Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran kooperatif merupakan model mengajar yang mana siswa
bekerja dalam suatu kelompok kecil dengan cara saling membantu satu sama
lainnya dalam dunia pendidikan (Slavin, 1995:2). Beberapa ahli berpendapat
bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang
sulit. Pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa
kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama dalam
menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor
bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya,
yang memiliki orientasi bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini, siswa
kelompok atas akan meningkat kemampuan akademiknya karena memberi
pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang
hubungan ide-ide yang terdapat dalam materi tertentu. Tujuan penting lain dari
pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan pada siswa keterampilan
kerjasama dan kolaborasi.
Riset tentang pengaruh pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran telah
banyak dilakukan oleh pakar pembelajaran maupun oleh para guru di sekolah.
Dari tinjuan psikologis, terdapat dasar teoritis yang kuat untuk memprediksi
bahwa model pembelajaran kooperatif yang menggunakan tujuan kelompok dan
tanggung jawab individual akan meningkatkan pencapaian prestasi siswa. Dua
teori utama yang mendukung pembelajaran kooperatif adalah teori motivasi dan
teori kognitif.
Menurut Slavin (2008), perspektif motivasional pada pembelajaran
kooperatif terutama memfokuskan pada penghargaan atau struktur tujuan di mana
para siswa bekerja. Deutsch (1949) dalam Slavin (2008) mengidentifikasikan tiga
struktur tujuan dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:
1. kooperatif, di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu memberi
konstribusi pada pencapaian tujuan anggota yang lain.

1
2. kompetitif, di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu
menghalangi pencapaian tujuan anggota lainnya.
3. individualistik, di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu tidak
memiliki konsenkuensi apa pun bagi pencapaian tujuan anggota lainnya.

Dari pespektif motivasional, struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah


situasi di mana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi
mereka adalah jika kelompok mereka sukses. Oleh karena itu, mereka harus
membantu teman satu timnya untuk melakukan apa pun agar kelompok berhasil
dan mendorong anggota satu timnya untuk melakukan usaha maksimal.Sedangkan
dari perspektif teori kognitif, Slavin (2008) mengemukakan bahwa pembelajaran
kooperatif menekankan pada pengaruh dari kerja sama terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran. Asumsi dasar dari teori pembangunan kognitif adalah bahwa
interaksi di antara para siswa berkaitan dengan tugas-tugas yang sesuai
mengingkatkan penguasaan mereka terhadap konsep kritik. Pengelompokan siswa
yang heterogen mendorong interaksi yang kritis dan saling mendukung bagi
pertumbuhan dan perkembangan pengetahuan atau kognitif. Penelitian psikologi
kognitif menemukan bahwa jika informasi ingin dipertahankan di dalam memori
dan berhubungan dengan informasi yang sudah ada di dalam memori, orang yang
belajar harus terlibat dalam semacam pengaturan kembali kognitif, atau elaborasi
dari materi. Salah satu cara elaborasi yang paling efektif adalah menjelaskan
materinya kepada orang lain.
Namun demikian, tidak ada satupun model pembelajaran yang cocok untuk
semua materi, situasi dan anak. Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik
yang menjadi penekanan dalam proses implementasinya dan sangat mendukung
ketercapaian tujuan pembelajaran. Secara psikologis, lingkungan belajar yang
diciptakan guru dapat direspon beragama oleh siswa sesuai dengan modalitas
mereka. Dalam hal ini, pembelajaran kooperatif dengan teknik TGT, memiliki
keunggulan dan kelemahan dalam implementasinya terutama dalam hal
pencapaian hasil belajar dan efek psikologis bagi siswa.

2
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
 Apakah pengertian dari model pembelajaran kooperatif ?
 Apa sajakah karakteristik yang dimiliki model pembelajaran kooperatif ?
 Apa sajakah jenis jenis model pembelajaran kooperatif ?
 Bagaimanakah karakteristik dari model pembelajaran kooperatif Teams
Games Tournaments ( TGT)?
 Bagaimanakah sintak pembelajaran dari model pembelajaran kooperatif
Teams Games Tournaments ( TGT)?
 Bagaimanakah kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran kooperatif
tipe Teams Games Tournaments ( TGT) ?

