Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Lidah merupakan organ muskular yang ditutupi oleh lapisan pelindung startified

squamous epithelium. Fungsi utamanya dalam penelanan, perasa dan berbicara. Dorsal lidah

memiliki sejumlah mukosa yang membentuk papila. Terdapat 4 tipe papila yaitu papila

filiformis, fungiformis, sirkumvalata dan papila foliata. Papila filiformis merupakan yang

paling kecil tetapi juga paling banyak. Papila ini tipis, batangnya mengalami keratinisasi, dan

berwarna merah, merah muda atau putih tergantung derajat irtasinya. Papila fungiformis

jumlahnya lebih seditkit, warnanya lebih cerah dan diameter lebih besar, dan mengandung

taste bud. Papilla fungiformis berbentuk seperti jamur atau sedikit meninggi. Papila ini paling

banyak pada lateral dan ujung anterior lidah. Kadang papila fungiformis mengandung

pigmentasi berwarna cokelat. Papila terbesar adalah papilla sirkumvalata berupa papila

berwarna merah muda sebesar 2-4mm. Papila ini mengandung taste bud.

Salah satu keadaan di rongga mulut adalah kelainan pada lidah. Salah satu kelainan

yang terdapat di lidah adalah hairy tongue. Hairy tongue merupakan pemanjangan papilla

filiformis sehingga menyababkan dorsal lidah terlihat seperti berambut. Hairy tongue bisa

berwarna putih, kuning, hitam atau cokelat.

Pada makalah laporan kasus ini dibahas mengenai seorang pasien perempuan, usia

20 tahun yang datang ke Instalasi Penyakit Mulut Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran pada bulan April tahun 2012 dengan keluhan

terdapat selaput putih yang menutui permukaan belakang lidah yang menyebabkan lidah

terasa tebal dan kemudian didiagnosis sebagai white hary tongue.

1
BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 Status Klinik IPM

2.1.1 Status Umum Pasien

Tanggal : 11 April 2012

Nama : YP

Agama : Islam

Telp : 085624260xxx

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 20 tahun

Alamat : Cibiru

Pekerjaan : Mahasiswa

Status : Belum menikah

NRM : 2011-02xxx

2.1.2 Anamnesa

Pasien datang dengan keluhan terdapat selaput putih yang menutupi permukaan

belakang lidah sejak 1 bulan yang lalu. Pasien merasa lidahnya kasar, tidak ada rasa sakit

dan terbakar. Pasien minum susu setiap hari. Pasien menyikat gigi 2 kali sehari dan tidak

pernah menyikat lidah. Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sayuran. Pasien minum air

putih 5 gelas per hari. Pasien sakit demam dan flu satu minggu yang lalu dan minum obat

parasetamol. Pasien tidak merokok. Sekarang pasien ingin lidahnya diperiksa dan dirawat.

2
2.1.3 Riwayat Penyakit Sitemik

Penyakit jantung : YA/TIDAK

Hipertensi : YA/TIDAK

Diabetes Melitus : YA/TIDAK

Asma/Alergi : YA/TIDAK : Alergi dingin

Penyakit Hepar : YA/TIDAK

Kelainan GIT : YA/TIDAK : Gastritis

Penyakit Ginjal : YA/TIDAK

Kelainan Darah : YA/TIDAK

Hamil : YA/TIDAK

Kontrasepsi : YA/TIDAK

Lain-lain : YA/TIDAK

2.1.4 Riwayat Penyakit Terdahulu

Disangkal.

