Makalah Wanita Dan Olahraga
Makalah Wanita Dan Olahraga
Oleh :
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan, karena rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wanita dan Olahraga
Penulis sadar bahwa selesainya karya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Pengajar Wanita dan Olahraga
2. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada
penulis.
Makalah ini ditulis berdasarkan hasil studi pustaka . Berbagai upaya telah
dilakukan penulis untuk mendapatkan hasil terbaik dalam makalah ini. Penulis
menyadari bahwa makalah ini tak lepas dari kesalahan dan kekurangan dikarenakan
kemampuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca guna kesempurnaan makalah ini. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat serta menambah pengetahuan bagi
pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana perbedaan fisik dan fisiologi antara wanita dan pria
2. Mengetahui bagaimana isu gander yang ada dalam dunia olahraga
3. Mengetahui bagaimana hubungan olahraga terhadap menstruasi,kehamilan
dan menopouse pada wanita
1.4 Manfaat
Makalah ini selain menjadi tugas matakuliah, semoga juga bermanfaat bagi para
pembaca sebagai sarana menambah ilmu dan pengetahuan tentang wanita dan
olahraga
BAB II
PEMBAHASAN
Hal ini mungkin tidak mudah dilihat dan dikenali saat Anda sedang berlatih di gym,
akan tetapi wanita biasanya memiliki lemak tubuh lebih tinggi dalam persentase
dibandingkan pria. Menurut MedicineNet.com, kadar normal kandungan lemak tubuh
normal pada wanita adalah 25 persen, akan tetapi pada pria hanyalah 15 persen. Hal
ini sebagian besar terjadi karena proses hormon alami. Misalnya, hormon seks wanita
(estrogen) meskipun dapat membantu proses alami tubuh dalam mengonversi lemak
menjadi energi, tapi hormon tersebut juga dapat meningkatkan kapasitas tubuh untuk
menyimpan lemak. Studi ilmiah telah mempromosikan metode yang paling efektif
untuk mengurangi penumpukan lemak adalah hanya dengan berolahraga atau berlatih.
Sepintas, mungkin seolah-olah pria lebih rentan terhadap kenaikan lemak daripada
wanita, khususnya karena beberapa area yang secara alami menyimpan jaringan lemak
di sebagian besar pria. Menurut Marc Perry, seorang ahli kebugaran dan pendiri Built
Lean, wanita dapat menyimpan sedikit lemak di daerah perut, tetapi mereka dapat
menyimpan lebih pada paha dan otot trisep. Hal ini sangat berbeda pada pria yang
memiliki kecenderungan genetik yang lebih tinggi untuk menyimpan lemak di perut
mereka. Sangat penting untuk menyadari bahwa lemak tidak dapat dibakar dalam area
tertentu di tubuh. Jika tujuan Anda adalah untuk menghilangkan lemak pada perut,
Anda perlu menurunkan kadar lemak tubuh secara keseluruhan. Hal ini biasanya dapat
dicapai dengan meningkatkan aktivitas jantung dan mengurangi konsumsi kalori.
Konsultasikan dengan pelatih atau ahli kebugaran jika Anda memerlukan bantuan
untuk membangun program latihan mengurangi lemak yang efektif.
Faktanya, komposisi tubuh pria dan wanita dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan
tertentu, seperti iklim. Menurut Human Kinetics, wanita yang tinggal di iklim hangat
alami, seperti Afrika, sentralisasi kandungan lemak dalam tubuh berada di bagian
bokong, sedangkan penduduk asli Mediterania biasanya menumpuk jaringan lemak di
pinggul, dan bagi wanita Asia tertentu sentralisasi kandungan lemak dalam tubuh
berada di bagian pusar. Metode tubuh mendistribusikan lemak lebih seimbang bagi
orang yang berada di daerah beriklim dingin, yang dapat membantu mempertahankan
suhu tubuh internal yang diatur selama cuaca musim dingin yang keras.
