Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

BUDIDAYA TANAMAN BIOINDUSTRI


BUDIDAYA TANAMAN LADA Piper nigrum L.
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Budidaya Tanaman
Bioindustri

Disusun oleh:
Nama : Ivo Andryeni
NIM :4442140560
Kelas :VII A
Kelompok: 3

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.Segala puji bagi Allah


SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga dapat menyelesaikan laporan
ini. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW.
Laporan ini disusun agar pembaca dapat mengetahui cara
membudidayakan tanaman lada dengan menggunakan polybag. Walaupun laporan
ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan tapi juga memiliki detail yang
cukup jelas bagi pembaca.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh
matakuliah budidaya tanaman bioindustri dan asisten praktikum yang telah
membimbing penulis agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun
karya tulis ilmiah yang baik dan sesuai kaidah.
Semoga laporan ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas
kepada pembaca.Walaupun laporan ini memiliki kelebihan dan kekurangan
penulis membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun.Terima
kasih.

Serang, Desember 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI.... ii
DAFTAR TABEL iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang. 1
1.2 Tujuan.. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Lada Piper nigrum L. 3

2.2 Teknik Budidaya Tanaman Lada Piper nigrum L... 9

2.2.1 Syarat Pertumbuhan Tanaman Lada... 9

2.2.2 Teknik Budidaya Tanaman Lada. 9

2.3 Hama dan Penyakit.. 12


2.3.1 Hama 12
2.3.2 Penyakit
13
2.4 Kandungan dan Manfaat Lada. 13
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat... 17
3.2 Alat dan Bahan.17
3.3 Cara Kerja 17
BAB IV HASIL DANPEMBAHASAN
4.1 Hasil. 18
4.2 Pembahasan..
19
BAB V PENUTUP
5.1Simpulan... 22
5.2 Saran 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan Budidaya Tanaman Bioindustri Tinggi Tanaman


Lada
18
4.1.2 Tabel Hasil Pengamatan Budidaya Tanaman Bioindustri Jumlah Daun
Tanaman Lada 18
4.1.3 Tabel Hasil Pengamatan Budidaya Tanaman Bioindustri Buah Tanaman
Lada
19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lada merupakan salah satu produk tertua dan terpenting dari produk
rempah-rempah yang diperdagangkan di dunia. Theophratus yang hidup 372-287
SM (sebelum masehi), menyebutkan dua jenis lada yang telah digunakan oleh
bangsa Mesir dan Romawi pada waktu itu yaitu lada hitam (Black pepper) dan
lada panjang (Pepper longum). Purseglove menyebutkan bahwa lada merupakan
produk pertama yang diperdagangkan antara Barat dan Timur. Pada abad
pertengahan tahun 1.100 1.500 M, perdagangan lada memiliki kedudukan yang
sangat penting. Pada waktu itu lada digunakan sebagai alat tukar dan emas kawin,
selain untuk keperluan rempah-rempah. Tanaman lada (Piper nigrum L.)
merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peluang strategis
dalam sistem usaha perkebunan, baik secara ekonomi maupun sosial. Secara
ekonomi lada dapat menjadi salah satu sumber utama pendapatan petani dan
devisa negara sektor non migas, sedangkan secara sosial merupakan komoditas
tradisional yang telah dibudidayakan sejak lama dan kebera-daannyamerupakan
penyedia lapangan kerja yang cukup luas terutama di daerah sentraproduksi.
Usaha tani lada di Indonesia umumnya diusahakan dalam bentuk
perkebunanrakyat .Pada dekade terakhir turunnya harga lada bukan hanya disebabkan
persaingan antarnegara-negara produ-sen, seperti Indonesia, Malaysia, India, dan
Brazil, tetapi juga disebabkan oleh munculnya negara-negara baru penghasil lada
seperti Thailand, Srilanka, dan Vietnam. Di sisi lain semakin kritisnya negara-
negara konsumen te-hadap mutu lada turut memperkuat terjadinya persaingan
dipasaran internasional seperti kekhawatiran konsumen akan adanya residu
pestisida dan kontaminasi mikroba seperti Escherichia coli, Salmonolla sp, dan
jamur yang menghasilkan defatoksin. Untuk mempertahankan produk lada
sebagai salah satu komoditas ekspor non migas andalan, upaya antisipatif yang
dilakukan, tentunya tidak hanya pada peningkatan produktivitas, melainkan lebih
difokuskan pada perbaikan teknologi budidaya dan mutu lada yang memiliki
keunggulan dalam menekan biaya produksi dan meningkatkan kualitas hasil.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara budidaya tanaman lada
dengan menggunakan polybag dan media tanam tanah dan pupuk kandang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Lada Piper nigrum L.