2.1.5 Kondisi Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Suhu : Afebris

Tensi : 110/70 mmHg

Pernafasan : 22 x / menit

Nadi : 80 x / menit

3
2.1.6 Pemeriksaan Ekstra Oral

Kelenjar Limfe

Submandibula kiri : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-

kanan : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-

Submental kiri : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-

kanan : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-

Servikal kiri : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-

kanan : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-

Mata :Pupil : Isokhor

:Konjungtiva : Non-Anemis

:Sklera : Non-Ikterik

TMJ :Tidak ada kelainan

Bibir :Tidak ada kelainan

Wajah :Simetri/Asimetri

Sirkum Oral :Tidak ada kelainan

Lain-lain :-

2.1.7 Pemeriksaan Intra Oral

Kebersihan Mulut :Baik/sedang/buruk plak +/-

:Kalkulus +/-- stain +/-

Gingiva :Tidak ada kelainan

Mukosa Bukal :Tidak ada kelainan

Mukosa Labial :Tidak ada kelainan

Palatum Durum :Tidak ada kelainan

Palatum Mole :Tidak ada kelainan

4
Frenulum :Tidak ada kelainan

Lidah :Terdapat selaput berwarna putih di bagian dorsal lidah

anteroposterior dapat diangkat dan tidak ada rasa sakit, tidak

terdapat jaringan eritem.

Dasar Mulut :Tidak ada kelainan

Gambar 2.1 Gambaran White Hairy Tongue pada Pasien

2.1.8 Status Gigi

PE Cs Cs Cs Cs Cs PE

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

PE Cs Cs Cs Cs

2.1.9 Pemeriksaan Penunjang

Radiologi :TDL

Darah :TDL

Patologi Anatomi :TDL

Mikrobiologi :TDL

5
2.1.10 Diagnosis dan Diagnosis Banding

D/ White Hairy Tongue

DD/ Candidiasis Pseudomembran

2.1.11 Rencana Perawatan dan Perawatan

Oral Hygiene Instruction (cara menyikat gigi, waktu menyikat gigi)


Menyikat lidah dengan tongue scrapper 2X1 hari setelah menyikat gigi
Perbanyak makanan berserat
Perbanyak minum air putih
Kontrol 1 minggu

2.2. Laporan Kontrol


Tanggal : 18 April 2012
Nama : YP
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 20 tahun
No Rekam Medis : 2011-02xxx

2.2.1 Anamnesis
Pasien menyatakan bahwa sudah tidak ada selaput putih yang menutupi lidahnya.
Pasien merasa lidahnya sudah bersih, tidak kasar dan tidak terasa tebal. Pasien rutin menyikat
lidah 2 kali sehari setelah menyikat gigi. Pasien minum air putih 7 gelas per hari dan
sekarang rutin mengkonsumsi buah dan sayur.

2.2.2 Pemeriksaan Ekstra Oral


Kelenjar Limfe
Submandibula : kiri : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-
kanan : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-
Submental :kiri : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-
kanan : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-
Servikal :kiri : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-

6
kanan : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-
Bibir :Tidak ada kelainan
Wajah :Simetri/Asimetri
Sirkum Oral :Tidak ada kelainan
Lain-lain :Tidak ada kelainan

2.2.3 Pemeriksaan Intra Oral


Kebersihan mulut :

Debris Indeks Kalkulus Indeks OHI-S


16 1 11 0 26 0 16 0 11 0 26 0 Baik/
1 0 1 0 0 0 sedang/
buruk
46 1 31 0 36 1 46 0 31 0 36 0 Stain +/-
0 0 0 0 0 0

DI =5/12
OHI-S = DI+CI = 5/12 = 0,42
CI = 0/12
Gingiva : Tidak ada kelainan
Mukosa bukal : Tidak ada kelainan
Mukosa labial : Tidak ada kelainan
Palatum durum : Tidak ada kelainan
Palatum mole : Tidak ada kelainan
Frenulum : Tidak ada kelainan
Lidah : Sudah tidak terdapat selaput putih pada lidah
Dasar mulut : Tidak ada kelainan

7
Gambar 2.2 Gambaran White Hairy Tongue pada Pasien Sudah Hilang

2.2.4 Hasil Pemeriksaan Penunjang


TDL
2.2.5 Diagnosis dan Diagnosis Banding
D/ White Hairy Tongue (healing)
2.2.6 Rencana Perawatan dan Perawatan
- Melanjutkan tongue scrapping 2x sehari setelah menyikat gigi
- Melanjutkan diet sayur dan buah-buahan yang berserat

