Anda di halaman 1dari 14

TUGAS ARTIKEL KESEHATAN

DISUSUN OLEH :

Nobby Onist Junior Marbun

1261050029

Pembimbing :

DR. Sudung Nainggolan, MSc

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

DEPARTEMEN KEDOKTERAN KOMUNITAS

PERIODE 27 FEBRUARI 06 MEI 2017

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA

2017
Dampak Negatif Dari Kebiasaan
Buruk Membuang Sampah
Sembarangan
Penulis Samuel Karwur -
Senin, 25 Apr 2016 at 2:25 PM

Berbagi di Facebook

Foto: Rayapos.com
Manado: Lingkungan merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat besar artinya bagi
makhluk hidup. Lingkungan merupakan karunia Tuhan yang tidak ternilai. Tanpa adanya lingkungan
maka tidak akan ada kehidupan. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk melestarikan dan menjaga
kebersihan lingkungan sekitar dengan sebaik-baiknya.
Kebersihan merupakan sebagian dari iman, itulah slogan yang sering kita dengar selama ini maka
dari itu kita harus selalu menjaga kebersihan dimana saja kita berada.

Kebersihan juga penting bagi kesehatan kita, karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang
kuat. Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran termasuk diantaranya debu, sampah dan bau.
Akan tetapi pada kesempatan ini saya lebih tekankan pada permasalahan samapah yang sering kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Sampah bukanlah hal yang baru bagi kita, Jika kita mendengar kata ini pasti terlintas dibenak kita
sampah adalah semacam kotoran, setumpuk limbah, sekumpulan berbagai macam benda yang telah
dibuang ataupun sejenisnya yang menimbulkan bau busuk yang menyengat hidung. Dengan kata lain
sampah dapat diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses
yang cenderung merusak lingkungan di sekitarnya. Sampah merupakan salah satu dari sekian banyak
masalah sosial yang dihadapi masyarakat. Masyarakat kota ataupun daerah yang padat
pendududuknya pasti menghasilkan sampah yang begitu banyak

Sebagian pandangani masyarakat, sampah bukanlah masalah, padahal pemahaman inilah yang sangat
mengkhwatirkan.

Sampah merupakan masalah yang paling besar bagi lingkungan sekitar kita. Apakah lingkungan
Anda sudah bersih dari sampah?

Coba bayangkan jika sampah terus menerus dibuang, berserakan di tengah jalan. Dibuang di sungai,
laut atau selokoan air rumah Anda. Berikut ini akibat yang timbul jika kita membuang sampah
sembarangan:

Menimbulkan bau Busuk (pencemaran udara). Di tempat umum seperti taman, jalan dan tempat
rekreasi, sampah yang berserakan, jelas berpengaruh ketika orang sedang beristirahat sambil
menikmati alam. Hal ini diakibatkan bau yang timbul dari sampah tersebut.

Dapat Menyebabkan Banjir. Sampah yang setiap harinya kita buang di sungai dan selokan,
walaupun hanya sedikit, tapi lama kelamaan akan menumpuk dan mengakibatkan penumpukan di
gorong-gorong dan bendungan sungai. Pada gilirannya, penumpukan yang terjadi akan menghambat
aliran sungai dan mengakibatkan air sungai meluap. Alhasil terjadilah banjir.

Menimbulkan Penyakit. Sampah yang menumpuk tanpa ada tindakan selanjutnya, akan mengalami
pembusukan dan menjadi sarang nyamuk untuk bertelur, sehingga yang dirugikan masyarakat itu
sendiri. Penyakit yang ditimbulkan yaitu demam berdarah, gangguan pernapasan, gatal-gatal dll.

