Anda di halaman 1dari 6

1.

Unit Depo Farmasi Rawat Inap (Depo Farmasi 2)


Depo Farmasi 2 merupakan bagian dari Instalasi Farmasi yang terletak di lantai
dua berdekatan dengan Farmasi Klinis Rawat Inap 2. Unit Depo Farmasi 2 dikepalai
oleh Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang sudah berpengalaman. Sumber Daya
Manusia yang terdapat pada Depo Farmasi 2 terdiri dari TTK yang menyiapkan obat
sesuai dengan permintaan resep dan Petugas Khusus (PK) yang bertugas untuk
mengantarkan obat ke ruang perawatan pasien. Pelayanan di Depo Farmasi 2
dilakukan setiap hari pukul 07.00-21.00 WIB.
Kegiatan Mahasiswa PKPA di Depo Farmasi 2 antara lain mempelajari sistem
tata ruang, alur pelayanan resep, alur penyiapan resep, alur pelayanan pasien pulang,
sistem pengelolaan perbekalan farmasi yang meliputi permintaan, penyimpanan,
proses distribusi, pengendalian obat & alat kesehatan, serta ikut melakukan pelayanan
resep.
a. Tata Ruang Depo Farmasi Rawat Inap (Depo Farmasi 2)
Tata ruang Depo Farmasi Rawat Inap RSML terdiri dari ruang pelayanan
resep dan ruang tunggu, ruang penyimpanan, peracikan, administrasi, arsip
dokumen. Lokasi pelayanan obat dan ruang tunggu terletak di depan pintu masuk
yang langsung berinteraksi dengan pasien. Beberapa kegiatan di ruang pelayanan
antara lain penerimaan resep, telaah resep, pemberian harga, PIO dan penyerahan
obat. Lokasi penyimpanan obat terletak di belakang lokasi pelayanan resep yang
terdiri dari rak obat dan gudang obat berupa lemari. Ruang peracikan terletak di
belakang lokasi penyimpanan obat. Ruang administrasi menjadi satu dengan
ruang arsip dokumen.

b. Alur Pelayanan Resep


Terdapat dua macam resep yang ada di rawat inap yaitu resep non ekspedisi
dan resep ekspedisi. Resep non ekspedisi yaitu pembelian resep oleh keluarga
pasien sendiri, contohnya resep dari IGD, resep tambahan untuk ruang perawatan
non kelas dan resep tambahan untuk IPI. Sedangkan resep ekspedisi yaitu
pelayanan resep dimana resep tidak diberikan pada keluarga pasien tetapi
langsung dilayani di depo obat dan obat diantar oleh petugas pada keluarga
pasien.
Pelayanan obat di Depo Farmasi 2 harus menjamin pemberian obat yang
benar dan tepat pada pasien sesuai dengan dosis dan jumlah yang tertulis pada
resep serta dilengkapi dengan informasi yang jelas. Untuk menunjang ketepatan
pasien maka dilakukan identifikasi dengan nomor tunggu / nomor antrian.
Pelayanan resep diawali dengan melakukan skrining resep. Resep yang masuk
ke Depo Farmasi harus lengkap dan benar menyangkut data dan identitas pasien
pada lembar resep yaitu ID pasien, nama pasien, ruangan/ asal resep, tanggal
dan nama dokter yang memeriksa. Pembelian obat keras, narkotik dan
psikotropika dilayani bila ada resep asli dari dokter.
Depo Farmasi 2 melayani ruang perawatan Shofa, Marwah non kelas,
Sakinah, Zam- Zam, IBS, dan UPPA. Pelayanan resep IBS untuk pasien Zam-
Zam, Sakinah, Multazam, IPI dengan cara diantar oleh petugas khusus dari Depo
Farmasi 2 ke ruang IBS. Sedangkan untuk pasien umum diambil oleh keluarga
pasien di Depo Farmasi 2 yang selanjutnya diantarkan ke ruang IBS. Pelayanan
resep untuk ruang selain IBS yaitu sebagai berikut:

