Hal.76-86 ManajemenPendidikan PDF
Hal.76-86 ManajemenPendidikan PDF
Opini
Abstrak
Pergeseran paradigma yang awalnya memandang lembaga pendidikan sebagai lembaga sosial dan kini menjadi
suatu lahan bisnis mengindikasikan perlunya perubahan pengelolaan. Perubahan pengelolaan ini seirama
dengan tuntutan zaman. Situasi, kondisi dan tuntutan pada era reformasi membawa konsekwensi kepada
pengelola pendidikan untuk melihat kebutuhan kehidupan di masa depan. Maka merupakan hal yang logis
ketika pengelola pendidikan mengambil langkah antisipatif untuk mempersiapkan diri bertahan pada zamannya.
Mempertahankan diri dengan tetap mengacu pada mutu pendidikan berkaitan erat dengan manajemen
pendidikan. Manajemen pendidikan pada era reformasi merupakan pembenahan manajemen yang serius
dengan menekanakan pembenahan secara global. Pembenahan secara global meliputi 7 bidang utama yang
perlu di kelola dengan pendekatan manajemen baru. Ke 7 bidang tersebut adalah (a) sensitivitas lembaga
terhadap perubahan dan peluang, (b) manajemen organisasi, (c) manajemen strategi, (d) manajemen
sumber daya manusia, (e) reformasi pembelajaran, (f) pembiayaan pendidikan, (g) marketing pendidikan
Kata kunci : Manajemen pendidikan, sensitivitas lembaga, manajemen organisasi, manajemen strategi,
manajemen sumber daya manusia, reformasi pembelajaran, pembiayaan pendidikan, marketing
pendidikan
Paradigm shift in education resulted in the change of role of educational institution from social as non profit
to profit making busines. The change requires the management improment to enable the educational
instituton to sustain, develop, and competc. Board on the future needs, each educational institution
should reform or transform itself to answer the demans of society in general and labour market in particular.
In line with the paradigm shift, this article discusses the need to improve educational management from
seven aspects: (a) sensitivy of change and opportunity, (b) organization management, (c) management
strategy, (d) human resource management, (e)educational financing, (F) instructional reform and educational
marketing.
Pendahuluan
emerintah telah mencanangkan wajib
belajar 9 tahun bagi anak Indonesia,
kemudian diteruskan menjadi 12 tahun,
akan lebih baik menjadi 16 tahun sampai
mereka dapat meneruskan ke perguruan tinggi.
Setelah mereka menyelesaikan tahapan
pendidikan, mereka akan bekerja atau dapat
dikatakan terjun ke masyarakat. Usia produktif
seseorang diperkirakan mencapai 50 tahunan.
Jika dikaruniai umur panjang masih dapat
memasuki masa pensiun dan berkarya lagi.
Melalui tahapan pendidikan 9 sampai 16 tahun
*) Kepala Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan (III) BPK PENABUR Jakarta, Juara I Lomba Karya Tulis
76
77
78
79
Manajemen Organisasi
80
Manajemen
annya, murid
menuruti.
Strategi
81
in o
vas
i
SA
SA
RA
N
ME
NE
NT
UK
AN
Me
ng
em
ba
ng
ka
n
si
va
AN
AR
AS
NS
AIA
AP
NC
PE
ti
mo
Me
n
ika
as
nik
DM
mu
nS
ko
ka
ng
ng
Me
ba
em
ng
Me
N
KA
AH
AR
NG
ME
an
sik
isa
an
org
ng
Me
82
Reformasi Pendidikan
Reformasi kini menjadi suatu keharusan dalam
pembenahan
pendidikan
khususnya
pembelajaran. Reformasi ada dalam rangka
memuaskan pelanggan/masyarakat dengan
memberikan pelayanan yang lebih baik agar
sesuai dengan harapan dan kebutuhan mereka..
