tusukan benda tajam), vulnus serrativa (luka akibat
goresan kawat), vulnus incisiva (luka akibat tusukan benda tajam), vulnus traumatica (luka
akibat hantaman benda tajam).
Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat
substansi jaringan yang rusak atau hilang. Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ, respon stres simpatis, perdarahan dan
pembekuan darah, kontaminasi bakteri, kematian sel2.
Gejala yang tampak di lapang berupa robeknya sebagian kulit, pengerasan daerah
sekitar kulit dan kadang berbau busuk dan eksudat di daerah vulnus menjadi mukopurulen
jika telah berlangsung lama. Eksudat di daerah vulnus yang telah mukopurulen merupakan
indikasi telah terjadi infeksi sekunder dari bakteri lingkungan yang menghasilkan nanah,
misalnya Streptococcus dan Stahpylococcus. Gejala-gejala yang muncul jika tidak segera
ditangani dapat memicu terjadinya miasis.
Tipe Vulnus
1.Vulnus Laceratum (Laserasi/Robek)
Jenis luka ini disebabkan oleh karena benturan dengan benda tumpul, dengan ciri tepi
luka tidak rata dan perdarahan sedikit karena mudah terbentuk cincin trombosis akibat
pembuluh darah yang hancur dan memar2.
2.Vulnus Excoriasi (Luka Lecet)
Merupakan luka yang paling ringan dan paling mudah sembuh. Terjadi karena gesekan
tubuh dengan benda-benda rata, misalnya semen, aspal atau tanah2.
3.Vulnus Punctum (Luka Tusuk)
Penyebab adalah benda runcing tajam atau sesuatu yang masuk ke dalam kulit,
6
merupakan luka terbuka dari luar tampak kecil tapi didalam mungkin rusak berat, jika yang
mengenai abdomen/thorax disebut vulnus penetrosum(luka tembus)2.
4.Vulnus Contussum (Luka Memar)
Disini kulit tidak apa-apa, pembuluh darah subkuta dapat rusak, sehingga terjadi
hematom. Bila hematom kecil, maka ia akan diserap oleh jaringan sekitarnya. Bila hematom
besar, maka penyembuhan berjalan lambat2.
Penyebab oleh karena thermis, radiasi, elektrik ataupun kimia Jaringan kulit rusak
dengan berbagai derajat mulai dari lepuh (bula carbonisasi/hangus). Sensasi nyeri dan atau
anesthesia.2
3. Plan :
DIAGNOSIS KERJA
Multiple Vulnus excoriatum
TERAPI
Wound toilet
PRO JUSTICIA
VISUM ET REPERTUM
No: / RSUD SA / VER / / 2014
Yang bertandatangan dibawah ini, dr. Christantono, Dokter Umum di RSUD Siti Aisyah Kota
Lubuk Linggau, menerangkan bahwa berdasarkan permintaan tertulis dari surat saudara
Fransisco Yosep, Pangkat AIPTU NRP. 65120865, Jabatan Kanit SPK SHIEF C,
mengatasnamakan Kepala Kepolisian Resor Lubuk Linggau, tanggal dua puluh sembilan
bulan Oktober tahun dua ribu empat belas, Nomor Polisi: LP/B-1034/X/2014/SUMSEL/RES
LUBUK LINGGAU, maka dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal lima belas
novembeer tahun dua ribu empat belas pukul delapan belas lewat tiga puluh menit Waktu
Indonesia Bagian Barat bertempat di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau, telah
dilaksanakan pemeriksaan terhadap korban dengan nomor registrasi 0070876 yang menurut
surat tersebut adalah:
Nama
: Tn. Basrani
Jenis Kelamin
: Laki-laki
8
: Islam
Pekerjaan
: Petani
Alamat
HASIL PEMERIKSAAN
Dari hasil pemeriksaan didapatkan :
Kepala
Leher
Dada
Perut
: Ditemukan luka lecet di siku tangan kanan dengan ukuran dua kali
satu sentimeter dan di siku tangan kiri dengan ukuran tiga kali lima
sentimeter.
Anggota gerak bawah : : Ditemukan luka lecet di lutut kaki kiri dengan ukuran tiga kali tiga
sentimeter dan di mata kaki kiri dengan ukuran satu kali satu
sentimeter.
Lain-lain
KESIMPULAN
Pada pemeriksaan korban laki-laki berusis tiga puluh tahun ini ditemukan luka lecet di daerah
dahi, siku tangan kanan dan kiri, lutut kiri dan mata kaki kiri yang disebabkan oleh kekerasan
benda tumpul.