Lada (Piper nigrum) adalah jenis tanaman merambat dalam keluarga
Piperaceae. Dari tanaman lada yang diambil adalah buahnya kemudian
dikeringkan dan digunakan sebagai perlngkapan bumbu. Buah, yang dikenal
sebagai lada ketika kering, berukuran diamter sekitar 5 mm. Berwarna merah tua
saat matang penuh. Biji merica, dan merica bubuk berasal dari penggilingan buah
lada kering.
Lada telah digunakan sebagai bumbu di India sejak zaman prasejarah.
Lada berasal dari India dan telah dikenal untuk memasak di India setidaknya sejak
2000 SM. Catatan J. Innes Miller bahwa meskipun lada ditumbuhkan di Thailand
selatan dan di Malaysia, sumber yang paling penting adalah India, khususnya
Pantai Malabar, di tempat yang sekarang negara bagian Kerala. Perdagangan yang
berharga lebih baik, sering disebut sebagai emas hitam dan digunakan sebagai
bentuk uang komoditas. The sewa lada istilah masih ada hingga sekarang.
Sejarah kuno lada hitam sering saling terkait dengan (dan bingung dengan) bahwa
lada panjang, buah kering dari Piper longum erat terkait. Bangsa Romawi tahu
baik dan sering disebut baik sebagai hanya piper. Bahkan, ia tidak sampai
penemuan Dunia Baru dan paprika chile bahwa popularitas lada panjang
seluruhnya ditolak. Paprika Chili, beberapa di antaranya ketika kering mirip
dalam bentuk dan rasa untuk lada panjang, lebih mudah tumbuh di berbagai lokasi
yang lebih nyaman ke Eropa.
Sampai dengan baik setelah Abad Pertengahan, hampir semua lada hitam
yang ditemukan di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Utara berasal dari wilayah
Malabar India. Pada abad ke-16, karena pengaruh Portugis, lada tersebar ke
Indonesia, Madagaskar, Malaysia, dan di tempat lain di Asia Tenggara, tetapi
daerah-daerah yang diperdagangkan terutama dengan China, atau lada digunakan
secara lokal. Pelabuhan di daerah Malabar juga berfungsi sebagai pemberhentian
sebagian besar perdagangan rempah-rempah lainnya dari wilayah timur di
Samudera Hindia.
Lada Hitam berasal dari India dan dibudidayakan secara luas di sana dan
di tempat lain di daerah tropis. Saat ini Vietnam adalah negara produsen dan
pengeskpor terbesar di dunia. Produksi vietnam mencapai 34% dari tanaman Piper
nigrum dunia pada 2008. Lada kering telah digunakan sejak jaman dahulu sebagai
bumbu dan sebagai obat. Lada hitam adalah rempah-rempah dunia yang paling
diperdagangkan. Ini adalah salah satu rempah-rempah yang paling umum
ditambahkan ke dalam masakan Eropa dan belahan dunia lainnya. Pedasnya lada
hitam adalah karena kandungan kimia piperin. Ini dapat ditemukan di hampir
setiap meja makan di dunia industri, sering bersama garam meja. Lada hitam
dihasilkan dari buah drupes (tipe buah yang memiliki satu biji) mentah masih
hijau dari tanaman lada. Cara pengolahannya adalah dimasak sebentar dalam air
panas, untuk membersihkan dan mempersiapkannya untuk pengeringan. Panas
dapat memecah dinding sel lada, mempercepat kerja enzim kecoklatan selama
pengeringan. Setelah itu dikeringkan di bawah sinar matahari atau dengan mesin
selama beberapa hari. Buah lada akan menyusut dan keriput dengan warna hitam.
Setelah kering, rempah-rempah ini disebut lada hitam.
Tanaman lada adalah jenis tanaman merambat yang dapat tumbuh empat
meter dengan bertopang pada pohon, tiang, atau teralis. Lada hitam tumbuh di
tanah yang tidak terlalu kering atau rentan terhadap banjir, lembab, dan kaya
bahan organik. Tanaman lada dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian kurang
dari 3000 kaki di atas permukaan laut.
Dalam taksonomi tumbuhan, kedudukan tanaman lada diklasifikasikan
sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta (tanaman berbiji)
Sub divisi : Angiospermae (biji berada di dalam buah)
Kelas : Monocotyledoneae (biji berkeping satu)
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper nigrum Linn
Genus Piper memiliki banyak spesies. Sekitar 600 2.000 spesies di
antaranya tersebar di daerah tropis. Dari jumlah tersebut, terdapat beberapa
spesies yang telah dibudidayakan, antara lain Piper nigrum (lada), Piper betle
(sirih), dan Piper retrofractum (cabai jawa).
Chromosome pada piper nigrum berjumlah 2n = 52. Bangsa Piper termasuk kelas
Dicotyledae, ordo Piperales dan keluarga Piperaceae. Di antara 600 jenis bangsa Piper
yang terdapat di daerah tropis, kurang lebih 40 jenis berasal dari Indonesia. Menurut
dugaan, lada yang ditanam di Indonesia dewasa ini bukanlah tanaman asli Indonesia
melainkan diimport dari India.
Pada waktu itu, tanaman tersebut masih hidup secara liar. Butir-butir lada
yang kita kenal, baik lada hitam maupun lada putih adalah buah daripada lada
yang berbatang memanjat. Batang itu bisa mencapai ketinggian lebih dari 10 m.
Tetapi tanaman lada yang sudah dewasa tidak akan dibiarkan memanjat sampai
mencapai ketinggian lebih dari 10 m, melainkan dibentuk atau dibuat dengan
ketinggian 4 5 m, melekat pada tajar. Sedangkan keliling tubuhnya (mahkota
pohon) bergaris tengah 1,5 m.

1. Akar

Pada garis besarnya lada mempunyai 2 jenis akar, yakni akar yang terdapat
di atas tanah, Akar yang terdapat di atas tanah juga disebut akar lekat atau akar
panjat. Akar lekat ini berguna untuk melekat atau memanjat pada tajarnya,
sehingga tanaman bisa tumbuh ke atas. Akar-akar lekat ini hanya tumbuh pada
buku batang orthotrop, sedangkan pada cabang-cabang buah tidak akan tumbuh
akar lekat.

