Anda di halaman 1dari 9

AKUNTANSI MANAJEMEN

SAP-10

OLEH KELOMPOK 7:

Nama NIM No. Absen

Richard Handoko 1315351181 44

Devy Kusuma Cendana 1315351182 45

Kadek Ria Citra Dewi 1315351183 46

I Gusti Agung Intan Fatmayoni 1315351186 47

PROGRAM EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

1
QUALITY COST AND PRODUCTIVITY

A. Konsep Productive Efficiency

Produktivitas berkaitan dengan memproduksi output secara efisien, dan secara


spesifik mengacu pada hubungan antara outpun dan input yang digunakan untuk
memproduksi output. Biasanya, kombinasi atau bauran dari input yang berbeda-beda
dapat digunakan untuk memproduksi suatu tingkat output tertentu.
Barr, et al. (1999) membedakan konsep efisiensi ke dalam 2 kategori,
yaitu productive efficiency dan economic efficiency. Productive efficiency mengukur
perbadingan tingkat input terhadap tingkat output. Untuk menjadi efisien sebuah
perusahaan harus memaksimalkan output pada tingkat input tertentu atau
meminimalkan input untuk tingkat output tertentu. Sementara itu, economic
efficiencymengandung pengertian yang lebih luas dari pada productive efficiency.
Konsep ini mencakup pengertian pemilihan yang optimal dari tingkat dan kombinasi
(levels and mixes) input dan output berdasarkan reaksi terhadap harga-harga pasar.
Untuk menjadi efisien, sebuah perusahaan harus berusaha mengoptimalkan pencapaian
sasaran ekonomis (economic goal), seperti minimalisasi biaya atau maksimalisasi
keuntungan. Dalam hal ini, economic efficiency menghendaki tercapainya productive
efficiency danallocative efficiency. Dari uraian ini dapat dilihat bahwa Barr et al.
mengemukakan tiga konsep efisiensi, yaitu productive efficiency, allocative efficiency,
dan economic efficiency.

B. Perbedaan antara technical dan allocative efficiency

Technical efficiency berkaitan dengan maksimalisasi output atau minimalisasi


input sementara allocative efficiency berkaitan dengan pemilihan kombinasi input yang
yang tepat. Berkaitan dengan ini, Farrel (1957) telah mengemukakan bahwa efisiensi
sebuah perusahaan terdiri dari dua komponen, yaitu: (1) technical efficiency, dan
(2) allocative efficiency. Technical efficiency menggambarkan kemampuan perusahaan
untuk mencapai tingkat output yang maksimal pada tingkat input tertentu.

2
Sedangkan allocative efficiency menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memilih
kombinasi input yang optimal pada tingkat harga dan teknologi tertentu. Selanjutnya
kedua pengukuran ini dapat dikombinasikan untuk menghasilkan suatu pengukuran
yang lebih luas yang dikenal dengan total economic efficiency, atau cost efficiency.
Tahap awal dari konsep efisiensi adalah technical efficiency yang memusatkan
perhatian pada kemampuan perusahaan menggunakan input dalam menghasilkan output
dibandingkan dengan best practice. Selanjutnya perhatian juga diarahkan pada
kemampuan perusahaan untuk memilih kombinasi yang optimal dari input pada tingkat
output dan harga input tertentu sehingga muncul konsep allocative efficiency.
Kombinasi dari kedua pengukuran ini menghasilkan cost efficiency atau X-efficiency.
Bahkan beberapa peneliti, seperti Barr et al. dan Berger & Mester sudah memasukkan
kombinasi ini kedalam kategori economic efficiency meskipun ruang lingkup
pengertian economic efficiency ternyata berkembang lebih luas lagi. Tahap terakhir
adalah pengembangan konsep economic efficiency dengan mempertimbangkan aspek-
aspek lainnya seperti profit, ruang lingkup usaha (scope), dan skala usaha (scale).

