Anda di halaman 1dari 50

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Kajian Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian


singkat hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya tentang masalah yang sejenis, selain itu
berupa buku yang sudah diterbitkan. Kajian pustaka
ini berfungsi untuk menunjukkan orisinalitas/keaslian
penelitian. Berikut ini beberapa penelitian
sebelumnya yang dapat penulis kemukakan sebagai
bahan pustaka :
a. Penelitian yang dilakukan oleh Jundan pada
tahun 2013 dengan judul Efektifitas
penggunaan multimedia dalam pembelajaran
sirah nabawiyah. Tujuan penelitian ini ingin
mengetahui bagaimana efektifitas
penggunaaan multimedia dalam pembelajaran
sirah nabawiyah. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian lapangan (field research) dengan
menggunakan rumus uji t. Adapun hasil
penelitian yang dilakukan oleh Jundan ialah
bahwa pada hakikatnya upaya penggunaan
media pendidikan dalam proses belajar
mengajar merupakan upaya untuk membantu
siswa dalam pemahaman menangkap
pelajaran, lebih-lebih pada materi pelajaran
yang butuh penjelasan kongkrit sehingga siswa
menangkap materi tidak salah. Kelebihan
skripsi ini adalah banyak terdapat metode-

15
metode pembelajaran yang sangat unik
sehingga siswa-siswi termotivasi dengan cara
tersebut. Namun, dalam hal lainnya terdapat
juga kelemahan-kelemahan yaitu tidak dibahas
didalamnya tentang berbagai media
pembelajaran yang di gunakan dalam proses
belajar mengajar. Adapun kaitan penelitian
yang dilakukan oleh Jundan dengan tesis saya
adalah sama-sama berbicara tentang
penggunaan media pembelajaran dalam
pembelajaran sirah nabawiyah. Penggunaan
media nazam bersifat apa yang sesungguhnya
terjadi antara guru dan murid dalam proses
pembelajaran sirah nabawiyah. Ini merupakan
strategi yang khusus antara prosedur dan
praktek yang sesungguhnya di dalam kelas.
b. Ahmad Afidh Niama (UIN Sunan Kalijaga, 2012) dalam
skripsinya yang berjudul Nilai-Nilai Akhlak Dalam
Nazam Alfiyah Ibnu Malik Fi Al-Nahw Wa Al-Sharf dan
Relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini
bertujuan untuk menginterpretasikan dan mendeskripsikan
nilai-nilai akhlak dalam nazam Alfiyah Ibnu Malik Fi Al-
Nahw Wa Al-Sharf. Hasil penelitian menunjukkan nilai-nilai
akhlak terbagi dalam berbagai ruang lingkup berisikan
memuji, zikir, berdoa kepada Allah serta salawat atas nabi.
Kelebihan skripsi ini, dapat lebih memperjelas tentang
fungsi nazam untuk sebuah pembelajaran
17 baik secara formal
maupun non formal. Sedang kekurangannya adalah:
memeperkecil pembahasan tentang contoh-contoh kongkrit
lainnya mengenai pembentukan akhlaq karena terbatas
dengan teks-teks nazam yang telah ditentukan.

16
c. Muhammad Aufa (IAIN Walisongo Semarang, 2012) dalam
skripsinya yang berjudul Studi Korelasi Antara Tingkat
Hafalan Nazam Alfiyah dan Kemampuan Memahami Kitab
Fiqh Santri Tingkat Tsanawiyah di Pesantren Al-Itqon
Gugen Kota Semarang. Jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian
menunjukkan tingkat hafalan dan pemahaman kitab fiqh
baik dan lebih dari cukup. Kelebihan skripsi ini aadaalaha
dapat membuktikan bahawa media nazam adalah sebuah
titian ingatan dalam berbagai usaha mempercerdaskan
peserta didik baik di Madrasah maupun di Pesantren.
Sedang kelemahannya adalah: Dengan menghafal nazam
saja, tujuan pembelajaran hanya tercapai di bagian ranah
kognitif saja, sedang ranaah afektif dan psikomotorik
daalam pembelajaran kurang tercapa keberhasilannya.
Berdasarkan pada penelitian yang sudah
ditemukan di atas, penulis belum menemukan
penelitian yang mengangkat tentang Penggunaan
Media Nazam Aceh Untuk Peningkatan Pemahaman
Sirah Nabawiyah Siswa Kelas III MIN Blang Mane
Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen
Tahun 2015. Dengan demikian, penelitian ini
memenuhi kriteria kebaruan.

B. Landasan Teori
1. Pengertian Media

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya


teknologi informasi, sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan
implementasi strategi pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut
para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran
merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi
selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim

17
pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen
pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-
kadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi.
Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi
pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber
belajar.1
Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara
harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Tetapi secara lebih
khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan
sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual
atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong
terlibat dalam proses pembelajaran.2
Secara umum media merupakan kata jamak dari medium,
yang berarti perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk
berbagai kegiatan atau usaha, seperti media dalam penyampaian
pesan, media pengantar magnet atau panas dalam bidang teknik.
Istilah media digunakan juga dalam bidang pengajaran atau
pendidikan sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau
media pembelajaran.
Berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media diatas,
berikut ciri-ciri umum yang terkandung pada tiap batasan itu.
a. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa
ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras) yaitu

1Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart


Proses Pendidikan, (Jakarta :Kencana Prenada Media, 2006),
hlm. 160

2Robertus Angkowo dan A. Kosasih, Optimalisasi Media


Pembelajaran,(Jakarta: Grasindo,2007), hlm. 70

18
sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba
dengan pancaindera.
b. Media pendidikan memiliki pengertian non fisik yang
dikenal sebagai software (perangkat lunak) yaitu
kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras
yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada
siswa.3
Konsep lain yang sangat berkaitan dengan media
pembelajaran adalah istilah sumber belajar. Dalam pengertian yang
sederhana, pengajaran praktis dewasa ini yang masih di pandang
sebagai sumber belajar (learning resources) adalah guru dan
bahan-bahan belajar/ pengajaran, buku-buku pelajaran maupun
semacamnya. Dalam desain pengajaran yang biasa disusun guru
terdapat salah satu komponen pengajaran yang dirancang berupa
sumber belajar / pengajaran yang umumnya diisi dengan buku-
buku rujukan (buku bacaan wajib/ anjuran). Pengertian sumber
belajar sesungguhnya tidak sesempit itu, sumber belajar bisa
berupa pesan (message), orang (people), bahan (materials), alat
(device), teknik (teqnique), dan latar/ lingkungan (setting).4

1.1 Macam-macam Media Pembelajaran dan


Karakteristiknya.
Dalam perkembangannya media pembelajaran seharusnya
mengikuti perkembangan teknologi. Teknologi yang sangat
sederhana yang sering di manfaatkan dalam proses belajar
mengajar adalah percetakan yang mana teknologi ini
memproduksi dengan cara mekanisme. Kemudian lahir teknologi
audiovisual yang menggabungkan penemuan mekanis dan
elektronis untuk tujuan pembelajaran. Teknologi yang terakhir
3 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran., hlm. 6-7

4Ahmad Rohadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,


2004), hlm. 161-165.

19
muncul adalah teknologi mikroprosesor (otak komputer) yang
melahirkan pemakaian komputer. Pencipta teknologi ini adalah
orang nomor 1 terkaya di dunia yaitu Bill Gates dan beliau adalah
pemilik perusahaan mikroprosesor terbesar Microsoft. Berdasarkan
perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran dapat
dikelompokkan dalam empat kelompok, yaitu :
a. Media hasil teknologi cetak. Teknologi cetak adalah cara
untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti
buku dan materi visual statis terutama melalui proses
pencetakan makenis atau foto grafis. Kelompok media
hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto atau
representasi fotografik dan reproduksi. Materi cetak dan
visual merupakan dasar pengembangan dan penggunaan
kebanyakan materi pembelajaran lainnya. Dua komponen
pokok tekhnologi ini adalah materi teks verbal dan materi
visual yang dikembangkan berdasarkan teori yang
berkaitan dengan persepsi visual, membaca, memproses
informasi, dan teori belajar. Teknologi cetak memiliki ciri-
ciri berikut :
1) Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati
berdasarkan ruang.
2) Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi
satu arah dan reseptif.
3) Teks dan visual ditampilkan statis (diam).
4) Pengembangannya sangat tergantung kepada
prinsip-prinsip kebahasan dan persepsi visual.
5) Baik teks maupun visual berorientasi (berpusat)
pada siswa.
6) Informasi dapat diatur kembali atau ditata ulang
pemakai.5
b. Media hasil teknologi audiovisual, teknologi audio-visual
cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan
5Ahmad Rohadi, Pengelolaan Pengajaran, hlm. 29-31

20
menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk
menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran
melalui audio-visual jelas bercirikan pemakaian perangkat
keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film,
tape recorder, radio, alat perekam magnetic, piringan
hitam, laboratorium bahasa, televisi, video dan proyektor
visual yang lebar.6 Jadi, pengajaran melalui audio visual
adalah produksi dan penggunaan materi yang
penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta
tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau
simbol-simbol yang serupa. Ciri-ciri utama teknologi
media audio-visual adalah sebagai berikut :
1) Mereka biasanya bersifat linear.
2) Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis.
3) Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh perancang /pembuatnya.
4) Mereka menggunakan representasi fisik dari gagasan
real atau gagasan abstrak.
5) Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis
behaviorisme dan kognitif.
6) Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan
tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah.
c. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, merupakan
cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan
menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor.
Perbedaan antara media yang dihasilkan oleh teknologi berbasis
komputer dengan yang dihasilkan dari dua teknologi yang
lainnya adalah karena informasi/materi disimpan dalam bentuk
digital, bukan dalam bentuk cetakan atau visual. Aplikasi
tersebut apabila dilihat dari cara penyajian dan tujuan yang
ingin dicapai meliputi tutorial (penyajian materi pelajaran
secara bertahap), drills and practice (latihan untuk membantu

6 Arief S. Sadiman, M.Sc. dkk, Media Pendidikan..hlm. 49

21
siswa menguasai materi yang telah dipelajari sebelumnya),
permainan dan simulasi (latihan mengaplikasikan pengetahuan
dan ketrampilan yang baru dipelajarai), dan basis data (sumber
yang dapat membantu siswa menambah informasi dan
pengetahuannya sesuai dengan keinginan masing-masing).
Beberapa ciri media yang dihasilkan teknologi berbasis
komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak)
adalah sebagai berikut :
1) Mereka dapat digunakan secara acak, non-sekuansial,
atau secara linear.
2) Mereka dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa
atau berdasarkan keinginan perancang/pengembang
sebagaimana dirancang.
3) Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya
abstrak dengan kata, simbol dan grafik.Prinsip-prinsip
ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini
4) Pembelajaran dapat berorientasi siswa dan melibatkan
interaktivitas siswa yang tinggi.
b. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.
Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan
menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian
beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.
Perpaduan beberapa jenis teknologi ini dianggap teknik
yang paling canggih apabila dikendalikan oleh komputer
yang memiliki kemampuan yang hebat seperti jumlah
random access memory yang besar, hard disk yang besar,
dan monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan
piperial (alat-alat tambahan seperti video disk player,
perangkat keras untuk bergabung dalam satu jaringan,dan
sistem audio). Beberapa ciri utama teknologi berbasis
komputer adalah sebagai berikut:
1) Ia dapat digunakan secara acak, sekuensial, secara
linear.