Akar yang terdapat di dalam tanah, akar yang terdapat di dalam tanah juga
disebut akar utama. Akar-akar ini selain tumbuh pada bukunya yang merupakan
perpanjangan dari akar lekat, juga tumbuh pada bekasbekaspotongan batang. Akar
utama tumbuh pada pangkal batang, sehingga padasuatu batang bisa terdapat 10-
20 akar utama. Pada akar utama itu akan tumbuh akar samping dengan bulu akar
yang banyak sekali. Bulubuluakar tersebut bisa berkembang di permukaan tanah
dan berguna untuk menghisap makanan yang diperlukan. Apabila keadaan tanah
memungkinkan, maka akar itu akan dapat menembus tanah sedalam 12
m.Sedangkan panjangnya akar bisa mencapai 2-4 m. Tetapi pada umumnya sistem
perakaran lada cukup dangkal, hanya mencapai kedalaman antara 30-60 cm saja.
2. Batang

Bagian-bagian batang lada, stolon (batang primer). Stolon atau batang


primer juga disebut batang dasar. Stolon merupakan batang pokok atau batang
induk yamg tumbuh memanjat di mana batang-batang lain seperti cabangcabang
orthotrop dan pang plagiotrop akan tumbuh. Batang ini berbentuk agak pipih, dan
setelah berdiameter 4-6 cm, berbenjol-benjol, berwarna abu-abu tua, beruas-ruas
dan lekas berkayu serta berakar lekat. Sedangkan pada kuncupnya, batang tersebut
membengkok. Setiap ruas panjangnya bisa mencapai 7- 12 cm dan pada bukunya
tumbuh sehelai daun dan satu kuncup yang berhadap-hadapan. Tanaman lada
masih muda, yakni umur 8 -12 bulan akan mencapai ketinggian 1 1,5 m dengan
ruas yang jumlahnya 20 buah. Setelah itu, barulah pada tanaman tersebut akan
tumbuh cabang-cabang itu juga disebut kayu primer, sekunder, tertier. Pada
umumnya tunas atau kuncup tak akan tumbuh pada setiap ruas, melainkan setelah
tumbuh cabang sekunder 3 -4 ruas lagi, barulah kuncup yang baru dan seterusnya.
Kadangkadang dialami, setelah tumbuh 7 -10 ruas barulah tumbuh kuncup yang
lain.

3. Cabang-cabang orthotrop

Cabang-cabang ini tumbuh pada batang pokok. Cabang tersebut bentuknya


bulat, berkuncup yang berjauhan dan tumbuhnya memanjat ke atas. Cabang-
cabang ini kedudukannya sama dengan batang primer. Sebab mereka juga berakar
lekat, memanjat serta beruasruas. Pada setiap buku terdapat sehelai daun yang
berhadap-hadapan dengan cabang plagiotrop dan segumpal akar lekat yang
mengikat tanaman pada tajarnya. Semua cabang yang mengarah ke atas disebut
cabang orthotrop. Apabila cabang-cabang itu tak melekat pada tajar, tetapi
memanjang terus ke bawah atau menggantung, maka cabang itu disebut sulur
gantung, sedang yang tumbuh pada pertumbuhan tanah disebut sulur tanah. Baik
sulur tanah ataupun sulur gantung dapat dipergunakan sebagai bibit.
4. Cabang plagiotrop: cabang buah

Cabang plagiotrop ialah rantingranting yang tumbuh dari batang orthotrop,


yang jumlahnya banyak sekali. Ranting-ranting ini pendek, agak kecil dan tak
melekat pada tajar sebab masing-masing, bukunya tak berakar lekat. Pada setiap
buku tumbuh sehelai daun yang berhadaphadapan, dan disinilah akan tumbuh
malai bunga. Cabang plagiotrop ini tumbuhnya selalu ke samping (lateral), dan
pada cabang plagiotrop ini masih bisa tumbuh ranting-ranting lagi. Inilah bagian-
bagian yang selalu mengeluarkan malai bunga atau buah, maka ia juga disebut
cabang-cabang buah.

5. Daun

Tanaman lada itu berdaun tunggal tidak berpasangan, keadaannya kenyal,


serta bertangkai. Bentuknya bulat telur, tetapi pada pucuknya meruncing. Daun
belahan atas berwarna hijau tua mengkilat, sedangkan pada belahan bawah
berwarna hijau pucat dan tak mengkilat. Panjang tangkai 2- 4 cm, panjang daun
12- 18 cm, dan lebarnya 5-10 cm serta berurat daun 5 -9. Daun pada batang
bagian atas tidak sama dengan daun pada bagian bawah, di bagian atas lebih
panjang, sedang bagian bawah lebih bulat. Begitu pula bentuk daun dari batang
atau cabang juga tidak sama dengan daun pada sulur dan cabang plagiotrop. Daun
pada cabang bentuknya simetris dan berwarna tua, sedang daun dari cabang
plagiotrop atau sulur asimetris dan berwarna muda.

Daun-daun tersebut tumbuhnyaberhadap-hadapan dengan tumbuhnya


kuncup cabang, sedang daun pada cabang plagiotrop tumbuhnya berhadap-
hadapan dengan tumbuhnya malai bunga. Kuncup daun itu dibungkus oleh
kelopak. Apabila daun itu akan mengembang, maka gugurlah kelopak atau sisik
tersebut.