C. TUJUAN
 Mengetahui pengertian dari model pembelajaran kooperatif.
 Mengetahui karakteristik yang dimiliki model pembelajaran kooperatif.
 Mengetahui jenis jenis model pembelajaran kooperatif.
 Mengetahui karakteristik dari model pembelajaran kooperatif Teams Games
Tournaments (TGT).
 Mengetahui sintak pembelajaran dari model pembelajaran kooperatif Teams
Games Tournaments (TGT).
 Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournaments (TGT).

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF


Model pembelajaran kooperatif (gotong royong) merupakan model
pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama
dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif
juga dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Belajar kooperatif lebih
dari sekedar belajar atau kerja kelompok, karena dalam belajar kooperatif ada
struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan
terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi
efektif diantara anggota kelompok .
Proses pembelajaran kooperatif yang saat ini banyak digunakan pada
proses pendidikan telah mematahkan paradigma lama mengenai prose
pembelajaran yang bersumber dari teori tabula rasa John Locke, di mana pikiran
seorang anak dianggap seperti kertas kosong yang siap menunggu coretan-coretan
dari gurunya.
Pembelajaran Kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang
dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif
untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional (Rustaman, dkk.
2003 : 206)
B. ARAKTERISTIK PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya :
 Tanggung jawab individu, bahwa setiap individu dalam kelompok memiliki
tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh
kelompok, sehingga keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh tanggung
jawab setiap anggota.
 Keterampilan social, meliputi seluruh kehidupan social, kepekaan social dan
mendidik peserta didik untuk menumbuhkan pengekangan diri dan
pengarahan diri demi kepentingan kelompok. Keterampilan ini mengajarkan
peserta didik untuk belajar memberi dan menerima.

4
 Ketergantungan yang positif, yakni sifat yang menunjukkan saling
ketergantungan satu sama lain didalam kelompok secara positif.
 Group processing, proses perolehan jawaban permasalahan dikerjakan oleh
kelompok secara bersama-sama (Sugiharto. 2011).
 Anggota – anggota dalam kelompok ditentukan secara heterogen
berdasarkan perbedaan yang ada dalam kelas tersebut, misalnya berdasarkan
kemampuan akademis, perbedaan suku, budaya, jenis kelamin, dan
sebagainya
 Penghargaan kelompok, Sistem penghargaan yang berorientasi kepada
kelompok daripada individu.

C. JENIS-JENIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


Jenis-jenis model pembelajaran Kooperatif antara lain :
1. Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Jigsaw
Model pembelajaran ini bertujuan memberi informasi akademik sederhana
pada kerjasama dalam kelompok. Model pembelajaran ini termasuk
pembelajaran koperatif dengan sintaks sepeerti berikut ini. Pengarahan,
informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS)
yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam
kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahas bagian tertentu, tiap
kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan
ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke
kelompok asal, pelaksnaa tutorial pada kelompok asal oleh anggotan
kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
2. Student Teams Achievement Division (STAD)
Model pembelajaran ini bertu juan member informasi akademik sederhana
pada kerjasama dalam kelompok dengan sintaks: pengarahan, buat
kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul
secara kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi
kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau
kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward. Siswa
dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai
menjelaskan anggota lain sampai mengerti.
3. Group Investigation

5
Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk
mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui
bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat
mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam
menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.
Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model
Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan
berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari
tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu:
a. penelitian atau enquiri, yaitu proses dinamika siswa memberikan
respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut.
b. pengetahuan atau knowledge, yaitu pengalaman belajar yang diperoleh
siswa baik secara langsung maupun tidak langsung
c. dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group,
menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling
berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling
bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi.
(Udin S. Winaputra, 2001:75)
4. Model pembelajaran pendekatan structural
Model ini bertujuan untuk memberikan informasi akademik sederhana
(tujuan kognitif) dan memberikan ketrampilan kelompok dan sosial (tujuan
sosial). Pada motode pembelajaran ini kelompok dibuat heterogen dengan
4-6 orang per kelompok. Tugas utama dari model ini adalah mengerjakan
tugas yang diberikan baik sosial maupun kognitif dan cara penilaiannya
pun bervariasi.
5. Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournaments )
Aktivitas pembelajaran kooperatif model TGT ini sebenarnya
merupakan pengembangan dari STAD. Tujuan utamanya adalah kerjasama
antar sesama anggota kelompok dalam suatu tim sebagai persiapan
menghadapi turnamen yang dipersiapkan antar kelompok dengan pola
permainan yang dirancang oleh guru. Dalam turnamen itu, siswa