Sangat penting untuk diingat bahwa berlatih atau berolahraga lebih penting untuk Anda
secara keseluruhan daripada komposisi tubuh Anda. Sangat penting pula untuk
menyadari bahwa lemak melaksanakan tugas dan fungsi dasar manusia. Menurut
sejarah kesehatan, lemak memberikan jaring pengaman internal tubuh mendapat
kelangkaan pangan, dan juga berfungsi untuk membantu wanita pada saat kelahiran.
Semua orang yang sehat secara alami menyimpan lemak untuk membantu membantu
proses normal tubuh. Lemak sebenarnya hal yang baik. Olahraga atau latihan adalah
alat yang bisa Anda gunakan untuk mencegah terlalu banyaknya lemak yang
terakumulasi dari seluruh tubuh.
Adapun perbedaan antara wanita dan pria dari segi antropometrinya, sperti hasil
penelitian yang dilakukan oleh Myrtati D Artaria disimpulkan bahwa Ada tiga hal yang
berpengaruh pada hasil akhir ukuran tubuh manusia, yaitu saat di mana mulai terjadi
akselerasi per tumbuhan, besarnya akselerasi pertumbuhan, dan kapan pertumbuhan
berakhir. Pada perempuan akselerasi pertumbuhan terjadi lebih dahulu dari pada laki-
laki, dan akselerasi itu tidak terlalu besar pada perempuan dibandingkan dengan
akselerasi pertumbuhan laki -laki. Lalu berhentinya pertumbuhan badan perempuan
pun lebih cepat. Akibatnya perempuan secara umum lebih kecil daripada laki-laki.
Lebih jauh lagi, karena perempuan berhenti bertumbuh lebih cepat daripada laki-laki,
maka perempuan lebih terlihat infantil dibanding laki -laki. Infantil artinya mempunyai
morfologi yang lebih menyerupai anak -anak, atau imut (cute), yang terlihat jelas
pada bagian wajahnya, baik pada manusia hidup maupun pada tengkorak
.
Perbedaan antara laki -laki dan perempuan dewasa yang mencolok ini tetap dapat
dilihat pada tengkorak dan kerangka tulang manusia yang sudah meninggal, sehingga
antropolog dapat mengidentifikasi jenis kelamin tengkorak berdasarkan kekhasan
morfologi kedua jenis kelamin tersebut. Dewasa artinya masa di mana pertumbuhan
badan telah selesai, sehingga dimorfisme seksual tampak dengan jelas.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara laki -laki dan
perempuan (dimorfisme seksual) bermula karena adanya growth spurt, pada penelitian
ini sekitar umur 10 tahun untuk sampel perempuan, dan kurang lebih 2 tahun lebih
lambat pada laki-laki, yang mana ini sesuai dengan populasi -populasi lain yang pernah
diteliti (misalnya Van Wieringen, 1980).
Pada variabel-variabel yang diukur pada penelitian ini, nampak bahwa perbedaan
antara laki-laki telah didapati sejak umur lebih dini dari pada 6 tahun. Mungkin
perbedaan itu tidak dapat dilihat dengan jelas pada tulang -tulang yang dapat menandai
dimorfisme seksual manusia usia muda, tetapi dari sisi berat dan massa tubuh telah
terdapat perbedaan yang signifikan, kecuali pada tinggi badan. Anak laki -laki pada
umumnya mempunyai tubuh yang lebih berat dan berlemak sampai umur 11 tahun, dan
kemudian ketebalan lemak itu mulai menurun dan digantikan oleh massa otot dan
tulang. Karenanya, berat badan kedua jenis kelamin berbeda secara signifikan pada
hampir semua kelompok umur, kecuali pada umur 12 dan 13 tahun di mana perempuan
mengalami growth spurt.
Ukuran lebar yang diwakili oleh lebar bahu dan lebar panggul mengalami
perbed aan yang bermakna pada sebagian besar kelompok umur, tetapi dengan pola
yang berbeda. Lebar bahu yang sering menjadi penanda maskulinitas (dada yang
bidang), mengalami kebermaknaan perbedaan (dengan rata -rata lebih besar pada laki
-laki) sejak umur 13 tahun. Bahkan pada umur 8 dan 10 tahun telah terjadi perbedaan
yang bermakna antara lebar bahu laki-laki dan perempuan.