6. Bunga

Bagian-bagian yang dapat berbunga hanyalah cabang-cabang plagiotrop


atau cabangcabang buah. Bungabunga itu tumbuh pada malai bunga, sedang malai
bunga itu sendiri tumbuh pada ruas-ruas cabang buah yang berhadap-hadapan
dengan daun. Sebagaimana bunga yang lain, maka bunga lada juga mempunyai
bagian, antara lain:

Tajuk bunga atau dasar bunga. Tajuk bunga ini berwarna hijau atau
melekat pada malai. Apabila sudah tumbuh buah, tajuk ini akan
merupakan dasar buah atau tempat duduk buah, karena buahnya tidak
bertangkai.

Mahkota bunga. Ini berwarna kuning kehijau-hijauan dan tumbuh pada


dasar bunga. Bentuknya sangat kecil dan halus, sedang beberapa hari
setelah terjadi penyerbukan, maka daun bunga itu akan layu dan akhirnya
mengering.

Putik. Putik adalah alat betina, bagian ini merupakan terusan dari ovarium.
Putik terdiri dari: Ovarium: mengandung sebuah sel telur yang berdiri
tegak dan bertangkai pendek. Bakal buah yang dilengkapi dengan tangkai
kepala putik dengan bentuk bintang yang terdapat 35 tangkai. Setiap
tangkai panjangnya 1 mm serta terdapat kepala putik basah dengan garis
tengah 10 mu (1 mu = 1/1000 mm).

Benang sari. Benang sari adalah alat jantan, terdiri dari 2 atau 4 tangkai
benangsari dan kepala benangsari. Di dalam kepala benangsari terdapat
tepungsari yang berguna untuk menyerbuk putikputik. Tangkai benang sari
panjangya 1 mm, sedang kepala benang sari besarnya 10 mu, dan bundar.

Karena bunga lada itu memiliki putik dan benang sari, maka disebut bunga
sempurna atau berumah satu. Malai yang tumbuh lebih dulu adalah malai yang
dekat pucuk-pucuk cabang buah, kemudian disusul malaimalai
dibawahnya. Selanjutnya apabila semua ruas cabang buah itu sudah tumbuh
beberapa malai, maka malai itu akan mengarah ke bawah atau menggantung. Tiap
malai bunga panjangnya 7-12 cm, dan tumbuh bunga maksimal 150.

7. Buah dan Biji


Buah merupakan produksi pokok daripada hasil tanaman lada. Buah lada
mempunyai cirri-ciri khas sebagai berikut: Bentuk dan warna buah: buah lada
berbentuk bulat, berbiji keras dan berkulit buah yang lunak. Kulit buah yang
masih muda berwarna hijau, sedangkan yang tua berwarna kuning. Dan apabila
buah sudah masak berwarna merah, berlendir dengan rasa manis. Maka buah lada
disukai burung-burung berkicau. Sesudah dikeringkan lada itu berwarna hitam.
Kedudukan buah: buah lada merupakan buah duduk, yang melekat pada malai.
Besar kulit dan bijinya 4-6 mm. Sedangkan besarnya biji 3-4 mm. Berat 100 biji
kurang lebih 38 gr atau rata-rata 4,5 gr.

Keadaan kulit buah: kulit buah atau pericarp terdiri dari 3 bagian, ialah:

Epicarp = kulit luar

Mesocarp = kulit tengah

Endocarp = kulit dalam

Biji: di dalam kulit ini terdapat biji-biji yang merupakan produk dari lada,
biji-biji ini juga mempunyai lapisan kulit yang keras.

2.2 Teknik Budidaya Tanaman Lada Piper nigrum L.

2.2.1 Syarat Pertumbuhan Tanaman Lada

1. Iklim
Curah hujan 2.000-3.000 mm/th.
Cukup sinar matahari (10 jam sehari).
Suhu udara 200C 34 0C.
Kelembaban udara 50% 100% lengas nisbi dan optimal antara 60% 80%
RH.
Terlindung dari tiupan angin yang terlalu kencang.
2. Media Tanam
Subur dan kaya bahan organik
Tidak tergenang atau terlalu kering
pH tanah 5,5-7,0
Warna tanah merah sampai merah kuning seperti Podsolik, Lateritic,
Latosol dan Utisol.
Kandungan humus tanah sedalam 1-2,5 m.
Kelerengan/kemiringan lahan maksimal 300.
Ketinggian tempat 300-1.100 m dpl.

2.2.2 Teknik Budidaya Tanaman Lada


1. Pembibitan
Terjamin kemurnian jenis bibitnya
Berasal dari pohon induk yang sehat
Bebas dari hama dan penyakit
Berasal dari kebun induk produksi yang sudah berumur 10 bulan-3 tahun
(Kebutuhan bibit 2.000 bibit tanaman perhektar)

2. Pengolahan Media Tanam

a. Cangkul ke-1, pembalikan tanah sedalam 20-30 cm.

b. Taburkan kapur pertanian dan diamkan 3-4 minggu.