Konsep pembelajaran reformatif berpusat
kepada siswa, interaktif atau terjadi interaksi multi
arah, multidisipliner, kerja kelompok, guru
sebagai fasilitator, mengajarkan bagaimana
mempelajari sesuatu, dimungkinkan tim teaching
untuk memperoleh kajian lintas disipliner,
memberikan peluang kepada siswa mengalami
berbagai gaya belajar, pembelajaran kristis dengan
pendekatan pemecahan masalah (problem solving)
yang berorientasi ke masa depan. Untuk dapat
melaksanakan pembelajaran reformatif maka
perlu diadakan persiapan baik dari guru maupun
siswa. Guru harus bersikap demokratis, selalu
mengembangkan kemampuannya dan belajar
terus. Harus ada perubahan paradigma guru
dengan strategi seperti (a) guru berhak untuk
mencari informasi dan mengembangkan diri
dalam jam kerjanya baik secara individual
83
maupun kelompok (diskusi) misalnya 4 jam/ pembelajaran dapat berdasarkan kepada learning
minggu, (b) guru berhak mengikuti pelatihan how to know/learning how to think, learning how to
yang telah didesain dan ditetapkan oleh learn, learning how to do, learning how to live together,
organisasi dan dimungkinkan pilihannya sendiri learning how to be, learning how to have a mastery of
misalnya 100 jam/tahun, (c) guru berhak local, learning how to understand the nature/God made
membuat karya tulis ilmiah dan dipublikasikan (belajar mengetahui/belajar berpikir, belajar
misalnya minimal 1 tulisan/semester, (d) guru bagaimana belajar, belajar berbuat, belajar hidup
berhak membuat penelitian sederhana minimal 1 bersama, belajar menjadi diri sendiri, belajar
menyesuaikan diri dengan kebutuhan lokal,
penelitian/tahun
Kondisi demikian tentunya membawa belajar memahami lingkungan sekitar). Ahli
konsekuensi yang perlu direncanakan misalnya manajemen Jepang, Konsosuke Matsuhita,
adanya wadah untuk menampung tulisan guru, mengemukakan bahwa sebelum belajar
adanya reward bagi guru yang sudah berusaha melakukan sesuatu, harus kita pelajari dulu
keras mengembangkan diri. Dalam pelaksanaan bagaimana seharusnya kita berperilaku sebagai
dapat dilakukan dengan program pembimbingan manusia. Dari sana, dapatlah dikatakan bahwa
antarguru. Misalnya membuat karya tulis ilmiah, mengajarkan bagaimana sesuatu seharusnya
guru yang mampu dapat menjadi membimbing dilakukan adalah pendidikan dalam bentuknya
guru yang belum mampu sehingga guru yang yang paling rendah. Pendidikan seharusnya
mampu bertumbuh menjadi pembimbing mengajari bagaimana caranya belajar dan bukan
sedangkan guru yang belum mampu mempelajari memberikan instruksi tentang suatu pelajaran
sesuatu dari temannya. Setiap terjadi tertentu. Apa yang harus dipelajari tidaklah benarpembimbingan maka nama pembimbing benar penting. Yang penting adalah bagaimana
c
a
r
a
tercantum dalam
mempelajarinya.
karya tersebut.
Dengan demikian
Program demikian
maka
dapat
dapat dinamakan
Pendidikan seharusnya mengajari
mengakomodasi
t u m b u h
bagaimana caranya belajar dan bukan
pergeseran fungsi
bersama.
pembelajaran dari
U n t u k
memberikan instruksi tentang suatu
terbatas
pada
merangsang
pelajaran tertentu. Apa yang harus
t a h a p a n
terjadinya proses
dipelajari tidaklah benar-benar penting. p e n d i d i k a n
pembelajaran
m e n j a d i
reformatif maka
Yang penting adalah bagaimana cara
pembelajaran
diperlukan langkah
mempelajarinya.
seumur hidup. Hal
langkah
yang
ini terjadi karena
disebut dengan
situasi dan kondisi
TUAI
masa
depan,
yang
artinya
:
Tunjukkan yang terus bergulir begitu cepat sehingga
kemampuanmu, Usahakan sebaik mungkin, seseorang perlu belajar seumur hidup.
Akal dan pikiran terus dimotivasi, Informasi dan
Ilmu dicari terus. Selain itu perlu labelisasi guru
Pembiayaan Pendidikan
kompetensi dan kemampuan yang ditentukan
misalnya, guru yunior, guru senior, pelatih
yunior, pelatih senior, penulis buku, staf ahli Berbagai biaya harus ditanggung oleh lembaga
dsbnya. Kondisi demikian dapat memberikan dalam peningkatan kualitas. Seharusnya biaya
peluang bagi guru untuk mereformasi sistem dialokasi kepada: (1) biaya pencegahan (2) biaya
pembelajarnnya karena memang guru tersebut deteksi/penilaian, (3) biaya kegagalan inrenal,
mempunyai kompetensi.
Kompetensi (4) biaya kegagalan eksternal. Biaya pencegahan
professional guru seharusnya meliputi akademis/ merupakan biaya yang terjadi untuk pencegahan
pendidikan, penelitian/action research ketidak kesempurnaan program dalam
classroom, pengabdian masyarakat/pelayanan. perancangan, pelaksanaan dan pemeliharaan
Ketiga kompetensi itu akan membentuk guru program. Biaya deteksi (penilaian) adalah biaya
secara utuh dalam profesinya yang kemudian yang terjadi untuk menentukan apakah program
dilengkapi dengan kompetensi personal dan memenuhi syarat kualitas. Dalam hal ini berfungsi
sosial
untuk mendeteksi adan menghindari kesalahan.