8
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Lidah

Lidah adalah suatu organ muskular yang berhubungan dengan pengunyahan,


pengecapan dan pengucapan yang terletak pada sebagian di rongga mulut dan faring. Lidah
berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari benda-benda yang masuk ke dalam mulut
kita. (Wirentari, 2012)

Lidah dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu radiks, korpus, dan apeks. Radiks lidah
melekat pada tulang hioid dan mandibula, di bagian bawah kedua tulang terdapat otot
geniohioid dan otot milohioid. Korpus lidah bentuknya cembung dan bersama apeks
membentuk duapertiga anterior lidah. Radiks dan korpus dipisahkan oleh alur yang berbentuk
V yang disebut sulkus terminalis. (Wirentari, 2012)

Gambar 3.1. Anatomi lidah (Wirentari, 2012)

Papila

Papila adalah penonjolan epitel mulut serta lamina propria yang mengambil bentuk-

bentuk dan fungsi berlainan.Terdapat 4 jenis papilla yaitu:

A. Papila filiformis berbentuk kerucut menanjang, jumlahnya banyak dan tersebar diseluruh

permukaan lidah. Epitel yang tidak mengandung kuncup kecap, sebagian berlapis tanduk.

9
Gambar 3.2: Papila filiformis (Janquiera, 1998)

B. Papila fungiformis mirip jamur karena memiliki tangkai sempit dan bagian atas melebar

dengan permukaannya yang licin. Papila yang mengandung kuncup kecap pada permukaan

atasnya tersebar secara tidak teratur di antara papila filiformis.

Gambar 3.3: Papila fungiformis (Janquiera, 1998)

C. Papila foliata kurang berkembang pada manusia, terdiri atas dua atau lebih tabung (ridge)

dan alur (furrow) paralel pada permukaan dorsolateral lidah. Duktus dari kelenjar serosa

bermuara pada dasar alur.

10
D. Papila sirkumvalata adalah papila sirkular yang sangat besar, dengan permukaan datarnya

menonjol di atas papila lain. Papila sirkumvalata tersebar sepanjang daerah V pada bagian

posterior lidah. Kelenjar serosa mensekresi lipase, untuk mencegah terbentuknya lapisan

hidrofobik diatas kuncup kecap. Aliran sekret ini penting untuk menghanyutkan partikel

makanan dari kuncup kecap agar dapat menerima dan mengolah rangsangan baru. Selain

kelenjar serosa terdapat kelenjar mukosa dan serosa kecil tersebar pada pelapis rongga mulut

dengan fungsi sama yaitu menyiapkan kuncup-kuncup kecap di bagian lain dari rongga

mulut: epiglotis, faring, palatum untuk berespon terhadap rangsangan pengecap. (Janquiera,

1998)

Gambar 3.4: Papila sirkumvalata (Janquiera, 1998)

Di dalam satu papila terdapat banyak kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu

bangunan berbentuk bundar yang terdiri dari 2 jenis sel, yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel

pengecap sebagai reseptor. Setiap sel pengecap memiliki tonjolan-tonjolan seperti rambut

yang menonjol keluar taste bud melalui taste pore (lubang). (Maritey, 2009)

3.2 Hairy Tongue

3.2.1 Definisi

Hairy tongue merupakan istilah yang menggambarkan suatu selaput yang abnormal

pada permukaan dorsal lidah. Hairy tongue merupakan pemanjangan papilla filiformis yang

abnormal sehingga dorsum lidah terlihat berambut. (Greenberg and Glick, 2003).

11
3.2.2 Etiologi

Penyebab black hairy tongue masih belum diketahui, meskipun demikian terdapat

beberapa faktor yang berkontribusi terjadinya black hairy tongue, seperti tembakau (pada

perokok berat) dan obat psikotropika. Faktor predisposisi lain meliputi antibiotik berspektrum

luas seperti penisilin dan penggunaan kortikosteroid sistemik. Penggunaan obat kumur dan

antasid menyebabkan pertumbuhan bakteri dan jamur yang berlebihan juga dihubungkan

dengan kondisi ini. Terapi radiasi pada keganasan kepala dan leher juga merupakan faktor

mayor penyebab terjadinya hairy tongue. Kebersihan mulut yang buruk dapat memperparah

kondisi ini. Faktor etiologi yang umum adalah karena adanya perubahan mikroflora karena

pertumbuhan jamur dan bakteri kromogenik yang berlebih (Greenberg and Glick, 2003).