Dosis kapur pertanian :

Pasir dan Lempung berpasir: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah
4,5 ke 5,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha.
Lempung: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 1,7
ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha.
Lempung Berdebu: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5
= 2,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 3,2 ton/ha.
Lempung Liat: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 =
3,4 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 4,2 ton/ha.
c. Cangkul ke-2, haluskan dan ratakan tanah
3. Teknik Penanaman
Sistem penanaman adalah monokultur (jarak tanam 2m x 2m). Tetapi juga
bisa ditanam dengan tanaman lain.
Lubang tanam dibuat limas ukuran atas 40 cm x 35 cm, bawah 40 cm x 15
cm dan kedalaman 50 cm.
Biarkan lubang tanam 10-15 hari barulah bibit ditanam.
Waktu penanaman sebaiknya musim penghujan atau peralihan dari musim
kemarau ke musim hujan, pukul 6.30 pagi atau 16.30-18.00 sore.
Cara penanaman : menghadapkan bagian yang ditumbuhi akar lekat
kebawah, sedangkan bagian belakang (yang tidak ditumbuhi akar lekat)
menghadap keatas.
Taburkan pupuk kandang 0,75-100 gram/tanaman yang sudah dicampur
natural glio.
Tutup lubang tanam dengan tanah galian bagian atas yang sudah dicampur
pupuk dasar :
NPK 20 gram/tanaman
Untuk tanah kurang subur ditambahkan 10 gram urea, 7 gram SP 36 dan 5
gram KCl per tanaman.
Segera setelah ditutup, disiram supernasa :
o Alternatif 1 : 0,5 sendok makan/ 5 lt air per tanaman.
o Alternatif 2 : 1 botol supernasa diencerkan dalam 2 liter (2000 ml)
air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 20 ml
larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
Pemberian supernasa selanjutnya dapat diberikan setiap 3 - 4 bulan sekali.
4. Pemeliharaan Tanaman

a. Pengikatan Sulur Panjat

Panjatkan pada tiang panjat menggunakan tali. Ikatkan dengan dipilin dan
dilipat hingga mudah lepas bila sulur tumbuh besar dan akar lekatnya sudah
melekat pada tiang panjat.

b. Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan setiap 2-3 bulan sekali. Pembubunan dilakukan bersamaan


dengan penyiangan.

c. Perempalan

Perempalan atau pemangkasan dilakukan pada: Batang, dahan, ranting


yang tidak produktif, atau terserang hama dan penyakit. Pucuk/batang, karena
tidak memiliki dahan yang produktif. Batang yang sudah tua agar meremajakan
tanaman menjadi muda kembali.

d. Pemupukan Susulan

Penyemprotan POC NASA (4-5 tutup) atau POC NASA (34 tutup) +
HORMONIK (1 tutup) per tangki setiap 3 4 minggu sekali.

Pupuk makro diberikan sebagai berikut :

Umur (bln) Pupuk makro (gram/pohon)

Urea SP 36 KCl
3-4 35 15 20
4-5 35 20 25
5-6 35 25 30
6-17 35 30 35

e.Pengairan dan Penyiraman


Pada musim kemarau penyiraman sehari sekali di sore hari. Pada musim
hujan tidak boleh tergenang.

f. Pemberian Mulsa

Usia 3-5 bulan, beri mulsa alami berupa dedaunan tanaman tahunan
ataupun alang-alang.

g. Penggunaan Tajar ( Ajir)

Sebaiknya gunakan tajar mati dari bahan kayu. Pangkal tajar diruncingkan,
bagian ujung dibuat cabang untuk menempatkan batang lada yang panjangnya
telah melebihi tinggi tajar. Panjang tajar 2,5-3 m..

5. Panen

a. Ciri dan Umur Panen

Panen pertama umur tiga tahun atau kurang. Ciri-ciri: tangkainya berubah
agak kuning dan sudah ada buah yang masak (berwarna kuning atau merah).

b. Cara Panen

Pemetikan dari buah bagian bawah hingga buah bagian atas,


denganmematahkan persendian tangkai buah yang ada diketiak dahan.

2.3 Hama dan Penyakit


2.3.1 Hama

a. Hama Penggerek Batang (Laphobaris Piperis)

Ciri: berwarna hitam, ukuran 3-5 mm. Serangga dewasa lebih suka
menyerang bunga, pucuk daun dan cabang-cabang muda. Akibat lain bila
Nimfanya (serangga muda) berupa ulat akan menggerek batang dan cabang
tanaman. Pengendalian: memotong cabang batang; penyemprotan PESTONA.

b. Hama bunga

Ciri: Serangga dewasa berwarna hitam, sayap seperti jala, terdapat


tonjolan pada punggungnya, ukuran panjang tubuh 4,5 mm dan lebar 3 mm.
Gejala: serangga dewasa/nimfanya menyerang bunga berakibat bunga rusak
dan menimbulkan kegagalan pembuahan, siklus hidupnya sekitar 1 bulan.
Pengendalian: penyemprotan Pestona, serta dapat juga dilakukan pemotongan
pada tandan bunga.

c. Hama buah

Ciri: serangga berwarna hijau kecoklatan, nimfanya tidak bersayap,


berwarna bening dan empat kali ganti kulit. Serangga dewasa atau nimfanya
menyerang buah sehingga isi buah kosong. Telurnya biasa diletakkan pada
permukaan daun atau pada tandan buah, siklus hidupnya sekitar 6 bulan.
Pengendalian: musnahkan telur dipermukaan daun, cabang, dan yang ada pada
tandan buah. Gunakan Pestona.

2.3.2 Penyakit

a. Penyakit busuk pangkal batang (BPP)

Penyebab: jamur Phytopthora Palmivora Var Piperis. Gejala: awal


serangan sulit diketahui. Bagian yang mulai terserang pada pangkal batang
memperlihatkan garis-garis coklat kehitaman dibawah kulit batang. Daun
berubah warna menjadi layu (berwarna kuning). Pencegahan : penanaman
jenis lada tahan penyakit BPB. Pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah
tanam.

b. Penyakit kuning
Penyebab: tidak terpenuhinya berbagai persyaratan agronomis serta
serangan cacing halus (Nematoda) Radhophalus similis yang mungkin
berasosiasi dengan nematoda lain seperti Heterodera SP, M incognita dan
Rotylenchus Similis. Gejala: menyerang akar tanaman lada, ditandai
menguningnya daun lada, akar rambut mati, membusuk dan berwarna hitam.
Cepat lambatnya gejala daun menguning tergantung berat ringannya infeksi
dan kesuburan tanaman. Pengendalian: Pemberian pupuk kandang,
pengapuran, pemupukan tepat dan seimbang, pemberian Natural Glio sebelum
dan sesudah tanam.