6
bertanding mewakili timnya dengan anggota tim lain yang setara dalam
kinerja akademik mereka yang lalu.
Pertanggungjawaban individu dalam suatu tim tetap menjadi fokus
utama sebagai dukungan dari anggota terhadap keberhasilan kelompok.
Bila dibandingkan dengan STAD, terdapat perbedaan pada langkah ketiga
yaitu kuis diganti dengan turnamen antar kelompok, jenis turnamen
kompetisinya diatur oleh guru menurut kemampuan tim dan hasil undian.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran TGT :
1. Tahap penyajian kelas (class precentation),
2. Belajar dalam kelompok (teams),
3. Permainan (games),
4. Pertandingan (tournament), dan
5. Perhargaan kelompok (team recognition)

D. MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAMS, GAMES, AND


TOURNAMENT)
TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menempatkan
siswa dalam kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang
siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang
berbeda.
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa
harus ada perbedaan status. Model pembelajaran ini melibatkan peran siswa
sebagai tutor sebaya,mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan
semangat belajar dan mengandung reinforcement. Aktivitas belajar dengan
permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT
memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan
tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing
– masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok.
Tugas yang diberikan dikerjakan bersama – sama dengan anggota kelompoknya.
Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang
diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggungjawab untuk

7
memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan
tersebut kepada guru. Akhirnya untuk memastikan bahwa seluruh anggota
kelompok telah menguasai pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan
permainan akademik. Dalam permainan akademik siswa akan dibagi dalam
meja – meja turnamen, dimana setiap meja turnamen terdiri dari 5 sampai 6 orang
yang merupakan wakil dari kelompoknya masing – masing. Dalam setiap meja
permainan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang
sama. Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen secara homogen dari segi
kemampuan akademik, artinya dalam satu meja turnamen kemampuan setiap
peserta diusahakan agar setara. Hal ini dapat ditentukan dengan melihat nilai yang
mereka peroleh pada saat pre-test.
Skor yang diperoleh setiap peserta dalam permainan akademik dicatat pada
lembar pencatat skor. Skor kelompok diperoleh dengan menjumlahkan skor – skor
yang diperoleh anggota suatu kelompok, kemudian dibagi banyaknya anggota
kelompok tersebut. Skor kelompok ini digunakan untuk memberikan penghargaan
tim berupa sertifikat dengan mencantumkan predikat tertentu.
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah
tahapan yaitu : tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam
kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan
perhargaan kelompok (team recognition). Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh
Slavin, maka model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki langkah-langkah
(sintaks) sebagai berikut :

a) Tahap penyajian kelas (class precentation)


Bahan ajar dalam TGT mula-mula diperkenalkan melalui presentasi
kelas. Presentasi ini paling sering menggunakan pengajaran langsung atau
suatu ceramah-diskusi yang dilakukan oleh guru, Namun presentasi dapat
meliputi presentasi audio-visual atau kegiatan penemuan kelompok. Pada
kegiatan ini siswa bekerja lebih dahulu untuk menemukan informasi atau
mempelajari konsep-konsep atas upaya mereka sendiri.
Presentasi kelas dalam TGT berbeda dari pengajaran biasa, dalam
presentasi tersebut harus jelas-jelas fokus pada unit TGT tersebut. Dengan

