PIPERIS
PIPERIS
Disusun oleh :
Diah Riska N A 132210101119
Erika Dwi R 142210101017
Nur Alfi Syahrin 142210101044
Dian Ayu Chotimah 152210101001
Pramudia Wardani 152210101003
Fawwas Ba’Tio P P 152210101004
Nurlaila Velayati 152210101005
Septi Orbita Sari 152210101006
Artha Rizky Isworo 152210101007
Yesika Yuristi Mahardika 152210101008
Ulfi Mawadatur R 152210101011
Elif Nur Aidah 152210101013
LABORATORIUM BIOLOGI
BAGIAN BIOLOGI FARMASI FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2016
DAFTAR ISI
Contents
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 2
BAB 1 ....................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................... 3
1.2 TUJUAN ....................................................................................................................................... 3
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................................ 4
Uji Tumbuhan Obat ............................................................................................................................ 5
4. Uji Histokimia.......................................................................................................................... 6
5. Uji KLT ..................................................................................................................................... 6
BAB III ...................................................................................................................................................... 8
METODELOGI .......................................................................................................................................... 8
ALAT DAN BAHAN METODI UJI HISTOKIMIA : ..................................................................................... 8
PROSEDUR KERJA ................................................................................................................................ 8
ALAT DAN BAHAN (KLT) ...................................................................................................................... 9
PROSEDUR KERJA ................................................................................................................................ 9
2.1 Fungsi Penambahan Masing-masing Reagen Kimia ................................................................ 10
2.1.5. Reagen Natrium hidroksida 5%............................................................................................... 12
2.1.7. Amonia 25% ........................................................................................................................ 12
2.1.8. Feri klorida 5%..................................................................................................................... 12
Hasil Pengamatan Uji Histokimia Dan Kromatografi Lapis Tipis ................................................... 13
BAB III .................................................................................................................................................... 15
PENUTUP ............................................................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................................... 15
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1. Apa fungsi penambahan reagen-reagen kimia dalam analisis histokimia Piperis Nigri
Fructus ?
2. Apa saja kandungan kimia dalam Piperis Nigri Fructus ?
3. Berapa nilai Rf dari Piperis Nigri Fructus ?
4. Bagaimana senyawa yang terkandung dalam Piperis Nigri Fructus setelah dianalisis
dengan metode KLT?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apa pun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang dikeringkan.
Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan
(mineral). Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan
atau eksudat tumbuhan.
Dalam hal simplisia sebagai bahan baku (awal) dan produk siap dikonsumsi
langsung, dapat dipertimbangkan tiga konsep untuk menyusun parameter standar mutu
yaitu sebagai berikut :
1. Bahwa simplisia sebagai bahan kefarmasian seharusnya mempunyai tiga parameter
mutu umum suatu bahan (material), yaitu kebenaran jenis (identifikasi), kemurnian
(bebas dari kontaminasi kimia dan biologis), serta aturan penstabilan (wadah,
penyimpanan dan transportasi).
2. Bahwa simplisia sebagai bahan dan produk konsumsi manusia sebagai obat tetap
diupayakan memiliki tiga paradigma seperti produk kefarmasian lainnya, yaitu
Quality-Safety-Efficacy (mutu-aman-manfaat).
3. Bahwa simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang bertanggungjawab
terhadap respons biologis untuk mempunyai spesifikasi kimia, yaitu informasi
komposisi (jenis dan kadar) senyawa kandungan.(Anonim,2000)
4. Uji Histokimia
Uji histokimia bertujuan untuk mengetahui berbagai macam zatkandungan
yang terdapat dalam jaringan tanaman. Dengan pereaksi spesifik, zat – zat
kandungan tersebut akan memberikan warna yang spesifik pula sehingga mudah
dideteksi. (Anonim,1987)
5. Uji KLT
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliophyta
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Nama lain dari lada adalah pedes (Sunda) dan merica (Jawa). Lada dengan nama latin;
Piper Nigrum, sudah dikenal sebagai penyedap makanan,mengatasi bau dan rasa makanan
yang beraroma tak sedap, serta pengawet daging (Septiatin, 2008).
Ada dua macam lada yang menjadi komoditi perdagangan yaitu lada hitam dan lada
putih. Lada hitam diperoleh dengan memetik buah yang masih hijau,mengupasnya,
difermentasi untuk menambah rasa lada, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari, dan
rasanya lebih pedas. Sedangkan lada putih diperoleh dengan memetik biji masak merah,
diremas perlahan-lahan dan direndam dalam air, kulit dan daging buah dibuang sebelum
dikeringkan di sinar matahari(Septiatin, 2008).
