Longcase Shasha
Longcase Shasha
Status Psikiatri
Dokter Pembimbing
Dr. Dharmawan Ardi, Sp. KJ
Disusun Oleh :
Shabila Shamsa
030.12.253
1
Status Psikiatri
Nama : Shabila Shamsa NIM : 030.12.523 (FK TRISAKTI)
Dokter Pembimbing : Tanda Tangan:
Dr.Dharmawan Ardi, Sp. KJ
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. T
Tempat/Tgl. lahir : Jakarta, 31 Januari 1993
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Status perkawinan : Menikah
Bangsa/Suku : Indonesia/ Medan
Alamat : Cengkareng
Dokter yang merawat : Dr.Dharmawan Ardi, Sp. KJ
Masuk RS tanggal : 15 Oktober 2017
Ruang perawatan : PICU pria
Rujukan/datang sendiri/keluarga : Datang diantar keluarga (kakak dan istri)
2
Alloanamnesis :
Tanggal 17 Oktober 2017, pukul 09.00 WIB melalui telepon
A. KELUHAN UTAMA
Pasien datang diantar oleh keluarganya karena mengamuk dan membuat resah
warga sekitar sejak 1 hari SMRS.
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
Pasien datang ke IGD RS Jiwa Soeharto Heerdjan diantar oleh keluarganya karena
mengamuk dan membuat resah warga sekitar sejak 1 hari SMRS. Menurut keluarga
pasien, pasien menurunkan meteran tetangga sehingga membuat lingkungan resah. selain
itu, pasien juga suka mencabut listrik dirumah sehingga rumahnya sering mati lampu.
Lama-lama ia berkeliling kerumah tetangga, dan mencabut seluruh listrik milik tetangga,
sehingga warga sekitar rumah resah. Karena tetangga pasien resah, akhirnya warga
mengancam keluarga pasien, bila pasien tidak dilarikan kerumah sakit, kakaknya serta
istrinya akan diusir dari rumah. Beberapa hari yang lalu, pasien juga sempat memukul
kakaknya dengan linggis, karena terlibat perkelahian karena kakak pasien awalnya
menasehati pasien. Pasien juga sempat marah-marah ke istrinya, sehingga istrinya takut
dirinya akan dicelakai oleh suaminya. Pasien curiga dengan orang lain yang membawa
pisau, cangkul, dan alat-alat bangunan. Pasien merasa orang-orang yang membawa benda
tersebut akan mencelakainya. Pasien juga sering berbicara sendiri. Ketika ditanya oleh
keluarga berbicara dengan siapa, pasien hanya diam dan tetap berbicara sendiri. Menurut
keluarga, pasien suka mendengar bisikan-bisikan yang menyuruhnya untuk memukul
orang lain. Pasien selalu curiga dengan orang-orang disekitarnya. Menurut pasien, orang-
orang yang ada disekitarnya jahat dan ingin membunuhnya. Beberapa hari yang lalu,
pasien juga sempat mengurung dirinya dikamar dan tidak mengizinkan orang lain untuk
masuk. Pasien juga tidak mau tidur dirumah dan lebih sering tidur diluar. Keluarga
awalnya membiarkan keluhan pasien, lalu keluarga mencoba untuk menasehati pasien
agar tidak berbuat resah warga sekitar, namun pasien hanya bisa marah-marah dan
mengamuk dengan keluarganya. Dan pasien mengatakan bahwa perbuatan yang ia
lakukan tidak salah dan semata-mata karena ia takut terhadap orang-orang. Sehingga ia
mematikan lampu agar orang-orang tidak bisa keluar dan mencelakainya. Menurut
3
keluarga, pasien sempat ingin kabur dari rumah seminggu namun keluarga melarangnya
sehingga ia tidak jadi kabur. Maka dari itu, keluarganya membawanya ke rumah sakit.
Keluhan untuk mencelakai diri sendiri tidak ada, dan pasien masih bisa mandi serta
makan sendiri dirumah, namun tidak mau jika disuruh-suruh untuk membantu pekerjaan
rumah.