22
2) Ia dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa
bukan saja dengan cara yang direncanakan dan
diinginkan oleh perancangnya.
3) Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik
dalam konteks pengalaman siswa, menurut apa yang
relevan dengan siswa, dan di bawah pengendalian.
4) Prinsip ilmu kognitif dan kontruktivisme diterapkan
dalam pengembangan dan penggunaan pelajaran.
5) Pembelajaran di tata dan terpusat pada lingkup kognitif
sehingga pengetahuan dikuasai jika pelajaran itu
digunakan.
6) Bahan-bahan pelajaran melibatkan banyak
interaktivitas siswa.
7) Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari
berbagai sumber.
Menurut Dr. Wina Sanjaya, M.Pd. media pembelajaran
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari
sudut mana melihatnya.
a. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
1) Media Auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar
saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti
radio dan rekaman suara.
2) Media Visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja,
tidak mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam
media ini adalah film slide, foto, tranparansi, lukisan,
gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti
media grafis dan lain sebagainya.
3) Media Audiovisual, yaitu jenis media yang selain
mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar
yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai
ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan
media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab
mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan
kedua.
b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula

23
dibagi ke dalam:
1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak
seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat
mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual
secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang
dan waktu seperti film slide, film, video, dan lain
sebagainya.
c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi
ke dalam:
1) Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip,
transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang
demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film
projector untuk memproyeksikan film, slide projector untuk
memproyeksikan film slide, operhead projector (OHP)
untuk memproyeksikan tranparansi. Tanpa dukungan alat
proyeksi semacam ini, maka media semacam ini, maka
media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.
2) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto,
lukisan, radio, dan lain sebagainya.7

2. Pengertian Nazam
Nazam berarti sajak (syair); karangan.8 Nazam berasal dari
Bahasa Arab al-nazam yang oleh Al Jurjany didefinisikan sebagai
rangkaian kata-kata atau kalimat-kalimat yang runtut maknanya,
bersesuaian penunjukan artinya, menurut penangkapan akal.

7Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi


StandarProses Pendidikan, hlm. 170-171

8Dendy Sugono, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat


Bahasa, 2008), hlm. 999

24
Nazam adalah kalimat yang tersusun dan disyairkan serta
berisi suatu ilmu. Selain nazam, dalam nazam Alfiyah Ibnu Mlik
Fi an-Nahw Wa a-arf juga terdapat banyak syiir yang dijadikan
contoh dalam pembelajaran kitab tersebut. Antara nazam dan syiir
terkadang disamakan, akan tetapi kalau melihat pada contoh-contoh
yang ada, maka diantara keduanya ditemukan perbedaan yang
cukup mendasar. Adapun syiir adalah kata-kata yang disyairkan
dan berpatokan pada keselarasan suara untuk memberikan isyarat
dengan rasa bahasa yang bisa berpengaruh dan berbentuk imajinasi
(hayalan). Jadi syiir itu bersifat angan-angan (imagine), sedangkan
nazam (puisi) berisikan ilmu pengetahuan serta dibuat oleh seorang
nzim (pembuat nazam). Kalau syiir dibuat murni oleh penyair
(pujangga). Jadi puisi Ibnu Mlik merupakan puisi ilmiah (nazam
ilmi).9
Nazam tersebut bila dipahami dalam bahasa Indonesia sama
halnya dengan sebuah karya sastra yakni puisi. Alasan utama
mengatakan nazam adalah karya sastra yaitu bahwa dalam segi
kebahasaan dan makna terkandung di dalamnya memiliki nilai
estetika (keindahan). Dalam nazam Alfiyah Ibnu Malik.
Nazam Imam Muhammad ini termasuk nazam-an yang
sering digunakan dalam pembelajaran ilmu nahwu dan ilmu araf
khususnya di madrasah Salafiyah dan pondok pesantren. Secara
umum nazam Alfiyah Ibnu Mlik Fi an-Nahw Wa a-arf berisi
kaedah-kaedah nahwu dan araf. Akan tetapi bila dikaji lebih
mendalam nazam tersebut juga mencakup nilai-nilai akhlak, seperti
nilai akhlak kepada Allah . yang tersirat dalam nazam :
Artinya: Syaikh Muhammad cucu
Mlik berkata; aku memuji Tuhanku Allah yang merupakan
terbaiknya at yang merajai.
Secara umumnya nazam ialah syair Arab yang bermaksud
puisi. Namun terdapat beberapa pengertian yang digunakan untuk
9Wawan Hariyanto, Problematika Penerjemahan Nazam
Alfiyah Ibnu Malik...hlm. 21

25
memahami puisi Melayu berbentuk nazam ini. Dari sudut
etimologinya, nazam membawa maksud susunan, undang-undang,
atau keterikatan kepada sesuatu hukum.10 Hal ini menjelaskan
bahawa nazam juga digunakan untuk pengertian puisi yaitu sesuatu
bahasa yang berirama. Oleh itu, ia memerlukan susunan dan
hukumnya yang tersendiri. Puisi nazam juga dikatakan berasal dari
istilah Arab yaitu nazm yang bermaksud satu susunan puisi
(poem) atau (poetry) secara umum.11 Namun, dalam bacaan puisi-
puisi Arab Parsi tidak ada istilah nazam sebagai sebuah genre puisi
yang tersendiri berbanding yang lain seperti rubai, kitah, masnawi,
dan ghazal. Seterusnya, ia juga tidak termasuk dalam pola irama
puisi Arab seperti basit, kamil, thawil, madid, dan wafir. Walau
bagaimanapun, perkataan nazam tidak dapat dipastikan sebagai
sebuah genre puisi dalam Bahasa Melayu pada peringkat awalnya. 12
Contohnya di negeri Pahang, istilah nazam adalah bersamaan
dengan lagu atau zikir dan bernazam ialah melagukan puisi untuk
tujuan menyambut suatu acara. Seterusnya, seringkali masyarakat
mendefinisikan nazam sebagai syair arab tetapi tidak mempunyai
persamaan dengan syair Melayu kerana bentuknya berbeza
walaupun iramanya sama.13 Nazam dilagukan oleh alim ulama

10Abdul Rahman Napiah (Mana Sikana), Sastera Melayu Klasik:


Warisan Keemasan, (Singapura: Pustaka Nasional PTE LTP,
1997), hlm. 126.

11Harun Mat Piah, Puisi Melayu Tadisional : Satu Pembicaraan


Genre dan Fungsi, (Kuala Lumpur, Dewan Bahasa dan Pustaka,
1997), hlm. 282.

12Harun Mat Piah, Puisi Melayu Tadisional..., hlm. 283

13Alwi Salim, Puisi Melayu, (Penerbit Fajar Bakti Sdn. Bhd,


1983), hlm. 87.

26
untuk dijadikan pengajaran dan pujian ke atas nabi dan orang-orang
terpilih.
Menurut Damani dalam Sedyawati, isi nazam dalam
mengisahkan tentang Nabi Muhammad tidak bisa dibuat dari
bahan rekaan, tetapi harus bersumber pada Al-quran dan Alhadis.
Damani menyandarkan segala isidalam Shalawat/ kisah nabi
sumber hukum Islam yaitu pada Al-Quran dan Hadits. Oleh karena
itu, dari sisi kandungannya salawatan atau puji-pujian dan sejarah
tentang nabi harus berisikan ajaran moral, nasihat, dan pendidikan,
contohnya pada nazam aceh. Biasanya salawatan atau puji-pujian
yang bermuatan ajaran moral dan nasihat diberi pengantar nazam
Arab yang berkaitan dengan pujian terhadap Nabi Muhammad .14
Nazam Dua Puluh Lima Rasul, yang didahului dengan puji-
pujian kepada nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad S.A.W. Syair-
syair jenis ini biasanya dinyanyikan bersama dalam perayaan
Maulid Nabi. Menurut sejarawan Muslim abad ke-15 M dari
Malabar, Zainuddin al-Malibari dalam kitabnya Tuhfat al-
Mujahidin, dakwah Islam di India dan Nusantara mendapat Jurnal
Lektur Keagamaan, sambutan penduduk antara lain karena
pengaruh pembacaan nazam pujian kepada Nabi Muhammad
yang disajikan dengan cara yang menarik perhatian. Dimasukkan
ke dalam karya bercorak ta uf, karena karya seperti ini memang
ditulis oleh para sufi dengan nafas dan simbol-simbol sufistik yang
kental. Misalnya perumpamaan terhadap Nabi Muhammad
sebagai matahari yang menerangi dunia, bulan purnama, kekasih
Tuhan, teladan bagi sekalian ahli makrifat, dan lain sebagainya.
Setiap baris mengandungi lima atau enam perkataan dan 10
hingga 12 suku kata. Kemudian terdapat juga pendapat yang
mengatakan bahwa dalam sebaris mengandungi enam perkataan
dan lebih 20 suku kata. Di samping itu, unit minimum bagi
sesebuah puisi nazam adalah satu rangkap terdiri daripada dua
14 Sedyawati, Edi, dkk. Sastra Jawa: Suatu Tinjauan Umum,
( Jakarta: Pusat Bahasa, Balai Pustaka. 2002), hlm. 209

27
baris. Seterusnya unit maksimum pula tidak ditentukan bahkan ia
mungkin sebuah buku terdapat 1000 rangkap.
Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan
sikap dan periklaku dapat terjadi karena interaksi antara
pengalaamn baru dengan pengalaman yang dialami sebelumnya.
Hal ini memberikan petunjuk bahwa agar proses belajar mengajar
dapat berhasil dengan baik.
Adapun kelebihan-kelebihan penggunaan nazam antara lain
sevagai berikut :
a. Membuat siswa aktif bergerak
b. Meningkatkan rasa percaya diri dan kebanggaan
dalam diri anak
c. Pendidik dapat mengamati perkembangan siswa,
terutama kemampuan verbal dan daya tangkap
d. Memacu perkembangan otak anak
e. Siswa dapat mendengar dan menikmati nazam
f. Mengalami rasa senang menyanyi bersama
g. Merasa senang bernazam dan belajar bagaimana
mengendalikan suara
h. Bernazam dapat membantu daya ingat siswa,
sehingga siswa dengan mudah dapat mengulang
kembali pelajarannya melalui nazam yang telah
dipelajarinya.