BAB III
METODELOGI
PROSEDUR KERJA
Chamber
Silika Gel
Toluen
Etil asetat
Dragendorff
Piperin 5% dalam etanol
Simplisia Piperis nigri Fructus 5% dalam etanol ( 2 mg dalam 10 ml etanol )
PROSEDUR KERJA
Timbang 2 mg Simplisia Piperis nigri Fructus, masukkan ke
dalam tabung reaksi
BAB III
PEMBAHASAN
Beberapa serbuk Piperis Nigri Fructus ditaruh di plat tetes kemudian ditetesi beberapa
asam sulfat. Diaduk dan ternyata setelah diamati terjadi perubahan coklat tua. Hal ini sesuai
dengan literatur bahwa akan terjadi perubahan warna coklat tua apabila ditambah asam sulfat
pekat.
Asam sulfat pekat adalah reagen kimia untuk mengidentifikasi adanya
triterpenoid,minyak atsiri dan steroid. Jadi Piperis Nigri Fructus positif mengandung triterpen
dan steroid.
Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan
isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik, yaitu skualena.
Triterpenoid dapat dipilah menjadi sekurang – kurangnya empat golongan senyawa :
triterpena sebenarnya, steroid, saponin dan glikosida jantung. Kedua golongan yang terakhir
sebenarnya triterpena atau steroid yang terutama terdapat sebagai glikosida. Sterol adalah
triterpena yang kerangka dasarnya sistem cincin siklopentana perhidrofenantrena. Dahulu
sterol terutama dianggap sebagai senyawa satwa (sebagai hormone kelamin, asam empedu,
dll), tetapi pada tahun – tahun terakhir ini makin banyak senyawa tersebut yang ditemukan
dalam jaringan tumbuhan.(Harbrone.J.B,1987)
Beberapa serbuk Piperis Nigri Fructus ditaruh di plat tetes kemudian ditetesi beberapa
asam sulfat 10 N. Diaduk dan ternyata setelah diamati terjadi perubahan warna kuning. Hal
ini sesuai dengan literatur bahwa akan terjadi perubahan warna kuning apabila ditambah
asam sulfat 10N.
Beberapa serbuk Piperis Nigri Fructus ditaruh di plat tetes kemudian ditetesi beberapa
asam klorida pekat. Diaduk dan ternyata setelah diamati terjadi perubahan coklat hijau . Hal
ini tidak sesuai dengan literatur bahwa akan terjadi perubahan warna coklat tua apabila
ditambah asam klorida pekat.
Asam klorida pekat adalah reagen kimia untuk mengidentifikasi adanya lignin dan
alkaloid. Jadi Piperis Nigri Fructus tidak mengandung lignin dan alkaloid
Beberapa serbuk Piperis Nigri Fructus ditaruh di plat tetes kemudian ditetesi beberapa
asam asetat encer. Diaduk dan ternyata setelah diamati terjadi perubahan kuning . Hal ini
sesuai dengan literatur bahwa akan terjadi perubahan warna kuning apabila ditambah asam
asetat encer.
Asam asetat encer adalah reagen kimia untuk mengidentifikasi adanya minyak atsiri.
Jadi Piperis Nigri Fructus positif mengandung minyak atsiri.
Minyak atsiri atau juga dikenal minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial, dan
minyak aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati yang berupa cairan kental namun
mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan
dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Sulingan minyak
atsiri dikenal sebagai biang minyak wangi.
Para ahli menganggap, minyak atsiri merupakan metabolit sekunder yang biasanya
berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai
agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun
hewan kadang-kadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari beberapa musang
atau cairan yang berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan
sebagai minyak atsiri.
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Susunan senyawa
komponennya kuat mempengaruhi saraf manusia (terutama di hidung) sehingga seringkali
memberikan efek psikologis tertentu. Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan
campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda.
Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa,
namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu.
Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik yang bersifat larut
dalam lipofil/minyak.
2.1.5. Reagen Natrium hidroksida 5%
Beberapa serbuk Piperis Nigri Fructus ditaruh di plat tetes kemudian ditetesi beberapa
Natrium hidroksida 5%. Diaduk dan ternyata setelah diamati terjadi perubahan coklat kuning.