Resep dari ruangan Depo Farmasi 2


lalu di verifikasi FK Pemberian Harga

penyiapan obat

Obat diantar ke kamar


pasien oleh PK
Cek oleh FKRI

Gambar . Alur Pelayanan Resep Rawat Inap untuk Shofa

Resep dari ruangan Depo Farmasi 2


Pemberian Harga

penyiapan obat

Obat diantar ke kamar


pasien oleh PK

Gambar . Alur Pelayanan Resep Marwah Non Kelas, Sakinah, Zam-Zam, UPPA

c. Alur Penyiapan Resep di Depo Farmasi 2


1) Resep dari ruang perawatan
Petugas Khusus (PK) di Depo Farmasi 2 mengambil resep yang terdapat
pada ruang perawatan, sedangkan untuk ruang Shofa mengambil perencanaan
obat di Ruang Farmasi Klinis 2.
2) Entry Data dan Pemberian harga
Entry data dilakukan oleh Tenaga Teknis Kefarmasian yang meliputi no ID
pasien, nama pasien, alamat pasien, ruang perawatan, nama obat & alkes, jumlah
obat & Alkes dan total harga. Kemudian dilakukan pencetakan nota yang
selanjutnya di tempel/dijadikan satu dengan resep.
3) Penyiapan Perbekalan Farmasi
Penyiapan Perbekalan Farmasi dilakukan sesuai dengan yang tertulis dalam
resep. Untuk obat racikan (puyer dan kapsul) diserahkan ke bagian compounding
untuk dilakukan pencampuran obat. Petugas yang melakukan peracikan
menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD) seperti masker dan tutup kepala.
Pencampuran obat dilakukan menggunakan blender. Setiap melakukan peracikan
baik sebelum maupun sesudah dipakai, blender disterilkan menggunakan alkohol.
Petugas yang melakukan peracikan juga cuci tangan baik sebelum dan sesudah
meracik.
4) Pembuatan Etiket
Pembuatan etiket meliputi identitas pasien (nama pasien dan kamar
perawatan) dan tertulis “SERAHKAN DOKTER” untuk obat injeksi dan alkes.
Sedangkan untuk obat oral ditulis aturan pakai dari obat tersebut.
5) Verifikasi
Setelah obat dan alkes lengkap, lalu dilakukan pengecekan ulang terhadap
obat & alkes yang sudah disiapkan. Tujuannya untuk meminimalkan kesalahan
pemberian obat dan alat kesehatan. Obat dan alat kesehatan yang telah dipastikan
benar sesuai dengan yang tertera pada resp, kemudian dilanjutkan dengan
pengemasan.
6) Pengemasan
Setelah selesai dilakukan verifikasi, obat dan alkes dimasukkan ke dalam
tas yang telah disedikan untuk pasien rawat inap dengan disertai pemberian
identitas pasien.
7) Distribusi obat dan alat kesehatan ke ruang perawatan
Obat dan alat kesehatan yang disiapkan berdasarkan resep yang berasal
dari ruang perawatan, didistribusikan ke masing-masing ruang perawatan oleh
Petugas Khusus di Depo Farmasi 2.
Alur pelayanan resep rawat inap yang ada di Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan sudah berjalan baik dengan memberikan inisial nama pada tiap alur
yang melakukan pelayanan.
d. Alur Pelayanan Pasien Pulang
Pelayanan pada pasien yang akan pulang dengan cara keluarga pasien datang
langsung ke Depo 2 untuk menebus obat yang akan dibawa pulang. Obat yang
sudah tidak terpakai lagi di ruang perawatan bisa di retur (dikembalikan) ke Depo
Farmasi 2. Pengembalian obat atau alkes yang tidak digunakan lagi oleh pasien
bertujuan untuk mencegah medication error. Pada saat pasien melakukan retur,
barangnya harus dibawa (tidak boleh menyusul). Kemudian teliti antara
kesesuaian memo retur dengan barang yang dibawa serta kelayakan barang yang
di retur. Alurnya yaitu sebagai berikut:

K
Ruang FK DEPO A
Perawatan (Memo Retur) FARMASI 2 S
I
R

Gambar 9. Alur Pelayanan Pasien Pulang Obat Tidak Terpakai

e. Pengelolaan Obat dan Alkes

Pengelolaan obat dan alkes di Depo Farmasi 2 Rumah Sakit Muhammdiyah


Lamongan meliputi perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
dan pengendalian.