Dapat mencemari Air (Sungai dan Laut). Sampah yang dibuang di sungai selain mengakibatkan
banjir, juga mengakibatkan pencemaran air, baik dari warna, bau dan rasa dari air tersebut. Adapun
sampah yang dibuang ke laut ini dampaknya sangat besar dan sangat merugikan bagi masyarakat,
antara lain:

* Mencemari air laut


* Mengganggu ekosistem laut
* Pantai yang bersih dan terlihat indah akan menjadi kotor akibat sampah tersebut

Penyebab sampah sulit dikelola. Berbagai hal yang dapat menjadikan sampah sulit untuk dikelola
dengan baik yakni:

* Pesatnya perkembangan teknologi, lebih cepat dari kemampuan masyarakat untuk mengelola dan
memahami masalah persampahan.
* Meningkatnya tingkat hidup masyarakat yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan
tentang persampahan.
* Meningkatnya biaya operasi, pengelolaan dan konstruksi di segala bidang termasuk bidang
persampahan.
* Kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien, tidak benar, menimbulkan pencemaran air,
udara dan tanah, sehingga juga memperbanyak populasi vector pembawa penyakit seperti lalat dan
tikus

* Kegagalan dalam daur ulang maupun pemanfaatan kembali barang bekas juga ketidakmampuan
masyarakat dalam memelihara barangnya sehingga cepat rusak, ataupun produk manufaktur yang
sangat rendah mutunya, sehingga cepat menjadi sampah.
* Semakin sulitnya mendapatkan lahan sebagai Tempat Tembuangan Akhir (TPA) sampah, selain
tanah serta formasi tanah yang tidak cocok bagi pembuangan

Kesimpulan:

Sampah bukanlah hal yang baru bagi kita, Jika kita mendengar kata ini pasti terlintas dibenak kita
sampah adalah semacam kotoran, setumpuk limbah, sekumpulan berbagai macam benda yang telah
dibuang ataupun sejenisnya yang menimbulkan bau busuk yang menyengat hidung. Dengan kata lain
sampah dapat diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses
yang cenderung merusak lingkungan di sekitarnya. Sampah merupakan salah satu dari sekian banyak
masalah sosial yang dihadapi masyarakat. Masyarakat kota ataupun daerah yang padat
pendududuknya pasti menghasilkan sampah yang begitu banyak
3 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja
Hebbie Ilma Adzim Dasar-Dasar K3 | Rabu, Oktober 02, 2013

Terjadinya kecelakaan kerja merupakan suatu bentuk kerugian baik bagi korban
kecelakaan kerja maupun Perusahaan/Organisasi. Upaya pencegahan kecelakaan
kerja diperlukan untuk menghindari kerugian-kerugian yang timbul serta untuk
meningkatkan kinerja keselamatan kerja di tempat kerja.

Berdasarkan teori domino effect penyebab kecelakaan kerja (H.W. Heinrich), maka
dapat dirancang berbagai upaya untuk mencegah kecelakaan kerja di tempat kerja,
antara lain :

1. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui PengendalianBahaya Di Tempat


Kerja :
o
Pemantauan dan Pengendalian Kondisi Tidak Aman di tempat kerja.
o
Pemantauan dan Pengendalian Tindakan Tidak Aman di tempat kerja.
2. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pembinaan dan Pengawasan :
o
Pelatihan dan Pendidikan K3 terhadap tenaga kerja.
o
Konseling dan Konsultasi mengenai penerapan K3 bersama tenaga
kerja.
o
Pengembangan Sumber Daya ataupun Teknologi yang berkaitan dengan
peningkatan penerapan K3 di tempat kerja.
3. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Sistem Manajemen :
o
Prosedur dan Aturan K3 di tempat kerja.
o
Penyediaan Sarana dan Prasarana K3 dan pendukungnya di tempat
kerja.
o
Penghargaan dan Sanksi terhadap penerapan K3 di tempat kerja kepada
tenaga kerja.
Kesmpulan:

Berdasarkan teori domino effect penyebab kecelakaan kerja (H.W. Heinrich),


maka dapat dirancang berbagai upaya untuk mencegah kecelakaan kerja di
tempat kerja, antara lain: Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui
PengendalianBahaya Di Tempat Kerja, Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja
melalui Pembinaan dan Pengawasan, dan Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja
melalui Sistem Manajemen
Pengertian Higiene Sanitasi Makanan Serta Tujuan Prinsip
02:40:00

Penulis Muhammad Ali 2015

KESEHATAN

Pengertian Higiene dan sanitasi merupakan suatu tindakan atau upaya untuk meningkatkan kebersihan dan
kesehatan melalui pemeliharaan dini setiap individu dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya, agar
individu terhindar dari ancaman kuman penyebab penyakit (Depkes RI, 1994).