Hal ini sesuai dengan literatur bahwa akan terjadi perubahan warna cokat kuning apabila
ditambah Natrium hidroksida 5%.
Natrium hidroksida 5% adalah reagen kimia untuk mengidentifikasi adanya minyak
atsiri. Jadi Piperis Nigri Fructus positif mengandung minyak atsiri.
Beberapa serbuk Piperis Nigri Fructus ditaruh di plat tetes kemudian ditetesi
beberapa Kalium hidroksida 5%. Diaduk dan ternyata setelah diamati terjadi perubahan
coklat kuning. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa akan terjadi perubahan warna cokat
kuning apabila ditambah Natrium hidroksida 5%.
Kalium hidroksida 5% adalah reagen kimia untuk mengidentifikasi adanya minyak
atsiri. Jadi Piperis Nigri Fructus positif mengandung minyak atsiri.
Beberapa serbuk Piperis Nigri Fructus ditaruh di plat tetes kemudian ditetesi beberapa
Amonia 25%. Diaduk dan ternyata setelah diamati terjadi perubahan hijau kuning. Hal ini
sesuai dengan literatur bahwa akan terjadi perubahan warna cokat kuning apabila ditambah
Amonia 25%.
Amonia 25% adalah reagen kimia untuk mengidentifikasi adanya minyak atsiri. Jadi
Piperis Nigri Fructus positif mengandung minyak atsiri.
Beberapa serbuk Piperis Nigri Fructus ditaruh di plat tetes kemudian ditetesi beberapa
Feri klorida 5%. Diaduk dan ternyata setelah diamati terjadi perubahan coklat hijau. Hal ini
sesuai dengan literatur bahwa akan terjadi perubahan warna cokat hijau apabila ditambah
Amonia 25%.
Amonia 25% adalah reagen kimia untuk mengidentifikasi adanya flavonoid dan tanin.
Jadi Piperis Nigri Fructus positif mengandung flavonoid dan tanin.
Hasil Pengamatan Uji Histokimia Dan Kromatografi Lapis Tipis
Dalam uji KLT kali ini digunakan pembanding Piperin 0,05% dalam etanol
disebabkan Piperin adalah senyawa organik bahan alam yang termasuk dalam golongan
alkaloid turunan piridin. Terdapat dalam tanaman lada hitam (Piper ningrumL), dalam jumlah
cukup banyak. Mempunyai bau yang khas dan tajam, rasa pedas membakar lidah. Sifat racun
alkaloid ini paling kecil dibandingkan sebagian besar alkaloid. Struktur piperin sangat
menarik karena terdiri dari banyak gugus fungsional dan sistem konyugasinya. Senyawa ini
memiliki banyak efek farmakologi yaitu sebagai antiinflamasi, antimikroba, hepatoprotektor,
antikanker dan meningkatkan efek antioksidan sel. Sehingga dalam uji KLT ini kita dapat
menentukan ada atau tidaknya piperin.
Untuk pewarna noda yang digunakan adalah Dragendorff dan warna noda adalah
merah bata . Dragendorff adalah pereaksi untuk mengidentifikasi secara kualitatif adanya
alkaloid. Jika positif maka akan berwarna merah bata di sinar tampak dan berpendar di UV
366. Pada platada bercak yang berwarna merah bata . Hal ini menunjukkan bahwa
dimungkinkan adanya kandungan alkaloid pada simplisia ini.
Dari hasil yang kami dapat nilai Rf sampel 0,5375 dan Piperin standar 0,5375. Data
tersebut menunjukkan bahwa nilai Rf analit sama dengan dengan nilai Rf Piperin standar,
Namun nilai Rf hasil percobaan tidak sesuai dengan literatur yaitu sebesar ±0,35
Perolehan nilai Rf yang berbeda jauh mungkin disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya :
1. Suhu ruangan
2. Penyemprotan penampak noda yakni Dragendorff.
3. Kelembapan udara.
4. Penotolan yang kurang tepat
5. Proses homogenisasi yang kurang
Keuntungan KLT :
Kelemahan KLT :
1.Hanya merupakan langkah awal untuk menentukan pelarut yang cocok dengan
kromatografi kolom.
2.Noda yang terbetuk belum tentu menunjukkan tanda senyawa murni yang kita
inginkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2Saran