Luka tersebut telah mengakibatkan penyakit/halangan dalam menjalankan pekerjaan seharihari untuk sementara waktu. Demikianlah Visum Et Repertum ini saya buat dengan sejujurjujurnya dan menggunakan ilmu yang sebaik-baiknya mengingat sumpah jabatan sesuai
dengan KUHP.
dr. Christantono
TINJAUAN PUSTAKA
Visum et Repertum
Visum et Repertum adalah keterangan yang dibuat dokter atas permintaan penyidik yang
berwenang mengenai hasil pemeriksaan medis terhadap manusia, hidup maupun mati,
ataupun bagian/diduga bagian tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan di bawah
sumpah untuk kepentingan peradilan.4
Perbedaan Visum et Repertum dengan Catatan Medis4
Catatan medis adalah catatan tentang seluruh hasil pemeriksaan medis beserta tindakan
pengobatan atau perawatan yang dilakukan oleh dokter. Catatan medis disimpan oleh dokter
atau institusi dan bersifat rahasia, tidak boleh dibuka kecuali dengan izin dari pasien atau atas
10
kesepakatan sebelumnya misalnya untuk keperluan asuransi. Catatan medis ini berkaitan
dengan rahasia kedokteran dengan sanksi hukum seperti yang terdapat dalam pasal 322
KUHP.
Sedangkan Visum et Repertum dibuat berdasarkan Undang-Undang yaitu pasal 120, 179 dan
133 KUHAP dan dokter dilindungi dari ancaman membuka rahasia jabatan meskipun Visum
et Repertum dibuat dan dibuka tanpa izin pasien, asalkan ada permintaan dari penyidik dan
digunakan untuk kepentingan peradilan.
Jenis dan Bentuk Visum et Repertum
Ada beberapa jenis visum et repertum, yaitu visum et repertum perlukaan (termasuk
keracunan), visum et repertum kejahatan susila, visum et repertum jenazah, dan visum et
repertum psikiatrik. Tiga jenis visum yang pertama adalah visum et repertum mengenai
tubuh/raga manusia yang dalam hal ini berstatus sebagai korban tindak pidana, sedangkan
jenis terakhir adalah mengenai jiwa/mental tersangka atau terdakwa atau saksi.5
Visum et repertum dibuat secara tertulis, sebaiknya dengan mesin ketik, di atas sebuah kertas
putih dengan kepala surat institusi kesehatan yang melakukan pemeriksaan, dalam bahasa
Indonesia, tanpa memuat singkatan dan sedapat mungkin tanpa istilah asing, bila terpaksa
digunakan agar diberi penjelasan bahasa Indonesia5.
1. Visum et Repertum pada Kasus Perlukaan4.
Terhadap setiap pasien yang diduga korban tindak pidana meskipun belum ada surat
permintaan visum et repertum dari polisi, dokter harus membuat catatan medis atas
semua hasil pemeriksaan medisnya secara lengkap dan jelas sehingga dapat
digunakan untuk pembuatan visum et
repertum
2.
Barang
siapa
melakukan
perbuatan
yang
tidak
dapat
13
14
- Keterangan mengenai orang yang menyerahkan / mengantar korban pada dokter dan
waktu saat korban diterima dirumah sakit.
2. PEMBERITAAN
- Identitas korban menurut pemeriksaan dokter, (umur, jenis kel,TB/BB),
serta
keadaan umum.
- Hasil pemeriksaan berupa kelainan yang ditemukan pada korban.
- Tindakan-tindakan / operasi yang telah dilakukan.
- Hasil pemeriksaan tambahan.
Syarat-syarat :
- Memakai bahasa Indonesia yg mudah dimengerti orang awam.
- Angka harus ditulis dengan hurup, (4 cm ditulis empat sentimeter).
- Tidak dibenarkan menulis diagnose luka (luka bacok, luka tembak dll).
- Luka harus dilukiskan dengan kata-kata.
- Memuat hasil pemeriksaan yang objektif (sesuai apa yang dilihat dan ditemukan).
3. KESIMPULAN
- Bagian ini berupa pendapat pribadi dari dokter yang memeriksa, mengenai hasil
pemeriksaan sesuai dgn pengetahuan yang sebaik-baiknya.
- Seseorang melakukan pengamatan dengan kelima panca indera (pengelihatan,
pendengaran, perasa, penciuman dan perabaan).
- Sifatnya subjektif.
4. PENUTUP
- Memuat kata Demikianlah visum et repertum ini dibuat dengan mengingat sumpah
pada waktu menerima jabatan.
-
2. Pendahuluan
Pendahuluan memuat: identitas pemohon visum et repertum, tanggal dan pukul
diterimanya permohonan VeR, identitas dokter yang melakukan pemeriksaan,
identitas subjek yang diperiksa : nama, jenis kelamin, umur, bangsa, alamat,
pekerjaan, kapan dilakukan pemeriksaan, dan tempat dilakukan pemeriksaan.
3. Pemberitaan (Hasil Pemeriksaan)
Memuat hasil pemeriksaan yang objektif sesuai dengan apa yang diamati, terutama
dilihat dan ditemukan pada korban atau benda yang diperiksa. Pemeriksaan
dilakukan dengan sistematis dari atas ke bawah sehingga tidak ada yang tertinggal.
