ALIRAN SALAMULLAH
Disusun oleh :
TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Munculya fenomena aliran sesat tidak terlepas dari problem psikologis
baik para tokoh pelopornya, pengikutnya serta secara keseluruhan. Problem
aliran sesat mengindikasikan adanya anomali nilai-nilai di masyarakat. Aliran
sesat bukan fenomena baru, selain dia menggambarkan anomali, juga
kemungkinan adanyadeviasi sosial yaitu selalu ada komunitas yangabnormal.
Baik berada dalam abnormalitas demografis, abnormalitas sosial, maupun
abnormalitas psikologis. Sedangkan deviasi dapat bersifat individual,
situasional dan sistematik. Abnormalitas perilaku seseorang tidak dapat diukur
hanya dengan satu kriteria, karena bisa jadi seseorang berkategori normal
dalam pengertian kepribadian tetapi abnormal dalam pengertian sosial dan
moral. Demikian halnya dengan para penganut aliran sesat, akan diperoleh
ktirerium kategori yang tidak tegas. Salah satu yang mungkin untuk
menyatakan kesesatan adalah definisi atau batasan ketidaksesatan yang
bersifat formalitas atau diakui sebagai batasan institusional.
Walaupun sudah jelas dituangkan dalam Firman Allah SWT : “Pada hari
ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (Al-
Maidah 5:3).
Merebaknya panji-panji yang bertentangan dengan ensensi ajaran agama
Islam dewasa ini, tentu melahirkan problematika yang serius, yang patut di
diskusikan, mengingatkan tidak ada perubahan aturan ibadah yang telah
ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW. Salah satu pemikiran manusia yang
bertentangan dengan ajaran Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW adalah
aliran Salamullah yang ditokohi oleh Lia Edan atau Lia Aminuddin pada tahun
1997.
B. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penilitian ini adalah sebgai berikutnya:
1. Bagaimana latar belakang munculnya aliran “Salamullah” ?
2. Mengapa aliran Salamullah tersebut dianggap atau divonis sesat ?
3. Bagaimana cara menyikapi aliran tersebut?
C. Tujuan
Dari penjelasan makalah ini kami sebagai penulis bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam disamping itu untuk memperdalam
pemahaman mahasiswa agar mempunyai wawasan yang luas tentang
pemikiran aliran-aliran sesat Islam yang tersebar di Indonesia.
Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditentukan, dapat ditentukan
tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui latar belakang munculnya aliran “Salamullah”
2. Mengetahui sebab aliran Salamullah tersebut dianggap atau divonis sesat
3. Mengetahui cara menyikapi aliran sesat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aliran sesat bulan emata msalah kesesatan berpiki, tetapi juga masalah
psikologis individu dan masyarakat secara keseluruhan. Dinamika kehidupan
yang berat, kekacauan sistem sosial dan ketidakpastian nilai-nilai yang
ditawarkan oleh kapitalisme dan liberalism menyebabkan orang-orang dengan
kecenderungan psikiatrik menempuh kehidupan yang sesat dan menyesatkan
tanpa disadarinya. Meskipun kasus-kasus demikian jarang menjadi ranah para
psikologis dan psikiater tetapi fakta menunjukkan bahwa problem psikologis
dengan gejala psikiater delusi, halusinasi dan mimpi aneh menjadi bagian yag
perlu dicermati secara ilmiah terutama pada para pemimpin aliran dan
gerakan.
Hal ini penting agar dapat melakukan deteksi dini akan adanya keanehan
perilaku. Apabila bila informasi (dakwah) yang disajikan kurang sistematis,
memberi solusi dan menyehatkan jiwa akan semakin mudah terbentuknya
komunitas atau gerakan kesesatan dengan variasi yang tidak pernah berhenti.
Lebih parah lagi apabila kesesatan dibiarkan sejak awal dan menunggu
menguat menjadi komunitas besar, maka kesesatan akan dipahami sebagai
keniscayaan kebenaran. Sudah saatnya dakwah dikelola dengan lebih
membumi dan menjadi solusi bagi persoalan hidup serta ketersediaan system
sosial yang mampu mencegah kesesatan semakin mendapat uang.
