Anda di halaman 1dari 21

LONG CASE

Status Psikiatri

Dokter Pembimbing
Dr. Dharmawan Ardi, Sp. KJ

Disusun Oleh :
Shabila Shamsa
030.12.253

Kepaniteraan Klinik Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Trisakti Jakarta
Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta

1
Status Psikiatri
Nama : Shabila Shamsa NIM : 030.12.523 (FK TRISAKTI)
Dokter Pembimbing : Tanda Tangan:
Dr.Dharmawan Ardi, Sp. KJ

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. T
Tempat/Tgl. lahir : Jakarta, 31 Januari 1993
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Status perkawinan : Menikah
Bangsa/Suku : Indonesia/ Medan
Alamat : Cengkareng
Dokter yang merawat : Dr.Dharmawan Ardi, Sp. KJ
Masuk RS tanggal : 15 Oktober 2017
Ruang perawatan : PICU pria
Rujukan/datang sendiri/keluarga : Datang diantar keluarga (kakak dan istri)

II. RIWAYAT PSIKIARTIK


Autoanamnesis :
Tanggal 15 Oktober 2017, pukul 13.30 WIB, di IGD Rumah Sakit Jiwa Soeharto
Heerdjan
Tanggal 17 Oktober 2017, pukul 09.00 WIB, di ruang PICU pria Rumah Sakit Jiwa
Soeharto Heerdjan

2
Alloanamnesis :
Tanggal 17 Oktober 2017, pukul 09.00 WIB melalui telepon
A. KELUHAN UTAMA
Pasien datang diantar oleh keluarganya karena mengamuk dan membuat resah
warga sekitar sejak 1 hari SMRS.
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
Pasien datang ke IGD RS Jiwa Soeharto Heerdjan diantar oleh keluarganya karena
mengamuk dan membuat resah warga sekitar sejak 1 hari SMRS. Menurut keluarga
pasien, pasien menurunkan meteran tetangga sehingga membuat lingkungan resah. selain
itu, pasien juga suka mencabut listrik dirumah sehingga rumahnya sering mati lampu.
Lama-lama ia berkeliling kerumah tetangga, dan mencabut seluruh listrik milik tetangga,
sehingga warga sekitar rumah resah. Karena tetangga pasien resah, akhirnya warga
mengancam keluarga pasien, bila pasien tidak dilarikan kerumah sakit, kakaknya serta
istrinya akan diusir dari rumah. Beberapa hari yang lalu, pasien juga sempat memukul
kakaknya dengan linggis, karena terlibat perkelahian karena kakak pasien awalnya
menasehati pasien. Pasien juga sempat marah-marah ke istrinya, sehingga istrinya takut
dirinya akan dicelakai oleh suaminya. Pasien curiga dengan orang lain yang membawa
pisau, cangkul, dan alat-alat bangunan. Pasien merasa orang-orang yang membawa benda
tersebut akan mencelakainya. Pasien juga sering berbicara sendiri. Ketika ditanya oleh
keluarga berbicara dengan siapa, pasien hanya diam dan tetap berbicara sendiri. Menurut
keluarga, pasien suka mendengar bisikan-bisikan yang menyuruhnya untuk memukul
orang lain. Pasien selalu curiga dengan orang-orang disekitarnya. Menurut pasien, orang-
orang yang ada disekitarnya jahat dan ingin membunuhnya. Beberapa hari yang lalu,
pasien juga sempat mengurung dirinya dikamar dan tidak mengizinkan orang lain untuk
masuk. Pasien juga tidak mau tidur dirumah dan lebih sering tidur diluar. Keluarga
awalnya membiarkan keluhan pasien, lalu keluarga mencoba untuk menasehati pasien
agar tidak berbuat resah warga sekitar, namun pasien hanya bisa marah-marah dan
mengamuk dengan keluarganya. Dan pasien mengatakan bahwa perbuatan yang ia
lakukan tidak salah dan semata-mata karena ia takut terhadap orang-orang. Sehingga ia
mematikan lampu agar orang-orang tidak bisa keluar dan mencelakainya. Menurut

3
keluarga, pasien sempat ingin kabur dari rumah seminggu namun keluarga melarangnya
sehingga ia tidak jadi kabur. Maka dari itu, keluarganya membawanya ke rumah sakit.
Keluhan untuk mencelakai diri sendiri tidak ada, dan pasien masih bisa mandi serta
makan sendiri dirumah, namun tidak mau jika disuruh-suruh untuk membantu pekerjaan
rumah.