Berikut beberapa contoh nazam Aceh tentang kisah 25


Nabi :

Mandum Nabi beutaturi wahe taulan


25 yang tersebut dalam Al-Quran
Pertama phon ulon suson Nabi Adam
Nyan indatu wahee teungku mandum insan

Yang ke dua hai saudara Nabi Idris


Lam syuruga dalam mata neu top iblis

28
Lhee Nabi Nuh mata seupot geu peugot kapai
Geu peudiyeung keunan bala teuntra jeuneh bekai, Allah

Peut, Nabi Hut limong saleh nam Ibrahim


Nyang that murah, ngen seujahtra peurangui halim
Tujoh Nabi Lut lapan Ishak ngen Ismail
Yoh di mina suroh Rabbi korban Neusie, Allah

Siploh Harun siblah Musa aneuk Imran


Buket tursinadroeneuh marit deungon Tuhan
Dua blah Daot leumah lembut mangat that su
Ie nyang ilee han jadeh le teudong laju, Allah

Teuma keu lhee blah ulon peugah Zulkifli


Nabi Sulaiman karunia Tuhan pangkat tinggi
Nabi Ilyas karunia Allah hudeb jinoe
Namblah Yusuf buleuen peungeuh that sam lakoe, Allah

That jroh rupa Nabi Yusuf hai boh hatee


Pungo zalikha peurumoh raja nanggroe Meuse
Tujoh blah Syuib umu ka treb supot mata
Nyang jroh tungkat keumukjizat nabi Musa, Allah

Keu lapan blah ulon peugah Zakaria


Nabi Aiyub Nabi Ilyasa Nabi Yahya
Dua ploh dua hai saudara Nabi Yakob
Dua ploh lhee Nabi Yunus lam pruet eungkot

Duap loh peut ulon seubot nabi Isa


Hana ayah karunia Allah Tuhan Esa
Duaploh limong ban meukeuneung wahe rakan
Nabi Muhammad pang ulee rasul kesudahan

29
Nazam secara keseluruhannya merupakan salah satu media
untuk menyampaikan pelajaran agama Islam. Ia menerangkan
pendidikan agama Islam yang akan memberi pengetahuan dan
pengajaran terhadap pendengarnya yang mukallaf bagi
melaksanakan hukum-hukum yang terdapat di dalam agamanya.
Tema-tema ini disampaikan dalam bentuk nasyid dan zikir. Lagu
nasyid ini disampaikan dalam bentuk paduan suara atau koir yang
bertujuan supaya setiap kalimah yang dituturkan akan terpahat
kukuh di dalam akal pemikiran. Selain itu, ia juga dijadikan salah
satu acara dalam majlis perkahwinan, khatam Al-Quran, berendoi,
sambutan maulud, dan pesta-pesta kebudayaan. Contoh pengajaran
yang terdapat dalam puisi nazam adalah seperti berikut:
a. Menceritakan kisah hidup Nabi Muhammad s.a.w yang
meliputi keturunannya, mukjizatnya, kehidupannya semasa
kanak-kanak sehinggalah menerima wahyu dan menjadi
Rasul.
b. Pengajaran ilmu tauhid seperti mengenal Allah s.w.t,
keterangan yang terperinci mengenai sifat 20, dan sifat-sifat
wajib, harus, serta mustahil bagi Rasul.
c. Pengajaran ilmu feqah seperti ibadat, syarat-syarat sah
bersuci, rukun sembahyang, dan syarat-syarat sah serta
batal.
d. Rukun iman dengan berdasarkan huraian yang terperinci
tentang syarah dan maknanya.

3. Pengertian Mnemonic
Mnemonic dalam Kamus Lengkap Psikologi adalah seni
meningkatkan daya ingat dengan bantuan.15Menurut Muhibbin
Syah muslihat mnemonic merupakan kiat khusus yang dijadikan
alat pengait mental untuk memasukkan item-iten informasi ke

15James P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta:


Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 307

30
dalam akal siswa.16
Menurut Bruno memori ialah proses mental yang meliputi
pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi
dan pengetahuan.17 Sedangkan menurut Jhon W Santrock strategi
mnemonic adalah bantuan memori untuk mengingat informasi.18
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan strategi mnemonic
merupakan suatu trik untuk membantu siswa agar informasi atau
materi yang diajarkan mudah diingat atau materi dapat terserap
secara maksimal dan mudah diingat oleh siswa tersebut materi
yang diajarkan.

3.1 Kegunaan Strategi Mnemonic


Strategi mnemonic merupakan strategi untuk membantu
siswa supaya mudah untuk menyerap informasi atau materi yang
akan diajarkan oleh guru atau pengajar. Untuk itu supaya lebih
mengerti berikut ini adalah kegunaan strategi mnemonic antara lain:
Menurut Santrock jika anak perlu startegi konsep, strategi
mnemonic dapat membantu.19
Menurut Ian Hunter dalam buku Joyce, penguasaan
terhadap strategi mnemonic yang sederhana dapat
membimbing beberapa orang untuk membentuk prinsip,
16Muhhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana
Ilmu, 2013), hlm. 179

17Muhhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan


Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm.94

18Jhon W Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:


Kencana), hlm. 331

19Jhon W Santrock, Psikologi Pendidikan..., hlm. 331

31
pertama kali, bahwa mereka dapat mengontrol dan
mengubah aktivitas mental mereka sendiri.Perwujudan ini
bisa saja mendorong mereka untuk menjalankan
eksperimentasi otokritik terhadap prosedur-prosedur pola
belajar dan menghafal yang juga merupakan bagian penting
dari perkembangan intelektual.20
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan dari pendapat para
ahli di atas bahwa kegunaan strategi mnemonic adalah untuk
membantu daya ingat dari yang susah menyerap materi pelajaran
yang diajarkan seorang guru atau membantu seorang anak supaya
lebih mudah mengingat informasi yang diajarkan oleh guru atau
pengajar.

3.2 Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Mnemonic


Langkah-langkah pelaksanaan strategi mnemonic, yaitu:
a. Mempersiapkan materi
Menggunakan teknik-teknik yang mencakup
menggarisbawahi (underlining), membuat daftar (listing),
dan merefleksikan (reflecting).
b. Mengembangkan hubungan-hubungan
Membuat materi menjadi familiar dan menghubungkan
hubungan-hubungan dengan menggunakan teknik-teknik
kata penghubung (linkword).
c. Memperluas gambar(an)-gambar(an) sensorik
Menyuruh siswa untuk mengasosiasikan gambar tersebut
dengan indera atau makna yang lebih dari satu dan dengan
menciptakan dramatisasi lucu melalui asosiasi konyol
(ridiculous association) dan melebih-lebihkan.
d. Mengingat kembali
Melakukan recalling pada materi hingga semuanya tuntas

20Bruce Joyce, dkk, Models of Theaching (Model-model


Pengajaran), (Jogjakarta: Pustaka Belajar, 2011), Edisi
kedelapan, hlm. 239

32
dipelajari.21

3.3 Macam-macam Metode dalam Strategi Mnemonic


Untuk lebih jelasnya berikut akan dijelaskan macam-macam
metode yang ada dalam strategi mnemonic antara lain:
a. Rima (Rhyme)
Yakni sajak yang dibuat sedemikian rupa yang isinya terdiri
atas kata dan yang harus diingat oleh siswa. Sajak ini akan
lebih baik pengaruhnya apabila diberi not-not sehingga
dapat dinyanyikan. Nyanyian anak TK yang berisi pesan-
pesan moral dapat diambil sebagai contoh penyusunan rima
mnemonic.
b. Sistem Kata Pasak (Peg Word System)
Sejenis teknik mnemonic yang menggunakan komponen
yang sebelumnya sudah dikuasai seperti pasak (paku)
mengingat memori baru.Kata komponen pasak ini dibentuk
berpasang-pasangan seperti merah-saga, panas-api. Kata ini
berguna untuk mengingat kata dan istilah yang memiliki
watak yang sama seperti: darah, lipstik, pasangan langit dan
bumi, neraka dan kata atau istilah yang memiliki kesamaan
watak (warna, rasa dan seterusnya).
c. Metode Losai (Method of Loci)
Kiat mnemonic yang menggunakan tempat-tempat khusu
dan terkenal sebagai sarana penempatan kata dan istilah
tertentu yang haus diingat siswa. Kata loci sendiri jamak
dari kata locus artinya tempat. Dalam hal ini, nama-nama
kota, jalan, gedung terkenal dapat dipakai untuk
menempatkan kata dan istilah yang kurang lebih relevan
dalam arti memiliki kemiripan ciri dan keadaan.
d. Sistem Kata Kunci (Key Word System)
Kiat mnemonic yang satu ini relatif tergolong bari
dibandingkan kiat-kiat lainnya. kiat ini mula dikembangkan
21Bruce Joyce, dkk, Models of Theaching (Model-model
Pengajaran)..., hlm. 235-236