Lebar panggul, yang merupakan salah satu komponen penentu untuk
mengkontribusi terhadap ukuran tubuh (perawakan) secara keseluruhan, didapa ti
berbeda secara bermakna antara umur 7, 8, 9, 10 tahun, dan 17 serta 18 tahun. Ukuran
lingkar yang diwakili oleh lebar lengan dan lebar dada memberikan hasil yang berbeda
secara bermakna pada banyak kelompok umur, dengan pola yang sedikit berbeda pula.
Lingkar dada menghasilkan perbedaan yang bermakna pada umur lebih dini dari pada
lingkar lengan. Lingkar lengan mempunyai perbedaan yang bermakna pada umur 8, 9,
10, 11, dan kemudian 17 dan 19. Lingkar dada mempunyai perbedaan yang bermakna
pada umur 7, 8, 9, 10, 15, 16, 17, 18, dan 19.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diperkirakan kapan perbedaan antara laki -laki
dan perempuan yang disebabkan oleh hormon seksual mulai terjadi. Dimorfisme
seksual yang disebabkan oleh hormon seksual nampak sangat jelas pada variabel tinggi
badan, tebal lemak dan lebar bahu. Perbedaan yang signifikan dimulai pada umur 13
tahun pada lebar bahu dan tebal lemak, dan umur 14 tahun pada tinggi badan.
Karenanya diperkirakan hormon seksual telah memberikan pengaruhnya sebelum u mur
13 tahun.
Seorang perempuan di dalam olahraga juga meiliki peranan. Peranan (role) merupakan
dinamika dari status atau penggunaan dari hak dan kewajiban (Susanto, 1985), aspek dinamis
kedudukan (status) (Soekanto, 1990). Sehingga apabila perempuan melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan. Peranan
mungkin mencakup tiga hal yaitu :
Peranan dengan status keduanya tak dapat dipisah-pisahkan, karena yang satu
tergantung kepada yang lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau
kedudukan tanpa peranan. Maka sudah selayaknya seorang wanita partisipan olahraga yang
telah berbuat sesuai norma di masyarakat, berperilaku di masyarakat sebagai organisasi
(resmi dan tidaknya, olahraga adalah sebuah organisasi), dan merupakan struktur sosial
masyarakat mendapat peranan sosial dari kedudukannya sebagai perempuan yang
berolahraga. Hanya saja sering dilupakan bahwa dalam interaksi sosial yang paling penting
adalah melaksanakan peranan. Tidak jarang terjadi bahwa kedudukan lebih diutamakan
sehingga terjadi hubungan-hubungan timpang yang tidak seharusnya terjadi. Contoh dalam
dunia olahraga, peranan manajer yang melebihi kekuasaan pelatih dalam menentukan siapa
atlet yang harus bertanding, peranan atlet profesional yang tidak mencerminkan jati dirinya
sebagai olahragawan yang menjunjung sportivitas (fair play). Sehingga lebih cenderung
mementingkan bahwa suatu pihak hanya mempunyai hak saja, sedang pihak lainnya hanyalah
mempunyai kewajiban belaka.
Masyarakat olahraga Indonesia masih kuat dengan konsep kalah menang, bahwa suatu
pertandingan hanya sebatas pemenang dan pecundang. Sehingga identik dengan
menyamaratakan status tanpa memahami peranan yang diemban. Kita menyamakan status
atlet kita dengan atlet dunia, tanpa mengerti proses untuk memperoleh status terlebih
peranannya seperti apa. Dunia olahraga wanita lebih memperoleh kesialan dari konsep ini.