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA


1. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Menurut keluarganya, pasien pertama kali mengalami hal seperti ini sejak 10 tahun
yang lalu. Awal mulanya, pasien berkeinginan sekali untuk menjadi tentara, namun
keinginannya ditolak keras oleh ayahnya dikarenakan ayahnya suka ia bekerja biasa
dikantoran. Semenjak itu pasien suka mengurung diri sendiri dan menarik diri dari
orang-orang. Awalnya pasien pernah berobat tahun 2007 di RSCM. Pasien hanya
rawat jalan dan dapat obat berupa Haloperidol dan Triheksilfenidil. Pasien awalnya
minum obat selama kurang lebih 1 bulan setelah itu pasien tidak pernah kontrol lagi
dan gejala mereda. Pada tahun 2010, ibu kandung pasien meninggal dunia. Pasien
sangat terpukul sehingga keluhan muncul kembali. Lalu pasien dibawa ke RSJ dan
diobati. Pasien hanya rawat jalan dan setelah beberapa bulan gejala mereda sehingga
pasien tidak kontrol lagi. Lalu di tahun 2014 adik pasien meninggal dunia sehingga
pasien sangat terpukul sehingga gejala muncul kembali. Keluarga mengatakan
keluhan menjadi semakin parah sejak 1 tahun belakangan ini. Menurut keluarga,
tidak ada hal yang terjadi selama 1 tahun belakangan ini. Pasien semakin mejadi
sering ngamuk dan marah-marah kepada orang-orang.
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien tidak mengalami sakit berat sebelumnya. Pasien tidak mempunyai riwayat
demam tinggi, kejang, epilepsi, kecelakaan atau trauma pada kepala yang
menyebabkan adanya pingsan atau penurunan kesadaran, pasien tidak pernah di rawat
di RS.

4
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien merokok. Pasien tidak memiliki riwayat
menggunakan alkohol dan minum kopi

5
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Grafik Perjalanan Penyakit

Tingkat
Keparahan
Gangguan

Waktu

ssssss
2007 2010 Juli 2014 2016 17 Oktober 2017
(saat wawancara)
Mulai menarik Pasien mulai Pasien berhenti Berteriak,menga Pasien sudah
diri dari kumat karena minum obat. Mulai muk, tenang, halusinasi
lingkungan, tidak minum murung dan takut memukul,marah- auditorik
senang obat. Dibawa terhadap orang- marah, (+),waham kejar
menyendiri, ke rs lagi. orang. meresahkan
sering Mengurung Berteriak,mengam warga.
melamun. diri dikamar, uk, halusinasi Halusinasi
Pasien mulai marah marah auditorik (+) auditorik (+),
berobat jalan (+),berteriak waham kejar(+)
ke RS. (+), halusinasi
Diberikan obat visual (+)
Haloperidol
dan THP

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal :
Pasien merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Selama kehamilan tidak ada
masalah kesehatan. Pasien lahir cukup bulan dalam keadaan sehat dan langsung
menangis. Berat lahir pasien sekitar 3500 gram. Riwayat komplikasi kelahiran,
trauma dan cacat bawaan disangkal.

6
2. Riwayat Perkembangan Fisik :
Tidak terdapat kelainan, pasien diakui berkembang baik secara berat badan dan tinggi
badan menurut anak seusianya.

3. Riwayat Perkembangan mental:


a) Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Menurut istri pasien, perkembangan pasien kurang lebih sama dengan
perkembangan anak seusianya. Istri pasien tidak tau detail perkembangan pasien.
Menurut istri pasien, pasien dulu sangat dekat dengan ibunya. Pasien sering
bercerita dan bermain dengan ibunya dirumah. Hubungan pasien baik-baik saja
dengan ibu, bapak, kakak maupun adiknya.

b) Masa Kanak Menengah (3-11 tahun)