33
pada tahun 1975 oleh dua orang pakar psikologi, Raugh dan
Atkinson. Sistem kata kunci biasanya rekayasa secara
khusus untuk mempelajari kata dan istilah asing, dan konon
cukup efektif untuk pengajaran bahasa asing, Inggris
misalnya, sistem ini berbentuk daftar kata yang terdiri atas
unsur-unsur sebagai berikut: 1) kata-kata asing, 2) kata-kata
kunci yakni kata-kata bahasa local yang paling mirip
dengan kata yang dipelajari, 3) arti-arti kata asing tersebut.
e. Teknik Kata Penghubung
Menghubungkan adalah proses mengaitkan atau
mengasosiasikan satu kata dengan kata yang lain melalui
sebuah aksi atau gambaran. Hubungan yang dibentuk tidak
perlu logis atau realistis, yang penting hubungan itu
memicu ingatan siswa.22
Menurut Joyce macam metode yang ada dalam strategi
mnemonic ada 4 macam ragam antara lain:
a. Metode Loci
Dalam metode loci anak menyusun imajinasi atau cara dari
auatu item yang akan diingat dan membayangkannya dia
akan menyimpannya dalam lokasi yang dikenali. Kamar
dirumah, ruang kerja atau belajar dan tempat yang mudah
terlihat dan dapat dipakai dalam strategi mnemonic
ini.Misalnya anak harus mengingat sederetan konsep
belajar, mereka dapat secara mental membayangkannya,
meletakkan dalam ruangan dirumah mereka, seperti
disebelah pintu masuk, ruang keluarga, ruang makan, dapur
dan sebagainya.Saat mereka perlu mengambil kembali
informasi itu, mereka dapat membayangkan rumahnya, lalu
membayangkan dirinya berjalan dikamar, lalu mengambil
kembali konsep belajar itu.
b. Metode Akrostik
Akrostik adalah serangkaian kata-kata, baris-baris atau

22Muhhibbin Syah, Psikologi Belajar..., hlm. 156-158

34
sajak-sajak yang huruf pertama atau terakhirnya
membentuk suatu kata, kelompok kata, atau sesuatu yang
lain. Atau disebut juga metode mengingat dengan cara
mengambil huruf depan dari materi yang ingin diingat,
kemudian huruf depan ini digabungkan dibuat suatu
singkatan atau cerita yang lucu. Misalnya untuk mengingat
pelangi menggunakan akrostik MEJIKUHIBINIU, merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Dalam pelajaran
membaca Al-Quran juga dikenal akrostik
BAJUDITOKO untuk mengingat huruf-huruf Qolqolah,
yaitu: ba, jim, dal, tho dan qof. Selain itu kita dapat
menggunakan metode ini untuk mengingat urutan nama
planet dari posisi yang paling dekat dengan Matahari hingga
planet terjauh sebagai berikut: Merkurius, Venus, Bumi,
Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Kita
akan mengambil huruf depan dari masing-masing planet ini
dan buat singkatan lucu seperti kalimat Main Volley Ball
Membuat Jantung Sehat Untuk Nenek Peot.
c. Metode Akronim
Metode akronim adalah kata-kata atau kalimat yang disusun
untuk memperkuat daya ingat dengan cara mengingatkan
kita dengan huruf-huruf pertama dari satu hal yang penting
yang perlu kita ingat lagi. Salah satu akronim yang terkenal
adalah NASA, badan ruang angkasa Amerika Serikat,
singkatan dari National Aeronautics Space Administration.
Akronim lain yang biasa diajarkan kepada anak-anak
sekolah, antara lain ASEAN (Association of South East
Asian Nation). Sebuah akronim terkadang memasukkan
kata kedua agar lebih mudah terbaca seperti JABOTABEK.
d. Metode Kata Kunci
Strategi penghapal lainnya yang menggunakan imajinasi
adalah metode kata kunci dimana imajinasi yang hidup
diletakkan pada kata ganti. Metode ini telah dipakai untuk
mengajar murid cara menguasai informasi baru seperti kosa

35
kata asing, Negara, Ibu Kota Negara, mata uang disuatu
Negara dan nama-nama Presiden. Misalnya untuk mengajar
anak bahwa Annapolis adalah ibu kota Maryland, anda bisa
menyuruh mereka menhubungkan imajinasi Annapolis dan
Maryland seperti dua apel yang menikah. Menurut Joyce,
dkk. peran guru dalam strategi ini adalah membantu siswa
mengerjakan materi pelajaran. Dengan bekerja menurut
kerangka rujukan siswa, guru membantu mereka
mengidentifikasi objek-objek, pasangan-pasangan dan
gambar-gambar kunci.Sistem pendukung strategi mnemonic
adalah semua perangkat bidang kurikulum yang tradisional
dapat dibawa kedalam permainan.Gambar-gambar, bantuan-
bantuan nyata, film dan materi-materi audio visual lain
sangat berguna, khususnya untuk meningkatkan kekayaan
sensorik siswa dalam membentuk asosiasi asosiasi.23
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam metode
yang ada dalam strategi mnemonic itu ada berbagai metode yang
bisa digunakan untuk menerapkan strategi mnemonic antara lain:
rima, sistem kata pasak, metode losai dan sistem kata kunci, itu
semua bisa digunakan untuk menggunakan strategi mnemonic
untuk mengajar.

3.4 Kelebihan Strategi Mnemonic


a. Strategi mnemonic dapat membantu mereka dalam
menangkap materi yang telah diajarkan oleh guru atau
pembimbing mereka.
b. Strategi mnemonic dapat membantu siswa menghafal
pelajaran dengan mudah dan efektif.
c. Strategi mnemonic dapat memudahkan peserta didik dalam
belajar dan menghafal materi pelajaran dengan mudah.24

23Muhhibbin Syah, Psikologi Belajar..., hlm. 236

36
3.5 Kelemahan Strategi Mnemonic
a. Persiapan dan perencanaan program memerlukan waktu
yang lumayan lama.
b. Peserta didik tidak dapat berinteraksi dan berkomunikasi
langsung dengan pengajar, seperti meminta penjelasan yang
kurang dimengerti
c. Modul disusun secara terpusat sehingga besar kemungkinan
bahan yang disajikan kuran relevan dengan kebutuhan
peserta didik. Seperti bahasa yang sulit dipahami, kurang
jelas dalam mengilustrasikan, dan sebagainya.25
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam metode
yang ada dalam strategi mnemonic itu ada berbagai metode
yang bisa digunakan untuk menerapkan strategi mnemonic
antara lain: rima, sistem kata pasak, metode losai dan sistem
kata kunci, itu semua bisa digunakan untuk menggunakan
strategi mnemonic untuk mengajar.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam metode
yang ada dalam strategi mnemonic itu ada berbagai metode yang
bisa digunakan untuk menerapkan strategi mnemonic antara lain:
rima, sistem kata pasak, metode losai dan sistem kata kunci, itu
semua bisa digunakan untuk menggunakan strategi mnemonic
untuk mengajar.

3.6 Strategi Mnemonik dan Nazam


Ditinjau dari pembentukan sebuah syair dalam nazam
dengan memakai kata-kata bersajak dan irama tertentu, maka
24Akmal De Bayor, Strategi Belajar Mengajar, 2011,
(online) http://cakheppy.wordpress.com/2011/04/01/strategi-
belajar-mnemonic/, 5 Juni 2016

25Tim Penyusun Kamus Pusat pembinaan dan Pengembangan


Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), hlm.859

37
nazam Aceh termasuk bagian dari strategi mnemonik sama di
bagian metode rima. Hal ini dikarnakan nazam Aceh ditulis
dalam bentuk puisi dalam Bahasa Aceh berisikan kata-kata yang
mudah diingat siswa. Khususnya dalam riset ini, sebagai peneliti
menulis isinya tentang sejarah 25 Nabi dalam bentuk puisi, yang
dapat dinyanyikan dengan mudah oleh anak-anak yang masih
berpendidikan dasar.
Ditinjau dari penyampaian lagu atau penyampaian pesan
dengan memakai suara manusia dalam hal ini suara guru dan
peserta didik bertujuan agar lebih mamahami dan dapat
menceritakan kembali kisah nabi maka nazam Aceh yang
dinyanyikan oleh guru dan siswa melalui mulut, disebut media
pembelajaran

4. Evaluasi Pengajaran Sirah Nabawiyah yang Menggunakan


Media Audiovisual (Nazam)

Evaluasi media pengajaran yang dimaksud adalah untuk


mengetahui apakah media yang digunakan dalam proses belajar-
mengajar tersebut dapat mencapai tujuan.26 46 Evaluasi seperti
diuraikan pada bab terdahulu merupakan bagian integral dari suatu
proses intruksional. Idealnya, keefektifan pelaksanaan proses
intruksional diukur dari dua aspek, yaitu (1) bukti-bukti empiris
mengenai hasil belajar siswa yang dihasilkan oleh sistem
intruksional, (2) bukti-bukti yang menunjukkan berapa banyak
kontribusi (sumbangan) media atau media program terhadap
keberhasilan dan keefektivan proses intruksional.2747 Penilaian
yang dapat digunakan dalam mengevaluasi media adalah evaluasi

26 Asnawir & Basyiruddin U. Media Pembelajaran,


(Jakarta: Ciputra Pers, 2002), hlm. 167.

27 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran.hlm. 173

38
formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif adalah suatu
proses untuk mengumpulkan data tentang aktifitas dan efesiensi
penggunaan media yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan
yang ditetapkan. Data yang diperoleh akan digunakan untuk
memperbaiki dan menyempurnakan media yang bersangkutan agar
dapat digunakan lebih efektif dan efesien.
Setelah diperbaiki dan disempurnakan, kemudian diteliti
kembali apakah media tersebut layak digunakan atau tidak dalam
situasi-situasi tertentu. Evaluasi semacam inilah yang disebut
dengan evaluasi formatif.2848 Evaluasi dapat dilakukan dengan
berbagai cara, seperti diskusi kelas dan kelompok interview
perorangan, observasi mengenai perilaku siswa, dan evaluasi media
yang telah tersedia. Kegagalan mencapai tujuan belajar yang telah
ditentukan tentu saja merupakan indikasi adanya ketidakberesan
dalam proses pembelajaran khususnya penggunaan media
pembelajaran. Dengan melakukan diskusi bersama siswa, kita
mungkin dapat memperoleh informasi bahwa siswa misalnya, lebih
menyenangi belajar mandiri daripada belajar dengan media pilihan
kita. Atau, siswa tidak menyukai penyajian materi pelajaran kita
dengan menggunakan media transparansi, dan mereka merasa
bahwa mereka akan dapat belajar lebih banyak lagi jika pelajaran
itu disajikan melalui video atau film. Evaluasi bukanlah akhir dari
siklus pembelajaran, tetapi ia merupakan awal suatu siklus
pembelajaran berikutnya.29
Dari pengertian dan tujuan yang telah diuraikan diatas,
jelaslah peranan dan fungsi evaluasi bagi proses belajar mengajar,
yang apabila kita simpulkan adalah sebagai berikut:
a. Sebagai umpan balik dalam rangka memperbaiki proses
belajar mengajar, artinya umpan balik bagi guru sehingga
28 Asnawir. M. Basyiruddin U, Media Pembelajaranhlm. 167

