Anda di halaman 1dari 17

Nama : FRANDITA IVANA TANISIWA

NIM: 2013-83-037

I
BRONCHODILATOR
Ephedra sinica
Kingdom: Plantae
Division: Gnetophyta
Class: Gnetopsida
Ordo: Ephedrales
Family: Ephedraceae
Genus: Ephedra
Efedrin merupakan senyawa alkaloid yang dijumpai pada beberapa tanaman genus Ephedra. Di
Cina, beberapa traditional chinesse medicine seperti ma huang mengandung efedrin dan
pseudoefedrin. Produksi efedrin di Cina yang berasal dari tanaman Ephedra sinica cukup besar,
mencapai senilai USD 13 juta, yang berasal dari 30.000 ton Efedra per tahunnya.

Efedrin menunjukkan isomerisme optikal dan memiliki dua pusat kiral, sehingga menghasilkan 4
stereoisomer. Pasangan enantiomer dengan stereokimia (1R, 2S dan 1S,2R) adalah efedrin,
sedangkan yang berstereokimia (1R, 2R dan 1S, 2S) adalah pseudoefedrin. Isomer yang
dipasarkan sebagai efedrin. Yang menarik, dengan perbedaan stereokimi ini, efek dari efedrin
dan pseudoefedrin berbeda, dimana efedrin ini memiliki efek yang lebih besar daripada
pseudoefedrin. Efedrin dan pseudoefedrin keduanya masih banyak dijumpai dalam kedua
komponen obat selesma atau obat flu yang ada di pasaran.

Dari struktur kimianya, efedrin merupakan suatu senyawa amina yang memiliki struktur kimia
mirip dengan turunan metamfetamin dan amfetamin. Dapat dikatakan bahwa efedrin adalah
suatu amfetamin yang tersubtitusi dan merupakan analog struktural metamfetamin.
Perbedaannyadengan metamfetamin hanyalah adanya struktur hidroksil (OH). Amfetamin adalah
sejenis stimulan sistem saraf. Turunannya yaitu metilen dioksi metamfetamin (MDMA) yang
sangat terkenal dengan ectasy, dan metamfetamin HCL atau shabu-shabu.

Efedrin adalah amina simpatomimetik yang bereaksi sebagai agonis reseptor adrenergik. Aksi
utamanya adalah pada beta-adrenergik reseptor, yang merupakan bagian dari sistem saraf
simpatik. Efedrin memiliki dua mekanisme aksi utama. Pertama, efedrin mengaktifkan α-
reseptor dan β-reseptor pasca sinaptik terhadap noradrenalin secara tidak selektif. Kedua, efedrin
juga dapat meningkatkan pelepasan dopamin dan serotonin dari ujung saraf.

Dengan mekanisme tersebut, efedrin digunakan untuk beberapa indikasi. Pertama, efedrin da[at
digunakan sebagai obat asma, sebagai bronkodilator (pelega saluran nafas) karena ia bisa
mengaktifkan reseptor β-adrenergik yang terdapat di saluran napas. Pengobatan asma tradisional
atau zaman dahulu masih banyak yang menggunakan efedrin dalam racikannyan namun obat ini
sudah mulai banyak ditinggalkan karena efek sampingnya yang cukup besar. Sifatnya yang tidak
selektif dimana dapat mengaktifkan reseptor alfa-adrenergik pada pembuluh darah perifer dapat
menyebabkan vasokonstriksi yang dapat meningkatkan tekanan darah.

Namun, di sisi lain, efeknya sebagai mekanisme obat dekongestan. Diketahui, ketika hidung
tersumbat, terjadi pelebaran pembuluh darah kapiler di sekitar hidung. Efedrin mengecilkan
pembuluh darah bisa berefek melegakan hidung tersumbat. Hal yang sama terjadi pada pseudo-
efedrin. Sedangkan, pseudoefedrin menunjukkan selektifitas yang lebih besar untuk reseptor
adrenergik alfa yang terdapat pada mukosa hidung dan afinitas rendah pada reseptor adrenergik
yan terdapay di sistem saraf pusat daripada efedrin.

Anda mungkin juga menyukai