Pengertian Higiene
Menurut Depkes RI (2004) higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
kebersihan individu, misalnya mencuci tangan untuk kebersihan tangan, mencuci piring untuk melindungi
kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara
keseluruhan. Sedang dalam Depkes RI (1994) lebih kepada upaya penyehatan diri.

Pengertian Sanitasi Makanan


Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu
untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu kesehatan, mulai dari
sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan sampai pada saat
dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen (Prabu,
2008).

Tujuan Higiene Dan Sanitasi Makanan


Menurut Prabu (2008) sanitasi makanan bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan,
mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli, mengurangi
kerusakan/pemborosan makanan. Higiene dan sanitasi makanan bertujuan untuk mengendalikan faktor
makanan, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan
kesehatan lainnya.

Prinsip Dalam Higiene Dan Sanitasi Makanan


Prinsip higiene dan sanitasi makanan adalah upaya praktis dan penyehatan makanan. Menurut Depkes RI
(1994) prinsip-prinsip higiene sanitasi makanan meliputi :

a. Pemilihan bahan makanan.


b. Penyimpanan bahan makanan.

c. Pengolahan makanan.

d. Penyimpanan makanan.

e. Pengangkutan makanan, dan

f. Penyajian makanan.

a) Pemilihan Bahan Makanan

Bahan makanan perlu dipilih yang sebaik-baiknya dilihat dari segi kebersihan, penampilan dan kesehatan.
Penjamah makanan dalam memilih bahan yang akan diolah harus mengetahui sumber-sumber makanan yang
baik serta memperhatikan ciri-ciri bahan yang baik.

Beberapa hal yang harus diingat tentang pemilihan bahan makanan:

1. Hindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari sumber yang tidak jelas.
2. Gunakan catatan tempat pembelian bahan makanan.
3. Mintalah informasi atau keterangan asal-usul bahan yang dibeli.
4. Belilah bahan di tempat penjualan resmi dan bermutu seperti : rumah potong pemerintah atau tempat
potong resmi yang diawasi pemerintah, tempat pelelangan ikan resmi dan pasar bahan dengan sistem
pendingin.
5. Tidak membeli bahan makanan yang sudah kadaluwarsa atau membeli daging/unggas yang sudah
terlalu lama disimpan, khususnya organ dalam (jeroan) yang potensial mengandung bakteri.
6. Membeli daging dan unggas yang tidak terkontaminasi dengan racun/toksin bakteri pada makanan.

Kesimpulan:

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu
untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu kesehatan, mulai dari
sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan sampai pada saat

AIR BERSIH
dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen
AIR ADALAH SUMBER KEHIDUPAN
YANG SEHAT
Unilever Indonesia, 2015. Penulis Ssantoso

Air memang merupakan sumber kehidupan. Namun, air kotor bukanlah sumber
kehidupan yang baik dan layak bagi manusia. Tak hanya bagi manusia, air
bersih juga amat dibutuhkan oleh makhluk lain seperti tumbuhan dan hewan
untuk melangsungkan hidupnya.

Berdasarkan data yang dilansir UNICEF dan WHO, Indonesia adalah satu dari 10
negara yang hampir dua pertiga populasinya tidak mempunyai akses ke sumber air
minum bersih.

Air yang tidak bersih tidak hanya dapat mempengaruhi kesehatan, namun juga
keselamatan dan kualitas hidup anak-anak. UNICEF memperkirakan sebanyak 1.400
anak usia di bawah lima tahun meninggal setiap hari karena penyakit diare yang erat
kaitannya dengan kurangnya air bersih serta sanitasi dan kebersihan yang memadai.
Bahkan setiap tahunnya, Indonesia menderita kerugian sebesar USD 6,3 miliar
dikarenakan sanitasi buruk. Dengan meningkatkan sanitasi, Indonesia berpotensi
memberikan kontribusi sebesar USD 4,5 miliar bagi pertumbuhan ekonomi.