29 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran.hlm.175

39
merupakan dasar memperbaiki proses belajar siswa dan
mengajar guru. Fungsi lain umpan balik atas hasil evaluasi
ini adalah untuk membuat program remedial dan
melaksanakan program tersebut bagi siswa tertentu yang
mengalami kesulitan belajar dalam mempelajari suatu
materi pelajaran tertentu.
b. Untuk mengetahui, mengukur atau menentukan
kemanjuan prestasi belajar siswa. Data ini dapat dijadikan
dasar laporan kepada orangtua siswa sehingga para
orangtua mengetahui kemajuan prestasi putra putrinya.
c. Untuk mencari data tentang tingkat kemampuan siswa,
bakat dan minat yang mereka miliki. Hal ini, berfungsi
dalam upaya membantu siswa agar dapat ditempatkan
pada situasi belajar yang lebih tepat baginya yang sesuai
dengan bakat dan minatnya, misalnya untuk penentuan
program pilihan atau penjurusan. Untuk mengetahui latar
belakang siswa tertentu yang memerlukan bantuan khusus
karena mengalami kesulitan belajar.30

5. Pengertian Pemahaman Siswa


Pemahaman adalah proses untuk membuat siswa, agar bisa
mengerti akan sesuatu. Dalam penelitian ini yang dimaksud oleh
penulis tentang pemahaman siswa yang meliputi aspek kognitif,
aspek afektif dan aspek psikomorik. Pembagian ketiga ranah
tersebut berdasarkan atas dasar taksonomi hasil belajar Blooms,
yang dicetuskan oleh Banyamin S. Berdasarkan taksonomi Blooms
tersebut maka penggolongan ranah dalam pengetahuan siswa
tersebut diantaranya :19
a. Ranah Kognitif

30Moh.Uzer Usman & Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi


Kegiatan Belajar Mengajar (Bahan Kajian PKG, MGBS,MGMP),
(Bandung: Rosdakarya, 1993), hlm.136-137.

40
Hasil belajar ranah kognitif ini memiliki enam tingkatan,
disusun dari yang terendah hingga yang tertinggi, dan dapat dibagi
menjadi dua bagian. Bagian pertama, merupakan penguasaan
pengetahuan yang menekankan pada mengenal dan mengikat
kembali bahan yang telah diajarkan dan dapat dipandang sebagai
dasar atau landasan untuk membawa pengetahuan yang kompleks
dan abstrak. Bagian kedua, merupakan kemampuan intelektual
yang menekankan pada proses mental untuk mengorganisasikan
dan mereorganisasikan bahan yang telah diajarkan. Tingkat-tingkat
hasil belajar aspek kognitif :

1) Pengetahuan
Siswa diharapkan dapat mengenal dan mengingat kembali bahan
yang telah diajarkan. Hasil belajarnya, meliputi :
a) Pengetahuan tentang hal-hal yang khusus.
b) Pengetahuan tentang pengistilahan
c) Pengetahuan tentang fakta-fakta khusus
d) Pengetahuan mengenai ketentuan-ketentuan dan sifat-
sifat khas.
e) Pengetahuan tentang arah-arah dan gerakan-gerakan.
f) Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori-kategori
dalam ilmu agama Islam serta permasalahannya.
g) Pengetahuan tentang universal dan abstraksi-abstraksi
h) Pengetahuan mengenai prinsip-prinsip, kaidah-kaidah,
dan generalisasi-generalisasi.
i) Pengetahuan tentang teori-teori dan struktur-struktur.

2) Komprehensif
Kemampuan untuk menyimpulkan bahan yang telah
diajarkan. Untuk mencapai hasil belajar demikian diperlukan
pemahaman atau daya penangkap dan mencernakan bahan,
sehingga siswa mampu memahami apa yang sedang
dikomunikasikan dan dapat mempergunakannya, hasil belajarnya
meliputi :

41
a) Kemampuan untuk menerjemahkan dan memahami
ayat-ayat yang berbentuk metafora, simbolisme,
sindiran dan pernyataan-pernyataan yang dapat
diilmukan.
b) Kemampuan untuk menafsirkan, yang mencakup
penyusunan kembali atau penataan kembali suatu
kesimpulan sehingga merupakan suatu pandangan
baru, baik dari ayat-ayat maupun hadits-hadits.
c) Kemampuan untuk menyimpulkan mana yang
terkandung dalam ajaran Islam, sehingga siswa
dapat menentukan dan meramalkan arah-arah
penggunaannya, akibat-akibatnya dan hasil-
hasilnya.
3) Aplikasi
Kemampuan atau keterampilan menggunakan abstraksi-
abstraksi, kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan yang terdapat
dalam ajaran Islam dalam situasi-situasi khusus atau konkret yang
dihadapinya sehari-hari, meliputi :
a) Pemakaian istilah-istilah atau konsep-konsep agama
dalam uraian umum dan percakapan sehari-hari.
b) Kemampuan untuk meramalkan akibat-akibat dari
suatu perubahan atau akibat-akibat dari suatu
pelanggaran norma-norma Islam, yang terjadi pada
diri dan masyarakat.
4) Analisis
Kemampuan menguraikan suatu bahan ke dalam unsur-
unsurnya sehingga susunan ide, pikiran-pikiran yang kabur menjadi
jelas atau hubungan antara ide, pikiran-pikiran yang dinyatakan
menjadi eksplisit. Hasil belajarnya meliputi :
a) Analisis mengenai unsur-unsur
b) Analisis mengenai hubungan-hubungan
c) Analisis mengenai prinsip-prinsip organisasi
5) Sintesis

42
Kemampuan untuk menyusun kembali unsur-unsur yang
sedemikian rupa sehingga terbentuk suatu keseluruhan yang baru,
meliputi :
a) Kemampuan untuk menceritakan kembali
pengalamanpengalaman keagamaan,baik secara
lisan maupun tulisan.
b) Kemampuan untuk menyusun rencana kerja yang
memenuhi kaidah-kaidah ajaran agama Islam.
c) Kemampuan untuk merumuskan, hukum-hukum
berdasarkan ajaran Islam untuk memecahkan
masalah-masalah yang berkembang dalam
kehidupan masyarakat.
6) Evaluasi
Kemampuan untuk menilai, menimbang dan melakukan
pilihan yang tepat atau mengambil suatu putusan, meliputi :
a) Mampu memberikan pertimbangan-pertimbangan
terhadap berbagai kehidupan dan permasalahannya
menurut norma-norma, prinsip-prisip atau
ketentuan-ketentuan ajaran agama Islam.
b) Mampu memilih alternatif yang tepat, mengambil
putusan bertindak yang tepat dan menilai serta
menimbang baik atau buruk suatu perbuatan atau
tingkah laku, sepanjang ajaran Islam.
b. Ranah Afektif
Aspek yang berhubungan dengan sikap mental, perasaan
dan kesadaran siswa. Hasil belajar dari aspek ini diperoleh melalui
proses internalisasi, yaitu: suatu proses ke arah pertumbuhan
batiniah atau rohaniah siswa. Pertumbuhan ini terjadi ketika siswa
menyadari sesuatu nilai yang terkandung dalam perngajaran
agama dan kemudian nilainilai itu dijadikan suatu sistem nilai
diri, sehingga penentuan segenap pernyataan sikap, tingkah laku
dan perbuatan moralnya dalam menjalani kehidupan ini.
Hasil belajar dalam aspek ini terdiri dari lima tingkatan,
disusun dari yang terendah hingga yang tertinggi, yaitu :

43
1) Penerimaan
Penerimaan adalah kesediaan siswa untuk mendengarkan
dengan sungguh-sungguh terhadap bahan pengajaran agama, tanpa
melakukan penilaian, berprasangka atau menyatakan sesuatu sikap
terhadap pengajaran itu.
2) Memberikan respon atau jawaban
Berkenaan dengan respon-respon yang terjadi karena
menerima atau mempelajari pelajaran agama. Dalam hal ini siswa
diberi motivasi agar menerima secara efektif, ada partisipasi atau
keterlibatan siswa dalam menerima pelajaran yang merupakan
pangkal dari belajar sambil berbuat.
3) Penilaian
Penilaian disini menunjuk pada asal, artinya bahwa sesuatu
memiliki nilai atau harga. Dalam hal ini, tingkah laku siswa
dikatakan bernilai atau berharga jika tingkah laku itu dilakukan
secara tetap atau konsisten.
4) Pengorganisasian nilai
`Untuk memiliki suatu nilai atau sikap diri yang tegas jelas
terhadap sesuatu harus dilalui proses pilihan terhadap berbagai
nilainilai yang sama-sama relevan diterapkan atas sesuatu itu.
Disinilah kemampuan siswa untuk: pertama, mengorganisasikan
nilai-nilai kedalam suatu sistem, kedua, menetapkan saling
hubungan antar nilainilai, dan ketiga, menemukan mana yang
dominan dan mana yang kurang dominan. Dengan singkat, siswa
memiliki kemampuan dalam mengorganisasi nilai-nilai.
5) Karakterisasi dengan suatu nilai
Pada tingkatan tertinggi ini, internalisasi telah menjadi
matang, sehingga menyatu dengan diri, artinya nilai-nilai itu sudah
menjadi milik dan kedudukannya telah kokoh sebagai watak dan
karakter diri pemiliknya serta mengendalikan seluruh tingkah laku
dan perbuatannya.
c. Ranah Psikomotorik

44
Aspek psikomotor berhubungan dengan keterampilan yang
lebih bersifat konkret. Walaupun demiukian hal itu tidak terlepas
dari kegiatan belajar yang bersifat mental (pengetahuan dan sikap).
Hasil belajar aspek ini merupakan tingkah laku nyata dan dapat
diamati. Bentuk-bentuk hasil belajarnya dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu: pertama, hasil belajar dalam bentuk keterampilan
ibadah, dan kedua, hasil belajar dalam bentuk keterampilan-
keterampilan lain sebagai hasil kebudayaan masyarakat Islam.
1) Keterampilan ibadah, meliputi :
a) Keterampilan dan gerakan-gerakan ibadah sholat,
baik wajib maupun sunah, dalam sehat maupun
sakit, susah maupun senang.
b) Keterampilan-keterampilan dalam ibadah haji.
c) Keterampilan dalam memotong hewan kurban
ketika hari raya Idul Adha.
2) Keterampilan-keterampilan lainnya, meliputi : bidang
kesenian dan kebudayaan, mengolah dan memanfaatkan alam
dalam rangka memajukan dan mengebangkan kebudayaan
Islam.
3) Tingkatan-tingkatan hasil belajar ranah psikomorik
a) Persepsi
b) Kesiapan
c) Respon terpimpin
d) Mekanisme
e) Respon yang kompleks
Dari uraian di atas, jenjang aspek psikomorik juga dapat
ditulis dengan :
(1) Lancar : seperti terampil meniru gerakan atau
ucapan.
(2) Lancar : lancar dalam hal ucapan dan dalam hal
mendemonstrasikan gerakan.
(3) Fasikh/ luwes : dalam hal bacaan atau dalam hal
gerakan.