Kita lebih tahu bahwa tim putri kita adalah pecundang tanpa mengerti siapa lawannya dan
proses untuk menjadi pecundang (karena kita memang kalah start dalam proses pembinaan
olahraga wanita). Tim sepakbola kita lebih banyak kalahnya, tim bulutangkis semakin
terpuruk, berpindahnya pebulutangkis putri harapan kita ke negara lain, ketidakmampuan
induk olahraga dalam proses regenerasi atlet wanita. Ini semua adalah trend yang semakin
memperburuk persepsi masyarakat terhadap aktivitas wanita berolahraga. Salah satu
penyebabnya adalah perbedaan kesempatan. Menururt Coakley (1990) dari beberapa kasus
bahwa wanita masih memiliki sedikit kesempatan dibandingkan pria, terutama di kota-kota
kecil dan wilayah pedesaan. Yang lebih sering terjadi adalah kekurangan, diantaranya dalam
hal :
1. Keberadaan atlet di masyarakat serta pribadi atlet sebagai individu dipandang sebagai
bagian dari pola-pola sosial; dan perasaan-perasaan mereka didasari oleh peraturan-
peraturan yang berlaku.
2. Individu yang hidup dalam suatu pranata sosial dan lingkungan masyarakat akan
terlibat kegiatan dan tindakan di dalam kehidupan sehari-harinya.
3. Sebagai individu yang rasional, seseorang mampu mengevaluasi tindakannya secara
intelektual.
Hal inilah yang setidaknya memberikan kontribusi bagi pemikiran agar status dan
peranan perempuan dalam olahraga memperoleh porsi yang lebih luas lagi menyerupai
kesempatan yang diperoleh pria. Perempuan tidak lagi berada di belakang dalam startnya
untuk memperoleh status dan peranan sosial di masyarakat dibandingkan kaum pria. Faktor
pendukung ke hal itu adalah kesadaran seluruh masyarakat. Bahwa bagaimanapun juga suatu
keberhasilan yang meningkatkan status bangsa di dunia internasional adalah buah kerja sama
antara pria dengan perempuan. Andai saja bangsa ini adalah negara yang menghormati
sejarah serta terus mengenangnya, kita diingatkan pada prestasi tertinggi yang diperoleh duta-
duta bangsa dalam olimpiade 1996 saat pertama kalinya lagu kebangsaan Indonesia Raya
berkumandang adalah buah kerja keras seorang perempuan bernama Susi Susanti.
Perempuanlah sebenarnya yang menjadi perintis bagi KONI untuk terus mencanangkan
upaya mendulang medali pada olimpiade-olimpiade berikutnya. Hanya saya kita adalah
masyarakat hedonis yang bersuka cita sesaat tanpa mampu mengambil makna dari setiap
peristiwa yang mampu menorehkan prestasi spektakuler. Yang pada akhirnya kita tetap lupa
(atau mungkin mengabaikan) akan kemashuran atlet wanita yang berhasil mencetak
prestasi melebihi kaum pria. Sehingga status dan peranan wanita dalam olahraga masih terus
berada di belakang kaum pria.
Coakley (1990) mengungkapkan pula bahwa masih adanya mitos yang keliru dan masih
dipegang oleh masyarakat, terutama terjadi pada negara-negara yang tingkat pendidikan dan
informasi medik masih rendah :
1. Keikutsertaan yang berat dalam olahraga mungkin menjadi penyebab utama masalah
kemampuan menghasilkan keturunan.
2. Aktivitas pada beberapa event olahraga dapat merusak organ reproduksi atau
payudara wanita.
3. Wanita memiliki struktur tulang yang lebih rapuh dibandingkan pria sehingga lebih
mudah mengalami cedera.
4. Keterlibatan intens dalam olahraga menyebabkan masalah pada menstruasi.
5. Keterlibatan dalam olahraga membawa ke arah perkembangan yang kurang menarik,
menonjolkan otot.