Istri dan kakak pasien mengatakan bahwa selama di sekolah dasar pasien baik-
baik saja dan tumbuh seperti anak normal lainnya. Pasien punya teman dan
riwayat belajar sewaktu Sekolah Dasar baik. Pasien tidak pernah tinggal kelas.
c) Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)
Pasien memiliki beberapa teman di sekitar rumahnya. Namun pasien merupakan
anak yang pendiam sehingga jarang keluar rumah untuk bermain. Pasien tidak
pernah berkelahi dengan teman sebayanya. Sehari-hari kegiatan pasien pergi
sekolah,menonton televisi dan makan. Saat SMA pasien bercita-cita ingin
menjadi tentara. Namun ditolak oleh papanya. Sewatu remaja pasien adalah orang
yang rajin dan mempunyai keinginan yang kuat. Namun semua keinginan pasien
ditolak oleh ayahnya. Hubungan pasien dengan Ayahnya kurang harmonis.

4. Riwayat Pendidikan
Kakak pasien mengatakan ia lupa tahun berapa suaminya mulai masuk sekolah.
Namun istrinya berkata bahwa selama ia sekolah sampai SMA pasien normal-normal
saja seperti anak lainnya. Pasien pun sempat berkuliah di UKI selama 3 tahun, namun

7
pasien tidak bisa melanjutkan kuliahnya lagi dikarenakan pasien sudah tidak mau
masuk kuliah.

5. Riwayat Pekerjaan
Pasien belum pernah bekerja.
6. Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien beragama Kristen dan pasien jarang mengikuti ibadah di Gereja.

7. Kehidupan perkawinan/psikoseksual
Pasien sudah pernah menikah dari tahun 2003. Dan pasien memiliki anak bejumlah 3.

8. Riwayat Pelanggaran Hukum


Pasien tidak pernah berurusan dengan penegak hukum, dan tidak pernah terlibat oleh
tindak pidana.

8
E. RIWAYAT KELUARGA
Pasien merupakan anak tiga dari empat bersaudara.
Genogram keluarga Tn. T

Keterangan:
Pasien Perempuan Laki- laki

: Meninggal dunia

: Tinggal serumah

Pasien merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Pasien tinggal bersama kakak
dan istrinya. Tidak ada keluarga dengan kondisi serupa.

F. KEHIDUPAN SOSIOEKONOMI SEKARANG


Kebutuhan sehari-hari di rumah pasien dipenuhi oleh kakaknya. Kakaknya bekerja
sebagai wiraswasta.

9
III. STATUS MENTAL (Pemeriksaan tanggal 17 Oktober 2017 pukul 10.00)
a. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien seorang laki-laki berusia 42 tahun, tampak sesuai dengan usianya, tampak
terawat, berpostur sedang dan kesan gizi baik.

2. Kesadaran
a. Kesadaran neurologik : compos mentis
b. Kesadaran psikiatrik : terganggu

3. Perilaku dan psikomotor :


a. Sebelum wawancara : pasien sedang dalam posisi duduk.
b. Selama wawancara : pasien duduk dan kadang pasien melihat ke sisi
lain, kadang melakukan kontak mata dengan pemeriksa. Pasien menjawab
semua pertayaan pemeriksa.
c. Sesudah wawancara : pasien tetap duduk.

4. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif

5. Pembicaraan :
Cara berbicara : spontan,volume dan intonasi cukup, artikulasi jelas.
Gangguan berbicara: Tidak terdapat hendaya bicara.

b. ALAM PERASAAN
1. Mood : irritable
2. Afek : sempit
3. Keserasian : serasi

c. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : (+) auditorik commenting dan command
2. Ilusi : tidak ada

10
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada

d. FUNGSI INTELEKTUAL
1. Taraf pendidikan : SMA
2. Pengetahuan umum : Baik (pasien tahu presiden saat ini)
3. Kecerdasan : Baik (pasien tidak pernah tinggal kelas)
4. Konsentrasi : Kurang (pasien tidak dapat mengeja kata secara mundur)
5. Perhatian : Perhatian cukup (pasien sesekali teralih perhatiannya
terhadap kegiatan atau orang yang lewat didepannya)
6. Orientasi :

a. Waktu : Baik (Pasien dapat membedakan pagi, siang dan malam hari)
b. Tempat: Baik (Pasien mengetahui dirinya sekarang berada di RSJSH)
c. Orang : Buruk (Pasien tidak mengetahui sedang diwaancarai oleh siapa)
7. Daya ingat:

a. Jangka panjang : Baik (pasien mengingat tanggal lahirnya sendiri)


b. Jangka pendek : Baik (pasien mengingat menu makan pagi)
c. Segera : Buruk (Saat diakhir wawancara, pasien tidak dapat
mengingat nama dokter muda)
8. Pikiran abstrak : Baik (pasien dapat membedakan antara apel dengan jeruk)
9. Visuospasial : Kurang baik (pasien tidak mampu menggambar segilima
bertumpuk)
10. Kemampuan menolong diri:Baik (pasien bisa makan, mandi, buang air kecil dan
berpakaian sendiri)

e. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
a. Produktivitas : cukup ide
b. Kontinuitas : koheren
c. Hendaya bahasa : tidak ada