C. Pengukuran Produktivitas Parsial

Pengukuran produktivitas (productivity measurement) adalah penilain kuantitatif


atas perubahan produktivitas. Tujuan pengukuran ini adalah untuk menilai apakah
efesiensi produktif telah meningkat atau menurun. Pengukuran produktivitas dapat
berupa actual atau perspektif. Pengukuran produktivitas aktual memungkinkan manajer
untuk menilai, memantau, dan mengendalikan perubahan.
Pengukuran prospektif melihat ke masa depan, dan berguna sebagai input bagi
pengambilan keputusan strategis. Secara khusus, pengukuran prospektif memungkinkan
para manajer untuk membandingkan manfaat relatif diri berbagai kombinasi input,
pemilihan input dan bauran input yang memberikan manfaat terbesar. Pengukuran
produktivitas dapat dikembangkan untuk masing-masing input secara terpisah atau
seluruh input secara bersama-sama. Pengukuran produktivitas parsial (partial
productivity measurement). Definisi pengukuran prodktivitas parsial adalah
produktivitas dari satu input tunggal biasanya diukur dengan menghitung rasio output
terhadap input.

3
Pengukuran produksitivitas parsial
Rasio produktivitas = output/input
Karena hanya produksitivitas dari satu input yang sedang diukur, maka ukuran
itu disebut pengukuran produktivitas parsial. Jika output dan input diukur dalam
kuantitas fisik, maka kita memperoleh ukuran produksitivitas operasional (operational
productivity measure). Jika output dan input dinyatakan dalam dolar, maka kita
memperoleh ukuran produktivitas keuangan (financial productivity measure). Sebagai
contoh, misalkan pada tahun 2005, Kankul Company memproduksi 120.000 mesin
untuk AC window kecil dan menggunakan 40.000 jam tenaga kerja. Rasio produktivitas
tenaga kerja adalah 3 mesin per jam (120.000/40.000). ini adalah ukuran operasional
karena unit-unit dinyatakan dalam bentuk fisik. Jika harga jual untuk setiap mesin
adalah $50 dan biaya tenaga kerja adalah $12 per jam, maka output dan input apat
dinyatakan dalam dolar. Rasio produktivitas tenaga kerja, yang dinyatakan dalam
bentuk keuangan, adalah $12,50 dari pendapatan per dolar biaya tenaga kerja
($6.000.000/$480.000).

Ukuran-ukuran Parsial dan Pengukuran Perubahan Efesiensi Produktif


Rasio Produktivitas tenaga kerja sebesar tiga mesin per jam adalah ukuran
produktivitas Kankul pada tahun 2005, rasio tersebut menunjukkan sedikit informasi
mengenai efesiensi produktif atau apakah produktivitas perusahaan telah meningkat
atau menurun. Namun, dapat juga dibuat laporan mengenai peningkatan atau
penurunan. Efesiensi produktivitas melalui pengukuran perubahan dalam produktivitas.
Untuk mengukur perubahan dalam produktivitas, ukuran prroduktivitas yang aktual
berjalan dibandingkan dengan ukuran produktivitas periode sebelumnya. Periode
sebelumnya ini disebut periode dasar (base period) dan menjadi acuan atau standar bagi
pengukuran perubahan efesiensi produktif. Periode sebelumnya dapat ditentukan secara
bebas. Misalnya, tahun sebelumnya, minggu sebelumnya, atau bahkan periode di mana
batch produk terakhir diproduksi. Untuk evaluasi strategis, periode dasar yang biasanya
dipilih adalah tahun sebelumnya. Untuk pengendalian operasional, periode dasar
cenderung mendekati periode berjalan-seperti batch produk terakhir atau minggu
sebelumnya.
Sebagi ilustrasi, anggaplah bahwa tahun 2005 adalah periode dasar dan standar
produktivitas tenaga kerja adalah tiga mesin per jam. Selanjutnya, anggaplah bahwa

4
pada akhir tahun 2005, kankul memutuskan untuk mencoba prosedur baru untuk
memproduksi dan merakit mesin dengan harapan bahwa prosedur baru itu akan
menggunakan lebih sedikit tenaga kerja. Pada tahun 2006, terdapat 150.000 mesin yang
diproduksi menggunakan 37.500 jam tenaga kerja. Rasio produktivitas tenaga kerja
untuk tahun 2006 adalah empat mesin per jam (150.000/37.500). Perubahan yang terjadi
merupakan peningkatan yang signifikan dalam produktivitas tenaga kerja dan menjadi
bukti keefektifan prosedur baru tersebut.