Alasan-alasan inilah yang memperburuk persepsi masyarakat terhadap keterlibatan
wanita dalam olahraga yang secara langsung berpengaruh pada pemberian status dan peranan
sosial perempuan dalam kehidupannya secara khusus di bidang olahraga dan umumnya di
kehidupan keseharian di masyarakat di mana pola-pola interaksi sosial berlaku di
lingkungannya. Terlepas dari itu semua, bagaimanapun juga semakin banyak wanita yang
menyukai kegiatan fisik dengan tingkat penampilannya yang terus meningkat. Walaupun
terdapat masalah kesehatan khusus yang berhubungan dengan fungsi reproduksinya yang
unik, tetapi manfaatnya bagi kesehatan dan pergaulan sosial, jauh melebihi pengaruh-
pengaruh merugikan yang terjadi selama ini (Giriwijoyo, 2003 : 45).
Dengan mencermati bentuk mobilitas dan peranan perempuan dalam olahraga maka
pemberian status sosial kepada perempuan berolahraga hendaknya mampu diberikan sesuai
porsi proses yang telah dilakukannya. Hal ini mungkin berdampak kepada proses
menghilangkan perbedaan pemberian penghargaan diantara atlet pria dan perempuan yang
sama-sama menjadi juara di kelompoknya (gender). Misalnya sejumlah hadiah yang masih
dibedakan diberikan antara kelompok putra dengan putri. Meski mungkin pertimbangannya
adalah ketika pertandingan putra sering melahirkan tindakan yang lebih akrobatik, atraktif,
skill tinggi (jika dibandingkan dengan kelompok putri), terlebih jika didramatisir oleh pers
yang secara jumlah memang kaum pria di kalngan pers lebih banyak yang tentu saja akan
selalu memberikan dukungan lebih pada sesamanya, yang berdampak pada semakin
banyaknya jumlah penonton dan secara otomatis pemasukan keuntungan dari penjualan
karcispun lebih besar.
Terlepas dari itu, status perempuan berolahraga memang masih menempati porsi lebih
rendah dari kaum pria. Anekdotnya bisa dikatakan karena wanita kalah start. Semenjak
zaman Yunani dan Romawi, sebagai perintis olahraga modern, wanita belum memperoleh
kesempatan yang luas dibandingkan pria, bahkan dilarangnya berpartisipasi meski
sebenarnya telah memiliki kemampuan yang sama dengan pria (dari beberapa mitolog
Artemis dan Athena, Theseus, Hippolyta).
Salah satu cara yang dapat ditempuh guna mengurangi derita kehamilan dan
persalinan adalah dengan melakukan olahraga atau latihan, sebaiknya didahului dulu
dengan konsultasi pada dokter atau ahli fisiologi. Wnita yang sedang hami juga harus
cermat dalam membaca sinyal-sinyal yang diberikan oleh tubuhnya. Jika latihan
tersebut membuatnya kelelahan, maka intensitas atau durasinya perlu diturunkan. Jika
ternyata gerakan-gerakan dalam latihan tersebut terlalu sulit untuk dilakukan, maka
dapat diganti dengan latihan yan lain, yang lebih sederhana. Beberapa olahraga yang
dapat dipilih yakni, jogging, jalan cepat, senam atau renang terutama, gaya dada.
Terdapat dua pendapat yang saling bertentangan antara mengenai olahraga dan
kehamilan, yakni pendapat pertama yang mengatakan bahwa kegiatan olahraga bagi
wanita hamil adalah berbahaya bagi wanita itu sendiri dan maupun bayi yang di
kandungnya. Sehingga wanita hamil dilarang utuk melakukan olehraga dan menambah
istirahatnya, sementara pendapat lainnya mengatakan bahwa wanita hamil perlu
melakukan olahraga untuk memperlancar proses persalinannya.
Olahraga yang diperuntukkan bagi para wanita hamil tentu saja berbeda
dengan olahraga yang diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan juga yang lain.
