Anda di halaman 1dari 6

1

KETAKUTAN SUKSES PADA WANITA KARIR


DITINJAU DARI KONFLIK PERAN GANDA

Lilyant Ch Daeng, Sri Hartati, Endang Widyastuti


Universitas Setia Budi dan Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK

Wanita Karir yang telah menikah sering mengalami hambatan dalam


mengaktualisasikan kemampuannya. Hal ini disebabkan karena adanya konflik peran ganda
sehingga wanita menjadi takut sukses dalam karirnya. Wanita karir yang telah menikah akan
merasa bersalah apabila mancapai kesuksesan dalam karirnya sementara keluarganya tidak
harmonis. Wanita karir yang telah menikah akan merasa ditolak oleh masyarakat dan
keluarganya sendiri dan kehilangan feminitas sebagai wanita. Hal ini menyebabkan wanita
berpikir dua kali apakah mencapai kesuksesan dalam karir ataukah kesuksesan sebagai ibu
rumah tangga sehingga wanita akan menahan diri untuk berprestasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui hubungan antara konflik peran ganda
dengan ketakutan sukses pada wanita karir. Subjek penelitian ini adalah karyawan wanita
perbankan yang telah menikah, berusia antara 24 55 tahun dan memiliki tingkat pendidikan
minimal D3. Penelitian dilaksanakan di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Solo
Slamet Riyadi dan PT Bank Pembangunan Daerah Jateng Cabang Koordinator Surakarta.
Alat ukur yang digunakan adalah skala ketakutan sukses dan skala konflik peran ganda.
Skala ketakutan sukses (Hikmah, 1996) mengacu pada aspek-aspek ketakutan sukses yang
dikemukakan Horner (1972); sedangkan skala konflik peran ganda (Listyowati, 2000) disusun
berdasar aspek-aspek konflik peran ganda dari Sekaran (1983).
Berdasar hasil analisis data penelitian diperoleh koefisien korelasi (rxy ) sebesar 0.533
dengan p < 0.01. Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara
konflik peran ganda dengan ketakutan sukses pada wanita.
Kata kunci : ketakutan sukses,konflik peran ganda

PENDAHULUAN melanjutkan pendidikan ke jenjang yang


lebih tinggi, menolak untuk dipromosikan
Pembangunan yang sedang berjalan dengan alasan rumah tangga. Hambatan
sekarang ini menimbulkan berbagai yang dialami wanita dalam
perubahan, salah satunya adalah mengembangkan potensinya disebabkan
kesempatan bagi wanita untuk bekerja oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam dan
menjadi semakin terbuka, sehingga faktor dari luar. Faktor dari dalam yaitu
kegiatan wanita tidak hanya bertumpu pada sikap wanita sendiri yang enggan untuk
keluarga saja. Wanita bisa lebih meningkatkan prestasi karena takut akan
mengembangkan potensi yang ada pada konsekuensi negatif dari kesuksesan yang
dirinya. Pilihan wanita untuk bekerja dicapainya, antara lain kehilangan teman
menurut Aryatmi (dalam Kartono, 1985) kencan bagi karyawati yang belum menikah
dilandasi oleh motif kerja sebagai berikut : dan takut anak-anak dan suami tidak
(a) keharusan ekonomi, (b) keinginan untuk terurus bagi yang sudah menikah. Faktor
membina karir dan (c) kesadaran bahwa dari luar antara lain adanya pandangan
pembangunan memerlukan tenaga kerja, masyarakat yang masih menganggap
baik tenaga kerja pria maupun wanita. wanita lebih rendah daripada pria sehingga
Seiring dengan terbukanya kurang memberi kesempatan bagi wanita
kesempatan bagi wanita untuk untuk menduduki jabatan terntentu. Faktor
mengembangkan diri, akan tetapi tidak penghambat lain adalah kurangnya
sedikit wanita yang mengalami hambatan dukungan dari suami. Secara umum pria
dalam mengaktualisasi potensi diri. Wanita menyukai wanita yang bekerja di luar rumah
sering menolak/mengabaikan kesempatan tetapi di pihak lain tidak mengharap yang
untuk berkembang, antara lain dalam berkarir adalah istrinya sendiri.
bentuk tidak memanfaatkan untuk
2