Strategi pembelajar pun akan menjadi suatu Biaya kegagalan internal adalah biaya yang terjadi
hal yang penting dalam peranannya untuk karena ada ketidak sesuaian dengan persyaratan
membentuk seseorang yang nantinya mampu dan terdeteksi sebelum program dilaksanakan.
bertahan dalam kehidupannya. Strategi Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang
84
Marketing Pendidikan
Lembaga pendidikan selalu menginginkan
sekolahnya dicari oleh masyarakat. Di sisi lain
masyarakat membutuhkan informasi tentang
sekolah mana yang memenuhi standar mutu
sesuai yang diharapkan. Hal ini dibutuhkan oleh
masyarakat dalam rangka mereka memilih
sekolah untuk putra putrinya. Oleh karena itu
marketing pendidikan sebagai bidang yang harus
digarap secara serius dan menjadi lahan yang
diperhitungkan.
Dalam penggarapan marketing pendidikan
diperlukan:
1. Input:
a. riset pasar terutama mengenai data
customer, meliputi siapa yang menjadi
sasaran program, apa kebutuhan mereka,
bagaimana pandangan mereka tentang
pendidikan, bagaimana kemampuan
mereka dalam hal biaya/keuangan
masyarakat, trend pendidikan seperti apa
yang muncul di kalangan mereka, jenjang
sekolah mana yang menjadi incaran
b.
85
b.
Penutup
Pembenahan secara total dengan tujuan
peningkatan mutu wajib dilakukan oleh lembaga
pendidikan. Pembenahan secara total meliputi
segala aspek. Jika ini dilakukan maka akan
membentuk sebuah jaringan yang kuat yang
secara serentak melaju mencapai tujuan/sasaran.
Dengan demikian maka sebuah lembaga
pendidikan akan tetap eksis dan terus berkembang
dalam kancah persiangan global.
Kepekaan melihat kondisi yang bergulir dan
peluang masa depan menjadi modal utama untuk
mengadakan perubahan paradigma dalam
manajemen pendidikan. Modal ini akan dapat
menjadi
pijakan
yang
kuat
untuk
mengembangkan pendidikan. Pada titik inilah
diperlukan berbagai komitmen untuk perbaikan
kualitas. Manakala tahu melihat peluang, dan
peluang itu dijadikan modal, kemudian modal
menjadi pijakan untuk mengembangkan
pendidikan yang disertai komitmen yang tinggi,
86
Daftar Pustaka
Atmodiwirio, Soebagio. (2002). Manajemen pelatihan
Jakarta: Ardadizya Jaya
Baldrige National Quality Program. (2005). Education
criteria for performance excellence. Baldrige.
Hardjosoedarmo, Sowarsono. ( 2004). Total quality management. Yokyakarta: Andi
Hutagaol, Said. Sistem informasi manajemen (SIM). Universitas Kristen Indonesia
Junus, Falah. Manajemen peningkatan mutu pendidikan.
http://www.geocities.com/guruvalah/
artikelpendidikan/.html.
Mantja, Willem. Mananjemen pendidikan era
reformasi - Jurnal Ilmu Pendidikan, jilid 7,
nomor 2, Mei 2000, http://www.malang.ac.id/
jip/2000a.htm
McConkey, Dale D. (1982). Manajemen bagi organisasi
non perusahaan. PPM, Pustaka Binaman
Pressindo
Mulyadi. (2001). Balanced scorecard. Jakarta: Salemba
Empat
Mulyasa. Manajemen berbasis sekolah konsep, strategi dan
implementasi. Bandung: Remaja Rosda Karya
Mukhtar. (2003). Merabah menejemen baru pendidikan
tinggi Islam. Misaka Galiza
Pidarta, Made. Mananjemen pendidikan era era globalisasi
- Jurnal Ilmu Pendidikan, jilid 7, nomor 2, Mei
2000, http://www.malang.ac.id/jip/2000a.htm
Saputra, Arvin. (2003). Masa depan pendidikan. Lucky
Publishers
Sudjana. (2004). Manajemen program pendidikan.
Bandung: Falah Production
Syafaruddin. (2002). Manajemen mutu terpadu dalam
pendidikan (konsep, strategi dan aplikasi). Jakarta:
Grasindo
Tangyong, Agus. Manajemen mutu terpadu dalam
pendidikan. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di
Indonesia
Tjiptono, Fandy. (2001). TQM. Yogyakarta: Andi
Umar, Husein. (1999). Riset sumber daya manusia dalam
organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Wahyuni, Erma. Balanced Scorecard untuk Manajemen
Publik, YPAPI, Yokyakarta
Wen, Syling. (2000). Future of education. An Asiapac
Publication
Widjaja Tunggal, Amin. (2002). Memahami konsep balanced scorecard. Jakarta: Harvarindo
Widayati, Sri. (2002). Reformasi pendidikan dasar. Jakarta:
Grasindo