Dari hasil tes ergometer bycicle diperoleh bahwa tidak ada perubahan kemampuan
ambilan O2 . Namun demikian, setiap beban latihan akan menyebabkan kenaikan
vetilasi per menit dan menurunkan perbedaan kadar O2 antara arteri dengan vena. Pada
awal masa kehamilan, latihan akan menyebabkan bertambahnya frekuensi respirasi,
namun pertambahan frekuensi akan menurun secara bertahap sejalan dengan
bertambahnya usia kehamilan (untuk beban yang sama). Mungkin kenaikan volume
tidal menyebabkan naiknya ventilasi per menit dan juga naiknya ambilan O2 .
2. Pengaruh olahraga terhadap kardiovaskuler wanita hamil
Hingga minggu ke-25 atau ke-27, kenaikan curah jantung istirahat maksimal
mencapai 40%. Sementara pendapat lain menyatakan bahwa kenaikan curah jantung
akan mencapai harga maksimal pada usia kehamilan 38-40 minggu. Selama masa
kehamilan, heart rate akan naik, tapi volume sekuncup akan turun secara bertahap
mulai minggu ke 20-24 hingga tiba masa persalinan. Kenaikan curah jantung dan
volume sekuncup pada olahraga dengan intensitas sedang akan berkurang dengan
bertambahnya usia kehamilan. Penurunan reserve jantung akibat bertambahnya usia
kehamilan menyebabkan pengumpulan darah para vena perifer, yang selanjutnya juga
akan mengurangi venous return (pengembalian darah ke jantung). Karena kerja jantung
pada wanita hamil lebih berat, maka mereka sudah akan mencapai curah jantung
maksimal pada latihan dengan intensitas yang lebih rendah.
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kesehatan merupakan hak setiap manusia, artinya baik laki-laki maupun wanita berhak
untuk mendaapatkan kesehatan. Salah satu cara untuk memelihara kesehatan yakni
dengan berolahraga. Itu artinya laki-laki maupun wanita memilliki hak yang sama untuk
melakukan olahraga.
Terdapat perbedaan fisik antara wanita dan pria tampak jelas pada aspek anatomi tetapi
pada aspek fisiologis perbedaannya tidak tampak jelas maka dari itu olahraga pria
sekarang banyak digemari kaum wanita sampai olahraga ekstrim yang dilakukan oleh pria
ternyata kaum wanita juga tidak mau kalah.
Saat ini banyak olahraga untuk wanita yang sering terlihat di masyakarat. Sehingga
dapat memungkinkan bahwa wanita dapat berpartisipsi dalam perlombaan tersebut agar
bisa menyalurkan bakatnya. Dengan kata lain wanita mampu bersaing dalam bidang
olahraga dengan kapasitas-kapasitas yang dimilikinya dengan tujuan meraih prestasi.
Olahraga juga dapat dilakukan oleh wanita saat sedang mengalami menstruasi, hamil
maupun sudah lanjut usia. Asalkan pelaksanaan olahraga harus sesuai dengan kaidah
pelaksanaan olahraga yang baik dan benar serta sesuai dengan kapasitas dan kemampuan
tubuh.
Selain itu, olahraga juga dapat membuat wanita dapat terhindar dari berbagai macam
masalah kesehatan seperti terhindar dari penyakit. Dengan kata lain berolahraga mampu
menurunkan risiko seseorang terkena penyakit. Banyak pula manfaat yang muncul dari
kegiatan berolahraga seperti meningkatnya tingkat kesehatan tubuh, meningkatnya daya
tahan kardiovaskuler, menjaga kesehatan jantung paru, meningkatkan kapasitas VO2 max
maupun kadar hemoglobin dalam darahnya dan masih banyak lagi manfaat olahraga bagi
kesehatan.
Daftar Pustaka
http://www.asalasah.com/2015/05/perbedaan-wanita-dan-pria-secara-biologis.html diakses
pada tanggal 13 Januari 2017
https://www.merdeka.com/sehat/pengaruh-olahraga-terhadap-siklus-menstruasi.html diakses
tanggal 13 Januari 2017
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Prof.%20Dr.%20Suharjana,%20M.Kes./MA
NFAAT%20OR%20BAGI%20WANITA%20HAMIL.pdf diakses tanggal 13 Januari 2017