45
Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga kategori :31
a. Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan
mulai dari terjemahan arti yang sebenarnya,
misalnya : dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.
b. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni
menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan
yang diketahui berikutnya atau menghubungkan
beberapa bagian dari grafik dengan kejadian.
c. Tingkat ketiga (tingkat tertinggi) adalah pemahaman
ekstrapolasi tertulis dapat membuat konsekuensi
atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu,
dimensi, kasus atau masalahnya.
Untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa
terhadap mata pelajaran yang disampaikan guru dalam proses
belajar mengajar, maka diperlukan penyusunan item tes
pemahaman. Pemahaman karakteristik dan kemampuan siswa juga
dapat dilakukan melalui teknik tes keterampilan, kecerdasan, bakat,
minat, sikap, motivasi, prestasi belajar, serta tes fisik. Pemahaman
siswa juga dapat dilakukan melalui tehnik non-tes, seperti
observasi, wawancara, studi kasus, portofolio, angket, studi
dokumenter, sosiometri, otobiografi, konferensi kasus. Untuk
mengetahui tentang pemahaman siswa dapat dilakukan oleh guru
sendiri baik secara langsung dengan siswa, ataupun melalui sumber
lain seperti orang tua, guru lain, siswa lain.
Pengumpulan data tes bisa dilakukan dengan meminta
bantuan lembaga-lembaga.32 Jadi, dari uraian di atas dapat penulis
simpulkan bahwa siswa dapat dikatakan paham apabila siswa
31 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 22

32Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses


Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.229

46
mengerti serta mampu menjelaskan kembali dengan kata-katanya
sendiri materi yang telah disampaiakan guru, bahkan mampu
menerapkan ke dalam konsep-konsep lain. Ini semua sesuai dengan
apa yang dimaksud oleh peneliti disini, bahwa pemahaman yang
dimaksud adalah tentang aspek kognitif, walaupun demikian bukan
berarti bahwa pendidikan agama itu hanya menekankan tentang
aspek kognitif saja. Melainkan sebaiknya cukup dipandang bahwa
aspek afektif dan psikomotorik tersebut merupakan buah-buah
keberhasilan atau kegagalan dari perkembangan dan aktifitas fungsi
kognitif.

5.1 Tolak ukur dalam mengetahui pemahaman siswa


Adapun indikator-indikator keberhasilan sebagai tolak ukur
dalam mengetahui pemahaman siswa adalah sebgai berikut :33
a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan
mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun
kelompok.
b. Penilaian yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah
dicapai oleh siswa, baik secara individual maupu secara
kelompok.
Dalam mengevaluasi tingkat keberhasilan atau pemahaman
belajar antara lain :34
1) Tes formatif
Digunakan untuk mengukur satuan atau beberapa pokok
bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran
tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil

33Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar,


(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 3

34Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar


hlm. 106

47
tes ini dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki proses belajar
mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.
2) Tes subyektif
Meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah
diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk
memperoleh gambaran daya serap siswa serta meningkatkan
tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam
menentukan nilai raport.
3) Tes sumatif
Diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan
pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester.
Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan
belajar siswa dalam satu priode belajar. Hasil tes ini dimanfaatkan
untuk kenaikan kelas.
Menurut Drs. Syaiful Bahri Djamarah. Standarisasi atau
taraf keberhasilan dalam belajar mengajar adalah sebagai berikut :35
a) Istimewa (maksimal) : apabila seluruh bahan
pelajaran yang diajarkan dapat dikusai oleh siswa.
b) Baik sekali (optimal) : apabila sebagaian besar
(76%-99%) bahan pelajaran dapat dikuasai siswa.
c) Baik (minimal) : apabila bahan pelajaran yang
diajarkan hanya 60%-75% yang telah dikuasai
siswa.
d) Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan
kurang dari 6o% yang dapat dikuasai siswa.
Suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila
tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai. Oleh karena itu,
perlu dilakukan ulangan harian (tes formatif), agar lebih cepat
diketahui kemampuan daya serap (pemahaman) siswa dalam
menerima pelajaran yang telah disampaikan guru.

35Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar hlm. 107

48
5.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman
siswa
Dalam menentukan pemahaman siswa banyak dipengaruhi
dari beberapa faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri siswa
maupun dari luar. Faktor dari dalam diri siswa yang berupa
kemampuan siswa memiliki pengaruh 70% dalam mempengaruhi
pemahaman siswa, sedangkan factor dari luar yang berupa
lingkungan sekitar memiliki pengaruh 30%.36
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman
sekaligus keberhasilan belajar siswa ditinjau dari segi komponen
pendidikan adalah sebagai berikut:37
a. Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang
akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Sedikit banyaknya
perumusan tujuan juga akan mempengaruhi kegiatan pengajaran
yang dilakukan oleh guru sekaligus akan mempengaruhi kegiatan
belajar anak didik.
b. Guru
Guru adalah tenaga pendidikan yang memberikan sejumlah
ilmu pengetahuan kepada anak didik disekolah. Guru adalah orang
yang berpengaruh dalam bidang profesinya. Dalam satu kelas, anak
didik satu berbeda dengan lainnya yang nantinya akan
mempengaruhi pula dalam keberhasilan belajar. Dalam keadaan
yang demikian ini seorang guru dituntut untuk memberikan suatu
pendekatan belajar yang sesuai dengan keadaan akan didik,
sehingga akan tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

36 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar,


(Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1989), hlm. 39

37Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar......,


109

49
c. Anak didik
Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang
kesekolah maksudnya adalah anak didik disini tidak terbatas oleh
usia, baik usia muda, usia tua, atau telah lanjut usia. Anak didik
yang telah berkumpul disekolah mempunyai bermacam-macam
karakteristik, sehingga daya serap (pemahaman) siswa yang didapat
siswa juga berbeda-beda dalam setiap bahan pelajaran yang
diberikan oleh guru, karena itu dikenalah adanya tingkat
keberhasilan yaitu tingkat maksimal, optimal, minimal dan untuk
setiap bahan yang dikuasai anak didik.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa anak didik dalam
unsur manusiawi yang mempengaruhi kegiatan belajar-mengajar
sekaligus hasil belajar yaitu pemahaman siswa.
d. Kegiatan pengajaran
Kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi anatara
guru dan anak didik dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan
pengajaran ini meliputi\ bagaimana guru menciptakan lingkungan
belajar yang sehat, strategi belajar yang digunakan pendekatan-
pendekatan, metode dan media pembelajaran serta evaluasi
pengajaran. Dimana hal-hal tersebut jika dipilih dan diguakan
secara tepat, maka akan mempengaruhi keberhasilan proses belajar
mengajar.
e. Bahan dan alat evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat didalam
kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan
ulangan (evaluasi). Alat evaluasi meliputi cara-cara dalam
menyajikan bahan evaluasi diantaranya adalah: benar salah (true-
false), pilihan ganda (multi-choice), menjodohkan (matching),
melengkapi (completation) dan essay. Penguasaan secara penuh
(pemahaman) siswa tergantung pula pada bahan evaluasi dengan
baik, maka siswa dapat dikatakan paman terhadap materi yang
diberi waktu lalu.
f. Suasana evaluasi (suasana belajar)

50
Keadaan belajar yang tenang, aman, disiplin juga
mempengaruhi terhadap tingkat pemahaman siswa pada materi
(soal) ujian yang berlangsung, karena dengan pemahaman materi
(soal) ujian berarti pula mempengaruhi terhadap jawaban yang
diberikan siswa, jadi tingkat pemahaman siswa tinggi, maka
keberhasilan proses belajar mengajarpun akan tercapai. Tentunya
masih banyak faktor atau unsur-unsur yang dapat mempengaruhi
keberhasilan belajar atau pemahaman anak didik dalam mengetahui
kegiatan belajar mengajar di kelas.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan antara lain
sebagai berikut :
1.) Faktor internal
a) Faktor jasmaniah (fisiologi), meliputi: penglihatan,
pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.
b) Faktor psikologis, meliputi : keintelektualan
(kecerdasan), minat bakat, dan potensi-potensi yang
dimiliki.
c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
2.) Faktor eksternal
a) Faktor sosial meliputi : lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan
lingkungan kelompok.
b) Faktor budaya meliputi : adat istiadat, ilmu
pengetahuan, teknologi dan kesenian.
c) Faktor lingkungan fisik, meliputi: fasilitas rumah,
fasilitas belajar dan iklim dalam lingkup
pembelajaran.
d) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.