2.4 Kandungan dan Manfaat Lada


Lada atau merica mengandung senyawa kimia yang dapat mencegah
timbulnya berbagai jenis penyakit dan menjaga kesehatan. Rempah-rempah ini
banyak digunakan sejak berabad-abad lalu sebagai agen anti-inflamasi,
karminatif, dan anti-kembung.
1. Merica mengandung berbagai minyak esensial seperti piperin, alkaloid
amina, yang memberikan sensasi rasa pedas yang kuat. Lada juga
mengandung banyak monoterpen hidrokarbon seperti sabinene, pinene,
terpinene, limonene, myrcene, dll, yang memberikan properti aromatik.
2. Zat piperin dalam lada meningkatkan penyerapan selenium, vitamin B
kompleks, beta-karoten, serta nutrisi lain dari makanan.
3. Merica mengandung mineral seperti kalium, kalsium, seng, mangan, besi,
dan magnesium. Kalium merupakan komponen penting yang membantu
mengontrol detak jantung dan tekanan darah. Mangan digunakan oleh
tubuh sebagai co-faktor untuk enzim antioksidan, superoksida dismutase.
Besi sangat penting untuk respirasi sel dan produksi sel darah.
4. Lada merupakan sumber kelompok-B kompleks penting vitamin seperti
Pyridoxine, riboflavin, thiamin dan niacin.
5. Lada merupakan sumber vitamin anti-oksidan seperti vitamin-C dan
vitamin-A. Rempah-rempah ini juga kaya akan polifenol flavonoid anti-
oksidan seperti karoten, cryptoxanthin, zea-xanthin dan lycopene.
Senyawa ini membantu tubuh untuk menangkal radikal bebas berbahaya
dan membantu melindungi dari kanker dan penyakit lainnya.
Tingginya kandungan gizi di dalamnya membuat manfaat lada sangat
tinggi untuk kesehatan dan berbagai masalah tubuh. Selain itu ia juga digunakan
dalam berbagai Industri seperti fashion.

1. Menurunkan resiko kanker

Meskipun memiliki bentuk yang kecil, namun ternyata lada dapat memberikan
manfaat yang cukup besar bagi kesehatan, diantaranya adalah untuk mengobati
penyakit kanker. Sebuah study yang dilakukan oleh University of Michigan
cancer Center menyatakan bahwa senyawa kimi adalam lada yaitu yang dikenal
sebagau pipering dapat membantu mencegah resiko berkembangnya kanker atau
tumor payudara. Hal ini sangat efektif jika pemakaiannya dikombinasikan dengan
kunyit, baik itu dalam bentuk makanan maupun obat-obatan herbal.

2. Untuk menjaga kesehatan kulit

Lada dapat membantu dalam proses penyembuhan gangguan Vitiligo, yaitu


penyakit kulit yang menyebabkan kulit kehilangan pigmentasi normal. Menurut
para peneliti di London, kandungan piperine yang terdapat pada lada dapat
merangsang produksi pigmen pada kulit. Pengobatan vitiligo dilakukan dengan
cara mengkombinasikan kandungan piperin dengan terapi cahaya ultra violet. Hal
ini akan jauh lebih baik daripada pengobatan dengan penggunaan bahan kimia
lainnya. Kandungan piperin dalam lada juga dapat mengurangi kemungkinan
kanker kulit akibat radiasi ultraviolet yang berlebihan.

3. Membantu sistem pernafasan.

Dalam beberapa pengobatan tradisional, lada dapat digunakan sebagai


tambahan tonik yang ditujukan untuk pengobatan pilek dan batuk. Lada
memberikan bantuan pada gangguan sinusitis dan hidung tersumbat. Hal ini
dikarenakan lada memiliki kandungan ekspektoran yang membantu untuk
memecah lendir dan dahak pada saluran pernapasan, sehingga dapat membantu
untuk melonggarkan pernafasan. Menurut seorang profesor di Mt. Sinai School of
Medicine di New York City dan penulis Panduan The Good Doctor untuk Pilek
dan Flu bernama Neil Schachter, MD menyatakan bahwa lada merupakan
dekongestan alami yang mengandung bahan-bahan kimia yang dapat mengiritasi
selaput lendir, membuatnya lebih tipis, sehingga lendir menjadi lebih encer. Hal
ini akan membantu untuk membersihkan hidung Anda. Caranya yaitu hanya
dengan menambahkan beberapa jumput bubuk lada pada semangkuk sup. Hal ini
akan memmberikan bantuan untuk memudahkan penderita pilek atau flu untuk
bernafas.

4. Meningkatkan sistem pencernaan dan menjaga kesehatan usus

Lada dapat membantu merangsang selera makan sedemikian rupa sehingga


dapat meningkatkan sekresi asam klorida di perut. Hal ini berarti bahwa lada
dapat membantu meningkatkan sistem pencernakan. Asam klorida diperlukan
untuk mencerna protein dan komponen makanan lainnya di perut. Ketika produksi
asam klorida dalam tubuh tidak mencukupi, makanan tidak dapat dicerna dengan
baik, hal ini dapat menyebabkan gangguan pencernakan seperti mulas, perut
kembung, menimbulkan gas (kentut), iritasi pada usus, diare, maupun sembelit.