Terapi kanker, infeksi Candida albicans, radiasi, kebersihan mulut yang buruk, perubahan pH

di mulut, merokok, dan penggunaan antiibiotik berhubungan dengan kondisi ini. (Langlais

and Miller, 2002).

3.2.3. Patogenesis

Hairy tongue merupakan akibat dari tidak deskuamasi sel terganggu sehingga

terbentuk papila filiformis sekunder. Pembentukan keratin ini merupakan hasil pembentukan

rambut yang memanjang (Greenberg and Glick, 2003).

Penyebab respon hipertrofik pada papila filiformis masih kurang dimengerti tetapi

berhubungan dengan peningkatan deposisi keratin atau terlambatnya peluruhan cornified

layer (Langlais and Miller, 2002).

3.2.4 Gambaran Klinis

Hairy tongue dapat berwarna putih, kuning, coklat, atau hitam, oleh sebab itu

namnya menjadi white hairy tongue dan yellow, brown, atau black hairy tongue. Warna lesi

12
merupakan akibat dari faktor intrinsik (organisme kromogenik) yang dikombinasikan dengan

faktor ekstrinsik (pewarnaan makanan dan tembakau). Hairy tongue lebih sering terjadi pada

pria dan prevalensinya meningkat sejalan dengan usia. Lesi dimulai di dekat foramen cecum

di atas permukaan dorsal lidah dan meluas ke lateral dan anterior. Papilla filiformis yang

terserang menjadi berubah warna, secara progresif memanjang bisa mencapai beberapa

milimeter. (Langlais and Miller, 2002)

Hairy tongue biasanya terjadi pada 2/3 anterior dorsal lidah, dengan predileksi pada

midline sedikit anterior dari papila sirkumvalata. Lidah kemudian menjadi tebal dan terlihat

berlipat. Meskipun lesinya asimtomatik, papila dapat menyebabkan refleks muntah atau gatal

di tenggorokan jika terjadi pemanjangan papila. Hairy tongue juga bisa menyebabkan

halitosis dan perubahan rasa kecap (Greenberg and Glick, 2003).

Gambar 3.5: Gambaran Klinis White Hairy Tongue

(http://doctorspiller.com/Hairy_tongue.htm)

13
Gambar 3.6: Gambaran Klinis White Hairy Tongue (Langlais and Miller, 2002)

Gambar 3.7: Gambaran Klinis Black Hairy Tongue (Scully, 1999)

Gambar 3.8: Brown Hairy Tongue (Scully, 1999)

3.2.5 Perawatan

14
Perawatannya meliputi penghilangan faktor predisposisi jika ada. Berhenti merokok

atau penghentian obat kumur yang dapat mengalami oksidasi atau antibiotik sehingga dapat

menyembuhkan lesi ini. Perbaikan kebersihan mulut juga penting, khususnya menyikat gigi

atau menyikat lidah. Resin podophyllin (agen keratolitik) telah digunakan dalam perawatan,

tetapi terdapat keraguan mengenai keamanannya. Meskipun demikian, tersedia 1% larutan

resin podophyllin untuk pengobatan hairy tongue. Keberhasilan menyikat gigi dapat

ditingkatkan dengan aplikasi 40% larutan urea. Topikal tretinoin juga dapat digunakan untuk

pengobatan hairy tongue. (Greenberg and Glick, 2003).

Tongue scraper merupakan salah satu jenis pembersih lidah yang telah dirancang

khusus untuk membersihkan lidah. Tongue scraper dirancang sesuai bentuk anatomi lidah,

dan dioptimalkan untuk mengangkat lapisan plak, serta lebih efektif membersihkan

permukaan lidah. Instrumen untuk membersihkan lidah terdiri dari potongan plastik atau

logam seperti tali yang digenggam dengan satu tangan dan menggores secara berseberangan

pada permukaan lidah, pisau plastik seperti alat pencukur atau penggaruk untuk menggores

permukaan lidah atau sikat kecil, hingga alat berbentuk bundar dengan sebuah pegangan

untuk menggaruk permukaan lidah (Husain, 2012).