4
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien merokok. Pasien tidak memiliki riwayat
menggunakan alkohol dan minum kopi
5
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Grafik Perjalanan Penyakit
Tingkat
Keparahan
Gangguan
Waktu
ssssss
2007 2010 Juli 2014 2016 17 Oktober 2017
(saat wawancara)
Mulai menarik Pasien mulai Pasien berhenti Berteriak,menga Pasien sudah
diri dari kumat karena minum obat. Mulai muk, tenang, halusinasi
lingkungan, tidak minum murung dan takut memukul,marah- auditorik
senang obat. Dibawa terhadap orang- marah, (+),waham kejar
menyendiri, ke rs lagi. orang. meresahkan
sering Mengurung Berteriak,mengam warga.
melamun. diri dikamar, uk, halusinasi Halusinasi
Pasien mulai marah marah auditorik (+) auditorik (+),
berobat jalan (+),berteriak waham kejar(+)
ke RS. (+), halusinasi
Diberikan obat visual (+)
Haloperidol
dan THP
6
2. Riwayat Perkembangan Fisik :
Tidak terdapat kelainan, pasien diakui berkembang baik secara berat badan dan tinggi
badan menurut anak seusianya.
4. Riwayat Pendidikan
Kakak pasien mengatakan ia lupa tahun berapa suaminya mulai masuk sekolah.
Namun istrinya berkata bahwa selama ia sekolah sampai SMA pasien normal-normal
saja seperti anak lainnya. Pasien pun sempat berkuliah di UKI selama 3 tahun, namun
7
pasien tidak bisa melanjutkan kuliahnya lagi dikarenakan pasien sudah tidak mau
masuk kuliah.
5. Riwayat Pekerjaan
Pasien belum pernah bekerja.
6. Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien beragama Kristen dan pasien jarang mengikuti ibadah di Gereja.
7. Kehidupan perkawinan/psikoseksual
Pasien sudah pernah menikah dari tahun 2003. Dan pasien memiliki anak bejumlah 3.
8
E. RIWAYAT KELUARGA
Pasien merupakan anak tiga dari empat bersaudara.
Genogram keluarga Tn. T
Keterangan:
Pasien Perempuan Laki- laki
: Meninggal dunia
: Tinggal serumah
Pasien merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Pasien tinggal bersama kakak
dan istrinya. Tidak ada keluarga dengan kondisi serupa.
9
III. STATUS MENTAL (Pemeriksaan tanggal 17 Oktober 2017 pukul 10.00)
a. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien seorang laki-laki berusia 42 tahun, tampak sesuai dengan usianya, tampak
terawat, berpostur sedang dan kesan gizi baik.
2. Kesadaran
a. Kesadaran neurologik : compos mentis
b. Kesadaran psikiatrik : terganggu
5. Pembicaraan :
Cara berbicara : spontan,volume dan intonasi cukup, artikulasi jelas.
Gangguan berbicara: Tidak terdapat hendaya bicara.
b. ALAM PERASAAN
1. Mood : irritable
2. Afek : sempit
3. Keserasian : serasi
c. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : (+) auditorik commenting dan command
2. Ilusi : tidak ada
10
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada
d. FUNGSI INTELEKTUAL
1. Taraf pendidikan : SMA
2. Pengetahuan umum : Baik (pasien tahu presiden saat ini)
3. Kecerdasan : Baik (pasien tidak pernah tinggal kelas)
4. Konsentrasi : Kurang (pasien tidak dapat mengeja kata secara mundur)
5. Perhatian : Perhatian cukup (pasien sesekali teralih perhatiannya
terhadap kegiatan atau orang yang lewat didepannya)
6. Orientasi :
a. Waktu : Baik (Pasien dapat membedakan pagi, siang dan malam hari)
b. Tempat: Baik (Pasien mengetahui dirinya sekarang berada di RSJSH)
c. Orang : Buruk (Pasien tidak mengetahui sedang diwaancarai oleh siapa)
7. Daya ingat:
e. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
a. Produktivitas : cukup ide
b. Kontinuitas : koheren
c. Hendaya bahasa : tidak ada
11
2. Isi pikir
a. Waham : waham kejar
b. Preokupasi : Tidak ada
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada
f. PENGENDALIAN IMPULS
Baik. Saat wawancara pasien tampak tenang.
g. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial :Buruk
2. Uji daya nilai :Buruk
3. Daya nilai realitas :Terganggu
h. TILIKAN
Derajat 1Menyangkal bahwa dirinya sakit
i. RELIABILITAS
Dapat dipercaya
A. STATUS INTERNUS
Keadaan umum:
o Kesan gizi : cukup
o Kesadaran : compos mentis
Tanda vital:
o Tekanan darah : 130/90
o Nadi : 80 x/menit
o Suhu : 36,50C
o Pernapasan : 20 x/menit
12
Kulit : kecoklatan, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik, kelembaban normal
Kepala : normosefal, rambut hitam , distribusi merata, tidak mudah rontok
Mata : pupil bulat, isokor, simetris, refleks cahaya +/+, konjungtiva anemis -/-,
sklera ikterik -/-
Hidung : bentuk normal, septum deviasi (-), sekret -/-
Telinga : normotia, nyeri tekan -/-, radang -/-
Mulut : bibir pucat (-), sianosis (-), trismus (-), tonsil T1/T1, tonsil/faring
hiperemis (-)
Leher : tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid.
Paru:
o Inspeksi: bentuk dada simetris, retraksi (-)
o Palpasi: gerakan dada simetris
o Perkusi: sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi: suara napas vesicular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung:
o Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
o Palpasi: ictus cordis teraba
o Perkusi: batas jantung DBN
o Auskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
o Inspeksi: bentuk datar
o Palpasi: supel, NT (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
o Perkusi: timpani seluruh lapang abdomen
o Auskultasi: bising usus (+3)
Ekstremitas: akral hangat, udem (-), CRT < 2 detik,oedem (-)
B. STATUS NEUROLOGIK
Saraf kranial : dalam batas normal
Refleks fisiologis : dalam batas normal
Refleks patologis : tidak ada
Motorik : tidak terganggu
13
Sensibilitas : dalam batas normal
Fungsi luhur : tidak terganggu
Gejala EPS : akathisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), resting tremor
(-), distonia (-), tardive diskinesia (-)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah rutin, fungsi hati, fungsi ginjal, gula darah dalam batas normal.
Pasien datang ke IGD RS Jiwa Soeharto Heerdjan diantar oleh keluarganya karena
mengamuk dan membuat resah warga sekitar sejak 1 hari SMRS. Pasien menurunkan
meteran tetangga sehingga membuat lingkungan resah. selain itu, pasien juga suka
mencabut listrik dirumah sehingga rumahnya sering mati lampu. Warga mengancam
keluarga pasien, bila pasien tidak dilarikan kerumah sakit, kakaknya serta istrinya akan
diusir dari rumah. Beberapa hari yang lalu, pasien juga sempat memukul kakaknya
dengan linggis, karena terlibat perkelahian karena kakak pasien awalnya menasehati
pasien. Pasien juga sempat marah-marah ke istrinya, sehingga istrinya takut dirinya akan
dicelakai oleh suaminya. Pasien curiga dengan orang lain yang membawa pisau, cangkul,
dan alat-alat bangunan. Pasien merasa orang-orang yang membawa benda tersebut akan
mencelakainya. Pasien juga sering berbicara sendiri dan mendengar bisikan-bisikan yang
menyuruhnya untuk memukul orang lain. Pasien selalu curiga dengan orang-orang
disekitarnya.
Pasien pertama kali mengalami hal seperti ini sejak 10 tahun yang lalu. Awal
mulanya, pasien berkeinginan sekali untuk menjadi tentara, namun keinginannya ditolak
keras oleh ayahnya dikarenakan ayahnya suka ia bekerja biasa dikantoran. Semenjak itu
pasien suka mengurung diri sendiri dan menarik diri dari orang-orang. Awalnya pasien
pernah berobat tahun 2007 di RSCM. Pasien hanya rawat jalan dan dapat obat berupa
Haloperidol dan Triheksilfenidil. Pasien awalnya minum obat selama kurang lebih 1
bulan setelah itu pasien tidak pernah kontrol lagi dan gejala mereda. Pada tahun 2010, ibu
kandung pasien meninggal dunia. Pasien sangat terpukul sehingga keluhan muncul
14
kembali. Lalu pasien dibawa ke RSJ dan diobati. Pasien hanya rawat jalan dan setelah
beberapa bulan gejala mereda sehingga pasien tidak kontrol lagi. Lalu di tahun 2014 adik
pasien meninggal dunia sehingga pasien sangat terpukul sehingga gejala muncul kembali.
Keluarga mengatakan keluhan menjadi semakin parah sejak 1 tahun belakangan ini.