11
2. Isi pikir
a. Waham : waham kejar
b. Preokupasi : Tidak ada
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada

f. PENGENDALIAN IMPULS
Baik. Saat wawancara pasien tampak tenang.

g. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial :Buruk
2. Uji daya nilai :Buruk
3. Daya nilai realitas :Terganggu

h. TILIKAN
Derajat 1Menyangkal bahwa dirinya sakit

i. RELIABILITAS
Dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN FISIK

A. STATUS INTERNUS
Keadaan umum:
o Kesan gizi : cukup
o Kesadaran : compos mentis

Tanda vital:
o Tekanan darah : 130/90
o Nadi : 80 x/menit
o Suhu : 36,50C
o Pernapasan : 20 x/menit

12
Kulit : kecoklatan, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik, kelembaban normal
Kepala : normosefal, rambut hitam , distribusi merata, tidak mudah rontok
Mata : pupil bulat, isokor, simetris, refleks cahaya +/+, konjungtiva anemis -/-,
sklera ikterik -/-
Hidung : bentuk normal, septum deviasi (-), sekret -/-
Telinga : normotia, nyeri tekan -/-, radang -/-
Mulut : bibir pucat (-), sianosis (-), trismus (-), tonsil T1/T1, tonsil/faring
hiperemis (-)
Leher : tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid.
Paru:
o Inspeksi: bentuk dada simetris, retraksi (-)
o Palpasi: gerakan dada simetris
o Perkusi: sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi: suara napas vesicular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung:
o Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
o Palpasi: ictus cordis teraba
o Perkusi: batas jantung DBN
o Auskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
o Inspeksi: bentuk datar
o Palpasi: supel, NT (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
o Perkusi: timpani seluruh lapang abdomen
o Auskultasi: bising usus (+3)
Ekstremitas: akral hangat, udem (-), CRT < 2 detik,oedem (-)

B. STATUS NEUROLOGIK
Saraf kranial : dalam batas normal
Refleks fisiologis : dalam batas normal
Refleks patologis : tidak ada
Motorik : tidak terganggu
13
Sensibilitas : dalam batas normal
Fungsi luhur : tidak terganggu
Gejala EPS : akathisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), resting tremor
(-), distonia (-), tardive diskinesia (-)

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah rutin, fungsi hati, fungsi ginjal, gula darah dalam batas normal.

VI. PENEMUAN BERMAKNA

Pasien datang ke IGD RS Jiwa Soeharto Heerdjan diantar oleh keluarganya karena
mengamuk dan membuat resah warga sekitar sejak 1 hari SMRS. Pasien menurunkan
meteran tetangga sehingga membuat lingkungan resah. selain itu, pasien juga suka
mencabut listrik dirumah sehingga rumahnya sering mati lampu. Warga mengancam
keluarga pasien, bila pasien tidak dilarikan kerumah sakit, kakaknya serta istrinya akan
diusir dari rumah. Beberapa hari yang lalu, pasien juga sempat memukul kakaknya
dengan linggis, karena terlibat perkelahian karena kakak pasien awalnya menasehati
pasien. Pasien juga sempat marah-marah ke istrinya, sehingga istrinya takut dirinya akan
dicelakai oleh suaminya. Pasien curiga dengan orang lain yang membawa pisau, cangkul,
dan alat-alat bangunan. Pasien merasa orang-orang yang membawa benda tersebut akan
mencelakainya. Pasien juga sering berbicara sendiri dan mendengar bisikan-bisikan yang
menyuruhnya untuk memukul orang lain. Pasien selalu curiga dengan orang-orang
disekitarnya.
Pasien pertama kali mengalami hal seperti ini sejak 10 tahun yang lalu. Awal
mulanya, pasien berkeinginan sekali untuk menjadi tentara, namun keinginannya ditolak
keras oleh ayahnya dikarenakan ayahnya suka ia bekerja biasa dikantoran. Semenjak itu
pasien suka mengurung diri sendiri dan menarik diri dari orang-orang. Awalnya pasien
pernah berobat tahun 2007 di RSCM. Pasien hanya rawat jalan dan dapat obat berupa
Haloperidol dan Triheksilfenidil. Pasien awalnya minum obat selama kurang lebih 1
bulan setelah itu pasien tidak pernah kontrol lagi dan gejala mereda. Pada tahun 2010, ibu
kandung pasien meninggal dunia. Pasien sangat terpukul sehingga keluhan muncul