Keunggulan Ukuran Parsial


Unggulan parsial memungkinkan manajer untuk memfokuskan perhatiannya
pada penggunaan input tertentu. Penggunaan ukuran parsial memiliki keunggulan, yaitu
mudah diinterprestasikan oleh semua pihak di dalam perusahaan, sehingga ukuran
tersebut mudah digunakan untuk menilai kinerja produktivitas dari karyawan
operasional. Tenaga kerja, misalnya, dapat dihubungkan dengan unit yang diproduksi
per jam atau unit yang di produksi per pon (0,5 kilogram) bahan. Jadi, ukuran
operasional parsial menyediakan umpan balik yang dapat berhubungan dengan dan
dipahami oleh karyawan operasional, ukuran-ukuran yang berkaitan dengan input-input
tertentu yang berada dalam kendali mereka. Ini meningkatkan kemungkinan bahwa
ukuran operasional parsial ini bias diterima oleh personil operasional. Bahkan, untuk
pengendalian operasional, standar kinerja seringkali berjangka sangat pendek.
Misalnya, standar kinerja dapat berupa rasio produktivitas dari batch barang
sebelumnya. Dengan menggunakan standar ini, tren produktivitas untuk tahun berjalan
dapat ditelusuri.

Kelemahan Ukuran Parsial


Ukuran parsial, yang digunakan secara terpisah, dapat menyesatkan. Penurunan
produktivitas suatu input mungkin diperlukan untuk meningkatkan produktivitas yang
lainnya. Trade-off seperti itu di perlukan jika biaya secara keseluruhannya turun, tetapi
pengaruh tersebut akan hilang jika digunakan ukuran parsial masing-masing. Misalnya,
mengubah proses agar tenaga kerja langsung menggunakan lebih sedikit waktu untuk
merakit sebuah produk mungkin akan meningkatkan sisa bahan baku dan limbah
produksi sementara output totalnya tidak berubah. Dalam hal ini, produktivitas tenaga
kerja meningkat, tetapi produktivitas penggunaan bahan baku menurun. Jika kenaikan

5
biaya sisa bahan baku dan limbah produksi melebihi penghematan dari pengurangan
tenaga kerja, maka produktivitas secara keseluruhan menurun.

D. Pengukuran Produktivitas Total

Pengukuran produktivitas dari seluruh input disebut pengukuran produktivitas


total (total productivity measurement). Perusahaan hanya mengukur produktivitas dari
faktor-faktor yang dianggap sebagai indikator relevan bagi keberhasilan dan kinerja
perusahaan. Jadi, pengukuran produktivitas total dapat didefinisikan sebagai
pemfokusan perhatian pada beberapa input yang menunjukkan keberhasilan perusahaan
secara total. Pengukuran produktivitas total mensyaratkan pengembangan dari
pendekatan pengukuran multifaktor yang umum disarankan dalam literatur
produktivitas adalah menggunakan indeks produktivitas agregat. Indeks agregat bersifat
kompleks, sulit diinterpretasikan dan belum diterima secara umum. Dua pendekatan
yang telah memperoleh beberapa pengakuan adalah pengukuran profil (profile
measurement) dan pengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba (profit-linked
productivity measurement).

Pengukuran Profil Produktivitas


Pengukuran profil menyediakan serangkaian atau sebuah vektor ukuran
operasional parsial yang berbeda dan terpisah. Untuk mengilustrasikan pendekatan ini
hanya menggunakan dua input : tenaga kerja dan bahan. Seperti sebelumnya, Ladd
Lighting menerapkan proses produksi dan perakitan baru pada tahun 2008. Anggap
proses baru tersebut memengaruhi produktivitas tenaga kerja dan bahan. Pada awalnya,
kita lihat kasus dimana produktivitas dari kedua input bergerak dalam arah yang sama.