Pasien semakin mejadi sering ngamuk dan marah-marah kepada orang-orang.
Sekarang pasien sudah dirawat dirawat di bangsal anak dan remaja selama 4
hari Pasien tampak lebih tenang. Kooperatif saat di wawancara. Pada pemeriksaan
pskiatri dan fisik didapatkan : kesadaran neurologis kompos mentis, status generalis dan
neurologis dalam batas normal, kesadaran psikiatripasien terganggu, mood disforik
dengan afek tumpul, serasi. Ditemukan halusinasi commenting dan command, halusinasi
visual tidak ada adanya ilusi, depersonalisai, derealisasi tidak ada. Terdapat gangguan
dalam fungsi intelektual. Terdapat waham kejar. Pengendalian impuls baik. Daya nilai
dan uji daya nilai social pasien buruk. RTA terganggu, tilikan derajat I, reabilitas dapat
dipercaya.
VII.EVALUASI MULTIAKSIAL
15
- Waham kejar : yakin bahwa orang-orang disekitarnya dan orang
yang membawa pisau, cangkul, dan alat-alat bangunan akan
mencelakainya
Aksis III : Tidak ada (tidak ada gejala fisik, dan pemeriksaan penunjang dalam batas
normal).
Aksis IV :Keluarga mendukung, memberi semangat, dan serta mau turut berperan untuk
kesembuhan dan perbaikan keadaan pasien nantinya, sehingga tidak ditemukan
masalah untuk aksis IV
Aksis V :GAF current: 30-21 (perilaku sangat dipengaruhi oleh waham dan halusinasi,
gangguan daya nilai, tidak mampu berfungsi pada hampir semua area)
GAF HLPY : 40-31 (beberapa gangguan dalam uji realitas atau komunikasi,
disabilitas berat dalam beberapa fungsi)
16
Aksis IV : Tidak ada
IX. PROGNOSIS
- Quo vitam : Ad bonam (tidak ada kondisi yang mengancam nyawa pasien)
- Quo functionam : Dubia Ad Malam (karena terdapat factor yang memperberat yaitu
adanya ketidak tuntasan dalampengobatan, perilaku menarik diri,
riwayat melakukan tindakan penyerangan )
- Quo sanationam : Dubia ad bonam (jika pasien meminum obat dengan dosis yang
tepat dan tuntas gejalanya akan terkontrol dan tidak mengalami
eksaserbasi)
XII. TERAPI
17
- Rawat inap
o Indikasi: pasien mengamuk hendak memukul sehingga membahayakan orang di
sekitar
- Medikamentosa:
o Oral:
- Risperidone 2 x 2 mg
Alasan pemeberian Risperidon adalah salah satu first-line treatment pada
pasien dengan gejala psikosis. Risperidon merupakan obat antipsikotik
generasi 2 atau antipsikotik atipikal, yang bekerja sebagai antagonis reseptor
serotonin (terutama 5HT2A) dan reseptor dopamine D2. Risperidon dapat
digunakan untuk mengobati baik gejala positif maupun negative karena
aktivitasnya sebagai antagonis reseptor D2 yang tidak terlalu kuat sehingga
efek samping terutama efek samping ekstrapiramidal rendah, dan juga
aktivitasnya terhadap reseptor serotonin 5HT2 yang juga tinggi sehingga juga
dapat digunakan untuk mengobati gejala negatif.
- Non-medikamentosa:
Psikoedukasi:
o Menjelaskan pada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dialami pasien,
rencana terapi, efek samping pengobatan, dan prognosis penyakit.
o Mengingatkan pasien dan keluarga tentang pentingnya minum obat sesuai aturan
dan bila nantinya keluar dari RS harus datang kontrol ke poli secara rutin.
o Menjelaskan pada keluarga pasien bahwa dukungan keluarga akan membantu
keadaan pasien.
18
Psikoterapi
Sosioterapi :
o Melibatkan pasien dalam kegiatan rehabilitasi psikososial bersama keluarga
o Membiasakan pasien untuk bersosialisasi dengan pasien lain/orang lain.
o Melibatkan pasien dalam kegiatan rehabilitasi psikososial berupa latihan
ketrampilan sosial di RSJSH (daycare).
19
FOLLOW UP PASIEN
FOLLOW UP PASIEN
S O A P
20
21