Selain menggunakan tongue scraper, permukaan lidah dapat juga dibersihkan

dengan menggunakan sikat gigi. Tidak semua masyarakat membersihkan lidah dengan

menggunakan tongue scraper, sebagian orang menggunakan sikat gigi mereka untuk

membersihkan lidah mereka (Husain, 2012).

Cara penggunaan tongue scraper:

Adanya penelitian klinis mengenai penuntun yang direkomendasikan dalam suatu

metode dan frekuensi dalam membersihkan lidah, anjuran dibawah ini tampak sangat logis,

yakni:

15
1. Sikatlah gigi sebelum membersihkan lidah. Pastikan juga menyikat di bagian belakang

gigi untuk mengurangi akumulasi bakteri.


2. Arahkan spoon dari tongue scraper menjangkau bagian paling posterior dari lidah, dan

sepanjang permukaan lidah.


3. Gunakan bentuk tongue scraper sesuai ukuran dari mulut anda.
4. Gunakan tongue scraper timbal balik, scraper berlekuk atau menggunakan pegangan

untuk membersihkan lidah. Menjangkau sejauh mungkin dalam mulut dan pembersih dari

belakang ke depan dengan tekanan ringan.


5. Bilas tongue scraper dan pastikan mencuci bersih semua bakteri dan saliva yang

terakumulasi pada tongue scraper. Lakukan pembersihan lidah paling tidak dua sampai

tiga kali setiap pembersihan.


6. Cuci mulut dengan obat kumur pembunuhan bakteri setelah membersihkan lidah.
7. Gunakan tekanan yang ringan ketika menggunakan tongue scraper, jangan menekan

terlalu keras karena dapat mengiritasi lidah. (Husain, 2012).

3.2.6 Diagnosa Banding

Kandidiasis Pseudomembran

Kandidiasis pseudomembran merupakan infrksi oppotunistik yang disebabkan oleh

pertumbuhan jamur yang berlebih seperti Candida albicans. Tampilannya berupa plak putih

seperti beludru yang menyebar yang dapat diangkat dan meninggalkan permukaan merah,

kasar dan berdarah. Organisme jamur seperti Candida albicans merupakan penghuni umum

di kavitas oral, gastrointestinal tract, dan vagina. Kandidiasis pseudomembran biasanya

terdapat pada permukaan buccal, lidah dan palatum lunak. Secara klinis berupa plak yang

muncul berkelompok yang memiliki batas eritema. Diagnosis dapat ditegakkan melalui

pemeriksaan klinis, biakan jamur, atau pemeriksaan mikroskop secara langsung. Aplikasi

antijamur secara topikal selama 2 minggu dapat memeperbaiki keadaan kandidiasis

pseudomembran. (Langlais and Miller, 2002)

16
Gambar 3.9: Acute Pseudomembranous Candidiasis

(Sumber: Langlais and Miller, 2002)

