Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami dapat menyelesaikan laporan ini. Berikut
ini adalah sebuah laporan dengan judul Arsitektur Tropis didaerah Pegunungan.
Melalui kata pengantar ini kami meminta maaf dan memohon permakluman
bilamana isi laporan ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kurang tepat atau menyinggu
perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan laporan ini dengan penuh rasa terima kasih
dan semoga laporan ini memberikan manfaat.
Penulis
Kelompok I
ARSITEKTUR TROPIS 1
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
ARSITEKTUR TROPIS 2
BAB IV. PEMBAHASAN
GAMBAR DESAIN................................................................................................ 51
ARSITEKTUR TROPIS 3
BAB I
PENDAHULUAN
ARSITEKTUR TROPIS 4
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Penataan Kawasan yang tidak mendukung arsitektur tropis daerah
pegunungan
1.2.2. Bentuk bangunan yang tidak sesuai dengan arsitektur tropis daerah
pegunungan
1.3. Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami Penataan Kawasan yang sesuai untuk
arsitektur tropis daerah pegunungan
1.3.2. Untuk mengetahui dan memahami Bentuk bangunan yang sesuai untuk
arsitektur tropis daerah pegunungan
ARSITEKTUR TROPIS 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ARSITEKTUR TROPIS 6
Tabel 1 kegiatan dan aktivitas
Sumber : google
ARSITEKTUR TROPIS 7
b. Pakaian
Pakaian mempengaruhi proses perpindahan panas
Pada iklim dingin digunakan pakaian tebal dan apat agar panas tubuh
tidak terbuang keudara.
Pada iklim panas digunakan pakaian yang tipis, ringan dan terbuka
agar panas tubuh tidak terbuang keudara.
Manusia bisa memilih dan menentukan jenis pakaian demi mencapai
kenyamanan termal bagi dirinya.
Untuk menentukan sifat pakaian yang digunakan dapat dilihat pada
tabel pakaian dan clothing.
ARSITEKTUR TROPIS 8
2.1.2 Variabel Fisik
1. Temperatur Udara
Temperatur udara yang tinggi menyebabkan terjadinya overheating
sepanjang tahun. Ketidaknyamanan bagi manusia karena rentang temperatur
sudah berada pada luar comfort zone. Hal ini dapat diindikasikan dengan jumlah
keringat yang berlebihan pada tubuh manusia.
Salah satu cara untuk memperoleh kenyamanan suhu dalam sebuah ruang
adalah dengan mengatur kualitas udara, karena dengan pengaturan udara yang
baik, proses penguapan panas yang terlanjur terjebak dalam ruang bisa cepat
berlangsung dan keringat pada tubuh manusia pun dapat segera menguap.
2. Kelembaban Udara
RH > 90 % Kulit tubuh terasa lengket sekali & udara pengap hal ini
serupa dengan kondisi dikamar mandi seusai mandi dengan air
hangat
ARSITEKTUR TROPIS 9
3. Gerakan Udara
Kecepatan angin (m/detik) penting dalam sistem pengudaraan, karena
panas yang dihasilkan dalam ruangan dapat dibawa keluar oleh pergerakan udara
tersebut. Udara yang tidak bergerak dalam ruangan tertutup menyebabkan
pengguna merasa kaku ataupun berkeringat.
4. Radiasi Matahari
Tubuh manusia akan mendapatkan panas pancaran dari setiap permukaan
yang suhunya lebih tinggi akan kehilangan panas atau memancarkan panas
kesetiap objek atau permukaan yang lebih dingin dari diri sendiri. Panas pancaan
yang diperoleh atau hilang tidak dipengaruhi oleh gerakan udara, juga tidak oleh
suhu udara antara permukaan-permukaan atau objek-objek yang memancar.
Penyaluran panas secara langsung lewat telapak kaki (walaupun luas telapak kaki
lebih kecil dari luas bagian tubuh lainnya, tetapi penting bagi kenyamanan.