5.3 Langkah-langkah dalam Meningkatkan Pemahaman


Siswa
a. Memperbaiki proses pengajaran. Langkah ini merupakan
langkah awal dalam meningkatkat proses, pemahaman
siswa dalam belajar, proses pengajaran meliputi:
memperbaiki tujuan pembelajaran, bahan (materi)

51
pelajaran, metode dan media yang tepat serta pengadaan
evaluasi belajar. Yang mana evaluasi ini bertujuan untuk
mengetahui sebera jauh tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang disajikan. Evaluasi ini dapat berupa
tes formatif, sub sumatif.38
b. Adanya kegiatan bimbingan belajar. Kegiatan bimingan
belajar merupkan bntuan yang diberikan kepada individu
tertentu (siswa) agar mencapai taraf perkembangan dan
kebahagiaan secara optimal.
Adapun tujuan kegiatan bimbingan belajar adalah :
1.) Mencari cara-cara belajar yang efisien dan efektif
bagi siswa.
2.) Menunjukkan cara-cara mempelajari dan
menggunakan buku pelajaran.
3.) Memberikan informasi dalam memilih bidang studi
program, jurusan, dan kelompok belajar yang sesuai
dengan bakat, minat, kecerdsan dan lain-lain.
4.) Membuat tugas sekolah baik individu atau
kelompok.
5.) Memajukan cara-cara kesulitan belajar.39
c. Menumbuhkan waktu belajar dan pengadaan feed back
(umpan balik) dalam belajar.
Disamping penambahan waktu belajar, guru juga harus
sering mengadakan feed back (umpan balik) sebagai pemantapan
belajar. Umpan balik merupakan doservasi terhadap akibat
perbuatan (tindakan) dalam belajar. Hal ini dapat memberikan
kepastian kepada siswa apakah kegiatan belajar telah atau belum
dicapai. Bahkan dengan adanya feed back jika terjadi

38Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar......,


hlm.106

39Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996),


hlm. 138

52
kesalahfahaman pada anak, maka anak akan segera memperbaiki
kesalahannya.40
d. Motivasi belajar
Motivasi belajar adalah dorongan yang menyebabkan
terjadi suatu perbuatan atau tindakan tertentu. Perbuatan belajar
terjadi karena adanya motivasi yang mendorong seseorang untuk
melakukan perbuatan belajar. Motivasi ini dapat memberikan
dorongan yang amat menunjang kegiatan belajar siswa motivator
terhadap siswa. Motivasi belajar dapat berupa motivasi intrinsik
dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah dorongan yang
timbul untuk mencapai tujuan yang datang dari luar dirinya.
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan pada siswa agar
melakukan kegiatan belajar atau dasar keinginan dan kebutuhan
serta kesadaran diri sendiri sebagai siswa.41
Motivasi sebagai suatu proses belajar yang mengantarkan
siswa kepada pengalaman-pengalaman yang memungkinkan
mereka dapat belajar. Sebagai proses motivasi mempunyai fungsi
antara lain :
1.) Memberi semanagat atau mengaktifkan siswa agar
tetap berminat
2.) Memusatkan perhatian siswa pada tugas-tugas
tertentu yang berhubungan dengan pencapaian
tujuan belajar.
3.) Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka
pendek dan hasil jangka panjang.
e. Kemauan Belajar

40Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996),


hlm. 116

41Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,


(Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 50

53
Adanya kemauan dapat mendorong belajar dan sebaliknya,
tidak adanya kemauan dapat memperlemah belajar. Kemampuan
belajar merupakan hal yang pernting dalam belajar, karena
kemampuan merupakan fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu,
dan merupakan kekuatan dari dalam jiwa seseorang.42 Artinya
seorang siswa mempunyai suatu kekuatan dari dalam jiwanya
melakukan aktivitas belajar.
f. Remedial teaching (pengajaran perbaikan)
Adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat
menyembuhkan atau membetulkan, atau dengan singkat pengajaran
yang membuat menjadi baik. Maka pengajaran perbaikan atau
remidial teaching itu adalah berbentuk khusus pengajaran yang
bersifat untuk membetulkan atau
membuat menjadi baik.43
Adapun sasaran pokok dari tindakan remidial teaching
adalah :
1) Siswa yang prestasinya dibawah minimal,
diusahakan dapat memenuhi kreteria keberhasilan
minimal.
2) Siswa yang sedikit kurang atau telah mencapai
batas maksimal dalam keberhasilannya akan dapat
disempurnakan atau ditingkatkan pada program
yang lebih tinggi.
g. Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi disini mengandung arti suatu kegiatan guru dalam
proses belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi
kebiosanan murid, sehingga situasi belajar murid senantiasa aktif
dan terfokus pada mata pelajaran yang disampaikan. Keterampilan

42Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar..., hlm.


40

43Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar, hlm. 152

54
ini meliputi: variasi dalam cara mengajar guru, variasi dalam
penggunaan strategi dan metode pembelajaran, serta variasi
pola interaksi guru dan siswa.44
Dengan keterampilan mengadakan variasi dalam proses
belajar mengajar ini, memungkinkan untuk membangkitkan gairah
belajar, sehingga akan ditemukan suasana belajar yang hidup
artinya antara guru dan siswa saling berinteraksi, tidak ada rasa
kejenuhan dalam belajar, dengan keadaan demikian pemahaman
siswa akan mudah tercapai bahkan akan menemukan suatu
keberhasilan belajar yang diinginkan.
h. Penggunaan Media
Salah satu ciri media pembelajaran adalah bahwa media
mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada siswa.
Adapun prinsip-prinsip penggunaan media dan pengembangan
media pembelajaran menurut Taksonomi Leshin, antara lain :45
1) Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, kegiatan
kelompok, dan lain-lain)
2) Media berbasis cetakan (buku, penuntun, buku
kerja/latihan dan lembaga lepas)
3) Media berbasis visual (buku, charts, grafik, peta,
figur/gambar, transparansi, film bingkai)
4) Media berbasis audio-visual (video, film, televisi)
5) Media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan
komputer dan video interaktif)
Media pembelajaran Nazam tergolong media berbasis
Audio, yang memegang peran yang sangat penting dalam proses
belajar mengajar. Media Audio dapat memperlancar pemahaman
dan memperkuat ingatan.46 Media visual dapat pula menumbuhkan
minat siswa untuk memahami apa yang terlukis dalam gambat

44Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung:


Remaja Rosdakarya, 1990), hlm. 84

45qAzhar Arsyad, Media Pembelajaran, hlm. 81-82

55
tersebut dan dapat memberikan kemudahan dalam menghubungkan
antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata dalam kehidupan
sehari-hari.
Di samping itu, kegiatan belajar mengajar di kelas
merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri di mana guru dan
siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian,
sehingga kegiatan belajar mengajar ini mengandung muatan apa
yang disebut dengan komunikasi edukatif artinya tujuan akhir
dilakukannya proses komunikasi tersebut adalah mengembangkan
pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap anak didik agar menjadi
orang yang dewasa.
Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-
penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak dapat berjalan
secara efektif dan efisien, hambatan dan kesulitan tersebut antara
lain disebabkan oleh adanya kecenderungan verbalisme,
ketidaksiapan guru dan keluarga, kurang minat dan kegairahan
dalam belajar, dan sebagainya. Salah satu di antara cara untuk
mengatasi keadaan demikian adalah penggunaan media secara
terintegrasi dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media
dalam kegiatan tersebut di samping sebagai penyaji, stimulus,
informasi, sikap, dan lain-lain, juga untuk meningkatkan keserasian
dalam penerimaan informasi. Dalam hal-hal tertentu media juga
berfungsi untuk mengukur langkah-langkah kemajuan serta untuk
memberikan umpan balik.47
Dalam hal ini penggunaan media pembelajaran khususnya
media nazam mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut :
1) Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang
dimiliki siswa, pengalaman masing-masing individu

46Azhar Arsyad, Media Pembelajaran..., hlm. 71

47Asnawir, M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran,


(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 13

56
tidak sama atau berbeda-beda, dalam hal ini media
dapat mengatasi perbedaan tersebut.
2) Media dapat mengatasi ruang kelas, banyak hal yang
sukar untuk di alami secara langsung oleh siswa di
dalam kelas, misalnya obyek terlalu besar atau terlalu
kecil, maka dengan melalui media akan dapat di atasi
kesukaran-kesukaran tersebut.
3) Media memungkinkan adanya interaksi langsung
antar siswa dengan lingkungan.
4) Media menghasilkan keseragaman penghayatan,
pengamatan yang dilakukan siswa dapat secara
bersama-sama di arahkan kepada hal-hal yang
dianggap penting sesuai dengan tujuan yang ingin di
capai.
5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar,
konkret dan realistik terutama media gambar dan
media Audio.
6) Media dapat membangkitkan keinginan dan minat
yang baru.
7) Media dapat membangkitkan motivasi dan
merangsang siswa untuk belajar.
8) Media dapat memberikan pengalaman yang integral
dari suatu yang konkret sampai kepada sesuatu yang
abstrak.48
Sebagaimana telah di jelaskan di atas, betapa pentingnya
penggunaan media pembelajaran khususnya media nazam, lebih
penting lagi kalau media pembelajaran tersebut digunakan sesuai
dengan karakteristik materi pelajaran yang akan disajikan sehingga
dapat menarik perhatian siswa serta tidak bertentangan dengan
syariat agama dan tidak melanggar etika agama khususnya pada
mata pelajaran pendidikan agama Islam.

48Asnawir, M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, hlm.


15

57
Adapun hakikat fungsi dari pada media pembelajaran
khususnya peda media pembelajaran, yaitu :
1) Menyampaikan informasi dalam proses belajar
mengajar.
2) Memperjelas informasi pada waktu tatap muka daalm
proses belajar mengajar.
3) Melengkapi dan memperkaya informasi dalam
kegiatan belajar mengajar.
4) Mendorong motivasi belajar.
5) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam
menyampaikannya.
6) Menambah pengertian nyata tentang suatu
pengetahuan.
7) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak
diberikan guru-guru, serta membuat cakrawala yang
lebih luas, sehingga pendidikan bersifat produktif.
8) Menambah variasi dalam menyajikan materi.
9) Memungkinkan peserta didik memilih kegiatan
belajar sesuai dengan kemampuan, bakat dan
minatnya.
10) Mendorong terjadinya interaksi langsung antara pesrta
didik dengan guru, peserta didik dengan peserta didik,
peserta didik dengan lingkungannya.49
Dengan demikian, fungsi media pembelajaran yang sudah
dijelaskan di atas, harus bisa digunakan sesuai dengan fungsi
media-media pembelajaran tersebut khususnya media nazam
terhadap mata pelajaran atau materi yang telah diajarkan guru
kepada siswa pada mata pelajaran.