Lalu, apakah air jernih yang sehari-hari kita lihat, minum, dan gunakan sudah bener-
benar sehat dan layak? Dari mana kita tahu air tersebut memang bersih. Mengutip
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, air bersih
adalah air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi
persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan dapat diminum apabila dimasak.

Berikut ini adalah ciri air bersih yang layak untuk dikonsumsi:

Syarat fisik:
a. Tampilan harus jernih dan tidak keruh
b. Tidak berwarna apapun
c. Tidak berasa apapun
d. Tidak berbau apaun
e. Suhu antara 10-25 C (sejuk)
f. Tidak meninggalkan endapan
Syarat kimiawi:
a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
c. Cukup yodium
d. pH air antara 6,5 9,2
Syarat mikrobiologi:
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri
patogen penyebab penyakit.
Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menghemat penggunaan air di rumah.
Menurut Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum, ada
beberapa hal yang bisa dilakukan:

1. Bila menggunakan mesin cuci, gunakan kapasitas penuhnya. Dengan begitu, air yang
digunakan bisa lebih efisien. Disarankan juga menggunakan mesin cuci pakaian yang
otomatis sehingga mampu menghemat air lebih banyak.
2. Mencuci dalam jumlah banyak akan lebih hemat air dari pada sedikit, tetapi sering. Jika tidak
menggunakan mesin cuci, jangan membilas langsung dibawah kran, tapi tampunglah air
dalam ember untuk membilas.
3. Gunakan air seperlunya. Bukan berarti pelit air dan akhirnya tidak bersih. Misalnya, jangan
mandi dalam waktu yang lama. Bila menggunakan shower (pancuran), gunakan pancaran
yang lemah karena bisa menghemat berliter-liter air tiap menitnya.
4. Memasang pancuran air di kamar mandi lebih hemat daripada menggunakan gayung air
terlebih dengan cara berendam. Penggunaan pancuran tiga kali lebih hemat dari pada
menggunakan gayung atau berendam.
5. Jangan biarkan air menetes dari ledeng atau toilet yang bocor. Segera perbaiki.
6. Membiarkan kran air menyala terus ketika kita sedang menyikat gigi, cuci muka, atau
bercukur, mencuci piring dan lainnya sangat boros air. Satu menit membiarkan kran air
terbuka, setidaknya 5 liter air terbuang percuma.
7. Dalam kegiatan sehari-hari di rumah tangga, jangan biarkan air terbuang begitu saja bila
masih bisa digunakan. Misalnya, bila Anda mencuci buah atau sayuran dengan air keran
yang mengalir tampunglah airnya. Gunakan air itu untuk menyiram tanaman. Begitu pula air
akuarium saat ingin mengurasnya. Cucuran air hujan dari talang bisa ditampung atau
diarahkan pada pohon-pohon dan tanaman.
8. Gunakanlah ember penampung air ketika sedang mencuci mobil atau motor, sehingga tidak
menghambur-hamburkan air yang terus mengucur dari selang. Kalaupun tetap ingin
menggunakan selang, matikan air saat menyabun dan baru nyalakan saat akan membilas.
Seperempat jam menutup kran saja akan turut menghemat puluhan liter air.
9. Selain itu, disarankan tidak menggunakan air bersih ketika menyiram halaman atau
tanaman. Gunakanlah limbah air rumah tangga yang tidak terlalu kotor.
10. Upayakan untuk membuat sumur resapan air di tempat tinggal Kita untuk mengganti air yang
Kita konsumsi. Hindari menghabiskan semua lahan pekarangan dengan disemen, ini untuk
mempertahankan air hujan dapat meresap langsung kedalam tanah. Selain sumur resapan,
ada baiknya membuat biopori untuk mencegah banjir dan menjaga kelangsungan lingkungan
di sekitar.

