Anda di halaman 1dari 11

Manajemen Pendidikan di Era Reformasi

Opini

Manajemen Pendidikan di Era Reformasi

Imma Helianti Kusuma*)

Abstrak
Pergeseran paradigma yang awalnya memandang lembaga pendidikan sebagai lembaga sosial dan kini menjadi
suatu lahan bisnis mengindikasikan perlunya perubahan pengelolaan. Perubahan pengelolaan ini seirama
dengan tuntutan zaman. Situasi, kondisi dan tuntutan pada era reformasi membawa konsekwensi kepada
pengelola pendidikan untuk melihat kebutuhan kehidupan di masa depan. Maka merupakan hal yang logis
ketika pengelola pendidikan mengambil langkah antisipatif untuk mempersiapkan diri bertahan pada zamannya.
Mempertahankan diri dengan tetap mengacu pada mutu pendidikan berkaitan erat dengan manajemen
pendidikan. Manajemen pendidikan pada era reformasi merupakan pembenahan manajemen yang serius
dengan menekanakan pembenahan secara global. Pembenahan secara global meliputi 7 bidang utama yang
perlu di kelola dengan pendekatan manajemen baru. Ke 7 bidang tersebut adalah (a) sensitivitas lembaga
terhadap perubahan dan peluang, (b) manajemen organisasi, (c) manajemen strategi, (d) manajemen
sumber daya manusia, (e) reformasi pembelajaran, (f) pembiayaan pendidikan, (g) marketing pendidikan
Kata kunci : Manajemen pendidikan, sensitivitas lembaga, manajemen organisasi, manajemen strategi,
manajemen sumber daya manusia, reformasi pembelajaran, pembiayaan pendidikan, marketing
pendidikan
Paradigm shift in education resulted in the change of role of educational institution from social as non profit
to profit making busines. The change requires the management improment to enable the educational
instituton to sustain, develop, and competc. Board on the future needs, each educational institution
should reform or transform itself to answer the demans of society in general and labour market in particular.
In line with the paradigm shift, this article discusses the need to improve educational management from
seven aspects: (a) sensitivy of change and opportunity, (b) organization management, (c) management
strategy, (d) human resource management, (e)educational financing, (F) instructional reform and educational
marketing.

Pendahuluan
emerintah telah mencanangkan wajib
belajar 9 tahun bagi anak Indonesia,
kemudian diteruskan menjadi 12 tahun,
akan lebih baik menjadi 16 tahun sampai
mereka dapat meneruskan ke perguruan tinggi.
Setelah mereka menyelesaikan tahapan
pendidikan, mereka akan bekerja atau dapat
dikatakan terjun ke masyarakat. Usia produktif
seseorang diperkirakan mencapai 50 tahunan.
Jika dikaruniai umur panjang masih dapat
memasuki masa pensiun dan berkarya lagi.
Melalui tahapan pendidikan 9 sampai 16 tahun

diharapkan oleh masyarakat bahwa apa yang


dipelajari oleh anak-anak di sekolah dapat
dimanfaatkan dalam sisa kehidupannya. Suatu
pertanyaan muncul yang ditujukan kepada
pengelola pendidikan, Apakah pelajaran yang
diperoleh di sekolah memadai untuk menghadapi
kehidupan di luar tahapan pendidikan yaitu
bekerja atau terjun ke masyarakat dengan segala
macam perubahan yang terjadi begitu cepat dan
terus menerus? Jika pengalaman yang didapat
semasa tahapan pendidikan tidak dapat
dipergunakan untuk kehidupannya maka apa
yang seharusnya dilakukan oleh sebuah lembaga
pendidikan?

*) Kepala Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan (III) BPK PENABUR Jakarta, Juara I Lomba Karya Tulis

HUT ke-55 BPK PENABUR, Kategori Karyawan

76

Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006

Manajemen Pendidikan di Era Reformasi

Kerisauan tentang rendahnya daya saing mengakibatkan tergesernya lembaga pendidikan


sumber daya manusia (SDM) Indonesia di pasar yang sudah lama eksis, mulai tidak diakui
global menyimpan satu pertanyaan, apa yang masyarakat bahkan lambat laun gulung tikar.
seharusnya dibenahi dengan pendidikan kita? Lalu apa sebenarnya yang harus dipersiapkan
Pendidikan yang bermutu tercermin pada sekolah oleh sebuah lembaga pendidikan agar diakui dan
yang bermutu. Sekolah yang bermutu dicari oleh masyarakat dalam mempertahankan
menghasilkan SDM yang bermutu. Rendahnya eksistensinya?
mutu SDM signifikan dengan rendahnya mutu
Saat ini lahan pendidikan sudah dilirik oleh
pendidikan. Lee Iacocca dalam tulisannya Bila pengusaha-pengusaha bermodal besar yang
pendidikan berhasil orang juga akan berhasil, sebelumnya bergerak di luar bidang pendidikan.
mengisyaratkan bahwa diperlukan mutu Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan
pendidikan agar menghasilkan SDM yang sudah menjadi lahan bisnis. Pendidikan mereka
bermutu. Menurut Josep M Juran masalah mutu kelola secara profesional, dan tidak mustahil bila
terletak pada manajemen (pengelolaan). Oleh pengelolaannyapun berdasarkan manajemen
karena
itu
bisnis.
Sementara
l e m b a g a
banyak
lembaga
pendidikan
pendidikan yang masih
Saat ini lahan pendidikan sudah dilirik
perlu berpikir
m e n e r a p k a n
apa saja batu
manajemen tradisional
oleh pengusaha-pengusaha bermodal
besar (hal yang
dan
menganggap
besar yang sebelumnya bergerak di luar pendidikan masih
penting) yang
bidang pendidikan. Hal ini
harus dikelola
sebagai lembaga sosial.
dengan baik?
Walaupun
pada
mengindikasikan bahwa pendidikan
Sehingga tidak
kenyataannya
sudah menjadi lahan bisnis.
terjadi salah
masyarakat tertentu
pengelolaan,
m
a
s
i
h
dalam arti tidak tersebar pada hal-hal kecil yang membutuhkannya karena biaya relatif murah.
tidak substantif bahkan cenderung kurang Kedua jenis lembaga ini bersaing pada masa yang
berdampak positif terhadap peningkatan mutu.
sama. Maka bagaimana seharusnya manajemen
Munculnya berbagai lembaga pendidikan yang cocok untuk bidang pendidikan pada era
baru yang tiba-tiba diakui keberadaannya oleh globalisasi dan era persaingan yang sangat ketat?
masyarakat, mengkondisikan sebuah persaingan Tuntutan perubahan jaman pada era globalisasi
yang ketat. Padahal jam terbang mereka relatif membawa dampak pergeseran fungsi
pendek, sehingga aspek kualitas belum teruji benar pembelajaran dari yang terbatas pada tahapan
atau belum terandalkan. Harus diakui bahwa pendidikan menjadi pembelajaran seumur hidup.
lembaga pendidikan baru ini menawarkan Kondisi ini menuntut reformasi pembelajaran.
pembelajaran trend yang digandrungi masyarakat Reformasi pembelajaran seperti apa yang perlu
masa kini. Biasanya berlabelkan pembelajaran dipersiapkan oleh suatu lembaga pendidikan
berwawasan masa depan. Keberadaannya yang untuk mengantisipasi kehidupan di masa datang?
mempunyai nilai jual tinggi tentu saja biaya
Situasi dan kondisi yang telah dipaparkan di
pendidikannyapun tinggi. Sementara itu pada sisi atas membawa konsekuensi logis kepada
lain kecenderungan orang tua memilih sekolah pengelola pendidikan untuk melihat kebutuhan
karena prestise bukan faktor mutu pendidikan, akan kehidupan masa depan. Hal ini pun
dan berpendapat bahwa yang bermutu itu yang dianggap logis ketika pengelola pendidikan
mahal. Dengan segala macam promosinya mengambil langkah antisipatif
untuk
lembaga pendidikan baru ini mampu menjual mempersiapkan kemampuan yang perlu dimiliki
program dan memikat masyarakat untuk agar bertahan pada zamannya. Banyak hal yang
memilihnya, walau harga yang ditawarkan cukup perlu dipikirkan dan digumuli secara serius,
melangit. Akan tetapi perlu disadari juga bahwa misalnya materi pendidikan yang harus
tidak semua lembaga pendidikan baru tak disesuaikan dengan tuntutan jaman,
bermutu. Pada situasi ini berarti, pangsa pasar penyampaian materi sehingga dimiliki oleh
yaitu orang tua yang cenderung tetap atau fanatik siswa, bagaimana masyarakat mengetahui
pada sekolah-sekolah tertentu telah tersedot ke inovasi yang dilakukan dalam pengelolaan
lembaga pendidikan baru itu. Hal ini pendidikan sehingga masyarakat tetap mengakui

Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006

77

Manajemen Pendidikan di Era Reformasi

keberadaannya, bagaimana mengelola keuangan


dimana bukan hanya keuntungan yang diraih
dan menjadi fokus namun stabilitas dari semua
pendukung tetap terjaga, bagaimana
mengembangkan sumber daya manusia yang ada
dan mendaya gunakannya dsb. Agar dapat
mewujudkan hal ini tentunya diperlukan
manajemen yang baik dalam mengelola
pendidikan yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Pada tulisan selanjutnya akan menguraikan
7 hal besar yang harus dibenahi oleh pengelola
pendidikan yaitu: (a) sensitivitas lembaga
terhadap perubahan dan peluang, (b) manajemen
organisasi, (c) manajemen strategi, (d) manajemen
sumber daya manusia, (e) reformasi pembelajaran,
(f) pembiayaan pendidikan, (g) marketing
pendidikan
Ke tujuh bidang utama yang perlu dikelola
dengan pendekatan manajemen baru.
Pembenahan manajemen pada semua aspek ini
dalam rangka pembenahan secara global karena
satu dan lain hal akan saling terikat, dan
diharapkan menuju keberhasilan yang sesuai
pada zamannya.

Sensitivitas Lembaga Terhadap


Perubahan dan Peluang
Lembaga pendidikan berfungsi dan berperan
dalam pembentukkan sumber daya manusia yang
berkompeten pada jamannya, kreatif, inovatif dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, menuntut
para manajer pendidikan untuk mencari dan
menerapkan suatu manajemen baru yang dapat
mendorong perbaikan mutu pendidikan. Oleh
karena itu pembenahan manajemen pendidikan
sangatlah diperlukan. Pembenahan manajemen
pendidikan diperlukan sensitivitas lembaga dalam
melihat sebuah perubahan yang muncul untuk
mengelola kegiatan antisipasi yang harus
dilakukan terhadap dampak dari perubahan
tersebut, sekaligus melihat peluang yang muncul
yang dapat diambil untuk pengembangan lembaga.

Perubahan apa yang Muncul dan


Membawa Dampak dalam
Pendidikan?
Manajemen dalam mengelola pendidikan tidak
dapat dilepaskan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Bukti dari pertalian
erat tersebut adalah perubahan yang terjadi pada

78

Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006

hampir semua aspek kehidupan manusia dengan


berbagai permasalahan yang ditimbulkannya
dapat dipecahkan melalui upaya penguasaan
serta peningkatan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kondisi demikian membawa dampak
kepada perlunya seseorang mengikuti
perkembangan dan menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi yang terus berkembang dan
berubah. Perkembangan dan perubahan yang
terus bergulir ini pun membawa manusia ke era
persaingan global yang ketat. Oleh karena itu
kalau tidak ingin kalah bersaing dalam era
globalisasi peningkatan kualitas sumber daya
manusia merupakan kenyataan yang harus
dilakukan secara terencana, terarah, intensif,
efektif dan efisien. Pengembangan dan
peningkatan kualitas SDM yang berdaya saing
international dan mempunyai kompetensi untuk
bertahan pada perkembangan zaman menjadi
suatu perhatian penting dalam manajemen
pendidikan.
Globalisasi menuntut adanya perubahan
paradigma dalam dunia pendidikan. Menurut
Reigeluth dan Garfinkle (1994) dalam
Syafaruddin, kebutuhan terhadap paradigma
baru pendidikan di dasarkan atas perubahan
besar-besaran dalam kondisi dan kebutuhankebutuhan pendidikan dalam masyarakat
informasi. Untuk melakukan perubahan tersebut
maka peranan manajemen pendidikan sangat
signifikan untuk menciptakan sekolah-sekolah
yang bermutu yang menghasilkan SDM
terandalkan dan tangguh yang dibutuhkan
masyarakat. Kualitas pendidikan yang diserap
pada sekolah yang bermutu sudah seharusnya
dipersiapkan seirama dengan perkembangan
zaman. Saat ini zaman berada pada era globalisasi
dan informasi, maka era inilah yang membawa
perubahan-perubahan mendasar dan mewarnai
kehidupan pendidikan.
Guru mengatur,
murid diatur.

Peluang apa yang Muncul Saat Ini?