14
kembali. Lalu pasien dibawa ke RSJ dan diobati. Pasien hanya rawat jalan dan setelah
beberapa bulan gejala mereda sehingga pasien tidak kontrol lagi. Lalu di tahun 2014 adik
pasien meninggal dunia sehingga pasien sangat terpukul sehingga gejala muncul kembali.
Keluarga mengatakan keluhan menjadi semakin parah sejak 1 tahun belakangan ini.
Pasien semakin mejadi sering ngamuk dan marah-marah kepada orang-orang.
Sekarang pasien sudah dirawat dirawat di bangsal anak dan remaja selama 4
hari Pasien tampak lebih tenang. Kooperatif saat di wawancara. Pada pemeriksaan
pskiatri dan fisik didapatkan : kesadaran neurologis kompos mentis, status generalis dan
neurologis dalam batas normal, kesadaran psikiatripasien terganggu, mood disforik
dengan afek tumpul, serasi. Ditemukan halusinasi commenting dan command, halusinasi
visual tidak ada adanya ilusi, depersonalisai, derealisasi tidak ada. Terdapat gangguan
dalam fungsi intelektual. Terdapat waham kejar. Pengendalian impuls baik. Daya nilai
dan uji daya nilai social pasien buruk. RTA terganggu, tilikan derajat I, reabilitas dapat
dipercaya.

VII.EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : - Termasuk gangguan kejiwaan, karena:

Gangguan fungsi/hendaya dan disabilitas: gangguan fungsi sosial


(menarik diri dari lingkungan)
Distress: marah-marah, mengamuk dan mendengar suara- suara
Tidak termasuk gangguan non-organik, karena:
- Tidak ada riwayat sakit atau trauma yang berarti
- Tidak ada gangguan kesadaran neurologis
Termasuk gangguan psikotik, karena:
- Halusinasi auditorik: mendengar suara- suara yang berkomentar
,suara tertawa dan menyuruh pasien untuk menceakai orang lain

15
- Waham kejar : yakin bahwa orang-orang disekitarnya dan orang
yang membawa pisau, cangkul, dan alat-alat bangunan akan
mencelakainya

- Diagnosis kerja adalah Skizofrenia Paranoid, karena memenuhi kriteria


diagnosis Skizofrenia paranoid, yang ditandai dengan:
Memenuhi kriteria umum skizofrenia.
Terdapat halusinasi auditorik.
Terdapat waham kejar.
Waham dan halusinasi menonjol dan tidak ada perilaku spesifik yang sugestif
untuk tipe hebefrenik atau katatonik.
Aksis II : Perlu observasi

Aksis III : Tidak ada (tidak ada gejala fisik, dan pemeriksaan penunjang dalam batas
normal).

Aksis IV :Keluarga mendukung, memberi semangat, dan serta mau turut berperan untuk
kesembuhan dan perbaikan keadaan pasien nantinya, sehingga tidak ditemukan
masalah untuk aksis IV

Aksis V :GAF current: 30-21 (perilaku sangat dipengaruhi oleh waham dan halusinasi,
gangguan daya nilai, tidak mampu berfungsi pada hampir semua area)

GAF HLPY : 40-31 (beberapa gangguan dalam uji realitas atau komunikasi,
disabilitas berat dalam beberapa fungsi)