6. Pengertian Sirah Nabawiyah


Sirah berasal dari bahasa arab yang bermakna
perjalanan, kisah, sejarah dan biografi. Nabawiyah
berasal dari bahasa arab yang berarti seorang nabi.
49 Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif.., hlm. 29

58
Kenabian atau yang dinisbatkan kepada seorang
nabi, maka sirah nabawiyah bermakna perjalanan
hidup seorang nabi.
Tujuan mengkaji Sirah Nabawiyah bukan sekedar untuk
mengetahui peristiwa-peristiwa sejarah yang mengungkapkan
kisah-kisah dan kasus yang menarik. Karena itu, tidak sepatutnya
kita menganggap kajian fikih Sirah Nabawiyah termasuk sejarah,
sebagaimana kajian tentang sejarah hidup salah seorang Khalifah,
atau sesuatu periode sejarah yang telah silam.
Tujuan mengkaji Sirah Nabawiyah adalah agar setiap
Muslim memperoleh gambaran tentang hakekat Islam secara
paripurna, yang tercermin di dalam kehidupan Nabi Muhammad ,
sesudah ia dipahami secara konseptional sebagai prinsip, kaidah
dan hukum. Kajian Sirah Nabawiyah hanya merupakan upaya
aplikatif yang bertujuan memperjelas hakekat Isam secara utuh
dalam keteledanannya yang tertinggi, Muhammad .
Ibnu Mandzur dalam kitab Lisanul
Arab menyatakan arti al-sirah menurut bahasa
adalah kebiasaan, jalan, cara, dan tingkah laku
Menurut istilah umum, artinya adalah perincian hidup
seseorang atau sejarah hidup seseorang.
Seringkali sirah dimaksudkan sebagai "Sirah
Nabawiyah", menurut istilah syar'i maksud dari as-
sirah an-nabawiyah adalah Ilmu yang kompeten yang
mengumpulkan apa yang diterima dari fakta-fakta
sejarah kehidupan Nabi Muhammad secara
komprehensif dari sifat-sifatnya, etika dan moral.
Bila kita rinci, maka dapat dibatasi dalam beebrapa sasaran
berikut ini :
a. Memahami pribadi kenabian Rasulullah melalui celah-
celah kehidupan dan kondisi-kondisi yang pernah
dihadapinya, untuk menegaskan bahwa Rasulullah bukan
hanya seorang yang terkenal genial di antara kaumnya ,

59
tetapi sebelum itu beliau adalah seorang Rasul yang
didukung oleh Allah dengan wahyu dan taufiq dari-Nya.
b. Agar manusia menndapatkan gambaran Al-Matsatl al Ala
menyangkut seluruh aspek kehidupan yang utama untuk
dijadikan undang-undang dan pedoman kehidupannya.
Tidak diragukan lagi betapapun manusia mencari matsal
ala ( tipe ideal ) mengenai salah satu aspek kehidupan , dia
pasti akan mendapatkan di dalam kehiduapn Rasulullah
secara jelas dan sempurna. Karena itu, Allah menjadikannya
qudwah bagi seluruh manusia. Firman Allah:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
tauladan yang baik bagimu ... QS al-Ahzab : 21
c. Agar manusia mendapatkan , dalam mengkaji Sirah
Rasulullah ini sesuatu yang dapat membawanya untuk
memahami kitab Allah dan semangat tujuannya. Sebab,
banyak ayat-ayat al-Quran yang baru bisa ditafsirkan dan
dijelaskan maksudnya melalui peristiwa-peristiwa yang
pernah dihadapi Rasulullah dan disikapinya.
d. Melalui kajian Sirah Rasulullah ini seorang Muslim dapat
mengumpulkan sekian banyak tsaqofah dan pengetahuan
Islam yang benar, baik menyangkut aqidah, hukum ataupun
akhlak. Sebab tak diragukan lagi bahwa kehiduapn
Rasulullah merupakan gambaran yang konkret dari
sejumlah prinsip dan hukum Islam
e. Agar setiap pembina dan dai Islam memiliki contoh hidup
menyangkut cara-cara pembinaan dan dakwah. Adalah
Rasulullah seorang dai pemberi nasehat dan pembina
yang baik, yang tidak segan-segan mencari cara-cara
pembinaan yang pendidikan terbaik selama beberapa
periode dakwahnya.
Di antara hal itu terpenting yang menjadikan Sirah
Rasulullah cukup untuk memenuhi semua sasaran ini adalah
bawah seluruh kehidupan beliau mencakup seluruh aspek sosial
dan kemanusiaan yang ada pada manusia, baik sebagai pribadi

60
ataupun sebagai anggota masyarakat yang aktif. Kehidupan
Rasulullah memberikan kepada kita contoh-contoh mulia, baiks
ebagai pemuda Islam yang lurus perilakunya dan terpercaya di
antara kaum dan juga kerabatnya, ataupun sebagai dai kepada
Allah dengan hikmah dan nasehat yang baik, yang mengerahkan
segala kemampuan utnuk menyampaikan risalahnya. Juga sebagai
kepala negara yang mengatur segala urusan dengan cerdas dan
bijaksana, sebagai suami teladan dan seorang ayah yang penuh
kasih sayang, sebagai panglima perang yang mahir, sebagai
negarawan yang pandai dan jujur, dan sebagai Muslim secara
keseluruhan (kaffah) yang dapat melakukan secara imbang antara
kewajiban beribadah kepada Allah dan bergaul dengan keluarga
dan sahabatnya dengan baik Maka kajian Sirah Nabawiyah tidak
lain hanya menampakkan aspek-aspek kemanusiaan ini secara
keseluruhan yang tercermin dalam suri tauladan yang paling
sempurna dan terbaik.
Sedangkan Perbedaan sirah nabawiyah dan
sejarah adalah :
1. Sirah berasal dari kata saraha berarti
perjalanan hidup sedangkan sejarah berasal
dari kata syajarah (syajaratun) bermaksud
pohon.
2. Sirah Nabawiyah pembahasannya bertumpu
kepada perjalanan dan kisah hidup Nabi
Muhammad secara rinci. Pembahasan juga
menekankan sifat pribadi, akhlak serta cara dia
menjalani kehidupan sehari yang bisa
diteladani. Sedangkan sejarah pembahasannya
hanya mengenai peristiwa-peristiwa yang
dianggap penting yang terjadi pada masa
lampau. Lebih difokuskan kepada
perkembangan peradaban ataupun
perkembangan suatu zaman.

61
3. Sirah Nabawiyah bersumber hanya dari ayat Al-
Quran, hadits nabi, dan riwayat para sahabat
dia. Sedangkan sejarah melalui sumber primer
(bukti-bukti dan rujukan yang kukuh), sekunder
(penyelidikan), dan lisan (saksi).
4. Sirah mengkhususkan kepada seseorang
individu sedangkan sejarah kepada peristiwa
dan pelakunya.
5. Kedudukan fakta Sirah Nabawiyah tidak bisa
berubah karena kejadian telah tercatat di
dalam al-Quran, hadits dan riwayat sahabat
(tidak ada yang baru). Sedangkan sejarah bisa
saja berubah dengan ditemukannya sumber
ataupun bukti yang lebih awal (baru) atau jelas
dari sumber sebelumnya (lebih tua).
6. Sirah Nabawiyah bertujuan sebagai pemberi
teladan, contoh dan pendukung sejarah Islam.
Berdasarkan pemaparan di atas maka sirah nabawiyah yang
penulis maksudkan dalam penulisan thesis ini adalah berupa materi
yang penulis ajarkan pada siswa kelas III MIN Blang Mane
dengan menggunakan media nazam.

7. Kelahiran Nabi Muhammad


Pada masa kelahiran Nabi Muhammad terdapat
kejadian yang luar biasa yaitu ada serombongan
pasukan Gajah yang dipimpin Raja Abrahah
(Gubernur kerajaan Habsyi di Yaman) hendak
menghancurkan Kakbah karena negeri Makkah
semakin ramai dan bangsa Quraisy semakin
terhormat dan setiap tahunnya selalu padat umat
manusia untuk haji. Ini membuat Abrahah iri dan
Abrahah berusaha membelokkan umat manusia agar
tidak lagi ke Makkah Abrahah mendirikan gereja

62
besar di Shana yang bernama Al-Qulles. Namun tak
seorang pun mau datang ke gereja Al Qulles itu.
Abrahah marah besar dan akhirnya
mengerahkan tentara bergajah untuk menyerang
Kakbah. Didekat Makkah pasukan bergajah
merampas harta benda penduduk termasuk 100 ekor
Unta Abdul Muthalib Abdul Mualib tidak menyangka
kedatangan utusan Abrahah supaya menghadap ke
Abrahah.Yang pada akhirnya Abdul Muthalib meminta
Untanya untuk dikembalikan dan bersedia mengungsi
bersama penduduk dan Abdul Muthalib berdoa
kepada Allah supaya Kabah diselamatkan.
Keadaan kota Makkah sepi tentara Abrahah
dengan leluasa masuk Makkah dan siap untuk
menghancurkan Kabah. Allah mengutus burung
Ababil untuk membawa kerikil Sijjil dengan
paruhnya.Kerikil itu dijatuhka tepat mengenai kepala
masing-masing pasukan bergajah tersebut hingga
tembus ke badan sampai mati. Periiwa ini
diabadikan dalam Al-Quran surat Al-Fl ayat 15. (QS.
[105]:1 5). Pasukan bergajah hancur lebur mendapat
adzab dari Allah.
Kegagalan pasukan gajah menghancurkan
Kabah merupakan kabar gembira bagi kafir
Quraisy.Kekalahan pasukan Abrahah dalam
menyerang Kabah sangat berarti bagi penduduk
Makkah. Kaum Quraisy, para penjaga Kabah
mengartikan serangan itu sebagai pertanda bagi
suatu periiwa masa depan yang berhubungan
dengan tempat ibadah yang telah dibangun oleh Nabi
Ibrahim As untuk menyembah Allah.
Kehancuran dan kekalahan tentara Gajah yang
dipimpin raja Abrahah merupakan hadiah dari Allah,

63
sebagai penghormatan atas kelahiran Nabi
Muhammad. Karena peristiwa ini terjadi beberapa
saat sebelum lahirnya Nabi Muhammad, Nabi
Muhammad lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun
Gajah bertepatan tanggal 20 April 571 Masehi
ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Mualib.
Ayah Nabi telah meninggal semenjak Nabi
Muhammad berusia 3 bulan dalam kandungan ibunya
yaitu Aminah binti Wahab. Abdullah meninggal dunia
di kota Yarib (Madinah) dalam perjalanan berdagang
ke negeri Syam.
Nabi Muhammad dilahirkan dari keturunan
yang terhormat. Kakeknya yang bernama Abdul
Mualib adalah seorang pemuka kaum Quraisy di
Makkah yang paling disegani. Abdul Mualib
dipercaya masyarakat sebagai penjaga Kabah. Ia
yang diberi hak untuk memegang kunci Kabah.
Nama Muhammad adalah pemberian dari
kakeknya, Abdul Mualib. Muhammad memiliki arti
orang yang terpuji, Abdul Mualib memberi nama
Muhammad berharap agar cucunya menjadi orang
yang terpuji di dunia maupun di akhirat.

64

Anda mungkin juga menyukai