penyiapan obat
penyiapan obat
Gambar . Alur Pelayanan Resep Marwah Non Kelas, Sakinah, Zam-Zam, UPPA
K
Ruang FK DEPO A
Perawatan (Memo Retur) FARMASI 2 S
I
R
1) Perencanaan
Perencanaan obat dan alkes di Depo Farmasi 2 tidak dilakukan langsung oleh
pengelola Depo Farmasi 2, tetapi dilakukan oleh Logistik Farmasi bagian
administrasi dengan cara melihat stok akhir yang bisa dilihat di komputer.
Perencanaan mengacu pada penggunaan obat dan alkes selama 5 hari
terakhir. Apabila terjadi stok menipis sebelum waktu perencanaan, maka
pihak Depo Farmasi 2 bisa meminta obat/alkes dengan cara memberikan
lembar permintaan kekosongan obat/alkes ke pihak Logistik Farmasi.
2) Penerimaan
Barang yang datang dari Gudang Logistik Farmasi di cek kesesuaian
barang yang datang (nama dan jumlah barang) dengan lembar Anfra oleh
TTK. Penerimaan barang dari Logistik Farmasi setiap hari Senin, Kamis, dan
Sabtu. Selanjutnya barang disimpan dan ditata sesuai dengan tempatnya.
3) Penyimpanan
Penyimpanan barang di Depo Farmasi 2 dipisahkan berdasarkan Sediaan
Farmasi, Bahan Medis Habis Pakai, dan Alat Kesehatan yang sehingga
memudahkan pencarian obat. Penyimpanan Sediaan Farmasi berdasarkan:
a) FEFO (First Expired date First Out), obat-obat yang tanggal
kadaluarsanya lebih dahulu diletakkan di depan.
b) Narkotik dan Psikotropik
c) Suhu penyimpanan:
Suhu ruang (15o – 25oC) pada ruangan AC.
Suhu dingin (2o – 8oC), pada almari pendingin contoh sediaan
suppositiria, insulin dan serum.
d) Bentuk Sediaan
Tablet
Sirup
Injeksi Dipisah
Infus
Obat luar
e) Generik dan Paten
f) Alfabetis
Tempat penyimpanan obat menggunakan rak bersusun dan almari. Tiap
item obat diletakkan pada box yang sudah diberi label. Ada beberapa warna
label yaang terdiri dari warna kuning, merah, biru, dan putih. Warna kuning
digunakan pada kotak obat yang memiliki kemiripan atau interaksi dengan
obat lain (BSL, DSL, LA, dan SA), warna merah digunakan untuk obat yang
tidak aman pada wanita hamil (kategori D atau X), warna biru digunakan
untuk obat yang mempunyai interaksi dengan makanan, dan warna putih
digunakan untuk obat yang tidak ada kemiripan (BSL, DSL, LA, dan SA),
tidak ada interaksi dengan obat, makanan serta aman untuk wanita hamil.
Setiap label yang ada di box juga diberi keterangan waktu penggunakan obat
(sesudah, sebelum, bersama makan).
Untuk obat-obat LASA (Look Alike Sound Alike) penataannya sudah ada
pemisahan jarak dan diberikan penandaan khusus dan untuk obat – obat yang
“HIGH ALERT” sudah diberi penandaan. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya kesalahan pengambilan obat.
Obat narkotika dan psikotropik diletakkan pada satu bagian pada lemari
yang menempel di lantai dan berpintu ganda. Hal ini sesuai dengan UU
No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika bahwa Almari tempat penyimpanan
narkotik harus mempunyai 2 kunci yang satu untuk menyimpan narkotika
sehari-hari dan yang lainnya untuk narkotika persediaan dan mofin, pethidin
dan garam-garamnya. Hanya saja lemari obat narkotik dan psikotropik tidak
selalu dikunci kembali setelah pengambilan, dikarenakan pengambilan
cukup sering.
4) Pendistribusian
Sistem distribusi yang diterapkan di Depo rawat inap RSML yaitu One
Daily Dose (ODD) yang penyiapannya untuk satu hari pemakaian. IP
(Individual Prescribing) digunakan ketika pasien rawat inap mau pulang,
biasanya distribusi obatnya menggunakan peresepan pribadi.
5) Pengendalian
Pengendalian perbekalan farmasi dilakukan dengan cara pelaksanaan
inventory control yaitu proses kontrol kesesuaian stok komputer dan stok
real. Inventory control dilakukan setiap shift untuk obat narkotik dan
psikotropik dengan tujuan untuk mempermudah pelacakan apabila ada
ketidakcocokan antara stok komputer dengan stok real. Sedangkan untuk
semua perbekalan farmasi selain narkotik dan psikotropik dilakukan setiap
hari oleh setiap pegawai masing-masing ± 20 item.