VIII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

Aksis I : F 20.0 Skizofrenia Paranoid

Aksis II : kesan IQ normal

Aksis III : Tidak ada

16
Aksis IV : Tidak ada

Aksis V : GAF current :30-21

GAF HLPY : 40-31

IX. PROGNOSIS

- Quo vitam : Ad bonam (tidak ada kondisi yang mengancam nyawa pasien)
- Quo functionam : Dubia Ad Malam (karena terdapat factor yang memperberat yaitu
adanya ketidak tuntasan dalampengobatan, perilaku menarik diri,
riwayat melakukan tindakan penyerangan )
- Quo sanationam : Dubia ad bonam (jika pasien meminum obat dengan dosis yang
tepat dan tuntas gejalanya akan terkontrol dan tidak mengalami
eksaserbasi)

X. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


Faktor yang memperberat:
o Tidak ada faktor presipitasi
o Keterlambatan pengobatan
o Awitan muda
o Riwayat sosial pramorbid buruk
o Perilaku menarik diri
o Riwayat melakukan tindakan penyerangan
Faktor yang memperingan:
o Dukungan keluarga untuk berobat

XI. DAFTAR MASALAH


1. Organobiologik : Tidak ada
2. Psikiatrik : marah- marah, mengamuk, hendak memukul orang lain,
halusinasi auditorik dan visual, ilusi, depersonalisasi, derealisasi, waham bizar,
waham kejar, waham kebesaran

XII. TERAPI

17
- Rawat inap
o Indikasi: pasien mengamuk hendak memukul sehingga membahayakan orang di
sekitar
- Medikamentosa:
o Oral:
- Risperidone 2 x 2 mg
Alasan pemeberian Risperidon adalah salah satu first-line treatment pada
pasien dengan gejala psikosis. Risperidon merupakan obat antipsikotik
generasi 2 atau antipsikotik atipikal, yang bekerja sebagai antagonis reseptor
serotonin (terutama 5HT2A) dan reseptor dopamine D2. Risperidon dapat
digunakan untuk mengobati baik gejala positif maupun negative karena
aktivitasnya sebagai antagonis reseptor D2 yang tidak terlalu kuat sehingga
efek samping terutama efek samping ekstrapiramidal rendah, dan juga
aktivitasnya terhadap reseptor serotonin 5HT2 yang juga tinggi sehingga juga
dapat digunakan untuk mengobati gejala negatif.

- Trihexyphenidyl (THP) 2x2 mg (jika perlu, jika terdapat ekstrapiramidal sindrom).

- Non-medikamentosa:
Psikoedukasi:
o Menjelaskan pada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dialami pasien,
rencana terapi, efek samping pengobatan, dan prognosis penyakit.
o Mengingatkan pasien dan keluarga tentang pentingnya minum obat sesuai aturan
dan bila nantinya keluar dari RS harus datang kontrol ke poli secara rutin.
o Menjelaskan pada keluarga pasien bahwa dukungan keluarga akan membantu
keadaan pasien.

18
Psikoterapi

o Ventilasi : pasien diberikan kesempatan untuk menceritakan masalahnya


o Reassurance : memberitahukan kepada pasien bahwa minum obat sangat
penting untuk menghilangkan gejala yang dideritanya.

Sosioterapi :
o Melibatkan pasien dalam kegiatan rehabilitasi psikososial bersama keluarga
o Membiasakan pasien untuk bersosialisasi dengan pasien lain/orang lain.
o Melibatkan pasien dalam kegiatan rehabilitasi psikososial berupa latihan
ketrampilan sosial di RSJSH (daycare).

19
FOLLOW UP PASIEN
FOLLOW UP PASIEN

S O A P

17-10- Pasien mengeluh - Kesadaran neurologis Skizofrenia - Risperidon


2017 tidak bisa tidur : Composmentis Paranoid 2x2mg
karena mendengar
suara-suara dan - Perilaku dan aktivitas - Trihexyphenidyl
gelisah. psikomotor : (THP) 2x2 mg
normoaktif bila perlu
- Sikap terhadap
pemeriksa : kooperatif
- Mood: disforik
- Afek: tumpul
- Keserasian:serasi
- gangguan persepsi:
halusinasi (+)
auditorik, visual
- ilusi (-)
- depersonalisasi
- derealisasi
- proses pikir
:produktivitas cukup,
asosiasi longgar ,
tidak ada hendaya
bahasa
- isi pikir: waham (+)
kejar
- daya nilai : RTA
terganggu
- tilikan derajat I

20
21

Anda mungkin juga menyukai