Pengukuran Produktivitas yang Berkaitan dengan Laba


Pengukuran jumlah perubahan laba yang diakibatkan oleh perubahan
produktivitas disebutpengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba. Keterkaitan
perubahan produktivitas dengan laba dijelaskan oleh aturan berikut :
Aturan Keterkaitan dengan Laba (Profit-Linkage Rule): untuk periode berjalan,
hitunglah biaya input yang seharusnya digunakan dalam keadaan tanpa adanya
perubahan produktivitas dan bandingkan biaya tersebut dengan biaya input aktual yang

6
digunakan. Selisih biayanya adalah sejumlah perubahan laba yang disebabkan oleh
perubahan produktivitas.
Untuk mengaplikasikan aturan ini, input yang seharusnya digunakan selama
periode berjalan dalam keadaan tanpa perubahan produktivitas harus dihitung terlebih
dahulu.
PQ = Output periode berjalan/Rasio produktivitas periode dasar
Untuk mengilustrasikan aplikasi aturan keterkaitan dengan laba, contoh trade-
off input digunakan, dengan menambahkan informasi biaya.
Perhitungan pengaruh terkait dengan laba mengungkapkan pengaruh bersih
perubahan proses tidak menguntungkan. Pengaruh produktivitas yang terkait dengan
laba dapat dihitung untuk satu jenis input. Ukuran terkait dengan laba memperlihatkan
pengaruh pengukuran parsial maupun pengaruh pengukuran total. Ukuran produktivitas
total terkait dengan laba merupakan penjumlahan dari setiap ukuran parsial. Sifat ini
membuat ukuran terkait dengan laba ideal untuk menilai trade-off.

E. Peranan Pengukuran Produktivitas dalam menilai activity improvement

1. Peruasahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya, agar dapat


meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber daya itu.
2. Perencanaan sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien melalui
pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangaka pendek maupun jangka
panjang.
3. Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan kembali
dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas.
4. Perencanaan target produktivitas di masa mendatang dapat dimodifikasi kembali
berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktifitas sekarang.
5. Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan berdasarkan
tingkat kesenjangan produktivitas (productivity gap) yang ada di antara tingkat
produktivitas yang direncanakan dan tingkat produktivitas yang diukur, dalam hal
ini pengukuran produktivitas akan memberikan informasi dalam mengidentifikasi
masalah-masalah atau perubahan-perubahan yang terjadi, sehingga korektif dapat
diambil.

7
6. Pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi informasi yang bermanfaat
dalam membandingkat tingkat produktivitas di antara organisasi perusahaan
industry sejenis serta bermanfaat pula untuk informasi produktivitas industri pada
skala nasionalmaupun global.
7. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat menjadi
informasi yang berguna untuk merencanakan tingkat keuntungan dari perusahaan
tersebut.
8. Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan-tindakan kompetitif berupa
upaya-upaya peningkatan produktivitas terus-menerus.
9. Pengukuran produktivitas terus-menerus akan memberikan informasi yang
bermanfaat untuk menentukan dan mengevaluasi kecenderungan perkembangan
produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu.
10. Pengukuran produktivitas akan memberikan informasi yang bermanfaat
dalam mengevaluasi perkembangan dan efektivitas dari perbaikan terus-menerus
yang dilakukan perusahaan.
11. Pengukuran produktivitas akan memberikan motivasi kepada orang-orang untuk
secara terus-menerus melakukan perbaikan dan juga akan meningkatkan kepuasan
kerja. Orang-orang akan lebih memberikan perhatian kepada pengukuran
produktivitas apabila dampak dari perbaikan produktivitas itu terlihat jelas dan
dirasakn oleh mereka.
12. Aktivitas perundingan bisnis secara kolektif dapat diselesaikan secara
raisonal, apabila telah tersedia ukuran-ukuran produktivitas.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hansen, D.R. and Mowen, M.M. 2005. Management Accounting. Cicinnati:


South-Western College Publishing

http://lukasang46.blogspot.com/2014/06/akuntansi-manajemen-efisiensi-produksi.html
http://dramli.wordpress.com/2009/02/28/bab-2-disertasi/
http://bany-banysastra.blogspot.com/2012_08_01_archive.html
http://www.scribd.com/doc/16733299/Konsep-Produktivitas

Anda mungkin juga menyukai