Nilai2 Demokrasi Dan Ham PDF
Nilai2 Demokrasi Dan Ham PDF
11 April 2009
Abstrak
A. Pendahuluan
Ketua STAI Kuala Kapuas
1
Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 7 No.11 April 2009
Namun demikian, proses dan tata kehidupan politik yang telah berjalan
dalam usia relatif dini nampaknya belum memberikan dampak yang
mengembirakan dan menunjukkan tanda-tanda yang meyakinkan (convincing
signs). Karena masih ditemukan beberapa tindakan kontra-produktif dan
destruktif seperti tindakan pelanggaran HAM, kecenderungan tindakan yang
mengarah pada "destabilisasi", kecenderungan tindakan mobokrasi, tindak
kekerasan, rendahnya penegakan hukum bagi para pelaku pelanggaran HAM,
penyalahgunaan kekerasan, masih maraknya tindak korupsi, tingginya
pertentangan antara legislatif dengan yudikatif dalam kerangka otonomi daerah
dan sebagainya.
2
Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 7 No.11 April 2009
3
Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 7 No.11 April 2009
Jika pada point pertama dan kedua reformasi dilakukan pada tataran
lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif, maka, pada point ketiga yakni
pengembangan kultur demokratis harus dilakukan dengan melibatkan semua
segmen masyarakat mulai dari elit politik hingga rakyat awam. Salah satu cara
untuk mengembangkan kultur demokratis berkeadaban adalah melalui
pendidikan.
4
Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 7 No.11 April 2009
bisu (silent culture), juga dapat menjadi kendaraan politik, kepentingan suatu
rezim, arena indoktrinasi, alat melanggengkan kekuasaan suatu rezim dan
pemasungan kreativitas manusia. Dalam sistem pendidikan itu, proses yang
berlangsung hanyalah proses pengajaran yaitu kegiatan transfer of knowledge.
Gambaran buruk tentang penyelenggaraan pendidikan tersebut masih marak
terjadi mulai pendidikan dasar, menengah bahkan perguruan tinggi merupakan
bukti empirik adanya pemahaman yang salah terhadap hakikat pendidikan.
Aktivitas pendidikan yang berbau paksaan tersebut harus diubah, yang
menekankan kerja dan prestasi individual harus dilengkapi secara berimbang
dengan kerja dan prestasi kelompok. Dengan demikian, sebagaimana dikatakan
oleh Mochtar Buchori (dalam Gafar: 2001), reformasi pendidikan merupakan
suatu keharusan. Arah reformasi pendidikan menurutnya diorientasikan pada
restorasi budaya politik yaitu pembentukan basic political competencies,
pengembangan budaya berpolitik yang santun, pengembangan tata kehidupan
bermasyarakat yang damai dan menghindari kekerasan (avoidance of violence),
mengajak masyarakat menegakkan sendi-sendi untuk menegakkan good and
clean governance, membangun masyarakat madani (civil society) yang mampu
mengurus diri sendiri sambil mengawasi pemerintah dan penciptaan kemampuan
belajar (learning capacity) yang tinggi.
5
Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 7 No.11 April 2009
MPR yang dijadikan komitmen politik bangsa. (Amandemen UUD 1945 dan Tap
MPR 1999). Namun, rumusan formal itu tidak selamanya dapat dijabarkan secara
tepat dalam kebijakan sektoral yang mendukung tujuan nasional itu. Oleh karena
itu diperlukan suatu kajian dan telaahan kritis terhadap kebijakan-kebijakan
sektoral jangka panjang agar pengembangan langkah-langkah operasional dapat
sejalan dengan nasional yang dijiwai semangat reformasi.
Di negara kita hal yang sama telah mulai muncul, meskipun masih
terdapat kesenjangan antara rumusan-rumusan normatif dengan praktek perilaku
dari para penyelenggara negara maupun rakyat biasa. Semangat pemuliaan dan
penghargaan kepada hak asasi telah mendapat tempat yang lebih baik dalam
konstitusi dan perangkat perundang-undangan kita. ( Amandemen UUD 1945
pasal 28 dan Tap MPR No. XVII tahun 1998).
6
Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 7 No.11 April 2009
7
Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 7 No.11 April 2009
8
Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 7 No.11 April 2009
9
Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 7 No.11 April 2009
yang sadar akan tanggung jawab individu dan sosial. Pengetahuan dan kesadaran
diri yang tercipta dari hasil pembelajaran tersebut mendorong peserta untuk
melakukan sesuatu (learning to do) yang didasari oleh pengetahuan yang
dimilikinya. Apa yang dilakukan oleh peserta didik dimaksudkan dalam rangka
pembelajaran untuk membangun kehidupan bersama (learning to live together).
Kehidupan bersama tersebut dibangun atas dasar kesadaran akan realitas
keragaman dan saling memerlukan.
10
Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 7 No.11 April 2009
variable demokrasi dan hak asasi manusia sebagai bagian yang penting dari
masyarakat dunia. HAM dan demokrasi bukan hanya sebagai substansi yang
dimasukkan dalam rancangan kurikulum sekolah, akan tetapi lebih dari itu sistem
penyelenggaraan pendidikan kita harus mampu .mendorong proses demokratisasi
dan pemenuhan hak asasi warga negara tanpa harus membedakan kedudukan,
golongan, status ekonomi, dan kawasan tempat tinggalnya, penduduk daerah
terpencil, atau golongan masyarakat marginal, anak terlantar, ataupun kelompok
disable people, perlu mendapat hak-haknya sebagai warga negara, terutama hak
untuk mendapatkan pendidikan.
11
Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 7 No.11 April 2009
D. Penutup
12
Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 7 No.11 April 2009
DAFTAR PUSTAKA
Amandemen UUD 1945 Pasal 28, Perubahan Pertama, Kedua, Ketiga dan
Keempat.
Apple, Michael W., and James A. Beane, The Case of Democratic school,
ASCD, Alexandria, Virginia, 1995.
Effendy, Bahtiar, Islam, Demokrasi dan HAM dalam Ahmad Suaedy, Pergulatan
Pesantren dan Demokratisasi, Yogyakarta: 2000.
Masudi, Masdar F, HAM dalam Islam dalam Suparma Marzuki dan Sobirin
Mallan,Pendidikan Kewarganegaraan dan HAM, Yogyakarta: UII Press,
2002.
13
Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 7 No.11 April 2009
14