Sementara bagi mereka yang brau terlibat / terkena / terjebak / tertipu oleh
aliran ( pikiran, pengetahuan, dan keyakinan) sesat agar diberi kesempatan
untuk memperoleh informasi yang memadai, medalam dan intensif agar
mereka menyadari kekeliruannya. Kesempatan tersebut disertai sikap empati,
memaklumi, tidak menghakimi, bersifat argumentatife dan penuh kasih saying
dalam kearngka dakwah. Sedangkan bagi kesehatan yang bersifat pasif, telah
menjadi gerakan, dipimpin dengan terencana dan terstruktur maka segera
dihentikan agar tidak menyebabkan komplikasi sosiologi dsb psikologis yang
merepotkan.
Rasulullah SAW bersabda : “Aku tinggalkan di tengah-tengah kalian dua
hal, kalian tidak akan sesat jiak berpegang teguh pada keduanya, yaitu
Kitabullah (Al Qur’an dan Sunna (Hadist). “ (HR. Al Hakim. Syaikh Al
Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan bahwa hadist ini hasan). Dari
hadist ini jelaslah bahwa cara agar terhindar dari kesesatan adalah berpegang
teguh terhadap Al Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW, Yaitu dengan
mempelajarinya, lalu mengamalkannya.
Abu Bakar Ash Shiddiq ra. Berkata “tidaklah aku biarkan satupun yang
Rasulullah SAW kecuali aku mengamalkan karena aku takut jika
meninggalkannya sedikit saja, aku akan menyimpang. “(HR. Bukharidan
Muslim). Pada hadist tersebut terdapat isyarat pentingnya mempelajari ilmu
agama. Yaitu Al Qur’an dan Hadist. Karena pada hakekatnya, orang yang
terjerumus dalam kesesatan adalah orang yang tidak paham dan tidak mengerti
ilmu agam dengan baik dan benar. Sebagaimana Allah Ta’ala mensifatkan
orang-orang musyrikin yang sesat jalannya dari binatang ternak itu” (QS. Al
Furqan : 44).
Karena ilmu agama kan menjaga seseorang dari kemaksiatan dan
kesesatan. Semakin tinggi ilmunya, semakin tebal perisainya terhadap
kemaksiatan dan kesesatan.
DAFTAR PUSTAKA
Apologetics Index (2006). Lia treads a hazardous path from dried flower
arrangement to Eden dari www.religionnewsblog.com
Majelis Ulama Indonesia (MUI), “10 (sepuluh) Kriteris Aliran Sesat”, 9
November 2007. Diakses dari http://www.media-islam-sepuluh-kriteria-
aliran-sesat.or.id
Martin van Bruinesse, “Gerakan sempalan di kalangan umat Islam Indonesia :
latar belakang sosial-budaya” (“sectarian movements in Indonesia Islam :
Social and cultural background”), dalam Ulumul Qur’an vol. III no.1, 1992
Yahdillah, “Aliran Sesat Dalam Perspektif Psikolog”, 20 Juli 2008. Diakses dari
http://www.ilmupsikologi.com/?p=51
Eka Hendry Ar., “Memahami Aliran Sesat di Indonesia : Tinjauan Sosiologi”, 22
April 2009. Diakses dari
http://caireumediasipontianak.com/main.php?op=informasi&subinformassi=1
&mode=detail&id=23&lang=id
An-Natijah,”Timbulnya Aliran sesat”, 29 Juli 2008. Diakses dari
http://mimbarjumat.com/archives/104.
Yulian Purnama, “Aliran Sesat, Kenali dan Hindari’, 12 Maret 2009 (“Buletin At-
Tauhid). Diakses dari http://buletinmuslim.or.id/manhaj/aliran-sesat-jauhi-
dan =hindari.
Mohm Yasin,”Pseudo-Mujtahid dan Menjemurnya Aliran Sesat”, Koran Suara
Karya, Edisi 29 Agustus 2009.
R. Hrair Dekmenjian, “Islamc Revival, Catalysts, Categories, and Consequences”
Diversuty and Unity, 1988. (dalam Moeflich hasbullah, 2009 Copy and WIN
: http://ow.ly/KNICZ