Deskripsinya juga tertentu yaitu mulai dari letak anatomisnya, koordinatnya (absis
adalah jarak antara luka dengan garis tengah badan, ordinat adalah jarak antara
luka dengan titik anatomis permanen yang terdekat), jenis luka atau cedera,
karakteristik serta ukurannya. Rincian tersebut terutama penting pada pemeriksaan
korban mati yang pada saat persidangan tidak dapat dihadirkan kembali. Pada
pemeriksaan korban hidup, bagian pemberitaan terdiri dari:
a. Pemeriksaan anamnesis atau wawancara mengenai apa yang dikeluhkan dan
apa yang diriwayatkan yang menyangkut tentang penyakit
yang diderita
16
lokasi luka pada tubuh, karakteristik luka, ukuran luka, dan tindakan
pengobatan atau perawatan yang diberikan.
4. Kesimpulan
Memuat hasil interpretasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dari
fakta yang ditemukan sendiri oleh dokter pembuat VeR, dikaitkan dengan maksud
dan tujuan dimintakannya VeR tersebut. Pada bagian ini harus memuat minimal 2
unsur yaitu jenis luka dan kekerasan dan derajat kualifikasi luka. Hasil
pemeriksaan anamnesis yang tidak didukung oleh hasil pemeriksaan lainnya,
sebaiknya tidak digunakan dalam menarik kesimpulan. Pengambilan kesimpulan
hasil anamnesis hanya boleh dilakukan dengan penuh hati-hati. Kesimpulan VeR
adalah pendapat dokter pembuatnya yang bebas, tidak terikat oleh pengaruh suatu
pihak tertentu. Tetapi di dalam kebebasannya tersebut juga terdapat pembatasan,
yaitu pembatasan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi, standar profesi dan
ketentuan hukum yang berlaku. Kesimpulan VeR harus dapat menjembatani antara
temuan ilmiah dengan manfaatnya dalam mendukung penegakan hukum.
Kesimpulan bukanlah hanya resume hasil pemeriksaan,melainkan lebih ke arah
interpretasi hasil temuan dalam kerangka ketentuan hokum-hukum yang berlaku.
5. Penutup
Memuat pernyataan bahwa keterangan tertulis dokter tersebut dibuat dengan
mengingat sumpah atau janji ketika menerima jabatan atau dibuat dengan
mengucapkan sumpah atau janji lebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan
serta dibubuhi tanda tangan dokter pembuat VeR.
Prosedur, permintaan, penerimaan dan penyerahan Visum et Repertum
Pihak yang berhak meminta Ver5 :
- Penyidik, sesuai dengan pasal I ayat 1, yaitu pihak kepolisian yang diangkat negara
untuk menjalankan undang-undang.
-
Syarat pembuat5 :
- Harus seorang dokter (dokter gigi hanya terbatas pada gigi dan mulut)
- Di wilayah sendiri
- Memiliki SIP
- Kesehatan baik
Ada 8 hal yang harus diperhatikan saat pihak berwenang meminta dokter untuk membuat
VeR korban hidup, yaitu:
1. Harus tertulis, tidak boleh secara lisan.
2. Langsung menyerahkannya kepada dokter, tidak boleh dititip melalui korban atau
keluarganya. Juga tidak boleh melalui jasa pos.
3. Bukan kejadian yang sudah lewat sebab termasuk rahasia jabatan dokter.
4. Ada alasan mengapa korban dibawa kepada dokter.
5. Ada identitas korban.
6. Ada identitas pemintanya.
7. Mencantumkan tanggal permintaan.
8. Korban diantar oleh polisi atau jaksa.
Ada 8 hal yang harus diperhatikan saat pihak berwenang meminta dokter untuk membuat
VeR jenazah, yaitu:
1. Harus tertulis, tidak boleh secara lisan.
2. Harus sedini mungkin.
3. Tidak bisa permintaannya hanya untuk pemeriksaan luar.
4. Ada keterangan terjadinya kejahatan.
5. Memberikan label dan segel pada salah satu ibu jari kaki.
6. Ada identitas pemintanya.
7. Mencantumkan tanggal permintaan.
18
DAFTAR PUSTAKA
1.
Syamsuhidayat, R dan de Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Kedua. Jakarta:
19
5.
6.
Guntur, P.J.L. Penerapan Visum et Repertum sebagai Alat Bukti dalam Peradilan
Pidana. HUT FK-UGM ke-54 RSUP Dr Sardjito ke-18, Yogyakarta. 2000.
7.
Soegandhi, R. Arti Dan Makna Bagian-Bagian Visum Et Repertum. Ed.2 Bagian Ilmu
Kedokteran Forensik FK-UGM, Yogyakarta. 2001.
8.
20