Salah satu perubahan mendasar yang telah
digulirkan oleh pemerintah untuk menanggapi
era globalisasi dan informasi dan membawa
dampak pada manajemen pendidikan adalah
berubahnya manajemen berbasis pusat menjadi
manajemen berbasis daerah. Secara resmi,
perubahan manajemen ini telah diwujudkan
dalam bentuk Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Manajemen Pendidikan di Era Reformasi

Pemerintah Daerah yang kemudian diikuti


pedoman pelaksanaannya berupa Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi.
Konsekuensi logis dari Undang-Undang dan
Peraturan Pemerintah tersebut adalah bahwa
manajemen pendidikan harus disesuaikan
dengan jiwa dan semangat otonomi. Karena itu,
manajemen pendidikan berbasis pusat yang
selama ini telah dipraktikkan perlu diubah
menjadi manajemen pendidikan berbasis sekolah.
Manajemen berbasis sekolah yang sudah berhasil
mengangkat kondisi pendidikan dan
memecahkan masalah pendidikan di beberapa
negara maju seperti Australia dan Amerika
tentunya harus ditangkap menjadi satu peluang
untuk menyajikan pendidikan yang berkualitas
dalam
pembentukan SDM. Manajemen
pendidikan harus mampu menerjemahkan
perubahan itu ke dalam kebijakan-kebijakan
strategis bagi lembaganya.
Manajemen pendidikan adalah aplikasi
prinsip, konsep dan teori manajemen dalam
aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien. Di berbagai
organisasi selalu menjalankan fungsi manajemen
yang seharusnya dilaksanakan yaitu Planning,
Organizing, Actuating, dan Controlling. Fungsifungsi tersebut tidak jauh berbeda di dalam
manajemen pendidikan. Yang membedakan
manajemen pendidikan dengan manajemen
lainnya adalah komponen di dalamnya.
Komponen manajemen pendidikan antara lain
meliputi proses pembelajaran, sumber daya
manusia, siswa, steakholder, fasilitas,
pembiayaan, school public relation, dsb.
Ada beberapa teori manajemen yang dapat
menjadi panduan pembenahan manajemen
pendidikan. Jika kita berpendapat bahwa
pendidikan adalah suatu industri, maka langkah
selanjutnya berpikir bagaimana mengembangkan
industri itu untuk terus bertumbuh. Maka dalam
bingkai pemikiran ini kita memerlukan panduan
yang sesuai. Manajemen Mutu Terpadu atau lebih
dikenal dengan Total Quality Management dapat
dijadikan guiding philosophy yang tentunya
ditarik ke dunia pendidikan. Malcolm Baldrige
Quality Program dapat menjadi salah satu
panduan dalam menentukan hal-hal apa saja
yang perlu dikelola dengan benar dan harus
diperhatikan untuk menjadi sekolah yang
bermutu. Balanced Scorecard dapat membantu
menyediakan informasi akutansi manajemen

strategis yang dapat menuntun dalam mengambil


keputusan agar konsisten dengan strategi
lembaga.
Guru memilih dan memaksakan

Bagaimana Menyikapi Peluang


dalam Manajemen Pendidikan?
Peluang yang tersedia dalam mengelola
pendidikan merupakan suatu tantangan bagi
lembaga pendidikan. Peluang tersebut tentunya
tidak disia-siakan oleh lembaga pendidikan dan
segera mengambil perannya untuk menghadapi
tantangan ke depan. Tantangan yang dihadapi
membuat lembaga pendidikan selalu berpikir dan
berjuang mempertahankan eksistensinya. Setiap
lembaga pendidikan harus melakukan
pembenahan dengan mendasari pada komitmen
yang tinggi untuk menentukan langkah-langkah
strategis, dan berkiprah pada situasi international.
Beberapa komitmen itu antara lain : (1)
menekankan pada standar kendali mutu dengan
menetapkan strategi-strategi dalam mencapai
target yang telah ditetapkan dan konsisten
melakukan perbaikan berkelanjutan, (2)
memberdayakan seluruh sumber yang ada baik
sumber daya manusia maupun sumber dana yang
lain, (3) meningkatkan profesionalitas kerja, (4)
mengadakan evaluasi yang berkesinambungan
baik evaluasi formatif maupun evaluasi sumatif,
(5) mengadakan penelitian dan pengkajian dalam
pengembangan program, (6) mengikuti dinamika
perubahan zamannya dan selalu melakukan
inovasi-inovasi dalam segala bidang. Komitmenkomitmen tersebut tentunya framework
pengelolaan pendidikan,
Selanjutnya komitmen-komitmen di atas juga
menjadi dasar untuk menentukan langkah dalam
pengelolaan pendidikan. Langkah-langkah itu
meliputi : (1) menganalisis fungsi dan peran
lembaga pendidikan, (2) menetapkan visi dan
misi, (3) mencari kesenjangan yang muncul antara
apa yang telah dihasilkan dengan kebutuhan dan
harapan masyarakat, (4)mengevaluasi respon
masyarakat terhadap layanan pendidikan yang
diberikan, (5)mencermati dan menganalisa
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
(6)menyikapi problem yang dihadapi masyarakat
untuk mencarikan solusi lewat kegiatan
akademis, (7) menganalisis kebutuhan
kompetensi SDM masa depan, (8)mengatur
strategi dan kegiatan preventif dalam
menghadapi persoalan masa depan,
(9)menganalisis dan memberdayagunakan pihakpihak terkait dalam perencanaan, proses, hasil

Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006

79

Manajemen Pendidikan di Era Reformasi

dan feedback, (10). menentukan strategi


pencapaian tujuan.

Manajemen Organisasi

Struktur organisasi yang dapat mengakomodir


fungsi manajemen (planning, organizing, actuating,
controlling) sekaligus quality trilogy controlling)
sekaligus quality trilogy (perencanaan mutu,
pengawasan mutu, pengingkatan mutu) dapat
dilihat pada gambar 2.
Pada struktur tersebut tim perencana,
pengkajian dan pemberi informasi posisinya
seharusnya sangat bebas sehingga mampu
berperan dalam memberikan segala macam
pemikiran dalam pengembangan lembaga dalam
melihat peluang ke depan dan merencanakan