8
cara ini, siswa menyadari bahwa mereka harus sungguh-sungguh
memperhatikan presentasi kelas tersebut, karena dengan begitu akan
membantu mereka dalam turnamen/pertandingan dengan baik dan skor
turnamen mereka menentukan skor timnya.
b) Belajar dalam kelompok (teams)
Siswa ditempatkan dalam kelompok – kelompok belajar yang
beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin,
dan suku atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota
kelompok, diharapkan dapat memotifasi siswa untuk saling membantu antar
siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang
dalam menguasai materi pelajaran. Fungsi utama tim adalah untuk
memastikan bahwa semua anggota tim itu belajar. Secara lebih spesifik
untuk mempersiapkan semua anggota tim agar dapat mengerjakan kuis
dengan baik.
Setelah guru mempresentasikan bahan ajar, tim tersebut berkumpul
untuk mempelajari LKS atau bahan lain. LKS dapat diperoleh dari hasil
penelitian dan pengembangan sebuah pusat, lembaga atau proyek yang telah
punya LKS siap pakai atau dapat dibuat sendiri oleh guru. Ketika siswa
mendiskusikan masalah bersama dan membandingkan jawaban, kerja tim
yang paling sering dilakukan adalah membetulkan setiap kekeliruan atau
miskonsepsi apabila teman sesama tim membuat kesalahan.
Kerja tim tersebut merupakan ciri terpenting TGT. Pada setiap saat,
penekanan diberikan kepada anggota tim agar melakukan yang terbaik
untuk timnya, dan pada tim sendiri agar melakukan yang terbaik untuk
membantu anggotanya. Tim tersebut menyediakan dukungan teman sebaya
untuk kinerja akademik yang memiliki pengaruh berarti pada pembelajaran,
dan tim yang menunjukkan saling peduli dan hormat, hal itulah yang
memiliki pengaruh yang berarti pada hasil-hasil belajar.
c) Games Tournament
Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua
anggota kelompok telah menguasai materi, dimana pertanyaan – pertanyaan

9
yang diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam
kegiatan kelompok. Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing
merupakan wakil dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya,
masing–masing ditempatkan dalam meja–meja turnamen. Tiap meja
turnamen ditempati 5 sampai 6 orang peserta dan diusahakan agar tidak ada
peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Dalam setiap meja turnamen
diusahakan setiap peserta homogen.
Permainan ini diawali dengan memberitahukan aturan permainan.
Setelah itu permainan dimulai dengan membagikan kartu – kartu soal untuk
bermain (kartu soal dan kunci ditaruh terbalik di atas meja sehingga soal
dan kunci tidak terbaca). Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan
dengan aturan sebagai berikut.
Pertama, setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca
soal dan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang
menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan
diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan soal sesuai
dengan nomor undian yang diambil oleh pemain. Selanjutnya soal
dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan dalam soal.
Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan
membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi oleh penantang
searah jarum jam. Setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban
dan skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau
penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar.
Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja.
Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal
habis dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap
peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal,
pemain, dan penantang. Disini permainan dapat dilakukan berkali – kali
dengan syarat bahwa setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang
sama sebagai pemain, penantang, dan pembaca soal. Dalam permainan ini

10
pembaca soal hanya bertugas untuk membaca soal dan membuka kunci
jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban pada peserta
lain.
Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain dalam satu meja
menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang
diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. Selanjutnya setiap
pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang
diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. Selanjutnya setiap
pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang
diperoleh kepada ketua kelompok. Ketua kelompok memasukkan poin yang
diperoleh anggota kelompoknya pada tabel yang telah disediakan, kemudian
menentukan kriteria penghargaan yang diterima oleh kelompoknya.
d) Penghargaan Kelompok (team recognition)
Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah
menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor kelompok
dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing –
masing anggota kelompok dibagi dengan banyaknya anggota kelompok.
Pemberian penghargaan didasarkan atas rata – rata poin yang didapat oleh
kelompok tersebut. Dimana penentuan poin yang diperoleh oleh masing –
masing anggota kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh
oleh seperti ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Perhitungan Poin Permainan Untuk Empat Pemain


Pemain dengan Poin Bila Jumlah Kartu
Yang Diperoleh
Top Scorer 40
High Middle Scorer 30
Low Middle Scorer 20
Low Scorer 10

Tabel 2.2 Perhitungan Poin Permainan Untuk Tiga Pemain

11
Pemain dengan Poin Bila Jumlah Kartu
Yang Diperoleh
Top scorer 60
Middle scorer 40
Low scorer 20
Dengan keterangan sebagai berikut:
Top Scorer (skor tertinggi), High Middle scorer ( skor tinggi ), Low Middle Scorer
( skor rendah ), Low Scorer ( skor terendah)