1) Perencanaan
Perencanaan obat dan alkes di Depo Farmasi 2 tidak dilakukan langsung oleh
pengelola Depo Farmasi 2, tetapi dilakukan oleh Logistik Farmasi bagian
administrasi dengan cara melihat stok akhir yang bisa dilihat di komputer.
Perencanaan mengacu pada penggunaan obat dan alkes selama 5 hari
terakhir. Apabila terjadi stok menipis sebelum waktu perencanaan, maka
pihak Depo Farmasi 2 bisa meminta obat/alkes dengan cara memberikan
lembar permintaan kekosongan obat/alkes ke pihak Logistik Farmasi.
2) Penerimaan
Barang yang datang dari Gudang Logistik Farmasi di cek kesesuaian
barang yang datang (nama dan jumlah barang) dengan lembar Anfra oleh
TTK. Penerimaan barang dari Logistik Farmasi setiap hari Senin, Kamis, dan
Sabtu. Selanjutnya barang disimpan dan ditata sesuai dengan tempatnya.
3) Penyimpanan
Penyimpanan barang di Depo Farmasi 2 dipisahkan berdasarkan Sediaan
Farmasi, Bahan Medis Habis Pakai, dan Alat Kesehatan yang sehingga
memudahkan pencarian obat. Penyimpanan Sediaan Farmasi berdasarkan:
a) FEFO (First Expired date First Out), obat-obat yang tanggal
kadaluarsanya lebih dahulu diletakkan di depan.
b) Narkotik dan Psikotropik
c) Suhu penyimpanan:
 Suhu ruang (15o – 25oC) pada ruangan AC.
 Suhu dingin (2o – 8oC), pada almari pendingin contoh sediaan
suppositiria, insulin dan serum.
d) Bentuk Sediaan
 Tablet
 Sirup
 Injeksi Dipisah
 Infus
 Obat luar
e) Generik dan Paten
f) Alfabetis
Tempat penyimpanan obat menggunakan rak bersusun dan almari. Tiap
item obat diletakkan pada box yang sudah diberi label. Ada beberapa warna
label yaang terdiri dari warna kuning, merah, biru, dan putih. Warna kuning
digunakan pada kotak obat yang memiliki kemiripan atau interaksi dengan
obat lain (BSL, DSL, LA, dan SA), warna merah digunakan untuk obat yang
tidak aman pada wanita hamil (kategori D atau X), warna biru digunakan
untuk obat yang mempunyai interaksi dengan makanan, dan warna putih
digunakan untuk obat yang tidak ada kemiripan (BSL, DSL, LA, dan SA),
tidak ada interaksi dengan obat, makanan serta aman untuk wanita hamil.
Setiap label yang ada di box juga diberi keterangan waktu penggunakan obat
(sesudah, sebelum, bersama makan).
Untuk obat-obat LASA (Look Alike Sound Alike) penataannya sudah ada
pemisahan jarak dan diberikan penandaan khusus dan untuk obat – obat yang
“HIGH ALERT” sudah diberi penandaan. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya kesalahan pengambilan obat.

Obat narkotika dan psikotropik diletakkan pada satu bagian pada lemari
yang menempel di lantai dan berpintu ganda. Hal ini sesuai dengan UU
No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika bahwa Almari tempat penyimpanan
narkotik harus mempunyai 2 kunci yang satu untuk menyimpan narkotika
sehari-hari dan yang lainnya untuk narkotika persediaan dan mofin, pethidin
dan garam-garamnya. Hanya saja lemari obat narkotik dan psikotropik tidak
selalu dikunci kembali setelah pengambilan, dikarenakan pengambilan
cukup sering.

Penyimpanan resep di Depo farmasi 2 disimpan dengan baik dalam


jangka 3 bulan, lalu dipindah ke gudang. Selanjutnya dilakukan pemusnahan
resep setelah 2 tahun penyimpanan resep.

4) Pendistribusian
Sistem distribusi yang diterapkan di Depo rawat inap RSML yaitu One
Daily Dose (ODD) yang penyiapannya untuk satu hari pemakaian. IP
(Individual Prescribing) digunakan ketika pasien rawat inap mau pulang,
biasanya distribusi obatnya menggunakan peresepan pribadi.
5) Pengendalian
Pengendalian perbekalan farmasi dilakukan dengan cara pelaksanaan
inventory control yaitu proses kontrol kesesuaian stok komputer dan stok
real. Inventory control dilakukan setiap shift untuk obat narkotik dan
psikotropik dengan tujuan untuk mempermudah pelacakan apabila ada
ketidakcocokan antara stok komputer dengan stok real. Sedangkan untuk
semua perbekalan farmasi selain narkotik dan psikotropik dilakukan setiap
hari oleh setiap pegawai masing-masing ± 20 item.

Anda mungkin juga menyukai