Perpindahan Kalor (konveksi) 25-30% ke udara sekeliling tubuh
Radiasi panas kepada udara keliling yang lebih sejuk 40-60%
Penguapan keringat dan pernapasan 25-30%
ARSITEKTUR TROPIS 10
2.2 Paradigma Arsitektur Tropis
2.2.2 Tradition-based
Tan Hock Beng berpendapat bahwa perlu membangkitkan ketradisionalan
dalam arsitektur tropis asia dan mengusulkan desain berbasis tradisi untuk
menciptakan arsitektur tropis dimana bentuk tradisional merupakan ekspresi dari
inspirasi dan identitas.
Tipe bangunan tradisional tropis antara lain :
Bentuk atap besar dan luas, cross ventilation, teras, courtyard, material local,
ada unsur air dan landscape.
Material berupa tradisional, modern atau kombinasi keduanya tergantung
strategi yang digunakan.
Tipikal bangunan tradisional tropis yang sring digunakan dapat dilihat dari
pembuatan denah yang disusun memungkinkan untuk ventilasi silang,
memiliki teras dan courdyard, material local dan unsur air dan landscape.
Bangunan yang dibangun dengan paradigma ini bertujuan untuk
menyesuaikan bangunan dengan iklim setempat serta mempertahankan
tradisi dan identitas daerah.
ARSITEKTUR TROPIS 11
Kearifan local suatu daerah merupakan hal yang tepat untuk menjadi
pertimbangan dalam membangun bangunan yang telah melalui proses trial and
error. Oleh karena itu, bangunan tradisional yang ada saat ini merupakan
penyempurnaan desain yang gagal sebelumnya dan masyarakat setempat
menganggap sebagai bangunan yang paling nyaman. Ekspresi bangunan yang
menggunakan paradigm ini berdasarkan strategi menonjolkan tradisi.
Performance bangunan disesuaikan dengan iklim setempat dan berdasarkan
bentuk bangunan tradisional daerah asal dengan menyesuaikan diri dengan
daerah baru. Material yang digunakan bisa tradisional, modern atau
gabungan.
Paradigma ini memasukkan unsur tradisi didalam arsitektur tropis. Pitch roof,
penghawaan silang, halaman, bukaan tradisional, material tropis, air, lansekap, dan
aplikasi berbagai elemen yang dapat menjamin integrasi alam dengan ekspresi
tradisional.
Untuk mencegah keseragaman karena efek globalisasi dan memelihara kekayaan
tradisi local, William Lim dan Tan Hock Beng mengajukan strategi, yaitu :
1. Reinvigorating tradition
Reinvigorating tradition adalah paradigma yang berbasis tradisi menerapkan
prinsip vernakuler yang berasal dari traditional craft wisdom mulai dari cara
membangun (metode konstruksi), struktur bangunan, dan penggunaan
material yang cenderung menekankan keaslian (otentik) agar terjadi
keberlanjutan sejarah (Tzonis dkk, 2001)
2. Reinventing tradition
Reinventing tradition adalah sebuah gaya yang memadukan antara dua
budaya sehingga menghasilkan sebuah gabungan (hybrid). Misalnya sebuah
bangunan colonial, Belanda membangun dengan ekspresi gaya eropa namun
dipadukan dengan iklim dan material setempat sehingga muncullah gaya
colonial belanda.
ARSITEKTUR TROPIS 12
3. Extending Tradition
Extending Tradition adalah gaya yang tetap berprinsip pada arsitektur
vernakuler, namun bangunan ditransformasikan ke gaya yang modern.
Menghadirkan kembali bentuk pengalaman masa lalu berupa tradisi dan
budaya untuk dinikmati sebagai pengalaman kultur tropis suatu tempat
melalui karya arsitektur baik bentuk maupun fitur bangunan.
Tidak ada yang salah dalam pengembangan kekayaan sumber sumber masa
lalu kedalam bentuk baru yang inovatif, hal ini mencul karena kita juga
menyesuaikan dengan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat yang berubah
menurut waktunya (Lowenthal dalam Beng, 1998)
Karakteristik Extending tradition :
Mencari keberlanjutan dengan tradisi local
Mengutip secara langsung dari bentuk masa lalu
Tidak dilingkupi oleh masa lalu, melainkan menambahkannya dengan
cara inovatif
Interpretasi kita tentang masa lalu dirubah berdasar kepada perspektif
dan kebutuhan masa kini dan masa depan
Mencoba melebur masa lalu dengan penemuan dan inovasi yang baru
Menggunakan struktur vernakuler dan tradisi craftsmanship
Mencari inspirasi dalam bentuk dan teknik yang unik dari bangunan
tradisional.
4. Reinterpreting tradition
Reinterpreting tradition, yaitu gaya dengan membawa esensi dari arsitektur
vernakuler pada bangunan modern. Penggunaan idiom kontemporer pada
bangunan modern dengan abstrak atau minimalis.
Pendekatan ini dilakukan dengan menyingkirkan pemulihan sentimental masa
lalu dan meninggalkan gerakan historical, sebaliknya akan menggunakan
sebuah idiom modern yang menyegarkan. Namun demikian, bangunan
diciptakan melalu pendekatan ini berdedikasi pada tempat dan sejarah tanpa
terjebak oleh keduanya.
Perangkat formal tradisional tidak dibuang tetapi berubah dengan cara yang
menyegarkan sehingga ada pengakuan simultan dari masa lalu dan masa kini
melalui pernyataan abstrak dan biasanya minimalis.
Menginterpretasikan kembali terhadap nilai nilai dalam arsitektur vernakuler.
Hasilnya berupa defamiliarisasi yakni pengasingan bentuk, dimana bentuk
tradisional itu ada tapi tidak Nampak.
ARSITEKTUR TROPIS 13
2.2.3 New Screen & Louver Kitsch
New Screen & Louver Kitsch adalah meniru gaya tropis modern yang
sering menggunakan sunshading yang diasosiaan sama dengan arsitektur tropis,
louver pada fasade tidak efektif memberikan pembayangan, hanya memberi
kesan tropis sekilas semata.
Designer tidak serius menciptakan kondisi iklim yang dibutuhkan karena mereka
berfikir ikim bukan factor krusial dan hanya mementingkan image dari public
terhadap gaya arsitekturnya. Peniruan image tropis ini mengahasilan eksploitasi
penggunaan screen dan louver.
Paradigm ini lahir karena adanya beberapa factor, yaitu :
Adanya peniruan dari image tropis modern, misalnya louver pada fasade yang tida
membayangi ruang secara efektif karena kemungkinan masih di korelasikan
secara tidak tepat seperti peralatan shading yang asli dan hanya memberi kesan
bahwa elemen tersebut adalah control iklim tropis.
Adanya motivasi untuk mengikuti aliran yang menitikberatkan pada produk
arsitektur yang mempertimbangkan lingkungan seperti yang dilakukan oleh arsitek
arsitek terkenal.
ARSITEKTUR TROPIS 14
2.3 Strategi Desain Tropis
A. Penataan Tapak
Kondisi iklim, tapak dan lingkungan merupakan faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan lahan.
Orientasi Layout
Topografi Bentuk
1) Pertimbangan desain berkaitan dengan radiasi matahari dan angin, dimana sinar
matahari diterima hampir di sepanjang tahun( Tamimi, et.al, 2011).
2) Sebagai pengontrol parameter iklim seperti angin dan matahari yang berpengaruh
terhadap temperatur tapak.Orientasi yang berbeda akan menyebabkan perbedaan
temperatur udara di dalam ruangan (Jamala, et.al, 2003).
3) Pengaruh orientasi bangunan terhadap arah angin dapat dilihat di bawah ini
Pola grid dengan bangunan Pola grid dengan sudut Pola berselang (jigsaw),
tegak lurus dengan arah bangunan yang berbeda dengan sudut bangunan
datang angin terhadap arah datang yang berbeda terhadap
angin arah datang angin
Pengaruh orientasi bangunan terhadap arah angin (Krisan, et. al, 2001)
ARSITEKTUR TROPIS 15
B. Topografi
Topografi akan mempengaruhi pergerakan udaya yang berdampak pada temperatur
kawasan dan menggambarkan pengaruh topografi terhadap pergerakan angin, yaitu :
ARSITEKTUR TROPIS 16
C. Penataan Bangunan
Penataan bangunan dan ruang di daerah tropis harus memperhatikan hal - hal
penting untuk diperhatikan:
b. Orientasi Utara-Selatan (condong untuk mencegah pemanasan fasad yang lebih lebar
ke ruang internal). Orientasi bangunan juga sebaiknya tegak lurus terhadap arah
angin, namun juga harus memiliki perlindungan yang tepat terhadap masuknya
hujan.
S
Gambar 2 : orientasi bangunan tegak lurus dengan sumbu U-S
Sumber : google
Ruang dengan geometri yang kompak dan sederhana dalam bentuk single zone
merupakan bentuk yang potensial untuk penghalauan panas. Sedangkan ruang dengan
tatanan multi-zone seperti di hunian modern, penghalauan panas cenderung terhambat,
sehingga suhu udara di dalam ruang (Ti) menjadi lebih tinggi dari suhu luar (To). Ruang
publik yang terbuka dilingkungan kampung tradisional sudah tidak terdapat lagi di
lingkungan hunian modern karena adanya perubahan kebutuhan ruang. Di lingkungan
modern ruang tersebut telah bergeser ke dalam hunian dalam bentuk ruang tamu atau
ruang keluarga yang lebih privat. Perubahan inilah yang menyebabkan terjadinya
kepadatan ruang di hunian modern yang menghambat penghalauan panas.
ARSITEKTUR TROPIS 17
D. Vegetasi
Tipe dan layout vegetasi pada site harus disesuaikan dengan pola aliran udara pada
tapak, dengan pertimbangan estetika dan lingkungan. Fungsi utama vegetasi dalam
memanfaatkan pergerakan angin adalah untuk perlindungan terhadap angin,
membelokkan angin, menyalurkan dan mempercepat udara serta pengkondisian
udara, sehingga dapat mengurangi kebisingan, menghalau partikel debu, menyerap
CO2 dan mengeluarkan O2 ke udara (Allard, 1998).
Menurut Mc.Clenon, 1974 (dalam S.Pranoto, 2008) dan Boutet (1987: 77), vegetasi
mempunyai potensi sebagai modifying factor untuk melakukan kontrol terhadap aliran
angin melalui berbagai cara, antara lain
:
Kontrol angin oleh vegetasi (S.Pranoto, 2008 dan Lechner, 2000) Tanaman dapat
mempengaruhi temperatur ruangan dan beban pendinginan/ pemanasan
bangunan melalui beberapa cara (Givoni,1998):
a. Kanopi tinggi dan pergola pada dinding dan jendela memberikan shading dan
mengurangi solar heat gain.
ARSITEKTUR TROPIS 18
c. Tanaman lebat menurunkan temperatur udara di kulit bangunan sehingga
mengurangi konduksi dan infiltrasi heat gain.
d. Tanaman penutup tanah mengurangi radiasi matahari yang dipantulkan dan radiasi
long-wave yang dipancarkan ke arah dinding dari sekitarnya.
Vegetasi berfungsi sebagai penyaring matahari dan penyerap radiasi panas, di mana
sekitar 5-30% sisa radiasi panas dari proses biologis berpengaruh pada iklim internal
bangunan. Dalam Wong et.al (2009) dijelaskan data awal dari penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa vegetasi dapat merefleksikan atau menyerap radiasi matahari
antara 40-80%, tergantung pada jumlah dan jenis tanaman. Perez et.al (2011)
menjelaskan bahwa tingkat pencahayaan dan faktor peneduh, serta temperatur
permukaan dinding bangunan menunjukan kemampuan besar dari penghijauan
untuk mencegah radiasi.
Gambar 4 : Kanopi vegetasi sebagai filter radiasi matahari dan angin (Perez et.al (2011)
dan Wong et.al (2009)
Sumber : google
ARSITEKTUR TROPIS 19
2.3.2 Elemen Bangunan
A. Dinding Bangunan
2. Dinding internal (partisi dalam ruang) Tipe-tipe desain dinding bangunan seperti
berikut:
a) Thin skins
ARSITEKTUR TROPIS 20
ARSITEKTUR TROPIS 21
ARSITEKTUR TROPIS 22