Ketika lembaga sensitife terhadap perubahan


yang bergulir dan peluang yang ditawarkan, serta
mempunyai komitmen dalam mempertahankan
eksistensinya dengan menetapkan langkah
strategis dalam pengelolaan pendidikan, maka
lembaga memerlukan suatu organisasi untuk
mewujudkannya.
Organisasi merupakan
Peningkatan mutu (Quality Improvement)
unsur penting dalam
Jurans Quality Triligy
manajemen. Manajemen
tidakibermakna apabila
organisasi tidak ada.
Perencanaan Mutu
Penjaminan mutu
Pengawasan mutu
Organisasi yang tangguh
(Quality
Planning)
(Quality
Assurance)
(Quality Control)
adalah organisasi yang
memiliki sumber daya
Gambar 1 : Pendekatan Quality trilogy
manusia bermutu, aktif,
bersemangat, struktur
strategi untuk tetap diakui keberadaannya di
organisasi mantap, dan mempunyai sistem tengah
masayarakat
tanpa
ada
informasi yang up to date. Di dalam organisasi tebengankebijakan, tekanan atasan dsbnya.
selalu ada orang-orang yang mempunyai tugas Kebijakan, peraturan dan yang sejenis menempel
dan peran masing-masing. Mereka saling pada tim pembuat keputusan yang pada akhirnya
berinteraksi dalam sebuah struktur organisasi turun ke tim strategy planning (dalam konteks
untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi pelaksanaan program). Dalam manajemen
merupakan sebuah sistem yang di dalamnya tradisional seringkali tim ini tidak ada atau tidak
terdapat input, proses, output
dan feedback.
Suatu organisasi di
bangun tentu memiliki tujuan.
TIM 1
TIM 2
TIM 4
Salah satu tujuan untuk
Perencana, PengPengambil
Evaluasi
kajian, PengemKeputusan
meningkatkan
mutu
Sumatif
bangan dan
pendidikan.
Ada
satu
Pemberi
Tidak
pendekatan yang biasa di
terapkan di berbagai industri
Ya
besar dalam meningkatkan
mutu adalah Quality Trilogi (Dr.
TIM 3 Pelaksanaan
Joseph M. Juran). Sementara
TIM 5
Bagian
TIM 3 A Strategi
itu
pendidikan
Marketing
Planning
padadasarnya adalah suatu
dan
TIM 3 E
Bagian
industri di bidang sumber daya
Kontrolling
Technical
TIM 3F
TIM 3 B
Pelaksanaan/
Care Edumanusia, dengan demikian
Support
Pelaksana
cation
Pengawasan
quality
trilogy
dapat
Sistem
Mutu
diterapkan. Quality trilogy
dapat
menjadi
suatu
TIM 3 C
TIM 3 D
Evaluasi
Perbaikan
pertimbangan
dalam
Formatif
Pelaksanaan
membangun
struktur
organisasi. Quality trilogy yang
dimaksud dapat dilihat pada
Gambar 2: Struktur organisasi yang mengakomodir fungsi manajemen
gambar 1.

80

Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006

Manajemen Pendidikan di Era Reformasi

dianggap perlu. Kegiatan yang dilakukan tim 1


dapat meliputi : (1) identifikasi masalah dimana
didalamnya ada kegiatan mencari, menemukan
dan mengidentifikasi kondisi lingkungan serta
trend masa depan, (2) membuat rencana dengan
fokus dimana di dalamnya ada kegiatan
menciptakan, mengembangkan alternatif solusi,
(3) memilih alternatif yang sesuai dengan lembaga
tersebut sebagai rekomendasi. (4) mendapatkan
feedback dengan terlebih dahulu melakukan
evaluasi kegiatan/pelaksanaan.
Organisasi akan tetap eksis di tengah
masyarakat jika mempunyai komitmen terhadap:
satu tujuan; fokus terhadap pelanggan; obsesi
yang tinggi terhadap kualitas, motivasi berprestasi
dan mengejar daya saing; perencanaan jangka
panjang; antisipatif dan proaktif; kerjasama tim
yang dinamis; anggota organisasi selalu tekun
bekerja, giat berusaha dan terus meningkatkan
pengetahuan dan kecakapannya; pemberdayaan
dan mendorong anggota untuk maju;
memperbaiki proses secara berkesinambungan;
terus menerus menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan. Agar komitmen tersebut tetap terjaga
oleh organisasi maka dalam sepanjang waktu
perlu dilakukan : (a) membina proses; Dalam
kegiatan ini anggota organisasi melakukan
pekerjaannya sebagaimana ditetapkan dalam
uraian pekerjaannya. (b) melakukan perbaikan
performance secara perorangan dan atau kelompok,
(c) menangani krisis, ini berarti menghadapi dan
menangani keadaan darurat.
Apabila perbaikan performance dilakukan
secara aktif akan menciutkan area penanganan
krisis. Agar organisasi dapat mencapai tujuan
maka dalam membina proses perlu dibentuk satu
kelompok penggerak dan perintis perubahan.
Untuk menjalankan perannya, ia terlepas dari
hirarki organisasi, anggotanya mempunyai
idealisme, pengetahuan dan kecakapan, reputasi
baik, mempunyai hubungan baik dengan anggotaanggota lainnya.
Pemimpinan yang bermutu mempengaruhi
laju gerak organisasi. Pimpinan harus mengambil
inisiatif. Setiap respon organisasi pendidikan
terhadap suatu perubahan ditentukan oleh pola
kepemimpinan yang dijalankan. Oleh karena itu
pemimpin harus memberikan contoh dalam pola
pikir, pola sikap, pola tindak tentang mutu dalam
setiap keputusan dan aktivitasnya. Pemimpin
dalam satu struktur organisasi dapat digolongkan
menjadi lower management, midlle management, top
management. Masing-masing klasifikasi pimpinan
itu perlu ada batasan dalam perannya sehingga
gerak organisasi dapat berjalan lancar, tidak ada
tumpang tindih dalam pengambilan keputusan.
Lower management dapat mengambil bagian untuk

operation control, midlle management dapat


mengambil bagian untuk management control,
sedangkan top management dapat mengambil
bagian pada strategic planning. li

Manajemen
annya, murid
menuruti.

Strategi

Ketika lembaga pendidikan memasuki


lingkungan bisnis maka saat itu juga memasuki
lingkungan yang kompetitif dan turbulen. Oleh
karena itu manajemen lembaga pendidikan
memerlukan sistem manajemen strategik yang pas
dan sesuai dengan tuntutan lingkungan bisnis.
Strategi adalah suatu cara untuk mencapai
sasaran. Balanced scorecard memberikan satu cara
untuk mengkomunikasikan strategi suatu
lembaga pada manajer-manajer di organisasi.
Balanced scorecard dapat membantu
menyediakan informasi akuntansi manajemen
strategik yang dapat menuntun dalam mengambil
keputusan penyusunan rencana strategik agar
konsisten dengan strategi lembaga.
Banyak lembaga dengan manajemen berkutat
tradisional masih meningkatkan laba hanya pada
sisi keuangan. Ketika diadakan kebijakan pada
sisi keuangan terjadi ketimpangan-ketimpangan
pada sisi lain. Lembaga macam ini
kecenderungannya memfokuskan pada kinerja
jangka pendek. Lembaga pendidikan
membutuhkan kinerja jangka panjang sehingga
perlu memperhatikan sisi lain agar terjadi
keseimbangan yang menyebabkan naiknya kinerja
keuangan. Ada 4 perspektif yang perlu menjadi
perhatian utama yaitu keuangan, customer, proses
bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan.
Perspektive keuangan untuk melihat apakah
kinerja keuangan meningkat? Perspektif customer
untuk mengukur mutu, pelayanan dan biaya
dalam memuaskan pelanggan. Nilai yang sering
kali muncul oleh pelanggan terhadap lembaga
dirumuskan dari fungsi pendidikan untuk
pelanggan + mutu adalah kesesuaian dengan
standar permintaan pelanggan + citra adalah daya
tarik pelanggan yang tercipta karena proses
komunikasi yang tercipta + harga adalah
perbandingan harga relatif dengan produk
pesaing + waktu adalah ketersediaan dan
kecepatan pemenuhan kebutuhan pelanggan +
hubungan. Perspektif proses bisnis internal
mengukur efisiensi dan efektivitas lembaga dalam
mencapai sasaran. Rantai internal yang dapat
diterapkan : (1) identifikasi kebutuhan pelanggan,
(2) proses inovasi dengan mengenali customer dan
ciptakan program, (3) proses operasi dengan
bangun program dan luncurkan program, (4)

Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006

81

Manajemen Pendidikan di Era Reformasi

in o
vas
i

SA
SA
RA
N

ME
NE
NT
UK
AN

Me
ng
em
ba
ng
ka
n

si
va

AN
AR
AS
NS
AIA
AP
NC
PE

ti
mo
Me

n
ika
as
nik
DM
mu
nS
ko
ka
ng
ng
Me
ba
em
ng
Me

N
KA
AH
AR
NG
ME

an
sik
isa
an
org
ng
Me

pendampingan purna proses dengan melayani Mengarahkan Pencapaian Sasaran


pelanggan selama proses berjalan dan purna 1. Mengkoordinasikan agar semua berjalan
program.
Prespektif pembelajaran dan
sesuai perencanaan.
pertumbuhan mengukur kemampuan lembaga 2. Mengkomunikasikan kepada semua pihak
untuk mengembangkan dan memanfaatkan SDM
terkait untuk meperlancar dan mendukung
sehingga tujuan strategik dapat tercapai.
program.
Melalui ke 4 perspektif ini maka lembaga 3. Memotivasi semua pihak agar stabilitas
dapat memperluas cakrawala dalam menafsirkan
program terjaga.
trend perubahan secara makro. Dalam perumusan 4. Mengarahkan, membimbing dan menasehati
strategi disertai dengan analisis SWOT (strengths,
semua pihak dalam mencapai sasaran
weaknesses, opportunities, and threats) yang
program
dilaksanakan melalui ke 4 perspektive tersebut,
sehingga diperoleh gambaran umum.
Dari kondisi itu maka dibuat perumusan
strategi dengan sasaran strategi jangka
panjang, yang kemudian diturunkan
pada program-program, pada akhirnya
penyusunan anggaran yang bersifat
komprehensif.
Berdasarkan analisis di atas maka
telah ditentukan sasaran. Banyak
organisasi telah menyusun sasaran
bahkan sasaran yang amat spesifik, tetapi
gagal mengembangkan rencana dan
tindakan yang nyata. Oleh karena itu
diperlukan manajemen berdasarkan
sasaran dengan lebih mudahnya
penulis mengatakan sebagai segitiga
pengaman. Segitiga pengaman dapat di
Mengembangkan kepekaan
lihat pada gambar 3.
Adapun contoh sederhana :
Mengukur, menilai,
dan mengendalikan
KETERAMPILAN ERA REFORMASI
YANG HARUS DIMILIKI OLEH SISWA
MENGUKUR HASIL
Menentukan sasaran :
1. Mengumpulkan
berbagai
Gambar 3 : Manajemen berdasarkan sasaran dengan segitiga pengaman
informasi tentang keterampilan
era reformasi dari berbagai
Manajemen Sumber
sumber, apakah keterampilan tsb benar-benar
Daya Manusia
dibutuhkan, siswa jenjang mana saja yang
membutuhkan keterampilan tersebut,
konsekwensi apa yang harus ditanggung bila Di dalam organisasi ada beberapa orang yang
keterampilan tsb di berikan kepada siswa, dsb. melakukan kegiatan sesuai tugas masing-masing
2. Mempersatukan semua informasi dalam satu dan mereka saling berinteraksi. Sebenarnya bukan
bentuk urutan logis.
hanya interaksi saja namun setiap individu di
3. Merencanakan keterampilan era reformasi dalamnya perlu dipacu untuk terus andil
yang harus dimiliki oleh siswa dilengkapi mengambil peran dalam mencapai tujuan yang
dengan suatu analisis dan alasan-alasan telah ditetapkan. Oleh karena itu pengelolaan
yang menguatkan, hal-hal apa yang berubah sumber daya manusia di dalam organisasi
dengan adanya program tsb, hal-hal apa yang sangatlah penting. Manajemen sumber daya
mendukung dan perlu pengelolaan serius manusia merupakan bagian dari manajemen
agar mendukung program dengan maksimal, organisasi yang memfokuskan pada pengelolaan
dsb.
sumber daya manusia. Pengembangan sumber
4. Memutuskan keterampilan era reformasi yang daya manusia dibagi dalam beberapa area kerja
akan di dilaksanakan dan kebijakan apa yang yaitu desain organisasi, pengembangan
muncul untuk mendukung program tersebu.t organisasi, perencanaan dan pengembangan
an
hk
ara bing
ng
Me mbim hat i
Me nase
Me