Mari perbaiki persepsi dan pola pikir tentang air bersih. Jangan berpikir kita mampu
membeli air atau membayar listrik dari pompa air berapapun yang kita gunakan. Air
seakan-akan tersedia gratis. Padahal air semakin lama semakin langka dan kita butuh
banyak biaya untuk penyediaan air bersih. Menghemat air bersih juga berarti
menyelamatkan masa depan air, lingkungan dan masa depan anak cucu kita sendiri

Kesimpulan:

Air yang tidak bersih tidak hanya dapat mempengaruhi kesehatan, namun juga
keselamatan dan kualitas hidup anak-anak. UNICEF memperkirakan sebanyak 1.400
anak usia di bawah lima tahun meninggal setiap hari karena penyakit diare yang erat
kaitannya dengan kurangnya air bersih serta sanitasi dan kebersihan yang memadai.
Bahkan setiap tahunnya, Indonesia menderita kerugian sebesar USD 6,3 miliar
dikarenakan sanitasi buruk. Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menghemat
penggunaan air di rumah. Menurut Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian
Pekerjaan Umum, ada beberapa hal yang bisa dilakukan.
Tag: ARTIKEL KESEHA
ARTIKEL KESEHATAN KESELAMATAN KERJA K3

Perlunya Pendidikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Dr.OSha 2015

Penyebab kecelakaan kerja yang kerap kali di temui adalah perilaku yang tidak aman
sebesar 88%, kondisi lingkungan yang tidak aman sebesar 10%, atau kedua hal tersebut
diatas terjadi secara bersamaan. Oleh sebab itu, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dapat mencegah perilaku yang tidak aman dan
memperbaiki kondisi lingkungan yang tidak aman.

Pendidikan dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja juga berguna agar tenga
kerja memiliki pengetahuan dan kemampuan mencegah kecelakaan kerja,
mengembangakn budaya kesehatan dan keselamatan kerja, memahami ancaman dan
bahaya di tempat kerja dan menggunakan langkah pencegahan kecelakaan kerja.

Kendala yang biasa terjadi dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama dalam lingkung K3

Pemahaman karyawan mengenai isi dari perjanjian kerjasama : Perlu adanya


musyawarah terkait hal ini, musyawarah pembinaan atau koordinasi dan sosialisasi
antara pengurus serikat pekerja dengan para pelaku
Tidak optimalnya penanganan keselamatan kerja : Cara mengatasi hal ini,
apabila terjadi kecelakaa berarti tindakan pencegahan tidak berhasil, maka pihak
manajemen perlu mempelajari apa yang salah.
Kebijakan perusahaan yang tidak tegas : Perlu adanya tindakan yang tegas
apabila terdapat pegawai yang tidak disiplin

Undang-undang yang mengatur apabila terjadi pelanggaran terhadap Undang-Undang


keselamatan dan kesehatan kerja misalnya pengusaha tidak menyediakan alat
keselamatan kerja tau perusahaan tidak memeriksakan kesehatan dan kemampuan fisik
pekerja. Undang-undang ini memuat ancaman pidana kurungan paling lama 1 tahun atau
pidana denda paling banyak Rp. 15000.000 (lima belas juta rupiah) bagi yang tidak
menjalankan ketentuan undang-undang tersebut.

Sumber:

Indonesia.Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja.


Indonesia.Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Indonesia. Undang Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
Indonesia. Peraturan Menteri No. 5 tahun 1996 mengenai Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

by OSHA Staff Advic es al amat toko s epatu safety di bekasi alat kesel amatan kerj a ARTIKEL KESEH ATAN KESELAM ATAN KERJA K3 ARTIKEL KESELAMAT AN KERJ A ARTIKEL KESELAM AT AN KERJ A K3 CONTOH KESELAMAT AN KER JA JUAL SEPATU KESELAM ATAN JUAL SEPATU SAF ETY MURAH D I BEKASI JUAL SEPATU SAFET Y SHOES DI JAKART A JUAL SEPATU SAF ETY

Kesimpulan:

Kendala yang biasa terjadi dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama dalam lingkung K#:
Pemahaman karyawan mengenai isi dari perjanjian kerjasama. Tidak optimalnya penanganan
keselamatan kerja dan Kebijakan perusahaan yang tidak tegas : Perlu adanya tindakan yang tegas
apabila terdapat pegawai yang tidak disiplin.

Anda mungkin juga menyukai