Listyowati (2000) mengemukakan faktor bentuk munculnya stereotip dimana wanita


penghalang bagi wanita untuk dapat eksis dianggap sebagai makhluk yang lemah,
di dunia kerja adalah : (a) hambatan fisik pasif, emosional dan tergantung, (d)
karena adanya tugas kodrati (seperti hambatan sikap pandang, wanita dipandang
mengandung, melahirkan dan menyusui), sebagai makhluk rumah sedangkan pria
(b) hambatan teologis, yaitu keyakinan adalah makhluk luar rumah, dan (e)
bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk hambatan historis, kurangnya nama wanita
pria, (c) hambatan sosial budaya dalam dalam sejarah masa lampau.

dalam pengasuhan anak. Masalah lainnya


TINJAUAN PUSTAKA yang muncul adalah pengaturan waktu,
stress dan kelelahan.
Horner (dalam Dowling, 1995) Tuntutan masyarakat kepada wanita
menyebutkan bahwa cara wanita mengejar untuk selalu bertindak dan berperilaku
kesuksesan tidak sama dengan pria. Wanita sesuai dengan kodratnya disatu sisi,
merasa cemas ketika segala sesuatu sementara disisi lain mereka memiliki
berjalan mulus, atau kesuksesan keinginan untuk maju dan berkarir
menjelang. Kesuksesan yang dialami menyebabkan timbulnya dilema dan konflik
wanita mempunyai akibat negatif berupa pada diri wanita. Konflik tersebut muncul
ketakutan penolakan sosial, kehilangan akibat adanya pertentangan antara peran
kelayakan teman kencan dan takut sebagai istri/ibu yang harus mengurus
dikucilkan, kesepian atau tidak bahagia keluarga serta mengasuh anak dengan
akibat kesuksesan. Lebih lanjut menurut peran sebagai wanita karir yang harus
Horner takut sukses ini merupakan hasil mampu bersikap profesional dalam
dari konflik antara motif berprestasi dan pekerjaan.
motif afiliasi. Takut sukses muncul karena Menurut Sekaran (1986) dan Work-
wanita takut melanggar norma sosial yang Family Conflict Scale (Koppelman, 1983
ditetapkan masyarakat dimana norma sosial dan Burley, 1989) terdapat tujuh aspek
yang ditanamkan pada wanita adalah untuk konflik peran ganda, yaitu : (a) aspek
tampil feminin yaitu patuh, mengabdi, pasif, pengasuhan anak, (b) bantuan pekerjaan
mengurus rumah tangga, dan rumah tangga, (c) komunikasi dan interaksi
bertanggungjawab pada orang lain (Seniati, dengan anak dan suami, (d) waktu untuk
2002). Martaniah, dkk (2000) menyatakan keluarga, (e) menentukan prioritas, (f)
terdapat empat aspek ketakutan sukses, tekanan karir dan tekanan keluarga, dan (g)
yaitu : (1) aspek kompetensi, (2) aspek pandangan suami tentang peran ganda
kemandirian, (3) aspek kompetisi, dan (4) wanita. Ketujuh aspek tersebut terurai
aspek sikap terhadap kesuksesan atau dalam empat faktor penyebab konflik peran
prestasi. ganda, yaitu : (1) faktor pekerjaan, wanita
Masuknya wanita ke dalam dunia yang bekerja dituntut untuk menunjukkan
kerja mengakibatkan wanita memiliki peran dedikasi, keuletan, ambisius, mandiri,
ganda. Selain sebagai karyawan, wanita progresif dan bermotivasi tinggi; (2) faktor
juga berperan sebagai ibu rumah tangga. keluarga, status sebagai istri menuntut
Dalam meniti karir wanita mempunyai wanita untuk memperhatikan suami dan
beban lebih dibanding rekan prianya, wanita anak, menjaga keharmonisan keluarga
terlebih dahulu harus mengatasi urusan serta menyelesaikan tugas-tugas rumah
keluarga, suami, anak dan hal-hal lain yang tangga lainnya; (3) faktor masyarakat,
menyangkut kehidupan rumah tangga. tuntutan sosial menghendaki wanita dapat
Kedua peran ini harus dijalani dalam waktu bersifat feminin (lembut, hangat,
bersamaan. mementingkan keluarga, tidak berperilaku
Dampak dari peran ganda seorang kompetitif, agresif dan ambisius); dan (4)
istri/ibu terutama adalah berkurangnya nilai individu, yaitu keyakinan, kepercayaan
waktu dan perhatian terhadap suami dan dan norma yang dianut yang menentukan
anak-anak. Dalam kasus terjadinya pandangan individu terhadap peran yang
kenakalan anak maka ibulah akan dihadapi.
dipersalahkan, ibu yang bekerja di luar Ketidakberhasilan mengatur peran
rumah dianggap kurang berperan secara ganda yang dijalani wanita dapat
emosional dan kurang menyediakan waktu memberikan dampak negatif seperti
3