82

Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006

Manajemen Pendidikan di Era Reformasi

karir pegawai, perencanaan sumber daya


manusia, sistem kinerja pegawai, kompensasi dan
gaji, kearsipan pegawai. Perlu dipahami juga oleh
suatu organisasi bahwa pilar utama dalam
membangun organisasi yang berwawasan global
adalah kemampuan setiap individu yang
tergabung dalam organisasi. Satu pertanyaan
kritis muncul karakteristik individu seperti apa
yang dibutuhkan oleh suatu lembaga dalam era
reformasi.
Karakteristik sumber daya
manusia yang diperlukan saat ini adalah
mempunyai integritas, inisiatif, kecerdasan,
keterampilan sosial, penuh daya dalam
bertindak dan penemuan baru, imajinasi dan
kreatif, keluwesan, antusiasme dan mempunyai
daya juang (kecerdasan adversity / kemampuan
mengubah hambatan menjadi peluang),
mempunyai pandangan ke depan dan
mendunia. Kemampuan-kemampuan diantas
adalah kemampuan yang dianggap sesuai untuk
era reformasi. Dalam recruitment dan
pengembangan sumber daya manusia tentunya
mengacu kepada karakteristik-karakteristik di atas.
Lembaga mempersiapkan panduan
recruitment sesuai karakteristik tsb. Karyawan
atau guru yang baru yang menginjakkan kakinya
untuk bergabung bersama membutuhkan masa
orientasi agar nantinya mampu berkembang dan
berjuang sesuai yang diharapkan lembaga. Masa
orientasi sangat penting untuk mengurangi
keluhan pada masa mendatang akan
ketidakmampuan individu ketika lembaga
mengadakan perubahan. Masa orientasi ini perlu
di desain sebaik mungkin karena merupakan
masa transisi dimana setiap individu dibentuk
sesuai yang diharapkan lembaga dengan dimulai
dari kompetensi awal yang dimiliki mereka.
Kegiatan pada masa orientasi terbatas pada waktu
tertentu dan kegiatan dapat berupa pelatihan atau
kegiatan apa saja yang wajib diikuti oleh setiap
individu untuk memenuhi standar yang
diharapkan. Masa ini menjadi masa kritis guru
untuk tetap dipertahankan atau tidak bergabung
dengan lembaga. Masa orientasi dapat diteruskan
pada masa pemantapan dengan pola yang
sama dengan orientasi hanya kadar kompetensi
yang dituntut berbeda.
Guru seumur hidupnya cenderung tetap
menjadi guru karena peluang menjadi kepala
sekolah sangatlah minim. Hal ini disebabkan satu
sekolah hanya membutuhkan satu kepala sekolah.
Realita keseharian kualitas guru berbeda-beda,
ada guru yang dapat diandalkan ada pula guru
yang hanya sekedar menjalankan tugas. Lalu apa

yang membedakan guru yang berkualitas dengan


yang tidak? Apa yang membuat guru termotivasi
untuk meningkatkan kinerjanya? Career
development dapat menjadi solusinya. Career
development perlu diciptakan oleh lembaga agar
dapat memotivasi setiap individu yang terlibat.
Setiap individu tahu jelas persyaratan yang harus
dipenuhi untuk menduduki satu jabatan atau
tingkatan tertentu. Bagi individu ada satu
kepastian sejauh mana kemampuan dan
pengetahuannya perlu dikembangkan. Setiap
individupun dapat menilai dirinya sendiri pada
level apa sebenarnya kemampuan dan
pengetahuannya. Jelas disini dapat menghindari
unsur subyektivitas. Career development dapat
menjadi satu nilai positif ketika pada setiap level
di dalamnya jelas alat ukurnya. Pengendalian
posisi dapat menjadi partner dalam career
development. Karena dalam pengendalian posisi
ada aturan untuk kapan dipromosikan, berapa
lama di posisi tersebut, kapan berhenti, individu
tersebut direncanakan untuk posisi apa dsb.
Pengendalian posisi ini untuk mengantisipasi jika
semua guru mempunyai motivasi berprestasi
sekaligus mensortir guru yang tak mempunyai
motivasi berprestasi. Kondisi demikian akan
memicu setiap individu untuk berprestasi sesuai
dengan harapan individu dan lembaga.

Reformasi Pendidikan
Reformasi kini menjadi suatu keharusan dalam
pembenahan
pendidikan
khususnya
pembelajaran. Reformasi ada dalam rangka
memuaskan pelanggan/masyarakat dengan
memberikan pelayanan yang lebih baik agar
sesuai dengan harapan dan kebutuhan mereka..
Konsep pembelajaran reformatif berpusat
kepada siswa, interaktif atau terjadi interaksi multi
arah, multidisipliner, kerja kelompok, guru
sebagai fasilitator, mengajarkan bagaimana
mempelajari sesuatu, dimungkinkan tim teaching
untuk memperoleh kajian lintas disipliner,
memberikan peluang kepada siswa mengalami
berbagai gaya belajar, pembelajaran kristis dengan
pendekatan pemecahan masalah (problem solving)
yang berorientasi ke masa depan. Untuk dapat
melaksanakan pembelajaran reformatif maka
perlu diadakan persiapan baik dari guru maupun
siswa. Guru harus bersikap demokratis, selalu
mengembangkan kemampuannya dan belajar
terus. Harus ada perubahan paradigma guru
dengan strategi seperti (a) guru berhak untuk
mencari informasi dan mengembangkan diri
dalam jam kerjanya baik secara individual

Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006

83

Manajemen Pendidikan di Era Reformasi

maupun kelompok (diskusi) misalnya 4 jam/ pembelajaran dapat berdasarkan kepada learning
minggu, (b) guru berhak mengikuti pelatihan how to know/learning how to think, learning how to
yang telah didesain dan ditetapkan oleh learn, learning how to do, learning how to live together,
organisasi dan dimungkinkan pilihannya sendiri learning how to be, learning how to have a mastery of
misalnya 100 jam/tahun, (c) guru berhak local, learning how to understand the nature/God made
membuat karya tulis ilmiah dan dipublikasikan (belajar mengetahui/belajar berpikir, belajar
misalnya minimal 1 tulisan/semester, (d) guru bagaimana belajar, belajar berbuat, belajar hidup
berhak membuat penelitian sederhana minimal 1 bersama, belajar menjadi diri sendiri, belajar
menyesuaikan diri dengan kebutuhan lokal,
penelitian/tahun
Kondisi demikian tentunya membawa belajar memahami lingkungan sekitar). Ahli
konsekuensi yang perlu direncanakan misalnya manajemen Jepang, Konsosuke Matsuhita,
adanya wadah untuk menampung tulisan guru, mengemukakan bahwa sebelum belajar
adanya reward bagi guru yang sudah berusaha melakukan sesuatu, harus kita pelajari dulu
keras mengembangkan diri. Dalam pelaksanaan bagaimana seharusnya kita berperilaku sebagai
dapat dilakukan dengan program pembimbingan manusia. Dari sana, dapatlah dikatakan bahwa
antarguru. Misalnya membuat karya tulis ilmiah, mengajarkan bagaimana sesuatu seharusnya
guru yang mampu dapat menjadi membimbing dilakukan adalah pendidikan dalam bentuknya
guru yang belum mampu sehingga guru yang yang paling rendah. Pendidikan seharusnya
mampu bertumbuh menjadi pembimbing mengajari bagaimana caranya belajar dan bukan
sedangkan guru yang belum mampu mempelajari memberikan instruksi tentang suatu pelajaran
sesuatu dari temannya. Setiap terjadi tertentu. Apa yang harus dipelajari tidaklah benarpembimbingan maka nama pembimbing benar penting. Yang penting adalah bagaimana
c
a
r
a
tercantum dalam
mempelajarinya.
karya tersebut.
Dengan demikian
Program demikian
maka
dapat
dapat dinamakan
Pendidikan seharusnya mengajari
mengakomodasi
t u m b u h
bagaimana caranya belajar dan bukan
pergeseran fungsi
bersama.
pembelajaran dari
U n t u k
memberikan instruksi tentang suatu
terbatas
pada
merangsang
pelajaran tertentu. Apa yang harus
t a h a p a n
terjadinya proses
dipelajari tidaklah benar-benar penting. p e n d i d i k a n
pembelajaran
m e n j a d i
reformatif maka
Yang penting adalah bagaimana cara
pembelajaran
diperlukan langkah
mempelajarinya.
seumur hidup. Hal
langkah
yang
ini terjadi karena
disebut dengan
situasi dan kondisi
TUAI
masa
depan,
yang
artinya
:
Tunjukkan yang terus bergulir begitu cepat sehingga
kemampuanmu, Usahakan sebaik mungkin, seseorang perlu belajar seumur hidup.
Akal dan pikiran terus dimotivasi, Informasi dan
Ilmu dicari terus. Selain itu perlu labelisasi guru
Pembiayaan Pendidikan
kompetensi dan kemampuan yang ditentukan
misalnya, guru yunior, guru senior, pelatih
yunior, pelatih senior, penulis buku, staf ahli Berbagai biaya harus ditanggung oleh lembaga
dsbnya. Kondisi demikian dapat memberikan dalam peningkatan kualitas. Seharusnya biaya
peluang bagi guru untuk mereformasi sistem dialokasi kepada: (1) biaya pencegahan (2) biaya
pembelajarnnya karena memang guru tersebut deteksi/penilaian, (3) biaya kegagalan inrenal,
mempunyai kompetensi.
Kompetensi (4) biaya kegagalan eksternal. Biaya pencegahan
professional guru seharusnya meliputi akademis/ merupakan biaya yang terjadi untuk pencegahan
pendidikan, penelitian/action research ketidak kesempurnaan program dalam
classroom, pengabdian masyarakat/pelayanan. perancangan, pelaksanaan dan pemeliharaan
Ketiga kompetensi itu akan membentuk guru program. Biaya deteksi (penilaian) adalah biaya
secara utuh dalam profesinya yang kemudian yang terjadi untuk menentukan apakah program
dilengkapi dengan kompetensi personal dan memenuhi syarat kualitas. Dalam hal ini berfungsi
sosial
untuk mendeteksi adan menghindari kesalahan.
Strategi pembelajar pun akan menjadi suatu Biaya kegagalan internal adalah biaya yang terjadi
hal yang penting dalam peranannya untuk karena ada ketidak sesuaian dengan persyaratan
membentuk seseorang yang nantinya mampu dan terdeteksi sebelum program dilaksanakan.
bertahan dalam kehidupannya. Strategi Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang
84

Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006

Manajemen Pendidikan di Era Reformasi

terjadi karena program/jasa gagal memenuhi


syarat dan diketahui setelah program
dilaksanakan. Biaya ini merupakan biaya yang
paling membahayakan karena bila salah maka
menyebabkan reputasi buruk, kehilangan
pelanggan dan penurunan pangsa pasar.
Aspek pembiayaan sangatlah menentukan
kelangsungan dari suatu lembaga pendidikan.
Dalam merencanakan suatu pembiayaan
pendidikan apalagi pendidikan merupakan salah
satu bagian dari bisnis maka pengelolaan
keuangan sangat menentukan dalam meraih

keuntungan dan menjamin kelangsungan


lembaga tersebut. Balanced scorecard baik
diterapkan pada masa kini untuk peningkatan
kinerja keuangan namun tidak meninggalkan
aspek yang lain.
Dalam kenyataannya tidak dapat
dihindarkan lagi bahwa perlu biaya yang harus
dikeluarkan untuk operasional, riset dan
pengembangan, pembekalan, investasi masa
depan, dsb. Sementara pemasukkan cenderung
stabil. Lalu bagaimana untuk mengelola
keuangan tersebut. Perlu dipikirkan
perimbangan biaya pada setiap biaya yang
dikeluarkan. Perimbangan biaya ini tentunya
disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang
dimungkinkan. Perimbangan biaya tersebut
misalnya : (a) Lembaga telah mengeluarkan biaya
untuk pembekalan sumber daya manusia agar
mempelancar pelaksanaan operasional maka
dapat dilakukan satu program untuk
perimbangan biaya yang dapat dilakukan.
Misalnya menyusun satu paket pelatihan untuk
eksternal/orang luar yang dikemas secara
professional memanfaatkan sumber daya manusia
intern yang telah terlatih, dan menggunakan
fasilitas yang sudah ada. Maka keuntungan
ganda akan muncul, lembaga akan dikenal oleh
masyarakat, sumber daya manusia intern dapat
mengaktualisasi dirinya, memanfaatkan fasilitas
semaksimal mungkin dan lembaga mendapat
keuntungan nominal dari program tsb. (b)

Lembaga menyiapkan fasilitas gedung dengan


ruangan (aula) yang memadai untuk
memperlancar opersional. Setelah tidak ada
kegiatan sekolah maka aula, ruang lab dsb
menjadi ruangan kosong. Pada kondisi ini dapat
perimbangan biaya yang dapat dilakukan
misalnya dengan menyewakan ruangan tersebut
untuk masyarakat sekitar. Yang tentunya dalam
pelaksanaan perlu aturan main yang tidak
membahayakan atau merugikan lembaga.
Ruang/lab komputer dapat dimanfaatkan dan
dikelola untuk pelatihan/ruang kursus. Ruang
laboratorium beserta peralatan dapat dikelola
(seperti perpustakaan umum) untuk kegiatan
penelitian. Namun ada satu syarat bila dikelola
secara professional sehingga tidak menggangu

pelaksanaan kegiatan sekolah. (c) Pembuatan


buku yang didesain oleh lembaga dengan
melibatkan guru yang ada. Kondisi ini
menguntungkan karena sekolah sudah
mempunyai pasar sendiri sehingga tidak takut
lagi buku tersebut tidak akan laku. Sementara di
sisi lain dapat terciptanya wadah untuk
menyalurkan bakat guru sebagai penulis. (d)
Lembaga menciptakan perusahaan kecil sebagai
pendampingan misalnya percetakkan buku, toko
alat tulis, catering yang dikelola secara profesional
dan melibatkan kewenangan organisasi dalam
networking pelaksanaan. Misalnya ada makan
siang yang dikelola oleh lembaga, berarti
keuntungan bisa masuk ke lembaga lagi. (f)
Pendidikan saat ini sebagai suatu industri SDM
maka sudah tidak tabu lagi bila pembiayaan
menggunakan sponsor-sponsor sepanjang tidak
bertentangan dengan dunia pendidikan.