17
BAB IV
PEMBAHASAN
.
Pada kasus ini pasien datang dengan keluhan terdapat selaput putih yang menutupi
permukaan belakang lidah sejak 1 bulan yang lalu. Pasien merasa lidahnya kasar, tidak ada
rasa sakit dan terbakar. Pasien minum susu setiap hari. Pasien menyikat gigi 2 kali sehari dan
tidak pernah menyikat lidah. Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sayuran. Pasien minum
air putih 5 gelas per hari. Pasien sakit demam dan flu satu minggu yang lalu dan minum
obat parasetamol. Pasien tidak merokok.
Pada pemeriksaan klinis, pada dorsum lidah ditemukan selaput berwarna putih pada
seluruh permukaan dorsal lidah dan ketika dikerok tidak menimbulkan permukaan yang
eritem, tidak ada keluhan rasa terbakar pada lidah. Gambaran klinis tersebut menyerupai
gambaran lidah berambut. Dari anamnesis dan pemeriksaan klinis, dapat disimpulkan
diagnosis penyakit dari pasien ini adalah lidah berambut yang berwarna putih (white hairy
tongue) pada dorsum lidah.
Klasifikasi hairy tongue pada pasien ini, menurut Langlais berdasarkan warnanya,
yaitu putih, kuning, abu-abu dan hitam. Warna lesi merupakan akibat dari faktor intrinsik
(organisme kromogenik) yang dikombinasikan dengan faktor ekstrinsik (pewarnaan makanan
dan tembakau).
White hairy tongue yang terjadi pada pasien ini disebabkan karena pasien jarang
mengkonsumsi sayur dan buah-buahan yang berserat. Pasien juga tidak pernah menyikat
lidahnya sehingga proses deskuamasi lapisan keratin pada lidah terhambat, pada akhirnya
terdapat lapisan putih pada lidah pasien.
Untuk terapi kasus ini adalah dengan memberikan oral hygiene instruction kepada
pasien tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, pemberian instruksi untuk
membersihkan lidah dengan menggunakan tongue scrapper dua kali sehari sesudah menyikat
gigi, serta anjuran untuk memperbanyak makan sayur dan buah-buahan yang berserat.
Pada kunjungan kontrol, selaput putih pada bagian dorsal pasien sudah hilang, dan
pasien merasakan lidahnya sudah tidak terasa tebal, kasar, dan kotor lagi. Terapi yang
diberikan sudah dilaksanakan oleh pasien dengan rutin, terapinya antara lain menyikat lidah 2
kali sehari dengan menggunakan sikat gigi soft dan mengkonsumsi sayur dan buah-buahan
yang berserat untuk membantu proses deskuamasi lapisan keratin pada lidah.

18
BAB V
SIMPULAN

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan intra oral, dapat disimpulkan diagnosis untuk
pasien ini adalah white hairy tongue. Etiologi dari white hairy tongue pada pasien ini yaitu
akibat kebiasaan pasien yang tidak pernah menyikat lidah dan jarang mengkonsumsi buah-
buahan dan sayuran dan juga air mineral. Perawatan yang diberikan pada pasien ini dengan
memberikan Oral Hygiene Instruction, pemberian instruksi untuk membersihkan lidah
dengan menggunakan tongue scrapper dua kali sehari sesudah menyikat gigi, serta anjuran
untuk memperbanyak makan sayur dan buah-buahan yang berserat supaya kondisi tubuh
tetap dalam keadaan seimbang, dan diminta datang kembali untuk kontrol. Pada kunjungan
yang kedua atau kontrol selaput putih pada lidah pasien sudah tidak ada, pasien telah
melaksanakan instruksi menyikat lidah dua kali sehari, makan makanan berserat dan rutin
minum air putih.

19
DAFTAR PUSTAKA

Greendberg and Glick. 2003. Burkets Oral Medicine Diagnosis and Trearment. 10th Ed.

Ontario: BC Decker. Inc

Husain, A. S. 2012. Bagaimanakan Perbandingan Jumlah Koloni Streptococcus pada Lidah

Sebelum dan Sesudah Dibersihkan dengan Sikat Gigi dan Tongue Scrapper. Diakses

dari repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/.../Skripsi%20Angelina.docx.

Junquiera, L.C. 1998. Histologi Dasar. Edisi kedelapan. Alih bahasa Adji Dharma. Jakarta:
EGC.
Langlais and Miller. 2002. Color Atlas of Common Oral Disease

Maritey. 2009. Lidah (Indera Pengecap). Terdapat di http://biologi-

itey.blogspot.com/2010/01/lidah-indera-pengecap.html

Scully, C. 1999. Handbook of Oral Disease Diagnosis and Management.New York: Thieme

New York

Spiller, S. M. 2000. Hairy Tongue. Available at (http://doctorspiller.com/Hairy_tongue.htm.

Diakses 11 April 2012

Wirentari. 2012. Lidah. Terdapat di

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31522/.../Chapter%20II.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai