i
HALAMAN KONTRIBUTOR
Tim Penyusun
ii
iii
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Pendalaman Materi 1
B. Rencana Pembelajaran (Sinopsis) 3
C. Petunjuk penggunaan bahan Ajar 3
1. Petunjuk bagi Mahasiswa 3
2. Petunjuk bagi Dosen 4
D. Capaian Pembelajaran Lulusan 4
BAB I. TEKNIK PENGAMBILANG CONTOH DAN 8
PERLAKUAN AWAL
BAB II. TINJAUAN SINGKAT METODA ANALISIS KIMIA 19
KLASIK
2.1. Deskripsi Metoda Analisis Kimia Klasik 19
2.2. Analisis Gravimetri 20
2.3. Analisis Titrimetri 30
BAB III. TINJAUAN SINGKAT METODA ANALISIS KIMIA 34
INSTRUMENTASI
3.1. Deskripsi Metoda Analisis Kimia Instrumentasi 34
3.2. Metoda Spektroskopi 36
3.3. Metoda Kromatografi 36
3.4. Metoda Elektrometri 37
BAB IV. PENGEMBANGAN METODA ANALISIS KIMIA 38
UNTUK FASA PADAT
4.1. Deskripsi Mata Kegiatan 38
4.2. Relevansi Substansi 38
4.3. Capaian Pembelajaran Sub Mata Kegiatan 38
4.4. Kegiatan Pembelajaran 39
4.4.1. Menyusun dan menerapkan analisis sampel 40
dengan metode klasik
4.4.2. Menyusun dan menerapkan analisis sampel 40
dengan metode instrumentasi analitik
4.5. Rangkuman 45
4.6. Daftar Pustaka 45
BAB V. PENGEMBANGAN METODA ANALISIS KIMIA 46
UNTUK FLUIDA (FASA CAIR DAN GAS)
5.1. Deskripsi Mata Kegiatan 46
5.2. Relevansi Substansi 46
5.3. Capaian Pembelajaran Sub Mata Kegiatan 47
5.4. Kegiatan Pembelajaran 48
5.5. Rangkuman 48
5.6. Daftar Pustaka 49
iv
BAB VI. SISTEM PENJAMINAN MUTU DAN MANAJEMEN
LABORATORIUM KIMIA
6.1. Deskripsi Mata Kegiatan 50
6.2. Relevansi Substansi 50
6.3. Capaian Pembelajaran Sub Mata Kegiatan 50
6.4. Kegiatan Pembelajaran 51
6.4.1. Melaksanakan Verifikasi Alat Ukur Massa 52
(Timbangan/Neraca Analitik)
6.4.2. Melaksanakan Verifikasi Alat Uji Mengikuti 54
Prosedur
6.4.3 Validasi Metode Penetapan Kadar Vitamin C 56
Secara Alkalimetri Menggunakan
Potensiometri Autotitrator
6.4.4 Evaluasi Karakteristik Data-data Hasil Analisis 65
Kimia yang Bersifat Kualitatif dan Kuantitatif
Metode Uji (I)
6.4.5 Evaluasi Karakteristik Data-data Hasil Analisis 68
Kimia yang Bersifat Kualitatif dan Kuantitatif
Metode Uji (II)
6.5. Melaksanakan Perbaikan Untuk Peralatan K3 69
Laboratorium Analitik
6.6. Rangkuman 86
6.6. Daftar Pustaka 86
v
DAFTAR GAMBAR
hlm
Gambar 1: Tampilan halaman utama dari situs ASDL (www.asdlib.org) 2
Gambar 2: Tampilan menu Active Learning di www.asdlib.org 3
Gambar 1.1 Tahap-tahap dalam persiapan sampel untuk analisis 10
kuantitatif (Flow diagram showing the steps in a quantitative analysis,
Skoog, et.al., 2014:5).
Gambar 1.2 Klasifikasi teknik pemisahan dalam penyiapan sampel 13
(Harvey, 2017: 301).
Gambar 1.3 Ilustrasi yang menunjukkan metoda untuk mereduksi sampel 13
(Harvey, 2017: 294).
Gambar 1.4 Klasifikasi teknik pemisah dalam penyiapan sampel 14
Gambar 1.5 Ilustrasi yang menunjukkan metode untuk mereduksi sampel 18
Gambar 2.1: Klasifikasi Umum Metoda Analisis Kimia (M. Valcarcel, 19
2000:29)
Gambar 2.2 Kelarutan AgCl sebagai fungsi dari pCl ((Harvey, 2017: 23
341).
Gambar 2.3: Tiga contoh pembentukan pengotor yang potensial 24
mengganggu dalam pengendapan (Harvey, 2017: 344).
Gambar 2.4: Pengendalian Ukuran Partikel Untuk Pembentukan Endapan 25
(Harvey, 2017: 347).
Gambar 2.5: Kertas saring dan cara penyaringan endapan (Harvey, 2017: 26
350)
Gambar 2.6: Pencucian endapan ((Harvey, 2017: 351). 26
Gambar 2.7: Contoh Kurva Titrasi Asam-Basa yang ditunjukkan dengan 32
perubahan pH (Harvey, 2017: 395).
Gambar 2.8: Contoh Kurva Titrasi (a) Titrasi kompleksometri Cd2+ dan 32
EDTA, (b) Titrasi Redoks Fe2+ dan Ce4+ dan (c) Titrasi Pengendapan
NaCl dan AgNO3 (Harvey, 2017: 395).
Gambar 5.1: Contoh studi kasus pada pembelajaran daring 48
(www.ASDLib.org)
Gambar 6.1 Alat potensiometri autotitrator 62
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.2 Daftar asam dan basa yang bisa digunakan dalam penyiapan
sampel (Harvey, 2017: 295).
Tabel 1.3 Daftar flux yang bisa digunakan dalam penyiapan sampel
((Harvey, 2017: 296).
Tabel 6.1 Biakan E. coli slant terlebih dahulu diuji untuk mengetahui 51
populasi awal bakteri
vii
PENDAHULUAN
Tampilan halaman utama (home) dari situs ASDL dapat dilihat pada
Gambar 1 di atas. Jika misalnya dari halaman utama tersebut diklik menu active
learning (terlihat di dalam lingkaran merah di bagian atas-tengah dan kanan-
bawah pada Gambar 1), maka akan muncul tampilan sebagaimana Gambar 2 di
bawah.
Seperti terlihat pada Gambar 2, menu Active Learning mempunyai sub
menu Aktivitas Kelas (In Class Activities), Aktivitas Laboratorium
(Laboratory Activities), Modul-modul Kontekstual (Contextual Modules) dan
Materi Tertulis (Textual Material). Buku ajar daring (online) Prof. Harvey
sebagaimana yang telah disinggung di atas dapat ditelusuri dan ditemukan pada
2
sub menu Materi Tertulis (Textual Material). Adapun materi untuk
pembelajaran berbasis-kasus (Problem-Based Learning, PBL) yang dijadikan
rujukan dan diadopsi sebagai materi pada BAB V dapat diakses pada sub menu
Modul-modul Kontekstual (Contextual Modules).
3
C.2. Petunjuk bagi Dosen
Dosen diharapkan menjadi mitra dan pendamping-aktif dari peserta PPG DJ. Oleh
karena itu, dosen hendaknya mampu menjadi mitra diskusi yang baik dan mampu
memberikan motivasi dan atau inspirasi kepada para peserta.
CAPAIAN PEMBELAJARAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK KIMIA
KOMPETENSI KEAHLIAN KIMIA ANALISIS
1. SIKAP:
2. PENGUASAAN PENGETAHUAN:
3. KETERAMPILAN KHUSUS:
5
menyampaikan informasi parameter baku dari instrumen tersebut
dengan benar;
c) mampu menganalisis materi tertentu dengan metode analisis kimia
berdasarkan standar prosedur operasi tertentu.
d) mampu menerapkan prinsip-prinsip kesehatan dan keselamatan
kerja di laboratorium.
2) menetapkan materi, proses, sumber, media, penilaian, dan evaluasi
pembelajaran; dan
3) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai silabus
pada kurikulum yang berlaku;
b. mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dan
proses pembelajaran yang sesuai dengan kaidah pedagogik untuk
memfasilitasi pengembangan karakter dan potensi diri siswa sebagai
pembelajar mandiri (self-regulated learner);
c. mampu menilai dan mengevaluasi pembelajaran meliputi:
1) melaksanakan penilaian otentik-holistik yang mencakup ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan; dan
2) menggunakan hasil penilaian untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran;
d. mampu merancang dan melaksanakan penelitian yang relevan dengan
masalah pembelajaran sesuai kaidah penelitian ilmiah;
e. mampu mengadaptasi dan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi dalam melaksanakan tugas profesionalnya; dan
f. mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan peserta didik, rekan
sejawat, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat secara lisan dan
tulisan dengan santun, efektif, dan produktif.
4. KETERAMPILAN UMUM:
6
khusus melalui pelatihan dan pengalaman kerja;
f. mampu meningkatkan mutu sumber daya untuk pengembangan
program strategis organisasi;
g. mampu memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada
bidang profesinya;
h. mampu bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam
menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya;
i. mampu mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan
masyarakat profesi dan kliennya;
j. mampu melaksanakan tugas profesional guru sesuai tuntutan peraturan
perundangan bidang pendidikan dan kode etik guru Indonesia yang
berlaku;
k. mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri;
l. mampu berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan kebijakan
nasional dalam rangka peningkatan mutu pendidikan profesi atau
pengembangan kebijakan nasional pada bidang profesinya; dan
m. mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan,
dan menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan
pengembangan hasil kerja profesinya.
7
BAB I
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DAN PERLAKUAN AWAL
8
metode analisis sesuai dengan sifat dari pengukuran pada tahap akhir. Dalam
metode gravimetri, kita menentukan massa analit atau senyawa kimia yang terkait
dengannya. Dalam metode volumetrik, kami mengukur volume larutan yang
mengandung reagen cukup untuk bereaksi sepenuhnya dengan analit. Dalam
metode electroanalytical, kita mengukur sifat listrik seperti potensial, arus,
resistansi, dan kuantitas muatan listrik. Dalam metode spektroskopi, kita
mengeksplorasi interaksi antara radiasi elektromagnetik dan atom analit atau
molekul atau emisi radiasi oleh analit. Akhirnya, dalam kelompok metode lain-
lain, kita mengukur jumlah seperti rasio ion terhadap massa dengan spektrometri
massa, laju peluruhan radioaktif, panas reaksi, laju reaksi, konduktivitas termal
sampel, aktivitas optik, dan indeks bias.
9
Gambar 1.1 Tahap-tahap dalam persiapan sampel untuk analisis kuantitatif
10
Pengambilan sampel adalah proses mengumpulkan sejumlah kecil material
yang komposisinya secara akurat mewakili sebagian besar bahan yang dijadikan
sampel. engumpulan spesimen dari sumber biologis merupakan jenis kedua dari
masalah sampling. Sampling darah manusia untuk penentuan gas darah
menggambarkan kesulitan memperoleh sampel representatif dari sistem biologis
yang kompleks. Konsentrasi oksigen dan karbon dioksida dalam darah tergantung
pada berbagai variabel fisiologis dan lingkungan. Misalnya, menerapkan
tourniquet secara tidak benar atau peregangan tangan oleh pasien dapat
menyebabkan konsentrasi oksigen darah berfluktuasi. Karena dokter membuat
keputusan hidup dan mati berdasarkan hasil analisis gas darah, prosedur yang
ketat telah dikembangkan untuk pengambilan sampel dan pengangkutan spesimen
ke laboratorium klinis. Prosedur ini memastikan bahwa sampel mewakili pasien
pada saat dikumpulkan dan integritasnya dipertahankan sampai sampel dapat
dianalisis. Sampling sering merupakan langkah tersulit dalam analisis dan sumber
kesalahan terbesar. Hasil analisis akhir tidak dapat diandalkan terkecuali adanya
keandalan dalam langkah sampling.
11
untuk mengeringkan sampel sebelum memulai analisis. Sebagai alternatif, kadar
air sampel dapat ditentukan pada saat analisis dalam prosedur analisis terpisah.
Sampel cair menghadirkan rangkaian masalah yang sedikit berbeda namun terkait
selama tahap persiapan. Jika sampel semacam itu diizinkan berdiri di wadah
terbuka, pelarut dapat menguap dan mengubah konsentrasi analit. Jika analit
adalah gas yang dilarutkan dalam cairan, seperti dalam contoh gas darah kita,
wadah sampel harus berada. Disimpan di dalam wadah tertutup kedua, mungkin
selama keseluruhan prosedur analitik, untuk mencegah kontaminasi oleh gas
atmosfer. Langkah-langkah luar biasa, termasuk manipulasi sampel dan
pengukuran di atmosfir inert, mungkin diperlukan untuk menjaga integritas
sampel.
12
Dapat ditambahkan bahwa teknik lain dapat digunakan seperti melakukan
peleburan fusi suhu tinggi dengan adanya berbagai fluks.
13
sebelum pengukuran akhir dilakukan. Secara umum tidak ada aturan baku dan
cepat yang bisa dilakukan untuk menghilangkan interferensi termasuk diantaranya
dengan menggunakan teknik pemisahan.
15
seperti bijih, tanah, atau selembar jaringan hewan. Pengambilan sampel untuk
analisis kimia memerlukan penggunaan statistik karena kesimpulan akan ditarik
dari jumlah materi yang jauh lebih besar.
Analisis sampel laboratorium kecil. Dari pengamatan sampel, kami menggunakan
statistik, seperti mean dan standar deviasi, untuk menarik kesimpulan tentang
populasi.
16
1.10. Sampling larutan homogen Cairan dan Gas
Untuk larutan cairan atau gas, sampel curah (Bulk) nya relatif kecil karena bersifat
homogen hingga ke tingkat molekuler. Dalam proses pengendalian dan aplikasi
lainnya, sampel cairan dikumpulkan dari aliran yang mengalir. Perhatian harus
diberikan untuk memastikan bahwa sampel yang dikumpulkan mewakili fraksi
konstan dari total aliran dan bahwa semua bagian sungai seabagi contoh kasusnya
dapat diambil sampelnya. Gas dapat diuji dengan beberapa metode. Dalam
beberapa kasus, kantung/tempat sampel dibuka dan diisi dengan gas. Pada gas
berbeda, gas bisa terperangkap dalam cairan atau teradsorbsi ke permukaan yang
padat.
17
Rincian tentang pengambilan sampel dari materi ini berada di luar cakupan buku
ini.
18
BAB II
TINJAUAN SINGKAT METODA ANALISIS KIMIA KLASIK
Gambar 2.1: Klasifikasi Umum Metoda Analisis Kimia (M. Valcarcel, 2000:29)
Dari Gambar II.1 tersebut terlihat bahwa metoda analisis kimia dapat
digolongkan berdasarkan tujuan, teknik, asal dari analit (sample), dan lain-lain.
Berdasarkan tujuan, dikenal metoda analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif menjawab pernyataan apa yang terdapat pada analit yang
diperiksa, sementara analisis kuantitatif menyediakan jawaban untuk pertanyaan
berapa. Jika digolongkan berdasarkan teknik analisis, akan terbagi menjadi
analisis klasik dan analisis instrumental. Baik metoda klasik maupun instrumental
tersebut dapat dipergunakan untuk melakukan analisis kualitatif maupun
kuantitatif.
19
Metoda analisis klasik mempunyai tiga ciri khas, yakni (i) mengandalkan
indra manusia untuk menghasilkan informasi kualitatif (semisal perubahan warna,
terbentuk endapan, tercium bau dan lain-lain), (ii) mempergunakan buret atau
timbangan untuk mendapatkan data kuantitatif (berapa banyak volume yang
dipergunakan, berapa berat endapan yang diperoleh), dan (iii) terjadi reaksi kimia
semenjak tahap-tahap awal proses analisis (M. Valcarcel, 2000:30). Dalam
pelaksanaannya, metoda analisis klasik menggunakan peralatan sederhana semisal
alat-alat gelas (labu Erlenmeyer, buret dll), desikator dan timbangan.
Metoda analisis kimia klasik terbagi lagi menjadi metoda titrimetri dan
gravimetri. Titrimetri, atau sering disebut juga volumetri, adalah metoda analisis
kimia kuantitatif yang digunakan untuk menentukan konsentrasi dari suatu analit
dengan cara titrasi. Pada saat melakukan titrasi, pengukuran volume memainkan
peran penting. Oleh karena itulah maka metoda ini dikenal juga dengan sebutan
analisis volumetri. Istilah "titrasi" sendiri ada hubungannya dengan istilah
Perancis titre, berarti rangking atau peringkat. Titrasi atau analisis volumetri ini
diperkirakan pertama kali dikenal pada akhir abad ke-18 di Perancis. Ada
sejumlah ilmuwan seperti Joseph Louis Gay-Lussac yang ikut mengembangkan
perbaikan peralatan yang digunakan untuk titrasi dan kemudian memberikan nama
"pipet" dan "buret" sampai kemudian disempurnakan oleh Karl Friedrich Mohr
pada akhir abad ke-19. Mohr merancang ulang buret dengan memasang klem dan
tip pada bagian bawah.
Gravimetri adalah bagian dari metoda analisis kimia klasik yang melibatkan
penimbangan endapan sebagai hasil akhir analisisnya.
20
1. Analisis langsung (Direct Analysis) dimana analit sebagai contoh
padatan tersuspensi merupakan spesi kimia yang dapat langsung
ditimbang. Sedangkan bila analit dalam bentuk cairan maka dilakukan
pengukuran masa analit setelah dirubah dalam bentuk padatan.
2. Analisis tidak langsung (Indirect analysis) sebagai contohnya adalah
penentuan moisture content dalam suatu adsorben yang menetapkan
perubahan masa didalam sampel adsorben dari sebelum dan setelah
melakukan tahap pemanasan menunjukkan langsung jumlah air yang
ada didalam sampel.
21
2.2.1.1 Gravimetri Pengendapan
(1)
Jika reaksi yang berlangsung seperti terlihat dalam persamaan reaksi diatas maka
dapat di prediksi solubilitas endapannya, SAgCl ditetapkan melalui persamaan
berikut:
(2)
Persamaan (2) menunujukkan bahwa hilangnya sifat kelarutan (solubilitas) dapat
diminimalisir dengan menambahkan sejumlah Cl- berlebih. Dalam kenyataanya
penambahan berlebih ion Cl- meningkatkan kelarutan endapannya seperti terlihat
pada gambar II.1. Untuk dapat memahaminya, dapat di rujuk pada [1, Harvey].
22
Gambar 2.2 Kelarutan AgCl sebagai fungsi dari pCl.
23
Gambar 2.3: Tiga contoh pembentukan pengotor yang potensial mengganggu
dalam pengendapan
24
analit. Inklusi, oklusi dan adsorbsi permukaan merupakan contoh dari ko-
presipitasi (coprecipitation).
2.2.1.2 Pengendalian ukuran partikel
Ukuran partikel menjadi faktor penting dalam pembentukan suatu
endapan. Dengan semakin besarnya partikel terdapat kemudahan dalam proses
penyaringan dan menurunya luas permukaan sehingga kecenderungan
terbentuknya surface adsorbates menjadi lebih kecil. Pengendlian kondisi reaksi
secara signifikan dapat meningkatkan ukuran partikel rata-rata dari endapan.
Pembentukan endapan terdiri atas dua tahap yakni nukleasi-pembentukan awal
yang relative kecil dari partikel yang stabil dari suatu endapan dan pertumbuhan
partikel. Partikel-partikel besar terbentuk ketika laju pertumbuhan partikelnya
melampaui laju nukleasinya. Pemahaman kondisi pertumbuhan partikel sangat
penting dalm mendisain metoda analisis secara gravimetri. Gambar II.3
memberikan ilustrasi pengendalian ukuran partikel dalam pembentukan endapan.
25
Gambar 2.5: Kertas saring dan cara penyaringan endapan
26
Koagulasi juga memegang peranan penting dalam menentukan ukuran
partikel. Penambahan elektrolit inert yang volatil kedalam larutan pencuci dapat
mencegah endapan berubah menjadi partikel yang lebih kecil yang dapat
berakibat lolosnya melalui penyaring. Proses perubahan menjadi ukuran partikel
yang lebih kecil disebut peptisasi. Elektrolit yang bersifat volatile ini dapat
dihilangkan saat proses pengeringan endapan.
Secara umum, kehilangan aanalit dapat diminimalisir dengan
menggunakan porsi sekecil mungkin larutan pencuci dibandingkan dengan sekali
pencucian dengan volume yang besar. Pengujian adanya pengotor (impuriteis)
menggunakan larutan pencuci juga merupakan salah satu cara untuk melindungi
proses berlebihan terhadap pencucian endapan.
27
endapan organik sebaliknya menunjukkan keselektifan terhadap satu atau lebih
ion-ion anorganik seperti ditunjukkan dalam Tabel 8.3.
28
2.2.2.2 Analisis Organik
Beberapa gugus fungsi atau heteroatom dapat ditentukan menggunakan
metoda pengendapan gravimetri gravimetric. Tabel 8.4 menunjukkan beberapa
contoh diantaranya. Sebagai catatan, penetapan gugus fungsi alkoksi merupakan
metoda yang tidak langsung dimana gugus fungsinya bereaksi dengan HI berlebih
dan I- yang tidak bereaksi ditetapkan melalui pengendapan sebagai AgI.
29
2.2.3 Aplikasi Kualitatif
Reaksi pengendapan juga bermanfaat dalam mengidentifikasi analit
otganik dan anorganik. Dikarenakan metoda analisis kualitatif tidak menuntuk
pengukuran kuantitatif maka respon/sinyal yang diperoleh dari proses berupa
bentuk endapan yang dihasilkan. Aplikasi yang masih umum digunakan utamanya
dalam spot test untuk keberadaan analit yang spesifik.
30
denga perubahan warna zat, yang disebut indikator, yang ditambahkan ke larutan
dalam larutan titran. Perbedaan antara volume titik akhir dan volume titik ekivalen
yang menentukan kesalahan titrasi. Jika titik akhir dan volume titik ekivalen
bersamaan, maka kesalahan ini tidak signifikan dan diabaikan dengan aman.
Jelasnya, memilih titik akhir merupakan langkah yang tepat sangat
kritis/menentukan.
31
Gambar 2.7: Contoh Kurva Titrasi Asam-Basa yang ditunjukkan dengan
perubahan pH.
.
Gambar 2.8: Contoh Kurva Titrasi (a) Titrasi kompleksometri Cd2+ dan EDTA,
(b) Titrasi Redoks Fe2+ dan Ce4+ dan (c) Titrasi Pengendapan NaCl dan AgNO3.
32
2.4. Daftar Pustaka
1. Harvey, D.T (2017), Analytical Chemistry 2.1, buku ajar daring (dalam
jaringan, online), http://dpuadweb.depauw.edu/harvey_web/eTextProject/
version_2.1.html, diunduh pada 26 Juli 2017.
2. Skoog, D.A., et al. (2014), Fundamentals of Analytical Chemistry, 9th Ed.,
Brooks/Cole, Cengage Learning, Belmont, 2014.
3. Valcarcel, M. (2000), Principles Of Analytical Chemistry : A Textbook,
Springer-Verlag, Berlin - Heidelberg 2000.
33
BAB III
TINJAUAN SINGKAT METODA ANALISIS KIMIA INSTRUMENTASI
34
https://www.youtube.com/watch?v=P1wRXTl2L3I
How a pH probe works
https://www.youtube.com/watch?v=4KtWW4dgHk8
Gas Chromatography
https://www.youtube.com/watch?v=iX25exzwKhI&t=157s
How GC Columns Work
https://www.youtube.com/watch?v=q0pM-k0SvOQ
HPLC - basic principles of High Pressure Liquid Chromatography
https://www.youtube.com/watch?v=IUwRWn9pEdg&list=PLetrcQ_
JUQSmK4yEiMDyMoiaaZYEeQPDy
35
3.2 Metoda Kromatografi
Proses pemisahan dengan metoda kromatografi kolom merupakan jenis
kromatografi tertua dan telah dipakai oleh Tswett pada 1903. Menurut IUPAC
(International Union of Pure and Applied Chemistry), kromatografi didefinikan
sebagai suatu metoda pemisahan komponen-kompnen dari analit (cuplikan,
samples) dengan cara komponen-komponen tersebut terdistribusi di antara dua
fasa, yakni fasa diam dan fase gerak.
Secara ilustratif, berbagai tipe metode analisis menggunakan prinsip
kromatografi ini di antaranya dapat dilihat pada situs www.youtube.com dengan
tautan sebagai berikut:
Gas Chromatography
https://www.youtube.com/watch?v=iX25exzwKhI&t=157s
How GC Columns Work
https://www.youtube.com/watch?v=q0pM-k0SvOQ
HPLC - basic principles of High Pressure Liquid Chromatography
https://www.youtube.com/watch?v=IUwRWn9pEdg&list=PLetrcQ_
JUQSmK4yEiMDyMoiaaZYEeQPDy
Sedangkan pembahasan lebih detil berbagai metoda kromatografi beserta
contoh aplikasinya dapat dibaca pada Chapter 12 dari buku ajar daring Prof.
Harvey atau Bab 12 sampai Bab 15 dari buku Kimia Analisis Farmasi (Ganjar
dan Rohman, 2007).
37
BAB IV
PENGEMBANGAN METODA ANALISIS KIMIA UNTUK FASA PADAT
38
No Rumusan CPMK Indikator
1 Menyusun dan menerapkan 1.1 Menerapkan konsep GLP dalam
analisis sampel fasa padat penyiapan dan analisis sampel fasa
dengan metode padat dengan metode konvensional
konvensional (klasik) (klasik)
1.2 Mengelola sampel fasa padat untuk
analisis kimia
1.3 Memilih metode uji sampel fasa
padat untuk analisis kimia merujuk
metode standar (misalnya SNI,
AOAC, ASTM, etc).
1.4 Merancang dan melaksanakan
analisis kimia sampel fasa padat
mengikuti prosedur metode
konvensional (klasik)
1.5 Menerapkan prinsip K3
laboratorium kimia
1.6 Menerapkan prinsip K3
laboratorium kimia
2 Menyusun dan menerapkan 2.1 Menerapkan konsep GLP dalam
analisis sampel penyiapan dan analisis sampel
Menerapkan prinsip K3 Menerapkan prinsip K3
laboratorium kimia dengan laboratorium kimia dengan metode
instrumentasi analitik instrumen analitik
2.2 Memilih dan membandingkan
metode uji sampel Menerapkan
prinsip K3 laboratorium kimia
untuk analisis kimia secara
instrumentatif merujuk metode
standar (misalnya SNI, Farmakope,
AOAC, ASTM, etc).
2.3 Merancang optimasi metode
instrumen analitik
2.4 Menerapkan prinsip K3
laboratorium kimia
39
logam berat seperti Pb didalam cat yang banyak digunakan diberbagai kebutuhan
sehari -hari sebagai pelapis baik logam atau non logam.
40
3. Mengabil contoh cat yang telah diaplikasikan serta menentukan
kandungannya (analisis kuantitatif) di laboratorium menggunakan metoda
instrumentasi analitik.
Terdapat berbagai jenis alat uji (test kit) kimia secara kualitatif atau
semikuantitatif. Umumnya untuk aspek analisi kualitatif mengandalkan pada
perubahan warna yang terjadi pada konsentrasi tertentu. Konsentrasi threshold
untuk perubahan warna tergantung pada test kit yang digunakan dan dapat
berbeda konsentarsinya untuk beberapa Negara sesuai dengan standar yang
ditetapkan. Di Amerika Serikat, misalnya, alat uji harus mendeteksi konsentrasi di
atas 0,5% berat timbal (5000 mg / kg). Bergantung pada konteks penggunaannya,
beberapa test kit memungkinkan memiliki batas deteksi yang jauh lebih rendah.
Test kit yang lebih modern mengunakan metoda fluorimetri atau fotometri.
Test kit umumnya menggunakan bahan kimia relatif murah, tidak
memerlukan pelatihan khusus, serta hasilnya dapat segera diketahui. Namun tet
kit kimia ini memiliki keterbatasan diantaranya hanya bisa menguji lapisan yang
terpapar. Oleh karena itu, untuk menguji lapisan dasar yang mungkin lebih
cenderung mengandung timbal, perlu perlakuan lain seperti melepaskan
potongan/chip cat (tergantung metodenya). Untuk beberapa kit, perubahan
warnanya agak sulit untuk diamati, terutama saat menguji warna cat gelap. Untuk
metoda semi kuantitatif, penggunaan test kit terbatas dan hanya memberikan suatu
rentang konsentrasi.
Jumlah sampel yang dibutuhkan untuk analisis minimum sekitar 300 mg biasanya
diperlukan untuk melakukan analisis namun tetap hal ini tergantung pada
konsentrasi timbal, preparasi sampel dan metode analisis. Hasil pengukuran secara
42
kuantitaif dapat diberikan dalam persen berat atau berat per satuan luas
permukaan jika luas permukaan sampel dapat ditentukan.
Di laboratorium, sampel cat harus mengalami perlakukan pendahuluan
sebelum dianalisis. Untuk pengukuran timbal total, sampel harus dihancurkan
(digestion) dengan menggunakan asam. Penentuan konsentrasi total atau timbal
terlarut dari sampel, dapat mengacu pada standar yang di tetapkan misanya,
ASTM, SNI atau standar lainnya seperti yang relevan dan telah disinggung dalam
butir 4.1. (9, 10).
Analisis menggunakan instrumentasi modern dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa teknik diantaranya, termasuk spektrometri serapan atom
menggunakan nyala (flame) (FAAS), spektrometri serapan atom tungku grafit
(GFAAS) dan spektrometri emisi induksi plasma (ICP-AES) seperti yang
diurakan dalam BAB III. Panduan, rekomendasi dan prosedur operasi standar
untuk pengambilan sampel, persiapan dan analisis dengan menggunakan metode
ini dan metode lainnya tersedia dari berbagai sumber (ASTM, SNI, AOAC) (8-
16). Dalam hal ini akan diberikan salah satu contohnya menggunakan FAAS.
Spektrometri serapan atom (SSA) didasarkan pada prinsip bahwa atom
bebas dapat menyerap cahaya pada panjang gelombang karakteristik dari elemen
yang akan ditentukan misalnya untuk timbal jatuh pada panjang gelombang 283,3
nm. Jumlah cahaya yang diserap dapat dikorelasikan secara linier sesuai dengan
Hukum Beer-Lambert, dengan konsentrasi analit dalam sampel. Untuk melakukan
pengukuran dengan Flame-AAS, sampel yang mengandung timbal dikondisikan
teratomisasi dalam sistem burner/pembakar sehingga menghasilkan atom bebas
yang dapat berinetraksi dengan sumber sinar dari lampu katoda berongga unsur
timbal. Kondisi ini akan tercapai untuk metode FAAS jika menggunakan gas
pengoksidasi dan gas bahan bakar adalah campuran udara-asetilen atau nitrous
oxide asetilen, dimana timbal dapat teratomisasi pada suhu 2600 C.
43
dikondisikan sesuai dengan standar manual (SOP) dengan benar atau jika protokol
analitis (Standar pengujian (ASTM, SNI atau AOAC) belum diikuti. Untuk
Analisa kuantitatif penentuan timbal didalam cat, hal yang perlu diperhatikan
terutama adalah adanya kontaminan (kontaminasi) dan penjaminan mutu (QA)
yang belum memadai.
Timbal mudah mengkontaminasi sampel dengan berbagai cara, termasuk
dalam halini untuk analisis dilaboratorium pada sampel cat misalnya dalam
bentuk kering seperti keripik (lembaran (chip). Kontaminasi dapat terjadi selama
pengumpulan sampel, penyimpanan sampel dan transportasi, serta tahap
perlakuakn pendahuluan atau manipulasi sampel. Oleh karena itu, kualitas
pengumpulan dan penanganan sampel merupakan aspek penting untuk penentuan
timbal yang akurat didalm cat. Risiko kontaminasi dapat dikurangi secara
signifikan dengan menerapkan aspek penjaminan mutu (QA) yang memadai.
Penjaminan mutu mengacu pada semua langkah yang harus dilakukan untuk
memastikan bahwa hasil laboratorium dapat diandalkan dan dapat direproduksi.
Untuk hal ini maka perlu menetapkan langkah penerapan GLP mencakup
pemilihan metoda peralatan, pengumpulan, penyimpanan dan pengiriman
spesimen dan pencatatan, pelaporan dan interpretasi hasil.
Penilaian kualitas mengacu pada kualitas hasil analisis yang mencakup memiliki
dua hal:
1) Pengendalian kualitas internal, yang merupakan seperangkat prosedur
yang digunakan oleh staf/pelaksana/teknisi laboratorium yang secara
kontinyu mengkaji hasil untuk menentukan apakah produk tersebut dapat
diandalkan sehingga dapat di laporkan;
2) Penilaian kualitas secara eksternal (EQA), yaitu sistem untuk memeriksa
secara obyektif kinerja laboratorium dengan menggunakan agen eksternal.
44
4.4. Rangkuman
Penganganan dalam persiapan dan analisis sampel fasa padat dapat
diterapkan dalam rangka GLP
Pengelolaan sampel fasa padat secara konvensinal maupun instrumentasi
Metode uji sampel diperlakukan sesuai prosedur dengan metode standar.
45
BAB V
PENGEMBANGAN METODA ANALISIS KIMIA UNTUK FLUIDA
(FASA CAIR DAN GAS)
46
5.3. Capaian Pembelajaran Sub Mata Kegiatan
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Pengembangan Metoda Analisis Kimia
Untuk Fluida (Fasa Cair dan Gas) ini disusun sebagai berikut:
No Rumusan CPMK Indikator
1 Menyusun dan menerapkan 1.1 Menerapkan konsep GLP dalam
analisis sampel fluida (cair penyiapan dan analisis sampel
dan gas) dengan metode fluida (cair dan gas) dengan metode
konvensional (klasik) konvensional (klasik)
1.2 Mengelola sampel fluida (cair dan
gas) untuk analisis kimia
1.3 Memilih metode uji sampel fluida
(cair dan gas) untuk analisis kimia
merujuk metode standar (misalnya
SNI, AOAC, ASTM, etc).
1.4 Merancang dan melaksanakan
analisis kimia sampel fluida (cair
dan gas) mengikuti prosedur metode
konvensional (klasik)
1.5 Merancang dan melaksanakan
analisis mikrobiologi untuk sampel
fluida (cair dan gas)
1.6 Menerapkan prinsip K3
laboratorium kimia
2 Menyusun dan menerapkan 2.1 Menerapkan konsep GLP dalam
analisis sampel fluida (cair penyiapan dan analisis sampel
dan gas) dengan fluida (cair dan gas) dengan metode
instrumentasi analitik instrumen analitik
2.2 Memilih dan membandingkan
metode uji sampel fluida (cair dan
gas) untuk analisis kimia secara
instrumentatif merujuk metode
standar (misalnya SNI, Farmakope,
AOAC, ASTM, etc).
2.3 Merancang optimasi metode
instrumen analitik
2.4 Menerapkan prinsip K3
laboratorium kimia
47
5.4. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam mata kegiatan ini mengacu dan merujuk pada situs
www.asdlib.org dengan tautan http://community.asdlib.org/activelearningmate-
rials/end-creek-spotted-frogs-and-aquatic-snails-in-wetlands-a-water-quality-
investigation/ yang halaman mukanya dapat dilihat pada Gambar 5.1 di bawah ini:
48
Metoda belajar dengan menggunakan studi kasus (Problem-Based
Learning, PBL) sebagaimana dapat dibaca pada tautan di atas, khususnya yang
tertara di kolom sebelah kiri (Table of Contents) akan diadaptasi dan disesuaikan
dengan kondisi yang ada. Dalam hal ini, lokasi pelaksanaan PBL dapat
menggunakan sungai, rawa atau danau yang ada di sekitar tempat pelaksanaan
pendalaman materi ini. Sedangkan teknik analisisnya disesuaikan dengan
peralatan dan ketersediaan bahan kimia di laboraorium. Dengan itu, analisis
dapatbdilakukan dengan menggunakan metoda klasik (gravimetri dan titrimetri)
ataupun metode instrumentasi (spektrofotometri, elektrometri, atau kromatografi).
5.4. Rangkuman
Penganganan dalam persiapan dan analisis sampel fasa cair dan gas dapat
diterapkan dalam rangka GLP
Pengelolaan sampel fasa cair dan gas secara konvensinal maupun
instrumentasi
Metode uji sampel cair dan gas diperlakukan sesuai prosedur dengan
metode standar.
49
50
BAB VI
SISTEM PENJAMINAN MUTU DAN
MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA
51
6.3. Capaian Pembelajaran Sub Mata Kegiatan
Capaian Pembelajaran Sub Mata Kegiatan Sistem Penjaminan Mutu dan
Manajemen Laboratorium Kimia
No Rumusan CPMK Sub CPMK
1 Merancang Validasi 1.1 Mengevaluasi karakteristik data-data hasil
Metoda Uji Dalam Analisis analisis kimia yang bersifat kualitatif dan
Kimia kuantitatif metode uji
1.2 Mengaplikasikan prinsip uji ANVA dalam
statistika terhadap data-data hasil analisis
kimia
1.3 Mengaplikasikan prinsip uji non parametric
(khi kuadrat) dalam statistika terhadap data-
data hasil analisis kimia
1.4 Merancang dan menerapkan
verifikasi/kalibrasi alat ukur dan alat uji
1.5 Merancang dan menerapkan verifikasi unjuk
kerja instrumen analitik
1.6 Mengevaluasi nilai ketidakpastian dalam
analisis kimia
1.7 Merancang dan menerapkan validasi metode
uji prosedur (standar)
1.8 Merancang validasi metode uji yang baru
dikembangkan (non-baku).
2 Menerapkan sistem 2.1 Mengkoordinasikan sumber daya
manajemen laboratorium analitik
Laboratorium Kimia 2.2 Melaksanakan sistem dokumentasi
mengacu ISO 17025 laboratorium analitik
2.3 Melaksanakan sistem pengawasan dan
pengendalian kerja
2.4 Merancang sistem perawatan dan perbaikan
instrumen analitik
52
6.4.1. MELAKSANAKAN VERIFIKASI ALAT UKUR MASSA
(TIMBANGAN/NERACA ANALITIK)
A. Tujuan Kegiatan
Peserta PPG mampu melakukan kegiatan kompetensi yang didasari oleh
pengetahuan, sikap kerja, dan keterampilan dalam melaksanakan verifikasi alat
ukur massa (timbangan/neraca analitik) yaitu menjelaskan prosedur verifikasi
timbangan analitik. Neraca analitik yang digunakan di laboratorium analitik
umumnya memiliki skala terkecil 0,1 mg.
B. Waktu Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan selama 2x170 menit.
C. Indikator Kinerja
1. Ketepatan dalam menempatkan timbangan
2. Ketepatan dalam penimbangan dengan neraca/timbangan kasar
dan/atau neraca/timbangan analitik
3. Mengukur kondisi ruang timbang (suhu, kelembaban, getaran, dan drift
udara)
4. Ketepatan hasil verifikasi alat ukur massa
5. Ketepatan dalam membuat laporan praktikum
D. Teori
Verifikasi adalah konfirmasi melalui penyediaan bukti objektif sebagai
persyaratan yang ditentukan telah dipenuhi. Verifikasi merupakan suatu uji
kinerja metode standar. Verifikasi ini dilakukan terhadap suatu metode standar
sebelum diterapkan di laboratorium. Verifikasi sebuah metode bermaksud untuk
membuktikan bahwa laboratorium yang bersangkutan mampu melakukan
pengujian dengan metode tersebut dengan hasil yang valid. Disamping itu
verifikasi juga bertujuan untuk membuktikan bahwa laboratorium memiliki data
kinerja. Hal ini dikarenakan laboratorium yang berbeda memiliki kondisi dan
kompetensi personal serta kemampuan peralatan yang berbeda sehingga kinerja
antara satu laboratorium dengan laboratorium belum tentu sama.
53
Di dalam verifikasi metode, kinerja yang akan diuji adalah keselektifan,
seperti uji akurasi (ketepatan) dan presisi (kecermatan). Dua hal ini merupakan
hal yang paling minimal harus dilakukan dalam verifikasi sebuah metode. Suatu
metode yang presisi (cermat) belum menjadi jaminan bahwa metode tersebut
dikatakan tepat (akurat). Begitu juga sebaliknya, suatu metode yang tepat (akurat)
belum tentu presisi. Verifikasi merupakan proses yang terdokumentasi dan
disimpan mengikuti ketentuan klausa 4.13 pada ISO/IEC 17025:2008.
Pada bagian ini kita akan membandingkan hasil penimbangan benda
dengan menggunakan neraca terkalibrasi dan terverifikasi. Neraca analitik yang
akan diverifikasi harus berada di tempat neraca itu akan digunakan dengan posisi
dan kondisi yang telah diatur sesuai prosedur; sedangkan neraca kasar dan neraca
lainnya boleh diverifikasi di tempat yang berbeda. Alat ukur massa yang
dimaksud adalah alat ukur massa yang akan diverifikasi dan alat ukur massa
terkalibrasi. Kondisi laboratorium yang dimaksud dalam unit kompetensi ini
adalah pengkondisian suhu, kelembaban, aliran udara, kondisi neraca, dan getaran
di laboratorium.
F. Organisasi
a) Peserta PPG bekerja secara berkelompok
b) Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
G. Prosedur Kerja
Verifikasi Timbangan
1. Pembacaan titik nol (zero point checking)
Pada prosedur kerja ini timbangan dinyalakan/diposisikan dalam keadaan
siap menimbang. Pada timbangan diperiksa pembacaan titik nol tiap hari
pada awal penimbangan. Jarum /angka petunjuk harus menunjukkan angka
nol. Apabila tidak menunjukkan titik nol, sesuaikan dengan titik nol.
54
Catat pembacaan di dalam catatan
2. Pemeriksaan dengan batu timbang standar
Pemeriksaan dilakukan setelah pembacaan titik nol dilaksanakan.
Batu timbangan tertentu digunakan untuk tiap timbangan dan batu
timbangan tersebut diletakkan tepat di tengah piring/alas timbangan. Pada
timbangan dibaca angka yang ditera dan hasil pemeriksaan selanjutnya
dicatat.
3. Penanganan Penyimpangan
Hasil angka timbangan dibandingkan dengan berat batu timbangan.
Jika ada penyimpanan diambil tindakan perbaikan untuk mengatasi hal
tersebut.
A. Tujuan Kegiatan
Peserta PPG mampu melakukan kegiatan kompetensi yang didasari oleh
pengetahuan, sikap kerja, dan keterampilan dalam melaksanakan verifikasi alat uji
dan alat pelindung diri yaitu menjelaskan prosedur verifikasi alat uji dan
spesfikasi teknis alat uji yang disiapkan sesuai prosedur.
B. Waktu Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan selama 2x170 menit.
C. Indikator Kinerja
1. Ketepatan dalam kecermatan untuk membedakan bahan yang
berpenampilan hampir sama.
55
2. ketepatan hasil verifikasi alat uji, terutama alat gelas dan alat keramik
3. Ketepatan dalam membuat laporan praktikum
D. Teori
Pengukuran dalam kegiatan analisis sering kali memerlukan ketelitian
tinggi. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui nilai sebenarnya. Nilai
sebenarnya adalah nilai yang menggambarkan suatu kuantitas secara benar dan
didefinisikan pada kondisi tertentu saat pengukuran dilakukan. Secara umum, data
yang diperoleh dari pengukuran tersebut tidak terlepas dari kesalahan. Verifikasi
alat ukur dapat dilakukan untuk memastikan keakuratan alat sesuai rancangannya.
Pada alat ukur volume berbahan gelas seperti buret, gelas ukur, labu takar,
dan pipet volume, kondisi ruang seperti suhu juga berpengaruh dalam
pengukurannya. Apabila suhu berada di atas atau di bawah suhu standar (20oC)
maka volume yang diperoleh bukan volume sebenarnya. Oleh karena itu, alat ukur
perlu diverifikasi.
Verifikasi adalah penegasan dengan pemeriksaan dan penetapan bukti
bahwa persyaratan yang ditetapkan telah dipenuhi.Sehubungan dengan
manajemen alat ukur, verifikasi memberikan suatu cara untuk mengecek bahwa
penyimpangan antara nilai yang ditunjuk oleh suatu alat ukur dan nilai berkaitan
yang diketahui dari suatu besaran yang diukur adalah secara koonsisten lebih kecil
daripada kesalahan maksimum yang dapat diperbolehkan yang ditetapkan dalam
suatu standar, peraturan atau spesifikasi yang khusus untuk manajemen alat ukur.
Hasil dari verifikasi membawa pada suatu keputusan:
- Apakah alat akan kembali digunakan
- Melakukan penyetelan
- Melakukan perbaikan
- Menyatakan unjuk kerja telah menurun
- Menyatakan alat tidak dapat dipakai lagi
Verifikasi alat adalah semua pekerjaan yang dilakukan oleh suatu badan
pelayanan metrologi legal nasional (atau organisasi lain yang secara legal diberi
kewenangan) yang bertujuan untuk memastikan dan menegaskan bahwa peralatan
atau standar sepenuhnya memenuhi persyaratan peraturan untuk verifikasi. Alat
56
uji terdiri atas peralatan untuk sampling, preparasi sampel, pengukuran, pengujian,
pengolahan, analisis data, dan fasilitas laboratorium uji. Alat uji dalam unit
kompetensi ini tidak termasuk peralatan untuk pengukuran (alat ukur), tetapi
termasuk alat bantu untuk pengukuran. Spesifikasi teknis alat uji antara lain
adalah bahan pembuatan alat, ukuran fisik, ketahanan, dan unjuk kerja (terutama
untuk perangkat lunak pengolah data).
Prosedur
1. Peserta PPG menyiapkan verifikasi alat uji
1.1 Metode verifikasi alat uji dan alat pelindung diri disiapkan sesuai prosedur.
1.2 Alat uji dan spesifikasi teknis alat uji yang akan diverifikasi disiapkan sesuai
prosedur.
3.1 Data hasil verifikasi alat uji dicatat dan diolah sesuai prosedur.
3.2 Hasil verifikasi alat uji dilaporkan sesuai prosedur.
A. Tujuan
1. dapat menganalisis penetapan kadar vitamin C pada sampel tablet vitamin C
57
2. dapat melakukan validasi metode analisis dengan menggunakan
potensiometri autotitrator
B. Dasar Teori
Potensiometri merupakan salah satu cara uji fisika kimia yang menggunakan
peralatan listrik untuk mengukur potensial elektroda indikator. Besarnya elektroda
indikator ini tergantung pada konsentrasi ion-ion tertentu dalam larutan. Pada
dasarnya semua titrasi yaitu titrasi asam-basa, titrasi kompleksometri, titrasi
pengendapan, dan titrasi redoks dapat diikuti dengan potensiometri dengan
bantuan elektroda indikator dan elektroda pembanding. Kurva yang diperoleh
menghubungkan antara potensial terhadap volume titran. Volume yang
ditambahkan mempunyai kenaikan yang tajam disekitar titik ekivalen sehingga
dari grafik dapat diperkirakan Titik akhir titrasi (TAT). Titrasi potensiometri
sangat berguna ketika tidak ada indikator yang sesuai untuk menentukan TAT dan
ketika daerah titik ekivalen sangat pendek sehingga tidak ada indikator yang
cocok. Nilai potensial yang diperoleh dapat diubah sedemikian rupa sehingga
dapat disajikan dalam nilai pH. Kurva titrasi yang diperoleh dalam percobaan
sering kali serupa dengan kurva teoritis. (Gandjar & Rohman, 2007).
Titik akhir dalam titrasi potensiometri dapat dideteksi dengan menetapkan
volume dimana terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambahkan
titran. Dalam titrasi secara manual, potensial diukur setelah penambahan titran
secara berurutan. Selanjutnya hasil pengamatan digambarkan pada suatu kertas
grafik terhadap volume titran untuk diperoleh suatu kurva titrasi. Penggunaan
pHmeter ini sangat sering dibutuhkan maka pHmeter ini dipergunakan untuk
semua jenis titrasi, bahkan apabila penggunaannya tidak diwajibkan. (Basset,
1994). Tablet Vitamin C mengandung Asam Askorbat C6H8O6, tidak kurang dari
90% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera.
Keseragaman sediaan ditetapkan keseragaman bobot dipilih tidak kurang
dari 30 satuan dan lakukan sebagai berikut untuk sediaan yang dimaksud. Sampel
menggunakan tablet tidak bersalut selanjutnya ditimbang masing-masing tablet
sebanyak 10 tablet dan dihitung bobot rata-rata. Hasil penetapan kadar vitamin C
58
dapat diperoleh dengan cara menghitung jumlah zat aktif masing-masing dari 10
tablet dengan anggapan bahwa zat aktif terdistribusi homogen. Keseragaman
bobot atau keseragaman kandungan terletak antara 85-115% dari yang tertera
pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 6,0%. Jika 1
satuan terletak di luar rentang 85-115% seperti yang tertera pada etiket dan tidak
ada satuan terletak antara rentang 75-125% dari yang tertera pada etiket, atau jika
simpangan baku relatif lebih besar dari 6% atau jika kedua kondisi tidak dipenuhi,
lakukan uji 20 satuan tambahan. Persyaratan dipenuhi jika tidak lebih dari 1
satuan dari 30 terletak diluar rentang 85-115,0% dari yang tertera pada etiket dan
tidak ada satuan yang terletak di luar rentang 75-125% dari yang tertera pada
etiket dan simpangan baku relatif dari 30 satuan sediaan tidak lebih dari 7,8%.
Kemampuan suatu metode untuk memperoleh hasil-hasil uji yang secara
langsung proporsional dengan konsentrasi analit pada kisaran yang diberikan
disebut linieritas. Linieritas dibuat dalam bentuk ukuran seberapa baik kurva
kalibrasi yang menghubungkan antara respon (y) dengan konsentrasi (x). Evaluasi
linieritas paling baik dicirikan dengan metode uji kurva respon. Suatu alur yang
menyatakan hubungan antara konsentrasi analit dengan responnya seringkali linier
pada konsentrasi tertentu (Snyder, dkk,1997).
Ukuran kedekatan antar serangkaian hasil analisis yang diperoleh dari
beberapa kali pengukuran pada sampel homogen yang sama disebut presisi.
Konsep presisi diukur dengan simpangan baku. Presisi dapat dibagi lagi menjadi 2
atau 3 kategori. Komisi Eropa membagi presisi ke dalam keterulangan
(repeatibility) dan ketertiruan (reproducibility). Keterulangan merupakan presisi
pada kondisi percobaan yang sama (berulang) baik orangnya, peralatannya,
tempatnya, dan dilakukan dalam interval waktu yang pendek. Keterulangan sering
dirujuk sebagai pengukur. Ketertiruan menggambarkan presisi yang dilakukan
pada percobaan yang berbeda, baik orangnya, peralatannya, tempatnya, maupun
waktunya. Presisi antara menyatakan presisi yang dilakukan pada laboratorium
yang sama pada hari yang berbeda oleh analis yang berbeda. Tujuan parameter ini
adalah untuk memastikan pada laboratorium yang sama metode menyediakan
hasil yang tidak berbeda nyata (Watson,2007). Linearitas adalah kemampuan
metode analisis memberikan respon proporsional terhadap konsentrasi analit
59
dalam sampel. Rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi
analit yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan kecermatan, keseksamaan,
dan linearitas yang dapat diterima.
Kesesuaian hasil uji yang didapat dari metode tersebut dengan nilai yang
sebenarnya, dengan kata lain akurasi ukuran ketepatan dari hasil suatu metode
analitik disebut akurasi. Akurasi sering dinyatakan sebagai persen perolehan
kembali dari suatu pengujian terhadap penambahan sejumlah analit dengan
jumlah yang diketahui, syarat dari perolehan kembali adalah 95-105%
(USP,1995).
C.2 Bahan
1. Tablet Vitamin C
2. Larutan Vitamin C (zat aktif)
3. NaOH
4. Larutan buffer 4 dan 7
5. Air bebas CO2
6. Aquadest
60
D. Prosedur
1. Ditimbang tablet vitamin C lebih kurang 0,1 mg dan ditempatkan dalam
beaker glass 250 mL (hati-hati dalam menghancurkan tablet vitamin C
dalam beaker glass dengan batang pengaduk) kemudian ditempatkan pada
botol sampel berpenutup.
2. Dilarutkan sampel vitamin C dalam 100 mL air suling. Dihangatkan untuk
mendegradasi vitamin C. (partikel pengikat tidak akan larut).
3. Dibersihkan dan dipilih buret 50 mL kemudian diisi dengan NaOH 0,1 N.
4. Dikalibrasi pH meter sesuai dengan petunjuk menggunakan pH buffer
standart 4 dan 7. Peralatan elektron harus dicuci dengan aquadest sebelum
dan sesudah digunakan.
5. Ditempatkan magnetic stirrer di bawah elektroda, diberi jarak 2-3 inchi
dari ruang ekstra. Kemudian posisi elektroda di dalam 250 mL bekker
glass yang mengandung vitamin C dan tempatkan batang pengaduk pada
beaker glass. Hati-hati meletakkan pengaduk dalam beaker glass.
6. Diatur posisi buret sedekat mungkn dengan permukaan larutan.
7. Ditambahkan 2-3 tetes indikator fenolftalein dan dimulai titrasi. Saat titrasi
berlangsung melewati titik ekivalen, perubahan volume dan pH akan
ditunjukkan dengan perubahan warna pada indikator. Setelah melewati
titik ekivalen perubahan pH akan lebih kecil. Meningkatkan penambahan
NaOH untuk menghemat waktu tapi perubahan pH dijaga dibawah 0,1 unit
pH. Titrasi dihentikan pada pH 10,5-11.
8. Dibilas elektroda kemudian diulang analisis baru untuk vitamin C.
9. Dikembalikan elektroda ke beaker glass yang mengandung buffer pH 4.
(elektroda jangan di bawah beaker glass).
61
Gambar 6.1 Alat untuk Potensiometri Autotitrator
63
3. Dilarutkan dengan aquadest sebanyak 30 mL kemudian diletakkan di atas
pengaduk magnetik, pengaduk dijalankan tanpa pemanasan dengan
kecepatan sedang.
4. Dilakukan kalibrasi terhadap alat potensiometri
5. Dilakukan titrasi dengan alat autotitrator
6. Dicatat volume titran yang dibutuhkan
7. Setelah didapatkan volume titrasi,dihitung kadar senyawa dalam sampel.
8. Dihitung nilai RSD nya dari 7 kadar sampel yang didapat,
keberterimaannya jika nilai RSD < 2%
G. Parameter Akurasi
Ditentukan bobot rata-rata tablet vitamin C
Ditimbang sejumlah sampel sesuai dengan prosedur, setara 100 mg Vitamin C
sebanyak 4x
Ditimbang zat aktif
Tanpa penambahan zat aktif
Penambahan zat aktif 80% (80 mg)
Penambahan zat aktif 100% (100 mg)
Penambahan zat aktif 120% (120 mg)
64
Ditambahkan ke dalam sampel
Dilarutkan dengan air bebas CO2 add 300 mL, kemudian diletakkan di atas
pegaduk magnetik,dan pengaduk dijalankan tanpa menggunakan pemanasan
dengan kecepatan sedang
Dilakukan kalibrasi terhadap alat potensiometri
Dilakukan titrasi dengan alat autotitrator
Dicatat volume titran yang dibutuhkan
Setelah didapatkan volume titrasi,dihitung kadar senyawa dalam sampel
Dihitung persen perolehan kembali akurasi
Masing-masing persen perolehan kembali dari 3 kelompok (kelompok
penambahan zat aktif 80%, 100%, 120%).Dihitung RSDnya. Kriteria
keberterimaannya adalah jika nilai RSD < 1% dan angka perolehan kembali
antara 98 - 100%
H. Keseragaman Kandungan
Diambil 10 tablet vitamin C secara acak
Ditimbang satu persatu
Dilakukan penetapan kadar (masing-masing tablet)
Dihitung nilai RSDnya, syarat keterimaan nilai RSD 6% untuk 10 tablet
Keterangan :
Diterima jika semua 10% (85%-115%) RSD 6%
Jika ditolak dilakukan penimbangan dan penetapan kadar 10% tablet lagi
dengan syarat keberterimaan 1 dari 10 tablet (85%,115%) semua sepuluh
tablet (75%,125%)
Jika memenuhi syarat tersebut maka di lakukan penimbangan lagi 20 tablet
dan dilakukan penetapan kadar kembali.Syarat keberterimaan 1 - 30 tablet
(85%,115%) semua 30 tablet (75%,125%) RSD 7,8%.
65
6.4.4.EVALUASI KARAKTERISTIK DATA-DATA HASIL ANALISIS
KIMIA YANG BERSIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF
METODE UJI (I)
Tujuan:
dapat mengolah data statistik dan dipastikan keabsaannya.
dapat memilih Teknik-teknik pengolahan data analitik sesuai kebutuhan.
memecahkan masalah-masalah hasil pengujian/ pengukuran yang sering
dihadapi di dalam laboratorium.
Tinjauan Pustaka
Secara general ada 2 (dua) macam metode analisis yang umumnya
digunakan dalam penelitian yaitu (1) Analisis data secara Kualitatif, (2). Analisis
data Secara Kuantitatif. Metode analisis yang digunakan pada penelitian yang
menggunakan pendekatan kualitatif tidak menggunakan alat statistik, namun
dilakukan dengan menginterpretasi tabel-tabel, grafik-grafik, atau angka-angka
yang ada kemudian melakukan uraian dan penafsiran. Analisis data secara
Kuantitatif adalah metode analisis yang digunakan pada penelitian dengan
pendekatan analisis kuantitatif dan menggunakan alat statistik.
Jika pendekatan analisis menggunakan alat statistik berarti analisis data
dilakukan menurut dasar-dasar statistik. Ada dua macam alat statistik yang
digunakan yaitu Statistik Deskriptif dan Statistik Inferensial.
Pengelompokan Analisis Berdasarkan Variabel
Jika dilihat dari jumlah variabel yang dianalisis ada 3 jenis analisis data yaitu
Analisis Univarian, analisis yang menggunakan 1 variabel, analisis Bivarian,
analisis yang menggunakan 2 variabel, dan a, analisis yang menggunakan 3 atau
lebih variabel
Jika data kualitatif dilakukan analisis maka diperoleh gambaran yang
teratur tentang suatu peristiwa atau kejadian maka statistik ini disebut Deskriftif
misalnya pengukuran nilai sentral (Rata-rata, Median, Modus), deviasi,
perhitungan angka indeks, ukuran korelasi, dan trend.
Data-data pengukuran sering dilakukan di Laboratorium kimia, dimana
merupakan tempat berlangsungnya proses-proses kimia, analisis kimia dan
66
percobaan-percobaan kimia. Selain ilmu pengetahuan kimia diperlukan juga ilmu
statistika untuk pengambilan kesimpulan dari suatu percobaan atau suatu
fenomena yang sedang dihadapi oleh seorang kimiawan atau seorang analis Bagi
seorang analis melakukan pengujian secara berulang-ulang sudah biasa, namun
untuk apa sebetulnya pengulangan-pengulangan tersebut. Dengan pengulangan
akan diperoleh sekumpulan data yang bervariasi, karena itu seringkali kita ingin
mengetahui variabilitas suatu penetapan yang merupakan ciri suatu pengukuran
dari sistem tertentu atau proses kimia. Diharapkan variasi itu tidak terlalu besar,
kalau terlalu besar perlu dicarikan sebab-sebabnya, apakah metode pengukuran
tersebut sudah tepat atau belum. Dalam pengambilan kesimpulan kita perlu
mengevaluasi data apakah data yang diperoleh itu sudah benar atau belum, kalau
belum tentunya akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat, dengan demikian
perlu memperbaiki metode percobaan/analisis sehingga diperoleh suatu metode
yang dapat dipercaya. Data yang diperoleh adalah yang benar dan dapat diuji
dengan statistika. Oleh karena itu ilmu statistika dapat membantu para kimiawan/
analis dalam memecahkan masalah ini.
Peserta didik dapat menganalisis kecenderungan data Sifat hubungan antar
data ditentukan bersifat linier atau non-linier. Keterkendalian data dapat dianalisis
menggunakan control chart. Data yang keluar kendali ditindak-lanjuti sesuai
prosedur. Peserta didik dapat dengan mahir menentukan nilai ketidak-pastian di
dalam sebaran data Data mentah diatur ke dalam bentuk distribusi frekuensi yang
sesuai. Data-data yang diiperoleh dapat ditentukan nilai rata-rata, median, modus,
rentang, dan standar deviasi dihitung untuk data yang bersifat kumpulan dan data
yang bukan kumpulan. Karateristik sampel atau populasi ditentukan dari distribusi
frekuensi. Standar deviasi dan batas kepercayaan dihitung untuk nilai rata-rata dan
pengulangan.
Pada pengukuran kimia baik ada penimbangan dan membuat larutan
(pelarutan) terjadi kesalahan dalam menimbang da kesalahan dalam melarutkan
/Ketidak-pastian pengukuran diestimasi menggunakan analisis statistik.
Ketidakpastian Pengukuran (Uncertainty) adalah suatu parameter yang
menetapkan rentang nilai yang didalamnya diperkirakan nilai benar yang diukur
berada. Jika terdapat rentang maka termasuk ketidakpastian pengukuran, misalnya
67
konsentrasi 10,67 0,3 ppm. Ketidakpastian memadukan semua kesalahan yang
diketahui menjadi suatu rentang tunggal. Sumber ketidakpastian berasal dari
sampling, preparasi contoh, kalibrasi peralatan, kesalahan random dan sistemik
dan personal.
Kurva Kalibrasi
v std (mL) ug NO2 Abs
0,0 0,000 0,004
0,5 1,248 0,062
1,0 2,496 0,129
68
1,5 3,744 0,190
2,0 4,992 0,251
2,5 6,24 0,312
Dihitung: Rata-rata
SD
SD
%RSD 100%
X
Tugas:
evaluasi karakteristik data-data hasil analisis kimia yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif metode uji
SD
%RSD 100%
X
Tugas:
evaluasi karakteristik data-data hasil analisis kimia yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif metode uji
Tujuan:
Dapat melaksanakan perbaikan untuk peralatan K3 laboratorium analitik
Tinjauan Pustaka
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah
tenaga kerja (laboran/analis) pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil
karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur. Secara keilmuan K3
merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
70
Tujuan
Setiap tenaga kerja/laboran dan orang lainnya yang berada di laboratorium
mendapat perlindungan atas keselamatannya. Setiap bahan kimia atau peralatan
dapat dipakai, dipergunakan secara aman dan efisien. Proses pengujian berjalan
lancar. Kondisi tersebut di atas dapat dicapai antara lain bila kecelakaan termasuk
kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dan ditanggulangi
71
- Dinding tembok, jendela, langit-langit, kerangka bangunan, perpipaan,
lampu- lampu dan benda lain yang berada di sekitar ruang pengujian harus
dalam kondisi bersih.
- Kondisi umum bangunan harus memperhatikan aspek pencahayaan dan
ventilasi yang baik. Ventilasi harus tersedia dengan cukup dan berfungsi
dengan baik. Pencahayaan atau penerangan hendaknya tersebar secara
merata dan cukup di semua ruangan, namun hendaknya diatur sedemikian
rupa sehingga tidak menyilaukan.
- Semua peralatan yang digunakan untuk pengujian harus selalu
diperhatikan kebersihannya, dan juga penanganannya harus hati-hati
karena kebanyakan peralatan laboratorium mudah pecah.
- Setelah penggunaan alat gelas dan non gelas selesai atau pekerjaan telah
selesai semua peralatan tersebut dibersihkan dan ruangan yang digunakan
harus dibersihkan dengan bahan saniter. Saniter adalah senyawa kimia
yang dapat membantu membunuh bakteri dan mikroba. Air yang
digunakan dalam pencucian alat hendaknya air yang bersih yang
memenuhi persyaratan sanitasi, sehingga mencegah kontaminasi. Air
bersih mempunyai ciri-ciri antara lain tidak berasa, tidak berwarna, dan
tidak berbau.
72
Pengaruh Bahan Kimia Terhadap Kesehatan
- Iritasi, yaitu terjadinya luka bakar setempat akibat kontak bahan kimia
dengan bagian tubuh.
- Korosif kerusakan jaringan
- imbulnya alergi nampak sebagian bintik-bintik merah kecil atau
gelembung berisi cairan atau gangguan pernafasan (tersumbat dan pendek-
pendek)
- Pernafasan terganggu, seperti sulit bernafas sehingga terasa tercekik atau
aspiksian karena kekurangan oksigen akibat diikat olah gas thinner seperti
nitrogen dan karbon dioksida.
- Timbulnya keracunan sistemik, yaitu bahan kimia yang dapat
mempengaruhi bagian-bagian tubuh seperti merusak hati, ginjal, susunan
syaraf dan lain-lain.
- Kanker, akibat paparan bahan kimia sehingga merangsang pertumbuhan
sel-sel yang tidak terkendali dalam bentuk tumor ganas.
- Kerusakan atau kelainan janin yang ditandai oleh kelahiran dalam keadaan
cacat atau kemandulan.
- Phemokoniosis, yaitu timbunan debu dalam paru-paru sehingga
kemampuan paru-paru untuk menyerap oksigen menjadi kurang akibatnya
penderita mengalami nafas pendek.
Pembuangan Limbah
- Saluran pembuangan limbah bahan kimia dalam bentuk cair harus
dikonstruksi dengan baik sehingga proses pembuangan limbah cair tidak
terhambat.
- Tempat penampungan hendaknya dibuat, jangan langsung dibuang
ketempat umum karena akan mengganggu dan mencemari lingkungan
umum.
- Jika produksi sampah/limbah cair ternyata cukup tinggi, atau telah
mengakibatkan ganggguan pencemaran adalah indikasi awal bahwa
masalah pencemaran di lingkungan telah terjadi, maka disarankan untuk
berkonsultasi dengan badan pengelolaan limbah
Fasilitas Penggudangan
73
- Ruangan, dinding, bangunan dan pekarangan bangunan harus selalu bersih,
bebas sampah dan kotoran.
- Barang barang yang disimpan dalam gudang harus diatur dan disusun
secara baik dan teratur, dengan menyisakan jarak yang cukup, baik jarak
antar tumpukan maupun dengan dinding tembok
- Barang yang telah rusak atau bahan baku yang telah busuk, hendaknya
diambil dan dipisahkan dari barang-barang yang masih baik
- Untuk sampah yang kering dan padat perlu disediakan tempat pembuangan
sampah padat yang cukup, baik kebersihannya maupun ukurannya sesuai
dengan jumlah sampah diproduksi
Pengertian Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin,
pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja
dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan
Tujuan keselamatan kerja adalah
- Melindungi laboran/analis atau tenaga kerja lainnya atas hak
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas .
- Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja
(laboratorium).
- Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien
Metoda Pencegahan Kecelakaan
1. Peraturan perundangan
2. Standarisasi
3. Pengawasan
4. Penelitian bersifat teknik yang meliputi sifat dan ciri bahan yang
5. berbahaya, penyelidikan tentang pagar pengaman, Riset medis
6. Penelitian psikologis
7. Penelitian syarat statistik
8. Pendidikan yang menyangkut pendidikan keselamatan dalam kurikulum
teknik
9. Latihan-latihan
74
10. Penggairahan
11. Asuransi
12. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan
Menerima laporan
1. kerusakan peralatan K3 dari bagian relevan
1.1 Laporan kerusakan peralatan K3 diterima sesuai prosedur.
1.2 Data teknis dan jenis kerusakan peralatan K3 diidentifikasi sesuai prosedur.
1.3 Data hasil identifikasi kerusakan alat dicatat sesuai prosedur.
2. Melakukan perbaikan peralatan K3 yang rusak sesuai prosedur
2.1 Peralatan untuk memperbaiki alat K3 yang rusak disiapkan sesuai prosedur.
2.2 Peralatan K3 yang rusak diperbaiki sesuai prosedur.
3. Melaporkan hasil perbaikan peralatan K3 sesuai prosedur
3.1 Hasil perbaikan alat K3 dicatat sesuai prosedur.
3.2 Ketidaksesuaian atau keperluan adanya tindak lanjut service diidentifikasi
sesuai prosedur.
3.3 Hasil pelaksanaan service peralatan K3 dilaporkan sesuai prosedur.
75
Tugas:
1.1 Bagaimana cara menerima laporan kerusakan, melakukan perbaikan, dan
melaporkan hasil perbaikan peralatan K3 yang rusak dalam melaksanakan
perbaikan untuk peralatan K3 laboratorium uji.
1.2 Bagaimana cara digunakan pada laboratorium pengujian kimia atau non
kimia.
1.3 Jelaskan dan sebutkan peralatan untuk service K3, seperti obeng, tang, baut,
gunting, pisau, dan lain-lain.
1.4 Jelaskan tentang peralatan K3 yang akan diperbaiki.
1.5 Jelaskan tentang alat pelindung diri (APD) seperti, sarung tangan, jas
laboratorium, dan lain-lain!
1.6 Bagaimana cara menyampaikan cara lisan, tertulis, demonstrasi/praktik
dan/atau simulasinya?
Tinjauan Pustaka
Organisasi Dan Menejemen Laboratorium
Pengertian Organisasi
Organisasi pada dasarnya merupakan tempat atau wadah dimana orang-
orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terkendali, dengan
memanfaatkan sumber daya (dana, material, lingkungan, metode, sarana,
prasarana, data) dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif
untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi merupakan sistem kerjasama antara
dua orang atau lebih, atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk
pencapaian tujuan bersama.
76
Menurut Nur (2011) Laboratorium adalah suatu organisasi dengan sistem
kerja sama dari kelompok orang, barang, atau unit tertentu tentang laboratorium,
untuk mencapai tujuan. Laboratorium juga merupakan salah satu fasilitas yang
harus dimiliki sekolah guna menunjang proses pembelajaran. Pengelolaan
laboratorium yang baik diharapkan mampu memenuhi kebutuhan siswa untuk
memahami materi pembelajaran.
Mengorganisasikan laboratorium berarti menyusun sekelompok orang atau
petugas dan sumber daya untuk melaksanakan suatu rencana atau program guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara yang paling berdaya guna
terhadap laboratorium.
77
1. Organisasi sebagai penuntun pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan akan
lebih efektif dengan adanya organisasi yang baik.
2. Organisasi dapat mengubah kehidupan masyarakat. Contoh dari manfaat
ini ialah, jika organisasi bergerak di bidang kesehatan dapat membentuk
masyarakat menjadi dan memiliki pola hidup sehat. Organisasi
Kepramukaan, akan menciptakan generasi mudah yang tangguh dan
ksatria.
3. Organisasi menawarkan karier. Karier berhubungan dengan pengetahuan
dan keterampilan. Jika kita menginginkan karier untuk kemajuan hidup,
berorganisasi dapat menjadi solusi.
4. Organisasi sebagai cagar ilmu pengetahuan. Organisasi selalu berkembang
seiring dengn munculnya fenomena-fenomena organisasi tertentu. Peran
penelitian dan pengembangan sangat dibutuhkan sebagai dokumentasi
yang nanti akan mengukir sejarah ilmu pengetahuan.
78
Tugas Kepala laboratorium
1. Mengkoordinasikan pihak pengajar
2. Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium
3. Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium
4. Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat laboratorium
5. Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat laboratorium
6. Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium
7. Inventarisasi dan pengadministrasian peminjaman alat-alat laboratorium
8. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium
79
awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu
merancang, mengorganisir, memerintah, mengkoordinasi, dan mengendalikan.
Fungsi-fungsi manajemen dari manajemen sumber daya manusia adalah
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Sedangkan yang
akan dibahas dalam makalah ini hanya tiga point, yaitu : perencanaan,
pengorganisasian, dan pengendalian.
1. Perencanaan (planning)
adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.
Perencanaan adalah memerinci tujuan-tujuan yang akan dicapai dan memutuskan
di awal tindakan-tindakan tepat yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan
dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai
rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah
rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan
perusahaan.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan. Fungsi
perencanaan (planning) meliputi pendefinisian tujuan suatu organisasi, penentuan
strategi keseluruhan untuk mencapai tujuan tersebut, dan pengembangan
serangkaian rencana komprehensif untuk menggabung dan mengoordinasasi
berbagai aktivitas.
Seorang manajer yang efektif hendaknya sadar bahwa isi porsi dari waktu
yang tersedia baginya diabdikan untuk menyusun berbagai rencana. Bagi manajer
personal, perencanaan berarti menetapkan terlebih dahulu program-program
kepegawaian yang dapat memberi andil terhadap pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan organisasi. Tujuan atau sasaran sering kali ditetapkan secara bersamaan
dengan proses perencanaan. Setelah mengetahui sasaran yang akan dituju maka
supervisor harus membuat rencana untuk mencapainya.
Aktivitas perencanaan meliputi :
1. Menganalisis situasi-situasi saat ini,
2. Mengantisipasi masa depan,
80
3. Menentukan sasaran-sasaran,
4. Menentukan jenis aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan perusahaan,
5. Memilih strategi-strategi korporat dan bisnis, dan
6. Menentukan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi.
Pengorganisasian (organizing)
Dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-
kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam
melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat
dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang
harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa
yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus
diambil.
Setelah program-program disusun dan ditetapkan, perlu dibentuk
organisasi yang akan melaksanakan program-program tadi. Organisasi adalah alat
untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, mnajemen personal harus membentuk
81
organisasi dengan cara merancang struktur yang menggambarkan hubungan antar
tugas-tugas, antara pegawai, dan antar-antar factor fisik.
Pengorganisasian adalah proses yang meliputi penentuan tugas yang harus
dikerjakan, siapa yang mengerjakan tugas tersebut, bagaimana mengelompokkan
tugas tersebut, siapa melapor kepada siapa, dan dimana kepusan-keputusan itu
dibuat. Dalam hal pengorganisasian tugas supervisor adalah membagi pekerjaan
kepada anggota kelompoknya.
Pengorganisasian (organizing) adalah mengumpulkan dan mengoordinasikan
manusia, keuangan, hal-hal fisik, hal yang bersifat informasi, dan sumber daya
lainnya yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Aktivitas-aktivitas pengorganisasian, yaitu :
1. Menarik orang-orang ke dalam perusahaan,
2. Menentukan tanggung jawab pekerjaan,
3. Mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan ke dalam unit kerja,
4. Menyusun dan mengalokasikan sumber daya,
5. Menciptakan kondisi yang memungkinkan orang-orang dan hal-hal
lainnya bekerja sama untuk mencapai kesuksesan maksimum.
82
mengkoordinasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Bila pekerjaan makin
terpadu dan terkoordinasi, organisasi pun akan makin efektif.
Secara khusus, pengorganisasian mencakup penentuan bagaimana cara
mengelompokkan berbagai aktivitas dan sumber daya. Salah satu pengahalang
utama yang dihadapi adalah hierarki yang kaku dan birokratis yang menyebabkan
adanya pemikiran yang picik dan keterbatasan inovasi. Sehingga menciptakan
suatu organisasi yang yang lebih organik dan fleksibel yang pada akhirnya
menjadi lebih responsive dan melihat kedepan. Elemen-elemen dasar dari
pengorganisasian yaitu seperti perancangan pekerjaan, departementalisasi,
hubungan otoritas, rentang kendali, serta peran lini dan staf.
3. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah
satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu
mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke
jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.
Supervisor harus tetap menjaga agar semua anak buah bergerak dalam rel yang
benar dan menuju sasaran. Salah satu cara untuk mengendalikan anak buah adalah
dengan memeriksa laporan mereka.
Pengendalian berfungsi untuk memantau aktivitas untuk memastikan aktivitas
tersebut diselesaikan seperti yang telah direncanakan dan membetulkan
penyimpangan-penyimpangan yang signifikan. Kegiatan-kegiatan yang yang biasa
dilakukan dalam proses pengendalian berupa observasi terhadap kegiatan-kegiatan
dengan perencanaan. Disamping itu, juga melakukan koreksi-koreksi terhadap
penyimpangan yang terjadi selama rencana sedang dijalankan. Berarti para
manajer berusaha agar perusahaan bergerak kearah tujuannya. Apabila ada bagian
organisasi yang bergerak ke arah yang salah, para manajer berusaha untuk
mencari penyebabnya dan kemudian mengarahkan kembali ke tujuan yang sesuai.
Pengendalian merupakan fungsi manajemen untuk memantau kinerja dan
mengimplementasikan perubahan-perubahan yang diperlukan. Melakukan
pemantauan adalah aspek penting dari pengendalian. Kegagalan-kegagalan
pengawasan dapat muncul dalam berbagai bentuk. Fungsi pengawasan
83
memastikan agar tujuan-tujuan dapat dicapai. Fungsi ini bertanya dan menjawab
pertanyaan. Fungsi ini melakukan penyesuaian-penyesuaian jika diperlukan.
Organisasi-organisasi yang berhasil, baik besar maupun kecil, memberikan
perhatian yang cermat pada fungsi pengawasan.
Pengawasan harus tetap dijalankan. Akan tetapi, teknologi dan inovasi-
inovasi yang baru lainnya menjadikan kita dapat melakukan pengawasan dengan
cara-cara yang lebih efektif, membantu semua orang di dalam perusahaan
melintasi batas perusahaan (termasuk konsumen dan para pemasok),
menggunakan otak mereka, belajar, memberikan berbagai konstribusi yang baru,
dan membantu organisasi berubah dalam cara-cara yang akan membentuk masa
depan yang sukses.
84
penunjang lainnya. Semua perangkat- perangkat tersebut sebagai pusatnya (core
activities) adalah Tata Ruang (Lab Lay Out) dengan struktur dan budaya tempat
kerja.
1.1 Etika bisnis, tujuan perusahaan, dan standar praktis yang dihasilkan
perusahaan diterapkan sesuai aturan.
1.2 Fungsi-fungsi kunci organisasi dimanfaatkan untuk pengawasan/pengendalian
kerja.
1.3 Semua kegiatan kerja disesuaikan dengan prosedur manajemen perusahaan.
2. Melaksanakan sistem pengawasan kerja
2.1 Kebijakan dan prosedur perusahaan yang berhubungan dengan
ketenagakerjaan, keamanan, kerahasiaan, dan pelaporan, diterapkan ke
dalam aktivitas analisis kimia.
2.2 Kinerja staf laboratorium dievaluasi melalui KPI
3. Melaksanakan sistem pengendalian kerja
3.1 Sistem pengendalian kerja dilaksanakan sesuai KPI.
3.2 Hasil evaluasi sistem pengendalian kerja dilaporkan sesuai prosedur
3.3 Staf yang berprestasi dengan nilai KPI yang bagus diberi reward dan yang
di bawah standar diberi sanksi.
Tugas
1. Bagaimana menentukan indikator kinerja karyawan seperti unsur etika
kerja, dalam sampel rutin, pengulangan analisis, uji banding, kartu kendali
mutu.
2. Bagaimana cara menentukan tindak lanjut yang akan diambil di antaranya
adalah pembatalan hasil analisis pada batch terakhir, penggantian analis
pelaksana, rekondisi peralatan, peninjauan kualitas bahan kimia, dan
perbaikan instrumen analitik.
3. Bagaimana mengelola Laboratorium dengan baik adalah menjadi tujuan
utama, sehingga semua pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan dengan
lancer?. Susun pengaturan yang terikat pada
1. Jenis pekerjaan yang dilakukan.
2. Skill/tenaga kerja/laboran yang terlatih dan terampil
85
3. Alat/peralatan lab yang canggih dan beroperasi dengan baik dan
terkalibrasi
4. Safety Use (Keselamatan kerja)
5. Disiplin yang tinggi
6. Organisasi lab yang baik
7. Dana yang tersedia.
Dalam penanganannya harus dikelola oleh Kepala Laboratorium yang ahli,
terampil dibidangnya dan berdedikasi tinggi serta penuh tanggung jawab,
termasuk peranan tenaga laborannya yang bertanggung jawab atas semua
kegiatan operasional yang dilakukan di laboratorium masing-masing.
A. Pelaksanaan :
Pilihan salah satu jenis video di you tube yang menanyangkan tentang
audt internal. Peserta mengamati dan memperhatikan dengan seksama
yang ditayangakan dalam video tersbut. Dokumen sistem mutu disiapkan
sesuai kebutuhan evaluasi.
Lakukan audit internal di laboratorium masing-masing di sekolahnya.
Peserta menyiapkan laporan hasil audit internal terakhir disiapkan.
Peserta menyiapkan hasil kaji ulang manajemen laboratorium terakhir
disiapkan.
Peserta menyumpulkan hasil evaluasi kepuasan pelanggan
laboratorium (internal dan eksternal) disiapkan sesuai kebutuhan.
B. Laporan
Hasil evaluasi program jaminan mutu disiapkan sesuai kebutuhan.
Dokumen-dokumen evaluasi yang telah disiapkan dikaji ulang.
Hasil evaluasi kepuasan pelanggan direspon dan ditindak lanjuti sesuai
prosedur.
86
Hasil evaluasi jaminan mutu ditingkatkan.
Ketidaksesuaian dari Hasil audit internal diperbaiki dan diantisipasi
Hasil rekomendasi kaji ulang manajemen diterapkan dan diverifikasi.
Kinerja laboratorium saat dilakukan evaluasi dilaporkan.
Laporan hasil evaluasi kinerja laboratorium didokumentasikan sesuai
prosedur pengendalian dokumen.
6.6. Rangkuman
Proses mengevaluasi karakteristik data-data yang diperoleh dari hasil
analisis baik yang bersifat kualitatif dan kuantitatif dapat diaplikasikan
dengan prinsip uji NVA atau ujinon parametik dalam statistik.
Penerapan dan perancangan verifikasi atau kalibrasi alat ukur dan alat uji
harus dapat dilakukan dengan terampil cermat dan teliti.
Verifikasi untuk kinerja instrumen analitik dirancang dan diterapkan di
laboratorium untuk mengevaluasi analisis kimia.
Manajemen laboratorium dapat dilakukan untuk menentukan kualitas
laboratorium dengan merancang validasi uji, koordinasi sumber daya,
sistem dokumentasi, sistem pengawasan dan pengendalian kerja, serta
merancang sistem perawatan dan perbaikan instrumen analitik.
DAFTAR PUSTAKA
Herujito, Yayat M. 2006. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta : PT. Grasindo.
Sirait, Justine T.2010 -. Memahami Aspek-aspek Pengelolaan SDM dalam
Organisasi. Jakarta : Grasindo.
Nur Raina Novianti.2011. Koontribusi Pengelolaan Laboratoriumdan Motivasi
Belajar Siswa Terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran, Edisi khusus No.1.Jawa
Barat: Kencana.
87