munculnya ketegangan dalam rumah digunakan dalam penelitian ini adalah skala
tangga, disalahkannya istri/ibu jika terjadi yang disusun oleh Listyowati (2000)
kenakalan anak dan kemunduran prestasi berdasarkan skala konflik peran ganda dari
belajar anak, dan mengurangi sifat-sifat Sekaran (1983) dan Work-Family Conflict
feminin. Adanya dampak negatif membuat Sacle dari (Koppelman, dkk, 1983 dan
wanita berpikir dua kali untuk ditempatkan Burley, 1989) yang telah diringkas menjadi
di posisi yang strategis. Wanita takut untuk 4 (empat) faktor sumber konflik yaitu : (1)
menduduki jabatan yang tinggi karena pekerjaan, (2) keluarga, (3) masyarakat dan
kedudukan kedudukan ini dianggap menjadi (4) nilai individu. Skala konflik peran ganda
penyebab hal-hal yang kurang ini terdiri dari 40 butir.
menguntungkan. Oleh karena itu wanita Kedua skala tersebut disusun
karir cenderung akan menekan ambisi berdasar metode Summated Rating dari
untuk meraih prestasi serta jabatan yang Likert dengan 5 (lima) jenjang penilaian.
lebih tinggi. Hal ini dilakukan agar wanita Jawaban untuk butir favorable mendapat
yang memiliki peran ganda tetap dianggap skor dari 1 sampai 5, adapun jawaban butir
feminin dan dihargai oleh lingkungan. unfavorable mendapat skor 5 sampai 1.
Uji coba terhadap kedua skala
tersebut di atas dilaksanakan pada 25
METODE PENELITIAN orang karyawati PT Bank Danamon
Indonesia cabang Surakarta dan 25 orang
Variabel tergantung dalam penelitian karyawati PT Bank Negara Indonesia
ini adalah ketakutan sukses, sedangkan cabang Surakarta. Perhitungan hasil uji
variabel bebasnya adalah konflik peran coba meliputi perhitungan reliabilitas dan
ganda. korelasi aitem-total. Dari aitem yang sahih
Subjek yang digunakan dalam pada skala ketakutan terhadap sukses,
penelitian ini adalah karyawan wanita yang koefisien aitem-total bergerak antara 0,3078
bekerja pada PT Bank Negara Indonesia 0,5830 dengan koefisien reliabilitas
(Persero) Tbk cabang Surakarta dan PT sebesar 0,8188. Perhitungan korelasi aitem-
Bank Danamon Indonesia cabang total untuk skala konflik peran ganda
Surakarta, dengan ciri-ciri : karyawan menunjukkan koefisien korelasi antara
wanita yang telah menikah, berumur antara 0,3276 0,8260 dengan koefisien
24 55 tahun dengan tingkat pendidikan reliabilitas sebesar 0,9310.
minimal D III. Hipotesis dalam penelitian ini diuji
Data mengenai konflik peran ganda dengan menggunakan analisis korelasi
dan ketakutan sukses diukur dengan Spearman. Perhitungan korelasi ini
menggunakan dua skala yaitu Skala menggunakan bantuan program SPSS
Ketakutan Sukses dan Skala Konflik Peran (Statistical Program for Social Science) for
Ganda. Windows release 11.0.
Skala ketakutan sukses terdiri dari
32 butir pernyataan untuk mengetahui
ketakutan sukses pada subjek penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN
Skala ketakutan sukses yang digunakan
merupakan modifikasi dari skala yang Analisis terhadap identitas subjek
disusun oleh Hikmah (1996) berdasar pada penelitian menunjukkan bahwa sebagian
aspek ketakutan suskes dari Martaniah, dkk besar subjek berusia antara 24 44 tahun
(1992). Aspek dalam skala ini meliputi (1) (90%) sedangkan usia antara 45 44 tahun
aspek kompetensi, yaitu perasaan sebanyak 10%. Berdasarkan tingkat
keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri pendidikan, sebagian besar subjek
dalam melakukan sesuatu (2) aspek mempunyai tingkat pendidikan S1 (87,5 %),
kemandirian, yaitu keyakinan untuk D3 sebesar 7,5 % dan S2 sebesar 5 %.
melakukan sesuatu tanpa tergantung pada Berdasarkan hasil analisis data
orang lain (3) aspek kompetisi, yaitu sikap penelitian, ketakutan sukses subjek
atau perasaan terhadap situasi persaingan penelitian memiliki rata-rata empiris sebesar
dan (4) aspek sikap terhadap kesuksesan, 75,65 sedangkan rata-rata hipotetik sebesar
yaitu sikap mendukung atau tidak 96. Diketahui pula bahwa rata-rata empiris
mendukung kesuksesan yang dicapai oleh konflik peran ganda sebesar 82,10
wanita. Skala konflik peran ganda yang sedangkan rata-rata hipotetik sebesar 120.
4

Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata subjek perusahaan tetap menuntut karyawatinya
penelitian mempunyai ketakutan sukses untuk menunjukkan kinerja yang bagus. Hal
dan konflik peran ganda yang rendah. ini akan menghambat keinginan wanita
Sebagai gambaran lebih detil, sebanyak untuk maju dan berprestasi.
47,5 % subjek mempunyai ketakutan Hasil deskripsi subjek penelitian
sukses pada taraf rendah dan 52,5 % menunjukkan bahwa karyawati yang telah
berada pada taraf sedang; serta 77,5 % menikah memiliki tingkat ketakutan sukses
subjek mempunyai konflik peran ganda dan konflik peran ganda yang tergolong
pada taraf rendah dan 22,5 % berada pada rendah sampai sedang. Ketakutan sukses
taraf sedang. yang berada pada taraf rendah sampai
Uji asumsi terhadap data penelitian sedang disebabkan karena adanya
menunjukkan bahwa variabel ketakutan kesadaran wanita untuk mengaktualisasikan
sukses dan variabel konflik peran ganda kemampuannya dengan menanggung
menunjukkan distribusi normal. Uji linearitas resiko akibat keputusan untuk bekerja.
yang dilaksanakan menunjukkan bahwa Tingginya tingkat pendidikan (sebagian
hubungan kedua variabel tidak linear. besar lulusan S1) merubah cara pandang
Berdasarkan uji asumsi tersebut maka uji dan pola pikir wanita yang berperan ganda.
hipotesis yang digunakan dalam penelitian Mereka dapat melakukan tindakan coping
ini adalah analisis korelasi Spearman dengan cara menyelesaikan tugas rumah
dengan menggunakan program SPSS tangga sebelum dan setelah jam kerja
(Statistical Program for Social Science) for kantor. Perilaku coping ini menyebabkan
Windows release 11.0. ketakutan sukses menjadi rendah.
Berdasarkan analisis data yang Perubahan zaman sedikit demi
dilakukan, diperoleh hasil bahwa korelasi sedikit telah merubah pandangan
antara konflik peran ganda dan ketakutan masyarakat terhadap wanita yang semula
sukses adalah sebesar 0,533 dengan p = dianggap sebagai konco wingking kaum
0,00 (p < 0.01). Hal ini menunjukkan bahwa pria. Wanita sekarang sudah lebih dilibatkan
terdapat korelasi positif yang sangat dalam pengambilan keputusan dan menjadi
signifikan antara konflik peran ganda dan partner kerja. Terlebih lagi, meningkatnya
ketakutan terhadap sukses. kesulitan hidup yang diakibatkan kenaikan
Hasil analisis data pada subjek biaya hidup mengakibatkan wanita harus
penelitian menunjukkan adanya hubungan membantu perekonomian rumah tangga.
positif antara konflik peran ganda dengan Masyarakat sekarang tidak memberikan
ketakutan sukses, semakin tinggi konflik penilaian negatif pada wanita yang bekerja
peran ganda semakin tinggi pula ketakutan di luar rumah bahkan menjadi kebanggaan
terhadap sukses. Hennig dan Jardin (dalam bila wanita bekerja dan berprestasi dalam
Widyarini, 1998) mengemukakan bahwa pekerjaannya. Perubahan persepsi ini
konflik peran ganda muncul setelah sepuluh menyebabkan ketakutan sukses pada
tahun pertama karir subjek; dan selanjutnya wanita berada pada tahap rendah sampai
konflik peran ganda dapat diatasi dengan sedang.
munculnya job maturity. Setelah sepuluh Penelitian ini memiliki beberapa
tahun masa kerja, wanita telah memiliki keterbatasan yaitu peneliti tidak bisa
identitas yang mantap. Wanita bertemu langsung dengan subjek penelitian.
memperlambat dorongan berprestasi dan Data penelitian akan lebih akurat apabila
melakukan berbagai usaha untuk menolak dilengkapi dengan metode pengumpulan
tanggung jawab ekstra dengan data lain, baik secara kuantitatif maupun
mendelegasikan kepada orang lain. kualitatif. Peneliti selanjutnya dapat
Adanya pandangan negatif dari mempertimbangkan variabel lain sebagai
masyarakat terhadap wanita karir jika variabel penelitian, seperti tingkat
keberhasilannya mengakibatkan rumah pendidikan suami, latar belakang keluarga
tangganya tidak harmonis ikut menyumbang subjek, masa kerja dan budaya setempat.
kemunculan ketakutan sukses pada wanita.
Apabila muncul masalah dalam keluarga,
pihak istri akan cenderung dipersalahkan.
Di pihak lain, perusahaan selalu menuntut
profesionalisme karyawannya. Apapun
masalah yang dihadapi di rumah,
5

diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas


DAFTAR PUSTAKA Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Sekaran, U. 1983. Dual Career Families.
Dowling, L. 1995. Tantangan Wanita
San Fransisco : Josey Bass
Modern : Ketakutan Kemandirian.
Publishers.
Jakarta : Erlangga.
Seniati, L & Dahesihsari, R. 2002.
Hikmah, N. 1996. Ketakutan Sukses pada
Hubungan antara Peran Jenis
Perawat dan Polwan. Skripsi (Tidak
Kelamin, Fear of Success dan
diterbitkan). Yogyakarta : Universitas
Kesukubangsaan dengan Komitmen
Gadjah Mada.
Dosen Perempuan terhadap
Horner, M.S. 1972. Toward an Organisasi. Anima Indonesian
Understanding of Achievement Psychological Journal Vol 17,332
Related Conflict. Journal of Social 345.
Issue, 28, 157.
Widyarini, N.1998.Konflik Peran Ganda
Listyowati, F. 2000. Konflik Peran Ganda pada Wanita Pekerja dalam Bidang
pada Wanita Bekerja. Skripsi (Tidak Manajemen.Tesis (Tidak
diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas diterbitkan). Yogyakarta : Program
Psikologi Universitas Gadjah Mada. Pasca Sarjana, Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada.
Martaniah, dkk. 1992. Ketakutan sukses.
Laporan Penelitian (Tidak
6

Anda mungkin juga menyukai