5. Menurunkan berat badan

Makan makanan pedas merupakan salah satu cara untuk membantu


menurunkan berat badan secara alami. Bagian lapisan luar dari lada dapat
membantu proses pemecahan sel-sel lemak. Ketika sel-sel lemak terpecah, mereka
akan dengan mudah diproses oleh tubuh untuk kemudian disalurkan kebagian-
bagian tubuh yang lain. Hal ini akan membuat reaksi enzimatik tubuh menjadi
lebih sehat.

6. Mencegah penuaan dini

Agen antioksidan yang terdapat pada lada dapat menetralisir senyawa


berbahaya dalam tubuh serta melindungi sistem kekebalan tubuh dari berbagai
kondisi, bahkan terjadinya penuaan dini yang ditandai dengan keriput, bintik-
bintik penuaan, degenerasi makula, dan kehilangan memori.
BAB III

METODOLOGI PRAAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Pemuliaan Tanaman yang berjudul Teknik Budidaya Tanaman
Lada dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 12 Oktober 2016 sampai 14
Desember 2016, pukul 07.00-08.00 WIB. Bertempat di Laboratorium
Bioteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah polybag, penggaris,
emrat, tipex, dan ember. Bahan yang digunakan praaktikum ini adalah bibit
tanaman lada, air, tanah, dan pupuk kandang.

3.3 Cara Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum ini

2. Campurkan tanah dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1

3. Masukan tanah kedalam polybag yang sudah diberi keterangan dengan


menggunakan tipex

4. Buat lubang tanam di tengah polybag yang sudah diisi media tanam

5. Tanam bibit lada di dalam polybag yang sudah diisi dengan media tanam
tanah dan pupuk kandang

6. Siram dengan air

7. Dan lakukan penyiraman sehari 2 kali pagi dan sore hari


8. Lakukan pengukuran setiap seminggu sekali

9. Amati pertumbuhannya selama 10 minggu

10. Parameter yang di amati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, dan buah
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan Budidaya Tanaman Bioindustri Tinggi


Tanaman Lada
Sampel Minggu Ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 9 9,5 11 12 14,3 15,5 16 17,3 17,5 18
2 9,5 10 11,5 12 12,4 13 14,3 18,3 21,4 25
3 10 11 12,5 13 13,6 14 15,5 17,6 20 20
4 8 9 9,5 10 11,3 11 12 12,3 13,3 15
5 8 8,5 9,8 10,5 11 11,8 12 14,5 16,8 19
6 9 10 11,5 13 14,8 25 16,5 18 21,8 24
7 10 11,7 13,5 14 15,7 26 18,3 19 19,7 20
8 10 11,5 12 13 13,5 14 16 17,5 18 20

4.1.2 Tabel Hasil Pengamatan Budidaya Tanaman Bioindustri Jumlah


Daun Tanaman Lada
Sampel Minggu Ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4
2 8 8 8 7 7 8 9 8 8 7
3 8 7 5 5 5 6 6 6 6 6
4 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
5 6 6 6 6 6 6 6 5 7 7
6 3 4 4 4 4 4 4 5 6 6
7 7 8 8 7 5 8 7 9 9 13
8 6 9 10 8 9 9 9 8 12 15
4.1.3 Tabel Hasil Pengamatan Budidaya Tanaman Bioindustri Buah
Tanaman Lada
Sampel Minggu Ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 - - - - - - - - - -
2 -
3 - - - - - - - - - -
4 -
5
6
7 - - - - - - - - - -
8 - - - - - - - - - -

4.2 Pembahasan

Lada (Piper nigrum) adalah jenis tanaman merambat dalam keluarga


Piperaceae. Dari tanaman lada yang diambil adalah buahnya kemudian
dikeringkan dan digunakan sebagai perlngkapan bumbu. Buah, yang dikenal
sebagai lada ketika kering, berukuran diamter sekitar 5 mm. Pada praktikum ini
menanam tanaman lada dengan menggunakan polybag dan media tanam yang
digunakan adalah tanah dengan campuran pupuk kandang dengan perbandingan
1:1.
Dari hasil praktikum budidaya tanaman lada ini adalah seperti pada table
diatas. Parameter yang diamati setiap seminggu sekali adalah tinggi tanaman,
jumlah daun pertanaman, dan ada atau tidaknya buah pada tanaman tersebut.
Tanaman lada yang dibudidayakan ini pertumbuhannya sudah cukup bagus, dapat
dilihat dari tinggi tanaman yang setiap minggunya mengalami peningkatan. Dan
kondisi daun juga berwarna hijau segar. Dan dari 8 sampel yang ditanam ada
beberapa tanaman yang sudah berbuah yaitu pada sampel 2, 4, 5, dan 6. Nmun
pada minggu ke 10 sampel 2 dan sampel 4 buahnya mengalami kerontokan.
Tanaman lada jika dirawat dan dipelihara dengan baik dan benar sesuai
dengan kebutuhan tanaman itu sendiri maka akan mendapatkan hasil yang bagus.
Tanaman lada tidak boleh kekurangan dan kelebihan air. Jika kekurangan air
tanaamn lada akan mengalami layu, dan jika terlalu banyak air hingga tanaamn
tergenang maka tanaman lada akan mengalami pembusukan pada tanamannya.
Pada praktikum ini tanamn lada tidak diberi pemupukan susulan sama sekali.
Pemupukan hanya dilakukan sekali saja pada saat bibit tanamn akan di tanam,
yaitu dengan pemberian pupuk kandang pada media tanam. Maka dari itu tanaman
lada yang awalnya pertumbuhannya baik, lama kelamaan akan mengalami
kekurangan unsure hara karena tidak ada pemberian pupuk susulan, dan
ditanamnya didalam polybag maka unsure hara yang ada didalam media tanam
yang di letakan didalam polybag tersebut lama-kelamaan akan habis, dan akhirnya
kebutuhan nutrisi atau kebutuhan unsure hara pada tanaman lada tidak terpenuhi.
Maka dari itu pada minggu ke 10 ada tanaman lada yang tadinya sudah berbuah
mengali kerontokan pada buahnya. Jika tidak adanya pemberian pupuk susulan
maka lama-kelamaan tanamn lada akan mengalami kekurangan unsure hara dan
akan layu dan terserang hama dan penyakit dan akan mati.