Tabel 2.3 Kriteria Penghargaan Kelompok


Kriteria ( Rerata Predikat
Kelompok )
30 sampai 39 Tim Kurang baik
40 sampai44 Tim Baik
45 sampai 49 Tik Baik Sekali
50 ke atas Tim Istimewa
(Sumber Slavin, 1995 )
Sedangkan pelaksanaan games dalam bentuk turnamen dilakukan dengan
prosedur, sebagai berikut:
1. Guru menentukan nomor urut siswa dan menempatkan siswa pada meja
turnamen (3 orang , kemampuan setara). Setiap meja terdapat 1 lembar
permainan, 1 lbr jawaban, 1 kotak kartu nomor, 1 lbr skor permainan.
2. Siswa mencabut kartu untuk menentukan pembaca I (nomor tertinggi) dan
yang lain menjadi penantang I dan II.
3. Pembaca I menggocok kartu dan mengambil kartu yang teratas.
4. Pembaca I membaca soal sesuai nomor pada kartu dan mencoba
menjawabnya. Jika jawaban salah, tidak ada sanksi dan kartu
dikembalikan. Jika benar kartu disimpan sebagai bukti skor.
5. Jika penantang I dan II memiliki jawaban berbeda, mereka dapat
mengajukan jawaban secara bergantian.
6. Jika jawaban penantang salah, dia dikenakan denda mengembalikan kartu
jawaban yang benar (jika ada).

12
7. Selanjutnya siswa berganti posisi (sesuai urutan) dengan prosedur yang
sama.
8. Setelah selesai, siswa menghitung kartu dan skor mereka dan diakumulasi
dengan semua tim.
9. Penghargaan sertifikat, Tim Super untuk kriteria atas, Tim Sangat Baik
(kriteria tengah), Tim Baik (kriteria bawah) , untuk melanjutkan turnamen,
guru dapat melakukan pergeseran tempat siswa berdasarkan prestasi pada
meja turnamen.

E. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN MODEL PEMBELAJARAN TGT


Menurut Slavin (2008) keunggulan dan kelemahan model pembelajaran
TGT, sebagai berikut:
1. Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT memperoleh
teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka dari
pada siswa yang ada dalam kelas tradisional.
2. Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh
tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan.
3. TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa
harga diri akademik mereka.
4. TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja sama verbal
dan nonberbal, kompetisi yang lebih sedikit)
5. Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan
waktu yang lebih banyak.
6. TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada remaja-remaja
dengan gangguan emosional, lebih sedikit yang menerima skors atau
perlakuan lain.

Sedangkan menurut Suarjana (2000:10) Kelebihan dari model


pembelajaran TGT adalah :
1. Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas
2. Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu

13
3. Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam
4. Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa
5. Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain
6. Motivasi belajar lebih tinggi
7. Hasil belajar lebih baik
8. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.

Dan Kelemahan dari model pembelajaran TGT adalah :


 Bagi Guru
Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen
dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang
bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian
kelompok waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak
sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi
jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.

 Bagi Siswa
Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit
memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan
ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai
kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan
pengetahuannya kepada siswa yang lain.

F. Simulasi dan Penilaian


Fase-fase dalam model pembelajaran TGT (Team, Games and Tournament)
Kegiatan
Tahap
Guru Siswa
Kegiatan - Guru membuka pelajaran dengan - Siswa menjawab salam
Pendahuluan mengucapkan salam. dari guru.
- Guru memberikan apersepsi dan
- Semua jawaban berasal
motivasi kepada siswa untuk
dari siswa, siswa
menggali pengetahuan awal dengan
menjawab pertanyaan

14
beberapa pertanyaan yang mengacu yang diajukan guru dan
pada materi pelajaran: mengkomunika-sikan
1. Pernahkah kalian batuk, flu atau jawabannya pada teman
bersin? lain sehingga didapat
2. Kira-kira penyakit tersebut jawaban yang paling
menyerang sistem organ tubuh tepat.
apa?
3. Mengapa manusia harus
bernafas?
4. Bagaimana mekanisme
pernafasan?
- Menyampaikan topik yang akan
dipelajari yaitu fungsi dan organ pada
sistem pernafasan
- Menyampaikan kompetensi dasar,
indikator serta tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti a. Eksplorasi (tahapan teach)