Marketing Pendidikan
Lembaga pendidikan selalu menginginkan
sekolahnya dicari oleh masyarakat. Di sisi lain
masyarakat membutuhkan informasi tentang
sekolah mana yang memenuhi standar mutu
sesuai yang diharapkan. Hal ini dibutuhkan oleh
masyarakat dalam rangka mereka memilih
sekolah untuk putra putrinya. Oleh karena itu
marketing pendidikan sebagai bidang yang harus
digarap secara serius dan menjadi lahan yang
diperhitungkan.
Dalam penggarapan marketing pendidikan
diperlukan:
1. Input:
a. riset pasar terutama mengenai data
customer, meliputi siapa yang menjadi
sasaran program, apa kebutuhan mereka,
bagaimana pandangan mereka tentang
pendidikan, bagaimana kemampuan
mereka dalam hal biaya/keuangan
masyarakat, trend pendidikan seperti apa
yang muncul di kalangan mereka, jenjang
sekolah mana yang menjadi incaran
b.

customer, siapa pemakai program, harapan


apa yang diinginan dari program.
data mengenai pesaing, meliputi siapa
yang perlu diperhitungkan menjadi
pesaing, apa keunggulan para pesaing
tersebut, apa yang dicari oleh customer
terhadap pesaing, hal apa saja yang

menjadi kelebihan pesaing dan menjadi


titik lemah lembaga.
2. Output:
a. product system, program apa saja yang akan
di pasarkan

Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006

85

Manajemen Pendidikan di Era Reformasi

b.

place system, tempat yang menjadi pasar


harus di ketahui
c.
promotion
sistem,
bagaimana
mempromosikan
program,
apa
keunggulan program
d.
price sistem, harga sebaiknya sangat
fruetuatif dan dinamis
3. Accounting information
Bagian marketing pendidikan berperan dalam
menyakinkan masyarakat untuk memberikan
kepercayaan dalam mendidik putra-putrinya.
Bagian marketing pendidikan akan lebih baik
jika didampingi dengan bagian technical care
education. Bagian ini berbeda dengan marketing.
Bagian ini berfungsi untuk membina hubungan
baik dengan masyarakat ketika mereka mulai
peduli dengan pendidikan. Bagian ini
menampung berbagai tanggapan masyarakat. Hal
ini penting jika terjadi pandangan negatif, atau
ketidakpuasan pelanggan terhadap lembaga/
sekolah maka dapat diadakan pendekatan
terlebih dahulu, dengan maksud supaya tidak
terjadi pelebaran masalah yang dapat
mengakibatkan kerugian bagi lembaga, sehingga
komplain dapat diminimalisir Selain itu bagian
ini juga membuat program-program dalam
konteks pendidikan agar orang tua/masyarakat
agar lebih memahami filosofi pendidikan. Hal ini
dimaksudkan supaya ketika lembaga hendak
mengadakan kerjasama dengan mereka maka
tidak terjadi kesenjangan pandangan. Kondisi ini
memungkinkan terjadi kerjasama dan saling
mendukung antara lembaga pendidikan dan
orang tua/masyarakat.

Penutup
Pembenahan secara total dengan tujuan
peningkatan mutu wajib dilakukan oleh lembaga
pendidikan. Pembenahan secara total meliputi
segala aspek. Jika ini dilakukan maka akan
membentuk sebuah jaringan yang kuat yang
secara serentak melaju mencapai tujuan/sasaran.
Dengan demikian maka sebuah lembaga
pendidikan akan tetap eksis dan terus berkembang
dalam kancah persiangan global.
Kepekaan melihat kondisi yang bergulir dan
peluang masa depan menjadi modal utama untuk
mengadakan perubahan paradigma dalam
manajemen pendidikan. Modal ini akan dapat
menjadi
pijakan
yang
kuat
untuk
mengembangkan pendidikan. Pada titik inilah
diperlukan berbagai komitmen untuk perbaikan
kualitas. Manakala tahu melihat peluang, dan
peluang itu dijadikan modal, kemudian modal
menjadi pijakan untuk mengembangkan
pendidikan yang disertai komitmen yang tinggi,

86

Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006

maka secara otomatis akan terjadi sebuah efek


domino (positif) dalam pengelolaan organisasi,
strategi, SDM, pendidikan dan pengajaran, biaya,
marketing pendidikan seperti yang sudah penulis
uraikan di atas.

Daftar Pustaka
Atmodiwirio, Soebagio. (2002). Manajemen pelatihan
Jakarta: Ardadizya Jaya
Baldrige National Quality Program. (2005). Education
criteria for performance excellence. Baldrige.
Hardjosoedarmo, Sowarsono. ( 2004). Total quality management. Yokyakarta: Andi
Hutagaol, Said. Sistem informasi manajemen (SIM). Universitas Kristen Indonesia
Junus, Falah. Manajemen peningkatan mutu pendidikan.
http://www.geocities.com/guruvalah/
artikelpendidikan/.html.
Mantja, Willem. Mananjemen pendidikan era
reformasi - Jurnal Ilmu Pendidikan, jilid 7,
nomor 2, Mei 2000, http://www.malang.ac.id/
jip/2000a.htm
McConkey, Dale D. (1982). Manajemen bagi organisasi
non perusahaan. PPM, Pustaka Binaman
Pressindo
Mulyadi. (2001). Balanced scorecard. Jakarta: Salemba
Empat
Mulyasa. Manajemen berbasis sekolah konsep, strategi dan
implementasi. Bandung: Remaja Rosda Karya
Mukhtar. (2003). Merabah menejemen baru pendidikan
tinggi Islam. Misaka Galiza
Pidarta, Made. Mananjemen pendidikan era era globalisasi
- Jurnal Ilmu Pendidikan, jilid 7, nomor 2, Mei
2000, http://www.malang.ac.id/jip/2000a.htm
Saputra, Arvin. (2003). Masa depan pendidikan. Lucky
Publishers
Sudjana. (2004). Manajemen program pendidikan.
Bandung: Falah Production
Syafaruddin. (2002). Manajemen mutu terpadu dalam
pendidikan (konsep, strategi dan aplikasi). Jakarta:
Grasindo
Tangyong, Agus. Manajemen mutu terpadu dalam
pendidikan. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di
Indonesia
Tjiptono, Fandy. (2001). TQM. Yogyakarta: Andi
Umar, Husein. (1999). Riset sumber daya manusia dalam
organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Wahyuni, Erma. Balanced Scorecard untuk Manajemen
Publik, YPAPI, Yokyakarta
Wen, Syling. (2000). Future of education. An Asiapac
Publication
Widjaja Tunggal, Amin. (2002). Memahami konsep balanced scorecard. Jakarta: Harvarindo
Widayati, Sri. (2002). Reformasi pendidikan dasar. Jakarta:
Grasindo

dilakukan oleh para guru.

Anda mungkin juga menyukai