Kebutuhan pupuk atau unsure hara yang ideal untuk tanaman lada adalah
sebagi berikut: pada umur 3-4 bulan kebutuhan urea adalah 35 gr/tanamn, sp-36
15 gr/tanaman dan KCl 20 gr/tanaman. Pada umur 4-5 bulan kebutuhan urea pada
tanaman lada adalah 35 gr/tanaman, sp-36 20 gr/tanaman, dan KCl 25 gr/tanaman.
Pada umur 5-6 bulan kebutuhan urea 35 gr/tanaman, sp-36 25 gr/tanaman, dan
KCl 30 gr/tanaman. Dan pada umur 6-17 bulan kebutuhan urea 35 gr/tanaman, sp-
36 30 gr/tanaman, dan KCl 35 gr/tanaman. Dan pemeliharaan seperti penyiangan
harus dilakukan jika banyak tanaman pengganggu yang tumbuh di sekitar tanamn
lada dan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman lada, jika tidak dilakukan
penyiangan maka akan ada persaingan atau perebutan unsure hara pada tanaman
yang dibudidayakan. Dan jika penanaman dilakukan bukan pada polybag
seharusnya pemberian mulsa dilakukan pada tanaman lada yang sudah berumur 3-
5 bulan. Pemasangan tajir sebaiknya gunakan tajar mati dari bahan kayu. Pangkal
tajar diruncingkan, bagian ujung dibuat cabang untuk menempatkan batang lada
yang panjangnya telah melebihi tinggi tajar. Panjang tajar 2,5-3 m.
Tanamn lada sudah bisa di panen pertama pada umur tiga tahun atau
kurang. Buah lada yang sudah siap panen memiliki ciri-ciri, tangkainya berubah
agak kuning dan sudah ada buah yang masak (berwarna kuning atau merah). Cara
pemanenan lada adalah dengan cara pemetikan dari buah bagian bawah hingga
buah bagian atas, denganmematahkan persendian tangkai buah yang ada diketiak
dahan.
BAB V
PENUTUP

2.4 Simpulan
Tanamn lada yang dibudidayakan mnggunakan media tanamn tanah
dengan campuran pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 dan penanamannya
dilkukan didalam polybag. Simpulan dari hasil praktikum budidaya tanaman
bioindustri yaitu budidaya tanaman lada adalah tanamn lada yang dibudidayakan
pertumbuhan tinggi tanamnnya meningkat setiap minggunya, pertumbuhan
daunnya juga cukup bagus, tetapi pertumbuhan buahnya kurang bagus. Hanya ada
beberapa tanaman saja yang berbuah. Pada minggu kesepuluh hanya tersisa dua
tanaman yang masih ada buahnya. Hal ini disebebkan oleh beberapa factor,
diantaranya adalah tanaman lada kekurangan unsure hara sehingga kebutuhan
nutrisi tanamannya tidak terpenuhi.

2.5 Saran
Dalam melakukan pembudidayaan suatu tanaman harus dilakukan dengan
cara yang baik dan benar sesuai dengan aturan yang sudah ada. Agar hasil yang
didapat sesuai dengan apa yang diinginkan. Dan tanaman harus dirawat dan
dipelihara sebaik mungkin.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Lada.


https://matematikacerdas.wordpress.com/2010/01/25/klasifikasi-dan-
morfoligi-tanaman-lada/. Diakses pada tanggal 21 Desember 2016, pukul
19.00 WIB
Anonim. 2011. Budidaya Lada.
https://www.scribd.com/doc/76451418/BUDIDAYA-LADA. Diakses pada
tanggal 21 Desember 2016, pukul 19.00 WIB
Anonim. 2011. Tanaman Lada.
http://teknikcarabudidaya.blogspot.co.id/2011/08/tanaman-lada.html.
Diakses pada tanggal 21 Desember 2016, pukul 19.00 WIB
Stockis nasa. 2011. Teknik Budidaya Lada. http://stockistnasa.com/teknik-
budidaya-lada/. Diakses pada tanggal 21 Desember 2016, pukul 19.00
WIB
LAMPIRAN

Gambar 4. Tanaman lada minggu ke5

Gamba1. Tanamn lada minggu ke 1


Gambar 5.Tanaman lada minggu ke6

Gambar 2.Tanaman lada minggu ke2


Gambar 6.Tanaman lada minggu ke7

Gambar 3. Buah lada


Gambar 7. Buah lada minggu ke 9
Gambar 8. Tanaman lada minggu ke
10

Anda mungkin juga menyukai