- Guru melibatkan peserta didik - Guru menyampaikan
mencari informasi yang luas tentang materi mengenai sistem
topik materi yang dipelajari melalui pernafasan melalui
berbagai sumber. media power point
- Melibatkan peserta didik secara aktif - Siswa membaca materi
dalam kegiatan pembelajaran untuk sistem pernafasan dari
saling berinteraksi secara aktif sumber buku
dengan peserta didik lain.
b. Elaborasi (team study and games
tournament)
- Siswa menempatkan
- Fase teams: Guru membimbing
diri bersama
peserta didik dalam pembentukan
kelompoknya.
kelompok, masing-masing kelompok
- Siswa berpartisipasi
terdiri dari 6 siswa laki-laki dan
aktif dalam berdiskusi
perempuan yang berbeda

15
kemampuannya, minat, dan latar mengenai
belakang. (heterogen) permasalahan pada
lembar kerja yang
diberikan
- Siswa saling
berinteraksi dan saling
tukar pengetahuan
kepada teman atau
kelompok lain untuk
menjawab pertanyaan
- Fase games-tournament: Guru yang belum dapat
mengadakan tournament untuk dijawab.
menguji kemampuan individu yang
diperoleh melalui diskusi
- Siswa mwngikuti
sebelumnya.
tournament. Dan
c. Konfirmasi
menjawab setiap
- Guru memberikan penilaian skor dari
pertanyaan dalam
tournament, memberikan evaluasi
tournament
jawaban
- Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang materi
- Siswa berpartisipasi
yang belum dipahami atau
dalam diskusi aktif
dengan guru mengenai
materipernafasan

Kegiatan - Mengarahkan siswa untuk - Siswa menyimpulkan


Penutup menganalisa data dan membuat apa yang telah
kesimpulan apa yang telah dipelajari dipelajari hari ini.
hari ini.
- Konsep apakah yang kalian temukan
dan dapatkan pada pelajaran hari ini?

16
- Guru bersama peserta didik membuat
rangkuman atau kesimpulan dari
materi yang telah dipelajari.
- Guru melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan
dan memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
pembelajaran
- Guru meminta siswa untuk belajar
materi pelajaran yang akan datang.
- Guru memberikan penghargaan
kelompok berdasarkan hasil
peningkatan belajar (team
recognition)
- Guru menutup pelajaran.

Sedangkan pelaksanaan fase games dan tournament di dalam simulasi


dilakukan modifikasi yaitu dengan prosedur sebagai berikut:
1. Guru menentukan nomor urut siswa dalam kelompok (nomor urut tersebut
berdasarkan hasil nilai ujian atau pretest sebelumnya). Nomor urut
pertama berarti siswa memiliki tingkat akademik paling tinggi dan
sebaliknya. Setiap siswa akan mengikuti tournament berdasarkan nomor
urut tersebut. Sehingga setiap siswa akan bersaing dalam nomor urut yang
sama atau memiliki tingkat akademik yang sama. Misal, nomor urut 2
pada kelompok 3 akan bersaing dengan nomor urut 2 dari kelompok lain.
2. Setiap kelompok diwakili hanya oleh 1 siswa. Sehingga jika kelompok
dibagi 9 maka dalam 1 kali tournament ada 9 siswa dari kelompok yang
berbeda.
3. Salah satu dari 9 siswa tadi kemudian mengocok kartu undian dan
mengambil kartu paling atas untuk menentukan nomor soal yang akan
dijawab.
4. Guru menyiapkan papan permainan seperti papan ular tangga yang berisi
angka-angka. Setiap angka yang ada di papan merupakan nomor soal yang

17
harus dijawab. Kemudian guru membagi papan tulis sebagai media
permainan untuk menuliskan jawaban masing-masing kelompok.
5. Setelah kocoka kartu dan diperoleh nomor soal, kemudian soal dibacakan
oleh fasilitator dan harus dijawab oleh setiap perwakilan tersebut dalam
waktu yang bersamaan di tempat yang disediakan.
6. Setelah menjawab soal, setiap perwakian kembali kembali ke kelompok
masing-masing. Dan tournament dilanjutkan oleh siswa dengan nomor
urut berikutnya.
7. Tahapan permainan berlangsung seperti tournament sebelumnya dan
berlanjut demikian hingga masing-masing siswa dalam kelompok
mendapat kesempatan menjadi perwakilan.
8. Jika setiap siswa telah menjadi perwakilan, maka tournament selesai
9. Kemudian dilakukan penilaian dan perhitungan skor, evaluasi jawaban.
10. Setelah itu guru melakuan evaluasi pembelajaran dan penghargaan
kelompok.

Cara Penilaian
Cara penentuan nilai penghargaan kelompok didasarkan pada nilai
peningkatan belajar dan kontribusi dari masing-masing anggota kelompok
terhadap kelompok. Penilaian dilakukan melalui langkah berikut:
1. Menentukan nilai dasar (base score) melalui hasil pretest atau nilai
ulangan sebelumnya
2. Menentukan nilai sekarang melalui nilai hasil diskusi dan tournament yang
dilakukan
3. Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan
berdasarkan selisih nilai base score dengan nilai sekarang masing-masing siswa
dengan kriteria berikut:

Nilai Tes sekarang Skor Perkembangan


Nilai turun lebih dari 10 poin di 5 poin
bawah nilai awal
Nilai turun 1-10 poin di bawah 10 poin
nilai awal
Nilai sama sampai dengan 10 poin 20 poin
diatas nilai awal
Nilai lebih dari 10 poin diatas nilai 30 poin

18
awal

Tingkat penghargaan kelompok:

Rata-rata tim Predikat

0<x<5 -

5<x<15 Good team

15<x<25 Great team

25<x<30 Super team

Misal:
Kelompok 3 dengan anggota sebagai berikut

Anggota kelompok Nilai awal


Penilaian
A 85
hasil
B 80
diskusi : 25
C 78 Penilaian

D 75

E 72

F 70

tournament : 50
Nilai total kelompok : 75

Sehingga

Anggota kelompok Nilai awal Nilai kelompok

A 85 75

B 80 75

C 78 75

D 75 75

19
E 72 75

F 70 75

Sehingga perhitungan rerata kelompok sebagai berikut


75:6 = 12,5 maka rata-rata tim antara 5<X<15 atau predikat good team
Sedangkan untuk perhitungan kontribusi setiap anggota misal anggota A.
Nilai awalnya 85 dan nilai sekarang menjadi 75 sehingga nilai sekarang
turun 1-10 poin di bawah nilai awal. Dan skor perkembangannya sebesar
10 poin.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan,melibatkan seluruh siswa tanpa
harus ada perbedaan status. Tipe ini melibatkan peran siswa sebagai tutor
sebaya,mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar
dan mengandung reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang
dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat
belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja
sama,persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada lima komponen utama dalam TGT,yaitu:
1. Penyajian kelas (class precentation)
2. belajar dalam kelompok (teams)

20
3. permainan (geams)
4. pertandingan (tournament)
5. Penghargaan kelompok (team recognise)
Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran TGT :
 Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT memperoleh
teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka dari
pada siswa yang ada dalam kelas tradisional.
 Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh
tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan.
 TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa
harga diri akademik mereka.
 TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja sama verbal
dan nonberbal, kompetisi yang lebih sedikit)
 Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi
menggunakan waktu yang lebih banyak.

B. SARAN
 Sebaiknya perlu penelitian lebih lanjut tentang efektivitas dari penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) ini.
 Kepada pengajar sebaiknya mencoba untuk menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) sebagai salah
satu solusi untuk mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses
kegiatan belajar mengajar dan pembelajaran menjadi lebih bervariasi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Muslich, M. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.


Jakarta: Bumi Aksara.
Rusman.2011.Model Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru.
Jakarta: RajawaliPers
Sinambela, Masdiana.2009.Model Belajar Teams Games Tournament (TGT)
untukMengefektifkanPerkuliahanToksikologi.http://isjd.pdii.lipi.go.id/admi
n/jurnal/41094144.pdf. (14 September 2012).
Purwat, Heni. Keefektifan Pembelajaran Matematika Berbasis Penerapan TGT
Berbantuan Animasi Grafis pada Materi Pecahan Kelas IV. e-
jurnal.ikippgrismg.ac.id/indeks.php/aksioma/issue/archive (14 September
2012)
Micheal M van Wyk dkk. The Effects Of Teams-Games-TournamentsOn
Achievement, Retention, And Attitudes Of Economics Education
Students. springer.com. ( 18 September 2012)
Dr.B.Padmaja Rani dkk. Architecting Secure Web Services using Model Driven
Agile Modeling. Springer.com (18 September 2012)

22
23

Anda mungkin juga menyukai